Anda di halaman 1dari 6

DESKOVI : Art and Design Journal ISSN 2655 - 464X online

Volume 2, Nomor 1, Juni 2019, 59-64 ISSN 2654 - 5391 print

PERAN LIRIK LAGU DALAM MENINGKATAN KOMUNIKASI


VERBAL PADA ANAK AUTISTIK DI SEKOLAH
BINA ANGGITA YOGYAKARTA
Zefanya Lintang Nugrahaningsih

Pengkajian dan Penciptaaan Seni


Pasca Sarjana Institut Seni Indonesia Yogyakarta,
e-mail : zfnlintang@gmail.com

Diterima : 16 April 2019. Disetujui : 9 Mei 2019. Dipublikasikan : 30 Juni 2019


©2019 – DESKOVI Universitas Maarif Hasyim Latif. Ini adalah artikel dengan akses
terbuka di bawah lisensi CC BY 4.0 (https://creativecommons.org/licenses/by/4.0/)

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan komunikasi verbal pada anak autistik dengan menggunakan lirik pada
lagu anak-anak, karena diharapkan dapat mempebanyak kosakata pada anak autistik sehingga kemampuan
bekomunikasi secara verbal bagi anak autistik meningkat. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan
pendekatan studi kasus dan didukung dengan studi pustaka guna memberikan informasi-informasi secara lengkap
tentang penelitian ini. Ada 4 tahapan yaitu: Tahapan pra-lapangan, Tahap Pekerjaan lapangan, dan Tahapan Hasil
Pengumpulan Data. Subjek penelitian adalah siswa autistik di sekolah Bina Anggita Yogyakarta berjumlah 5
siswa. Pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan pedoman observasi dan
sebelumnya peneliti melakukan studi pustaka terlebih dahulu. Analisis data dalam penelitian ini menggunakan
deskriptif kualitatif. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa peran lirik dalam lagu Balonku dan Pelangi-Pelangi
dapat meningkatkan bahasa verbal anak autistik. Anak autistik terstimulus untuk menyanyi bersama saat dilibatkan
untuk benyanyi bersama-sama.
Kata kunci: Lirik, Verbal, Autistik

ABSTRACT

This study aims to improve verbal communication in autistic children by using lyrics on children's songs. Due to
the expected increase in verbal skills for autistic children. This research is a qualitative research with case study
approach and supported by literature study to provide complete information about this research. There are 4
stages: Preliminary Stage, Field Work Stage, and Data Collection Stages. Research subjects were autistic students
in Bina Anggita Yogyakarta school amounted to 5 students. Data collection used in this research is using
observation guideline and previous researcher do literature study first. Data analysis in this study using
descriptive qualitative. The results of this study indicate that the role of lyrics in the song Balonku and Pelangi-
Pelangi can improve the verbal language of autistic children. Autistic children are stimulated to sing together
when involved to sing together.
Keyword: Lyrics, Verbal, Autistic

PENDAHULUAN yang terlihat sekali perbedaanya dalam hal komunikasi,


interaksi sosial, bahasa, pikiran dan prilaku dari anak
Pada dasarnya manusia mengalami normal pada umumnya adalah perkembangan yang
perkembangan dimulai dari balita, anak-anak, remaja, terjadi pada anak autistik. Salah satu contoh gejala yang
dewasa, dan lansia. Masa anak-anak merupakan suatu membedakannya berdasarkan DSM V adalah
fenomena yang pasti dialami oleh setiap manusia pada perkembangan anak berjalan lebih lambat dibandingkan
rentan kehidupan sebagai proses dari perkembangan. dengan anak seusianya (www.otsuka.co.id/id/health-
Masa anak-anak adalah salah satu fase penting dalam info/detail). Anak autistik mengalami gangguan dalam
kehidupan manusia untuk membentuk sebuah perkembangan yang sudah dapat dideteksi sejak masa
kepribadian didalam diri tiap-tiap individu dan sebagai balita (neurodevelopmental) dan akan berlanjut hingga
titik awal pada kehidupan manusia untuk menuju sepanjang rentang kehidupan.
sebuah pribadi yang utuh. Tidak semua anak-anak Menurut The Association for Autistic Children,
menjalani perkembangan yang sempurna, ada beberapa Autism dipahami sebagai gangguan perkembangan
anak yang memiliki keterbatasan baik secara fisik, neurobiologis yang berat sehingga gangguan tersebut
mental maupun keterbatasan dalam kemampuan mempengaruhi bagaimana anak belajar, berkomunikasi,
interaksi sosial atau emosi. Salah satu perkembangan keberadaan dalam lingkungan dan hubungan dengan

