Anda di halaman 1dari 20

 SUCI AISYAH KELOMPOK 9

 SURTINAH KEPERAWATAN ANAK


 SYIFA NUR’AMALIA S KELAS 1 A TRANSFER
 TOMMY SANTOSO
ASUHAN KEPERAWATAN ANAK
DENGAN BERKEBUTUHAN KHUSUS
PENGERTIAN

Autis adalah gangguan


perkembangan pervasif pada bayi
Istilah Autisme berasal dari kata
“Autos” yang berarti diri sendiri atau anak yang ditandai dengan
“Isme” yang berarti suatu adanya gangguan dan
aliran. Berarti suatu paham yang keterlambatan dalam bidang
tertarik hanya pada dunianya kognitif, bahasa, perilaku,
sendiri. Autistik adalah suatu komunikasi dan interaksi sosial.
gangguan perkembangan yang Gangguan autis adalah salah satu
kompleks menyangkut perkembangan pervasif berawal
komunikasi, interaksi sosial dan sebelum usia 2,5 tahun (Devision,
aktivitas imajinasi. 2006).
ETIOLOGI

Penyebab pasti belum diketahui, tetapi diketahui bahwa penyebabnya sangat


kompleks dan multifaktoral dan terutama dipengaruhi faktor genetik. Dari berbagai
penelitian disimpulkan bahwa berbagai faktor secara sendiri atau bersama- sama
mengganggu sususan saraf pusat melalui mekanisme tertentu, yang akhirnya
menghasilkan suatu sindrom gangguan perilaku yang disebut sebagai autisme.
Berbagai teori yang diperkirakan menjadi
penyebab terjadinya autisme adalah sebagai
berikut :
1. Faktor Psikososial
2. Faktor pranatal, perinatal, dan
pascanatal
3. Teori Infeksi
4. Faktor Genetik
5. Faktor Neuroanatomi
6. Faktor neurokimiawi/neurotransmiter
GEJALA KLINIS
KLASIFIKASI

Kurniasih (2002) membagi autisme menjadi dua


yaitu:
• Autisme sejak bayi (Autisme Infantil) : Anak sudah
menunjukkan perbedaan-perbedaan dibandingkan
dengan anak non autistik, dan biasanya baru bisa
terdeteksi sekitar usia bayi 6 bulan.
• Autisme Regresif : Ditandai dengan regresif
(kemudian kembali) perkembangan kemampuan
yang sebelumnya jadi hilang. Yang awalnya sudah
sempat menunjukkan perkembangan ini berhenti.
Kontak mata yang tadinya sudah bagus, lenyap.
Dan jika awalnya sudah bisa mulai mengucapkan
beberapa patah kata, hilang kemampuan
bicaranya.
Dalam berinteraksi anak autisme
dikelompokkan atas 3 kelompok
• Menyendiri
1. Terlihat menghindari kontak fisik
dengan lingkungannya
2. Bertendensi kurang menggunakan • Kelompok Anak Autisme yang Pasif
kata-kata dan kadang-kadang sulit
1. Lebih bisa bertahan pada kontak fisik dan agak mampu bermain
berubah meskipun usianya bertambah
dengan kelompok.
lanjut.
3. Menghabiskan harinya berjam-jam 2. Mempunyai pembendaharaan kata yang lebih banyak meskipun
sendiri,dan kalau berbuat masih agak terlambat biasa berbicarannya.
sesuatu,melakukannya berulang-ulang 3. Kadang malah lebih cepat merangkai kata meskipun kadang ada
4. Sangat tergantung pada kegiatan kata yang kurang tepat
sehari-hari 4. Gangguan kelompok ini tidak seberat anak kelompok menyendiri.

• Anak autisme kelompok yang aktif tetapi menggunakan cara sendiri


1. Kelompok ini lebih cepat mempunyai pembendaharaan kata paling
banyak dan cepat bisa berbicaramasih bisa ikut berbagi rasa dengan
teman
2. Meskipun bisa merangkai kata dengan baik namun masih terselip
kata yang aneh dan kurang dimengerti
3. Menyenangi dan terpaku pada salah satu jenis barang tertentu.
PENATALAKSANAAN

• Applied Behavioral Analysis (ABA)


• Terapi Wicara
• Terapi Okupasi
• Terapi Fisik
• Terapi Sosial
• Terapi Bermain
• Terapi Perilaku
• Terapi Perkembangan
• Terapi Visual
• Terapi Biomedik

