Anda di halaman 1dari 19

UJIAN AKHIR SEMESTER

ANAK AUTISME

DOSEN PENGAMPU: Prof. MEGA ISWARI, M.Pd

DISUSUN OLEH:
SAINA FATHIASARI
(23003273)

PROGRAM RPL PENDIDIKAN LUAR BIASA


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
TAHUN 2023
SOAL UAS ANAK AUTIS

1. Jelaskan dan berikan contoh bagaimana cara mengatasi perilaku stereotip


pada anak autis!
2. Bagaimana melatih sensori integrasi pada anak autis?
3. Jelaskan dan beri contoh penyebab terjadinya autis!
4. Rancanglah instrumen identifikasi komunikasi, bahasa dan perilaku pada
anak autis!

5. KASUS:

Seorang ank usia 5 tahun di sebuah taman kanak-kanak memiliki gejala-


gejala berikut:

a. Suka menyendiri dan cenderung melihat objek yang sangat lama


b. Saat makan anak kesulitan memegang sendok dan garpu
c. Ketika berjalan kaki anak sering terseok-seok dan terkadang anak
berjalan miring secara tiba-tiba
d. Apabila anak diajak untuk berkomunikasi sering kali anak melihat dan
memperhatikan lawan bicara akan tetapi tidak merespon apa yang
diucapkan orang lain
e. Sementara saat makan anak cenderung memilih makanan yang mudah
untuk ditelan, mencium-cium makanan tersebut dan terkadang hanya
menyimpannya dalam mulut
f. Ketika anak menginginkan sesuatu maka anak cenderung harus
mendapatkannya dan apabila tidak terpenuhi maka anak akan
mengamuk
g. Saat bermain ayunan anak sering berteriak-teriak tanpa sebab dan
bahkan menangis secara tiba-tiba

Pada kasus di atas, saudara ditugaskan untuk melakukan identifikasi dan


asesmen. Buatlah langkah-langkah apa yang harus anda lakukan untuk
identifikasi dan asesmen anak pada kasus tersebut. Dan kembangkanlah
program individual yang tepat untuk anak tersebut berdasarkan analisis
saudara secara mendalam!

__Selamat Ujian__
1. Stereotip terkait langsung dengan gangguan spektrum autisme dan termasuk
dalam kriteria ketiga manual diagnostik dan statistik (DSM-5) untuk
diagnosis aitisme. Beberapa contoh perilaku stereotip pada anak autis
seperti mengepakkan tangan, mengayun-ayunkan tubuh, berjalan dengan
jari kaki, memutar benda, mengendus, echolalia langsung dan tertunda,
menjilat sesuatu, menjentikkan jari, dan berkedip berulang kali.
Damri, dkk (2018) menyatakan setiap anak yang memiliki GSA memiliki
perilaku stereotip yang berbeda-beda. Oleh karena itu penanganan yang
diberikan pada setiap anak pun berbeda. Salah satu contoh perilaku stereotip
yaitu menjilat telapak tangan dan memainkan air liurnya secara berulang-
ulang. Menjilat telapak tangan merupakan perbuatan yang jorok dan kotor
apalagi jika kondisi tangan tidak bersihm jika dibiarkan terus bisa memicu
datangnya gangguan kesehatan dan konsentrasi saat belajar. Untuk
mengurangi perilaku stereotip adalah dengan menggunakan teknik aversi.
Putra, dkk (2017) menyatakan bahwa teknik aversi adalah satu prosedur
yang efektif untuk menstabilkan self endurance (ketidakmampuan
mengendalikan emosi) dengan pemberian hukuman dan pengukuh positif
dapat dijadikan motivasi agar tidak mengulangi perbuatan yang dilakukan
sebelumnya.

