Anda di halaman 1dari 36

FISIOTERAPI PADA

PENDERITA AUTISME

Oktober 2020
Kata autis berasal dari bahasa Yunani "auto" berarti sendiri yang
ditujukan pada seseorang yang menunjukkan gejala "hidup dalam
dunianya sendiri".
Pada umumnya penderita autisme mengacuhkan suara, penglihatan
ataupun kejadian yang melibatkan mereka.
Pengertian

Autism spectrum disorder (ASD) adalah gangguan


perkembangan yang ditandai dengan gangguan
dalam keterampilan sosial dan komunikasi ,
melakukan gerakan yang berulang-ulang, dan
perilaku stereotip (Marko, 2015). Selain itu anak
dengan autisme memiliki ganguan pada motorik
kasar dan motorik halus sehingga kemampuan
gerakannya di bawah anak normal pada
umumnya diukur dari koordinasi, keseimbangan,
kekuatan, kelincahan, serta kemampuan gerak
baik statis maupun dinamis (Assjari, 2011)
Istilah autis diperkenalkan pertama kali oleh Leo Kanner,
seorang psikiater dari Harvard (Kanner, Austistic Disturbance of
Affective Contact) pada tahun 1943

Autis adalah gangguan perkembangan pervasif


pada anak yang ditandai dengan adanya
gangguan dan keterlambatan dalam bidang
kognitif, bahasa, perilaku, komunikasi dan
interaksi sosial
.
Prevalensi:

Menurut Maulana dalam Jurnal Rahmawati,


Di dunia jumlah anak yang terkena autis
semakin meningkat pesar diberbagai
penjuru. Menurut penyelidikan di Amerika,
autisme terjadi pada 10 anak dari 10.000
kelahiran. Kemungkinan terjadinya empat
kali lebih sering pada bayi laki-laki dibanding
bayi perempuan.
Statistik bulan Mei 2004 di Amerika menunjukkan,
satu di antara 150 anak berusia di bawah 10 tahun.

Sekitar 300.000 anak-anak memiliki gejala autis.


Dengan perkiraan pertumbuhan sebesar 10-17 persen
per tahun, para ahli meramalkan bahwa pada dekade
yang akan datang di Amerika akan terdapat 4 juta
penyandang autis. Autisme terjadi di belahan dunia
manapun. Tidak peduli pada suku, ras, agama,
maupun status social (Rahmawati, 2015).
Di Indonesia sendiri belum ada data pasti berapa
jumlah penyandang autis saat ini, namun terjadi
peningkatan setiap tahunnya. Ketua Yayasan
Autisme Indonesia menyatakan adanya
peningkatan yang luar biasa. Bila sepuluh tahun
yang lalu jumlah penyandang autisme di
Indonesia diperkirakan 1 : 5000 anak, sekarang
meningkat menjadi 1 : 500 anak
(Rahmawati, 2015).
PENYEBAB AUTIS
Penyebab autis belum diketahui secara pasti.
Beberapa ahli menyebutkan autis disebabkan karena
multifaktorial. Ahli lainnya berpendapat bahwa
autisme disebabkan oleh karena kombinasi makanan
yang salah atau lingkungan yang terkontaminasi zat-
zat beracun yang mengakibatkan kerusakan pada
usus besar yang mengakibatkan masalah dalam
tingkah laku dan fisik termasuk autis.
Pada bulan Mei 2000 para peneliti di Amerika
menemukan adanya tumpukan protein didalam otak
bayi yang baru lahir yang kemudian bayi tersebut
berkembang menjadi anak autis. Temuan ini
mungkin dapat menjadi kunci dalam menemukan
penyebab utama autis sehingga dapat dilakukan
tindakan pencegahannya
.
TEORI PENYEBAB AUTISME

• Genetik dan heriditer


• Teori Kelebihan Opioid
• Gluten/Casein Teori Dan Hubungan Penyakit
Celiac
• Kolokistokinin
• Oksitosin Dan Vasopressin
• Metilation
• Imunitas Teori Autoimun dan Alergi makanan
MANIFESTASI KLINIS DAN DIAGNOSIS

Autis adalah gangguan perkembangan


pervasif pada anak yang ditandai dengan
adanya gangguan dan keterlambatan dalam
bidang komunikasi, gangguan dalam
bermain, bahasa, perilaku, gangguan
perasaan dan emosi, interaksi sosial, perasaan
sosial dan gangguan dalam perasaan sensoris.
DIAGNOSA BANDING
Autisme dalam Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorder R-IV merupakan salah satu dari lima
jenis gangguan dibawah payung PDD (Perpasive Development Disorder) di luar ADHD (Attention Deficit
Hyperactivity Disorder) dan ADD (Attention Deficit Disorder). Gangguan perkembangan perpasiv (PDD)
adalah istilah yang dipakai untuk menggambarkan beberapa kelompok gangguan perkembangan di bawah
(umbrella term) PDD, yaitu:
1) Autistic Disorder (Autism) Muncul sebelum usia 3 tahun dan ditunjukkan adanya hambatan dalam
interaksi sosial, komunikasi dan kemampuan bermain secara imaginatif serta adanya perilaku stereotip pada
minat dan aktivitas.
2) Asperger’s Syndrome, Hambatan perkembangan interaksi sosial dan adanya minat dan aktivitas yang
terbatas, secara umum tidak menunjukkan keterlambatan bahasa dan bicara, serta memiliki tingkat
intelegensia rata-rata hingga di atas rata-rata.
PERAN FISIOTERAPI

Banyak diantara individu autis mempunyai


gangguan perkembangan dalam motorik kasarnya.
Kadang2 tonus ototnya lembek (hipotoni) sehingga
jalannya kurang kuat. Keseimbangan tubuhnya
kurang bagus. Fisioterapi akan sangat banyak
menolong untuk menguatkan otot2nya dan
memperbaiki keseimbangan tubuhnya.
Penatalaksanaan Fisioterapi
Hasil Anamnesis
Anak sulit beradaptasi dengan lingkungan
baru.
Tidak merespon orang lain
ketika sedang asyik bermain sendiri.