59
Zefanya Lintang Nugrahaningsih / DESKOVI : Art and Design Journal, Vol. 2, No.1, Juni 2019, 59-64

orang lain (hubungan sosial). Selain itu perilaku, minat, persepsi yang tidak biasa dan reaksi afektif terhadap
dan aktivitas pada anak autis mungkin juga terbatas atau musik (Greenberg, Rentfrow, & Baron-Cohen, 2016).
berulang. Perilaku ini dapat mencakup minat yang Pada kenyataanyan, banyak literatur tentang
sangat terfokus dan kelekatan pada objek tertentu, anak autisme melaporkan bahwa anak yang tidak merespon
autis memiliki kesulitan bila kegiatan tidak sesuai dengan cara berbicara, namun pada saat diperdengarkan
dengan rutinitas yang telah tetap (Brownell, 2002). musik anak autistik akan merespon dengan cara
Gangguan perkembangan yang terjadi pada anak nonverbal seperti mengikuti potongan lirik lagu yang
dengan autistik bisa disebabkan dari beberapa faktor sedang didengarkan. Musik juga dapat memberikan
seperti faktor genetika dan pengaruh dari lingkungan. efek bagi penyandang autisme dalam kemampuan
Belum ada data statistik yang pasti tentang jumlah mengingat benda yang tidak terlihat. Dalam penelitian
pengidap anak autistik di Indonesia namun data menurut yang dilakukan oleh Darrow dan Armstrong
dr Widodo Judarwanto, jumlah penderita autis di menyatakan bahwa meskipun Temple Grandin
Indonesia ditahun 2015 diperkirakan satu per 250 anak didiagnosis dengan autisme sejak ia kecil dia bisa
mengalami gangguan spectrum autisme. Tahun 2015 mendapatkan gelar profesor dalam ilmu hewan dan
diperkirakan terdapat kurang lebih 12.800 anak dikenal sebagai profesor ilmu hewan di Colorado State
pengidap autisme dan 134.000 pengidap spectrum University. Atribut kesuksesan Temple Grandin adalah
autisme di Indonesia (www.klinikautis.com). Sehingga sebagian besar karena musik, dan ia menyatakan bahwa
banyak metode pembelajaran dan terapy dikembangkan melodi adalah satu-satunya hal yang dapat ia ingat
untuk meningkatkan dan mengembangkan kemampuan (Darrow & Armstrong, 2017). Berdasarkan studi
anak autistik. Salah satunya adalah penggunaan musik pendahuluan yang penulis lakukan saat mengikuti
untuk pengembangan kemampuan bahasa, seminar yang diadakan oleh MTCI (Music Therapy
pengembangan kemampuan sensori motorik, Center Indonesia) dalam acara Music Therapy
pengembangan konsep kognitif, dan pengembangan Conference 2017 (30 Maret- 1 April 2017) ditemukan
kemampuan sosioemosional (Djohan, 2006). fakta bahwa anak berkebutuhan khusus seperti anak
Salah satu penelitian terdahulu oleh Milyartini, pengidap autisme dapat merespon musik dengan cara
(2010) mengenai peran musik terhadap perkembangan menggerakkan tangan atau kakinya. Gerakan-
anak dengan kebutuhan khusus, mengemukakan bahwa gerakannya berusaha untuk menyesuaikan tempo musik
musik dapat berperan penting untuk meningkatkan yang ia dengarkan (Anette, 2017)
multi kecerdasan pada ABK (Anak Berkebutuhan Serta Anette, (2017) memaparkan bahwa anak
