Anda di halaman 1dari 19

PENGARUH SISTEM TA’LIM DENGAN METODE DARING PADA MASA PANDEMI

COVID-19 TERHADAP HASIL EVALUASI TA’LIM AL-QURAN MAHASISWA BARU


(MAHASANTRI) DI MABNA IBNU RUSYDI MAHAD SUNAN AMPEL AL’ALI
MALANG

Proposal

Oleh :

Muhammad Riduwan Masykur

18110065

Dosen pengampu :

Siti Faridah, M.Pd

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UIN MAULANA MALIK IBRAHIM MALANG

2020
Daftar isi
BAB I....................................................................................................................................................3
PENDAHULUAN.................................................................................................................................3
1.1 Latar Belakang.............................................................................................................................3
1.2 Rumusan Masalah........................................................................................................................4
1.3 Tujuan penelitian.........................................................................................................................5
1.5 Anggapan dasar...........................................................................................................................5
1.6 Hipotesis penelitian.....................................................................................................................5
BAB II...................................................................................................................................................6
LANDASAN TEORI............................................................................................................................6
2.1.1 Al-Quran...................................................................................................................................6
2.1.2 tal’lim Al Quran....................................................................................................................7
2.1.3 Tujuan pembelajaran Al-Quran............................................................................................8
2.2.1 Dampak pandemi Covid-19 terhadap pembelajaran.................................................................9
2.2.2 Dampak pembelajaran daring terhadap hasil evaluasi.........................................................10
2.3.1 Mahad Sunan Ampel Al ‘Ali UIN Malang.............................................................................10
2.3.2 Mabna Ibnu Rusydi.............................................................................................................12
2.4 Hubungan dari tema yang dibahas.............................................................................................12
BAB III................................................................................................................................................13
METODE PENELITIAN....................................................................................................................13
3.1 Pendekatan dan Jenis Penelitian................................................................................................13
3.2 Populasi dan Sampel Penelitian.................................................................................................13
3.3 Teknik dan Pengumpulan Data............................................................................................13
3.4 Teknik dan Analisis Data.....................................................................................................14
BAB IV...............................................................................................................................................15
DAN HASIL PENELITIAN................................................................................................................15
A. Desktipsi data..........................................................................................................................15
B. Hasil penelitian........................................................................................................................16
C. Faktor pendukung dan penghambat.........................................................................................17
BAB V.................................................................................................................................................18
PENUTUP...........................................................................................................................................18
Kesimpulan..........................................................................................................................................18
Daftar Pustaka.....................................................................................................................................19
BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Saat ini Corona menjadi pembicaraan yang hangat. Di belahan bumi manapun, corona
masih mendominasi ruang publik. Dalam waktu singkat saja, namanya menjadi trending
topik, dibicarakan di sana-sini, dan diberitakan secara masif di media cetak maupun
elektronik. Severe Acute Respiratory Syndrome Coronavirus 2 (SARS-COV-2) yang lebih
dikenal dengan nama virus corona adalah jenis baru dari coronavirus yang menyebabkan
penyakit menular ke manusia.

Covid-19 adalah penyakit menular yang disebabkan oleh jenis coronavirus yang baru
ditemukan. Walaupun lebih banyak menyerang ke lansia, virus ini sebenarnya bisa juga
menyerang siapa saja, mulai dari bayi, anak-anak, hingga orang dewasa. Virus corona ini bisa
menyebabkan ganguan ringan pada sistem pernapasan, infeksi paru-paru yang berat, hingga
kematian.

Corona Virus Disease 2019 (COVID-19) pertama kali ditemukan di kota Wuhan,
China pada akhir Desember 2019. Virus ini menular sangat cepat dan telah menyebar hampir
ke semua negara, termasuk Indonesia, hanya dalam waktu beberapa bulan saja. Sehingga
WHO pada tanggal 11 Maret 2020 menetapkan wabah ini sebagai pandemi global.

Hal tersebut membuat beberapa negara menetapkan kebijakan untuk memberlakukan


lockdown dalam rangka mencegah penyebaran virus corona. Di Indonesia sendiri,
diberlakukan kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) untuk menekan
penyebaran virus ini.Karena Indonesia sedang melakukan PSBB, maka semua kegiatan yang
dilakukan di luar rumah harus dihentikan sampai pandemi ini mereda.

Beberapa pemerintah daerah memutuskan menerapkan kebijakan untuk meliburkan


siswa dan mulai menerapkan metode belajar dengan sistem daring (dalam jaringan) atau
online. Kebijakan pemerintah ini mulai efektif diberlakukan di beberapa wilayah provinsi di
Indonesia pada hari Senin, 16 Maret 2020 yang juga diikuti oleh wilayah-wilayah provinsi
lainnya. Tetapi hal tersebut tidak berlaku bagi beberapa sekolah di tiap-tiap daerah. Sekolah-
sekolah tersebut tidak siap dengan sistem pembelajaran daring, dimana membutuhkan media
pembelajaran seperti handphone, laptop, atau komputer.

