Anda di halaman 1dari 9

DANCE AND MOVEMENT IN COUNSELING UNTUK ANAK-ANAK TUNARUNGGU

Medeline Ruth

UNIVERSITAS KATOLIK INDONESIA ATMA JAYA

PROGAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING

medelineruth@gmail.com

Abstark: terapi musik lewat dance and movement in counseling atau dance theraphy dapat
memberikan manfaat kepada anak-anak, remaja, dewasa,lansia, terutama individu berkebutuhan
khusus. Sebagai pendekatan pengaturan terapeutik, dance and movement adalah premis dari
beberapa asumsi teoritikal, yaitu dari literature psikoanalitik, bedasarkan bodywork,
perkembangan sebuah teori dan bedasarkan terapi Gestalt. Dance theraphy adalah pilhan
dance and movement sebagai alat psychotherapeutic tools. Dance and movement in counseling
memebrikan manfaat pada individu berkebutuhan khusus pada sekelompok anak tunaruggu yang
diberikan bimbingan agar mencapi kemampian sosial-interaktif dan kemampuan meniru
berhasil lewat gerakan tangan dan permainan lainnya seperti tarian klasikal India, mereka
memahaminya lewat bahasa isyarat dan menunjukan 100% kepuasan dalam partispasi 20 anak
laik-laki dan wanita dengan alat bantu dengar di sekolah Sebastian untuk tunarunggu dibawah
perlindungan kerajaan yang mulia putra mahkota Maha Vajiralongkom yang mengalami level
pendengaran sekitar 40-55 desibel kelas 10 hingga kelas 12 dalam dance movement
choreography yang dapat digunakan untuk berkomunikasi dengan anak-anak gangguan
pendengaran selama performance.

Kata kunci: dance and movement in counseling, individu berkebutuhan khusus, tunarunggu

1. PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG

Terapi musik lewat dance and movement in counseling (dance theraphy) dapat
memeberikian manfaat kepada anak-anak, remaja, dewasa, lansia, terutama individu
berkebutuhan khusus. Musik pada umunya memberikan banyak kesan kepada setiap
individu dengan warna dan responnya masing-masing. Lewat penulis, dalam mendengarkan
musik tertentu memberikan kesan yang berbeda-beda, seperti musik di Korea membuat
penulis ingin belajar menari atau tarian yang baru, musik kontemporer membuat penulis
mecoba memahami kesedihan serta perasaan yang ingin dikeluarkan performer seperti dalam
ballet, modern dance, gymnastic, ice sakting, serta tarian halus lainnya. Melalui musik ini
juga dapat diberikan kepada individu berkebutuhan khusus, seperti penulis yang
menggunakan alat bantu dengar sejak kecil. Pada individu berkebutuhan khusus, banyak
individu berkebutuhan khusus yang tertolong oleh dance and movement in counseling (dance
theraphy), terutama lewat dansa dan bahasa isyarat. Untuk itu penulis ingin memberi contoh-
contoh peneliti internasional yang telah mempratikan dance and movement di sekolah kepada
anak-anak tunarunggu.

1.2 Rumusan Masalah

Dari latar belakang di atas, penulis menemukan rumusan masalah:

1. Apa itu dance and movement in counseling?


2. Apa itu individu berkebutuhan khusus dan individu tunaruinggu?
3. Bagaimana terapi musik dapat diberikan pada individu tunarunggu lewat dance and
movement in counseling?
1.3 Tujuan

Dari rumusan masalah di atas, didapati tujuan:

1. Untuk mengetahui arti dance and movement in counseling.


2. Untuk mengetahui arti individu berkebutuhan khusus dan individu tunarunggu.
3. Untuk mengetahui bagaimana terapi music dapat diberikan pada individu tunarunggu
lewat dance and movement in counseling.

