ANAK AUTISME
DISUSUN OLEH:
SAINA FATHIASARI
(23003273)
5. KASUS:
__Selamat Ujian__
1. Stereotip terkait langsung dengan gangguan spektrum autisme dan termasuk
dalam kriteria ketiga manual diagnostik dan statistik (DSM-5) untuk
diagnosis aitisme. Beberapa contoh perilaku stereotip pada anak autis
seperti mengepakkan tangan, mengayun-ayunkan tubuh, berjalan dengan
jari kaki, memutar benda, mengendus, echolalia langsung dan tertunda,
menjilat sesuatu, menjentikkan jari, dan berkedip berulang kali.
Damri, dkk (2018) menyatakan setiap anak yang memiliki GSA memiliki
perilaku stereotip yang berbeda-beda. Oleh karena itu penanganan yang
diberikan pada setiap anak pun berbeda. Salah satu contoh perilaku stereotip
yaitu menjilat telapak tangan dan memainkan air liurnya secara berulang-
ulang. Menjilat telapak tangan merupakan perbuatan yang jorok dan kotor
apalagi jika kondisi tangan tidak bersihm jika dibiarkan terus bisa memicu
datangnya gangguan kesehatan dan konsentrasi saat belajar. Untuk
mengurangi perilaku stereotip adalah dengan menggunakan teknik aversi.
Putra, dkk (2017) menyatakan bahwa teknik aversi adalah satu prosedur
yang efektif untuk menstabilkan self endurance (ketidakmampuan
mengendalikan emosi) dengan pemberian hukuman dan pengukuh positif
dapat dijadikan motivasi agar tidak mengulangi perbuatan yang dilakukan
sebelumnya.
3. Ada beberapa faktor yang menjadi penyebab terjadinya autis dan dapat
dikelompokkan dalam beberapa periode, seperti periode kehamilan,
persalinan dan periode usia bayi.
a. Periode kehamilan atau prenatal
Faktor-faktor pada periode ini adalah peningkatan usia ayah dan ibu,
primipara (wanita yang telah melahirkan seorang anak), perdarahan
antepartum akibat pecentae previa dan abruptio placentae, medikasi
sealama kehamilan, pre-eklampsia, infeksi, serta stress selama
melahirkan.
Faktor resiko seperti perdarahan antepartum akan menyebabkan
kipoksia fetus sehingga mengganggu perkembangan otak atau
timbulnya abnormalitas otak. Jipoksia fetus juga dapat menyebabkan
peningkatan aktivitas dopaminergik. Keadaan abnormalitas otak dan
peningkatan aktivitas dopaminergik tersebut memiliki kaitan erat
dengan autisme.
b. Periode persalinan
Gangguan persalinan yang dapat meningkatkan resiko teradinya
autisme adalah pemotongan tali pusat terlalu cepat, afiksia pada
bayi, komplikasi selama persalinan, lamanya persalinan, persalinan
yang cepat, letak presentasi bayi saat lahir, kelahiran yang
diinduksi, kelahiran dengan sectio cesarea, usia kehamilan dibawah
35 minggu dan berat bayi lahir rendah dibawah 2500 gram.
Faktor resiko seperti berat lahir bayi rendah berkaitan berbagai
gangguan kognitif dan masalah psikiatrik seperti gangguan bicara
dan bahasa, gangguan perhatian, hiperaktivitas, serta gangguan
belajar. Pada usia kehamilan, gangguan yang timbul serupa dengan
berat bayi lahir, yaitu hambatan perkembangan dan gangguan
intelektual yang timbul pada masa kanak-kanak dan dewasa
c. Periode usia bayi
Dalam kehidupan awal di usia bayi, beberapa gangguan yang
terjadi dapat mengakibatkan gangguan pada otak yang akhirnya
dapat beresiko untuk terjadinya gangguan autisme. Kondisi atau
gangguan yang beresiko untuk terjadinya autisme adalah
prematuritas, alergi makanan, kegagalan kenaikan berat badan,
kelainan bawaan seperti kelainan jantung konginetal, kelainan
genetik, kelainan metabolik, serta gangguan neurologi seperti
trauma kepala, kejang otot atpikal, kelemahan otot.
4. Instrumen identifikasi komunikasi, bahasa dan perilaku pada anak autis.
HAMBATAN AUTIS
Petuntuk:
Berilah tanda ceklist (√) pada kolom yang sesuai dengan kondisi anak.
…………………………………
Asesor/Pemeriksa
………………………………….