Sistem pembelajaran daring (dalam jaringan) merupakan sistem pembelajaran tanpa tatap
muka secara langsung antara guru dan siswa tetapi dilakukan melalui online yang
menggunakan jaringan internet. Guru harus memastikan kegiatan belajar mengajar tetap
berjalan, meskipun siswa berada di rumah. Solusinya, guru dituntut dapat mendesain media
pembelajaran sebagai inovasi dengan memanfaatkan media daring (online).

Hal ini sesuai dengan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia terkait
Surat Edaran Nomor 4 Tahun 2020 tentang Pelaksanaan Kebijakan Pendidikan dalam Masa
Darurat Penyebaran Corona Virus Disease (COVID-19).

Sistem pembelajaran dilaksanakan melalui perangkat personal computer (PC) atau laptop
yang terhubung dengan koneksi jaringan internet. Guru dapat melakukan pembelajaran
bersama diwaktu yang sama menggunakan grup di media sosial seperti WhatsApp (WA),
telegram, instagram, aplikasi zoom ataupun media lainnya sebagai media pembelajaran.
Dengan demikian, guru dapat memastikan siswa mengikuti pembelajaran dalam waktu yang
bersamaan, meskipun di tempat yang berbeda.

UIN Maulana Malik Ibrahim merupakan salah satu universitas islam di Jawa Timur, salah
satu kegiatan yang membedakan UIN Malang dengan perguruan tinggi islam lainnya adalah
adanya program mahad yang diberlakukan bagi mahasiswa semester satu selama satu tahun.
Dengan adanya mahad ini bertujuan untuk memberikan pengetahuan mahasiswa mengenai
agama islam sebagai penyeimbang atas jurusan/prodi keagamaan yang telah dipilihnya.
Dikarenakan situasi dan kondisi pada saat ini masih masa pandemi dan mahasisa baru
diwajibkan untuk pembelajaran daring maka akan mempengaruhi hasil belajar mahasantri.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan penjelasan yang telah dibahas pada latar belakang, maka penelitian ini akan
berfokus pada pengaruh sistem ta’lim dengan metode daring terhadap hasil evaluasi ta’lim
Al-Quran mahasantri ibnu rusydi, mahad sunan ampel al’ali Universitas Islam Negri Maulana
Malik Ibrahim Malang.
1.3 Tujuan penelitian
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui sistem ta’lim dengan metode daring
terhadap hasil ta’lim Al-Quran pada mahasantri ibnu rusydi dalam hasil evaluasi kegiatan
pembelajaran berbasis online yang terjadi pada masa pandemi.
1.4 Manfaat penelitian
a. Manfaat teoritis
1. Menjadi salah satu rujukan dalam dunia literasi
2. Untuk menambah pengetahuan mengenai sistem daring dalam belajar
b. Manfaat praktis
1. Sebagai informasi tentang sistem daring dan pengaruhnya
2. Sebagai sumbangan pikiran dalam meningkatkan pengetahuan
1.5 Anggapan dasar
Dalam suatu penelitan akan memiliki asumsi mengenai rumusan masalah yang telah
ada. Terkait dengan hal ini, maka anggapan dasar dari penelitian ini adalah, “ Adanya
pengaruh sistem ta’lim dengan metode daring terhadap hasil evaluasi ta’lim Al-Quran pada
mahasiswa baru di mahad sunan ampel al ‘ali UIN Malang.

1.6 Hipotesis penelitian


Menurut pendapat Sugiyono (2009:26), “ Hipotesis merupakan jawaban sementara
terhadap rumusan masalah penelitian, di mana rumusan makalah telah dinyatakan dalam
bentuk suatu pernyataan.”
Oleh karena itu, hipotesis dari penelitian ini adalah :
H0 : Tidak ada pengaruh sistem daring terhadap hasil evaluasi ta’lim Al-Quran pada
mahasantri ibnu rusydi di mahad sunan ampel al ‘ali UIN Malang.
H1 : Terdapat pengaruh sistem daring terhadap hasil evaluasi ta’lim Al-Quran pada
mahasantri ibnu rusydi di mahad sunan ampel al ‘ali UIN Malang.
BAB II

LANDASAN TEORI
2.1.1 Al-Quran
Al-Qur'an atau Qur'an dalam bahasa Arab: ‫القرآن‬. Al Qurʾān dalam bentuk baku Ejaan
bahasa Indonesia, adalah sebuah kitab suci utama dalam agama Islam, yang
umat Muslim percaya bahwa kitab ini diturunkan oleh Tuhan, (bahasa Arab: ‫هللا‬, yakni Allah)
kepada Nabi Muhammad.1 Kitab ini terbagi ke dalam beberapa surah (bab) dan setiap
surahnya terbagi ke dalam beberapa ayat.

