Anda di halaman 1dari 5

1

Implementasi Dance and Movement Therapy (DMT) bagi Semua


Kalangan dalam Proses Konseling

Paula Jati

Program Studi Bimbingan dan Konseling, Fakultas Pendidikan dan Bahasa


Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya
E-mail:
paula.201903040001@univ.atmajaya.ac.id

ABSTRAK

Penelitian ini akan berbicara banyak mengenai pengertian, manfaat, serta


penggunaan gerakan tubuh, secara khusus tari-tarian dalam berbagai lini kehidupan,
secara khusus dalam bidang bimbingan dan konseling. Studi dilakukan dengan
menggunakan metode studi literatur terhadap peranan gerak tari dalam dunia
konseling. Penelitian memberikan hasil yang positif, bahwa gerak tari dapat
membantu melepas stres dan memberikan manfaat bagi peningkatan imunitas tubuh
yang menghasilkan hormon yang menghadirkan rasa bahagia yang senang yang
membantu proses penyembuhan trauma dan stres yang dihadapi oleh konseli.
Dance therapy direkomendasikan untuk digunakan secara meluas sebagai teknik
dalam konseling.

Kata Kunci: dance therapy, teknik konseling, manfaat dance therapy, dance
movement therapy.

PENDAHULUAN

Dance and movement therapy (DMT) atau yang biasa dikenal sebagai dance
therapy, merupakan salah satu bentuk media yang digunakan dalam dunia
konseling untuk membantu konseli dalam mengatasi permasalahan yang dihadapi.
Secara etimologis, dance therapy berasal dari dua kata, yakni “dance” yang
merupakan suatu kegiatan yang digunakan dalam proses terapi, dan “therapy” yang
merupakan serangkaian upaya yang dirancang untuk membantu individu
2

mengentaskan permasalahannya. Dance therapy pada dasarnya merupakan


kegiatan yang menggunakan gerakan maupun tarian yang dilakukan untuk fungsi
intelektual, emosional, dan motorik tubuh. Dance therapy sangat dapat dilakukan
oleh semua kalangan, baik secara kelompok maupun individual, sehingga dance
therapy dapat disebut dengan tari yang kreatif untuk kegiatan terapetik. Penggunaan
dance therapy yang dapat dilakukan oleh semua kalangan ini tentu menjadi
kesempatan besar untuk perkembangan anak pula. Menurut Triyanto (dalam
Rahmawati, dkk, 2018) pendidikan seni tari sangat efektif bagi anak dengan
ditandai terciptanya kondisi yang mampu memberikan peluang anak secara bebas
terkendali mengembangkan kepekaan, fantasi, imaginasi, dan kreasi. Penggunaan
dance therapy bagi anak juga dapat membantu mengatasi permasalahan kelelahan
dalam proses pembelajaran yang juga dialami berbagai anak. Pada dasarnya
terdapat dua prinsip dasar dalam dance therapy, yakni (1) hubungan antara gerak
dan emosi, dengan mengeksplorasi variasi kosakata melalui gerakan yang aman,
seimbang secara spontan dan mudah diadaptasi; (2) melalui gerakan dan menari
dunia batin masing-masing orang menjadi nyata, individu berbagi banyak
simbolisme pribadi mereka, melalui menari bersama hubungan menjadi terlihat
(Payne:1992).

PEMBAHASAN

Dance Movement Therapy (DMT) merupakan latihan fisik yang bersifat


rekreasional, sarana komunikasi verbal dan non-verbal, sarana ekspresi diri dengan
gerakan, interaksi sosial, dan pelepas ketegangan (Junaidin:2017). Penggunaan
dance therapy yang dapat dilakukan oleh semua kalangan ini diharapkan menjadi
cara untuk membantu konseli lebih leluasa dalam mengekspresikan segala perasaan
yang tidak dapat diucapkan secara lisan. Dance therapy masih dapat dikaitkan
dengan music therapy dalam proses penerapannya. Musik dan terapi tari telah
terbukti meningkatkan suasana hati, kebugaran, kepercayaan diri, dan penguasaan
dan bersosialisasi dengan orang lain (Situmorang:2021). Penggunaan dance
therapy dapat dibagi ke dalam tiga populasi yakni kids (train stasion, hand
dialogue, shadow, dan fids dance), adolescents (free dance, modern or traditional
3

dance), dan adult and family (family choreography). Pemberian dance therapy
sebenarnya dapat membantu menurunkan stress yang dialami oleh semua kalangan,
sehingga secara emosional dance memampukan individu untuk memiliki self-
awareness, mengurangi stres dan merupakan sarana terbaik yang dapat dilakukan
untuk mengekspresikan perasaan emosional (Dewisagita dkk: 2018).