2. Sensori integrasi melibatkan dan mengaktifkan seluruh sensori yang ada


yaitu penglihatan, pendengaran, indera raba, dan gerakan-gerakan (Petrin
Kasdanel, 2013). Sensori integrasi merupakan bagian kecil dari terapi
okupasi yang didalamnya terdapat sensori integrasi untuk menangani
masalah atau hambaran yang di alami oleh anak autis. Dalam pembelajaran
sensori integrasi melatih anak dalam hal sentuhan, kesadaran, gerakan
tubuh, keseimbangan dan gravitasinya, pengecapan, penglihatan dan
pendengaran. Dalam pembelajaran sensori integrasi terdapat sistem-sistem
yang akan dikembangkan. Menurut Cindy Hatch (2014), lima sistem yang
ada pada sensori integrasi yaitu: sistem tartil, sistem vestibular, sistem
proprioseptif, sistem visual dan sistem auditori. Pembelajaran sensori
integrasi dapat dilakukan dengan durasi waktu 2x30 menit. Pembelajaran ini
dilakukan perindividu dan didampingi oleh guru sensori integrasi. Pada
tahap awal yaitu memberikan perintah kepada anak untuk melakukan baris
didalam ruangan khusus sensori integrasi agar anak rapi dan tertib untuk
melakukan pembelajaran. Setelah anak sudah bisa dikondisikan dilanjutkan
perintah berikutnya yaitu berdoa. Berdoa dapat melatih anak untuk disiplin
karena sebelum melakukan aktivitas apapun harus dengan berdoa terlebih
dahulu. Kemudian melakukan pemanasan sebelum melakukan kegiatan ini.
Kegiatan pemanasan tidak berbeda jauh dengan pembelajaran olahraga.
Gerakan yang dilakukan berupa peregangan otot-otot dan sendi. Gerakan
ringan seperti gerakan pada bagian kepala, bahu, tangan dan kaki.
Selanjutnya kegiatan ini yaitu melakukan gerakan-gerakan yang diberikan
sistem-sistem sensori integrasi. Tujuannnya untuk melatih keseimbangan,
melatih fungsi indera, melatih fungsi otot, melatih visual dan melatih dalam
hal auditorinya. Gerakan-gerakan yang dilakukan saat pembelajaran sensori
pada sistem vestibular antara lain gerakan berjalan mengikuti garis, berdiri
menggunakan satu kaki, melompat menggunakan kedua kaki. Gerakan pada
sistem proprioceptive antara lain gerakan berguling, berjalan menggunakan
tangan, bersepeda, dan berjalan menggunakan tangan dengan alat monkey
bar. Pada sistem auditori hal yang perlu dilakukan adalah memberikan
respon percakapan, berteriak. Pada sistem tactile gerakan yang dilakukan
adalah memegang benda yang berstruktur kasar, merangkak, memegang
benda dengan tekstur berbeda. Untuk melatih sistem visual hal yang
dilakukan adalah melakukan kontak mata, berjalan kearah benda yang akan
diambil. Pada tahap penutup dilakukan kegiatan pendinginan agar otot-otot
dan sendi yang bermaksud untuk mengondisikan tubuh kembali seperti
semula. Pada proses pendinginan setiap anak dibantu oleh guru agar gerakan
yang dilakukan lebih maksimal dan hasilnya lebih baik. Gerakan
pendinginan dilakukan selama 5-10 menit dan dilakukan langsung setelah
pembelajaran inti dari sensori integrasi sudah selesai.

