Tugas Kelompok
Oleh :
2021
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat-Nya sehingga
makalah ini dapat tersusun hingga selesai. Tidak lupa kami juga mengucapkan banyak
terimakasih atas bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan
baik materi maupun pikirannya. Makalah ini merupakan salah satu tugas di progam studi S2
Pendidikan Dasar Univesitas Negeri Yogyakarta. Selanjutnya penulis mengucapkan terima
kasih yang sebesar-besarnya kepada bapak. Dr. Sunaryo Soenarto, M.Pd selaku dosen
pengampu mata kuliah Pembelajaran Berbasis TI serta kepada segenap pihak yang telah
memberikan bimbingan serta arahan selama penulisan makalah ini. Akhirnya penulis
menyadari bahwa banyak terdapat kekurangan dalam penulisan makalah ini, maka dari itu
penulis mengharapkan kritik dan saran yang konstruktif dari para pembaca demi kesempurna
makalah ini.
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
COVER ................................................................................................................................................... i
KATA PENGANTAR ........................................................................................................................... ii
DAFTAR ISI......................................................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................................................... 1
BAB II PEMBAHASAN ....................................................................................................................... 2
A. Pengertian Pengajaran Multimedia ........................................................................................ 2
B. Kasus pembelajaran multimedia ............................................................................................. 3
C. Tiga Sudut Pandang Pesan Multimedia.................................................................................. 4
D. Dua Pendekatan Desain Multimedia ....................................................................................... 5
E. Tiga Metafora Pembelajaran Multimedia .............................................................................. 8
F. Bentuk Hasil Pembelajaran Multimedia .............................................................................. 11
G. Dua Bentuk Pembelajaran Aktif ....................................................................................... 13
H. Ilmu Instruksi ...................................................................................................................... 14
I. Pesan dan Ukuran Instruksional Multimedia ...................................................................... 14
J. Metode Instruksional Multimedia ......................................................................................... 24
BAB III KESIMPULAN..................................................................................................................... 26
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................................................... 27
iii
BAB I
PENDAHULUAN
Melihat keterbatasan yang melekat pada media konvensional, maka sudah saatnya
media konvensional ditingkatkan kualitasnya atau bahkan diganti dengan mengembangkan
suatu media pembelajaran yang lebih inovatif sekaligus interaktif, di antaranya adalah media
pembelajaran yang dirancang dengan menggunakan bantuan komputer. Perkembangan media
pembelajaran denganberbasis komputer sekarang ini dalam aplikasinya sudah menggunakan
gabungan beberapa media yang disebut sebagai “multimedia” sehingga pembelajaran menjadi
lebih interaktif, efektif, efisien, dan menarik.
1
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Pengajaran Multimedia
Orang-orang bisa belajar lebih baik melalui kata-kata dan gambar daripada
hanya kata-kata. Kalimat ini adalah menjelaskan inti dari buku ini tentang pembelajaran
multimedia. Bentuk pengajaran multimedia bisa berbeda bagi masing-masing orang.
Bagi beberapa orang, pengajaran multimedia bisa berarti seseorang duduk di sebuah
ruangan kemudian diberikan presentasi yang muncul di layar, ada teks, grafis, animasi
dan suara keluar dari speaker komputer – singkatnya seperti sedang menonton
ensiklopedia berbentuk multimedia. Bagi beberapa orang lainnya, pengajaran
multimedia bisa berarti beberapa orang berada di ruangan yang sama, kemudian
gambar-gambar dimunculkan di layar, ada latar belakang musik dan penjelasan
dipresentasikan oleh beberapa narasumber yang ada secara langsung. Menonton video
di televisi bisa dikatakan sebagai pengalaman multimedia karena gambar dan suara
dipresentasikan. Contoh lainnya adalah presentasi menggunakan PowerPoint dimana
seseorang menunjukkan slide pada layar dan memberikan penjelasan pada masing-
masing slide. Bahkan lingkungan teknologi rendah bisa disebut juga sebagai pengajaran
multimedia yaitu dimana guru menulis atau menggambar pada papan ketika sedang
mengajar. Dan bentuk dasar dari pengajaran multimedia adalah buku teks pelajaran
yang berisi gambar dan materi.
Dapat didefinisikan multimedia sebagai presentasi yang menggunakan materi
kata-kata dan gambar dengan tujuan meningkatkan proses pembelajaran. Kata-kata
yang dimaksud adalah materi yang dipresentasikan dalam bentuk verbal –
menggunakan yang tercetak mau pun yang diucapkan contohnya. Sedangkan gambar
yang dimaksud adalah materi yang dipresentasikan dalam bentuk bergambar, termasuk
grafis statis seperti ilustrasi, grafik, foto, peta atau grafis dinamis seperti animasi dan
video.
Ketika digunakan sebagai kata benda, multimedia merujuk pada teknologi
untuk mempresentasikan material dalam bentuk visual dan lisan. Dalam artian,
multimedia berarti teknologi multimedia – alat yang digunakan untuk presentasi materi
visual dan lisan. Ketika digunakan sebagai kata sifat, multimedia bisa digunakan pada
beberapa konteks:
o Pembelajaran multimedia – belajar dengan kata-kata dan gambar
2
o Pesan multimedia atau presentasi multimedia – presentasi yang
melibatkan kata-kata dan gambar
o Pengajaran multimedia – presentasi yang melibatkan kata-kata dan
gambar yang dimaksudkan untuk membantu perkembangan belajar
B. Kasus pembelajaran multimedia
Sebuah pesan pembelajaran adalah sebuah komunikasi yang dimaksudkan
untuk membantu perkembangan belajar. Ketika mempresentasikan pesan
pembelajaran ke pelajar, pengajar harus mempunyai dua bentuk utama – kata-kata dan
gambar. Kata-kata mencakup pidato dan teks cetak; gambar mencakup grafis status
(seperti ilustrasi atau foto) dan juga grafis dinamis (seperti animasi atau video).