Khusus). Menurutnya proses pemanfaatan musik dapat autistik akan tertarik dan merespon jika suatu instruksi
dilakukan melalui aktivitas menyimak, aktivitas dari terapis dinyanyikan, seperti instruksi mengikuti
memproduksi/memainkan musik dan berkarya musik gerakan-gerakan dari sang terapis. Menurutnya bila
yang terintegrasi dengan gerak. Masing-masing instruksi tidak dinyanyikan anak autistik tidak akan
keterbatasan (mental, fisik, atau sosial) membutuhkan merespon instruksi tersebut. Hal tersebut dapat terjadi
strategi pemanfaatan musik yang khas. Aktivitas dikarenakan bernyanyi dan bermain musik adalah salah
bermusik memungkinkan ABK memperoleh satu hal yang menyenangkan dan menarik perhatian
kepercayaan diri, harga diri dan motivasi untuk hidup bagi anak autistik. Anak autistik juga dapat merespons
lebih baik. terapis saat terapis berinteraksi dengan cara mengajak
Dari pernyataan tersebut dapat ditarik anak autistik bermain musik, dan memanipulasi musik
kesimpulan bahwa musik dapat menstimulasi intergrasi untuk meningkatkan kognitif anak autistik seperti
motorik, sosial, kemampuan kognitif, komunikasi, dan contoh yang diberikan oleh terapis.
perkembangan emosi pada ABK, serta setiap individu Menutur Saphira Hertha, (2017) musik adalah
ABK memiliki kebutuhan treatment dalam musik yang salah satu hal yang menyenangkan dikarenakan musik
berbeda-beda dan harus mengaplikasikannya secara dapat membuat otak menghasilkan dopamin saat
tepat, begitu juga halnya dengan pengidap autistime. mendengarkannya. Penggunaan musik yang
Nurwinda, (2014) mengemukakan bahwa musik dapat, terstruktur/fungsional dapat membantu komunikasi,
membantu perkembangan bahasa verbal atau nonverbal interaksi sosial, perilaku yang sesuai, keterampilan
anak ABK seperti mengikuti lirik lagu saat musik motorik, dan kemampuan akademis pada anak autis.
diperdengarkan dengan cara memutarkan lagu anak- Setiap anak dapat berpartisipasi aktif dalam pembuatan
anak lalu terapis dan anak autistik ikut bernyanyi musik karena musik mengakomodasi sesuai dengan
bersama. Stimulasi musik sangat mempengaruhi fungsi tingkat kemampuan anak autis (Fang, 2010).
otak dan mampu menyeimbangkan fungsi otak kanan Dari studi literatur yang peneliti lakukan pada
dan otak kiri, yang secara tidak langsung jurnal dan buku-buku ada sebuah fenomena bahwa seni
menyeimbangkan perkembangan aspek intelektual dan musik khususnya lirik pada lagu dapat meningkatkan
emosional. Penelitian yang dilakukan oleh Kenner komunikasi verbal pada anak autistik sehingga peneliti
menghasilkan bahwa anak yang pengidap autisme tertatik untuk membuktikan apakah lirik pada lagu dapat
secara konsisten menunjukan kepekaan yang luar biasa meningkatkan komunikasi verbal pada anak autistik
dan memiliki perhatian terhadap musik (Kanner, 1971). khususnya di sekolah Bina Anggita Yogyakarta. Tujuan
Selain itu Individu dengan ASC memiliki kemampuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui peran lirik
dalam lagu untuk meningkatkan kemampuan

