Anda di halaman 1dari 3

A.

Abstrak

B. Latar belakang
Anak berkebutuhan khusus merupakan sebuah kelainan yang umumnya
terdapat pada anak yang mengalami keterbatasan ataupun keluarbiasaan seperti
fisik, mental-intelektual, sosial, maupun emosional yang dapat mempengaruhi
secara signifikan selama proses pertumbuhan atau perkembangan dibandingkan
dengan anak-anak yang seumuran. Menurut data badan pusat statistic (BPS) tahun
2017, jumlah anak berkebutuhan di Indonesia mencapai 1,6 juta, dilansir dari
laman kemendikbud.go.id hanya 18 persen yang mendapatkan layanan pendidikan
inklus.
Secara umum, anak berlatarbelakang khusus dibagi menjadi 5 kelompok
yaitu ;
1. Tunagrahita yaitu seseorang yang mengalami masalah dalam
perkembangan mental.
2. Tunanetra merupakan seseorang yang mengalami gangguan pada
penglihatan, dapat berupa gangguan total atau bahkan Sebagian saja.
3. tunarungu merupakan seseorang yang mengalami gangguan pada
pendengaran, dapat berupa gangguan total atau Sebagian.
4. tunalaras merupakan sesorang yang mengalami kesulitan dalam
beradaptasi dengan baik terhadap lingkungan dan juga orang-orang
sekitarnya.
5. tunadaksa merupakan seseorang yang mengalami masalah atau kelainan
pada alat gerak tubuhnya.
Anak berkebutuhan khusus (ABK) diartikan sebagai individual yang
memiliki karakteristiknya yang berbeda dari anak secara umumnya yang
dipandang normal oleh masyarakat dan tidak jarang anak berkebutuhan khusus
mengalami kesulitan dalam menggapai kesuksesan baik dari segi sosial, personal
maupun aktivitas Pendidikan.

PENAMBAHAN TEKS
Kendala yang biasanya dihadapi oleh anak autis ialah sulitnya mendapatkan
titik fokus, tidak menunjukkan minat, mengulangi suatu tindakan, tidak bermain
olok-olok, mengibas-ngibaskan tangan, ketawa berdekah-dekah tidak sesuai
keadaan, tidak adanya hubungan mata, benci perubahan, mengulangi percakapan
yang sama, tidak bermain dengan orang lain, hanya menyertai kumpulan jika
dibantu atau di desak, tunjukkan keinginannya dengan tangan orang dewasa.
Berdasarkan hasil observasi tersebut, sebuah bentuk terapi perlu diterapkan
untuk mengatasi kendala dari anak autis, salah satunya dengan menggunakan
terapi musik yang dapat meningkatkan kemampuan komunikasi, mengurangi rasa
cemas, memberikan perubahan perilaku, memperbaiki fungsi sensor motorik,
meningkatkan kualitas tidur, serta bentuk terapi musik yang dapat diterapkan pada
pembelajaran seni budaya yaitu “JUDUL” sebagai inovasi dalam membantu
siswa autis terhadap perkembangan mental.

C. Tujuan dan manfaat


Adapun tujuan dari “JUDUL”

1. Memberikan bantuan “Judul” untuk memudahkan siswa autism dalam


mempelajari alat musik harmonica
2. Implementasi “Judul” untuk menyelesaikan dan memberikan terapi
melalui proses pembelajaran seni budaya terhadap anak autisme untuk
perkembangan mental.
Sedangkan Manfaatnya yaitu:
1. Mengasah pola pikir anak autisme
2. Meningkatkan fokus konsentrasi anak autisme
3. Mengasah dan meningkatkan kreatifitas anak autisme
4. Mengasah kemampuan imajinasi anak autism
5. Memberikan kepercayaan diri anak autism
6. Melatih disiplin anak autism
7. Melatih kemampuan mengekspresikan diri

D. Dasar pengembangan materi Pendidikan


1. Autisme

Autism spectrum disorder (ASD) atau yang lebih sering disebut autism merupakan
sebuah gagasan pada perkembangan saraf yang mempengaruhi perkembangan
bahasa dan kemampuan anak-anak untuk berkomunikasi, berinteraksi dan
bertindak. Penyebab autisme belum diketahui, tetapi para ahli telah
mengidentifikasi beberapa gen yang diduga terkait dengan ASD.

2. Terapi musik

Terapi musik adalah terapi yang menggunakan musik untuk memecahkan berbagai
masalah sosial, emosional dan perilaku, masalah kognitif, motorik dan sensorik
untuk semua individu dari segala usia. Terapi ini sering digunakan oleh penderita
penyakit tertentu, namun semua orang bisa merasakan manfaat dari terapi ini.
Menurut American Music Therapy Association, terapi musik adalah intervensi musik
berbasis bukti klinis yang dilakukan oleh orang-orang dengan standar profesional
yang secara hukum menyelesaikan rencana terapi musik.
Cara Kerja Terapi musik ialah Musik diproses oleh semua area otak, dan kemudian
musik mengakses dan merangsang area otak yang mungkin tidak dapat diakses
dengan cara lain. Bagian otak yang mungkin terpengaruh oleh musik adalah:

a Korteks orbitofrontal (perilaku sosial)


b Korteks prefrontal (menjelaskan dan memecahkan masalah)
c Korteks cingulate anterior (belajar berdasarkan emosi dan motivasi)
d Amygdala (pemrosesan sosial, emosional dan memori)
e Ganglia Basal (Kontrol Gerakan)
f Hippocampus (pembelajaran spasial dan memori)
g Korteks auditori (pendengaran)
h Distrik Broca (produksi suara)
i Korteks motorik (gerakan volunter)
j Korteks sensorik (sentuhan dan sensasi lainnya)
k Area Wernicke (pemahaman fonetik)
l Angular Gyrus (fitur bahasa yang kompleks)
m Korteks visual (penglihatan)
n Cerebellum (koordinasi, keseimbangan, dan memori motorik)
o Brainstem (fungsi tubuh yang penting dan masukan sensorik).

3. Seni Budaya

Menurut Eko Purnomo 2014: 1 pembelajaran seni budaya merupakan aktivitas


belajar yang menampilkan karya seni estetis, artistik, dan kreatif yang berakar
pada norma, nilai, perilaku, dan produk seni budaya bangsa melalui aktivitas
berkesenian. Berdasarkan pandangan tersebut, pembelajaran seni budaya
merupakan kegiatan pembelajaran bagi siswa untuk mempelajari karya seni yang
bernilai estetis, artistik, dan bernilai cipta, serta nilai, norma, dan seni budaya
bangsa. Menurut Eko Purnomo 2014: 2 tujuan pembelajaran seni budaya yaitu:
untuk menumbuhkembangkan kepekaan rasa estetik dan artistik, sikap kritis,
apresiatif, dan kreatif pada diri setiap peserta didik secara menyeluruh.

Desain model pengembangan materi

Rencana implementasi

Tautan video proses pengembangan model karya kreasi

Daftar Pustaka

Anda mungkin juga menyukai