Anda di halaman 1dari 11

CRITICAL BOOK REPORT

SENI RUPA AUD

DISUSUN

OLEH :

NAMA : VIVI CHAIRUNISA

NIM : 1193313003

KELAS : PG.PAUD (REG.C 2019)

DOSEN PENGAMPU : Drs. Misgiya, M. Hum/

Elya Siska Anggraini, S.Sn., MA

PEND. GURU PENDIDIKAN ANAK USIA DINI

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

2020

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur atas kehadirat Allah SWT karena atas rahmat dan karunia-Nya
saya menyelesaikan tugas CRITICAL BOOK REPORT ini sehingga dapat
diselesaikan tepat pada waktunya. Saya mengucapkan terimakasih kepada dosen
Bapak Drs. Misgiya, M. Hum/ Ibu Elya Siska Anggraini, S.Sn., MA sebagai
dosen pengampu mata kuliah “Seni Rupa AUD”. Saya telah berusaha dengan
segenap tenaga dan pikiran, tetapi karena kemampuan pengetahuan dan
pengalaman yang masih sangat terbatas maka dengan kerendahan
hati saya menyadari bahwa CRITICAL BOOK REPORT ini masih jauh
sempurna, baik isi, susunan maupun tata bahasa, walaupun demikian harapan saya
tentang CRITICAL BOOK REPORT ini dapat berguna dan bermanfaat bagi
siapapu yang membacanya. Oleh sebab itu saya mengharapkan kritik dan saran
yang bersifat membangun dari semua pihak demi kesempurnaan tulisan ini.

                                                                           Medan, April 2020

                                                                           Vivi Chairunisa

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................................................2

DAFTAR ISI ..................................................................,........................ ………………..3

BAB I PENDAHULUAN ..................................................................................................4

A. LATAR BELAKANG…................................................................................................4
B. TUJUAN…………………………………………………………………………….…4
C. MANFAAT ....................................................................................................................4
BAB II PEMBAHASAN ....................................................................................................5

A. IDENTITAS BUKU…………......................................................................................5
B. ISI RINGKASAN BUKU.............................................................................................6-8

BAB III KELEBIHAN DAN KEKURANGAN……….....................................................9

A. KELEBIHAN BUKU ...................................................................................................9


B. KEKURANGAN BUKU ..............................................................................................9

BAB IV PENUTUP ...........................................................................................................10

A. KESIMPULAN ............................................................................................................10
B. SARAN ........................................................................................................................10

DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................................11

3
BAB I

PENDAHULUAN

1.      Latar Belakang
Menikmati musik memang kegiatan yang paling mengasyikkan. Musik ternyata
mempengaruhi perkembangan IQ (Intelligent Quotion) dan EQ (EmotionalQuotion) seseorang.
Seorang anak yang telah dibiasakan mendengarkan musik dari sejak kecil maka kecerdasan
emosional dan intelegensinya akan lebih berkembang dibandingkan dengan anak yang jarang
mendengarkan musik. Anak yang sering mendengarkan musik tingkat kedisiplinannya lebih
baik dibandingkan dengan anak yang jarang mendengarkan musik.
Musik dapat menjadikan anak pintarterutama di bidang logika matematika dan bahasa.
Keindahan musik adalah kata-kata yang menyatu dengan nada, sehingga anak memiliki
keinginan yang kuat untuk bergabung di dalamnya dan tanpa disadari anak turut berdendang
dengan kata-katanya sendiri  misalnya dengan menyanyikan ba..ba..ba..ba..ba, mengetuk-
ngetukkan atau menjentik-jentikan jari-jari tangan atau mengangguk-anggukkan kepala setiap
kali mendengar irama musik dan sebagainya. Tapi keinginan untuk mengikuti lagu yang ia
dengar, akan mendorongnya untuk berlatih terus menerus.
Musik juga dapat membantu anak yang kurang pandai berbicara untuk menyalurkan perasaan
dan emosi yang terpendam. Bermain musik dapat memicu kepintaran kinestetis atau kepintaran
gerak tubuh dan mengurangi stress anak. Jadi bila anak sedang suntuk atau kesal, dengan
bermain musik atau mendengar musik beberapa menit, pasti akan menyegarkan otak si anak. 
Musik mampu mempengaruhi perkembangan intelektual anak dan bisa membuat anak pintar
bersosialisasi. Alunan musik memberikan manfaat pada perkembangan intelektual anak,
bahkan  didalam kandunganpun dianjurkan memperdengarkan musik kepada anak.
2.      Tujuan
 Untuk mengetahui bagaimana seni musik untuk anak usia dini.
 Untuk mengetahui musik yang sesuai untuk anak usia dini.
3.      Manfaat
 dapat mengembangkan kecerdasan intelektual para pembaca
 memiliki kesempatan belajar secara langsung,nyata, serta objektif mengenai berbagai
music didunia.