Takut mencoba mainan yang bergerak


seperti kuda-kudaan atau ayunan.
Anak cenderung pendiam dan kemampuan
aktivitas fisiknya di bawah anak normal pada
umumnya.

Kalau berjalan atau berlari


terkadang seperti sempoyongan, arahnya tidak
lurus. Kesulitan focus untuk belajar. Bicaranya
kurang jelas.
One leg standing test

< 30 detik = Ada gangguan keseimbangan

Tes kognitif :
Atensi
 Motivasi
 Emosi
 Komunikasi
Tes fungsional

Kesulitan melakukan aktivitas secara


mandiri

Pemeriksaan Penunjang

CT-Scan
b) MRI
Penegakan Diagnosis Fisioterapi

Activity limitation

Kesulitan fokus belajar


kesulitan bermain yang memerlukan
aktivitas fisik berat

kesulitan melakukan aktivitas sehari-hari


secara mandiri.
Body structure and function:
Gangguan perkembangan saraf otak

Participation restriction:
Kesulitan berinteraksi dengan orang lain dan
lingkungannya.
Diagnosa Fisioterai ICF

Adanya kesulitan belajar, bermain, dan


beraktivitas sehari-hari secara mandiri
karena adanya gangguan perkembangan
saraf otak sehingga kesulitan
berinteraksi dengan orang lain dan
lingkungannya
Diagnosa Fisioterai ICF

Adanya kesulitan belajar, bermain, dan


beraktivitas sehari-hari secara mandiri
karena adanya gangguan perkembangan
saraf otak sehingga kesulitan
berinteraksi dengan orang lain dan
lingkungannya
Rencana Penatalaksanaan

Tujuan

Anak dapat berjalan dan berlari dengan seimbang


Anak berani untuk bermain mainan yang bergerak
seperti ayunan
Kognisi pada anak meningkat
Meningkatkan kemandirian anak dalam beraktivitas
sehari-hari.
Prinsip Terapi

Melatih sensomotorik anak lewat permainan yang


disesuaikan dengan usia anak untuk meningkatkan
kemampuan motorik, keseimbangan, stabilisasi, dan
koordinasi gerak.

Melatih kemampuan atensi, konsentrasi, pemahaman, dan


memori pada anak
Konseling-edukasi :

Latihan dapat dilakukan di rumah oleh orang tua.


Perhatian orang tua sangat diperlukan demi
peningkatan kemampuan anak. Ajak anak untuk
berkomunikasi dan ajak anakbermain di luar rumah
untuk melatih adaptasi serta latihan berinteraksi
dengan orang lain dan lingkungan sekitar
Referensi

Pediatric Physical Therapy, Jan S. Tecklin.2008.


Functional Movement Development, Donna J. Cech.
Suzanne “Tink” Martin. 2012
Motor skill Acquisition in the First Year,Lois Bly, M.A.,PT.
1994.
Principal Of Neural Science, Eric R. Candel. 2000.
Motor Control, Anne Shumway Cook, PT, PhD. , Marjorie
H. Wollacott, PhD.
2001.
Applied Behavioral Analysis
(ABA)

ABA adalah jenis terapi yang telah lama


dipakai , telah dilakukan penelitian dan didisain
khusus untuk anak dengan autisme. Sistem
yang dipakai adalah memberi pelatihan khusus
pada anak dengan memberikan positive
reinforcement (hadiah/pujian). Jenis terapi ini
bisA diukur kemajuannya . Saat ini terapi
inilah yang paling banyak dipakai di Indonesia.
Bagaimana Melatih FMS

 Perceptual Motor Activities (PMA)


 Ialah meruapakan dasar kemampuan anak untuk menerima ,
menginterpretasi dan merespon secara baik pada informasi sensori
 Tujuan PMA ialah lebih ke arah preventive dari pada curative
AKTIVITAS PMA
 Gross motor activity (locomotor)
 Vestibular activities
 Visual motor activities (manipulative)
 Auditory motor activities
 Tactile activities
 Body awareness
 Spatial awareness
 Sosial activities (language) -> communication play
 Hasil : Body control, body image, space
awareness
Gross Motor Activities

 Rolling, crawling
 Walking, running
 Jumping, landing
 Hopping, skipping
 Galloping, leaping dan dodging
Vastibular Activities
 Rolling (over balls), forward and back ward rolls, spinning, balance
 Scooter board, skipping
 Jumping
 The vestibular center -> Otak menerima dan memproses sensasi dari
gravity. Informasi digunakan untuk meregulasi muscle tone.
Lanjut – Vestibular Activ..

 Equilibrium dan posture untuk mmepermudah anak


untuk mengetahui “ cara dan arah gerakan “
Lateralisation Activities
 Kemampuan untuk mengontrol “ two sides
of the body secara bersamaan atau terpisah
 Bilateral movements (Simultaneous or
parallel)
 Unilateral movements (one sides of the
body)
 Cross lateral movements (simultaneous
movement of different limbs on opposite
sides of the body ,misal : crawling
 Directional awareness
Tactile Activities

 Massage
 Direct touch
 Rolling

Anda mungkin juga menyukai