OLEH KELOMPOK 3 :
Dwi Astaningsih (20003059) absen 16
Deliza Febrianty (20003057) absen 15
Indrika Fepiana (20003018) absen 03
Rosy Mahersa (20003143) absen 23
Riska Purnama Syahri (20003032) absen 10
DOSEN PENGAMPU :
Dra. Kasiyati.M.Pd
Segala puji bagi Allah yang telah memberikan kemudahan sehingga dapat menyelesaikan
tugas Anak Autisme ini. Tanpa pertolongannya mungkin saya tidak akan sanggup
menyelesaikannya dengan baik. Shalawat dan salam semoga terlimpah curahkan kepada Baginda
tercinta yakni Nabi Muhammad SAW.
Tugas Makalah Anak Autisme yang berjudul “Identifikasi Anak Autisme” ini saya
dapatkan dari berbagai sumber.
Semoga tugas makalah ini dapat memberikan pengetahuan yang luas kepada pembaca.
Makalah ini masih jauh dari kesempurnaan penulis mohon kritik dan saran. Terima kasih.
Penulis
Daftar Isi
Cover……………………………………………………………………………………
Kata Pengantar………………………………………………………………………….
Daftar Isi………………………………………………………………………………..
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang……………………………………………………………………..
B. Rumusan Masalah………………………………………………………………….
C. Tujuan……………………………………………………………………………..
BAB II PEMBAHASAN
A. Simpulan…………………………………………………………………………..
B. Saran………………………………………………………………………………
Daftar Rujukan
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Gejala-gejala yang terlihat pada anak yang menderita autis adalah diare atau
sembelit yang susah diatur, sakit pada bagian perut, adanya gas dankembung, buang air
besar yang berbau busuk dan bewarna lebih muda, dan kesulitan tidur setiap malam yang
disebabkan oleh saluran usus yang mengalami gangguan sepanjang malam akibat asam
lambung naik dan membakar esopaghus, yaitu tempat dilaluinya makanan menuju perut.
Gejala autis disebabkan beberapa faktor yaitu genetik, infeksi virus rubella atau galovirus
saat dalam kandungan, faktor makanan seperti makanan yang mengandung gluten dan
kasein, gangguan metabolik yang menyebabkan kelainan pada system limbik, kondisi ibu
yang merokok pada saat hamil, serta pencemaran terhadap logam berat terutama timbal.
Identifikasi merupakan pelaksanaan asesmen untuk mengetahui kondisi anak autis, baik
masalah maupun potensi yang dimilikinya.
B. Rumusan masalah
1. Mengetahui Gejala Anak Autisme
2. Mengetahui Identifikasi Anak Autisme
C. Tujuan
1. Menambah wawasan gejala Anak Autisme
2. Memenuhi tugas anak autism
BAB II
PEMBAHASAN
Gejala-gejala yang terlihat pada anak yang menderita autis adalah diare atau
sembelit yang susah diatur, sakit pada bagian perut, adanya gas dankembung, buang air
besar yang berbau busuk dan bewarna lebih muda, dan kesulitan tidur setiap malam yang
disebabkan oleh saluran usus yang mengalami gangguan sepanjang malam akibat asam
lambung naik dan membakar esopaghus, yaitu tempat dilaluinya makanan menuju perut
(Yuliana & Emilia E 2006).
Menurut Acocella (1996) dalam Lubis MU (2009), ada banyak tingkah laku yang
tercakup dalam autis dan ada 4 gejala yang selalu muncul,yaitu:
1. Isolasi sosial
Banyak anak autis yang menarik diri dari segala kontak sosial kedalam suatu keadaan
yang disebut extreme autistic aloness. Hal ini akan semakin terlihat pada anak yang
lebih besar, akan bertingkah laku seakan-akan orang lain tidak pernah ada.
2. Kelemahan kognitif
Anak autis sebagian besar (±70%) mengalami retardasimental (IQ<70) tetapi anak
autis sedikit lebih baik,contohnya dalam hal yang berkaitan dengan kemampuan
sensori motorik. Terapi yang dijalankan anak autis meningkatkan hubungan sosial
mereka tapi tidak menunjukkan pengaruh apapun pada retardasimental yang dialami.
Oleh karena itu,retar dasimental pada anak autis,terutama sekali disebabkan oleh
masalah kognitif dan bukan pengaruh penarikan diri dari lingkungan sosial.
3. Kekurangan dalam bahasa
Lebih dari setengah autis tidak dapat berbicara,yang lainnya hanya mengoceh,
merengek, menjerit atau menunjukkan ecolalia, yaitu menirukan apa yang dikatakan
orang lain.Beberapa anak autis mengulang potongan lagu, iklan TV, atau potongan
kata yang terdengar tanpa tujuan. Beberapa anak autis menggunakan kata ganti
dengan cara yang aneh. Menyebut diri mereka sendiri sebagai orang kedua “kamu”
atau orang ketiga “dia”. Intinya anak autis tidak dapat berkomunikasi dua arah
(resiprok) dan tidak dapat terlibat dalam pembicaraan normal
Pada dasarnya tidak semua gejala tersebut ada pada individu autis.
Gejalanya dapat beranekaragam sehingga tampak bahwa tidak ada anak autis
yang benar-benar sama dalam semua tingkah lakunya. Sedangkan perbandingan
laki-laki : perempuan adalah sekitar 4 : 1, dan terdapat pada semua lapisan
masyarakat, etnik/ras, tingkat sosio-ekonomi serta geografi. Jika seorang anak
memperlihatkan beberapa gejala di atas segera hubungi psikolog
klinis/perkembangan, dokter ahli perkembangan anak, psikiater anak atau
neuropediatris, pedagog khusus anak autis dan gangguan perkembangan yang
akan membuat suatu assessment/pengkajian yang diikuti dengan pelaksanaan
diagnosa. Jika terdiagnosa dini, maka anak autis dapat ditangani segera melalui
proses pembelajaran yang terstruktur dan terpadu. Dengan demikian lebih terbuka
peluang perubahan ke arah perilaku normal.
A. Kesimpulan
Gejala-gejala yang terlihat pada anak yang menderita autis adalah diare atau
sembelit yang susah diatur, sakit pada bagian perut, adanya gas dankembung, buang air
besar yang berbau busuk. Gangguan lainnya misalnya gangguan komunikasi, bahasa daln
lain-lainnya sering menjadi tanda anak autism. Melakukan identikasi merupakan salah
satu cara tepat untuk mengetahui sejauh dan seberat apakah ke autisme an suatu anak dan
kemudian dapat di sesuaikan dengan tingakatan hambatannya.
B. Saran
Kami mengucapkan terimaksih kepada para pembaca, dan kami berharap makalah
kami dapat membantu pembaca dalam memahami materi yang kami bahas. Setelah
membaca Makalah kami ini,kami juga mengharapkan kritik dan saran dari pembaca
untuk penyempurnaan makalah kami kedepannya
Daftar Pustaka
Afrizal, hendrik sudarmoko &. (2011). Penyesuaian Diri Orang tua terhadap perilaku Anak
Autisme. 1–13.
Hidayat. (2000). Identifikasi dan asesmen anak autis & layanan pendidikannya. Universitas
Pendidikan Indonesia, 1–12.
Ii, B. A. B., Autis, A. P., & Autis, P. P. (2002). Lobus Parientalis. 14–49.
Maisaroh, F. (2018). Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Diet Autisme Dengan
Frekuensi Konsumsi Gluten Dan Casein Pada Anak Autis Di Yayasan Talenta Semarang.
Unimus, 7–27. http://repository.unimus.ac.id/id/eprint/2712