Anda di halaman 1dari 31

CRITICAL BOOK REVIEW

2IL 019
MK. PENDIDIKAN BAHASA
DAN SANSTRA INDONEISIA

PRODI S1 PGSD

SKOR NILAI :

DISUSUN OEH:

NAMA MAHASISWA :GELORA YANTI TARIGAN

NIM :1173111033

KELAS :D REGULER 2017

DOSEN PENGAMPU : MASTA MARSELINA SEMBIRING, S.Pd., M.


Pd

MATA KULIAH : PENDIDIKAN BAHASA DAN SANSTRA


INDONEISIA

PROGRAM STUDI : S1 PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS NEGRI MEDAN

2019
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas
berkat dan rahmatnya, sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas mata kuliah
Pendidikan Bahasa dan Sastra Indoneisia, yaitu tugas Critical Book Report
(CBR). Pembuatan Critical Book Report ini bertujuan sebagai pemenuhan atas
tuntutan tugas individu mata kuliah Pembelajaran Bahasa Indonesia di Kelas
Rendah

Penulis juga menyadari sepenuhnya bahwa dalam pembuatan Critical


Book Report ini terdapat banyak kekurangan dan sangat jauh dari sempurna.Oleh
sebab itu penulis berharap adanya kritik serta saran dan tentunya usulan setiap
pembaca demi perbaikan tugas yang akan penulis buat di kemudian
hari,mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa kritik dan saran dari
pembaca yang membangun.

Dengan ini, penulis mempersembahkan Critical Book Report bagi para


pembaca. Semoga makalah ini dapat memberi manfaat.Akhir kata saya ucapkan
banyak terima kasih.

Medan, 21 September 2019

Gelora Yanti Br Tarigan


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR............................................................................................2

DAFTAR ISI...........................................................................................................3

BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................4

A. LATAR BELAKANG..........................................................................4
B. TUJUAN...............................................................................................4
C. MANFAAT...........................................................................................5
D. IDENTITAS BUKU.............................................................................5

BAB II RINGKASAN ISI BUKU..........................................................................6

BAB. III PEMBAHASAN....................................................................................15

A. PEMBAHASAN ISI BUKU...............................................................15


B. KELEBIHAN DAN KELEMAHAN BUKU.....................................16

BAB. IV PENUTUP.............................................................................................17

A. KESIMPULAN...................................................................................17
B. SARAN...............................................................................................17

DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................18

LAMPIRAN..........................................................................................................19
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Dalam perkuliahan di Universitas Negeri Medan (UNIMED) telah
ditetapkan KKNI yang mengharuskan setiap mahasiswa untuk mengerjakan 6
tugas dalam setiap mata kuliah, salah satunya yaitu tugas mengkritik buku yang di
sebuk Critical Book Report (CBR), tugas mengkritik tersebut membuat
mahasiswa semakin Sering dalam membaca buku dan semakin keritis dalam
berpikir.
Melalui critical book tersebut, pembaca dapat memperoleh informasi dari
buku, serta pembaca dapat melihat keunggulan dan kelemahan yang terdapat pada
buku tersebut.

1.2 TUJUAN

Adapun tujuan dari Critical book report ini ialah :

1. Untuk Memenuhi tugas mata kuliah Pendidikan Bahasa dan Sanstra


Indoneisia.
2. Untuk dapat menambah pengetahuan mahasiwa mengenai mata kuliah
Pendidikan Bahasa dan Sanstra Indoneisia.
1. Untuk meningkatkan kegiatan mahasiswa dalam membaca buku.

1.3 MANFAAT
Adapun manfaat CBR antara lain:
1. Untuk dapat menambah kemampuan mahasiswa dalam menulis karya
ilmiah yaitu pembuatan CBR.
2. Dapat membuat mahasiwa lebih paham dalam mengritik buku.
3. Membuat mahasiswa lebih banyak memmbaca buku.
1.4 INDENTITAS BUKU
1. Judul : PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DIKELAS
RENDAH
2. Edisi : Pertama
3. Pengarang : Halimatussakdiah, S.Pd, M.Hum dan Nuraqlia Sibuea
4. Editor : Dra. Erlinda Simanungkalit, M.Pd
5. Penerbit ; UNIMED PRESS
6. Kota terbit : Medan
7. Tahun terbit : 2014
8. ISBN : 978-602-1313-17-6
BAB II

RINGKASAN ISI BUKU

BAGIAN I PENDAHULUAN

A. Pengantar

Proses belajar mengajar disekolah, khususnya didalam kelas, merupakan


suatu proses kegiatan yang berlangsung rutin dan terus-menerus yang dilakukan
oleh guru dan siswa. Proses belajar mengajar adalah keberhasilan siswa untuk
memahami, menguasai, dan mengimplementasikan ilmunya kelak dilingkungan
masyarakat.

Belajar adalah suatu proses perubahan kegiatan, reaksi terhadap


lingkungan, perubahan kegaiatan tersebut tidak dapat disebut belajar apabila
disebabkan oleh pertumbuhan atau keadaan.

Belajar Bahasa adalah proses penguasaan bahasa, baik pada bahsa pertama
( bahasa ibu ) maupun pada bahasa kedua. Proses penguasaan bahasa yang
dimaksud meliputi penguasaan secara alamiah maupun secara formal. Bahasa
indonesia merupakan salah satu mata pelajaran yang sangat penting sebagai
sarana belajar bagi peserta didik untuk mengemabangkan bahasa di samping
aspek penalaran dan hafalan sehingga pengetahuan dan informasi yang diterima
siswa tidak hanya sebatas bahasa dan sastra.

Keterampilan menyimak dan berbicara dikategorikan dalam keterampilan,


berbaha lisan sedangkan keterampilan menulis dan membaca dikatergorikan
dalam keterampilan bahasa tulisan.