Tatalaksana autis dibagi menjadi 2 bagian


Edukasi Kepada Keluarga
Penggunaan Obat – Obatan
ASUHAN KEPERAWATAN
• PENGKAJIAN
1. Identitas Klien : Nama, umur, jenis kelamin, alamat, No. MR

Pengkajian data focus pada anak dengan gangguan perkembangan pervasive menurut Isaac, A (2005) dan
Townsend, M.C (1998) antara lain:
 Tidak suka dipegang
 Rutinitas yang berulang
 Tangan digerak-gerakkan dan kepala diangguk-anggukan
 Terpaku pada benda mati
 Sulit berbahasa dan berbicara
 50% diantaranya mengalami retardasi mental
 Ketidakmampuan untuk memisahkan kebutuhan fisiologis dan emosi diri sendiri dengan orang lain
 Tingkat ansietas yang bertambah akibat dari kontak dengan dengan orang lain
 Ketidakmampuan untuk membedakan batas-batas tubuh diri sendiri dengan oranglain
 Mengulangi kata-kata yang dia dengar dari yang diucapkan orang lain atau gerakkan-gerakkan mimik orang lain
 Penolakan atau ketidakmampuan berbicara yang ditandai dengan ketidakmatangan stuktur gramatis, ekolali,
pembalikan pengucapan, ketidakmampun untuk menamai benda-benda, ketidakmampuan untuk menggunakan
batasan-batasan abstrak, tidak adanya ekspresi nonverbal seperti kontak mata, sifat responsif pada wajah, gerak
isyarat.
2. Riwayat Kesehatan
• Riwayat Kesehatan sekarang
Anak dengan autis biasanya sulit bergabung dengan anak-anak yang lain, tertawa atau cekikikan tidak pada
tempatnya, menghindari kontak mata atau hanya sedikit melakukan kontak mata, menunjukkan ketidakpekaan
terhadap nyeri, lebih senang menyendiri, menarik diri dari pergaulan, tidak membentuk hubungan pribadi yang
terbuka, jarang memainkan permainan khayalan, memutar benda, terpaku pada benda tertentu, sangat tergantung
kepada benda yang sudah dikenalnya dengan baik, secara fisik terlalu

• Riwayat Kesehatan Dahulu


Pada kehamilan ibu pertumbuhan dan perkembangan otak janin terganggu. Gangguan pada otak inilah nantinya
akan mempengaruhi perkembangan dan perilaku anak kelak nantinya, termasuk resiko terjadinya autisme
Gangguan pada otak inilah nantinya akan mempengaruhi perkembangan dan perilaku anak kelak nantinya,
termasuk resiko terjadinya autisme. Gangguan persalinan yang dapat meningkatkan resiko terjadinya autism
adalah : pemotongan tali pusat terlalu cepat, Asfiksia pada bayi (nilai APGAR SCORE rendah < 6 ), komplikasi
selama persalinan, lamanya persalinan, letak presentasi bayi saat lahir dan erat lahir rendah ( < 2500 gram)

• Riwayat Kesehatan Keluarga


Dilihat dari faktor keluarga apakah keluarga ada yang menderita autisme
3. Psikososial
• Menarik diri dan tidak responsif terhadap orang tua
• Memiliki sikap menolak perubahan secara ekstrem
• Keterikatan yang tidak pada tempatnya dengan objek
• Perilaku menstimulasi diri
• Pola tidur tidak teratur
• Permainan stereotip
• Perilaku destruktif terhadap diri sendiri dan orang lain
• Tantrum yang sering
• Peka terhadap suara-suara yang lembut bukan pada
suatu pembicaraan
• Kemampuan bertutur kata menurun
• Menolak mengonsumsi makanan yang tidak halus
• DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Gangguan komunikasi verbal b.d hambatan individu (merasa malu), Hambatan psikologis
(gangguan psikotik, gangguan konsep diri)
Pengertian : penurunan, keterlambatan, atau ketidakmampuan untuk menerima, memproses,
transmisi, dan menggunakan sistem simbol-simbol.

2. Kerusakan interaksi sosial b.d Gangguan konsep diri, Tugas perkembangan tidak
terselesaikan dari percaya vs tidak percaya, deprivasi ibu.
Pengertian : ketidakmampuan berinteraksi dengan orang lain.

3. Risiko gangguan perkembangan b,d Gangguan prilaku ( mis: kurang dalam perhatian (defisit
attention), pembelajaran Kesehatan mental (spt depresi, penyalahgunaan obat, psikosis).
Pengertian : Beresiko mengalami gangguan untuk berkembang sesuai dengan kelompok
usianya.

