• interaksi sosial,
• komunikasi (bahasa dan bicara),
• perilaku-emosI
• pola bermain
• gangguan sensoris dan
• perkembangan terlambat /tidak normal.
Diagnosa Autisme
c. Psikososial
• Menarik diri dan tidak responsif terhadap orang tua
• Memiliki sikap menolak perubahan secara ekstrem
• Keterikatan yang tidak pada tempatnya dengan
objek
• Perilaku menstimulasi diri
• Pola tidur tidak teratur
• Permainan stereotip
• Perilaku destruktif terhadap diri sendiri dan
orang lain
• Tantrum yang sering
• Peka terhadap suara-suara yang lembut bukan
pada suatu pembicaraan
• Kemampuan bertutur kata menurun
• Menolak mengonsumsi makanan yang tidak
halus
d. Neurologis
• Respons yang tidak sesuai dengan stimulus
• Refleks mengisap buruk
• Tidak mampu menangis ketika lapar
e. Gastrointestinal
• Penurunan nafsu makan
• Penurunan berat badan
Diagnosa Keperawatana
a. Kelemahan interaksi sosial berhubungan dengan
ketidakmampuan untuk percaya pada oranglain.
b. Hambatan komunikasi verbal dan non verbal berhubungan
dengan ransangan sensori tidak adekuat,
c. gangguan keterampilan reseptif dan ketidakmampuan
mengungkapkan perasaan.
d. Risiko tinggi cidera : menyakiti diri berhubungan dengan
kurang pengawasan.
e. Kecemasan pada orang tua behubungan dengan
perkembang anak.
Diag I: Intervensi
Tujuan : Klien mau memulai interaksi dengan
pengasuhnya
Intervensi
• Batasi jumlah pengasuh pada anak.
• Tunjukan rasa kehangatan/keramahan dan penerimaan pada
anak.
• Tingkatkan pemeliharaan dan hubungan kepercayaan.
• Motivasi anak untuk berhubungan dengan orang lain.
• Pertahankan kontak mata anak selama berhubungan dengan
orang lain.
• Berikan sentuhan, senyuman, dan pelukan untuk menguatkan
sosialisasi.
Diag 2 :
• Tujuan : Klien dapat berkomunikasi dan mengungkapkan
perasaan kepada orang lain.
Intervensi :
• Pelihara hubungan saling percaya untuk memahami
komunikasi anak.
• Gunakan kalimat sederhana dan lambang/maping sebagai
media.
• Anjurkan kepada orang tua/pengasuh untuk melakukan tugas
secara konsisten.
• Pantau pemenuhan kebutuhan komunikasi anaksampai anak
menguasai.
• Kurangi kecemasan anak saat belajar
komunikasi.
• Validasi tingkat pemahaman anak tentang
pelajaran yang telah diberikan.
• Pertahankan kontak mata dalam
menyampaikan ungkapan non verbal.
• Berikan reward pada keberhasilan anak.
• Bicara secara jelas dan dengan kalimat
sederhana.
• Hindari kebisingan saat berkomunikasi.
Diag 3.
• Tujuan : Klien tidak menyakiti diriya.
Intervensi :
• Bina hubungan saling percaya.
• Alihkan prilaku menyakiti diri yang terjadi akibat respon dari
peningkatan kecemasan.
• Alihkan/kurangi penyebab yang menimbulkan kecemasan.
• Alihkan perhatian dengan hiburan/aktivitas lain untuk
menurunkan tingkat kecemasan.
• Lindungi anak ketika prilaku menyakiti diri terjadi.
• Siapkan alat pelindung/proteksi.
• Pertahankan lingkungan yang aman.
Diag 4.
Tujuan : Kecemasan berkurang/tidak berlanjut.
Intervensi :
• Tanamkan pada orang tua bahwa autis bukan aib/penyakit.
• Anjurkan orang tua untuk membawa anak ke tempat terapi
yang berkwalitas baik sertamelakukan secara konsisten.
• Berikan motivasi kepada orang tua agar dapat menerima
kondisi anaknya yang spesial.
• Anjurkan orang tua untuk mengikuti perkumpulan orang tua
dengan anak autis, sepertikegiatan Autis Awareness Festifal.
• Berikan informasi mengenai penanganan anak autis.
• Beritahukan kepada orang tua tentang pentingnya
menjalankan terapi secara konsistendan kontinue.