3. Ada beberapa faktor yang menjadi penyebab terjadinya autis dan dapat
dikelompokkan dalam beberapa periode, seperti periode kehamilan,
persalinan dan periode usia bayi.
a. Periode kehamilan atau prenatal
Faktor-faktor pada periode ini adalah peningkatan usia ayah dan ibu,
primipara (wanita yang telah melahirkan seorang anak), perdarahan
antepartum akibat pecentae previa dan abruptio placentae, medikasi
sealama kehamilan, pre-eklampsia, infeksi, serta stress selama
melahirkan.
Faktor resiko seperti perdarahan antepartum akan menyebabkan
kipoksia fetus sehingga mengganggu perkembangan otak atau
timbulnya abnormalitas otak. Jipoksia fetus juga dapat menyebabkan
peningkatan aktivitas dopaminergik. Keadaan abnormalitas otak dan
peningkatan aktivitas dopaminergik tersebut memiliki kaitan erat
dengan autisme.
b. Periode persalinan
Gangguan persalinan yang dapat meningkatkan resiko teradinya
autisme adalah pemotongan tali pusat terlalu cepat, afiksia pada
bayi, komplikasi selama persalinan, lamanya persalinan, persalinan
yang cepat, letak presentasi bayi saat lahir, kelahiran yang
diinduksi, kelahiran dengan sectio cesarea, usia kehamilan dibawah
35 minggu dan berat bayi lahir rendah dibawah 2500 gram.
Faktor resiko seperti berat lahir bayi rendah berkaitan berbagai
gangguan kognitif dan masalah psikiatrik seperti gangguan bicara
dan bahasa, gangguan perhatian, hiperaktivitas, serta gangguan
belajar. Pada usia kehamilan, gangguan yang timbul serupa dengan
berat bayi lahir, yaitu hambatan perkembangan dan gangguan
intelektual yang timbul pada masa kanak-kanak dan dewasa
c. Periode usia bayi
Dalam kehidupan awal di usia bayi, beberapa gangguan yang
terjadi dapat mengakibatkan gangguan pada otak yang akhirnya
dapat beresiko untuk terjadinya gangguan autisme. Kondisi atau
gangguan yang beresiko untuk terjadinya autisme adalah
prematuritas, alergi makanan, kegagalan kenaikan berat badan,
kelainan bawaan seperti kelainan jantung konginetal, kelainan
genetik, kelainan metabolik, serta gangguan neurologi seperti
trauma kepala, kejang otot atpikal, kelemahan otot.
4. Instrumen identifikasi komunikasi, bahasa dan perilaku pada anak autis.

INSTRUMEN IDENTIFIKASI ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS

HAMBATAN AUTIS

Nama Anak : .....................................................................................................


Jenis Kelamin : .....................................................................................................
Tempat, tanggal lahir : .....................................................................................................
Tanggal pelaksanaan : .....................................................................................................
Nama orang tua : .....................................................................................................
Pendidikan : .....................................................................................................
Pekerjaan : .....................................................................................................
Alamat : .....................................................................................................
No. Tlp : .....................................................................................................

Petuntuk:
Berilah tanda ceklist (√) pada kolom yang sesuai dengan kondisi anak.

No hambatan Gejala yang nampak ya tidak catatan


I Komunikasi 1. Perkembangan bahasa
lambat atau sama sekali tidak
ada
2. Anak tampak tuli, sulit
berbicara, atau pernah
berbicara kemudian sirna
3. Kadang kata-kata yang
digunakan tidak sesuai
artinya atau tidak dipahami
artinya
4. Mengoceh tanpa arti
beruang-ulang, dengan
bahasa yang tidak dimengerti
orang lain
5. Meniru atau membeo
(echolalia)
6. Bila senang meniru, dapat
hapal betul kata-kata atau
nyanyian tanpa mengerti
artinya
7. Tidak berbicara (non verbal)
atau sedikit bicara
8. Sering menarik tangan orang
lain jika menginginkan
sesuatu
II Interaksi 1. Lebih suka menyendiri/asik
sosial dengan dunia sendiri
2. Tidak ada atau sedikit kontak
mata, menghindar untuk
kontak mata
3. Tidak tertarik untuk bermain
bersama
4. Bila diajak bermain, ia tidak
mau dan menjauh
III Sensoris 1. Sangat sensitif terhadap
sentuhan, seperti tidak suka
dipeluk
2. Bila mendengar suatu
tertentu langsung menutup
telinga
3. Senang mencium-cium,
menjulat mainan atau benda-
benda
4. Tidak sensitif terhadap rasa
sakit dan rasa takut
IV Perilaku 1. Berperilaku berlebihan
(hiperaktif) atau kekurangan
(hipoaktif)
2. Memperlihatkan perilaku
stereotip
3. Tidak suka pada perubahan
4. Sering duduk bengong
dengan tatapan kosong
V Bahasa 1. Menegerti bahasa lisan
2. Mengerti ketika dipanggil
3. Melakukan kontak mata
4. Bicara jelas

…………………………………
Asesor/Pemeriksa

………………………………….