Menyimak dan berbicara merupakan kegaiatan berbahasa lisan yang biasa


kita lakukan dalam kehidupan sehari-hari. Peningkatan kemampuan berbahasa
lisan dimaksudkan agar anak-anak sekolah dasar mampu memahami pembicaraan
orang lain baik langsung maupun lewat media, misalnya radio, televisi dan pita
rekaman. Tujuan yang lain adalah agar anak-anak mampu mengungkapkan
pikiran dan perasaan mereka secara lisan.
B. Pemerolehan Bahasa

Pemerolahan bahasa adalah proses yang digunakan oleh anak-anak dalam


memiliki kemampuan berbahasa baik, berupa pemahaman ataupun pengungkapan,
yang berlangsung secara alami, dalam situasi non formal, spontan dan terjadi
dalam konteks berbahasa yang bermakna bagi anak. Pada usia 5-7 tahun
( Prasekolah ) kemampuan bahasa anak berkembang dengan sangat cepat.
Pendidikan anak dikelas awal atau kelas rendah dapat memantapkan komunikasi
awal dengan mempelajari komunikasi yang lebih kompleks. Termasuk persepsi
auditorik adalah kata-kata dan menirukan suara. Pada masa ini terjadi
perkembangan bicara dan penguasaan pasif kosakata sekita 3000b buah ( Lazuardi
1991 dalam Ismawati 2012 ).

Perkembangan berbahasa anak berjalan secara bertahap dari menyimak,


berbicara, membaca dan menulis. Belajar bahasa lisan adalah belajar menyimak
dan berbicara. Perkembangan awal komunikasi anak bermula dengan menyimak
dan berbicara. Untuk itu, keduanya harus diajarkan kepada siswa dengan
sungguh-sungguh oleh guru. Pembelajaran hendaknya dilaksanakan secara
terpadu dan memacu pada tema-tema yang terdapat didalam kurikulum serta
sesuai dengan tingkatan perkembangan anak.

BAGIAN II MATERI BAHASA INDONESIA DIKELAS RENDAH

A. Pengantar

Materi bahasa indonesia dikelas rendah secara garis besar terdiri dari enam
aspek, yaitu menyimak, berbicara , membaca dan menulis, kebahasaan dan
apresiasi bahasa dan sastra indonesia ( Santosa ; 46 ). MENYIMAK,
Kompetensinya adalah berdaya tahan dalam konsentrasi mendengarkan selama 30
menit dan mampou menyerap gagasan pokok, perasaan dan cerita, berita dan lain-
lain, yang didengar serta mampu memberikan respon secara cepat.
BERBICARA, Kompetensinya adalah dapat mengungkapkan gagasan dan
perasaan, menyampaikan sambutan, berdialog, menyampaikan pesan, bertukar
pengalaman, menjelaskan, , mendeskripsikan dan bermain peran. MENULIS,
Kompetensinya adalah menulis karangan naratif dan non naratif dengan tulisan
yang rapi dan jelas dengan menggunakan kosa kata, klimat, ejaan yang benar
sehingga dapat dipahami oleh pembaca. KEBAHASAAN, memahami.
Menggunakan kalimat lengkap, tak lengkap, dalam berbagai konteks, imbuhan,
penggunaan kosa kata, jenis kata, ejaan, pelafalan, serta intonasi bahasa indoneisa.
APRESIASI SASTRA INDONESIA, Kompetensinya mengapresiasi dan
berekspesi serta melalui kegiatan mendengarkan , menonton, membaca dan
melisankan hasil sastra berupa dongeng , puisi, drama pendek, serta menulis cerita
dan puisi.

Adapun kompetensi dasarnya adalah ; memahami struktur konsep dan


metode keilmuan Bahasa Indonesia Sekolah Dasar. Indikator Esensialnya meliputi
(1). Memahami bagaimana siswa belajar Bahasa Indonesia dan menggunakan
pengetahuannya untuk merencakan, menerapkan, mengorganisasikan dan
mengevaluasi pembelajaran, (2). Menguasai konsep-konsep keterampilan
berbahasa (menyimak, berbicara, membaca dan menulis) dan (3). Menguasai
konsep kesastraan indonesia yang mendukung pembelajaran Bahasa Indonesia.

B. Materi Pelajaran Bahasa Dikelas Rendah

Berdasarkan Kurikulum atau silabus mata pelajaran bahasa indonesia


yang telah disusun pada sekolah setempat materi pembelajaran dielas rendah ialah
sebagai berikut;

 KELAS I

Memahami Pengetahuan faktual dengan cara mengamati ( mendengar,


melihat, membaca) dan menanya berdasarkan rasa ingin tahu tentang dirinya,
makhluk ciptaan Tuhan dan kegiatannya dan benda-benda yang dijumoainya
dirumah dan disekolah.

 MENDENGARKAN
1. Mendengarkan pelafalan, kata dan intonasi kalimat.
2. Mendengarkan ungkapan perasaan, pujian, doa, ajakan pertanyaan,
perintah dan pemberitahuan sederhana.
3. Mendengarkan deskripsi benda, tumbuhan dan hewan, dan
menyebutkan nama bendanya
4. Mendengarkan isi dongen binatang ( fabel ) menyebutkan tokoh-tokoh
dan menanggapinya
 MEMBACA
1. Membaca dengan sikap yang benar ( cara duduk, jarak mata dan buku,
cara memegang buku, cara membalik halaman buku, memilih tempat
dengan cahaya yang terang)
2. Membaca nyaring kata dan kalimat dengan lafal intonasi yang tepat.
3. Membaca lancar teks (20-25 kalimat/100 kata ) dengan intonasi yang
tepat
4. Membaca isi cerita binatang ( sekita 100 kata ) menanggapi isinya
5. Menyajikan pengetahuan faktual dalam bahasa yang jelas dan logis,
dalam karya yang estetis, dalam gerakanyang mencerminkan anak
sehat, dan dalam tindakan yang mencerminkan perilaku aak beriman
dan berakhlak mulia
 BERBICARA
1. Menggunakan informasi tentang data diri untuk memperkenalkan diri
sendiri dengan bahsaa yang santun
2. Mengenal dan menceritakan kepada teman bagian tubuh dan
kebutuhannya, lingkungan yang sehat, dan menerapkan pola hidup
sehat.
3. Mengamati dan menceritakan bentuk benda, wujud benda serta
perubahannya.
4. Menceritakan hasil pengamatan tentang benda langit yang nampak
pada suang dan malam hari
5. Menggunakan informasi yang diterima untuk bertegur sapa, bertanyan
jawab, memberikan pujian doa, memberikan perintah
danmenyampaikan pemberitahuan sederhana kepada orang lain dengan
menggunakan kata yang tepat dan santun.
6. Mengamati dan menjelaskan ( rasa, bentuk, aroma) buah, tanaman,
masakan dan sebagainya.
7. Mengamati dan menceritakan letak rumah dilingkunan sekitar
8. Menjelaskan apa yang akan dilakukan seandainya menjadi salah satu
tokoh dalam cerita itu.
 MENULIS
1. Menulis dengan sikap yang benar ) cara duduk, cara memegang pensil,
cara meletakkan buku, jarak mata dan buku dan memilih tempat
dengan cahaya yang terang)
2. Menulis permulaan dengan membuat berbagai bentuk garis lurus, garis
lengkung, setengah lingkaran, lingkaran dan bentuk huruf.
3. Menulis huruf lepas dan tegak bersambung, kata dan kalimat
sederhana dari buku atau papan tulis.
4. Melengkapi huruf dan kata berdasarkan gambar
5. Mengamati contoh dan menerapkan penulisan kalimat berdasarkan
gambar dengan huruf lepas dan tegak bersambung
6. Menulis kalimat sederhana yang didiktekan guru dengan huruf lepas
dan huruf tegak bersambung
7. Menulis identitas diri dan cerita kegiatan sehari-hari (sekitar 100 kata )