Perkembangan teknologi komputer menyebabkan adanya ledakan dalam
banyaknya cara visual untuk mempresentasikan materi, termasuk perpustakaan besar
untuk foto statis, begitu juga dengan foto dinamis dalam bentuk animasi dan video.
Dengan kemampuan grafis komputer, mungkin akan berguna untuk
mempertimbangkan apakah ini waktunya untuk mengembangkan pesan pembelajaran
lebih dari murni lisan.
Kasus pembelajaran multimedia didasarkan pada ide bahwa pesan pembelajaran
seharusnya didesain sesuai dengan bagaimana pikiran manusia bekerja. Alasan untuk
presentasi multimedia adalah mempresentasikan dalam kata-kata dan gambar yang
menguntungkan kemampuan manusia sepenuhnya dalam memproses informasi. Ketika
kita mempresentasikan hanya dalam mode lisan, kita mengabaikan potensi dari
kemampuan kita untuk memproses materi dalam mode visual juga.
Dua penjelasanya adalah alasan kuantitatif dan alasan kualitatif. Alasan
kuantitatif lebih pada materi bisa dipresentasikan pada lebih dua saluran daripada satu
contohnya lalu lintas bisa pergi dalam dua jalur daripada satu. Pada sebuah kasus
tentang penjelasan bagaimana rem mobil bekerja misalnya, langkah-langkah pada
proses bisa dipresentasikan dalam kata-kata atau bisa digambarkan dengan ilustrasi.
Sebaliknya, alasan kualitatif adalah kata-kata dan gambar yang walau pun
berbeda mampu melengkapi satu sama lain dan pemahaman manusia terjadi ketika
pelajar bisa mengintegrasi presentasi visual dan lisan. Seperti yang kita tahu, alasan
kualitatif mengasumsikan bahwa dua saluran tidak setara, kata-kata bisa lebih berguna
dalam mempresentasikan beberapa bentuk materi mungkin lebih pada presentasi
formal dan membutuhkan usaha lebih untuk menerjemahkan, dimana gambar lebih
berguna untuk mempresentasikan bentuk lain.
3
C. Tiga Sudut Pandang Pesan Multimedia
Bentuk multimedia bisa dilihat dalam tiga hal, berdasarkan alat yang dipakai
untuk menyampaikan pesan pembelajaran (media), bentuk presentasi yang digunakan
untuk pesan pembelajaran (mode presentasi), atau indera yang digunakan pelajar untuk
menerima pesan pembelajaran (sensorik).
1. Sudut pandang media pengantar
Sudut pandang yang paling jelas adalah multimedia berarti materi presentasi
menggunakan dua atau lebih dua alat pengantar. Fokus pada sistem fisik yang
dipakai untuk menyampaikan infromasi seperti layar komputer, pengeras suara,
proyektor, perekam video, papan tulis dan juga kotak suara. Contohnya, pada
komputer multimedia, materi bisa dipresentasikan melalui layar dan juga pengeras
suara. Alat-alat ini bisa dipecah menjadi beberapa bagian seperti masing-masing
jendela tab yang digunakan untuk masing-masing layar, begitu juga dengan track
suara yang dipakai untuk bagian yang berbeda. Pada kuliah multimedia, materi bisa
dipresentasikan dengan proyektor dan juga suara pengajar. Pada intrepretasi paling
ketat dalam sudut pandang media pengantar, buku teks bukan merupakan
multimedia karena satu-satunya alat presentasinya adalah tinta yang tercetak pada
kertas.
2. Sudut pandang mode presentasi
Sudut pandang yang kedua adalah multimedia berarti peresentasi materi
menggunakan dua atau lebih mode presentasi. Fokusnya sendiri pada materi yang
dipresentasikan seperti penggunaan kata-kata atau gambar. Contohnya, pada
komputer multimedia ,materi bisa dipresentasikan secara lisan ketika layar
menampilkan teks atau narasi atau gambar atau grafis statis atau animasi. Pada
kuliah multimedia, materi bisa dipresentasikan secara lisan seperti pidato and
gambar diproyeksikan dengan grafis atau video. Pada buku teks, materi bisa
dipresentasikan secara lisan dengan teks cetak dan gambar grafis statis.
3. Sudut pandang modalitas sensorik
Sudut pandang ketiga, yang juga konsisten dengan pendekatan pelajar,
melakukan pendekatan yang agak berbeda. Berdasarkan sudut pandang modalitas
sensorik, multimedia berarti melibatan dua atau lebih sistem sensorik pelajar.
Daripada berfokus pada penggunaan kode untuk merepresentasi pengetahuan pada
sistem pengolahan informasi pelajar, sudut pandang modalitas sensorik fokus pada
penggunaan sensorik pelajar untuk menerima materi seperi mata dan telinga.
4
Contohnya, pada lingkungan berbasis komputer, animasi bisa dipresentasikan
secara visual, dan sebuah narasi bisa dipresentasikan melalui suara. Pada skenario
kuliah, suara pembiacara diproses pada saluran suara, dan slide dari proyektor
diproses pada saluran visual. Pada buku teks, ilustrasi dan teks cetak keduanya
diproses secara visual.
