Anda di halaman 1dari 33

MAKALAH KEBUGARAN IBU

“Terapi Musik”
Disusun Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah Kebugaran Ibu

Dosen pengampu :
Dr. Handayani, M.Kes

Disusun oleh:

Kelas 3A Kelompok 7

Sheva Mirza Azahra (P17124020035)


Vika Khaerunnisa (P17124020039)

PROGRAM STUDI DIII KEBIDANAN


POLITEKNIK KESEHATAN KEMESKES JAKARTA 1
TAHUN AKADEMIK 2022/2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur alhamdulillah kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa,
karena telah melimpahkan rahmat-Nya berupa kesempatan dan pengetahuan sehingga
makalah “Terapi Musik” dapat selesai pada waktunya. Sehubungan dengan itu kami
ingin menyampaikan terimakasih sebanyak banyaknya kepada:
1. Kedua orang tua kami yang memberikan dukungan serta doa yang tak henti
hentinya.
2. Dosen pembimbing mata kuliah Kebugaran Ibu yang telah membantu kami
sehingga makalah ini dapat diselesaikan sesuai dengan waktunya.
Kami berharap semoga makalah ini bisa menambah pengetahuan para pembaca.
Namun terlepas dari itu kami memahami bahwa makalah ini masih jauh dari kata
sempurna, sehingga kami sangat mengharapkan kritik serta saran yang bersifat
membangun demi terciptanya makalah selanjutnya yang lebih baik lagi.

Jakarta, 18 Juli 2022

Tim Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..................................................................................................i

DAFTAR ISI................................................................................................................ii

BAB I (PENDAHULUAN)..........................................................................................1

A. Latar Belakang....................................................................................................1

B. Rumusan Masalah...............................................................................................2

C. Tujuan Masalah..................................................................................................2

D. Manfaat Penulisan..............................................................................................2

BAB II (TINJAUAN PUSTAKA)..............................................................................3

A. Pengertian Terapi Musik ...................................................................................3

B. Manfaat Terapi Musik .......................................................................................4

C. Jenis - Jenis Terapi Musik .................................................................................6

D. Teknik Terapi Musik .........................................................................................9

E. Musik Bagi Ibu Hamil dan Ibu Sesudah Melahirkan.......................................10

BAB III (TINJAUAN KASUS).................................................................................11

BAB IV (PENUTUP).................................................................................................24

A. Kesimpulan.......................................................................................................24

B. Saran.................................................................................................................24

DAFTAR PUSTAKA................................................................................................25

LAMPIRAN...............................................................................................................26

LEMBAR PERSETUJUAN......................................................................................30

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Musik merupakan sebuah rangsangan pendengaran yang terorganisir
yang terdiri atas melodi, ritme, harmoni, timbre, bentuk dan gaya. Musik
klasik seringkali menjadi acuan terapi musik, karena memiliki rentang nada
yang luas dan tempo yang dinamis (Nurrahmani,2012). Musik klasik adalah
komposisi musik yang lahir dari budaya Eropa sekitar tahun 1750-1825 yang
memilki ciri-ciri penggunaan dinamika dari Keras menjadi Lembut, crassendo
dan decrasscendo, Perubahan tempo dengan accelerando (semakin Cepat) dan
Ritarteando (semakin lembut), pemakaian ornamentik dibatasi, penggunaan
Akord 3 nada (Envilia, 2013). Seiring dengan perkembangan zaman
ketertarikan para peneliti terhadap musik dan bagaimana pengaruhnya
terhadap kesehatan juga mengalami perkembangan. Berdasarkan penelitian
yang dilakukan oleh Chafin (2004) mendengarkan musik klasik dapat
mengurangi kecemasan dan stres sehingga tubuh mengalami relaksasi yang
mengakibatkan penurunan tekanan darah dan denyut jantung. Penggunaan
musik sebagai media terapi di rumah sakit juga mengalami perkembangan
yang signifikan pada tahun-tahun terakhir ini. Musik digunakan juga untuk
mengurangi kecemasan pada penderita yang akan diakukan tindakan invasif.
Bahkan beberapa hasil penelitian yang telah dipublikasi, pada orang dewasa,
dilaporkan bahwa musik tidak memiliki efek samping dan efikasinya cukup
baik digunakan sebagai terapi adjuvant pada penderita hipertensi. Terapi
musik ini bertujuan merangsang otak untuk memproduksi hormon
kebahagiaan yaitu beta endorphin, yang dimana hormon ini diharapkan
mampu mengurangi produksi hormostres sehingga tingkat stres bisa menurun
dan dampak lanjut dari stres ini bisa dicegah.

1
B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah sebagai berikut :
1. Apa itu Pengertian Terapi Musik?
2. Apa saja Manfaat Terapi Musik?
3. Apa saja Jenis - Jenis Terapi Musik?
4. Bagaimana Tekhnik dari Terapi Musik?
5. Bagaimana Musik Bagi Ibu Hamil dan Ibu Sesudah Melahirkan

C. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Khusus
Untuk memenuhi nilai mata kuliah Kebugaran Ibu.
2. Tujuan Umum
a) Untuk mengetahui pengertian Terapi Musik
b) Untuk mengetahui Manfaat dari Terapi Musik
c) Untuk mengetahui Apa saja jenis Terapi Musik
d) Untuk mengetahui Bagaimana Tekhnik dari Terapi Musik?
e) Untuk mengetahui Bagaimana Musik Bagi Ibu Hamil dan Ibu Sesudah
Melahirkan

D. Manfaat Penulisan
Makalah ini bermanfaat sebagai penunjang untuk materi pembelajaran
dan untuk pengetahuan agar mahasiswa bisa mengetahui mengenai Kebugaran
Ibu terutama mahasiswa Poltekkes Kemenkes Jakarta 1 yang nantinya
menjadi bagian dari pelayanan kesehatan.

2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian Terapi Musik


Terapi musik adalah terapi menggunakan musik yang tujuannya untuk
meningkatkan atau memperbaiki berbagai kondisi, baik fisik, emosi, kognitif,
maupun sosial bagi individu dari berbagai kalangan usia. Musik merupakan
teknik distraksi efektif yang dapat menurunkan intensitas nyeri, keadaan stress
dan tingkat kecemasan dengan cara mengalihkan perhatian seseorang dari
perasaan nyeri dan cemas yang dirasakan (Dikriansyah, 2018).
Menurut Maryuni dan Yetty dalam Dikriansyah Fikri (2018) Terapi
musik merupakan suatu bentuk kegiatan yang mempergunakan musik dan
lagu/nyanyi secara terpadu dan terarah didalam membimbing ibu selama masa
kehamilan yang dimaksudkan untuk mencapai tujuan: relaksasi bagi ibu
hamil, stimulasi dini pada janin, menjalin keterikatan emosional antara ibu
hamil dan janinnya.
Menurut Cervellin dalam Gabela (2017) Terapi musik adalah suatu
terapi yang menggunakan metode alunan melodi, ritme, dan harmonisasi suara
dengan tepat. Terapi ini diterima oleh organ pendengaran kita yang kemudian
disalurkan ke bagian tengah otak yang disebut sistem limbik yang mengatur
emosi.
Terapi musik adalah keahlian menggunakan musik atau elemen musik
oleh seorang terapis untuk meningkatkan, mempertahankan dan
mengembalikan kesehatan mental, fisik, emosional dan spritual. Dalam
kedokteran, terapi musik disebut sebagai terapi pelengkap (Vianna, 2019).

3
Menurut Trrape dalam Gabela (2017) Musik sangat mempengaruhi
kehidupan manusia. Musik memiliki 3 bagian penting yaitu tempo, ritme, dan
harmoni. Tempo mempengaruhi tubuh, ritme mempengaruhi jiwa, sedangkan
harmoni mempengaruhi perasaan.
Menurut Djohan dalam Gabela (2017) Terapi Musik yang efektif
menggunakan musik dengan komposisi yang tepat antara tempo, ritme dan
harmoni yang disesuaikan dengan tujuan dilakukannya terapi musik.