 KELAS II

Memahami pengetahuan faktual dengan cara mengamati, mendengar,


melihat , membaca dan menanya berdasarkan rasa ingin tahu tentang dirinya,
makhluk ciptaan tuhan dan kegaitannya dan benda-benda yang dijumpainya
rumah dan disekolah.

 MENDENGARKAN
1. Mendengarkan isi teks pendek ( 250-300 kata ) dan menyampaikan
kembali isinya dengan bahasa yang santun
2. Mendengarkan pesan pendek orang lain, serta menyampaikan kembali
isinya dengan bahasa yang santun.
3. Mendengarkan kalimat larangan, permintaan dan penolakan dan
mencoba melakukan.
4. Mendengarkan isi syair lagu anak-anak dan menyampaikan kembali
isinya
 MEMBACA
1. Membaca teks pendek ( 20-25 kalimat ), menanya dan menanggapi
isinya.
2. Membaca nyaring teks ( 25-35 kalimat ) memperhatikan lafal dan
intonasi yang tepat.
3. Membaca dan meringkas isi teks ( 25-35 kaliamt sederhana )
4. Membaca puisi anak-anak dengan lafal dan intonasi yang tepat dan
menjelaskan isinya.
5. Menyajikan pengetahuan faktual dalam bahasa yang jelas dan logis,
dalam karya yang estetis, dalam tindakan yang mencerminkan perilaku
anak beriman dan berakhlak mulia
 BERBICARA
1. Bertanya kepada orang lain dengan pilihan kata yang tepat dan santun
2. Menyampaikan kalimat larangan, permintaan , penolakan dan doa
dengan bahasa yang santun dan menanggapinya.
3. Menyampaikan informasi ( jadwal upacara, piket kelas, kerja bakti,
dsb ).
Dan menanyakan informasi yang kurang jelas.
4. Menceritakan dengan menggunakan bahasa sederhana tentang kegiatan
sehari-hari yang berakaitan dengan dirinya serta cara merawat hewan
dan tumbuhan yang ada sekitar.
5. Bermain peran dengan mengandaikan diri sebagai seseorang yang
mengalami perasaan tertentu.
6. Menjelaskan isi puisi anak-anak dengan bahasa sendiri.
7. Mengamati, membedakan dan menceritakan keadaan alam dan
aktivitas makhluk hidup pada waktu siang dan malam hari
8. Menerapkan pola hidup hemat energi
 MENULIS
1. Menulis kalimat sederhana yang diditekan guru dengan menggunakan
guruf tegak bersambung dan dengan memperhatikan penggunaan huruf
kapital dan tanda titik
2. Mengamati, menanya dan menuliskan ciri-ciri tumbuhan atau binatang
di lingkungan sekitar secara sederhana
3. Menyalin puisi anaj-anak dengan huruf tegak bersambung yang rapi
4. Menuliskan kalimat sederhana dengan mengandaikan diri sebagai
seseorang dengan perasaan tertentu
5. Mengindentifikasi dan membuat daftar berbagai sumber energi dan
kegunaannya dalam kehidupan sehari-hari.

 KELAS III

Memahami pengetahuan faktual dengan cara mengamati ( mendengar,


melihat, membaca ) dan menanya berdasarkan rasa ingin tahu tentang dirinya,
makhluk ciptaan tuhan dan kegiataannya dan benda-benda yang dijumpainya di
rumah dan disekolah.

 MENDENGARKAN
1. Mendengarkan penjelasan dan menanggapi dalam kegaitan diskusi
2. Mendengarkan dan melakukan sesuatu sesuai dengan pentunjuk
3. Mendengarkan dan menanggapi isi cerita oengalamn teman
4. Mendengarkan isi teks percakapan dan bermain peran sesuai dengan isi
teks tersebut.
5. Mendengarkan dongen atau legenda dan menceritakan kembali isinya
 MEMBACA
1. Menceritakan pengalaman yang mengesankan dan dengan
menggunakan kaliamt yang runtut dan mudah di pahami.
2. Menjelaskan urutan membuat/melakukan sesuatu dengan kalimat yang
runtut dan mudah di pahami
3. Menjelaskan lambang ( lalu lintas, pramuka dsb ) dengan kalimat yang
runtut
4. Menceritakan peristiwa yang dialami secara runtut
5. Menjelaskan permasalahan yang ada dilingkungan sekitar dan
memberikan saran perbaikan dengan menggunakan kalimat yang
runtut dan santun
6. Mendaftar jenis-jenis pekerjaan dan mengungkapkan pengandaian diri
sebagai seseorang berprofesi tertentu
7. Membaca cerita anak-anak dan menceritakan kembali isinya
8. Mengamati dan melaporkan secara lisan tentang perubahan cuaca dan
musim serta pengaruhnya terhadap kegiatan manusia
 MENULIS
1. Mengolah informasi dari gambar seri untuk menulis karangan
2. Menulis pesan singkat kepada teman-teman
3. Mengolah informasi dari gambar untuk menulis puisi
4. Mengolah peristiwa menyediakan yang dialami orang lain untuk
menuliskan aoa yang akan dilakukan seandainya mengalami kesedihan
5. Mengamati dan melaporkan secara tertulis yang memuat uraian, bagan,
gambar tentang daur hidup beberapa jenis makhluk hidup dan
menunjukkan kepedulian terhadap makhluk hidup
6. Mengindentifikasi dan menjelaskan berbagai bentuk engeri (panas,
listrik, gerak ) dan kegunaannya dalam kehidupan sehari-hari.