Sudut pandang Definisi Contoh
Media pengantar Dua atau lebih alat Layar komputer, pengeras
pengantar suara, proyektor, suara
pengajar
Mode presentasi Representasi lisan dan Teks pada layar dan
visual animasi, teks cetak dan
illustrasi
Modalitas sensorik Indera suara dan Narasi dan animasi, kuliah
penglihatan dan slide
1. Pendekatan teknologi
5
sebuah masalah penelitian yaitu murid-murid belajar dengan baik dari kelas daring,
dimana mereka melihat pengajar melalui layar komputer, kelas berlangsung, dimana
para murid benar-benar duduk di kelas.
6
1970-an – PLATO dan TICCIT – gagal menghasilkan pengajaran yang lebih baik dari
guru tradisional (Grup Kognisi dan Teknologi di Vanderbilt, 1996).
Apa yang bisa kita pelajari dari sejarah pendidikan teknologi yang hebat abab
20? Meskipun teknologi berbeda yang mendasari film, radio, televisi, dan instruksi
berbasis komputer, mereka semua menghasilkan siklus yang sama. Pertama, mereka
dimulai dengan janji besar tentang bagaimana teknologi akan merevolusi pendidian.
Kedua, ada langkah awal untuk menerapkan teknologi canggih di sekolah. Ketiga, dari
perspektif beberapa dekade kemudian, semua menjadi jelas bahwa harapan dan
ekspektasi gagal terpenuhi.
2. Pendekatan pelajar
7
E. Tiga Metafora Pembelajaran Multimedia
Keputusan desain tentang penggunaan multimedia tergantung pada konsep
desainer yang menggarisbawahi pembelajaran. Pada bagian ini, menguji tiga sudut
pandang dari pembelajaran multimedia, antara lain:
1. Pembelajaran multimedia sebagai penguatan respon
8
lebih kompleks? Setelah kita mengesampingkan pembelajaran hewan laboraturium
menuju bagaimana manusia belajar konsep materi dalam tugas otentik, pandangan lain
muncul sebagai tambahan sudut pandang penguatan respon.
9
3. Pembelajaran multimedia sebagai konstruksi pengetahuan
Berbeda dengan sudut pandang perolehan informasi, sudut pandang konstruksi
pengetahuan menyatakan bahwa pembelajaran multimedia adalah kegiatan masuk akal
dimana pelajar berusaha membangun representasi mental yang koheren dari materi
yang disajikan. Tidak seperti informasi yaitu benda komoditas yang bisa dipindahan
dari satu pikiran ke pikiran yang lain, pengetahuan dibangun secara pribadi oleh pelajar
dan tidak bisa disampaikan sama persis dari pikiran satu ke pikiran yang lain. Inilah
mengapa dua pelajar bisa disajikan dengan satu pesan multimedia yang sama dan hasil
yang dikeluarkan berbeda. Kedua, berdasarkan sudut pandang konstruksi pengetahuan,
tugas pelajar adalah memahami materi yang disajikan masuk akal; dengan demikian,
pelajar adalah indera aktif yang mengalami presentasi multimedia dan mencoba
mengorganisir and mengintepretasi materi yang disajikan menjadi representasi yang
koheren. Ketiga, tugas pengajar adalah membimbing pelajar dalam proses pemahaman;
dengan demikian, pengajar adalah pembimbing kognitif yang menyediakan bimbangan
yang dibutuhkan untuk menukung proses kognitif pelajar. Keempat, tujuan dari
presentasi multimedia bukan hanya untuk menyajikan materi, tapi juga menyediakan
bimbingan tentang bagaimana memproses materi yang disajikan – untuk menentukan
mana yang harus diperhatikan, bagaimana mengorganisirnya, bagaimana hal itu
berkaitan dengan pengatahuan utama. Terakhir, metafora yang melandasinya adalah
multimedia sebagai komunikator yang membantu; berdasarkan pada metafora ini,
multimedia adalah panduan yang masuk akal, bantuan untuk konstruksi pengetahuan.
Tabel 1.3
10
Perolehan Menambahka Informasi Penerima Penyedia Menyampaika
informasi n informasi informasi informasi n informasi,
pada ingatan pasif bertindak
sebagai sarana
pengantaran
Konstruksi Membangun Pengetahua Indera aktif Pembimbin Menyajikan
pengetahua struktur n g kognitif bimbingan
n mental yang kognitif,
koheren bertindak
sebagai
komunikator
yang
membantu
11
Tujuan Definisi Tes Contoh tes
Mengingat Kemampuan untuk Retensi Tulis semua yang
mereproduksi dan anda ingat dari
mengenali materi bacaan yang telah
dibaca
Memahami Kemampuan transfer Tuliskan beberapa
menggunakan materi cara untuk
pada situasi baru meningkatkan
kemampuan alat
yang baru saja anda
baca
12
tapi tidak bisa digunakan dalam situasi baru. Singkatnya, Brenda memperoleh kumpulan
fakta – tapi terisolasi dari informasi.
Terakhir, pertimbangkan pelajar ketika, Cathy. Ketika dia mengklik “rem” dia
menerima presentasi multimedia yang berisi teks yang sama dengan yang Alice dan Brenda
lihat, serta animasi yang menyajikan langkah-langkah bagaimana sistem rem mobil
bekerja. Ketika saya meminta Cathy untuk menjelaskan bagaimana sistem rem mobil
bekerja, dia menjawab dengan baik – mengingat langkah sebanyak Brenda. Ketika saya
memintanya untuk menyelesaikan masalah transfer, dia juga menjawab dengan baik, tidak
seperti Brenda – memberikan solusi kreatif. Performa Cathy adalah bentuk ketiga dari hasil
pembelajaran – pembelajaran yang bermakna. Pembelajaran bermakna dibedakan dengan
hasil transfer sebaik hasil retensi. Pengetahuan Cathy terorganisir ke dalam representasi
yang terintegrasi.