B. Manfaat Terapi Musik


Menurut Dewi dalam Gabela (2017) Musik berperan sebagai salah
satu teknik relaksasi untuk memperbaiki, memelihara, mengembangkan
mental, fisik, dan kesehatan emosi. Ketenangan dan kesadaran yang
meningkat dicirikan oleh gelombang alfa, yang daurnya mulai 8 hingga 13
hertz. Periode‐periode puncak kreativitas, meditasi dan tidur dicirikan oleh
gelombang theta, dari 4 hingga 7 hertz, dan tidur nyenyak, meditasi yang
dalam, serta keadaan tak sadar menghasilkan gelombang delta, yang berkisar
dari 0,5 hingga 3 hertz. Semakin lambat gelombang otak, semakin santai,
puas, dan damailah perasaan. Musik selain dapat meningkatkan kesehatan
seseorang juga dapat meringankan dari rasa sakit, perasaan‐perasaan dan
pikiran yang kurang menyenangkan serta membantu untuk mengurangi rasa
cemas
Menurut Wang CF dalam Gabela (2017) Musik dapat digunakan
dalam lingkup klinis, pendidikan, dan social bagi klien atau pasien yang
membutuhkan pengobatan, pendidikan atau intervensi pada aspek sosial dan
psikologis.
Menurut Campbell dalam Gabela (2017) Menyebutkan bahwa musik
memiliki beberapa manfaat, yaitu:
1. Musik menutupi bunyi dan perasaan yang tidak menyenangkan.

4
2. Musik dapat memperlambat dan menyeimbangkan gelombang otak.
3. Musik mempengaruhi pernapasan.
4. Musik mempengaruhi denyut jantung, denyut nadi, dan tekanan darah.
5. Musik mengurangi ketegangan otot dan memperbaiki gerak serta
koordinasi tubuh.
6. Musik dapat mengatur hormon‐hormon.
7. Musik dapat memperkuat ingatan dpelajaran.
8. Musik dapat memperkuat ingatan dan pelajaran.
9. Musik dapat meningkatkan produktivitas.
10. Musik meningkatkan asmara dan seksualitas.
11. Musik merangsang pencernaan.
12. Musik meningkatkan daya tahan.
Menurut Harmat L dalam Gabela (2017) Musik juga berdampak pada
beberapa produksi hormone beberapa di antaranya adalah serotonin,
melatonin, dan oksitosin. Terapi musik berdampak positif untuk mengatasi
stres karena dapat mengaktifkan sel-sel pada sistem limbik dan saraf otonom
asien, sehingga kekebalan tubuh meningkat dan merangsang pengeluaran
serotonin. Perubahan tingkat serotonin dapat memperbaiki suasana hati, baik
itu menciptakan suasana tenang, rileks, aman, maupun menyenangkan,
sehingga mampu membuat pasien merasa nyaman.
Menurut Okada dalam Gabela (2017) Musik juga terkait dengan
peningkatan oksitosin dan mengurangi pengeluaran sitokin dalam plasma.
Semua ini berkontribusi pada suasana santai dan mempertahankan tidur.
Menurut Spawnthe dalam Vianna (2019) Musik mempunyai manfaat
sebagai berikut:
1. Efek Mozart, adalah salah satu istilah untuk efek yang bisa dihasilkan
sebuah musik yang dapat meningkatkan intelegensia seseorang.
2. Refresing, pada saat pikiran seseorang lagi kacau atau jenuh, dengan
mendengarkan musik walaupun sejenak, terbukti dapat menenangkan dan

5
menyegarkan pikiran kembali.
3. Motivasi, adalah hal yang hanya bisa dilahirkan dengan “feeling” tertentu.
Apabila ada motivasi, semangatpun akan muncul dan segala kegiatan bisa
dilakukan.
4. Perkembangan Kepribadian, kepribadian seseorang diketahui
mempengaruhi dan dipengaruhi oleh jenis musik yang didengarnya selama
masa perkembangan.
5. Terapi, berbagai penelitian dan literatur menerangkan tentang manfaat
musik untuk kesehatan, baik untuk kesehatan fisik maupun mental.
Beberapa gangguan atau penyakit yang dapat ditangani dengan musik
antara lain : kanker, stroke, dimensia dan bentuk gangguan intelengisia
lain, penyakit jantung, nyeri, gangguan kemampuan belajar, dan bayi
prematur.
6. Komunikasi, musik mampu menyampaikan berbagai pesan ke seluruh
bangsa tanpa harus memahami bahasanya. Pada kesehatan mental, terapi
musik diketahui dapat memberi kekuatan komunikasi dan ketrampilan
fisik pada penggunanya.

