Anda di halaman 1dari 12

PENGARUH TERAPI MUSIK

TERHADAP KEMAJUAN ANAK AUTISME


DI RSIA TUMBUH KEMBANG DEPOK TAHUN 2016

Makalah

Disusun sebagai Materi Presentasi Mata Kuliah

Bahasa Indonesia Tahun 2016/2017

Oleh :

1. Melinda Tika : 1662030002


2. Natalia Fransiska : 1662030015
3. Rayi Dhea : 1662030041
4. Yonas Kapuna : 1662030033
5. Nadya Rahmatunisa : 1662030052

AKADEMI FISIOTERAPI

UNIVERSITAS KRISTEN INDONESIA

JAKARTA TIMUR
2016

PENGARUH TERAPI MUSIK

TERHADAP KEMAJUAN ANAK AUTISME

DI RSIA TUMBUH KEMBANG DEPOK TAHUN 2016

Abstrak

Anak-anak dengan kebutuhan khusus dewasa ini masih belum mendapatkan

perhatian yang cukup dari masyarakat. Padahal, mereka juga mempunyai hak yang

sama untuk memperoleh pendidikan. Di balik kekurangan yang mereka miliki, masih

ada bakat atau talenta lain yang dapat dikembangkan. Pada artikel berjudul

“Pendidikan Musik Untuk Anak Autis” ini akan dijelaskan mengenai gambaran

umum anak-anak berkebutuhan khusus, mulai dari penyebab, karakteristik, hambatan

yang dialami, serta tindakan penanggulangan yang dapat dilakukan. Selain itu, akan

dibahas pula tentang pendidikan musik, sebagai salah satu alternatif yang dapat

ditempuh dalam prose pembinaan anak-anak berkebutuhan khusus (fokus kepada

anak penderita autisme),meliputi jenis-jenis kegiatan musik yang dilakukan, proses

pelaksanaan, hingga efek positif yang dihasilkan dari kegiatan bermusik tersebut.

Pendidikan musik untuk anak autis dapat dilakukan dalam beberapa ragam

kegiatan, di antaranya bernyanyi, bermain musik, menirukan gerakan sederhana


sesuai dengan irama ritmis yang dimainkan, serta memainkan alat musik secara

sederhana.

Melalui pembelajaran musik, seluruh aspek jiwa dan raga dari anak autis dapat

terolah dengan baik. Mulai dari aspek daya fokus, anak autis akan semakin mampu

untuk mengkonsentrasikan pandangan mata dan pikirannya terhadap lawan bicara

dan kegiatan yang ia lakukan. Kemudian dari aspek gerak tubuh, anak autis akan

terlatih untuk mengkoordinasikan gerak tubuhnya dengan sistematis, sesuai dengan

perintah dan instruksi-instruksi yang diberikan, bahkan hingga aspek emosi atau

kejiwaannya. Melalui bermusik, anak autis akan semakin peka terhadap perubahan

lingkungan sekitarnya. Hal tersebut merupakan implementasi dari hasil latihan

pengolahan respon anak autis dalam mengambil keputusan perubahan gerak tubuh

dan emosi ketika terjadi pergantian irama ritmis pada saat pembelajaran musik

berlangsung.

Musik masuk melalui telinga dan akan menimbulkan gelombang alfa dan

akan terjadi Cortical Evoled Respon.Dimana saat terjadi Cortical Evoled Respon

akan menggetarkan gendang telinga dan cairan serta menggetarkan sel-sel

barambut dalam koklea dan akan mengenai syaraf koklearis pada sistem

otak.Sistem otak yang akan terpengaruh yaitu struktur basal termasuk system limbik.

Fungsi system limbik sendiri yaitu untuk mengontrol kemampuan daya

ingat,kemampuan merespon segala informasi yang diterima panca indera

(Veskarisyanti, 2008).
Autis adalah gangguan pervasif yang ditandai dengan abnormalitas pada tiga

bidang, yaitu interaksi sosial, perilaku yang terbatas dan berulang, serta komunikasi

dan bahasa. Perkembangan komunikasi merupakan bidang yang penting untuk

dikembangkan pada usia dini karena dengan komunikasi yang baik, individu akan

berkembang dengan optimal. Salah satu metode yang ditengarai dapat

mengembangkan kemampuan komunikasi anak autis adalah terapi musik. Media

musik yang digunakan dalam terapi dianggap mampu memfasilitasi pengembangan

komunikasi verbal anak karena pola musik yang mirip dengan pola bicara. Penelitian

ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui pengaruh terapi musik terhadap

perkembangan kemampuan komunikasi verbal anak autis.