5. Studi Kasus
Langkah yang akan saya ambil:
5. Memantau perkembangan awal anak dengan melakukan identifikasi
dan asesmen
6. Melakukan wawancara dengan orang tua
7. Mengamati perilaku anak di berbagai konteks, seperti rumah, sekolah
dan tempat-tempat umum
8. Meninjau riwayat kesehatan anak untuk menilai faktor genetik
9. Berkonsultasi dengan psikolog untuk evaluasi perilaku dan fungsi
mental anak dan melakukan tes untuk menilai keterampilan kognitif
dan emosional anak.
10. Memeriksa dan mengevaluasi keterampilan bahasa dan komunikasi
anak, termasuk kesulitan dalam berkomunikasi.
11. Mengamati interaksi sosial anak dengan teman sebaya dan orang
dewasa.
12. Berkolaborasi dengan tim profesional seperti psikolog, terapis wicara,
terapis okupasi untuk berdiskusi terkait temuan dan pendekatan
terbaik untuk mendukung anak.
13. Membuat rencana intervensi yang sesuai untuk membantuk anak
mengembangkan keterampilan yang diperlukan berdasarkan hasil
evaluasi.
INSTRUMEN IDENTIFIKASI ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS

HAMBATAN AUTIS

Nama Anak :A
Jenis Kelamin : Perempuan
Tempat, tanggal lahir : Tanjung Jabung Barat, 15 Desember 2017
Tanggal pelaksanaan : 13 Desember
Nama orang tua : AA
Pendidikan : SLTA
Pekerjaan : Wirausaha
Alamat : Jl. Sriwijaya
No. Tlp : 08xxxxxx

Petuntuk:
Berilah tanda ceklist (√) pada kolom yang sesuai dengan kondisi anak.

No hambatan Gejala yang nampak ya tidak catatan


I Komunikasi 1. Perkembangan bahasa lambat √
atau sama sekali tidak ada
2. Anak tampak tuli, sulit √
berbicara, atau pernah berbicara
kemudian sirna
3. Kadang kata-kata yang √
digunakan tidak sesuai artinya
atau tidak dipahami artinya
4. Mengoceh tanpa arti beruang- √
ulang, dengan bahasa yang tidak
dimengerti orang lain
5. Meniru atau membeo √
(echolalia)
6. Bila senang meniru, dapat hapal √
betul kata-kata atau nyanyian
tanpa mengerti artinya
7. Tidak berbicara (non verbal) √
atau sedikit bicara
8. Sering menarik tangan orang √
lain jika menginginkan sesuatu
II Interaksi 1. Lebih suka menyendiri/asik √
sosial dengan dunia sendiri
2. Tidak ada atau sedikit kontak √
mata, menghindar untuk kontak
mata
3. Tidak tertarik untuk bermain √
bersama
4. Bila diajak bermain, ia tidak √
mau dan menjauh
III Sensoris 1. Sangat sensitif terhadap √
sentuhan, seperti tidak suka
dipeluk
2. Bila mendengar suatu tertentu √
langsung menutup telinga
3. Senang mencium-cium, √
menjulat mainan atau benda-
benda
4. Tidak sensitif terhadap rasa √
sakit dan rasa takut
IV Perilaku 1. Berperilaku berlebihan √
(hiperaktif) atau kekurangan
(hipoaktif)
2. Memperlihatkan perilaku √
stereotip
3. Tidak suka pada perubahan √
4. Sering duduk bengong dengan √
tatapan kosong
V Bahasa 1. Menegerti bahasa lisan √
2. Mengerti ketika dipanggil √
3. Melakukan kontak mata √
4. Bicara jelas √

Catatan dan kesimpulan rekomendasi program pengajaran individual:


Dari hasil pengamatan dari beberapa gejala yang muncul, dapat disimpulkan
bahwa ananda A mengalami hambatan komunikasi, interaksi, sensoris, perilku
dan bahasa. Oleh sebab itu disarankan bagi guru untuk merancang program
pengajaran individual yang sesuai dengan kebutuhan ananda A

Kuala Tungkal, 13 Desember 2023


Asesor/Pemeriksa

Saina Fathiasari, S.Pd


INSTRUMEN ASESMEN ANAK AUTIS

Nama lengkap :A
Tempat, tanggal lahir : Tanjung Jabung Barat, 15 Desember 2018
Alamat : Jl. Sriwijaya
Jenis kelamin : Perempuan
Tanggal wawancara : 13 Desember 2023