BAGIAN III PENDEKATAN PEMBELAJARAN BAHASA

A. Pengantar

Tugas seorang guru adalah mengajar. Agar mengajar dapat berjalan


dengan baik. Maka guru memerlukapedoman yang dijadikan dasar pegangan agar
apa yang dilakukannya sesuadi dengan kebijakan pemerintah. Dalam kaitannya
dengan pelaksanaan kegiatan di B

Kurikulum disusun berdasarkan suatu pendekatan yang dilindasi


pandangan atau filsafat tertentu. Apabila pandangan atau filsafat tertentu berubah,
pendekatan berubah maka kurikulumpun akan berubah dan ini berarti pedoman
proses belajar mengajar juga berubah.
B. Pendekatan

Asumsi tentang bahasa bermacam-macam antara lain asumsi yang


menganggap bahasa sebagai suatu sistem komunikasi yang pada dasarnya
dilisankan dan ada lagi yang menganggap bahasa sebagai seperangkat kaidah.

Asumsi-asumsi tersebut menimbulkan adanya pendekatan-pendekatan


yang berbeda, yakni pendekatan yang mendasari pendapat bahwa :

1. Belajar bahasa, berarti berusaha membiasakan diri menggunakan bahasa


untuk berkomunikasi tekananya pada pembiasaan.
2. Belajar bahasa berarti berusaha memperoleh kemampuan berkomunikasi
secara lisan, tekanan pembelajarannya pada pemerolehan kemampuan
berbicara.
3. Dalam pembelajaran bahasa yang harus diutamakan adalah pemahaman akan
kaidah-kaidah yang mendasari ujaran, tekanan pembelajaran pada aspek
kognitif bahasa. Bukan kemampuan menggunakan bahasa.

C. Berbagai pendekatan dalam pembelajaran bahasa


1. Pendekatan Tujuan
Pendekatan tujuan ini dilandasi oleh pemikiran bahwa dalam setiap
kegiatan belajar, yang harus dipikirkan dan ditetapkan lebih dahulu ialah
tujuan yang hendak dicapai.
2. Pendekatan struktural
Pendekatan struktrual merupakan salah satu pendekatan dalam
pembelajaran bahasa, yang dilandasi oleh asumsi bahwa bahasa sebagai
seperangkat kaidah, norma dan aturan.
3. Pendekatan komunikatif
Pada bagian terdahulu sudah dikemukakan bahwa pandangan tentang
bahasas dan pembelajaran bahasa selalu mengalami perubahan, sejalan
dengan perkembangan pola pikir masyarakat.

D. Metode
Metode yang dapat digunakan dalam pembelajaran bahasa indonesia
diantaranya adalah :

a. Metode tata bahasa/terjemahan


b. Metode membaca
c. Metode audiolingual
d. Metode reseptif/produktif
e. Matode langsung
f. Metode komunikatif
g. Metode integratif
h. Metode tematik
i. Metode kuantum
j. Metode konstruktivistik
k. Metode partisipatori

Berikut ini adalah teknik-teknik yang biasanya digunakan dalam


pembelajaran bahasa indonesia

a. Teknik pembelajaran menyimak


1. Simak-ulang ucap
2. Simak-tulis ( dikte )
3. Simak – kerjakan
4. Simak-terka
5. Memperluas kalimat
6. Menyelesaikan cerita
7. Membut rangkuman
8. Menemukan benda
9. Bisik berantai
10. Melanjutkan cerita
11. Parafrase
12. Kata kunci
b. Teknik pembelajaran berbicara
1. Ulang-ucap
2. Lihat-ucapkan
3. Memerikan
4. Menjawab pertanyaan
5. Bertanya
6. Pertanyaan menggali
7. Melanjutkan
8. Menceritakan kembali
9. Percakapan
10. Parafrase
11. Reka cerita gambar
12. Bermain peran
13. Wawancara
14. Memperlihatkan dan bercerita 7

c. Teknik pembelajaran membaca


1. Membaca survei
2. Membaca sekilas
3. Membaca dangkul
4. Membaca nyaring
5. Membaca dalam hati
6. Membaca kritis
7. Membaca teliti
8. Membaca pemahaman
d. Teknik pembelajaran menulis
1. Menyalin kalimat
2. Membuat kalimat
3. Meniru model
4. Menulis cerita dengan gambar berseri
5. Menulis catatan harian
6. Menulis berdasarkan foto
7. Meringkas
8. Parafrase
9. Melengkapi kalimat
10. Menyusun kalimat
11. Meengembangkan kata kunci

BAGIAN IV PEMBELAJARAN MEMBACA DAN MENULIS


PERMULAAN

A. Pembelajaran Membaca Permulaan


1. Pentingnya pembelajaran membaca permulaan

Kemampuan membaca permulaan lebih diorientasikan pada kemampuan


membaca tingkat dasar, yakni kemampuan melek huruf. Membaca merupakan
suatu proses yang bersifat fisik dan psikologis. Proses yang bersifat fisik berupa
kegiatan pembaca mengenali dan membedakan gabar-gambar bunyi suatu
kombinasinya. Melalui proses recoding, pembaca mengasosiasikan
gambar-gambar bunyi beserta kombinasiinya itu dengan bunyi-bunyi.