2. KAJIAN TEORI
Secara garis besar, Dance and movement theraphy (DMT) didasarkan dari psikoterapi untuk
banyak somatic dan penyakit fisik yang telah dikembangkan sejak tahun 1940an dengan
orientasi yang berbeda. Dance and movement theraphy mengunakan pergerakan sebagai alat
terapeutik untuk lebih jauh kepada emosi, kognitif, fisik dan integrasi sosial individu
(American Dance Theraphy Association [ADTA], 2015).
Penggunaan dance and movement in counseling dalam pengarturan terapeutik telah
ditemukan manfaat kepada manfaat klien di satu atau lebih dari enam area:
1. Resosialisasi dan intergrasi beramaan dengan system grup yang besar.
2. Ekspresi nonverbal kreatif untuk ekspresi emosional
3. Keseluruhan diri dan kesadaran tubuh dan peningkatan harga diri.
4. Koordinasi otot, kapabilitas pergerakan yang lebih luas, dan pelepasan tensi
5. Kegembiraan lewat relaksasi (Ritter& low, 1996)
6. Promosi empati dan kepribadian proseosial (Behrends et al, 2012)

Sebagai pendekatan dalam pengaturan terapeutik, dance and movement di premis dalam
beberapa asumsi teoritika;. Yang pertama datang dari litelatur psychoanalytic, lewat
keperayaan implist bahwa kesadaran dalam diri itu lewat tubuh (Freud, 1923/1961. Hal
tersebut lebih luas kepada bahwa pergerakan tubuh (sebagai aspek representatif
ketidaksadaran) dapat diberitahu kedalam pikiran kesadaran dalam perasaan dan ditekan
kembali beerpengaruh terhadap kehidupan seseorang.

Premis kedua dalam dance and movement in counseling adalah bedasarkan perkejaan tubuh.
Banyak bentuk perkejaan tubuh, termasuk beragam pijitan, putaran, biogenetik, yoga,
tragerwork, lomi bodywork, dan akupresur. Semuanya di desain untuk menolong orang
pemblokan psikofisikal di tubuh. Beberpa lebih fisik di alam ( pijitan), dan yang lain fokus
lebih kepada pemblokan pskologikal (bioergenetik). Manipulasi badan sering memicu
memori trauma masa lalu dan cedera atau bisa melihat perasaan (Wheinhold, 1987). Dengan
mengerjakan suatu badan lewat dance and movement. Jalan kesadaran yang sebelumnya
ditutup mulai dibuka kembali. Perkejaan tubuh dicari untuk menolong orang lebih integratif
(Brownell, 1981), hal ini terutama efektif dengan orang yang dekat untuk berbicara tentang
perasaan mereka,

Rasional ketiga untuk inkropasi dance and movement di preoses terapeutik didasarkan pada
teori perkembangan. Kepribadian manusia mulanya didominasi oleh orientasi pengalaman
fisik. Pada masa bayi, pergerakan dalam bagian komunikasi primer “ interaksi jasmani antara
ibu dengan baik, dalam sebuah nalar, dialog pertama. Dalam hubungan harmonis, pemberian
fisik dan mengambil pelan-pelan menjadi bagian dari koreograpi, simbiotik dansa yang
sempurna”.

Rasional keempat untuk dance and movement in counseling didasarkan pada terapi gestalt,
yang telah dikenali potensi pergerakan dalam beberapa tahun (Payne, 2006). Firtz Perls dan
yang lainnya terlibat dalam formula terapi gestalt menekan bahwa pergerakan badan adalah
metode utama dalam mendalami perasaan dan mempromosikan psikologikal pertumbuhan
(Meier& Davis, 2011; Perls, Hefferline& Goodman, 1951). Dalam pergerakan dan dasar,
pilihan emosi dan perubahan menjadi terlihat jelas.

Dalam pemberian terapi musik lewat dance and movement theraphy (DMT), dapat diberikan
pada tiap-tiap individu, mulai dari anak-anak,remaja,dewasa, lansia, terutama pada individu
berkebutuhan khusus. Dalam jurnal ini peneliti inigin lebih membahas kepada individu
berkebutuhan khusus, terutama pada individu tunarungu.

Menurut Praytino, bimbingan dan konseling adalah pelayanan bantuan perseta didik, baik
secara perorangan maupun kelompok agar secara mandiri dan berkembang secara optimal,
dalam bimbingan pribadi, bimbingan sosial, bimbingan belajar, dan bimbingan karier,
melalui berbagai jenis layanan dan kegiatan pendukung, bedasarkan norma-norma yang
berlaku.

Jadi bimbingan konseling adalah suatu proses pemberian bimbingan (bantuan) yang
dilakukan seseorang (ahli) kepada orang lain dengan proses wawancara atau face to face
kepada seseornag yang mengalami masalah agar orang tersebut dapat memahami dirinya
sendiri untruk mencapai perkembangan yang optimal sehingga dapat mencapai kesejahteraan
hidup yang lebih baik.