C. Jenis - Jenis Terapi Musik


Menurut Aditia dalam Dikriansyah (2018) Dalam dunia penyembuhan
dengan music, dikenal 2 macam terapi music yaitu
1. Terapi Musik Aktif
Dalam terapi music aktif pasien diajak bernyanyi, belajar bermain alat
music, menirukan nada- nada, bahkan membuat lagu singkat. Dengan
kata lain pasien berinteraksi aktif dengan dunia music. Untuk melakukan
terapi musik aktif tentu saja dibutuhkan bimbingan seorang pakar terapi
yang kompeten.
2. Terapi Musik Pasif

6
Terapi music pasif adalah terapi yang murah, mudah, dan efektif .
Pasien hanya perlu mendengarkan dan menghayati suatu aliran music
tertentu yang disesuaikan dengan masalahnya. Hal terpenting dalam terapi
music pasif adalah pemilihan jenis music yang harus tepat dengan
kebutuhan pasien.
Menurut Potter dalam Vianna (2019) Jenis musik yang digunakan
dalam terapi musik dapat disesuai dengan keinginan, seperti musik klasik,
intrumentalia, slow music, orkestra, dan musik modern lainnya. Musik lembut
dan teratur seperti intrumentalia dan musik klasik merupakan musik yang
sering digunakan untuk terapi musik.
Berikut ini adalah pengelompokan musik berdasarkan genre musiknya
(Dictionary, 2013):
1. Musik Klasik
Musik Klasik biasanya merujuk pada musik klasik Eropa, tapi kadang
juga pada musik klasik Persia, India, dan lain-lain. Musik klasik Eropa
sendiri terdiri dari beberapa periode, misalnya barok, klasik, dan romantik.

2. Musik Gospel
Musik Gospel didominasi oleh vokal dan biasanya memiliki tema
Kristen. Di Indonesia, musik gospel banyak dipopulerkan oleh musisi
seperti Franky Sihombing, Giving My Best, Nikita, True Worshippers.
3. Jazz
Jazz adalah jenis musik yang tumbuh dari penggabungan blues,
ragtime, dan musik Eropa, terutama musik band. Beberapa subgenre jazz
adalah Dixieland, swing, bebop, hard bop, cool jazz, free jazz, jazz fusion,
smooth jazz, dan CafJazz.
4. Blues
Blues berasal dari masyarakat Afro-Amerika yang berkembang dari
musik Afrika barat. Jenis ini kemudian mempengaruhi banyak genre

7
musik pop saat ini, termasuk ragtime, jazz, big band, rhythm and blues,
rock and roll, country, dan musik pop.

5. R&B
R&B (Rhythm and blues) adalah nama musik tradisional masyarakat
AfroAmerika, yaitu musik pop kulit hitam dari tahun 1940-an sampai
1960-an yang bukan jazz atau blues.
6. Funk
Funk juga dipelopori oleh musisi-musisi Afro-Amerika, misalnya
James Brown, Parliament-Funkadelic, dan Sly and the Family Stone.
7. Rock
Rock, dalam pengertian yang paling luas, meliputi hampir semua
musik pop sejak awal 1950-an. Bentuk yang paling awal, rock and roll,
adalah perpaduan dari berbagai genre di akhir 1940-an, dengan musisi-
musisi seperti Chuck Berry, Bill Haley, Buddy Holly, dan Elvis Presley.
Hal ini kemudian didengar oleh orang di seluruh dunia, dan pada
pertengahan 1960-an beberapa grup musik Inggris, misalnya The Beatles,
mulai meniru dan menjadi populer.
8. Pop
Musik pop adalah genre penting namun batas-batasnya sering kabur,
karena banyak musisi pop dimasukkan juga ke kategori rock, hip hop,
country, dan sebagainya. Musik pop diambil dari istilah “popular”, yang
artinya terkenal. Musik pop adalah nama bagi aliran-aliran musik yang
didengar luas oleh pendengarnya dan kebanyakan bersifat komersial.
Biasanya musik ini terkenal dalam jangka waktu tertentu, kemudian
menghilang. Musik pop ini sangat digemari masyarakat karena lagunya
yang mudah dimengerti dan liriknya komersial. Musik ini selalu bertutur
tentang hubungan cinta antarmanusia atau tentang kehidupan sosial
masyarakat. Musik ini menggunakan tempo, irama, dan harmonisasi yang

8
mudah, dan sederhana. Oleh karena itu, musik ini mudah ditiru dan
dierima oleh masyarakat.