5. Studi Kasus
Langkah yang akan saya ambil:
5. Memantau perkembangan awal anak dengan melakukan identifikasi
dan asesmen
6. Melakukan wawancara dengan orang tua
7. Mengamati perilaku anak di berbagai konteks, seperti rumah, sekolah
dan tempat-tempat umum
8. Meninjau riwayat kesehatan anak untuk menilai faktor genetik
9. Berkonsultasi dengan psikolog untuk evaluasi perilaku dan fungsi
mental anak dan melakukan tes untuk menilai keterampilan kognitif
dan emosional anak.
10. Memeriksa dan mengevaluasi keterampilan bahasa dan komunikasi
anak, termasuk kesulitan dalam berkomunikasi.
11. Mengamati interaksi sosial anak dengan teman sebaya dan orang
dewasa.
12. Berkolaborasi dengan tim profesional seperti psikolog, terapis wicara,
terapis okupasi untuk berdiskusi terkait temuan dan pendekatan
terbaik untuk mendukung anak.
13. Membuat rencana intervensi yang sesuai untuk membantuk anak
mengembangkan keterampilan yang diperlukan berdasarkan hasil
evaluasi.
INSTRUMEN IDENTIFIKASI ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS
HAMBATAN AUTIS
Nama Anak :A
Jenis Kelamin : Perempuan
Tempat, tanggal lahir : Tanjung Jabung Barat, 15 Desember 2017
Tanggal pelaksanaan : 13 Desember
Nama orang tua : AA
Pendidikan : SLTA
Pekerjaan : Wirausaha
Alamat : Jl. Sriwijaya
No. Tlp : 08xxxxxx
Petuntuk:
Berilah tanda ceklist (√) pada kolom yang sesuai dengan kondisi anak.
Nama lengkap :A
Tempat, tanggal lahir : Tanjung Jabung Barat, 15 Desember 2018
Alamat : Jl. Sriwijaya
Jenis kelamin : Perempuan
Tanggal wawancara : 13 Desember 2023
Berilah tanda ceklist (√) pada kolom yang sesuai dengan kondisi anak.
No Kemampuan anak Ya Tidak
1. a. a. anak menatap bisa melihat orang lain
b. b. menghindar tatap mata dengan orang lain
c. Respon terhadap orang tua atau orang lain
d. Menutup mata jika ketemu orang lain
2. Imitasi/meniru motorik kasar
a. Anak menirukan tangan ke atas
b. Anak menirukan tangan ke samping
c. Anak menirukan tepuk tangan
d. Anak menirukan jabat tangan
e. Anak menirukan menendang dst
3. Imitasi/ meniru motorik halus
a. Anak menirukan menyatukan satu jari
b. Anak menirukan menyatukan dua jari dst
c. Anak menirukan memegang pensil
d. Anak menirukan menulis
e. Anak menirukan mewarnai dst
4. Imitasi suara
a. Menirukan huruf vokal (a, i, u, e, o)
b. Anak menirukan suku kata (ba, bi, bu, ma, mi, mu)
c. Anak menirukan kata yang terdiri dua suku kata (bubu,
bobo, bibi dst)
d. Anak menirukan dua kata
e. Anak menirukan tiga kata
5. Perintah sederhana satu tahap
a. Anak sudah bisa duduk
b. Anak sudah bisa berdiri
c. Anak sudah bisa ambil benda
d. Anak sudah bisa menutup
e. Anak sudah bisa melepas sepatu
6. Pra akademik
a. Anak menyamakan benda identik dengan benda identik
b. Anak menyamakan benda nyata dengan model
c. Anak menyamakan model dengan model
d. Anak menyamakan gambar dengan model
e. Anak menyamakan gambar dengan gambar
f. Anak menyamakan tulisan dengan gambar
g. Anak menyamakan:
- Huruf
- Angka
- Bentuk
7. Akademik
a. Anak bisa mengidentifikasi angka
b. Anak bisa mengidentifikasi huruf
c. Anak mengidentifikasi bentuk
d. Anak bisa mengidentifikasi warna
8. Keterampilan sosial
a. Bermain dengan teman sebayanya
b. Mendekat keteman sebayanya
c. Menunggu giliran
d. Berbaur dengan orang dewasa
e. Suka menyendiri
9. Kemampuan Bahasa reseptif
a. Melakukan instruksi satu tahap
b. Meminta sesuatu dengan menunjuk bendanya
10. Kemampuan bahasa ekspresif
a. Menjawab pertanyaan sederhana
b. Meminta benda dengan diucapkan