Anak berkebutuhan khusus (Heward) adalah anak-anak yang mengalami penyimpangan,


kelainan, atau ketunaan dalam segi mental emosi dan sosial, atau gabungan dari hal-hal
tersebut sedemikian rupa sehingga mereka memerlukan pelayanan pendidikan yang khusus,
yang disesuaikan dengan penyimpangan, kelainan atau ketunaan mereka.

Menurut Kauffman & Hallahan, ada sepuluh jenis anak berkebutuhan khusus, antara lain: (1)
Tunagrahita, (2) Tunanetra, (3) kesulitan belajar, (4) Autis, (5) Gannguan Perilaku (6)
Tunadaksa. (7) Tunalaras, (8) Tunaganda, (9) Tunarunggu, dan (10) Anak Berbakat.

Pada inidividu tunarunggu, adalah ketidakmampuan atau hambatan yang dimiliki individu
dalam pendengaran dan berbicara,sehingga membutuhkan arahan dan bimbingan agar
individu dapat berkembang secara optimal. Pada indidvidu tunarunggu dapat diberikan salah
satu fungsi Bimbingan dan Konseling yaitu fungsi pengembangan dan pemeliharaan adalah
fungsi bimbingan konseling yang akan menghasilkan tepelihara dan terkembangnya berbagai
potensi dan kondisi positif perseta didik dalam perkembangan dirinya secara mantap dan
berkelanjutan. Pemberian bantuan pada individu tunarunggu dapat diberikan melalui dance
and movement theraphy yaitu menggunakan dance theraphy dan bahasa isyarat.

2.1 Populasi

Populasi yang bisa digunakan dan diapliaksikan untuk masing masing kategori adalah:

1. kategori anak kita bisa menggunakan train station, hand dialogue, shadow, dan kids
dance.
2. Kategori remaja dapat menggunakan free dance, dan modern traditional dance.
3. Kategori dewasa dan keluarga dapat menggunakan family choreography.

3. PEMBAHASAN

Penulis mengambil dua jurnal berupa tindakan nyata yang telah dilakukan peneliti di sekolah
di wilayah internasional. Pada jurnal pertama yang berjudul “implementation of Dance
movement Theraphy Among Hearing Impaired Children”, terdapat Sembilan anak (wanita)
yang mengikuti dibawah otoritas. Semuanya diantara grup umur lima hingga Sembilan tahun.
Ijin resmi telah diambil semua dan otoritas ke tempat pengamatan untuk melakukan suatu
perkejaan. Masa studi adalah tiga bulan dan dalam seminngu dua kali diberikan untuk studi.
Setiap hari dua jam dihabiskan bersama dengan anak-anak. Partispan terlibat di beberapa
variasi aktifitas. Selama sesi pertama ahli unit bahasa isyarat telah disediakan oleh otoritas
utama setiap hari. Promosi dan perkembangan anak dicatat oleh pertolongan alhi subjek dan
psikogist. Selama studi, partisipan sedang melatih dengan pegerakan dansa sederhana dengan
gerakan tangan. Kemudian mereka sedang melatih sebuah pergerakan dengan ritme yang
beragam. Setiap partisipan memulai sesi danda dengan sesi pemanasan sederhana yang
melibatkan pegerakan tubuh diikuiti dengan beberapa gerakan dari yoga.

Hasil studi oleh peneliti adalah peneliti secara konsisten tertantang sekana studi dengan
gadis-gadis yang menggunakan alat bantu dengar. Sesi dansa menguji kemampuan
komunikasi non-verbal. Peneliti perlu mengekpresikan dirinya serta memahami kehalusan
mereka, cepat-beragam bahasa isyarat yang berulang-ulang. Terdapat Sembilan gadis dengan
alat bantu dengar, banyak dari mereka yang bisa membuat suara minim untuk berkomunikasi.
Tujuan utama sudah diatur untuk grup ini setelah asessmen pergerakan. Yang satu
menguatkan kemampuan grup sosial-interaksi sehingga mereka dapat berhubungan lebih
efektif dengan teman-temannya dan teman sebaya. Partisipan menghadapi beberapa masalah
dalam campuran sosial karena disabilitas mereka. Tujuan lain adalah untuk meningkatkan
kemampuan meniru dan sukses dengan latihan pergerakan tangan dan permainan dansa lain.
Mereka menyukai gerakan tangan yang digunakan di dansa klasikal India. Mereka
berhubungan dengan bahasa isyarat mereka. Variasi pergerakan digunakan untuk
mengekspresikan emosi dan menggambarkan cerita-cerita. Anak-anak juga sangat terlibat do
permainan dansa selama studi ini.