Pedoman wawancara ke orang tua


1. Waktu ibu mengandung
a. Apakah saat ibu mengandung diserang sesuatu penyakit?
b. Apakah saat ibu mengandung merasakan adanya kelainan kandungan
(sepertin:peredaran darah bagi janin terganggu)?
c. Apakah saat ibu mengandung mengalami trauma atau kecelakaan?
d. Jika mengalami kecelakaan apa yang dilakukan oleh ibu saat itu?
2. Pada saat kelahiran (natal)
a. Bagaimana kondisi saat proses kelahiran putra/putri ibu?
b. Apakah dalam proses kelahiran kesulitan sehingga adanya proses kelahiran
yang dipaksa dengan forcep?
c. Apakah bayi lahir sebelum waktunya?
d. Apakah saat bayi terdengar menangis?
e. Berapa berat bayi saat dilahirkan?
3. Post natal
a. Apakah anak/bayi pernah mengalami kecelakaan, pukulan, benturan di atas
kepala yang terlalu keras?
b. Apakah anak/bayi pernah mengalami infeksi penyakit yang menyerang
otak? Seperti meningitis, encephalitis, influenza?
c. Apakah anak/bayi pernah mengalami keracunan karbonmonoksida?

Kuala Tungkkal, 13 Desember 2023


Informan/orang tua

(Saina Fathiasari, S.Pd)


Instrumen Observasi
Identitas anak
Nama lengkap :A
Tempat tanggal lahir : Tanjung Jabung Barat, 15 Desember 2018
Alamat : Jl. Sriwijaya
Jenis kelamin : Perempuan
Tanggal observasi : 13 Desember 2023
Nama Observer : Saina Fathiasari, S.Pd

Berilah tanda ceklist (√) pada kolom yang sesuai dengan kondisi anak.
No Kemampuan anak Ya Tidak
1. a. a. anak menatap bisa melihat orang lain
b. b. menghindar tatap mata dengan orang lain
c. Respon terhadap orang tua atau orang lain
d. Menutup mata jika ketemu orang lain
2. Imitasi/meniru motorik kasar
a. Anak menirukan tangan ke atas
b. Anak menirukan tangan ke samping
c. Anak menirukan tepuk tangan
d. Anak menirukan jabat tangan
e. Anak menirukan menendang dst
3. Imitasi/ meniru motorik halus
a. Anak menirukan menyatukan satu jari
b. Anak menirukan menyatukan dua jari dst
c. Anak menirukan memegang pensil
d. Anak menirukan menulis
e. Anak menirukan mewarnai dst
4. Imitasi suara
a. Menirukan huruf vokal (a, i, u, e, o)
b. Anak menirukan suku kata (ba, bi, bu, ma, mi, mu)
c. Anak menirukan kata yang terdiri dua suku kata (bubu,
bobo, bibi dst)
d. Anak menirukan dua kata
e. Anak menirukan tiga kata
5. Perintah sederhana satu tahap
a. Anak sudah bisa duduk
b. Anak sudah bisa berdiri
c. Anak sudah bisa ambil benda
d. Anak sudah bisa menutup
e. Anak sudah bisa melepas sepatu
6. Pra akademik
a. Anak menyamakan benda identik dengan benda identik
b. Anak menyamakan benda nyata dengan model
c. Anak menyamakan model dengan model
d. Anak menyamakan gambar dengan model
e. Anak menyamakan gambar dengan gambar
f. Anak menyamakan tulisan dengan gambar
g. Anak menyamakan:
- Huruf
- Angka
- Bentuk
7. Akademik
a. Anak bisa mengidentifikasi angka
b. Anak bisa mengidentifikasi huruf
c. Anak mengidentifikasi bentuk
d. Anak bisa mengidentifikasi warna
8. Keterampilan sosial
a. Bermain dengan teman sebayanya
b. Mendekat keteman sebayanya
c. Menunggu giliran
d. Berbaur dengan orang dewasa
e. Suka menyendiri
9. Kemampuan Bahasa reseptif
a. Melakukan instruksi satu tahap
b. Meminta sesuatu dengan menunjuk bendanya
10. Kemampuan bahasa ekspresif
a. Menjawab pertanyaan sederhana
b. Meminta benda dengan diucapkan

Kuala tungkal, 13 Desember 2023


Observer

(Saina Fathiasari, S.Pd)


