Anda di halaman 1dari 5

KUIS PERTEMUAN KE-15

TERAPI MODALITAS PADA LANSIA

SOAL
1. Sebutkan pengertian Terapi modalitas?
2. Jelaskan manfaat terapi modalitas bagi lansia?
3. Uraikan jenis terapi modalitas untuk lansia?
4. Sebutkan jenis obat-obatan Herbal yang dapat diberikan pada lanjut usia yang
berguna untuk mendukung manfaat dari terapi modalitas/ untuk meningkatkan daya
imunitasnya?
5. Jelaskan 1 jenis terapi modalitas yang dapat diterapkan pada lanjut usia?
(jelaskan mulai dari pengertian, manfaat/tujuan terapi, Langkah-langkah/ prosedur
terapi modalitas sesuai yang Anda pilih)

JAWABAN
Nama : Cyntia Wahyu Nin Tyas
NIM : 191FK01026
Tingkat : 3B

1. Terapi modalitas adalah : Suatu kegiatan dalam memberikan asuhan keperawatan baik
di institusi maupun di masyarakat, yang bermanfaat bagi keswa dan berdampak
teraupeutik ( Ermawati, 2010 )

2. Manfaat terapi modalitas untuk lansia : untuk membantu dalam proses penyembuhan
dan mengurangi keluhan yang para lansia rasakan.

3. Terdapat beberapa jenis terapi modalitas untuk lansia, diantaranya adalah :

A. Psikodrama, dimana terapi ini bertujuan untuk mengekspresikan perasaan lanjut


usia sehingga lanjut usia dapat menyampaikan perasaannya sesuai peran yang
dipilih.

B. Terapi aktivitas kelompok (TAK), dimana terapi ini terdiri atas 7 – 10 orang,
dengan tujuan meningkatkan kebersamaan, bersosialisasi, bertukar pengalaman,
dan mengubah perilaku.

1
C. Terapi musik, dimana terapi yang bertujuan untuk menghibur para lanjut usia
sehingga meningkatkan gairah hidup, mencegah penurunan fungsi kognitif serta
dapat mengenang masa lalu

D. Terapi berkebun, dimana terapi yang bertujuan melatih kesabaran, kebersamaan,


dan memanfaatkan waktu luang.

E. Terapi dengan binatang, dimana terapi yang bertujuan untuk meningkatkan rasa
kasih sayang dan mengisi hari – hari sepinya dengan bermain bersama binatang.

F. Terapi okupasi, dimana terapi yang bertujuan untuk memanfaatkan waktu luang
dan meningkatkan produktivitas dengan membuat atau menghasilkan karya dari
bahan yang sudah disediakan.

G. Terapi kognitif, dimana terapi yang bertujuan untuk mencegah penurunan fungsi
kogntif dan penurunan daya ingat

H. Life review teraphy/reminiscence therapy, dimana terapi yang bertujuan untuk


meningkatkan gairah hidup dan harga diri, serta mencegah terjadinya penurunan
fungsi kognitif serta meningkatkan fungsi kognitif yang berarti dengan
menceritakan pengalaman hidupnya.

I. Rekreasi, dimana terapi yang bertujuan untuk meningkatkan sosialisasi, gairah


hidup, menurunkan rasa bosan, dan melihat pemandangan.

J. Terapi keagamaan, dimana terapi yang diberikan dengan tujuan untuk


kebersamaan, persiapan menjelang kematian, dan meningkatkan rasa nyaman.

K. Terapi keluarga, dimana terapi yang diberikan kepada seluruh anggota keluarga
sebagai unit penanganan (treatment unit). Tujuannya agar keluarga mampu
melaksanakan fungsinya.

4. Terdapat beberapa jenis obat herbal yang dapat dikonsumsi oleh para lansia dapat
mendukung terapi modalitas, diantaranya adalah :

A. Minyak zaitun, minyak zaitun dapat memperlancar peredaran darah


B. Seledri, seledri dapat membantu untuk menurunkan tekanan darah tinggi
C. Mentimun, mentimun dapat membantu untuk menurunkan tekanan darah tinggi
pada lansia.