Konseli yang mendapatkan media dance therapy tentu akan mendapatkan


berbagai macam manfaat, diantaranya akan meningkat sirkulasi oksigen darah ke
otot dan otak, dan membantu menginduksi pelepasan endorfin yang berguna dalam
produksi analgesia dan menciptakan rasa bahagia (Situmorang:2021). Selain itu,
manfaat lain yang didapatkan, yakni (1) meningkatkan kebugaran fisik, (2)
peningkatan kognisi, (3) meningkatkan suasana hati, (4) meningkatkan
kepercayaan diri, (5) meningkatkan dan melancarkan sirkulasi oksigen, (6)
membantu menginduksi pelepasan endorphin, (7) membantu menurunkan resiko
demensia pada orang tua, (8) meningkatkan keterampilan sosial, (9) melatih untuk
memecahkan masalah, dan manfaat lainnya yang dapat membantu perkembangan
diri menuju yang lebih baik.

Dance therapy diaplikasikan bagi individu yang memiliki kesulitan dalam


menjalin komunikasi secara personal, mengola permasalahan emosional, stress,
konflik, dan traumatik. Terapi ini dilakukan dengan mengenali perasaan atau
pemikiran yang tengah dihadapi dan dirasakan oleh konseli. Setelahnya, konselor
akan memberikan simulasi gerakan yang menggambarkan hal tersebut dan
kemudian memberikan kesempatan bagi konseli untuk melakukan gerakan-gerakan
yang sudah disimulasikan. Setelah rangkaian gerakan menari dilakukan, akan
diadakan sesi kecil seperti brainstorming untuk mengetahui apa yang dirasakan
oleh konseli saat melakukan rangkaian kegiatan menari tersebut dan konselor pun
akan memberikan pertanyaan-pertanyaan yang mendorong konseli untuk berpikir
ke depan dan memproyeksikan setiap pergerakan tersebut dengan penuh makna.
Sebagai contoh, gerakan menari Baby Shark yang dilakukan di RS Darurat Wisma
Atlet (biasa dikenal sebagai Wisma Atlet) bagi para anak-anak dan remaja
penyintas COVID-19 untuk mengurangi stres dan meningkatkan imunitas tubuh.
4

Hal ini membantu para penyintas untuk membangkitkan rasa bahagia dan senang,
pikiran yang positif, yang dapat membant proses kemajuan dalam penyembuhan.

Oleh karena itu, penggunaan terapi ini cocok untuk dapat diterapkan bagi
semua kalangan. Terapi ini direkomendasikan untuk dipergunakan sebagai metode
lainnya untuk mempermudah proses konseling.

KESIMPULAN

Dance therapy merupakan salah satu alternatif terapi konseling yang sangat
bermanfaat bagi konseli. Teknik ini dapat dipergunakan untuk meringankan rasa
stres dan tekanan yang dialami oleh konseli. Selain itu, terapi ini akan
meningkatkan hormon pembawa rasa senang dan bahagia, sehingga dapat
mambantu konseli untuk dapat berpikir positif dan fokus untuk maju ke depan.
Terapi ini dapat diterapkan pada semua kalangan mengingat manfaat yang
diberikannya. Oleh karena itu, terapi musik ini sangat direkomendasikan untuk
diterapkan secara meluas.

DAFTAR PUSTAKA

D., TP, L. C., Esterina, R. J., & Anindya, R. (2020, May 8). Pengembangan

Media Video Berbasis Dance and Movement Therapy untuk


Mengatasi Stres Skripsi Mahasiswa Tingkat Akhir.
https://doi.org/10.31234/osf.io/auxd8

Junaidin, Ns. (2017). Pengaruh Dance Movement Therapy Terhadap

Perubahan Tekanan Darah Pada Lansia yang Hipertensi di Posyandu


Lansia Desa Pela Wilayah Kerja Puskesmas Monta Kabupaten Bima
2017. JISIP, 1 (2), 206-226.
http://ejournal.mandalanursa.org/index.php/JISIP/article/view/345

Payne,H. (1992). Dance movement therapy: theory and practice. New York
5

by Routledge 11 New Fetter Lane, London.


http://www.magisterseniusu.com/uploads/1/8/0/0/1800340/helen_p
ayne-dance_movement_therapy__theory_and_practice__1992_.pdf

Rahmawati., Wibowo, B.Y., & Lestari, D.J. (2018). Menari Sebagai Media

Dance Movement Therapy (DMT). Jurnal Pendidikan dan Kajian


Seni, 3 (1), 31-46.
https://jurnal.untirta.ac.id/index.php/JPKS/article/view/4065

Situmorang, D. D. B. (2021). Using TikTok App for Therapy and Sharing

Happiness in COVID-19 Outbreak. Addictive Disorders & Their


Treatment. doi: 10.1097/ADT.0000000000000255

Anda mungkin juga menyukai