Anak-anak menikmati sesi dansa ini dnegan sangat. Mereka dapat berhubungan dengan lagu
dan guru kelas mereka mengekspresikan arti lagu kepada mereka dengan bahasa isyarat.
Terutama mereka berlatih hanya dengan bahasa bibir daris ebuah lagu. Namun beberapa dari
mereka mengekspereikannya dari bahasa isyarat mereka untuk bermain lagu dengan tape-
recorder, yangmana mereka dapat merasakan getaran. Ahli subjek juga mengatakan bahwa
anak-anak sangat nyaman dengan teknik ini sebagaimana mereka dapat merasakan lagu dari
getaran.

Kemudian jurnal kedua yang berjudul “Dance For The Herig Impaired Children”, peneliti
menemukan bahwa terdapat 76 (tujuh puluh enam) kelas 10 hingga kelas 12 murid sekolah
sebastian untuk tunarunggu dibawah perlindungan Yang mulia Putra Mahkota Maha
Vajiralongkorn dengan alat bantu dengar . target grup untuk peneliti melibatkan 20 (dua
puluh) murid pria dan wanita dengan alat bantu dengar kelas 10 hingga kelas 12 yang
memiliki tingkat pendengaran antara 40-55 desibel. Murid-murid ini dalam grup target
dipilih bedasarkan volunteer mereka. Peneliti menyediakan murid yang mengunakan alat
bantu dengar yang berpasipasi (volunteer) dalam penelitian untuk memiliki kesehatan mental
bedarkan indicator mental Thai, di bawah perlindingan departemen kesehatan mental,
menteri kesehatan yangmana digunakan sebagai informasi pendahuruan pada emosi dan
kapabilitas mental anak-anak dengan bantu dengar sebelum memlulai partisipasi di dansa
untuk aktivitas anak-anak dnegan alat bantu dengar. Peneliti menciptakan beberapa aktivitas
pertunjukan seni yang cocok untuk perkembangan kapbilitas anak bantu dengar. Setiap
aktivitas memerlukan eksperimen selam 90 menit. Dua kali seminggu, dan untuk 10 minggu
beturut-turut, menjadikan total 20 eksperimen. Eksperimen diadakan antara Desember 2009
dan Febuari 2010 sesuai dengan aktivitas desain dan prosedur bersamaan dengan observasi
peneliti pada masalah anak-anak dan kepribadian-kepribadian, emosi, dan perkembangan
mental

Kemudian peneliti juga melakukan pertanyaan kepuasan partisipasi dan guru dansa dalam
“dansa anak-anak dengan alat bantu dengar” yang terdiri dari 20 (dua puluh) pertanyaan
yangmana hasilnya dapat dinterprestasikan dan digunakan oleh peneliti serta wawancara
secara perseoranagan tentang opini dalan aktivitas saat setiap sesi ekperimental. Hasilnya
dapat digunakan untuk perekembangan beberapa minggu berikutnya serta data emosional dan
kapabilitas perkembangan anak-anak tunarunggu.

Hasil eksperimen, 19 anak dengan alat abntu dengar berada pada kategori rendah dan 1
murid di kategori sedang. Namun, setelah eksperimen, semua ke 20 anak dalam grup target
menunjukan evikueliensi 100% dan level kesehatan mental pada kategori sedang, kemudian
100% grup target menunjukan kepuasan dengan tingkat kepuasan yang tinggi pada perfoma
tanpa lrik namun ditekankan dalam dansa bersamaan dengan ritme daripada perfoma dengn
lirik, 100% target grup menunjukan tingkat kepuasan di partiisipasi mereka di koreograpi
pergerakan dansa yang bisa digunakan untuk berkomunikasi dengan anak-anak tunarunggu
lainnya selama tampilan, 100% target grup menujukan tingkat kepuasan di koreograpi
pergerakan pukulan drum bersmaan kenyamanan didapatkan dari drum, 100% target tingkat
kepuasan di pencipta ritme pukulan bambu dan koreograpi dansa bersamaan dengan
kenyamanan mereka didiapatkan dari menggunkana penampilan instrument, 100% target
tingkat kepuasan pada partisipasi dalam pertunukan koreograpi pergerakan dansa dan
kenyamanan didapatkan dari kreatifitas pergerakan yang berbeda-besa menggunakan
beberapa tubuh seperti tangan, lengan, dan kaki, dan 100% target dengan tingkat kepuasan
dalam partisi mereka sebagai perfomer diantara mereka dan performer lainnya dengan anak-
anak tanpa alat bantu dengar.