13
pengajaran multimedia. Maksudnya adalah pesan pengajaran multimedia bisa mendorong
proses aktif kognitif pada pelajar bahkan ketika mereka terlihat berperilaku non aktif.
H. Ilmu Instruksi
1. Pengertian ilmu instruksi
Ilmu instruksi melibatkan pembuatan prinsip berdasarkan bukti untuk
membantu orang belajar. Dengan berdasarkan bukti, maksud prinsip-prinsip tersebut
konsisten dengan hasil penelitian ilmiah yang tepat daripada berdasarkan opini atau
dogma.
2. Praktik berdasarkan bukti
Tujuan dari ilmu instruksi adalah untuk berkontribusi pada praktik berdasarkan
bukti – praktik instruksional yang konsisten dengan bukti penelitian. Pada buku ini,
membahas “apa yang berhasil/bekerja” di pembelajaran multimedia (O’Neil, 2005,
2008).
I. Pesan dan Ukuran Instruksional Multimedia
Pesan instruksional multimedia adalah komunikasi menggunakan kata-kata dan
gambar dengan tujuan untuk membantu pembelajaran. Definisi ini memiliki tiga
bagian: pertama, bagian pesan dari istilah tersebut mencerminkan gagasan bahwa pesan
instruksional multimedia adalah komunikasi atau presentasi yang melibatkan pengajar
dan pelajar. Kedua, bagian instruksional dari definisi mencerminkan gagasan bahwa
tujuan dari pesan instruksional multimedia adalah membantu pembelajaran (termasuk
pemahaman) pada pelajar. Ketiga, bagian multimedia dari definisi mencerminkan
gagasan bahwa pesan instruksional multimedia berisi kata-kata dan gambar.
14
Untuk setiap contoh, dipresentasikan dalam kata-kata untuk memperlihatkan
cara konvensional untuk materi yang dipresentasikan sebagai satu media pesan
instruksional. Kemudian, diperlihatkan bagaimana pesan instruksional multimedia
berdasarkan buku bisa dikontruksi menggunakan teks cetak dan ilustrasi, dan
bagaimana pesan instruksional multimedia berdasarkan komputer bisa dikontruksi
menggunakan narasi dan animasi. Untuk setiap pesan instruksional multimedia,
diperlihatkan bagaimana belajar dapat diukur menggunakan tes retensi untuk melihat
seberapa baik pelajar mengingat penjelasan dan tes transfer untuk melihat seberapa baik
pelajar mengerti penjelasan.
1. Bagaimana badai petir terbentuk
Perhatikan skenario berikut. Sebagai bagian dari proyek, anda ingin mengetahui
bagaimana badai petir terbentuk. Anda mencari “petir” di ensiklopeia dan menemukan
entri berikut:
Petir dapat didefinisikan sebagai pelepasan listrik hasil dari perbedaan muatan listrik
antara awan dan tanah.
Ketika permukaan bumi hangat, udara lembab di sekitar permukaan bumi menjadi
panas dan naik dengan cepat, menghasilkan updraft atau hentakan ke atas. Ketika udara
di updraft menjai dingin, uap air memadat menjadi tetesan air dan membentuk awan.
Puncak awan meluas di atas titik beku. Pada ketinggian ini, suhu udara jauh di bawah
titik beku, sehingga bagian atas awan terdiri dari kristal es kecil.
Pada akhirnya, tetesan air dan kristal es di awan menjadi terlalu besar untuk
ditangguhkan oleh updrafts. Ketika rintik hujan dan kristal es jatuh melalui awan,
mereka menyeret sebagian besar udara dari awan ke bawah, menghasilkan downdrafts
atau hentakan ke bawah. Arus udara yang naik dan turun menyebabkan hujan es
terbentuk. Ketika downdrafts menyentuuh tanah, mereka menyebar ke segala arah,
menghasilkan hembusan angin sejuk yang dirasakan orang-orang sebelum hujan mulai
turun.
Di dalam awan, udara yang bergerak menyebabkan muatan listrik terbentuk, meskipun
ilmuwan tidak sepenuhnya mengerti bagaimana itu bisa terjadi. Beberapa percaya
bahwa muatan itu dihasilkan dari tabrakan cahaya awan, tetesan air yang naik,
potongan-potongan kecil es yang melawan hujan es dan partikel jatuh lainnya yang
15
lebih berat. Partikel bermuatan negatif jatuh ke dasar awan, dan partikel bermuatan
postif naik ke atas.
Sambaran kilatan petir yang pertama dari awan ke bumi dimulai melalui stepped leader
(lintasan yang dilalui petir dari awan ke tanah). Banyak ilmuwan percaya bahwa hal itu
dipicu oleh percikan antara area bermuatan postif dan negatif di dalam awan. Stepped
leader bergerak ke bawah dalam banyak lintasan, masing-masing kira-kira sepanjang
50 yard dan berlangsung kira-kira satu juta per detik. Dia berhenti di antara lima puluh
juta per detik. Ketika stepped leader berada di dekat tanah, muatan positif bergerak ke
atas melalui benda-benda seperti pohon, gedung untuk bertemu dengan muatan negatif.
Biasanya muatan yang bergerak dari benda tertinggi aalah yang pertama bertemu dan
menyelesaikan jalur antara awan dan bumi. Kedua muatan umumnya bertemu di
ketinggian sekitar 165 kaki dari tanah. Muatan negatif kemudian begegas dari awan ke
tanah melalui lintasan yang telah terbentuk sebelumnya. Dia tidak terlalu terang tapi
biasanya mempunyai banyak cabang.