4. Risiko tinggi cidera : Menyakiti diri b.d kurang pengawasan.

5. Perubahan proses keluarga b.d Kompleksitas program perawatan/pengobatan, Konflik


keluarga dan pengambilan keputusan
Pengertian : kondisi disfungsi yang dialami suatu keluarga dan biasanya berfungsi
efektif.
• INTERVENSI KEPERAWATAN

DX. 1 Gangguan komunikasi verbal Sign Symptom :


Tujuan/kriteria evaluasi : 1) Tidak ada kontak mata atau kesulitan
a. Menunjukkan kemampuan komunikasi dalam mengikuti pilihan
yang dibuktikan dengan indicator 2) Kesulitan dalam memahami dan
gangguan (ekstrem, berat, sedang, ringan, menggali pola komunikasi yang
atau tidak) biasanya.
b. Menggunakan bahasa tertulis, bicara, atau 3) Kesulitan dalam dan menggali pola
non verbal
komunikasi yang biasanya.
c. Menggunakan bahasa isyarat
d. Menggunakan gambar dan menggambar 4) Kesulitan dalam mengekspresikan
e. Pengakuan bahwa pesan diterima secara verbal
f. Pertukaran pesan dengan orang lain 5) Keinginan menolak untuk bicara
Intervensi :
1. Pendengar aktif : hadir secara dekat dengan dan terikat secara bermakna terhadap pesan verbal
atau nonverbal dari pasien.
2. Pencapaian komunikasi, deficit pendengaran : bantuan dalam menerima dan belajar metode
alternative untuk hidup dengan keterbatasan pendengaran.
3. Pencapaian komunikasi, deficit wicara : bantuan dalam menerima dan belajar metode
alternatif untuk hidup dengan gangguan berbicara
4. Anjurkan pasien untuk berkomunikasi secara perlahan dan mengulangi permintaan
5. Sering berikan pujian positif pada pasien yang berusaha untuk berkomunikasi
6. Anjurkan ekspresi diri dengan cara lain yang memberikan informasi pada keluarga
7. Pelihara kontak satu-satunya dengan pasien setiap-------
8. Bicara perlahan dengan jarak dan tenang, menghadap ke arah pasien
9. Berikan petunjuk dengan jelas dan sederhana: hindari banyak pilihan yang dapat menambah
konfusi pasien. Misalnya, sentuh lengan pasien dan berkata, “berjalanlah bersama saya”
10. Libatkan pasien dan keluarga dalam mengembangkan rencana komunikasi
11. Berikan perawatan dalam sifat yang rileks, tidak terburu-buru, dan tidak menghakimi
12. Tahan diri dari berteriak kepada pasien dengan gangguan komunikasi:
13. Bimbing pada komunikasi satu arah, dengan tepat, Dengarkan dengan penuh perhatian
Dx. 2 Kerusakan interaksi sosial
Tujuan : Anak akan mendemonstrasikan kepercayaan pada seorang pemberi perawatan yang ditandai dengan sikap responsive
pada wajah dan kontak mata dalam waktu yang ditentukan dengan kriteria hasil:
a. Anak mulai berinteraksi dengan diri dan orang lain
b. Pasien menggunakan kontak mata, sifat responsive pada wajah dan perilaku-perilaku nonverbal lainnya dalam
berinteraksi dengan orang lain
c. Pasien tidak menarik diri dari kontak fisik dengan orang lain