2. Motode pembelajaran

a. Metode proyek
Metode proyek adalah cara penyajian pelajaran yang bertitik tolak pada
suatu masalah, kemudian dibahas dari berbagai segi pemecahannya secara
keseluruhan dan bermakna. Penggunaan metode ini bertitik tolak dari anggapan
bahwa pemecahan masalah perlu melibatkan bukan hanya satu mata pelajaran,
melainkan hendaknya melibatkan berbagai mata pelajaran yang ada kaitannya
dengan pemecahan masalah tersebut.
b. Metode eksperimen
Metode eksperimen (percobaan) adalah cara penyajian pelajaran, dimana
siswa melakukan percobaan dengan mengalami dan membuktikan sendiri sesuatu
yang dipelajari. Siswa dituntut untuk mengalami sendiri, mencari kebenaran atau
mencoba mencari suatu hukum atau dalil dan menarik kesimpulan atau proses
yang dialaminya itu.
c. Metode tugas atau resitasi
Metode resitasi (penugasan) adalah metode penyajian bahan pelajaran
dimana guru memberikan tugas tertentu agar siswa melakukan kegiatan belajar.
Metode ini diberikan karena materi pelajaran banyak sementara waktu sedikit.
Agar materei pelajaran selesai sesuai dengan waktu yang ditentukan, maka
metode inilah yang biasanya digunakan oleh guru. Tugas ini biasanya bisa
dilaksanakan di rumah, di sekolah, di perpustakaan,dan di tempat lainnya. Tugas
dan resitasi merangsang anak untuk aktif belajar, baik individu maupun
kelompok, tugas yang diberikan sangat banyak macamnya tergantung dari tujuan
yang hendak dicapai.
d. Metode diskusi
Metode diskusi adalah cara penyajian pelajaran, dimana siswa-siswa
dihadapkan pada suatu masalah yang bersifat problematis untuk dibahas dan
dipecahkan secara bersama. Teknik diskusi adalah salah satu teknik belajar
mengajar yang dilakukan oleh seorang guru di sekolah. Dalam diskusi terjadi
interaks, tukar menukar pengalaman, informasi, memecahkan masalah dan siswa
menjadi aktif.
e. Metode sosiodrama
Metode sosiodrama dan role playing dapat dikatakan sama dalam
pemakaiannya sering disilihgantikan. Sosiodrama pada dasarnya mendramatisasi
tingkah laku dalam hubungannya dengan masalah sosial.
f. Metode demonstrasi
Metode demonstrasi adalah cara penyajian bahan pelajaran dengan
memperagakan atau mempertunjukkan kepada siswa suatu proses, situasi atau
benda tertentu yang sedang dipelajari, baik sebenarnya ataupun tiruan dengan
lisan. Dengan metode demonstrasi, proses penerimaan siswa terhadap pelajaran
akan berkesan secara mendalam sehingga membentuk pengertian dengan baik dan
sempurna.
g. Metode problem solving
Metode problem solving bukan hanya sekedar metode mengajar, tetapi
juga merupakan suatu metode berfikir sebab dalam metode problem solving dapat
menggunakan metode-metode lainnya yang dimulai dari mencari data sampai
kepada menarik kesimpulan.
h. Metode karya wisata
Karyawisata dalam arti metode mengajar mempunyai arti tersendiri yang
berbeda dalam arti umum. Karyawisata di sini berarti kunjungan ke luar kelas
dalam rangka belajar. Teknik karya wiasta adalah teknik mengajar yang
dilaksanakan dengan mengajar siswa kesuatu tempat atau objek tertentu diluar
sekolah untuk mempelajari atau menyelidiki sesuatu.
i. Metode tanya jawab
Metode tanya jawab adalah cara penyajian pelajaran dalam bentuk
pertanyaan yang harus dijawab, terutama dari guru kepada siswa,tetapi dapat pula
dari siswa kepada guru. Metode tanya jawab memungkinkan terjadinya
komunikasi langsung yang bersifat dua arah sebab pada saat yang sama terjadi
dialog antara guru dan siswa.
j. Metode latihan
Metode latihan maerupakan suatu cara mengajar yang baik untuk
menanamkan kebiasaan-kebiasaan tertentu. Metode ini dapat juga digunakan
untuk memperoleh suatu ketangkasan, ketepatan, kesempatan dan keterampilan.
k. Metode ceramah
Metode ceramah adalah metode tradisional, karena sejak dulu
dipergunakan sebagai alat komunikasi lisan antara guru dengan siswa dalam
proses belajar mengajar. Dalam metode ceramah dibutuhkan keaktifan guru dalam
kegiatan pengajaran. Metode ini banyak digunakan pada pengajar yang
kekurangan fasilitas.

3. Perencanaan Pembelajaran
Perencanaan penting untuk pembelajaran di Sekolah Dasar karena
memungkinkan siswa diberi kesempatan terbaik untuk memperoleh kemajuan
dalam perkembangan dan belajar. Guru dapat memahami peranannya dan tugas-
tugas yang harus dicapai siswa untuk berkembang dan belajar. Guru menyediakan
sumber sumber belajar untuk mendukung proses belajar. Perencanaan adalah
proses penetapan dan pemanfaatan sumber daya secara terpadu yang diharapkan
dapat menunjang kegiatan-kegiatan dan upaya-upaya yang akan dilaksanakan
secara efisien dan efektif dalam mencapai tujuan. Dalam hai ini Roger A.
Kaufman dalam (Harjanto 1997:2) mengemukakan bahwa “Perencanaan adalah
proyeksi (perkiraan) tentang apa yang diperlukan dalam rangka mencapai tujuan
asbah dan nilai. Perencanaan sering juga disebut sebagai jembatan yang
menghubungkan kesenjangan atau jurang antara keadaan masa kini dan keadaan
yang diharapkan terjadi pada masa yang akan datang.
Perencanaan berkaitan dengan penentuan apa yang akan dilakukan.
Perencanaan mendahului pelaksanaan, mengingat perencanaan merupakan suatu
proses untuk menentukan kemana harus pergi dan mengidentifikasikan
persyaratan yang diperlukan dengan cara yang paling efektif dan efisien.
Berpangkal dari pemahaman tersebut, maka perencanaan mengandung enam
pokok pikiran yaitu :
a. Perencanaan melibatkan proses penetapan keadaan masa depan yang
diinginkan.
b. Keadaan masa depan yang diinginkan itu kemudian dibandingkan dengan
keadaan sekarang, sehingga dapat dilihat kesenjangannya.
c. Untuk menutup kesenjangan itu perlu dilakukan usaha-usaha.
d. Usaha yang dilakukan untuk menutup kesenjangan itu dapat beranekaragam
dan merupakan alternatif yang mungkin ditempuh.
e. Penilaian alternatif yang paling baik, dalam arti mempunyai efektifitas dan
efisiensi yang paling tinggi perlu dilakukan.
f. Alternatif yang paling tinggi perlu diperinci sehinggan menjadi pedoman
dalam pengambilan keputusan apabila akan dilaksanakan.