Pendahuluan

Dalam pendidikan luar biasa kita banyak mengenal anak-anak berkebutuhan

khusus salah satunya autisme. Anak autis juga merupakan anak individu yang harus

di beri pendidikan baik itu keterampilan maupun secara akademik . Mengenai Music

Therapy, serta pengaruhnya terhadap emosional dan fisiologis seseorang.

Menurutnya, perkembangan fisiologis sangat berkaitan dengan kemampuan motorik

yang begitu berpengaruh pada tumbuh kembang anak-anak sejak kecil.“Music

therapy sendiri merupakan penggunaan intervensi musik atas dasar ilmiah untuk

mencapai beragam tujuan individualis, yang dilakukan melalui hubungan therapeutic

oleh profesional. Terapi musik adalah suatu profesi di bidang kesehatan yang

menggunakan musik dan aktivitas musik untuk mengatasi berbagai masalah dalam

aspek fisik, psikologis, kognitif, dan kebutuhan sosial individu yang mengalami cacat

fisik (AMTA, 1997). Musik mempengaruhi fisiologis dapat dilihat dari bukti nyata

bahwa sejak awal musik diterima oleh seseorang harus melalui bagian fisik

seseorang yaitu telinga. Jadi musik tentunya menyentuh sisi fisik seseorang dan

bukan hanya sisi emosionalnya,musik mampu memberi kenyamanan, mengontrol

sistem motorik, dan mempengaruhi emosi. Membahas mengenai tujuan dari music
therapy bagi perkembangan anak-anak. “Musik berperan bagi tumbuh kembang

anak, ada dua hal yang menjadi fokus dalam pertumbuhan anak. Pertama

kemampuan fisik dan kedua kemampuan otot dimana ketika otot anak lemah

mereka akan sulit belajar merangkak, mengangkat kepala, duduk, serta kerja otot

untuk kordinasi antara tangan dan kaki. Dalam mendorong pertumbuhan anak ini

saya lebih banyak melakukan terapi dengan musik.

Oleh karena itu kita harus kaji dalam tentang anak autis,dalam pengkajian

tersebut kita butuh banyak informasi tentang mengenai siapa anak autis penyebab

dan lainnya. Dengan adanya itu bantuan baik dengan pendidikan secara umum,dalam

masyarakat nantinya anak-anak tersebut dapat lebih mandiri dan anak-anak tersebut

dapat mengembangkan potensi yang ada dan dimilikinya yang selama ini terpendam

karena ia belum bisa mandiri. Oleh karena itu makalah ini nantinya dapat membantu

kita mengetahui anak autis tersebut.


Analisis

Usia antara 2 – 5 tahun adalah usia yang sangat ideal untuk memulai

menangani autisme. Salah satu bentuk penanganan terhadap autis adalah terapi musik

yang kini banyak dipakai untuk anak – anak autis dan mereka yang memiliki

kesulitan belajar. Spesialis musik terapi, Robbin Nordoff dalam majalah Holmes

mengklaim bahwa anak autis, energinya akan meningkat ketika diperdengarkan

musik tertentu.

Terapi musik menurut American Music Therapy (2002), terapi musik dapat

dilakukan menggunakan jenis musik terapeutik untuk meningkatkan fungsi perilaku,

sosial, psikologis, komunikasi, fisik, sensorik, motorik, dan kognitif pada anak autis.

Hal tersebut juga dituturkan oleh seorang psikolog, Alfa Handayani dalam majalah

Hidayat (2003), musik mampu meningkatkan pertumbuhan otak anak karena musik

itu sendiri merangsang pertumbuhan sel otak. Musik bisa membuat kita rileks dan

senang hati, yang merupakan emosi positif. Emosi positif inilah membuat fungsi
berfikir seseorang menjadi maksimal. Seorang anak autis yang sejak kecil terbiasa

mendengarkan musik akan berkembang kecerdasaan emosional dan intelegensinya

dibandingkan dengan anak autis lainnya yang jarang mendengerkan musik

(Christandy, 2017).

​Manfaat terapi musik yang pertama yaitu, meningkatkan perkembangan emosi

sosial anak, anak autisme cenderung mengabaikan kontak sosial yang ditawarkan

oleh orang lain. Dan terapi musik membantu mengehentikan penarikan diri anak

autis dengan cara membangun hubungan dengan benda seperti instrumen musik.

Kedua, membantu komunikasi verbal dan non verbal, dapat membantu kemampuan

berkomunikasi anak dengan cara meningkatkan produksi vokal dan pembicaraan

serta menstimulisasi proses mental dalam hal memahami dan mengenali. Ketiga,

mendorong pemenuhan emosi, sebagian besar anak autisme kurang mampu

merespon rangsangan yang seharusnya bisa membantu mereka merasakan emosi

yang tepat. Keempat, selama mengikuti sesi terapi, setiap anak mempunyai

kebebesan untuk mengekspresikan diri saat mereka ingin, sesuai dengan cara mereka

sendiri. mereka bisa membuat keributan, memukul instrumen, dan berteriak.

Selain itu, terapi musik juga membantu anak autis untuk mengajarkan

keahlian sosial, meningkatkan pemahaman bahasa, mendorong hasrat

berkomunikasi, mengajarkan anak mengekspresikan diri secara kreatif, mengurangi

pembicaran yang tidak komunikatif.

Terapi musik dilakukan dengan beberapa cara, seperti mendengarkan musik

20 hingga 30 menit sehari sebelum atau sesudah bangun tidur, usahakan dalam
keadaan duduk atau berbaring sambil memejamkan mata, selama mendengarkan

musik atur nafas serileks mungkin, gunakan headphones agar lebih fokus, pilih jenis

musik yang bersifat rilelks dengan tempo sekitar 60 ketuk per menit.

Terapi musik akan dirancang, dijalankan, dan dievaluasi sesuai dengan

kebutuhan masing-masing anak. Selama terapi anak akan dilibatkan dalam beberapa

aktivitas seperti ​terapi wicara (menyanyi), terapi okupasi (memegang alat musik),

terapi fisik (berlatih menggerakkan tubuh), terapi sosial (berinteraksi dengan teman),

terapi bermain (bermain musik), terapi perilaku (latihan musik), terapi perkembangan

(memilih alat musik yang disukai) dan terapi visual (melihat alat musik langsung).

Dalam penelitian di Rumah Sakit Ibu dan Anak Tumbuh Kembang Depok,

mereka melakukan eksperimen dengan empat orang anak penyandang autis murni.

Eksperimen dilaksanakan selama satu bulan, dalam 12 kali pertemuan yang terbagi

menjadi tiga tahap, yaitu: tahap awal (pengukuran awal dan observasi klien), tahap

perlakuan (pemberian terapi musik), dan tahap akhir (evaluasi). Dari penelitian

tersebut dapat disimpulkan bahwa walaupun peningkatan yang terjadi tidak

signifikan namun keterampilan komunikasi pada penyandang autisme mengalami

perkembangan setelah diberikan terapi musik, selain itu juga terjadi penurunan gejala

gangguan kualitatif komunikasi yaitu pengulangan kata atau kalimat secara terus

menerus telah berkurang tingkat kemunculannya.


Penutup
Daftar pustaka

1. Djohan. 2006. Teori Musik : Terapi dan Aplikasi. Galangpress Group.

2. Metode Penyembuhan Autis.

https://menyembuhkanautis.wordpress.com/2014/11/28/terapi-musik-untuk-a

nak-perkembangan-autisme/

3. Pengaruh Terapi Musik Terhadap Perkembangan Kemampuan Komunikasi


Verbal Anak Autis.

https://digilib.uns.ac.id/dokumen/detail/55554/Pengaruh-Terapi-Musik-Terha
dap-Perkembangan-Kemampuan-Komunikasi-Verbal-Anak-Autis

4. Suryana, Dayat. 2012. Terapi Musik. Wsite.

5. Terapi Musik.

http://gehasholichah.blogspot.co.id/2011/09/terapi-musik.html

Anda mungkin juga menyukai