Intervensi :
1. Jalin hubungan satu – satu dengan anak untuk meningkatkan keper-cayaan
Rasional : Interaksi staf dengan pasien yang konsisten meningkatkan pembentukan kepercayaan.
2. Berikan benda-benda yang dikenal (misalnya: mainan kesukaan, selimut) untuk memberikan rasa aman dalam waktu-
waktu tertentu agar anak tidak mengalami distress.
Rasional : Benda-benda ini memberikan rasa aman dalam waktu-waktu aman bila anak merasa distress
3. Sampaikan sikap yang hangat, dukungan, dan kebersediaan ketika anak berusaha untuk memenuhi kebutuhan –
kebutuhan dasarnya untuk meningkatkan pembentukan dan mempertahankan hubungan saling percaya.
Rasional: Karakteristik-karakteritik ini meningkatkan pembentukan dan mempertahankan hubungan saling percaya
4. Lakukan dengan perlahan-lahan, jangan memaksakan interaksi-interaksi, mulai dengan penguatan yang positif pada
kontak mata, perkenalkan dengan berangsur-angsur dengan sentuhan, senyuman , dan pelukan.
Rasional : Pasien autisme dapat merasa terncam oleh suatu rangsangan yang gencar pada pasien yang tidak terbiasa
5. Dengan kehadiran anda beri dukungan pada pasien yang berusaha keras untuk membentuk hubungan dengan orang lain
dilingkungannya
Rasional :Kehadiran seorang yang telah terbentuk hubungan saling percaya dapat memberikan rasa aman
Dx. 3 Risiko gangguan perkembangan
Tujuan/criteria evaluasi :
Anak akan mencapai tahapan dalam perkembangan, yaitu tidak mengalami
keterlambatan 25% atau lebih area social atau perilaku pengaturan diri atau
kognitif, bahasa, keterampilan motorik kasar, atau motorik halus.
Intervensi :
1. Berikan hubungan terapeutik dan saling percaya dengan pengasuh anak
2. Berikan aktivitas bermain yang sesuai, dukung beraktifitas dengan anak lain
3. Berkomunikasi dengan pasien sesuai dengan tingkat kognitif pada
perkembangannya
4. Berikan penguatan yang positif atau umpan balik terhadap usaha-usaha
mengekspresikan diri.
Dx. 4 Risiko tinggi cidera : menyakiti diri berhubungan dengan kurang pengawasan.
Tujuan : Klien tidak menyakiti diriya.
Intervensi :
1. Bina hubungan saling percaya.
2. Alihkan prilaku menyakiti diri yang terjadi akibat respon dari peningkatan kecemasan.
3. Alihkan/kurangi penyebab yang menimbulkan kecemasan.
4. Alihkan perhatian dengan hiburan atau aktivitas lain untuk menurunkan tingkat
kecemasan.
5. Lindungi anak ketika prilaku menyakiti diri terjadi.
6. Siapkan alat pelindung atau proteksi.
7. Pertahankan lingkungan yang aman.
Dx. 5 Perubahan proses keluarga Intervensi :
1. Peningkatan integritas keluarga: peningkatan terhadap keakraban dan
Tujuan/criteria hasil :
keutuhan keluarga
a. Pasien keluarga akan : 2. Mempertahankan proses keluarga: meminimalkan efek gangguan proses
b. Memahami perubahan dalam keluarga
peran keluarga 3. Peningkatan normalisasi: membantu orang tua dan anggota keluarga lain,
dari anak dengan penyakit kronis atau ketidaknyamanan dalam memberikan
c. Mengidentifikasi pola koping pengalaman hidup normal untuk anak dan keluarga mereka
d. Berpartisifasi dalam proses 4. Ajari keterampilan merawat pasien yang diperlukan oleh keluarga
membuat keputusan 5. Ajari keluarga perlunya kerja sama dengan system sekolah untuk menjamin
berhubungana dengan akses kesempatan pendidikan
perawatan setelah rawat inap 6. Berikan kesempatan berkelanjutan dengan mempertahankan komunikasi
yang efektif
e. Berfungsi untuk saling 7. Tanyakan pelayanan konsultasi social untuk membantu keluarga
memberikan dukungan kepada menentukan kebutuhan pasca hospitalisasi
setiap anggota keluarga 8. Bantu keluarga dalam mengidentifikasi perilaku yang mingkin menghambat
pengobatan yang dianjurkan
9. Bantu keluarga dalam mengidentifikasi kekuatan personal.
10. Dukung keluarga unuk menyatakan perasaan dan masalahnya secara verbal
11. Pertahankan rutinitas keluarga
12. Berikan penguatan positif
IMPLEMENTASI
Setelah rencana disusun , selanjutnya diterapkan dalam tindakan yang nyata untuk mencapai
hasil yang diharapkan. Tindakan harus bersifat khusus agar semua perawat dapat
menjalankan dengan baik, dalam waktu yang telah ditentukan. Dalam implementasi
keperawatan perawat langsung melaksanakan atau dapat mendelegasikan kepada perawat lain
yang dipercaya

EVALUASI
Merupakan tahap akhir dimana perawat mencari kepastian keberhasilan yang dibuat dan
menilai perencanaan yang telah dilakukan dan untuk mengetahui sejauh mana masalah klien
teratasi. Disamping itu perawat juga melakukan umpan balik atau pengkajian ulang jika yang
ditetapkan belum tercapai dalam proses keperawatan

Anda mungkin juga menyukai