BAGIAN V KENDALA PEMBELAJARAN MEMBACA DAN MENULIS


PERMULAAN
A. FAKTOR-FAKTOR YANG MENYEBABKAN ANAK MENGALAMI
KESULITAN MEMBACA PERMULAAN
Faktor intern adalah faktor penyebab yang berasal dari dalam diri siswa itu
sendiri. Penyebab yang muncul dari dalam diri antara lain bisa bersifat:
1. kognitif (ranah cipta), seperti: rendahnya kapasitas intelektual/ inteligensi
siswa,
2. afektif (ranah rasa), seperti: labilnya emosi dan sikap, dan
3. psikomotor (ranah karsa), seperti: terganggunya alat-alat indra penglihatan
dan pendengaran (mata dan telinga)
Faktor ekstern adalah faktor yang berasal dari luar, yang meliputi
semua situasi dan kondisi lingkungan sekitar yang tidak mendukung aktivitas
belajar siswa. Faktor lingkungan ini meliputi:
1. lingkungan keluarga, contohnya: ketidakharmonisan hubungan antara ayah
dengan ibu, dan rendahnya tingkat kehidupan ekonomi keluarga.
2. lingkungan perkampungan/masyarakat, contohnya: wilayah
perkampungan kumuh (slum area) dan teman sepermainan (peer group) yang
nakal.
3. lingkungan sekolah, contohnya: kondisi dan letak gedung sekolah yang
buruk, seperti dekat pasar, kondisi guru serta alat-alat belajar yang berkualitas
randah.
Kurangnya lancar membaca secara khusus dikatakan Abdurahman
(1999:206) akan menjadi faktor penghambat dalam kegiatan membaca. Hal
ini disebabkan oleh hal-hal sebagai berikut:
1. Siswa kurang mengenal huruf, bunyi bahasa (fonetik), dan bentuk kalimat.
2. Siswa tidak memahami makna kata yang dibacanya
3. Adanya perbedaan dialek siswa dengan pengucapan bahasa Indonesia
yang baku.
4. Siswa terlalu cepat membaca karena kemungkinan perasaannya tertekan.
5. Siswa bingung meletakkan posisi kata.
6. Siswa bingung dengan membaca huruf yang bunyinya sama, seperti: bunyi
huruf /b/ dengan /p/
7. Siswa kurang mengerti tentang arti tanda baca, maka tanda baca tidak
perlu diperhatikannya.
8. Terjadinya keragu-raguan dalam membaca.

B. FAKTOR-FAKTOR YANG MENYEBABKAN ANAK MENGALAMI


KESULITAN MENULIS PERMULAAN
1. Kurang mengali huruf
2. Membaca kata demi kata
3. Pemparafase yang salah
4. Miskin pelafalan
5. Penghilangan
6. Pengulangan
7. Pembalikan
8. Penyisipan
9. Penggantian
10. Menggunakan grak bibir, jari telunjuk dan menggerakkan kepala
11. Kesulitan konsonan
12. Kesulitan vokal
13. Kesulitan kluster, diftong dan digraf
14. Kesulitan menganalisis struktur kata
15. Tidak mengenali makna kata dalam kalimat dan cara mengucapkannya

BAGIAN VI PENINGKATAN PEMBELAJARAN MEMBACA DAN


MENULIS PERMULAAN

Pembelajaran membaca permulaan merupakan tingkatan proses


pembelajaran membaca untuk menguasai sistem tulisan sebagai representasi
visual bahasa. Tingkatan ini sering disebut dengan tingkatan belajar membaca
(learning to read). Membaca lanjut merupakan tingkatan proses penguasaan
membaca untuk memperoleh isi pesan yang terkandung dalam tulisan. Tingkatan
ini disebut sebagai membaca untuk belajar (reading to learn). Kedua tingkatan
tersebut bersifat kontinum, artinya pada tingkatan membaca permulaan yang
fokus kegiatannya penguasaan sistem tulisan, telah dimulai pula pembelajaran
membaca lanjut dengan pemahaman walaupun terbatas. 
 Strategi Pembelajaran MMP       
Membaca permulaan erupakan tahapan proses belajar membaca bagi siswa
sekolah dasar kelas awal. Siswa belajar untuk memperoleh kemampuan dan
menguasai teknik-teknik membaca dan menangkap isi bacaan dengan baik. oLeh
karena itu guru perlu merancang pembelajaran membaca dengan baik sehingga
mampu menumbuhkan kebiasan membaca sebagai suatu yang menyenangkan.
Suasana belajar harus dapat diciptakan melalui kegiatan permainan bahasa
dalam pembelajaran membaca. Hal itu sesuai dengan karakteristik anak yang
masih senang bermain. Permainan memiliki peran penting dalam perkembangan
kognitif dan sosial anak.
Membaca merupakan salah satu ketrampilan berbahasa yang diajarkan
dalam mata pelajaran bahasa Indonesia di sekolah dasar. Keempat aspek tersebut
dibagi menjadi dua kelompok besar, yaitu
a.       ketrampilan yang bersifat menerima (reseptif) yang meliputi    ketrampilan
membaca dan menyimak,
b.      ketrampilan yang bersifat mengungkap (produktif) yang meliputi
ketrampilan menulis dan berbicara
Pembelajaran Bahasa Indonesia di Sekolah Dasar (SD) bertujuan
meningkatkan kemampuan siswa berkomunikasi secara efektif, baik lisan maupun
tertulis. Ketrampilan membaca sebagai salah satu ketrampilan berbahasa tulis
yang bersifat reseptif perlu dimiliki siswa SD agar mampu berkomunikasi secara
tertulis. oLeh karena itu, peranan pengajaran Bahasa Indonesia khususnya
pengajaran membaca di SD menjadi sangat penting. Peran tersebut semakin
penting bila dikaitkan dengan tuntutan pemilikan kemahirwacanaan dalam abad
informasi Pengajaran Bahasa Indonesia di SD yang bertumpu pada kemampuan
dasar membaca dan menulis juga perlu diarahkan pada tercapainya
kemahirwacanaan.
Ketrampilan membaca dan menulis, khususnya ketrampilan membaca harus
segera dikuasai oleh para siswa di SD karena ketrampilan ini secara langsung
berkaitan dengan seluruh proses belajar siswa di SD. Keberhasilan belajar siswa
dalam mengikuti proses kegiatan belajar-mengajar di sekolah sangat ditentukan
oleh penguasaan kemampuan membaca mereka. Siswa yang tidak mampu
membaca dengan baik akan mengalami kesulitan dalam mengikuti kegiatan
pembelajaran untuk semua mata pelajaran. Siswa akan mengalami kesulitan
dalam menangkap dan memahami informasi yang disajikan dalam berbagai buku
pelajaran, buku-buku bahan penunjang dan sumber-sumber belajar tertulis yang
lain. Akibatnya, kemajuan belajarnya juga lamban jika dibandingkan dengan
teman-temannya yang tidak mengalami kesulitan dalam membaca.
Pembelajaran membaca di SD dilaksanakan sesuai dengan pembedaan atas
kelas-kelas awal dan kelas-kelas tinggi. Pelajaran membaca dan menulis di
kelaskelas awal disebut pelajaran membaca dan menulis permulaan, sedangkan di
kelas-kelas tinggi disebut pelajaran membaca dan menulis lanjut. Pelaksanaan
membaca permulaan di kelas I sekolah dasar dilakukan dalam dua tahap, yaitu
membaca periode tanpa buku dan membaca dengan menggunakan buku.
Pembelajaran membaca tanpa buku dilakukan dengan cara mengajar dengan
menggunakan media atau alat peraga selain buku misalnya kartu gambar, kartu
huruf, kartu kata dan kartu kalimat, sedangkan membaca dengan buku merupakan
kegiatan membaca dengan menggunakan buku sebagai bahan pelajaran. Tujuan
membaca permulaan di kelas I adalah agar “Siswa dapat membaca kata-kata dan
kalimat sederhana dengan lancar dan tepat.
Kelancaran dan ketepatan anak membaca pada tahap belajar membaca
permulaan dipengaruhi oleh keaktifan dan kreativitas guru yang mengajar di kelas
I. Dengan kata lain, guru memegang peranan yang strategis dalam meningkatkan
ketrampilan membaca siswa. Peranan strategis tersebut menyangkut peran guru
sebagai fasilitator, motivator, sumber belajar, dan organisator dalam proses
pembelajaran. guru yang berkompetensi tinggi akan sanggup menyelenggarakan
tugas untuk mencerdaskan bangsa, mengembangkan pribadi manusia Indonesia
seutuhnya dan membentuk ilmuwan dan tenaga ahli.
Belajar konstrultivisme mengisyaratkan bahwa guru tidak memompakan
pengetahuan ke dalam kepala pebelajar, melainkan pengetahuan diperoleh melalui
suatu dialog yang ditandai oleh suasana belajar yang bercirikan pengalaman dua
sisi. Ini berarti bahwa penekanan bukan pada kuantitas materi, melainkan pada
upaya agar siswa mampu menggunakan otaknya secaraefektif dan efisien
sehingga tidak ditandai oleh segi kognitif belaka, melainkan oleh keterlibatan
emosi dan kemampuan kreatif. Dengan demikian proses belajar membaca perlu
disesuaikan dengan kebutuhan perkembangan siswa. Dalam hal ini guru tidak
hanya sekedar melaksanakan apa yang ada dalam kurikulum, melainkan harus
dapat menginterpretasi dan mengembangakn kurikulum menjadi bentuk
pembelajaran yang menarik. Pembelajaran dapat menarik apabila guru memiliki
kreativitas dengan memasukkan aktivitas permainan ke dalam aktivtas belajar
siswa. 
        Penggunaan bentuk-bentuk permainan dalam pembelajaran akan memberi
iklim yang menyenangkan dalam proses belajar, sehingga siswa akan belajar
seolah-olah proses belajar siswa dilakukan tanpa adanya ketrpaksaan, tetapi justru
belajar dengan rasa keharmonisan. Selain itu, dengan bermain siswa dapat berbuat
agak santai. Dengan cara santai tersebut, sel-sel otak siswa dapat berkembang
akhirnya siswa dapat menyerap informasi, dan memperoleh kesan yang mendalam
terhadap materi pelajaran. Materi pelajaran dapat disimpan terus dalam ingatan
jangka panjang.
Permainan dapat menjadi kekuatan yang memberikan konteks
pembelajaran dan perkembangan masa kanak-kanak awal. Untuk itu perlu,
diperhatikan struktur dan isi kurikulum sehingga guru dapat membangun
kerangka pedagogis bagi permainan. Struktur kurikulum terdiri atas
1.      Perencanaan yang mencakup penetapan sasaran dan tujuan,
2.      Pengorganisasian, dengan mempertimbangkan ruang, sumber, waktu dan
peran orang dewasa,
3.      Pelaksanaan, yang mencakup aktivitas dan perencanaan, pembelajaran yang
diinginkan, dan
4.      Assesmen dan evaluasi yang meliputi alur umpan balik pada perencanaan.
Dalam pembelajaran bahasa Indonesia, guru dapat melakukan simulasi
pembelajaran dengan menggunakan kartu berseri (flash card). Kartu-kartu berseri
tersebut dapat berupa kartu bergambar. Kartu huruf, kartu kata, kartu kalimat.
Dalam pembelajaran membaca permulaan guru dapat menggunakan
strategibermain dengan memanfaatkan kartu-kartu huruf. Kartu-kartu huruf
tersebut digunakan sebagai media dalam permainan menemukan kata. Siswa
diajak bermain dengan menyusun huruf-huruf menjadi sebuah kata yang
berdasarkan teka-teki atau soal-soal yang dibuat oleh guru. Titik berat latihan
menyusun huruf ini adalah ketrampilan mengeja suatu kata.
           Dalam pembelajaran membaca teknis menurut Mackey (dalam Rofi’uddin,
2003:44) guru dapat menggunakan strategi permainan membaca, misalnya
cocokkan kartu, ucapkan kata itu, temukan kata itu, kontes ucapan, temukan
kalimat itu, baca dan berbuat dan sebagainya. Kartu-kartu kata maupun kalimat
digunakan sebagai media dalam permainan kontes ucapan.
Para siswa diajak bermain dengan mengucapkan atau melafalkan kata-kata
yang tertulis pada kartu kata. Pelafalan kata-kata tersebut dapat diperluas dalam
bentuk pelafalan kalimat bahasa Indonesia. Yang dipentingkan dalam latihan ini
adalah melatih siswa mengucapkan bunyi-bunyi bahasa (vokal, konsonan, dialog,
dan cluster) sesuai dengan daerah artikulasinya.
Untuk memilih dan menentukan jenis permainan dalam pembelajaran
membaca permulaan di kelas, guru perlu mempertimbangkan tujuan
pembelajaran, materi pembelajaran dan kondisi siswa maupun sekolah. Dalam
tujuan pembelajaran, guru dapat mengembangkan salah satu aspek kognitif,
psikomotor atau sosial atau memadukan berbagai aspek tersebut. Guru juga perlu
mempertimbangkan materi pembelajaran, karena bentuk permainan tertentu cocok
untuk materi tertentu. Misalnya, untuk ketrampilan berbicara guru dapat
menyediakan jenis permainan dua boneka, karena dengan permainan ini dapat
mendorong siswa berani tampil secara ekspresif.