60
Zefanya Lintang Nugrahaningsih / DESKOVI : Art and Design Journal, Vol. 2, No.1, Juni 2019, 59-64

komunikasi pada anak autistik di sekolah Bina Anggita karya di masa lalu yang sudah pernah dilakukan oleh
Yogyakarta. orang lain. Perlu diketahui juga bahwa penelitian masa
lalu dapat menjadi bahan atau setidak-tidaknya
METODE PENELITIAN memberikan gagasan atau inspirasi terhadap penelitian
yang akan dilakukan saat ini, khususnya penemuan-
Prosedur pelaksanaan suatu penelitian harus penemuan sebelumnya dapat memberikan arahan
didasari dengan metode penelitian ilmiah agar hasil kepada kita dalam melakukan penelitian saat ini. Kita
yang diperoleh dapat dipertanggungjawabkan sering mendapatkan banyak hasil penelitian di masa
kebenarannya. Dalam penelitian ini menggunakan lalu menyarankan untuk dilakukan penelitian lebih
metode kualitatif. Penelitian kualitatif merupakan lanjut / mendalam mengenai topik yang sudah diteliti.
metode-metode untuk mengeksplorasi dan memahami Tujuan yang ketiga ialah melakukan sintesa dan
makna yang oleh sejumlah individu atau sekelompok memperoleh perspektif baru, maksudnya jika seorang
orang dianggap berasal dari masalah sosial atau peneliti dengan cermat dapat melakukan sintesa hasil
kemanusiaan (Creswell, 2016:4). Dalam penelitian hasil penelitian sejenis di masa lalu, maka ada
kualitatif metode yang biasanya dimanfaatkan adalah kemungkinan peneliti tersebut menemukan sesuatu
wawancara, pengamatan, dan pemanfaatan dokumen. yang penting mengenai gejala yang sedang
Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan dipertanyakan dan cara-cara bagaimana
pendekatan studi kasus, dikarenakan peneliti meneliti mengaplikasikan kedalam konteks penelitian saat ini.
langsung pada objek penelitian dalam mengungkapkan Pada umunya para peneliti lebih memilih hal-hal yang
peran lirik dalam lagu untuk meningkatkan bersifat spesifik daripada hal-hal yang bersifat umum.
komunikasi verbal pada anak autistik di sekolah Bina Tujuan keempat ialah menentukan makna dan
Anggita Yogyakarta. Studi kasus merupakan hubungan antar variable karena semua variable yang
rancangan penelitian di mana peneliti diteliti harus diberi nama, didefinisikan dan disatukan
mengembangkan analisis mendalam pada suatu kasus, dengan masalah yang sudah dirumuskan beserta
seringkali program, peristiwa, aktivitas, proses, atau hipotesanya. Jika seseorang melakukan proses
satu individu atau lebih. Kasus-kasus dibatasi oleh mendefenisikan variable dengan tanpa melakukan
waktu dan aktivitas, dan peneliti mengumpulkan studi kepustakaan terlebih dahulu maka kemungkinan
informasi secara lengkap dengan berbagai prosedur yang akan diperoleh ialah kesalahan dalam
(Creswell, 2016). pendefenisian variabel. Dengan melakukan studi
Selain pendekatan studi kasus penelitian ini kepustakaan, peneliti yang bersangkutan akan
menggunakan pendekatan penelitian studi pustaka mendapatkan tuntunan secara teori cara-cara
juga, dikarenakan untuk mengumpulkan informasi dari mendefenisikan suatu variable dan juga kemungkinan-
jurnal-jurnal dan buku-buku untuk mendukung kemungkinan adanya variable yang secara konseptual
penelitian ini. Studi kepustaka adalah kegiatan untuk sudah didefinisikan oleh peneliti sebelumnya.
menghimpun informasi yang relevan dengan topik atau Khususnya dalam ilmu-ilmu social dan psikologi, pada
masalah yang menjadi obyek penelitian. Informasi umumnya gejala atau variable sudah didefinisikan
tersebut dapat diperoleh dari buku-buku, karya ilmiah, secara konseptual dan operasional dalam buku-buku
tesis, disertasi, ensiklopedia, internet, dan sumber- teori yang ada (http://jsarwono.psend.com/bab6.html).
sumber lain. Dengan melakukan studi kepustakaan,
peneliti dapat memanfaatkan semua informasi dan Teknik Pengumpulan Data
pemikiran-pemikiran yang relevan dengan Sebelum peneliti terjun langsung untuk
penelitiannya. Secara Umum Studi pustaka adalah cara observasi objek penelitian, peneliti melakukan studi
untuk menyelesaikan persoalan dengan menelusuri pustaka terlebih dahulu teknik pengumpulan data studi
sumber-sumber tulisan yang pernah dibuat pustaka yang digunakan dalam penelitian ini antara lain:
sebelumnya. Tujuan pertama melakukan studi pustaka a. Compare: compare adalah mencari kesamaan dari
ialah menemukan variable-variabel yang akan diteliti. penelitian yang kita lakukan dengan literatur seperti
Pada praktiknya, peneliti sering mengalami kesulitan jurnal dan buku-buku.
untuk merumuskan masalah yang layak untuk diteliti. b. Contrast: contrast yaitu mencari ketidaksamaan
Masalah yang diteliti pada hakekatnya merupakan antara penelitian yang akan dilakukan dengan
variable-variabel yang akan diteliti. Disamping literatur yang ada.
membantu mengidentifikasi masalah yang akan c. Criticize yaitu memberikan pandangan terhadap
diteliti, studi pustaka juga dapat membantu peneliti literatur-literatur yang menjadi bahan penelitian.
dalam mendefinisikan variable baik secara konseptual d. Synthesize yaitu membandingkan literatur-literatur
ataupun secara operasional dan yang lebih penting yang dimana literatur tersebut akan mendukung
ialah membantu dalam mengidentifikasi adanya penelitian yang akan dilakukan.
hubungan antar variable yang secara konseptual e. Summarize yaitu meringkas literatur-literatur yang
atupun operasional penting untuk diteliti. menjadi bahan penelitian.
Tujuan kedua ialah membedakan hal-hal yang Setelah peneliti melakukan studi pustaka peneliti
sudah dilakukan dan menentukan hal-hal yang perlu terjun langsung dalam observasi ke sekolah Bina
dilakukan agar tidak terjadi duplikasi penelitian atau Anggita. Observasi awal dalam penelitian ini dilakukan

61
Zefanya Lintang Nugrahaningsih / DESKOVI : Art and Design Journal, Vol. 2, No.1, Juni 2019, 59-64

selama dua minggu sebelum dilakukan perlakuan. autistik saat diterapkannya pemblajaran musik dengan
Observasi dilakukan Sekolah Bina Anggita. Tujuan bernyanyi menggunakan lirik pada lagu anak-anak
dilakukannya obsevasi awal ialah untuk membantu dengan lagu Pelangi-Pelangi dan Balonku. Sedikit
peneliti dalam menyusun asesmen, serta demi sedikit lirik dalam lagu tersebut menstimulus anak
memperkenalkan diri dan belajar berinteraksi secara autistik untuk mengikuti lirik lagu Balonku dan
langsung dengan subjek peneliti. Hal ini mengingat Pelangi-Pelangi, meskipun anak autistik hanya mampu
kondisi anak penyandang autistik memiliki mengikuti akhiran setiap kata pada kalimat dalam lirik-
kecenderungan sulit didekati dan menerima orang baru. lirik lagu tersebut. Seperti contoh saat guru
Diharapkan juga melalui obserasi ini akan terjalin menyanyikan lagu Balonku
kerjasama yang baik, tidak hanya antar peneliti dan
subjek, tetapi juga dengan semua anggota msyarakat di “Guru: Pelangi-pelangi alangkah indahnya,
lingkungan sekolah. Menurut Creswell (2016:254) merah, kuning, hijau dilangit yang, lalu anak
observasi adalah ketika peneliti langsung turun ke autistik meneruskan biru. Guru melanjutkan bait
lapangan untuk mengamati perilaku dan aktivitas berikutnya, pelukismu agung siapa... anak autistik:
individu-individu di lokasi penelitian. Dalam penelitian gerangan. Guru: pelangi-pelangi ciptaan anak
ini peneliti merekam/mencatat-baik dengan cara autis: Tuhan”
terstruktur maupun semistruktur aktivitas-aktivitas di
lokasi penelitian. Peneliti memilih jenis observasi Hal yang sama juga terjadi saat menyanyikan
partisipasi pasif, dalam observasi pastisipasi pasif ini lagu Balonku. Anak autistik terlihat antusias dan
peneliti datang di tempat berlangsungnya kegiatan senang saat ikut berpartisipasi bernyanyi besama,
subjek yang diamati, tetapi tidak ikut terlibat dalam meskipun anak autistik tidak bisa mengikuti seluruh
kegiatan tersebut.. Dalam kegiatan observasi ini peneliti bagian lirik dalam lagu tersebut. Peningkatan bahasa
melakukan pengamatan langsung terhadap subjek verbal terjadi saat anak autistik diikutsertakan untuk
penelitian, yaitu dengan mengamati perkembangan bernyanyi bersama dengan guru meskipun sesekali
verbal anak autistik selama diterapkan bernyanyi anak autistik tidak bisa fokus untuk bernyanyi bersama,
dengan menggunakan lirik. dikarenakan anak autistik memiliki ganguan
konsentrasi. Namun guru terus mencoba untuk
Prosedur Penelitian mengajak kembali bernyanyi bersama-sama.
Dalam penelitian ini peneliti melakukan Peningkatan itu terjadi disaat minggu keempat
beberapa prosedur tahapan dan langkah-langkah agar perlahan-lahan anak autistik tidak hanya mengikuti
data yang terkumpul dapat terstruktur dengan baik, akhir dari kata dari kalimat dalam lirik dari lagu
langkah-langkah tersebut adalah: tersebut namun kata depan dan tengah perlahan-lahan
1. Langkah 1: Tahapan pra-lapangan diikutinya.
Pada tahap ini peneliti mengadakan persiapan Lain hal jika pembelajaran musik hanya
penelitian yaitu menguraikan hasil siklus tahapan, diperdengarkan lagu-lagu saja tanpa harus melibatkan
mulai dari memilih lapangan penelitian, penyusunan anak autistik untuk ikut bernyanyi bersama terlihat
pedoman observasi dan wawancara, mengurus anak autistik cenderung menggunakan bahasa
perizinan, persiapan alat-alat penunjang penelitian, nonverbal dan anak cenderung sering menggunakan
pemilihan lagu-lagu. bahasa nonverbal dibanding bahasa verbal. Setelah
2. Langkah 2: Tahap Pekerjaan lapangan melibatkan anak autitik untuk bernyanyi bersama ada
Dalam tahapan ini peneliti melakukan studi peningkatan bahwa anak autistik sedikit demi sedikit
pustaka terlebih dahulu sebelum melakukan observasi. mau menggunakan bahasa verbal, selain menstimulus
Setelah itu observasi dilakukan untuk melihat dan anak autistik untuk menggunakan bahasa verbal, kosa
meninjau tempat penelitian serta obsevasi terhadap kata yang dimiliki anak autistik meningkat dari lirik
objek penelitian dan peneiti melakukan wawancara lagu-lagu yang dinyanyikan.
terhadap guru-guru dan orang tua objek penelitian.
3. Langkah 3: Tahapan Hasil Pengunpulan Data KESIMPULAN
Pada tahapan ini peneliti menganalisis data dan
menarik kesimpulan dari data-data yang telah Dari pembahasan yang telah dijabarkan peneliti
dikumpulkan dari lapangan. mengambil sebuah kesimpulan yaitu peran lirik dalam
lagu Balonku dan Pelangi-Pelangi memberikan
PEMBAHASAN dampak secara signifikan dalam meningkatkan
komunikasi verbal anak autistik. Meskipun respons
Penelitian ini diawali dengan masa asesment yang ditimbulkan anak autistik beragam namun tingkat
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan keberhasilan dalam menstimulus anak autistik untuk
dengan menggunakan data-data observasi guna untuk berkomunikasi secara verbal sangat terlihat. Dari
mencari perkembangan bahasa verbal anak autistik di pembahasan di atas dapat dilihat bahwa lagu Balonku
Sekolah Bina Anggita Yogyakarta melalui bernyanyi dan Pelangi-pelangi memiliki dampak yang cukup kuat
dengan lirik sederhana dalam sebuah lagu. Telah dikarenakan artikulasi yaitu pengucapan kata-kata pada
ditemukan bahwa meningkatnya bahasa verbal anak lirik lagu memiliki peran dalam meningkatkan kosa

62
Zefanya Lintang Nugrahaningsih / DESKOVI : Art and Design Journal, Vol. 2, No.1, Juni 2019, 59-64

kata dan komunikasi verbal bagi anak autistik. Anak Darrow, A.-A., & Armstrong, T. 2017. Research on
dapat mengikuti artikulasi dalam lirik lagu tersebut Music and Autism Implications for Music
walaupun hanya sebagian saja, namun dapat membantu Educators. Update: Applications of Research in
mengekspresikan respons emosi musikal yang Music Education.
dirasakan oleh anak autistik. Selain lirik dalam lagu https://doi.org/10.1177/875512339901800103
Balonku dan Pelangi-Pelangi fitur tempo menjadi salah Fang, E. R. 2010. Music in the lives of two children with
satu faktor yang dapat mendukung anak autistik dalam autism: A case study. ProQuest Dissertations and
meningkatkan bahasa verbal anak autistik, dikarenakan Theses.
cepat-lambatnya tempo dapat mempengaruhi anak Greenberg, D. M., Rentfrow, P. J., & Baron-Cohen, S.
dalam mengikuti lirik dalam lagu tersebut. Jika tempo 2016. Can Music Increase Empathy? Interpreting
terlalu cepat anak autistik cenderung malas Musical Experience Through the Empathizing–
mengikutinya karena anak autistik butuh konsentrasi Systemizing (E-S) Theory: Implications for
penuh untuk mengikutinya, sedangkan tempo lambat Autism. Empirical Musicology Review.
anak autistik dapat mengikutinya dikarenakan lebih https://doi.org/10.18061/emr.v10i1-2.4603
mudah anak autistik untuk mengikutinya. Sehingga Hertha, Saphira. 2017. Musik dan Perkembangan Anak
tempo juga mendukung dalam menstimulus anak untuk Berkebutuhan Khusus, Music Therapy Centre
ikut bernyanyi bersama. Indonesia, Jakarta, 30 Maret-1April.
Kanner, Leo. 1971. Follow-up Study Of Eleven Autistic
DAFTAR PUSTAKA Children Originally Reported In 1943. Journal of
Autism and Childhood Schizophrenia, 1-2, 119-
Anggreani, Nurwinda. 2014. Kegiatan Bermain Musik 145.
Bagi Anak Autis di Taman Musik Dian Indonesia Dokter Indonesia. (2011). Autism, Sebuah Gangguan
Cilandak Barat Jakarta Selatan. Bandung: Prilaku Pada Anak. Retrieved January 2, 2018,
Universitas Pendidikan Indonesia. from https://klinikautis.com/2011/10/23/autism-
Asuncion, Annette. 2017. Music Therapy In Special sebuah-gangguan-perilaku-pada-anak
Education, Music Therapy Centre Indonesia, Milyartini, R. (2010). Peran Musik Bagi Anak
Jakarta, 30 Maret-1 April. Berkebutuhan Khusus. Retrieved December 12,
Brownell, M. D. 2002. Musically adapted social stories 2017, from
to modify behaviors in students with autism: Four https://www.researchgate.net/publication/30594
case studies. Journal of Music Therapy. 2016_Peran_Musik_Bagi_Anak_Berkebutuhan_
https://doi.org/10.1093/jmt/39.2.117 Khusus
Creswell, John W. 2016. Research Design. Wiguna, T. (2015). Apa yang Perlu Anda Ketahui
Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Tentang Gangguan Spektrum Autisme?
Djohan. 2006. Terapi Musik, Teori dan Aplikasi. Retrieved December 23, 2017, from
Yogyakarta: Galangpress. www.otsuka.co.id/health-info/

63
Zefanya Lintang Nugrahaningsih / DESKOVI : Art and Design Journal, Vol. 2, No.1, Juni 2019, 59-64

(Halaman ini sengaja dikosongkan)

64

Anda mungkin juga menyukai