D. Teknik Terapi Musik


Menurut Pandoe dalam Vianna (2019) Beberapa dasar teknik terapi musik
yang dapat dilakukan :
1. Untuk memulai melakukan terapi musik, khususnya untuk relaksasi,
terapis dapat memilih sebuah tempat yang tenang, yang bebas dari
gangguan. Terapis dapat juga menyempurnakannya dengan aroma lilin
wangi aromaterapi guna membantu menenangkan tubuh.
2. Untuk mempermudah, terapis dapat mendengarkan berbagai jenis musik
pada awalnya. Ini berguna untuk mengetahui respon dari tubuh responden.
Lalu anjurkan responden untuk duduk di lantai, dengan posisi tegak dan
kaki bersilangan, ambil nafas dalam – dalam, tarik dan keluarkan perlahan
– lahan melalui hidung.
3. Saat musik dimainkan, dengarkan dengan seksama instrumennya, seolah –
olah pemainnya sedang ada di ruangan memainkan musik khusus untuk
responden. Terapis bisa memilih tempat duduk lurus di depan speaker,
atau bisa juga menggunakan headphone. Tapi yang terpenting biarkan
suara musik mengalir keseluruh tubuh responden, bukan hanya bergaung
di kepala.
4. Bayangkan gelombang suara itu datang dari speaker dan mengalir ke
seluruh tubuh responden. Bukan hanya dirasakan secara fisik tapi juga
fokuskan dalam jiwa. Fokuskan di tempat mana yang ingin eneliti
sembuhkan, dan suara itu mengalir ke sana. Dengarkan, sembari
responden membayangkan alunan musik itu mengalir melewati seluruh
tubuh dan melengkapi kembali sel – sel, melapisi tipis tubuh dan organ
dalam responden.

9
5. Saat terapis melakukan terapi musik, responden akan membangun sebuah
metode yang terbaik bagi diri sendiri. Setelah mengetahui bagaimana
tubuh responden merespon pada instrumen, warna nada, dan gaya musik
yang didengarkan, responden dapat mendesain sesi dalam serangkaian
yang telah dilakukan sebagai hal yang paling berguna bagi diri sendiri.
6. Idealnya, terapis dapat melakukan terapi musik selama kurang lebih 30
menit hingga satu jam tiap hari, namun jika tak memiliki cukup waktu 10
menit, karena selama waktu 10 menit telah membantu pikiran responden
beristirahat.

E. Musik Bagi Ibu hamil dan Ibu Sesudah Melahirkan


Manfaat yang didapat dari terapi musik bagi ibu-ibu hamil atau ibu-ibu
sesudah melahirkan dalam mempersiapkan janin menjadi anak cerdas dan
berkualitas.
1. Bagi ibu hamil, ibu sesudah melahirkan maupun janin, dan bayi, terapi
musik dapat menimbulkan reaksi psikologis, karena musik dapat
menenangkan (relaksasi) dan juga memberikan rangsangan (stimulasi).
2. Melalui kegiatan terapi musik dapat menyongsong masa depan bayi / anak
yang lebih cemerlang, karena untuk menghadapi era globalisasi
dibutuhkan individu- individu yang memiliki ketrampilan otak.
3. Kegiatan terapi musik dapat membantu ibu-ibu hamil agar tetap dapat
mempertahankan keseimbangan antara kesehatan jasmani, pikiran, dan
emosi.
4. Melalui rangsangan-rangsangan musik yang diperdengarkan kepada
janin / bayi secara teratur, maka dapat memberikan pengaruh yang sangat
besar bagi pertumbuhan dan perkembangan bayi tersebut kelak
dikemudian hari.
5. Dalam diri anak kelak akan tumbuh kepribadian yang kuat dan ia mampu
menyerap banyak hal (Vianna, 2019).