Dalam penelitian ini, pelajar yang membaca materi 500 kata ini tidak begitu
bagus performanya dalam tes retensi dan transfer, bahkan ketika diberikan test segera
setelah pelajar selesai membaca. Ketika meminta pelajar untuk menuliskan penjelasan
bagaimana badai petir terbentuk (tes retensi), pelajar biasanya bisa mengingat lebih
sedikit dari setengah langkah utama dalam pembentukan petir. Ketika meminta mereka
untuk menjawab pertanyaan yang membutuhkan materi untuk menyelesaikan masalah
baru, seperti mencari tahu bagaimana mengurangi intensitas badai petir (tes transfer),
pelajar biasanya tidak bisa menghasilkan solusi yang berguna. Jelas, cara tradisional
16
yang dihormati untuk menyajikan pesan instruksional, menyedikan penjelasan dalam
bentuk teks cetak, tidak bisa bekerja dengan baik.
Penelitian yang dipresentasikan dalam buku kebanyakan melibatkan dua bentuk
situasi pembelajaran multimedia, lingkungan berbasis buku dan lingkungan berbasis
komputer. Pada lingkungan berbasis buku, kita bisa fokus pada masalah bagaimana
cara terbaik untuk mengintegrasi teks cetak dan ilustrasi. Contohnya, gambar 2.1
menunjukkan pelajaran multimedia berbasis buku dalam pembentukan petir yang
disebut ilustrasi beranotasi. Pelajaran terdiri dari seri ilustrasi, yang masing-masing
menggambarkan langah kunci dalam pembentukan petir, beserta dengan segmen teks
yang sesuai (atau anotasi) yang masing-masing mendeskripsikan langkah kunci
pembentukan petir. Lima ilustrasi tersebut adalah gambar garis sederhana yang berisi
elemen penting seperti partikel positif dan negatif, updrafts dan downdrafts, udara
hangat dan dingin. Teks juga berfokus terutama pada elemen dan kejadian dalam
pembentukan petir; 50 kata yang digunakan dalam ilustrasi dipilih per kata dari 500
kata yang digunakan dalam materi. Yang terpenting, ilustrasi dan teks terkoordinasi
sedemikian rupa sehingga segmen teks dan ilustrasi bisa dipresentasi berdekatan satu
sama lain. Kami menempatkan masing-masing dari lima ilustrasi beranotasi ini di
sebelah paragraf yang sesuai di materi sebanyak 500 kata yang baru saja anda baca. Ini
adalah pelajaran multimedia karena mencakup kata-kata (teks cetak) dan gambar
(ilustrasi).
17
o Retensi
Tuliskan penjelasan bagaimana petir bekerja.
o Transfer
Apa yang bisa anda lakukan untuk mengurangi intensitas petir?
Misalkan anda melihat awan di langit, tapi tidak ada petir. Mengapa tidak?
Apa hubungan antara suhu udara dan petir?
Apa yang menyebabkan petir?
Untuk menghitung skor retensi untuk pelajar, saya bisa memeriksa apa yang
ditulis pelajar – protokol ingatan pelajar – kemudia menilai apakah delapan langkah
utama ada di dalamnya. Dalam membuat penilaian, saya fokus pada makna dari
jawaban pelajar dari kata-kata yang tepat. Jadi, jika pelajar menulis “bagian negatif
berpindah ke dasar awan” pelajar akan mendapatkan kredit untuk ide “5” walau pun
kata-katanya tidak sama persis. Untuk memastikan penilaian dilakukan secara obyektif,
protokol ingatan dinilai oleh dua penilai independen yang tidak mengetahui pesan
instruksi apa yang diterima oleh pelajar. Umumnya, ada beberapa perbedaan
pendapatan , tapi semuanya diselesaikan dengan konsensus. Dengan demikian,
performa retensi dari setiap pelajar dinyatakan dengan prosentase – jumlah ide yang
diingat dibagi dengan total yang ada (delapan).
Meski nilai retensi itu penting, saya paling tertarik pada nilai transfer. Saya tidak
hanya ingin pelajar bisa mengingat apa yang dipresentasikan, tapi saya juga ingin
mereka juga bisa memakai apa yang telah mereka pelajari untuk menyelesaikan
masalah dalam situasi baru. Jadi, saya tidak akan berhenti mengukur seberapa banyak
yang diingat; tapi faktanya, fokus utama penelitian saya adalah mengukur pemahaman
pelajar dengan menilai performa transfer mereka.
2. Bagaimana rem bekerja
Setelah menjelajahi sistem fisik – proses pembentukan petir – mari beralih ke sistem
mekanik – pengoperasian sistem pengereman mobil. Misalkan rem mobil anda butuh
perawatan, jadi anda mencari artikel tentang rem di ensiklopedia. Artikel ini
menjelaskan bagaimana cara kerja kabel rem di sepeda, bagaimana cara kerja rem
hidrolik pada mobil, dan bagaimana cara kerja rem udara pada truk. Berikut adalah
bagian tentang rem hidrolik:
Rem hidrolik menggunakan berbagai macam cairan, bukan tuas atau kabel. Pada mobil,
cairan rem berada dalam ruang yang disebut silinder. Tabung logam menghubungkan
master silinder dengan silinder roda yang terletak di dekat roda. Ketika pengemudi
18
menginjak pedal rem mobil, piston akan bergerak maju di dalam master silinder. Piston
memaksa cairan rem keluar dari master silider dan melalui tabung ke silinder roda.