4
BAB II

PEMBAHASAN

A. Identitas Buku

1.      Judul Buku                       : Pengembangan Seni Anak Usia Dini

2.      Pengarang                        : Novi Mulyani M.Pdi

3.      Penerbit                            : PT. Remaja Rosda Karya

4.      Tahun Terbit                     : 2017

5.      Kota Terbit                       : Bandung

6.      Hal.                                  : 160 hal

7.      ISBN                                : 978-979-692-750-0

8.      Foto Sampul                     :

5
B. Isi Ringkasan Buku
Seni Anak Usia Dini
Sering kita mendengar musik, bahkan hampir setiap hari. Entah itu dari siaran di televisi,
radio, bahkan nada dering hand phone PU" tak lepas dari musik. Musik menjadi bagian yang
penting dalam hidup manusia. Dengan musik, seseorang dapat berekspresi, mengeluarkan
pendapat, kritikan, dan sebagainya. Dengan musik pula, kita bisa berbagi pesan atau nilai-nilai
kehidupan dengan kata-kata yang indah dan menyentuh hati.
Adapun ketika kita berbicara hakikat musik menurut para ahli, memang sangat beragam dan
bermacam-macam. Hal ini memang tidak terlepas dari sudut pandang dan kerangka sosial
budaya yang membentuk pemikiran ahli musik itu sendiri. Perbedaan pendapat dari para ahli
tersebut dijelaskan dalam beberapa teori-teori, seperti berikut. (Banoe, 2013: 9-10)
1. Teori Biologis dari Darwin, yang menyatakan bahwa musik adalah suatu pernyataan murni
dan rasa hidup, terutama mengenai rasa hidup seksual.
2. Teori Pernyataan, yang menganggap musik sebagai suatu pernyataan emosional manusia.
3. Teori Peniruan, yang menganggap musik sebagai peniruan nyanyian burung-burung atau suara
alam.
4. Teori Ritmik dari Bucher, yang menganggap musik timbul dari gerakan-gerakan ritmik, dan
menghubungkan musik dengan hari.
5. Teori Melodi Bicara dari Spencer, Herder, dan Rousseau, yang menganggap musik timbul dari
aksentuasi, intonasi, dan emosi berbicara.
6. Teori Kontak oleh Stumpf, yang menganggap musik timbul dari memanggil atau menyerukan
tanda-tanda.
A. Pengalaman Musik Anak Usia Dini
1. Mendengarkan Musik
Belajar musik, tidak melulu soal menyanyi. ini rasanya yang harus dipahami terlebih
dahulu. Jangan sampai, ketika beiajar musik anak-anak tidak pernah merasakan “pengalaman
musik" lainnya. Walaupun anak-anak memang suka sekali menyanyi. Akan tetapi,yang harus
dipahami adalah pengalaman anak-anak ketika belajar  selain menyanyi.
2. Bernyanyi
Menyanyi adalah hal yang alami bagi anak-anak. Dengan tepukan tangan, badan pun ikut
bergoyang, anak larut dalam kesenangan dan keceriaan ketika menyanyikan lagu ”Balonku" atau
"Pada Hari Minggu". Menyanyi merupakan kegiatan yang menyenangkan bagi anak-anak.
Pengalaman menyanyi-sebagai salah satu pengalaman musik-ini memberi kepuasan dan
kebahagiaan kepada mereka. Pada mulanya, menurut Jamalus (1988), anak sering crinendjengar
senandung atau nyanyian dari ibunya ketika mereka ditidurkan