10
BAB III
TINJAUAN KASUS
Nama Mahasiswa :
NIM :
Tingkat :
Tempat Praktek :

FORMAT KEBIDANAN IBU HAMIL

I. Data Subyektif

Tanggal : 08 Mei 2022 Pukul 16.00

A. Biodata
Nama Klien : Ny F Nama Suami : Tn A
Umur : 23 tahun Umur : 24 tahun
Agama : Islam Agama : Islam
Suku/Bangsa : Jawa/Indonesia Suku/Bangsa : Jawa/Indonesia
Pendidikan : S1 Pendidikan : S1
Pekerjaan : Karyawan Swasta Pekerjaan : Karyawan
Swasta
Alamat/ Tlp : Bangetayu Kulon RT 2 RW 3

B. Alasan Kunjungan

11
Ulang/dengan keluhan
Gravida :1
Usia Kehamilan: 39 Minggu
Keluhan Utama : Ibu mengatakan masih cemas dengan proses persalinan.
Ibu mengatakan ingin memeriksakan kehamilannya, Ibu ingin bersalin dan
Ibu mengatakan ingin sekali melakukan persalinan dengan tehnik terapi musik
untuk mengurangi rasa sakit, ketidak nyamananya dan cemas yang ia rasakan.
Ibu sudah pernah mengikuti latihan kelas ibu hamil sejak kehamilan TM III.

C. Riwayat Menstruasi
- Menarche : Umur 14 tahun
- Menstruasi: Siklus teratur
Lama 28 hari

Banyak 2x ganti pembalut


Teratur/Tidak teratur
Disminore tidak ada
Konsistensi cair
- HPHT : Tanggal : 09 08 2021
Lama : 7 hari
Banyak : 3x ganti pembalut
Konsistensi : cair
- Taksiran Persalinan : 15 05 2022

D. Hasil Tes Kehamilan : positif


Tanggal Tes : 09 09 2019

E. Pergerakan Fetus
Dirasakan pertama kali usia : 16 minggu
Pergerakan Fetus dalam 24 jam terakhir : aktif 10×/jam

12
F. Kebiasaan Sehari-hari
1. Pola Makan 3x sehari Porsi : sedang
2. Menu makanan sehari hari :
Nasi, lauj pauk, sayue, buah
Perubahan makan yang dialami (termasuk ngidam, nafsu makan, dll)
Air putih, 8-9 gelas/hari
3. Pola Eliminasi
BAK : 5-6x perhari
BAB : 1x perhari
4. Aktivitas : kerja Dibantu
5. Pola istirahat dan tidur
Tidur siang : 1-2 jam
Tidur malam : 8 jam

G. Riwayat Imunisasi
Imunisasi TT1 Tanggal Catin Imunisasi TT2 Tanggal -

H. Riwayat KB
1. Kontrasepsi yang pernah digunakan : tidak ada
2. Efek samping -
3. Lama penggunaan -
4. Kontrasepsi terakhir -
5. Alasan berhenti -

I. Riwayat Kehamilan sekarang


ANC dimana : Pmb

13
ANC oleh : Bidan
Frekuensi ANC : 5x Teratur
Konsumsi FE : Ada Jumlah konsumsi Fe : 90 tablet
USG : Pernah
Hasil USG : Terlampir
Masalah/Keluhan : Trimester I : Mual muntah
Trimester II : Tidak Ada
Trimester III : Tidak Ada

J. Riwayat Kehamilan yang lalu (Masalah/Keluhan)


Trimester I
Tidak Ada
Trimester II
Tidak Ada
Trimester III
Tidak Ada

K. Riwayat persalinan yang lalu


N Tgl/ Tempa Usia Jenis Penolon Penyuli J BB PB Ket
o Thn t Kehamila Partu g t K (gram (cm -
Partus Partus n s ) )
1 Hamil - - - - - - - - -
ini

14
L. Riwayat nifas yang lalu
ASI : Colostrum Keluar / Tidak
ASI Eksklusif ya / tidak
Berapa lama disusui : Anak 1 hamil ini
Anak 2 -
Anak 3. -
Komplikasi : tidak ada
Luka perineum: tidak ada

M. Riwayat Ginekologi
o Infeksi pada vagina : tidak ada
o Paps smear : pernah
o Pembedahan di daerah kemaluan : tidak ada
o Pembedahan di daerah payudara : tidak ada
o Infertilitas : tidak ada

N. Riwayat Kesehatan
o Riwayat kecelakaan/ perdarahan : tidak ada
o Riwayat transfusi: tidak ada
o Riwayat alergi: tidak ada
o Riwayat penyakit yang pernah / sedang diderita : tidak ada

o Riwayat keluarga
 Riwayat keturunan kembar: tidak ada

15
 Riwayat penyakit keturunan: tidak ada
o Perilaku yang merugikan kesehatan
 Penggunaan alkohol : tidak ada
 Obat-obatan : tidak ada
 Merokok, makan sirih : tidak ada
 Iritasi vagina/ ganti pakaian dalam : tidak ada / 3x sehari