Dalam silinder roda, peningkatan tekanan cairan membuat satu set piston yang lebih
kecil bergerak. Piston yang lebih kecil ini mengaktifkan baik cakram atau rem tromol,
dua jenis rem hidrolik. Kebanyakan mobil mempunyai rem cakram pada roda belakang
dan rem tromol pada roda depan.
Rem tromol terdiri tromol besi dan sepasang sepatu rem setengah lingkaran. Tromol
dibaut di tengah roda di bagian dalam. Tromol ikut berputar dengan roda, tapi sepatu
tidak. Sepatu dilapisi dengan asbes atau bahan material lainnya yang bisa menahan
panas yang dihasilkan oleh gesekan. Ketika rem sepatu ditekan terhadap tromol, baik
tromol dan roda akan berhenti atau melambat.
Apakah materi ini masuk akal bagi anda? Perlu diakui, penjelasan dasar tentang
bagaimana cara kerja rem dijelaskan pada artikel, seperti kata-kata yang tercetak
miring; namun, jika anda seperti kebanyakan pelajar yang membaca artikel ini dalam
studi, anda mengingat kurang dari 20% dari materi yang tercetak miring, dan anda tidak
akan bisa menjawab pertanyaan transfer. Rupanya, orang-orang mengalami kesulitan
dalam belajar dan memahami penjelasan yang hanya disajikan dalam kata-kata saja.
Ini adalah pelajaran multimedia berbasis buku karena kata-kata disajikan dalam bentuk
teks cetak dan gambar disajikan dalam bentuk ilustrasi. Saya meruju materi pada
gambar 2.3 sebagai ilustrasi beranotasi karena kata-kata an gambar terkoordinasi –
deskripsi verbal dari sebuah kejadia seperti “satu set piston yang lebih kecil bergerak”
disajikan di sebelah gambar visual piston yang lebih kecil bergerak.
Cara lain, mari kita ubah pelajaran multimedia tentang rem menjadi media
berbasis komputer yang berisi animasi dan narasi. Gambar 2.4 menunjukkan bingkai
terpilih dari animasi bernarasi yang menjelaskan bagaimana cara kerja rem. Narasi –
dibacakan oleh suara pria- dikoordinasikan dengan animasi sehingga ketika sebuah
kejadian digambarkan dalam animasi (pistin bergerak maju di dalam master silinder),
narasi secara bersamaan mendeskripsikan kejadian dengan kata-kata (mengatakan
“sebuah piston bergerak maju di dalam master silinder”). Presentasi berlangsung
selama 30 detik dan berfokus hanya pada langkah-langkah penting. Animasi
berdasarkan ilustrasi versi lebih luas pada gambar 2.3, dan narasi berdasarkan pada
versi yag direvisi dari bagian yang tercetak miring pada artikel pengereman yang anda
19
baca – berisi sekitar 75 kata. Seperti yang bisa anda lihat, animasi bernarasi berfokus
hanya pada sistem pengereman mobil berkebalikan dengan ilustrasi beranotasi, yang
berfokus pada beberapa jenis sistem pengeraman.
Jawaban pelajar tidak harus sama persis untuk dinilai sebagai jawaban yang benar.
Contohnya, jika seorang pelajar menulis “sepatu menekam tromol,” dia akan
mendapatkan kredit untuk ide nomor tujuh. Maka dapat menghitung prosentase dengan
jumlah penjelasan ide yang ada di jawaban pelajar untuk retensi dan membaginya
dengan jumlah total penjelasan ide yang ada di dalam materi.
Untuk setiap pertanyaan, dibuat daftar jawaban yang bisa diterima. Contohnya,
jawaban yang bisa diterima untuk lima pertanyaan adalah: rem menjadi panas karena
adanya gesekan (untuk pertanyaan nomor satu); rem bisa lebih diandalkan dengan
menambahkan sistem cadanga atau pendingin mekanik (untuk pertanyaan nomor dua);
rem bisa dibuat lebih efektif dengan menggunakan rem sepatu yang lebih sensitif
terhadap gesekan atau mempunyai lebih sedikit ruang di antara rem sepatu dan pedal
rem (untuk pertanyaan nomor tigas); rem gagal berfungsi karena ada kebocoran di
dalam tabung atau karena master silinder macet pada satu posisi (untuk pertanyaan
nomor empat); dan pompa mengurangi panas dan melelahkan tromol (untuk pertanyaan
nomor lima). Jawaban berdasarkan pengetahuan umum, seperti mengatakan kalau rem
sepatu harus diganti secara teratur, tidak akan dihitung sebagai jawaban yang bisa
diterima.
20
Paragraf ini tampaknya menyajikan banyak informasi penting dengan cara penulisan
yang jelas. Untuk informasi, saya mencetak miring bagian yang menjelaskan langkah
pengoperasian pompa ban sepeda, tapi yang tidak tercetak miring juga dimasukkan
ketika kami menggunakan materi ini dalam penelitian. Walau pun membaca paragraf
ini degan seksama, anda mungkin tidak mempelajari banyak tentang bagaimana cara
kerja pompa. Contohnya, pelajar dalam penelitian kami mengingat kurang dari 20%
gagasan utama pada materi – pada kasus ini, materi tercetak miring dalam
pengoperasian pompa. Bahkan lebih buruk, pelajar yang membaca materi ini tidak
berkinerja dengan baik dalam tes transfer dimana mereka diminta untuk menggunakan
materi untuk menyelesaikan masalah baru; faktanya, mereka gagal untuk menghasilkan
jawaban yang benar dibandingkan pelajar yang tidak membaca materi.
