Makalah
Oleh :
AKADEMI FISIOTERAPI
JAKARTA TIMUR
2016
Abstrak
perhatian yang cukup dari masyarakat. Padahal, mereka juga mempunyai hak yang
sama untuk memperoleh pendidikan. Di balik kekurangan yang mereka miliki, masih
ada bakat atau talenta lain yang dapat dikembangkan. Pada artikel berjudul
“Pendidikan Musik Untuk Anak Autis” ini akan dijelaskan mengenai gambaran
yang dialami, serta tindakan penanggulangan yang dapat dilakukan. Selain itu, akan
dibahas pula tentang pendidikan musik, sebagai salah satu alternatif yang dapat
pelaksanaan, hingga efek positif yang dihasilkan dari kegiatan bermusik tersebut.
Pendidikan musik untuk anak autis dapat dilakukan dalam beberapa ragam
sederhana.
Melalui pembelajaran musik, seluruh aspek jiwa dan raga dari anak autis dapat
terolah dengan baik. Mulai dari aspek daya fokus, anak autis akan semakin mampu
dan kegiatan yang ia lakukan. Kemudian dari aspek gerak tubuh, anak autis akan
perintah dan instruksi-instruksi yang diberikan, bahkan hingga aspek emosi atau
kejiwaannya. Melalui bermusik, anak autis akan semakin peka terhadap perubahan
pengolahan respon anak autis dalam mengambil keputusan perubahan gerak tubuh
dan emosi ketika terjadi pergantian irama ritmis pada saat pembelajaran musik
berlangsung.
Musik masuk melalui telinga dan akan menimbulkan gelombang alfa dan
akan terjadi Cortical Evoled Respon.Dimana saat terjadi Cortical Evoled Respon
barambut dalam koklea dan akan mengenai syaraf koklearis pada sistem
otak.Sistem otak yang akan terpengaruh yaitu struktur basal termasuk system limbik.
(Veskarisyanti, 2008).
Autis adalah gangguan pervasif yang ditandai dengan abnormalitas pada tiga
bidang, yaitu interaksi sosial, perilaku yang terbatas dan berulang, serta komunikasi
dikembangkan pada usia dini karena dengan komunikasi yang baik, individu akan
komunikasi verbal anak karena pola musik yang mirip dengan pola bicara. Penelitian
ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui pengaruh terapi musik terhadap
khusus salah satunya autisme. Anak autis juga merupakan anak individu yang harus
di beri pendidikan baik itu keterampilan maupun secara akademik . Mengenai Music
therapy sendiri merupakan penggunaan intervensi musik atas dasar ilmiah untuk
oleh profesional. Terapi musik adalah suatu profesi di bidang kesehatan yang
menggunakan musik dan aktivitas musik untuk mengatasi berbagai masalah dalam
aspek fisik, psikologis, kognitif, dan kebutuhan sosial individu yang mengalami cacat
fisik (AMTA, 1997). Musik mempengaruhi fisiologis dapat dilihat dari bukti nyata
bahwa sejak awal musik diterima oleh seseorang harus melalui bagian fisik
seseorang yaitu telinga. Jadi musik tentunya menyentuh sisi fisik seseorang dan
sistem motorik, dan mempengaruhi emosi. Membahas mengenai tujuan dari music
therapy bagi perkembangan anak-anak. “Musik berperan bagi tumbuh kembang
anak, ada dua hal yang menjadi fokus dalam pertumbuhan anak. Pertama
kemampuan fisik dan kedua kemampuan otot dimana ketika otot anak lemah
mereka akan sulit belajar merangkak, mengangkat kepala, duduk, serta kerja otot
untuk kordinasi antara tangan dan kaki. Dalam mendorong pertumbuhan anak ini
Oleh karena itu kita harus kaji dalam tentang anak autis,dalam pengkajian
tersebut kita butuh banyak informasi tentang mengenai siapa anak autis penyebab
dan lainnya. Dengan adanya itu bantuan baik dengan pendidikan secara umum,dalam
masyarakat nantinya anak-anak tersebut dapat lebih mandiri dan anak-anak tersebut
dapat mengembangkan potensi yang ada dan dimilikinya yang selama ini terpendam
karena ia belum bisa mandiri. Oleh karena itu makalah ini nantinya dapat membantu
Usia antara 2 – 5 tahun adalah usia yang sangat ideal untuk memulai
menangani autisme. Salah satu bentuk penanganan terhadap autis adalah terapi musik
yang kini banyak dipakai untuk anak – anak autis dan mereka yang memiliki
kesulitan belajar. Spesialis musik terapi, Robbin Nordoff dalam majalah Holmes
musik tertentu.