O. Riwayat Sosial
1. Apakah kehamilan ini direncanakan/ diinginkan? : diinginkan
2. Jenis kelamin yang diharapkan : apa saja
3. Status perkawinan : sah
Jumlah : 1 kali lama perkawinan : 1 tahun
4. Hubungan dengan suami: baik
5. Hubungan ddengan tetangga: baik
6. Hubungan dengan mertua : baik
7. Susunan keluarga yang tinggal serumah
No Umur Jenis Hub. Pendidikan Pekerjaan Ket-
(tahun) Kelamin Keluarga
1 24 Laki laki Suami S1 Karyawan Sehat
tahun swasta

8. Kepercayaan yang mempengaruhi ibu hamil :


Tidak ada

16
II. Data Obyektif
A. Pemeriksaan Fisik
1. Keadaan Umum : baik kesadaran : composmentis
2. Tanda – Tanda Vital
Tekanan darah : 120/80 mmHg Denyut nadi :80 x/menit
Suhu tubuh : 36,6OC Pernafasan : 20 x/menit

3. Tinggi Badan :160 cm BB :63 Kg


Sebelum hamil :54 Kg
IMT :24, 6
Kenaikan BB selama hamil: 9 kg
4. LILA : 31 cm
5. Kepala : Rambut : bersih tidak ada ketombe
Muka : simetris, tidak ada oedema
Mulut/gigi : simetris, kunjungtiva tidak anemis, sklera tidak
ikterik THT : yidak ada secret, tidak ada polip
6. Leher : Kel.Tyroid : tidak ada pembesaran
Vena Jugolaris : tidak ada penambahan benjolan
Kel. Getah bening : tidak ada pembesaran
7. Dada dan axila
Dada : Mammae : Membesar : +/+ simetris: +/+
Benjolan/tumor : -/-
Areola : hiperpigmentasi
Papilla mammae: menonjol Pengeluaran: Colostrum +/+

17
Striae : -/-
Axilla : kanan kiri tidak ada benjolan

8. Abdomen
 Inspeksi
Pembesaran: sesuai usia kehamilan
Memanjang/melintang: memanjang
Linea alba/nigra: alba striae albicans / livide: livide
Bekas luka operasi / SC: tidak ada
Gerakan Janin : aktif

 Palpasi
Leopold I : TFU
TEraba satu bagian besar, bulat, lunak, tidak melenting
TFU : 34 cm (Mc.Donald)
Leopold II:
(Kanan) teraba keras, memanjang seperti papan
(punggung)
(Kiri) teraba bagian terkecil janin
Leopold III : teraba satu bagian bulat, keras, melenting
Leopold IV : konvergen (belum masuk pap)
His : frekuensi: belum ada x / 10 menit
Lamanya :-
Kekuatan :-
Relaksasi :-
Pergerakan Janin : aktuf

18
TBJ : (34 - 11) x 155 = 3.565 gram

 Auskultasi
Frekuensi :148x/menit. teratur/ tidak,
Punctum maksimum : 1 tempat kuadran bawah kiri
pusat

9. Punggung dan pinggang


Posisi tulang belakang : normal
Nyeri pinggang : tidak ada

10. Ekstremitas atas dan bawah


Atas : simetris, tidak pucat,tidak ada oedema
Bawah : simetris, tidak oedema, tidak varices
Refleks patela : +/+

11. Pemeriksaan anogenital


 Warna vulva vagina : Tidak Dilakukan
Pemeriksaan
 Luka parut :Tidak Dilakukan
Pemeriksaan
 Varises :Tidak Dilakukan
Pemeriksaan
 Pemeriksaan kel. Bartholin :Tidak Dilakukan
Pemeriksaan

19
 Pengeluaran pervaginam :Tidak Dilakukan
Pemeriksaan
 Kelainan :Tidak Dilakukan
Pemeriksaan
 Kebersihan :Tidak Dilakukan
Pemeriksaan
 Haemoroid pada anus :Tidak Dilakukan
Pemeriksaan

B. Pemeriksaan Penunjang
Darah : Hb :- gram% Golongan Darah : -
Urine : Protein : - Reduksi :-
Pemeriksaan penunjang lain: -

20
III. Analisa
G1P0A0 hamil 39 Minggu janin tunggal, hidup, intra uterin, letak
memanjang, presentasi kepala dengan masalah nyeri dan kecemasan.