Kedua jurnal ini menunjukan respon yang sama, yaitu keberhasilan dalam mempratikan
pergerakan dansa sederhana seperti pergerakan tangan, membaca bibir serta bahasa isyarat.
Dimana dengan pergerakan sederhana dan bahasa isyarat memberikan kenyamanan kepada
anak-anak yang menggunakan alat bantu dengar yang dapat meningkatkan emosi yang baik,
kepercayaan diri, dan komunikasi yang harmonis.

Hal ini terdapat dalam premis kedua dalam dance and movement in counseling yang berpusat
pada pergerakan tubuh seperti yoga, pergerakan tangan, dan bahsa bibir yang telah dipratikan
oleh kedua peneliti di masing-masing jurnal dengan hasil yang sama yaitu hasil yang baik.
Premis kedua ini berpusat pada pemblokan psikofisikal tubuh. Manipulasi badan yang
memicu trauma masa lalu mungkin dapat menghambat anak-anak tunarunggu dalam
berkomunikasi. Maka dengan bahasa isyarat, dimana anak-anak dapat mengekspresikan tema
serta emosi anak serta menciptkan komunikasi yang baik dan menciptkan suasana yang baik
antara peneliti dengan anak-anak.

Hal ini juga terdapat dalam premis keempat, yaitu terapi gestalt yang berpusat pada
mendalami perasaan dan psikologikal pertumbuhan. Lewat beberapa pergerakan emosi dan
perubahan menjadi terlihat jelas.

Penulis sebagai calon guru BK dapat memberikan bantuan dengan salah satu fungsi BK yaitu
pemeiharaan dan pengembangan, dimana merupakan fungsi bimbingan konseling yang
mengahsilkan tepeliharanya dan berkembangnya berbagai potensi dan kondisi positif perseta
didik dalam rangka perkembangan dirinya secara mantap dan berkelanjutan. Penulis dapat
mengamati anak-anak tunarunggu serta mencari informasi di lingkungan sekolah seperti guru
wali kelas serta guru mata pelajaran yang dapat membantu penulis memeproleh pemberian
bimbingan yang cocok untuk anak-anak tunarunggu yang mungkin mengelami masalah
dalam berkomunikasi dapat membangun rapport lewat komuikasi bahasa isyarat agar konseli
tunarunggu ini dapat merasakan kenyamanan dan kehangatan berupa unconditional positive
regard dimana, konsel merasakan peenrimaan diri sepenuhnya dari konselor dengan terbuka.
Namun, peneliti perlu memliki serifikat dalam dance theraphy sehingga mampu memenuhi
tugas pengapliasian dance theraphy dalam kehidupan nyata.

4. PENUTUP

Dari pembahasan diatas, peneliti mendapati:

1. Pembaca dapat mengaplikasikan dance and movement in counseling dengan pergerakan


tangan, bahasa bibir, dan bahaa isyarat untuk menciptakan rapport antara konseli dan
konselor, sehingga konseli merasakan keterbukaan komunikasi serta perasaan lewat
bahasa isyarat serta kenyamanan lewat tarian sederhana.
2. Pembaca dapat mengpalikasikan dengan mengamati individu berkebutuhan khusus
tunarunggu dengan mencari informasi dari lingkungan sekolah seperti guru wali kelas
serta guru mata pelajaran agar pembaca dapat memberikan pemberian bantuan yang tepat
kepada individu tunarunggu.

DAFTAR PUSTAKA

Gladding, Samuel T. (2016). The Creative Arts In Counseling 5Th Edition . American Counseling
Association.

Chatterje, Arpita. (2016). Implementation of Dance Move Theraphy Amog Hearing Impaired
Children. Indian Journal of Research. 5.69-70

Wanwichai, Rawiwan. (2010). Dace for Hearing Impaired Children. Fine Arts International
Journal.14. 19-22

Anda mungkin juga menyukai