2
5. Terapi musik terhadap kualitas tidur lansia yang mengalami insomnia di panti tresna
werdha teratai Palembang.
A. Pengertian
Terapi Musik adalah keahlian menggunakan musik atau elemen musik untuk
meningkatkan, mempertahankan, serta mengembalikan kesehatan mental, fisik,
emosional dan spiritual.
B. Manfaat
Adapun manfaat dari terapi musik ini adalah untuk membantu para lansia yang
mengalami insomnia agar dapat meningkatkan kualitas tidurnya.
C. Langkah-langkah
Persiapan dalam pemberian terapi musik meliputi persiapan diri penulis, alat-alat
serta persiapan klien. Penulis sebelumnya telah mempelajari SOP terapi musik agar
tidak gugup dalam mengimplementasikan kepada klien. Persiapan diri klien antara
lain klien sudah ditawarkan untuk memilih jenis musik yang akan digunakan untuk
terapi. Kedua klien memilih jenis musik campursari.
Pada tahap orientasi, penulis memberikan salam dan memanggil lansia dengan
namanya kemudian menjelaskan tujuan, prosedur dan lamanya tindakan yang akan
dilakukan. Dengan begitu klien akan merasa diperhatikan dan komunikasi terapeutik
antara penulis dengan klien tetap terjaga serta menunjukkan bahwa penulis akan
memberikan bantuan untuk menyelesaikan masalah klien.
Pada tahap ini klien pertama yaitu Ny. M sangat antusias ketika dijelaskan tentang
prosedur terapi musik. Klien kedua yaitu Ny. S juga memerhatikan penjelasan penulis
yang menandakan bahwa kedua klien telah siap untuk mendapatkan terapi musik.
Komunikasi terapeutik secara efektif dapat menimbulkan pengertian, pengaruh pada
sikap dan hubungan yang makin baik.
Tahap kerja dimulai dengan memberikan kesempatan klien untuk bertanya serta
menanyakan keluhan klien agar pada saat pelaksanaan klien dapat berfokus pada
musik yang didengarkan. Penulis juga menjaga privasi klien dengan melakukan terapi
di dalam kamar klien dan menutup pintu serta jendela kamar klien. Klien pertama
mempersilahkan penulis untuk menutup pintu dan jendela kamarnya sedangkan klien
kedua yaitu Ny. S menolak untuk ditutup jendela kamarnya karena merasa gerah.
Kemudian penulis menjelaskan efek terapi yang diharapkan yaitu relaksasi dan
membantu klien memilih posisi yang nyaman yaitu dengan berbaring agar klien

3
memiliki pemahaman tentang terapi yang akan diberikan dan merasa nyaman saat
diberikan terapi. Kedua klien langsung sepakat dan bersedia untuk diberikan terapi
musik.
Langkah utama dalam pemberian terapi musik mulai dari mendekatkan
perlengkapan musik, memastikan alat berfungsi dengan baik, memastikan volume
tidak terlalu keras dan tidak meninggalkan klien pada saat diberikan terapi dilakukan
untuk mengoptimalkan efek yang diharapkan dari pemberian terapi musik yaitu klien
merasa rileks dan mudah tertidur. Setelah diberikan terapi, klien diberikan
kesempatan untuk memilih musik yang akan digunakan pada terapi selanjutnya. Hal
ini dilakukan untuk mencegah kebosanan yang dapat terjadi pada klien. Pada tahap
terminasi, penulis mengevaluasi hasil kegiatan pemberian terapi musik pada kedua
klien untuk mengetahui respon klien terhadap pemberian terapi. Kedua klien
mengatakan pemberian terapi musik ini membuat klien merasa nyaman dan tenang
sehingga menyebabkan kantuk. Hal ini sesuai hasil penelitian Ximenes tentang
pengaruh musik jawa terhadap kualitas tidur lansia di BPSTW Abiyoso (2016) yang
mengatakan bahwa hasil evaluasi setelah diberikan terapi musik lansia mengatakan
merasa rileks dan mengantuk.

4
DAFTAR PUSTAKA

Arina Maliya, A. R. (2019). PENGARUH PIJAT KAKI DAN PUNGGUNG TERHADAP


TINGKAT TEKANAN DARAH PADA LANSIA DI PANTI WREDHA DAERAH
SURAKARTA. PROSIDING SEMINAR NASIONAL 2018, ISBN 978-602-6988-58-4.

Kurshariyadi. (2017). TERAPI MODALITAS KEPERAWATAN PIJAT PUNGGUNG


SEBAGAI PERAWATAN DAYA INGAT (BAHASA)LANSIA DI UNIT
PELAKSANA TEKNIS PANTI SOSIAL LANJUT USIA KABUPATEN JEMBER.
NurseLine Journal, e-ISSN 2545-464 X, Vol 2 No 1.

Trilia, B. S. (2013). PENGARUH TERAPI MODALITAS: TERAPI MUSIK TERHADAP


KUALITAS TIDUR LANSIA YANG MENGALLAMI INSOMNIA DI PANTI
TRESNA WERDHA TERATAI PALEMBANG. Jurnal Penelitian IKesT
Muhammadiyah Palembang, Vol 1 No 2.

Anda mungkin juga menyukai