PROGRAM PEMBELAJARAN INDIVIDUAL (PPI)

Kegiatan : Pengembangan Keterampilan Sosial


Waktu :
I. Kompetensi Dasar : Mampu bersosialisasi di lingkungan sekitar
II. Indikator :
1. Memanggil orang di sekitarnya/temannya
2. Berbagi, menolong, empati, dan membantu teman
3. Mengidentifikasi emosi senang, gembira, sedih, kesal, marah, bosan
4. Menunjukkan perilaku jujur, bertanggung jawab, santun dan percaya
diri.
III. Tujuan
1) Peserta didik mampu memanggil orang disekitarnya/temannya.
2) Peserta didik mampu berbagi, empati, dan membantu teman
3) Peserta didik mampu mengidentifikasi emosi senang, gembira, sedih,
kesal, marah dan bosan
4) Peserta didik mampu menunjukkan perilaku jujur, bertanggung jawab
santun dan percaya diri
IV. Pendekatan/metode : pembiasaan, drill, demonstrasi, pemberian tugas
V. Sumber : buku, internet, lingkungan sekitar
VI. Alat dan Bahan :
a. Gambar orang sedang berbagi dengan orang lain, menolong orang lain,
membantu teman dan wujud empati terhadap teman.
b. Gambar wajah senang, sedih, gembira, kesal/marah dan bosan
c. Contoh perilaku jujur, bertanggung jawab, santun dan percaya diri.

VII. Langkah-langkah pelaksanaan program


1) Memanggil orang di sekitarnya/temannya
(1) Guru mencontohkan bagaimana memanggil orang lain dengan tepat
(2)Memberi instruksi pada peserta didik untuk mempraktekkan yang
sudah dicontohkan guru
(3)Peserta didik memanggil gurunya.
(4)Peserta didik memanggil ibunya, ayahnya, adiknya, dan kakaknya.
2) Mampu berbagi, menolong, empati dan membantu teman
(1)Guru mendemonstrasikan cara berbagi dengan orang lain, menolong,
empati dan membantu teman.
(2)Peserta didik mempraktekkan kegiatan yang telah dicontohkan oleh
guru
(3)Guru mengajak peserta didik melakukan kegiatan bersama, merespon
interaksi yang terjadi selama kegiatan berlangsung, dan memberi
aplaus kepada anak berperilaku positif, memberikan sanksi kepada
anak yang membangkang
(4)Guru memberikan instruksi kepada peserta didik untuk menolong
orang lain yang memerlukan
3) Mampu mengidentifikasi emosi senang, gembira, sedih, kesal/marah,
bosan dan takut
(1)Guru mengenalkan macam-macam gambar emosi senang, susah,
sedih, marah, kesal, bosan (untuk awal berikan 1-2 emosi, setelah
konsisten barulah mengenalkan emosi-emosi yang lain)
(2)Peserta didik menunjuk gambar sesuai yang diinstruksikan guru
(3)Guru memberikan pemahaman tentang perbedaan dari masing-masing
emosi.
(4)Peserta didik memperagakan berbagai macam emosi sesuai yang telah
dicontohkan guru.
4) Menunjukkan perilaku jujur, bertanggung jawab, santun dan percaya diri
(1)Guru memberikan contoh berprilaku jujur: mengembalikan pensil
yang dipinjam dari teman, mengembalikan benda yang ditemukan
(2)Guru memberikan contoh bertanggung jawab: mengerjakan tugas
tepat waktu, menyelesaikan tugas di rumah dengan penuh tanggung
jawab
(3)Guru memberikan contoh bersikap santun dan percaya diri: berbicara
kepada orang dengan pelan tidak teriak-teriak
(4)Peserta didik bersikap jujur, bertanggung jawab, santun dan percaya
diri
Lembar penilaian

Nama anak : Kelas :


Sekolah : Guru :

No Materi Dapat Tidak dapat Keterangan


1. Mampu memanggil orang sekitanya
Mampu berbagi, menolong, empati,
2.
dan membantu teman
Mampu mengidentifikasi emosi
3. senang, gembira, sedih,
kesal/marah, bosan
Menunjukkan perilaku jujur,
4. bertanggung jawab, santun dan
percaya diri

Anda mungkin juga menyukai