BAGIAN VII EVALUASI PEMBELAJARAN MEMBACA DAN MENULIS


PERMULAAN
 TUJUAN DAN FUNGSI EVALUASI
Evaluasi merupakan salah satu kegiatan utama yang harus dilakukan oleh
seorang guru dalam kegiatan pembelajaran. Dengan penilaian, guru akan
mengetahui perkembangan hasil belajar, intelegensi, bakat khusus, minat,
hubungan sosial, sikap dan kepribadian siswa atau peserta didik.
Evaluasi pendidikan memberikan manfaat baik bagi siswa/peserta
pendidikan, pengajar maupun manajemen. Dengan adanya evaluasi, peserta didik
dapat mengetahui sejauh mana keberhasilan yang telah digapai selama mengikuti
pendidikan. Pada kondisi dimana siswa mendapatkan nilai yang mernuaskan maka
akan memberikan dampak berupa suatu stimulus, motivator agar siswa dapat lebih
meningkatkan prestasi.
Pada kondisi dimana hasil yang dicapai tidlak mernuaskan maka siswa
akan berusaha memperbaiki kegiatan belajar, namun demikian sangat diperlukan
pemberian stimulus positif dari guru/pengajar agar siswa tidak putus asa. Ada
beberapa tujuan dan atau fungsi penilaian dalam pengajaran di sekolah, yaitu:
1.      Untuk mengetahui apakah tujuan-tujuan pengajaran yang telah ditetapkan
telah tercapai dalam kegiatan pembelajaran.
2.      Untuk memberikan objektivitas pengamatan kita terhadap perilaku hasil
belajar siswa.
3.      Untuk mengetahu kemampuan siswa dalam bidang/topik tertentu.
4.      Untuk menentukan kelayakan siswa, misalnya naik kelas, lulus.
5.      Untuk memberikan umpan balik bagi kegiatan pembelajaranyang dilakukan.

Evaluasi memiliki beberapa fungsi yaitu:


1.      Fungsi normatif, yaitu berfungsi untuk perbaikan sistem pembelajaran
2.      Fungsi diagnostik, yaitu untuk mengetahui faktor kesulitan siswa dalam
proses   pembelajaran
3.      Fungsi sumatif, yaitu berfungsi untuk mengetahui tingkat kemampuan
peserta didik.
4.      Fungsi penempatan
Penilaian hasil belajar pada dasarnya adalah mempermasalahkan,
bagaimana pengajar (guru) dapat mengetahui hasil pembelajaran yang telah
dilakukan. Pengajar harus mengetahui sejauh mana pebelajar (learner) telah
mengerti bahan yang telah diajarkan atau sejauh mana tujuan/kompetensi dari
kegiatan pembelajaran yang dikelola dapat dicapai. Tingkat pencapaian
kompetensi atau tujuan instruksional dari kegiatan pembelajaran yang telah
dilaksanakan itu dapat dinyatakan dengan nilai.
Dalam konteks pelaksanaan pendidikan, evaluasi memiliki beberapa
tujuan, antara lain sebagai berikut:
1.      Untuk mengetahui kemajuan belajar siswa setelah mengikuti kegiatan
pembelajaran dalam jangka waktu tertentu.
2.      Untuk mengetahui efektivitas metode pembelajaran.
3.      Untuk mengetahui kedudukan siswa dalam kelompoknya.
4.      Untuk memperoleh masukan atau umpan balik bagi guru dan siswa dalam
rangka perbaikan.
Selain fungsi di atas, penilaian juga dapat berfungsi sebagai alat seleksi,
penempatan, dan diagnostik, guna mengetahui keberhasilan suatu proses dan hasil
pembelajaran. Penjelasan dari setiap fungsi tersebut adalah:
1.      Fungsi seleksi. Evaluasi berfungsi atau dilaksanakan untuk keperluan
seleksi, yaitu menyeleksi calon peserta suatu lembaga pendidikan/kursus
berdasarkan kriteria tertentu.
2.      Fungsi Penempatan. Evaluasi berfungsi atau dilaksanakan untuk keperluan
penempatan agar setiap orang (peserta pendidikan) mengikuti pendidikan
pada jenis dan/atau jenjang pendidikan yang sesuai dengan bakat dan
kemampuannya masing-masing.
3.      Fungsi Diagnostik. Evaluasi diagnostik berfungsi atau dilaksanakan untuk
mengidentifikasi kesulitan belajar yang dialami peserta didik, menentukan
faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya kesulitan belajar, dan menetapkan
cara mengatasi kesulitan belajar tersebut.
BAB III

KEUNGGULAN BUKU

A. KETERKAITAN ANTAR BAB


B. KEMUTAHIRAN BUKU
BAB IV

KELEMAHAN BUKU

A. KETERKAITAN ANTAR BUKU


B. KEMUTAHIRAN BUKU

BAB V IMPLIKASI

A. IMPLIKASI TERHADAP TEORI


B. IMPLIKASI TERHADAPPROGAM PEMBANGUNAN INDONEISIA
C. PEMBAHASAN DAN ANALISIS

BAB VI
SIMPULAN DAN SARAN

BUKU TERSEBUT

DAFTAR PUSTAKA
Halimatussakdiah, S.Pd., dan Nuaqlia Sibuea. 2014. Pembelajaran Bahasa
Indonesia di Kelas Rendah. Medan: Unimed Press.
LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai