PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kajian-kajian anatomis dan fisiologi dapat menentukan konteks (lapisan luar) area-area
tertentu yang melakukan fungsi-fungsi fisiologis pula. Area yang paling penting adalah area
motorik yang mengontrol semua gerak bagian tubuh, area sensoris tempat bermuaranya
sensasi peraba dan berapa unsur sensasi sakit ,sensasi perubahan- perubahan temperatur suhu
,dan rasa tiap-tiap bagian tubuh di presentasikan pada area motorik dan area sensoris. Area
optik yang memerlukan pusat pengelihatan tempat bermuaranya getaran-getaran saraf yang
datang dari mata, auditori area yang merupakan pusat pendengaran tepat bermuaranya
getaran- getaran saraf yang datang dari kedua telinga; area yang berhubungan dengan dahi
yang terdapat pada hampir semua bagian depan dua cuping dahi tempat berkumpulnya pesan-
pesan yang datang dari bagian-bagian tubuh yang berbeda dalam sensasi-sensasi yang
penting disana.
Jaringan saraf yang ada pada tubuh kita sendiri memberikan pelajaran berharga tentang
kebesaran Allah SWT. Sistem saraf manusia bisa jadi merupakan kumpulan materi yang
diorganisasikan paling rumit di bumi ini yang membuat komputer yang paling rumit
sekalipun kelihatan primitif. Sistem saraf inilah yang secara biologis membuat kita mampu
belajar, berpikir, mengingat, dan menjadi sadar akan diri kita sendiri dan lingkungan di
sekitar kita.
Kemampuan manusia untuk melakukan aktivitas baik fisik maupun intelektual yang
didukung oleh sistem saraf mungkin menjadikan sebagian manusia merasa memiliki daya
dan kekuatan untuk melakukan sesuatu. Bahkan manusia yang genius bisa jadi akan merasa
bangga dengan kejeniusannya karena memiliki kapasitas berpikir yang lebih tinggi dari orang
lain. Tetapi jika kita mengenali diri kita sendiri tentang sistem saraf, maka semestinya akan
hilang semua kesombongan dalam diri kita. Karena dalam perjalanan sistem saraf untuk
menghasilkan suatu persepsi, pikiran, gerakan, atau output motoris harus melewati proses
integrasi dalam Sistem Saraf Pusat (SSP) atau central nervous system. SSP terdiri dari otak
dan sumsum tulang belakang yang berfungsi untuk menerjemahkan informasi yang berasal
dari stimulasi reseptor sensoris oleh lingkungan, kemudian dihubungkan dengan respon
tubuh yang sesuai. Proses yang terjadi di dalam SSP adalah proses yang murni berlangsung
di luar kesadaran dan kontrol manusia, bahkan manusia yang paling hebat sekalipun. Tidak
ada sama sekali peran manusia untuk membangun SSP yang mampu menghasilkan buah
karya yang luar biasa. Karena hanya Allah SWT yang mampu melakukannya dengan mudah.
B. Tujuan
1. Untuk mengetahui konsep system persarafan dalam Al-Quran, Hadist, dan Fiqih
2. Untuk mengetahui Manfaat Sistem Syaraf Dalam Aktifitas
BAB II
TINJAUAN TEORI
Artinya:
“Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya malam dan
siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal, (yaitu) orang-orang
yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadan berbaring dan
mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata): "Ya Tuhan
kami, tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia, Maha Suci Engkau, maka
peliharalah kami dari siksa neraka”. (Q.S. Ali-Imran:190-191)
Lebih jauh lagi, Al-Qur’an menjelaskan bahwa orang-orang yang berakal adalah
orang-orang yang memadukan fungsi antara pikiran dan perasaan secara maksim,
sehingga ketika memperoleh keyakinan (kesimpulan tertinggi berupa keimanan) akan
menggetarkan jantung hati (Qalb).
Bahkan ilmuwan-ilmuwan muslim yang merujuk pada kitab suci Al-Quran,
dijelaskannya bahwa di dalam otak manusia terdapat Cortex Cerebri (kulit otak).
Sangat menarik mendapati kenyataan bahwa pusat penglihatan dan pendengaran
manusia ternyata juga terdapat di Cortexnya. Berarti, proses melihat dan mendengar
itu sebenarnya identik dengan proses berpikir. Orang yang melamun, meskipun bisa
melihat dengan mata dan mendengar dengan telinga, dia tidak bisa memahami apa
yang sedang dilihat dan didengarnya. Pada saat demikian, dia tidak mengaktifkan
daya pikir secara utuh.
Selaras dengan kitab suci Al-Qur’an, Rasulullah SAW juga bersabda :“yang pertama
kali diciptakan oleh Allah adalah akal, lalu Allah berkata kepadanya “datanglah
kemari”, maka akalpun datang kepadanya, kata Allah : “demi kemuliaan serta
keagunganku, tidaklah aku mengambil dan dengan engkaulah aku memberi. Dengan
engkau aku memberikan pahala dan dengan engkaulah aku memberi hukuman.”
Sabda Rasulullah SAW yang lainnya adalah: “aku bertanya pada jibril apakah yang
dinamaan kepemimpinan itu?” jibril menjawab: “akal.”
Hakikat akal adalah naluri yang dipergunakan untuk memahami pengetahuan-
pengetahuan yang bersifat teoritis, seolah-olah akal itu adalah cahaya yan
dimasukkan kedalam jiwa sehingga manusia siap memahami sesuatu.
Jika akal kia dijadikan sebuah naluri yang luar biasa terhadap daya cipta dan karya
kita. Menggunakan akal, yaitu pikiran/akal bukanlah sebuah wadah yang harus diisi
melainkan api yang harus dinyalakan. Hormonhormon yang ada dalam akal sangat
mudah beraksi, sehingga ketika kita berpikir untuk menjadi besar, maka kita benar-
benar akan mendapatkannya, tentunya melalui proses.
b. Otak Manusia Dalam Presfektif Al-Qur’an
Sebagaimana yang kita ketahui bersama, bahwa yang cocok dalam mempelajari
desain dan struktur otak adalah keilmuan faal dan kognitif, namun Al-Qur’an sudah
menyinggung secara global struktur dan fungsi otak. Allah berfirman dalam Al-
Qur’an surah al ‘alaq ayat 15-16:
Artinya: “Ketahuilah, sungguh jika dia tidak berhenti (berbuat demikian) niscaya
Kami tarik ubun-ubunnya,*1591 (yaitu) ubun-ubun orang yang mendustakan lagi
durhaka.”
Artinya :
“(Dialah Allah) yang menjadikan segala ciptaan-Nya indah, dan Dia memulai
penciptaan manusia dari tanah, kemudian menjadikan keturunannya dari air yang
hina (air mani), kemudian Dia sempurnakan kejadian (fisiknya) dan Dia tiupkan
Ruh-Nya, dan Dia jadikan bagi kamu pendengaran, Pelihatan, dan hati (akal fikiran
), nemun sedikit sekali kamu yang bersyukur.”
Imam Ghazali
Akal merupakan kekuatan pemikiran yang original karunia Allah kepada manusia agar
dapat mengenal hakikat kehidupan ini. Akal adalah tempat lahir dan tegaknya ilmu,
sedangkan ilmu tumbuh dari akal sebagaimana tumbuhnya buah – buahan dari pohon
serta terpancarnya cahaya matahari. Akal sangat mulia sehingga hewan besar dan
perkasa akan bimbang dan takut berhadapan dengan manusia karena sadar manusia
memiliki akal/tipu daya dan upaya melakukan sesuatu
Q.S. Yasin (36) : 68
Artinya :
“Dan barang siapa Kami panjangkan umurnya niscaya Kami kembalikan dia kepada
awal kejadian(nya)[16]. Maka mengapa mereka tidak mengerti ?.”
Q.S. An Nahl (16) :70
Artinya :
“Allah menciptakan kamu, kemudian mewafatkan kamu; dan di antara kamu ada yang
dikembalikan kepada umur yang paling lemah (pikun), supaya dia tidak mengetahui
lagi sesuatupun yang pernah diketahuinya. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui
lagi Maha Kuasa.”
A. Kesimpulan
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA