Anda di halaman 1dari 12

UAS

“ Autisme “

Dosen Pengampu : Prof. Dr. Mega Iswari, M.Pd

Oleh :

Budiman
(23003234)

PRODI PENDIDIKAN LUAR BIASA


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDKAN
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2023

SOAL UAS ANAK AUTIS


1. Jelaskan dan berikan contoh bagaimana cara mengatasi perilaku stereotip
pada anak autis!
JAWABAN :
Perilaku stereotype merupakan perilaku yang disebabkan ketidakmampuan
memproses secara benar terhadap rangsang sensoris, sehingga bisa
menjadi hipo atau hiper reaksi terhadap rangsangan. Beberapa diantaranya
dapat menjadi sangat senang atau sangat terosebsi untuk menciptakan
stimulasi dari dirinya sendiri. Tanpa stimulasi yang semestinya, anak
autisme mungkin menyakiti dirinya sendiri, marah atau melakukan suatu
kebiasaan secara berulang ulang sebagai penggantinya. Gerakan stereotype
ini merupakan gerakan yang dilakukan secara berulang-ulang dan tidak
jelas fungsinya.
Contoh Bagaimana Cara Mengatasi Perilaku Stereotip yaitu dengan
Snoezelen, Snoezelen adalah suatu aktifitas yang dirancang untuk
mempengaruhi sistem saraf pusat melalui pemberian stimulus yang cukup
pada sistem sensori primer dan sensori sekunder. Snoezelen berasal dari 2
kata yaitu snoeffelen (to sniff) yang artinya mencium bau, aktif, dinamis
dan dozelen (to doze) yang artinya tidur sebentar, nyaman rileks atau
dengan kata lain, pengertian Snoezelen adalah lingkungan atau tempat
yang mengembangkan multisensoris dengan cara rileksasi.
Dalam snoezelen ini terdiri dari beberapa stimulasi diantaranya :
a. Penglihatan, kombinasi pencahayaan dan image visual yang
ditampilkan akan menghasilkan efek yang bervariasi untuk membantu
terciptanya sensasi warm dan cool. Sehingga anak-anak dengan
kebutuhan khusus tersebut mampu tertarik, rileksasi dan terstimulasi.
b. Pendengaran, musik untuk relaksasi adalah suatu hal yang
menyenangkan tapi selain itu musik juga tidak membutuhkan
kemampuan intelektual yang tinggi sehingga anak-anak autisme dapat
menjadi lebih rileks. Stimulasi pendengaran dengan soft music dapat
menimbulkan rasa hangat, nyaman, aman dan relaks

Serta dapat juga dilakukan dengan terapi psikomotorik dengan senam jari
untuk mengurangi perilaku ketuk- ketuk jari

2. Bagaimana melatih sensori integrasi pada anak autis?


JAWABAN :
Sensori integrasi adalah konsep neuroplasitistas atau kemampuan system
saraf untuk beradaptasi dengan input sensori yang lebih banyak. Dalam
pembelajaran sensori integrasi melatih anak dalam hal sentuhan,
kesadaran, gerakan - tubuh, keseimbangan dan gravitasinya, pengecapan,
penglihatan dan pendengaran. Dalam pembelajaran sensori integrasi
terdapat sistem- sistem yang akan dikembangkan. Menurut Cindy Hatch
(2014:3), lima sistem yang ada pada sensori integrasi yaitu: sistem tartil,
sistem vestibular, sistem proprioseptif, sistem visual dan sistem auditori.
Manfaat dalam pembelajaran sensori integrasi menurut Sujarwanto
(2005:21), yaitu:
a. Membantu meningkatkan anak mancapai fungsi dan daya guna untuk
merawat diri dan melakukan akativitas lainya.
b. Mencegah adanya ketimpangan atau hambatan untuk melakukan
aktivitas sehari-hari.
c. Mendorong atau memotivasi pentingnya potensi diri.
Pada proses pembelajaran sensori integrasi Adapun gerakan -gerakan yang
diberikan adalah gerakan yang mengandung sistem- sistem sensori
integrasi. Terdapat beberapa tujuan dalam pembelajaran sensori integrasi
yaitu untuk melatih keseimbangan, melatih fungsi indera, melatih fungsi
otot, melatih visual dan melatih dalam hal auditorinnya. Sejalan dengan
pendapat dari Sunanik (2013:37-41), bahwa sistem yang dikembangkan
dalam sensori integrasi yaitu sistem taktil, vestibular (keseimbangan),
proprioseptif, visual dan auditori. Gerakan-gerakan yang dilakukan saat
pembelajaran sensori integrasi pada sistem vestibular antara lain gerakan:
gerakan berjalan mengikuti garis, berdiri menggunakan satu kaki,
melompat menggunakan kedua kaki. Gerakan pada sistem proprioceptive,
antara lain: gerakan berguling ,berjalan menggunakan tangan, bersepeda,
dan berjalan mengunakan tangan dengan alat mongkey bar. Pada sistem
auditori hal yang dilakukan adalah: memberikan respon peercakapan,
berteriak. Pada sistem tactile gerakan yang dilakukan adalah: memegang
bedan yang berstruktur kasar, merangkak, memegang beda dengan tekstur
yang berbeda. Untuk melatih sistem visual hal yang dilakukan adalah:
melakukan kontak mata, berjalan kearah benda yang akan diambil. Pada
pelaksanaannya dari system sistem yang ada terkadang dilakukan secara
bersamaan, hal ini dikarenakan pada salah satu gerakan terdapat lebih dari
satu sistem sensori integrasi.

3. Jelaskan dan beri contoh penyebab terjadinya autis!


JAWABAN :

Autisme merupakan salah satu gangguan perkembangan dan perilaku anak


yang ditandai dengan terganggunya kemampuan komunikasi, interaksi
sosial, serta perilaku berulang / repetitif tanpa tujuan. Autisme termasuk
suatu spektrum gejala yang berarti bahwa gejalanya sangat bervariasi
mulai dari yang paling ringan hingga yang paling berat. Anak autisme juga
tidak suka berinteraksi dengan anak lain atau menunjukkan reaksi yang
tidak biasa terhadap suara, bau, rasa, serta penglihatan, dan perabaan.
Selain mengenali gejala dan tanda autisme, terdapat perangkat deteksi
yang dapat digunakan oleh orang tua, seperti kuesioner Modified Checklist
for Autism in Toddlers-R/F (M-CHAT-R/F) dan beberapa perangkat
deteksi lainnya. Deteksi dini oleh orangtua secara menyeluruh terhadap
perkembangan anak, dapat menggunakan Buku Kesehatan Ibu dan Anak
(Buku KIA).

Penyebab terjadinya autis diantaranya yaitu faktor genetik. Gen yang


terlibat dalam gangguan autis ratusan jumlanya, gen tersebut menjadi
penyebab autis karena mengalami mutasi . Faktor lingkungan juga
berkontribusi terhadap gangguan autis . Faktor tersebut diantaranya
polusi udara, nutrisi, dan merkuri. Seorang ibu selama masa kehamilan
pertama hingga bulan ketiga yang tidak memperhatikan asupan makanan
atau nutrisi kehamilannya lebih mungkin melahirkan anak dengan
gangguan autis karena masa kehamilan tersebut merupakan masa
perkembangan janin yang sangat rentang dengan faktor luar. Contoh lain
yaitu ibu yang mengandung harus berhati-hati dalam mengkonsumsi
makanan, salah satunya yaitu ikan laut. Ikan laut yang kita ketahui
terkadang mengandung merkuri atau logam lainnya, sehingga ketika tidak
baik dalam pengolahannya dapat ikut masuk dalam darah janin. Gangguan
autis diidentifikasi memiliki kandungan logam darah yang tinggi
dibandingkan dengan anak normal lainnya. Faktor lain penyebab autis
adalah terjadinya gangguan sistem imun salah satunya adalah neuroimun.
Neuroimun yang tidak normal dapat mempengaruhi kerja sistem saraf
sehingga memicu terjadinya neuroinflamasi yang merupakan salah satu
faktor penyebab gangguan autis. Bayi yang lahir prematur diketahui
memiliki potensi mengalami gangguan autis karena dipengaruhi oleh
keterlambatan perkembangan sehingga bayi tersebut akan sering
mengamali gangguan seperti alergi lingkungan, infeksi, dan stress Faktor
tersebut menjadi salah satu penyebab pengaktifan sel mast. Sel mast
merupakan bagian dari jaringan ikat multifungsi dan terutama
berhubungan dengan beberapa penyakit. Proses pengaktifan sel mast akan
menimbulkan suatu reaksi salah satunya yaitu degranulasi sel atau
pelepasan mediator kimia dari dalam sel tersebut. Mediator kimia yang
dilepaskan oleh sel mast penting dalam proses alergi, sistem kekebalan
serta respon inflamasi. Aktifasi sel mast dapat terjadi juga ketika adanya
pengaruh lingkungan, protein pemicu dalam otak, serta gen tertentu.