Terapi musik menurut American Music Therapy (2002), terapi musik dapat
sosial, psikologis, komunikasi, fisik, sensorik, motorik, dan kognitif pada anak autis.
Hal tersebut juga dituturkan oleh seorang psikolog, Alfa Handayani dalam majalah
Hidayat (2003), musik mampu meningkatkan pertumbuhan otak anak karena musik
itu sendiri merangsang pertumbuhan sel otak. Musik bisa membuat kita rileks dan
senang hati, yang merupakan emosi positif. Emosi positif inilah membuat fungsi
berfikir seseorang menjadi maksimal. Seorang anak autis yang sejak kecil terbiasa
(Christandy, 2017).
sosial anak, anak autisme cenderung mengabaikan kontak sosial yang ditawarkan
oleh orang lain. Dan terapi musik membantu mengehentikan penarikan diri anak
autis dengan cara membangun hubungan dengan benda seperti instrumen musik.
Kedua, membantu komunikasi verbal dan non verbal, dapat membantu kemampuan
serta menstimulisasi proses mental dalam hal memahami dan mengenali. Ketiga,
yang tepat. Keempat, selama mengikuti sesi terapi, setiap anak mempunyai
kebebesan untuk mengekspresikan diri saat mereka ingin, sesuai dengan cara mereka
Selain itu, terapi musik juga membantu anak autis untuk mengajarkan
20 hingga 30 menit sehari sebelum atau sesudah bangun tidur, usahakan dalam
keadaan duduk atau berbaring sambil memejamkan mata, selama mendengarkan
musik atur nafas serileks mungkin, gunakan headphones agar lebih fokus, pilih jenis
musik yang bersifat rilelks dengan tempo sekitar 60 ketuk per menit.
kebutuhan masing-masing anak. Selama terapi anak akan dilibatkan dalam beberapa
aktivitas seperti terapi wicara (menyanyi), terapi okupasi (memegang alat musik),
terapi fisik (berlatih menggerakkan tubuh), terapi sosial (berinteraksi dengan teman),
terapi bermain (bermain musik), terapi perilaku (latihan musik), terapi perkembangan
(memilih alat musik yang disukai) dan terapi visual (melihat alat musik langsung).
Dalam penelitian di Rumah Sakit Ibu dan Anak Tumbuh Kembang Depok,
mereka melakukan eksperimen dengan empat orang anak penyandang autis murni.
Eksperimen dilaksanakan selama satu bulan, dalam 12 kali pertemuan yang terbagi
menjadi tiga tahap, yaitu: tahap awal (pengukuran awal dan observasi klien), tahap
perlakuan (pemberian terapi musik), dan tahap akhir (evaluasi). Dari penelitian
perkembangan setelah diberikan terapi musik, selain itu juga terjadi penurunan gejala
gangguan kualitatif komunikasi yaitu pengulangan kata atau kalimat secara terus
https://menyembuhkanautis.wordpress.com/2014/11/28/terapi-musik-untuk-a
nak-perkembangan-autisme/
https://digilib.uns.ac.id/dokumen/detail/55554/Pengaruh-Terapi-Musik-Terha
dap-Perkembangan-Kemampuan-Komunikasi-Verbal-Anak-Autis
5. Terapi Musik.
http://gehasholichah.blogspot.co.id/2011/09/terapi-musik.html