Umat Muslim percaya bahwa Al-Qur'an difirmankan langsung oleh Allah kepada
Nabi Muhammad melalui Malaikat Jibril,2 berangsur-angsur selama 22 tahun, 2 bulan dan 22
hari atau rata-rata selama 23 tahun, dimulai sejak tanggal 17 Ramadan,3 saat Nabi
Muhammad berumur 40 tahun hingga wafat pada tahun 632. 4 Umat Muslim menghormati Al-
Qur'an sebagai sebuah mukjizat terbesar Nabi Muhammad, sebagai salah satu tanda dari
kenabian,5 dan merupakan puncak dari seluruh pesan suci (wahyu) yang diturunkan oleh
Allah sejak Nabi Adam dan diakhiri dengan Nabi Muhammad.[b] Kata "Quran" disebutkan
sebanyak 70 kali di dalam Al-Qur'an itu sendiri.6

Menurut ahli sejarah beberapa sahabat Nabi Muhammad memiliki tanggung jawab
menuliskan kembali wahyu Allah berdasarkan apa yang telah para sahabat hafalkan. Setelah
Nabi Muhammad wafat, para sahabat segera menyusun dan menuliskan kembali hafalan
wahyu mereka. Penyusunan kembali Al-Qur'an ini diprakarsai oleh Khalifah Abu Bakar Ash-
Shiddiq atas usulan dari Umar bin Khattab dengan persetujuan para sahabat senior.

Al-Qur’an menjelaskan sendiri bahwa isi dari Al-Qur’an adalah sebuah petunjuk.
Terkadang juga dapat berisi cerita mengenai kisah bersejarah, dan menekankan pentingnya
moral. Al-Qur’an digunakan bersama dengan hadis untuk menentukan hukum syari'ah. Saat

1
 Nasr, Seyyed Hossein (2007). "Qurʼān". Encyclopædia Britannica Online. Diakses tanggal 2007-11-04.
2
Roy H. Williams; Michael R. Drew (2012). Pendulum: How Past Generations Shape Our Present and Predict
Our Future. Vanguard Press. hlm. 143. ISBN 9781593157067.

3
Chronology of Prophetic Events, Fazlur Rehman Shaikh (2001) p. 50 Ta-Ha Publishers Ltd.
4
Living Religions: An Encyclopaedia of the World's Faiths, Mary Pat Fisher, 1997, page 338, I.B. Tauris
Publishers.
5
Peters, F.E. (2003). The Words and Will of God. Princeton University Press. hlm. 12–13. ISBN 0-691-11461-7.
6
Brannon M. Wheeler (18 June 2002). Prophets in the Quran: An Introduction to the Quran and Muslim
Exegesis. A&C Black. hlm. 2. ISBN 978-0-8264-4957-3.
melaksanakan Salat, Al-Qur’an dibaca hanya dalam bahasa Arab. Beberapa pakar Barat
mengapresiasi Al-Qur’an sebagai sebuah karya sastra bahasa Arab terbaik di dunia.7

Seseorang yang menghafal isi Al-Qur'an disebut Al Hafidz. Beberapa umat Muslim
membacakan Al-Qur’an dengan bernada, dan peraturan, yang disebut tajwid. Saat bulan
suci Ramadan, biasanya umat Muslim melengkapi hafalan Dan membaca Al-Qur’an mereka
setelah melaksanakan shalat tarawih. Untuk memahami makna dari al quran, umat Muslim
menggunakan rujukan yang disebut tafsir.

2.1.2 tal’lim Al Quran

Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber
belajar pada suatu lingkungan belajar. Pembelajaran merupakan bantuan yang diberikan
pendidik agar dapat terjadi proses pemerolehan ilmu dan pengetahuan, penguasaan
kemahiran dan tabi‟at, serta pembentukan sikap dan kepercayaan pada peserta didik. Dengan
kata lain, pembelajaran adalah proses untuk membantu peserta didik agar dapat belajar
dengan baik. Proses pembelajaran dialami sepanjang hayat seorang manusia serta dapat
berlaku di manapun dan kapanpun.

Kata pembelajaran, sebelumnya dikenal dengan istilah pengajaran. Dalam bahasa arab
di istilahkan “ta‟lim” dalam kamus inggris Elies dan Elies diartikan “to teach; to intruct; to
train” yaitu mengajar, mendidik, atau melatih. Pengertian tersebut sejalan dengan ungkapan
yang dikemukakan Syah, yaitu “allamal ilma”. Yang berarti to teach atau to intruct (mengajar
atau membelajarkan).8

Kamus Besar Bahasa Indonesia (2007: 17) mendefinisikan kata pembelajaran berasal
dari kata ajar yang berarti petunjuk yang diberikan kepada orang supaya diketahui atau
diturut, sedangkan pembelajaran berarti proses, cara, perbuatan menjadikan orang atau
makhluk hidup belajar.