6
3. Bermain Musik
Selain mendengarkan musik dan menyanyi, pengalaman musik lainnya yang disukai anak
adalah bermain musik. Bermain musik yang berkesan pada anak yang di satu sisi dapat
meningkatkan minat anak-anak dalam mengikuti pelajaran musik. Pada Umumn k anak ingin
langsung memegang alat musik itu dan in _ va, ana memainkannya.
4. Bergerak Mengikuti Musik
Orang Yunani sejak zaman dahulu, menurut Jamalus (1988), sudah menganggap bahwa
pendidikan anak haruslah mencakup musik dan gerak. Gerak badan adalah gerak yang baik bagi
anak untuk menyatakan perasaan dan pikirannya sesuai dengan pertumbuhan dan
perkembangannya. Apabila anak diajarkan mengungkapkan musik melalui gerak, maka
pemahaman anak akan musik akan lebih berkembang. Melalui gerakan tersebut, ada beberapa
makna yang didapati anak-anak, yaitu:
 makna waktu, yaitu cepat, sedang, dan lambat;
 makna ruang, yaitu maju, mundur, atau depan, belakang, samping, atas, bawah;
 bobot, yaitu berat, enteng, dan bertekanan.
 Musik dan Kecerdasan Kognitif
Peranan musik dalam pendidikan anak usia dini adalah berdasarkan kepada nilai musik itu
sendiri bagi pertumbuhan dan perkembangan anak-anak. Schellenberg (Seefeldt & 'Wasik, 2008:
298) menghubungkan musik dengan sederetan keterampilan kognitif. Anak-anak yang sudah
ambil bagian dalam pendidikan musik selama satu tahun, mempunyai peningkatan kecerdasan
umum. Dalam hal ini, Schellenberg berpendapat bahwa, peningkatan kecerdasan umum, hafalan,
dan konsentrasi yang diperlukan saat mendengarkan musik, bermain musik, atau menciptakan
musik
B. Musik dan Kreativitas
Pada umumnya kreativitas diartikan sebagai aktivitas berpikir seseorang yang ”unik" di luar
kebiasaan cara berpikir orang biasa pada umumnya. Menurut James J. Gallagher (Rachmawati &
Kurniati, 2012: 13), kreativitas merupakan suatu proses mental yang dilakukan individu berupa
gagasan atau produk baru, atau mengkombinasikan
C. Musik Adalah Kegiatan Sosial
Salah satu nilai yang terdapat dalam musik yaitu bahwa musik itu adalah media untuk
melakukan kegiatan sosial. Mendengarkan musik, menyanyi bersama-sama, atau menari dengan
musik, dapat menyatukan seorang anak dengan anak lainnya. Setiap anak merasa sebagai bagian
dari komunitas tersebut pada saat bernyanyi bersamasama.

7
Anak-anak hidup dan berkembang tidak hanya di lingkungan keluarga. Seorang anak
bagaimanapun adalah seorang makhluk sosial juga, yang membutuhkan komunikasi dan
interaksi dengan orang lain seperti guru, tetangga dan anak-anak yang seumuran dengannya.

D. Musik dan Keterampilan Membaca


Selain mengembangkan kreativitas, menurut Andress (Seefeldt & Wasik, 2008: 299), musik
juga dapat mengembangkan keterampilan yang diperlukan untuk belajar baca dan tulis. Dalam
hal ini, ketika belajar musik ada semacam rangsangan-rangsangan yang di dapat oleh anak, yang
salah satunya rangsangan tersebut terkait dengan keterampilan yang dibutuhkan untuk belajar
membaca.
E. Musik Itu Bersifat Fisik
Bergerak kian kemari adalah bagian dari keberadaan eksistensi anak-anak. Pada umumnya
anak tidak bisa diam terlalu lama. Mereka sangat menyukai aktivitas fisik seperti berlari,
melompat, bergulingguling, dan sebagainya. Dengan demikian, gerak adalah hal yang alamiah
bagi anak, yang juga menandakan anak berada dalam kondisi yang baik-baik saja. Jika kita
melihat anak yang berdiam diri atau murung, kita malahan akan berpikiran negatif tentangnya.
Musik, dalam hal ini juga bersifat fisik. Anak-anak bergoyang, bertepuk tangan, menari, atau
mengentak-entakkan kaki ke tanah mengikuti alunan musik. Dengan belajar musik, anak dilatih
tidak hanya aktivitas fisik, tapi juga mengontrol gerakan tubuh mereka supaya selaras dengan
musik. Menurut Steliacio dan Mc Charty, (Seefeldt & Wasik, 2008) gerakan anak-anak usia tiga,
empat, dan lima tahun memang tidak selalu serasi dengan musik dalam merespons entakan irama
yang stabil. Mereka bisa saja bergerak cepat kemudian meiambat dan berhenti dalam seketika,
tanpa menghiraukan irama musik. Sangatlah wajar, jika anak bertingkah demikian, karena
mereka masih sulit untuk memahami hubungan antara bunyi-bunyi yang mereka dengar, dengan
apa yang dilakukan otot mereka.