4. Rancanglah instrumen identifikasi komunikasi, bahasa dan perilaku pada


anak autis!
JAWABAN :
Adapun langkah-langkah yang harus ditempuh guru dalam
penyusunan instrumen asesmen yaitu sebagai berikut:
a. Memahami dan menentukan lingkup/ urutan keterampilanketerampilan
yang akan diasesmenkan
b. Menetapkan perilaku apa yang akan diasesmen
c. Mengadministrasikan alat/instrumen asesmen
d. Mencatat prestasi/ hasil asesmen
e. Menentukan tujuan pembelajaran khusus baik jangka panjang maupun
jangka pendek (Soendari dan Mulyati, 2011, hlm. 17-20)

No Hambatan Gejala yang tampak Ya Tidak Catatan

1. Komunikas 1.Perkembangan
i bahasa lambat atau
sama sekali tidakada

2.Anak tampak seperti


tuli, sulit berbicara,
atau pernah berbicara
kemudian sirna

3. Kadang kata-kata
yang digunakan tidak
sesuai artinya atau tidak
dipahami artinya

4. Mengoceh tanpa arti


berulang-ulang, dengan
bahasa yang tidak
dimengerti orang lain

5.Meniru atau membeo


(echolalia)

6.Bila senang meniru,


dapat hapal betul kata-
kata atau nyanyian
tanpa mengerti artinya

7.Tidak berbicara (non


verbal) atau sedikit
berbicara

8. Sering menarik,
melakukan apa yang
diinginkan, misal bila
ingin meminta sesuatu.

2. Bahasa 1. tidak mampu


menangkap
pembicaraan orang lain
2.mengalami kesukaran
dalam mengungkapkan
perasaan dirinya

3.meracau dengan
bahasa yang tidak
dimengerti orang lain

4.terlambat bicara

3. Perilaku 1. Berprilaku
berlebihan (hiperaktif)
atau kekurangan
(Hipoaktif)

2. Memperlihatkan
prilaku stimulasi diri
seperti: Menggoyang
goyangkan badan,
mengepakan-ngepakan
tangan, tepuk tangan,
berputar-putar, melihat
ujung tangan, lari
berjalan bolak balik,
bila ada luka lukanya
sering di mainkan
(korek korek),
melakukan gerakan
yang diulang-ulang
(coret yang tidak
dilakukan, beri cek lis
pada kolom YA dan
tambahkan pada kolom
catatan bila ada gerakan
stimulasi diri yang lain)
3. Tidak suka pada
perubahan

4. Sering duduk
bengong dengan
tatapan kosong

Berilah tanda Cek lis ( V ) pada kolom yang sesai dengan kondisi anak

5. KASUS:

Seorang ank usia 5 tahun di sebuah taman kanak-kanak memiliki gejala-


gejala berikut:

a. Suka menyendiri dan cenderung melihat objek yang sangat lama


b. Saat makan anak kesulitan memegang sendok dan garpu
c. Ketika berjalan kaki anak sering terseok-seok dan terkadang anak
berjalan miring secara tiba-tiba
d. Apabila anak diajak untuk berkomunikasi sering kali anak melihat dan
memperhatikan lawan bicara akan tetapi tidak merespon apa yang
diucapkan orang lain
e. Sementara saat makan anak cenderung memilih makanan yang mudah
untuk ditelan, mencium-cium makanan tersebut dan terkadang hanya
menyimpannya dalam mulut
f. Ketika anak menginginkan sesuatu maka anak cenderung harus
mendapatkannya dan apabila tidak terpenuhi maka anak akan
mengamuk
g. Saat bermain ayunan anak sering berteriak-teriak tanpa sebab dan
bahkan menangis secara tiba-tiba

Pada kasus di atas, saudara ditugaskan untuk melakukan identifikasi dan


asesmen. Buatlah langkah-langkah apa yang harus anda lakukan untuk
identifikasi dan asesmen anak pada kasus tersebut. Dan kembangkanlah
program individual yang tepat untuk anak tersebut berdasarkan analisis
saudara secara mendalam!
JAWABAN :
a. Guru melakukan asesmen berdasarkan instrumen asesmen yang telah
disusun.
b. Gunakan teknik pelaksanaan asesmen (misalnya dengan teknik
observasi, analisis pola kesalahan siswa melalui wawancara diagnostik
atau melacak jawaban siswa).
c. Mewawancarai guru kelas
d. Menganalisis hasil asesmen (membuat deskripsi dari hasil jawaban
siswa, kemudian menginterpretasikannya).
e. Penerapan metode ABA atau terapi perilaku Untuk mendukung
asesmen anak
f. Membuat kesimpulandan rekomendasi (menemukan kemampuan
(keunggulan) yang telah dimiliki siswa, kelemahan atau kesulitan yang
dialami siswa, dan kebutuhan belajar siswa, serta membuat
rekomendasi dalam rangka penyusunan program pembelajaran.
g. Menyusun program pembelajaran.