Hasil ini, sama seperti materi petir dan rem, mengarahkan untuk mencari cara
lebih baik untuk membantu pelajar memahami bagaimana cara kerja pompa. Pencarian
membawa untuk menjelajah potensi gambar. Contohnya, pertimbangkan pelajaran
multimedia berbasis buku pada gambar 2.5, dimana menggunakan teks cetak dan
ilustrasi untuk menjelaskan bagaimana cara kerja pompa. Pelajaran ini merujuk sebagai
ilustrasi beranotasi karena berisi kata-kata yang mendeskripsikan langkah-langkah
bagaimana cara kerja pompa dan gambar menggambarkan langkah-langkah bagaimana
cara kerja pompa. Kata-kata adalah kalimat-kalimat pendek yang mendeskripsikan
tindakan seperti “katup masuk menutup” dan gambar adalah bingkai-bingkai yang
menggambarkan pompa menjadi dua dengan pegangan ke atas dan pegangan ke bawah.
Yang terpenting, kata-kata dan gambar terkoordinasi sehingga deskripsi verbal tentang
kejadian seperti “katup masuk menutup” ditempatkan dekat gambar yang sesuai yaitu
katup masuk menutup. Masing-masing ilustrasi beranotasi ditempatkan di sebelah
paragraf yang sesuai, sehingga ilustrasi beranotasi tentang pompa ban sepeda (terlihat
pada gambar 2.5) ditempakan di sebelah paragraf tentang pompa ban sepeda (terlihat
pada kotak yang baru saja anda baca). Seperti yang bisa anda lihat, kata-kata pada
ilustrasi beranotasi diambil dari materi.
Kata-kata dan gambar terkoordinasi, jadi, contohnya, ketika animasi
memperlihatkan katup masuk membuka, narasi mengatakan “katup masuk membuka”.
Seperti yang bisa anda lihat, narasi sedikit dimodifikasi dari ilustrasi beranotasi berisi
desripsi penuh langkah-langkah yang terlibat dalam pengoperasian pompa ban sepeda
tapi tanpa detail tambahan dan tidak ada jenis pompa lain yang ditunjukkan. Garis
gambar yang digunakan dalam animasi sederhana terdiri dari beberapa bagian yang
21
disebutkan dalam narasi dan narasi pendek terdiri dari 50 kata. Seluruh presentasi
berlangsung sekitar 30 detik.
o Retensi
Tuliskan penjelasan tentang bagaimana cara kerja pompa ban sepeda. Seolah-
olah anda menuliskannya untuk seseorang yang tidak tahu banyak tentang
pompa. (digunakan untuk veris berbasis komputer)
Tuliskan semua yang bisa anda ingat dari artikel yang baru saja anda. Seolah-
olah anda menuliskan ensiklopedia untuk pemula. (digunakan untuk versi
berbasis buku)
o Transfer
Apa yang bisa dilakukan untuk membuat pompa lebih bisa diandalkan, untuk
memastikan tidak akan gagal?
Apa yang bisa dilakukan agar pompa lebih efektif, untuk mengisi udara lebih
cepat?
Misalkan anda menekan ke bawah dan menarik ke atas pegangan pompa
beberapa kali tapi tidak ada udara yang keluar. Apa yang salah?
Mengapa udara memasuki pompa? Mengapa udara keluar dari pompa?
Dua pertanyaan awal meminta pelajar untuk merancang ulang sistem untuk
mencapai sebuah fungsi baru; pertanyaan ketiga meminta pelajar untuk memecahkan
masalah pada sistem; dan pertanyaan terakhir meminta pelajar untuk mengungkapkan
prinsip yang mendasari (“udara bergerak dari area tekanan tinggi ke rendah”). Jawaban
yang bisa diterima untuk pertanyaan pertama tentang keandalan termasuk
menggunakan segel keap suara atau memakai sistem cadangan; jawaban yang bisa
diterima untuk pertanyaan kedua tentang efektifitas termasuk mengecilkan ukuran
silindir atau menarik dengan lebih keras; jawaban yang bisa diterima untuk pertanyaan
pemecahan masalah termasuk lubang pada silinder atau katup macet pada suatu posisi;
dan jawaban yang bisa diterima untuk pertanyaan terakhir termasuk gagasan bahwa
tekanan udara lebih rendah dalam silinder menyebabkan udara masuk dan tekanan
udara yang lebih tinggi pada silinder menyebabkan udara keluar. Saya tidak memberi
22
kredit untuk jawaban yang berdasarkan pada pengetahuan umum, seperti meningkatan
keandalan dengan menggunakan tabung ban tahan duri, atau jawaban samar, seperti
mengatakan kalau pompa tidak bisa bekerja karena “ada yang salah dengan katup”.
Berdasarkan kunci jawaban kami, jumlah maksimal untuk empat pertanyaan adalah
sepuluh, jadi saya bisa menghitung skor prosesntase untuk setiap pelajar engan
membagi jumlah jawaban yang bisa diterima dengan total jawaban. Untuk tes retensi
dan transfer, saya mengikuti prosedur penilaian yang sama dengan materi petir dan rem.
23
yang pertama pada tabel dan dua seperti masalah kedua, dan setelahnya setiap jawaban
mereka diminta untuk menjelaskan. Pelajar menerima satu poin untuk setiap jawaban
yang benar dan satu poin untuk penjelasan yang benar untuk total poin adalah 60 poin.
Pertanyaan retensi dan transfer untuk permainan Design-a-Plant
o Retensi
Tuliskan semua jenis akar yang bisa kamu ingat dari materi.
Tuliskan semua jenis batang yang bisa kamu ingat dari materi.
Tuliskan semua jenis daun yang bisa kamu ingat dari materi.
o Transfer
Rancang sebuah tanaman untuk hidup pada lingkungan yang mempunyai
sedikit cahaya matahari.