F. Sepintas tentang Terapi Musik


Dalam pelaksanaannya, terapi musik harus menyesuaikan dengan kebutuhan klien. Misalnya,
pada penyandang cacat mental, perlu diciptakan musik secara langsung dengan menggunakan
teknik improvisasi sebagai komunikasi non-verbal. Hal ini selaras dengan pendapatnya Humpal
(dalam Seefeldt dan Wasik, 2008: 299), yang menjelaskan bahwa musik berguna bagi anak-anak
dengan kebutuhan khusus (penyandang cacat). Hal ini karena musik adalah pengalaman yang
menyenangkan dan tidak berbahaya, maka musik bisa dimanfaatkan untuk menolong anak
dengan kekurangan tertentu, supaya merasa nyaman berada dalam kelompok.

8
BAB III

KELEBIHAN DAN KEKURANGAN

A.  Kelebihan Buku

Setiap buku memiliki keunggulannya masing masing, buku ini memiliki ke unggulan

diantaranya: sampul pada buku ini memiliki gambar yang sangat menarik, pada cover tersebut

memiliki gambar tangan yang sedang melukis. Layout, tata letak dan tata tulis pada buku ini

tertata dengan sangat rapi dan baik. Buku ini memiliki karakter isi yang berbeda, memang

didalam buku ini membahas mengenai pengembangan seni anak usia dini, tetapi didalamnya

penulis membahas dengan detail mengenai hal-hal yang sesuai dengan musik. Daftar pustaka

pada buku ini juga sangat banyak yang berarti penulis memiliki referensi yang banyak mengenai

pendiidikan inklusi.

B. Kekurangan Buku

Kelemahan pada buku ini adalah: Pembahasan dalam buku ini juga terlalu berat dan sulit untuk

dipahami, kita harus membaca berulang-ulang baru mengetahui maksud dari buku tersebut. Buku

ini tidak memiliki gambar atau tabel tabel yang harusnya dapat mendukung isi dari buku ini.

9
BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan
Pendidikan seni musik merupakan pendidikan yang memberikan kemampuan mengekspresikan
dan mengapresiasikan seni secara kreatif untuk pengembangan kepribadian anak dan
memberikan sikap-sikap atau emosional yang seimbang. Seni musik membentuk disiplin,
toleran, sosialisasi, sikap demokrasi yang meliputi kepekaan terhadap lingkungan. Dengan kata
lain pendidikan seni musik merupakan mata pelajaran yang memegang peranan penting untuk
membantu pengembangan individu siswa yang nantinya akan berdampak pada pertumbuhan
akal, fikiran, sosialisasi, dan emosional.
Pendidikan seni musik merupakan suatu proses pendidikan yang membantu pengungkapan
ide/gagasan seseorang yang ditimbulkan dari gejala lingkungan dengan mempergunakan unsur-
unsur musik, sehingga terbentuknya suatu karya musik yang tidak terlepas dari rasa keindahan.
Pendidikan seni musik lebih menekankan pada pemberian pengalaman seni musik, yang nantinya
akan melahirkan kemampuan untuk memanfaatkan seni musik pada kehidupan sehari-hari.
Pendidikan Seni musik diberikan  di sekolah karena keunikan, kebermaknaan, dan
kebermanfaatan terhadap kebutuhan perkembangan siswa, yang terletak pada pemberian
pengalaman estetik dalam bentuk kegiatan berekspresi/berkreasi dan berapresiasi  melalui
pendekatan: “belajar dengan seni,” “belajar melalui seni” dan “belajar tentang seni.”
Ruang lingkup pendidikan seni musik mencakup kemampuan untuk menguasai olah vokal
seperti dasar-dasar teknik bernyanyi, memainkan alat musik, dan apresiasi musik.
Siswa yang berpartisipasi dalam kegiatan seni musik, selain dapat mengembangkan kreativitas,
musik juga dapat membantu perkembangan individu, mengembangkan sensitivitas, membangun
rasa keindahan, mengungkapkan ekspresi, memberikan tantangan, melatih disiplin dan
mengenalkan siswa pada sejarah budaya bangsa mereka.

B. Saran

Semoga penulis dapat membuat buku-buku lain mengenai musik yang lebih baik dan penuh

dengan wawasan yang lengkap.

10
DAFTAR PUSTAKA

Mulyani, Novi. 2017. Pengembangan Seni Anak Usia Dini. Bandung: Rosda

11

Anda mungkin juga menyukai