Program Pengajaran Individual ( PPI )

1. Identitas
a. Satuan Pendidikan : Taman Kanak- Kanak
b. Nama Siswa :
c. Kelas :
d. Usia : 5 Tahun
2. Kelemahan

Anak suka menyendiri dan cenderung melihat objek yang sangat lama,
saat makan anak kesulitan memegang sendok dan garpu, ketika
berjalan kaki anak sering terseok-seok dan terkadang anak berjalan
miring secara tiba-tiba. Apabila anak diajak untuk berkomunikasi
sering kali anak melihat dan memperhatikan lawan bicara akan tetapi
tidak merespon apa yang diucapkan orang lain. Sementara saat makan
anak cenderung memilih makanan yang mudah untuk ditelan,
mencium-cium makanan tersebut dan terkadang hanya menyimpannya
dalam mulut, ketika anak menginginkan sesuatu maka anak cenderung
harus mendapatkannya dan apabila tidak terpenuhi maka anak akan
mengamuk. Saat bermain ayunan anak sering berteriak-teriak tanpa
sebab dan bahkan menangis secara tiba-tiba.

3. Tujuan Jangka Panjang Dan Jangka Pendek


a. Tujuan Jangka Panjang
Anak dapat memegang sendok dan garpu kemudian ketika berjalan
anak tidak miring dan terseok-seok. Pada saat makan anak mampu
menelan makanan dengan baik.
Tujuan Jangka Pendek
Anak dapat mengontrol emosi ketika tidak terpenuhinya kemauan.
4. Indikator
a. Mengontrol emosi
b. Memegang sendok dan garpu
c. Berjalan lurus dan tidak terseok- seok
d. Mampu menelan makanan
5. Tujuan Pembelajaran
Dengan menggunakan kegiatan yang dapat melatih anak dalam hal
sentuhan, kesadaran, gerakan tubuh, keseimbangan dan gravitasinya,
pengecapan, penglihatan dan pendengaran sehingga dapat mengurangi
perilaku tidak dapat memegang sendok dan garpu kemudian ketika
berjalan anak tidak miring dan terseok-seok serta mampu menelan
makanan dengan baik.
6. Strategi Perlakuan
Kegiatan Awal
 Melihat kondisi anak pada saat pembelajaran
 Memberikan penguatan positif pada awal pembelajaran
 Menyiapkan reinforcement ( imbalan) berupa hadiah pensil, pensil,
dan lain-lain.
Kegiatan Inti
1. Kegiatan untuk melatih memegang sendok dan garpu
 Pada saat pembelajaran anak diajak untuk mengenal plastisin/play
doh.
 Kemudian anak diajak untuk mengambil playdoh
 Anak dapat menggenggam play doh selama 3 menit kemudian
dapat dibuat hewan atau lainnya.
2. Kegiatan untuk melatih berjalan lurus dan tidak terseok- seok
 Pada kegiatan ini siswa diajak untuk berjalan diatas kayu
 Pada kegiatan ini pertama siswa dipegang dan diajak berjalan
diatas kayu
 Dilakukan dengan beberapa kali
 Setelah itu siswa diajak berjalan sendiri diatas kayu tanpa bantuan.
3. Kegiatan menelan makanan
 Pada kegiatan ini siswa diajak untuk memperhatikan GPK dalam
mengenali alat tiup dan cara penggunaannya.
 Kemudian siswa diajak untuk meniup alat tiup dengan beberapa
kali pengulangan dan berulang-ulang.
4. Kegiatan mengontrol emosi
 Pada kegiatan ini ketika anak menunjukkan perilaku berteriak atau
mengamuk
 Pertama -tama GPK harus mencari tahu penyebab anak tersebut
teriak atau mengamuk
 Kemudian setelah tahu penyebabnya dan anak masih tetap
mengamuk, biarkan anak mengamuk sampai anak dapat tenang.
 Setelah itu baru ajak anak bekomunikasi tentang hal-hal yang baik
dan tidak baik dilakukan.
 Atau gpk dapat memberikan kartu gambar yang sesuai
Kegiatan penutup :
 Mengevaluasi setiap respon perilaku yang di nampakkan anak
Evaluasi :
1. Mengamati perilaku kontrol emosi
2. Mengamati perilaku cara memegang sendok dan garpu dengan
benar
3. Mengamati perilaku berjalan lurus dan tidak terseok-seok
4. Mengamati anak dalam melakukan kegiatan menelan makanan.
Guru Kelas

Budiman

Anda mungkin juga menyukai