Menurut Kimble dan Garmezy (dalam Pringgawidagde, 2002: 20), pembelajaran


adalah suatu perubahan perilaku yang relatif tetap dan merupakan hasil praktik yang diulang-
ulang. Pembelajaran memiliki makna bahwa subjek belajar harus dibelajarkan bukan
diajarkan. Subjek belajar yang dimaksud adalah siswa atau disebut juga pembelajar yang
menjadi pusat kegiatan belajar. Siswa sebagai subjek belajar dituntut untuk aktif mencari,

7
Alan Jones, The Koran, London 1994, ISBN 1-84212-609-1, opening page.
8
Muhibbin Syah, Psikologi Belajar, (Jakarta: Rajawali Press, 2006), hal. 20
menemukan, menganalisis, merumuskan, memecahkan masala, dan menyimpulkan suatu
masalah.9

Pembelajaran mengandung arti setiap kegiatan yang dirancang untuk membantu


seseorang mempelajari suatu kemampuan dan nilai yang baru. Proses pembelajaran pada
awalnya meminta guru untuk mengetahui kemampuan dasar yang dimiliki oleh siswa
meliputi kemampuan dasarnya, motivasinya, latar belakang akademisnya, latar belakang
ekonominya, dan lain sebagainya. Kesiapan guru untuk mengenal karakteristik siswa dalam
pembelajaran merupakan modal utama penyampaian bahan belajar dan menjadi indikator
suksesnya pelaksanaan pembelajaran. Kata pembelajaran tersebut tidak dapat dipisahkan
dengan masalah belajar. Karena sebagai objek dari pembelajaran, maka anak didik
mempunyai tugas untuk memberdayaan kemampuannya dalam melaksanakan kegiatan
belajar.

2.1.3 Tujuan pembelajaran Al-Quran

Tujuan pembelajaran Al-Qur‟an adalah untuk meningkatkan dan mempersiapkan


sumber daya manusia sejak dini mulai kecakapan dalam membaca, menulis, menghafal, dan
memahami Al-Qur‟an yang nantinya diharapkan nilai-nilai Al-Qur‟an akan menjadi landasan
moral, etika dan spiritual yang kokoh bagi pelaksanaan pembangunan nasional.

Disamping itu manfaat pembelajaran Al-Qur‟an di sekolah diantaranya sebagai berikut:

1) Meningkatkan kualitas membaca, menulis, menghafal, dan memahami Al-Qur‟an

2) Meningkatkan semangat ibadah

3) Membentuk akhlakul karimah

4) Meningkatkan lulusan yang berkualitas

5) Meningkatkan pemahaman dan pengalaman terhadap Al-Qur‟an

Adapun fungsi pembelajaran Al-Qur‟an adalah sebagai salah satu sarana untuk mencetak
generasi qur‟ani yang beriman, bertaqwa dan berakhlak mulia demi menyongsong masa
depan yang gemilang.

9
2Muhammad Thobroni & Arif Mustofa, Belajar dan Pembelajaran, (Jogjakarta: ARRUZZ MEDIA, 2013), hal.
18
2.2.1 Dampak pandemi Covid-19 terhadap pembelajaran

Pandemi COVID-19 merupakan musibah yang memilukan seluruh penduduk bumi.


Seluruh segmen kehidupan manusia di bumi terganggu, tanpa kecuali pendidikan. Banyak
negara memutuskan menutup sekolah, perguruan tinggi maupun universitas, termasuk
Indonesia. Krisis benar-benar datang tiba-tiba, pemerintah di belahan bumi manapun
termasuk Indonesia harus mengambil keputusan yang pahit menutup sekolah untuk
mengurangi kontak orang-orang secara masif dan untuk menyelamatkan hidup atau tetap
harus membuka sekolah dalam rangka survive para pekerja dalam menjaga keberlangsungan
ekonomi.

Ada dua dampak bagi keberlangsungan pendidikan yang disebabkan oleh pandemi
Covid-19. Pertama adalah dampak jangka pendek, yang dirasakan oleh banyak keluarga di
Indonesia baik di kota maupun di desa. Di Indonesia banyak keluarga yang kurang familier
melakukan sekolah di rumah. Bersekolah di rumah bagi keluarga Indonesia adalah kejutan
besar khususnya bagi produktivitas orang tua yang biasanya sibuk dengan pekerjaannya di
luar rumah. Demikian juga dengan problem psikologis anak-anak peserta didik yang terbiasa
belajar bertatap muka langsung dengan guru-guru mereka. Seluruh elemen pendidikan secara
kehidupan sosial “terpapar” sakit karena covid-19.

Pelaksanaan pengajaran berlangsung dengan cara online. Proses ini berjalan pada
skala yang belum pernah terukur dan teruji sebab belum pernah terjadi sebelumnya. Tak
Pelak di desadesa terpencil yang berpenduduk usia sekolah sangat padat menjadi serba
kebingungan, sebab infrastruktur informasi teknologi sangat terbatas. Penilaian siswa
bergerak online dan banyak trial and error dengan sistem yang tidak ada kepastian, malah
banyak penilaian yang banyak dibatalkan.

Kedua adalah dampak jangka panjang. Banyak kelompok masyarakat di Indonesia


yang akan terpapar dampak jangka panjang dari covid-19 ini. Dampak pendidikan dari sisi
waktu jangka panjang adalah aspek keadilan dan peningkatan ketidaksetaraan antar kelompok
masyarakat dan antar daerah di Indonesia.

Proses pembelajaran di sekolah merupakan alat kebijakan publik terbaik sebagai


upaya peningkatan pengetahuan dan skill.10 Selain itu banyak siswa menganggap bahwa
sekolah adalah kegiatan yang sangat menyenangkan, mereka bisa berinteraksi satu sama lain.
Sekolah dapat meningkatkan keterampilan sosial dan kesadaran kelas sosial siswa. Sekolah
Caroline Hodges Persell, 1979, Educations and Inequality, The Roots and Results of Strattification in
10

America’s Schools, United States of America: The Free Press.


secara keseluruhan adalah media interaksi antar siswa dan guru untuk meningkatkan
kemampuan integensi, skill dan rasa kasih sayang diantara mereka. Tetapi sekarang kegiatan
yang bernama sekolah berhenti dengan tiba-tiba karena gangguan Covid-19.11

Tidak hanya sekolah, bahkah mahad yang menjadi pusat pembelajaran agama di UIN
Malang juga terdampak, sehingga mewajibkan seluruh mahasantri harus mengikuti kegiatan
ta’lim secara online.

2.2.2 Dampak pembelajaran daring terhadap hasil evaluasi

Ada kerugian mendasar bagi mahasantri ketika terjadi pemblokiran kampus. Banyak
ujian yang mestinya dilakukan oleh mahsantri pada kondisi normal, sekarang dengan
mendadak karena dampak covid-19, maka evaluasi dimahad kurang stabil hasilnya. Penilaian
internal bagi mahasantri barangkali dianggap kurang urgent tetapi bagi mahad informasi
penilaian sangat penting. Ada yang menganggap hilangnya informasi penilaian mahasantri
sangatlah berarti bagi keberlangsungan masa depan mahasantri. Misalkan saja target-target
skill maupun keahlian tertentu mahasantri yang mestinya tahun ini mendapatkan penilaian
sehingga berdampak treatment untuk tahun yang akan datang, maka pupus sudah bagi
mahasantri yang telah mampu menguasai banyak keterampilan di tahun ini tetapi tidak
memperoleh penilaian yang semestinya.

2.3.1 Mahad Sunan Ampel Al ‘Ali UIN Malang

Mahasiswa merupakan komunitas yang terhormat dan terpuji (QS: al-Mujadalah; 11),
karena mereka merupakan komunitas yang menjadi cikal bakal lahirnya ilmuan (ulama’)
yang diharapkan mampu mengembangkan ilmu pengetahuan dan memberikan penjelasan
pada masyarakat dengan pengetahuannya itu (QS: al-Taubah; 122). Oleh karenanya,
Mahasiswa dianggap sebagai komunitas yang penting untuk menggerakkan masyarakat Islam
menuju kekhalifahannya yang mampu membaca alam nyata sebagai sebuah keniscayaan Ilahi
(QS: Ali-Imran; 191).

Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang memandang keberhasilan


pendidikan Mahasiswa, apabila mereka memiliki identitas sebagai seorang yang mempunyai;
(1) ilmu pengetahuan luas, (2) penglihatan yang tajam, (3) otak yang cerdas, (4) hati yang
lembut dan (5) semangat tinggi karena Allah (Tarbiyah  Uli al-Albab: Dzikir, Fikir dan Amal
Sholeh, 2005: 5)
11
Baharin, R., Halal, R., dll, 2020, Impact of Human Resource Investment on Labor Productivity in Indonesia,
Iranian Journal of Management Studies, 13(1), hal. 139–164.
Untuk mencapai keberhasilan tersebut, kegiatan kependidikan di Universitas Islam
Negeri (UIN) Maulana Malik Ibrahim Malang, baik kurikuler, ko-kurikuler maupun ekstra
kurikuler, diarahkan pada pemberdayaan potensi dan kegemaran Mahasiswa untuk mencapai
target profil lulusan yang memiliki ciri-ciri; (1) kemandirian, (2) siap berkompetisi dengan
lulusan Perguruan Tinggi lain, (3) berwawasan akademik global, (4) kemampuan
memimpin/sebagai penggerak umat, (5) bertanggung jawab dalam mengembangkan agama
Islam di tengah-tengah masyarakat, (6) berjiwa besar, dan (7) kemampuan menjadi tauladan
bagi masyarakat sekelilingnya (Visi, Misi dan Tradisi UIN Maulana Malik Ibrahim
Malang, 2006:5).

Strategi tersebut mencakup pengembangan kelembagaan dan tercermin dalam; (1)


kemampuan tenaga akademik yang handal dalam pemikiran, penelitian, dan berbagai
aktivitas ilmiah-religius, (2) kemampuan tradisi akademik yang mendorong lahirnya
kewibawaan akademik bagi seluruh civitas akademika, (3) kemampuan manajemen yang
kokoh dan mampu menggerakkan seluruh potensi untuk mengembangkan kreatifitas warga
kampus, (4) kemampuan antisipatif masa depan dan bersifat proaktif, (5) kemampuan
pimpinan mengakomodasikan seluruh potensi yang dimiliki menjadi kekuatan penggerak
lembaga secara menyeluruh, dan (6) kemampuan membangun biah Islamiyah yang mampu
menumbuhsuburkan akhlakul karimah  bagi setiap civitas akademika.

Untuk mewujudkan harapan terakhir, salah satunya adalah dibutuhkan keberadaan


Ma’had yang secara intensif mampu memberikan resonansi dalam mewujudkan lembaga
Pendidikan Tinggi Islam yang ilmiah-religius, sekaligus sebagai bentuk penguatan terhadap
pembentukan lulusan yang intelek-profesional. Hal ini benar, karena tidak sedikit keberadaan
Ma’had telah mampu memberikan sumbangan besar bagi bangsa ini melalui alumninya
dalam mengisi pembangunan manusia seutuhnya. Dengan demikian, keberadaan Ma’had
dalam komunitas Perguruan Tinggi Islam merupakan keniscayaan yang akan menjadi pilar
penting dari bangunan akademik.

Saat ini, dilihat dari keberadannya, asrama Mahasiswa di Indonesia dapat


diklasifikasikan menjadi tiga model. Pertama, asrama Mahasiswa sebagai tempat tinggal
sebagian Mahasiswa yang aktif dan berprestasi dengan indikasi nilai Indeks Prestasi (IP)
tinggi. Kegiatan yang ada di asrama model ini ialah kegiatan yang diprogramkan oleh para
penghuninya, sehingga melahirkan kesan terpisah dari cita-cita Perguruan
Tinggi. Kedua, asrama Mahasiswa sebagai tempat tinggal pengurus atau aktivis intra dan
ekstra kampus. Kegiatan yang ada di asrama model kedua ini banyak terkait dengan kegiatan
rutinitas intra dan ekstra kampus tanpa ada kontrol dari Perguruan Tinggi. Ketiga, asrama
Mahsiswa sebagai tempat tinggal sebagian Mahasiswa yang memang berkeinginan
berdomisili di asrama kampus, tanpa ada persyaratan tertentu. Oleh sebab itu, kegiatan yang
ada di asrma model ketiga inipun tidak terprogram secara baik, dan terkadang kurang
mendukung terhadap visi dan misi Perguruan Tinggi-nya.

Berdasarkan dari filosofi dan misi di atas, sekaligus dari hasil pembacaan terhadap
model asrama Mahasiswa yang ada selama ini, Universitas Islam Negeri (UIN) Maulana
Malik Ibrahim Malang memandang bahwa pendirian Ma’had dirasa sangat urgen bagi upaya
merealisasikan semua program kerjanya secara integral dan sistematis, sejalan dan sinergis
dengan visi dan misi UIN Maulana Malik Ibrahim Malang.

2.3.2 Mabna Ibnu Rusydi

Dalam lingkup mahad dibagi menjadi dua komposisi yakni mabna putra sejumlah
enam mabna dan putri empat mabna, ditambah mabna kedkteran yang digabung menjadi satu
mabna jadi total keseluruhan mabna di MSAA ada sebelas mabna yang menaungi mahasantri,
disalahsatu mabna putra terdapat mabna Ibnu Rusydi, yang mana disana memuat sejuamlah
250 mahasantri yang menempuh ta’lim selama satu tahun.

2.4 Hubungan dari tema yang dibahas

Pada proposal ini saya ya mengusung tema pengaruh sistem ta'lim dengan metode
daring pada masa demokrasi terpimpin terhadap hasil evaluasi Taklim Al Quran mahasiswa
baru atau mahasantri di makna Ibnu Rusdi Mahad Sunan Ampel Al ‘Ali Malang, saya
mengusung tema ini karena saya ingin meneliti bagaimana perkembangan mahasiswa baru
atau mahasantri makna Ibnu Rusdi terdorong untuk belajar lebih giat meskipun menggunakan
metode daring, pada dasarnya seharusnya mahasantri harus berada di Ma'had untuk
melaksanakan Taklim secara offline atau di luar jaringan Mengapa demikian karena
pembelajaran mengenai agama sangatlah rawan apabila dilakukan dengan onlin sehingga
membuat Pemahaman mahasiswa menjadi orang yang stabil karena pembelajaran online
sendiri sangat berbeda dengan pembelajaran secara tatap muka sehingga dapat dipastikan
mempengaruhi kualitas dan juga kuantitas hasil evaluasi dari pembelajaran ta'lim Alquran
tersebut
BAB III
METODE PENELITIAN

3.1 Pendekatan dan Jenis Penelitian


Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif. Hal ini
disebabkan karena data penelitian berupa angka-angka dan analisis menggunakan statistik yang
berasal dari data (angket) (Sugiyono, 2009:13). Penelitian ini akan berfokus pada hasil evaluasi dari
pembelajaran ta’lim Al Quran

3.2 Populasi dan Sampel Penelitian


Suatu tokoh berpendapat “populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek/subyek yang
mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan
kemudian ditarik kesimpulannya” (Sugiyono, 2009: 118) . Sampel dari populasi mabna Ibnu Rusydi
adalah sebagian dari kelas ta’lim Al Quran, yang melipiuti seluruh kelas ta’lim Al Quran

3.3 Teknik dan Pengumpulan Data


Adapun untuk mengumpulkan data-data yang diperlukan dalam penelitian ini adalah
dengan cara:
a)  Observasi
Observasi yang dilakukan peneliti adalah sebagai nonpartisipan, karena tidak langsung
menemui sebagian populasi mahasantri yang berada di mahad, dan lebih banyak mneliti dan
membandingkan hasil evaluasi pada pembelajaran ta’lim daring dan ta’lim luring.

b)  Kuesioner (Angket)
Kemudian menggunakan angket. Angket merupakan teknik pengumpulan data yang
dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan/pernyataan tertulis kepada responden
untuk dijawab (Sugiyono, 2009:199). Sebagai alat penjelas bagaimana cara belajar mahasantri
yang digunakan dan menunjukkan skala dorongan belajar saat luring dan daring.

3.4 Teknik dan Analisis Data


Menurut Sugiyono (2009:214) untuk menguji hipotesis hubungan antara satu variabel
independen dengan satu variabel dependen maka menggunakan rumus korelasi product moment .
Menurut sugiyono (2009:257) pedoman untuk memberikan interprestasi koefisien
korelasi berdasarkan table berikut:

Tingkat hubungan Interval Korelasi


Sangat rendah 0,00 – 0,199
Rendah 0,20 – 0,399
Sedang 0,40 – 0, 599
Kuat 0,60 – 0,799
Sangat kuat 0,80 – 1,000

BAB IV

DAN HASIL PENELITIAN


A. Desktipsi data
Sejarah Mahad Sunan Ampel Al Ali

Ide pendirian Ma’had Sunan Ampel al-Aly yang diperuntukkan bagi Mahasiswa
UIN Maulana Malik Ibrahim Malang sudah lama dipikirkan, yaitu sejak
kepemimpinan KH. Usman Manshur, tetapi hal tersebut belum dapat
terealisasikan. Ide tersebut baru dapat direalisasikan pada masa kepemimpinan
Prof. Dr. H. Imam Suprayogo, ketika itu masih menjabat sebagai ketua STAIN
Malang.

Peletakan batu pertama pendirian bangunan Ma’had dimulai pada Ahad Wage, 4
April 1999, dihadiri para Kyai se Jawa Timur, khususnya dari Malang Raya, dan
dalam jangka waktu satu tahun, 4 (empat) unit gedung yang terdiri dari 189 kamar
(3 unit masing-masing 50 kamar dan 1 unit 39 kamar) dan 5 (lima) rumah
pengasuh serta 1 (satu) rumah untuk mudir (direktur) Ma’had telah berhasil
diselesaikan.

Pada tanggal 26 Agustus 2000, Ma’had mulai dioperasikan, ada sejumlah 1041
orang Mahasantri, 483 Mahasantri putra dan 558 Mahasantri putri yang menghuni
unit-unit hunian ada. Para Mahasantri tersebut adalah mereka yang terdaftar
sebagai Mahasiswa baru dari semua Fakultas.

Pada tanggal 17 April 2001, Presiden RI ke-4, KH. Abdurrahman Wahid berkenan
hadir dan meresmikan penggunaan ke empat hunian Ma’had, yang masing-masing
diberi nama mabna (unit gedung) al-Ghazali, mabna Ibn Rusyd, mabna Ibn Sina,
mabna Ibn Khaldun, selang beberapa bulan kemudian satu unit hunian
berkapasitas 50 kamar untuk 300 orang santri dapat dibangun dan diberi nama Al-
Farabi yang diresmikan penggunaannya oleh Wakil Presiden RI, Hamzah Haz dan
didampingi oleh Wakil Presiden I Republik Sudan saat meresmikan alih status
STAIN Malang menjadi Universitas Islam Indonesia Sudan (UIIS).

Semua unit hunian Ma’had tersebut sekarang dihuni khusus untuk Mahasantri
putra, sementara untuk Mahasantri putri sekarang menempati 4 (empat) unit
hunian baru yang dibangun sejak tahun 2006 dan telah selesai pembangunannya, 2
(dua) unit di antaranya bernama mabna Ummu Salamah dan mabna Asma’ bint
Abi Bakar, berkapasitas 64 kamar, masing-masing untuk 640 orang, 1 (satu) unit
bernama mabna Fatimah al Zahra berkapasitas 60 kamar untuk 600 orang dan 1
(satu) unit bernama mabna Khadijah al Kubra berkapsitas 48 kamar untuk 480
orang. Masing-masing kamar dari 4 (empat) unit hunian tersebut untuk kapasitas
10 (sepuluh) orang. Unit hunian untuk Mahasantri putra dan untuk Mahasantri
putri berada di lokasi terpisah dalam area kampus.

Pada tahun 2016, berdirilah Ma’had Kedokteran dengan nama mabna Ar-Razi
yang bertempat di Kampus II Kota Batu. Ini sebagai tindak lanjut berdirinya
Fakultas Kedokteran dan Ilmu-Ilmu Kesehatan. Mahasantri pada tahun pertama
sebanyak 50 orang dan pada tahun kedua dengan jumlah yang sama. Kapasitas
Ma’had secara keseluruhan adalah 100 orang. kemudian pada tahn 2019, mulai
berdiri Mabna baru di kompleks putra yaitu Mabna Al-Muhasibi dengan kapasitas
44 kamar.