J. Metode Instruksional Multimedia
1. Metode Instruksional
Metode instruksional adalah cara mempresentasikan pelajaran, seperti menggunakan
lisan dan teks cetak bersamaan dengan animasi. Metode instruksional tidak bisa
mengubah konten pelajaran – sampul materi tetap sama. Singkatnya, apa yang
dipresentasikan tetap sama di bawah dua metode. Demikian juga, metode instruksional
tidak mengubah media pelajaran (apakah pelajaran dipresentasikan pada layar
komputer atau kertas). Singkatnya, alat yang digunakan untuk menyajikan materi tetap
sama di bawah dua metode.
2. Dua Belas Metode
Pada penelitian kami tentang metode instruksional multimedia, kami memvariasikan
fitur bagaimana pelajaran dipresentasikan, tapi kami mengajarkan konten yang dan
memakai media yang sama. Secara khusus, kami menguji efektifitas dari dua belas fitur
pelajaran multimedia kami:
a) Koheren – apa orang-orang belajar lebih baik ketika materi asing dihilangkan
(metode ringkas) daripada diikutkan (metode diuraikan)?
b) Signaling – apa orang-orang akan belajar lebih baik ketika materi penting
disorot (metode isyarat) daripada tidak disorot (metode non isyarat)?
c) Redudansi – apakah orang-orang belajar lebih baik dari animasi dan narasi
(metode non reduansi) daripada dari animasi, narasi dan teks pada layar (metode
reduansi)?
24
d) Pendekatan spasial – apa orang-orang belajar lebih baik ketika grafis yang
sesuai dan teks cetak ditempatkan berdekatan (metode integrasi) daripada jauh
satu sama lain (metode terpisah) pada halaman atau layar?
e) Kedekatan temporal – apa orang-orang belajar lebih baik ketika grafis yang
sesuai dan teks yang dibacakan dipresentasikan dalam waktu yang sama
(metode simulasi) daripada berturut-turut (metode berturut-turut)?
f) Segmentasi – apa orang-orang belajar lebih baik ketika pelajaran multimedia
dipresentasikan dalam segmen serba pelajar (metode tersegmentasi) daripada
sebagai presentasi berkelanjutan (metode berkelanjutan)?
g) Pra-pelatihan – apa orang-orang belajar lebih baik ketika mereka menerima pra-
latihan tentang nama dan karakter dari komponen kunci (metode pra-latihan)
daripada tanpa pra-latihan (metode non pra-latihan)?
h) Modalitas – apa orang-orang belajar lebih baik dari grafis dan narasi (metode
narasi) daripada dari grafis dan teks cetak (metode teks)?
i) Multimedia – apa orang-orang belajar lebih baik dari kata-kata dan gambar
(metode mutimedia) daripada hanya dari kata-kata (metode single media)?
j) Personalisasi – apa orang-orang belajar lebih baik dari pelajaran multimedia
ketika kata-kata dalam gaya percakapan (metode personalisasi) daripada dalam
gaya formal (metode non personalisasi)?
k) Suara – apa orang-orang belajar lebih baik ketika kata-kata dalam pelajaran
multimedia disuarakan oleh manusia (metode suara manusia) daripada mesin
(metode suara mesin)?
l) Foto – apa orang-orang belajar lebih baik dari pelajaran multimedia ketika
gambar pembicara ada di layar (metode tampilan) daripada tidak ada di layar
(metode tanpa tampilan)?
.
25
BAB III
KESIMPULAN
Tema pada bab ini adalah bahwa pesan intruksional multimedia seharusnya
dirancang dengan cara yang konsisten dengan penelitian ilmuwan berdasarkan bukti
empiris. Penelitian berfokus pada bagaimana cara kerja pesan instruksional – seperti
petir, rem, pompa, motor listrik, tanaman tumbuh – walaupun detail materi
instruksional, tes, dan prosedur bervariasi dari satu studi ke studi yang lain ada
kesamaan dari semua pesan instruksional multimedia ini. Pertama, masing-masing
adalah pesan – komunikasi untuk pelajar. Secara khusus, fokus pada komunikasi yang
lebih spesifik, penjelasan bagaimana sistem fisik, mekanik atau biologi bekerja. Setiap
penjelasan mengambil bentuk rantai seban dan akibat dimana perubahan dalam satu
bagian sistem menyebabkan perubahan pada bagian lainnya dan seterusnya. Peneliti
berfokus pada penjelasan pesan tentang sistem sebab dan akibat karena inti dari
banyak presentasi pendidikan ada pada mata pelajaran mulai dari sains sampai sejarah.
Kedua, setiap instruksional tujuan dari komunikasi adalah untuk membantu
mengembangkan pembelajaran. Secara khusus mengukur pembelajaran melalui tes
retensi bisa mengingat langkah-langkah dalam materi dan transfer bisa menggunakan
materi untuk menyelesaikan masalah baru. Ketiga, masing-masing berbasis multimedia
karena komunikasi disajikan dengan kata-kata dan gambar. Untuk presentasi berbasis
buku, kata-kata dalam bentuk teks cetak dan gambar dalam bentuk ilustrasi. Untuk
presentasi berbasis komputer, kata-kata dalam bentuk narasi dan gambar dalam bentuk
animasi. Untuk permainan interaktif, materi yang disajikan berbentuk grafis dan narasi.
Peneliti paling tertarik untuk menemukan cara produktif untuk memasukan gambar
dalam kata-kata, pendekatan yang tumbuh dari ketertarikan saya dalam memanfaatkan
potensi cara belajar visual.
26
DAFTAR PUSTAKA
27