B. Hasil penelitian
Pada penelitian ini, terdapat faktor pendukung pembelajaran Talim Al Quran
yang mampu membantu kelancaran dan kemudahan mahasantri. Dari indikator yang
dibuat 50 soal dari tiap pertanyaan . hal ini sesuai dengan alternative jawaban yang
ada dalam penelitian ini.
Data tentang pengaruhnya hasil evaluasi bagi mahasantri yang berhasil dikumpulkan
dari responden sebelum pandemi sebanyak 15 anak dari satu tingkatan kelas asasi,
secara kuanttatif menunjukkan skor tertinggi 98 dan total skor terendah 66 . hasil
analisa disajikan dalam bentuk table sebagai berikut :

No Interval Skor Kriteria F


1. 61-70 Sangat 4
Rendah
2. 71-80 Rendah 3
3. 81-90 Sedang 5
4. 91-100 Tinggi 3
15

Data tentang pengaruhnya hasil evaluasi bagi mahasantri yang berhasil dikumpulkan
dari responden saat pandemi sebanyak 15 anak dari satu tingkatan kelas asasi, secara
kuanttatif menunjukkan skor tertinggi 88 dan total skor terendah 62 . hasil analisa
disajikan dalam bentuk table sebagai berikut :

No Interval Skor Kriteria F


1. 61-70 Sangat 6
Rendah
2. 71-80 Rendah 4
3. 81-90 Sedang 5
4. 91-100 Tinggi 0
15

Berdasarkan hasil pengolahan data secara statistik deskriptif dapat di


ketahui bahwa secara umum dapat dinyatakan bahwa sistem daring saat pandemi
sangat mempengaruhi hasil evaluasi ta’lim Al Quran.

C. Faktor pendukung dan penghambat


Faktor pendukung proses talim dimasa sebelum pandemi adalah sebagai berikut:
1. Mahasantri tetap berada di lingkungan mahad
2. Mahasantri dapat bertanya dan ber interaksi secara langsung dengan ustadz
3. Mahasantri akan mendapat hukuman apabila tidak mengikuti talim
4. Mahasantri dapat leluasa berdiskusi dengan teman se kelas atau se kamar
5. Musyrif senantiasa mengingatkan saat akan kegiatan talim
6. Apabila ustadz ada uzur akan dapat digantikan dengan ustadz lain

Faktor penghambat proses talim dimasa pandemi adalah sebagai berikut:

1. Mahasantri tidak dapat hadir apabila kuota telah habis


2. Mahasantri tidak dapat hadir apabila listrik padam
3. Mahasantri tidak dapat berdiskusi secara langsung
4. Mahasantri tidak diberi hukuman apabila tidak ikut ta’lim
BAB V
PENUTUP
Kesimpulan
Dari sini dapat saya simpulkan bahwa proses pembelajaran daring adalah hal
baru yang mana kita perlu adaptasi sesuai dengan kondisi lingkungan sekitar,
meskipun dalam situasi saat ini mahasantri masih tetap semangat dalam menjalankan
kewajiban mereka dalam melaksanakan kegiatan ta’lim.
Dalam hal ini mahasantri tidak dapat mengetahui secara langsung siapa ustadz
nya ynag telah mengajarkannya dan bentuk dari Universitas yang ia tempati, karena
memang dari awal pendaftaran hingga sekarang hampir satu semester diwajibkan
untuk melaksanakan perkuliahan secara daring.
Daftar Pustaka

Alan Jones 19994, The Koran, London, ISBN 1-84212-609-1, opening page.


Baharin, R., Halal, R., dll, 2020, Impact of Human Resource Investment on Labor
Productivity in Indonesia, Iranian Journal of Management Studies.
Brannon M. Wheeler (2002). Prophets in the Quran: An Introduction to the Quran and
Muslim Exegesis. A&C Black. ISBN 978-0-8264-4957-3.
Caroline Hodges Persell, 1979, Educations and Inequality, The Roots and Results of
Strattification in America’s Schools, United States of America: The Free Press.
Fazlur Rehman Shaikh (2001) Chronology of Prophetic Events,) Ta-Ha Publishers Ltd.
Mary Pat Fisher, 1997, Living Religions: An Encyclopaedia of the World's Faiths, I.B. Tauris
Publishers.
Muhammad Thobroni & Arif Mustofa (2013), Belajar dan Pembelajaran, Jogjakarta:
ARRUZZ MEDIA
Muhibbin Syah, (2006) Psikologi Belajar, Jakarta: Rajawali Press
Nasr, Seyyed Hossein (2007). "Qurʼān". Encyclopædia Britannica Online. Diakses
tanggal 2007-11-04.
Peters, F.E. (2003). The Words and Will of God. Princeton University Press. ISBN 0-691-
11461-7.
Roy H. Williams; Michael R. Drew (2012). Pendulum: How Past Generations Shape Our
Present and Predict Our Future. Vanguard Press. ISBN 9781593157067.

Anda mungkin juga menyukai