IV. Penatalaksanaan

1. Memberitahukan kepada ibu dan keluarga tentang hasil


pemeriksaannya,
Keadaan Umum : Baik,
Kesadaran : Composmentis
Tanda-tanda Vital
Tekanan darah : 120/80 mmHg
Suhu : 36,6 C
Nadi : 80 x/menit
Pernapasan : 20 x/menit
 Evaluasi : Ibu dan keluarga mengetahui hasil pemeriksaan ibu
dalam kondisi baik.

2. Mengajarkan kepada ibu teknik nafas dalam yaitu dengan tenang


menarik nafas perut dalam lewat hidung ( perut mengembang),
pelan – pelan buang lewat mulut.

 Evaluasi : Ibu mengerti dan mempraktikan yang telah diajarkan


3. Menganjurkan suami atau keluarga terdekat untuk membantu ibu
memenuhi kebutuhan nutrisii dan cairan, seperti memberikan
telur rebus, roti, makanan berst, air putih, serta teh manis hangat.
 Evaluasi : Suami dan keluarga terdekat sudah menyiapkan
kebutuhan nutrisi dan cairan untuk ibu
4. Menjelaskan kembali tentang pengertian teknik terapi music
adalah salah satu teknik untuk mengurangi rasa nyeri dan cemas

21
saat menjelang persalinan.
 Evaluasi : Ibu mengerti mengenai pengertian terapi music
5. Menjelaskan manfaat dilakukannya terapi music yaitu :
a. Memberikan kenyamanan dan relaksasi
b. Mengurangi stress
c. Mengurangi kebutuhan akan obat dan mempercepat proses
persalinan
d. Memberikan ketenangan dan rasa rileks
e. Menurunkan tekanan darah ibu
f. Membantu mengekspresikan semua perasaan ibu
 Evaluasi : Ibu mengetahui dan mengerti tentang manfaat terapi
music
6. Melakukan tindakan terapi music yaitu :
a. Berikan kesempatan responden bertanya sebelum kegiatan
dilakukan
b. Menanyakan keluhan utama responden
c. Jaga privasi responden
d. Menetapkan ketertarikan responden terhadap music
e. Identifikasi pilihan music
f. Berdiskusi dengan responden dengan tujuan berbagi pengalaman
dalam music
g. Bantu responden untuk memilih posisi yang nyaman
h. Batasi stimulasi eksternal seperti cahaya, suara, pengunjung,
panggilan telepon selama terapi
i. Dekatkan media music dan perlengkapan dengan responden
j. Pastikan media musik dan perlengkapan dalam kondisi baik
k. Nyalakan music dan lakukan terapi music
l. Pastikan volume music sesuai dan tidak terlalu keras

22
m. Menetapkan perubahan pada perilaku dan/atau fisiologi yang
diinginkan seperti relaksasi, stimulasi, konsentrasi
n. Biarkan responden mendengarkan music sampai selesai 10-15
menit.
 Evaluasi : Terapi music telah dilakukan

7. Mendamping ibu saat tenik terapi musik.


 Evaluasi : Telah dilakukan

8. Mendokumentasikan hasil.
 Evaluasi : telah dilakukan pendokumentasian

23
BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan
Penggunaan musik sebagai alat pelengkap dalam promosi kesehatan
dalam pengobatan penyakit somatik dan mental, terapi musik telah banyak
bukti ilmiah efektivitas dalam penanganan nyeri, kecemasan dan stres
emosional, dan lain- lain. Dalam kebidanan, satu studi menunjukkan bahwa
janin merespon stimulus musik dan suara manusia, dengan meningkatkan
denyut jantung dan gerakan, sampai batas secara signifikan lebih besar.
Musik memiliki 3 bagian penting yaitu tempo, ritme, dan harmoni.
Tempo mempengaruhi tubuh, ritme mempengaruhi jiwa, sedangkan harmoni
mempengaruhi perasaan. Terapi Musik yang efektif menggunakan musik
dengan komposisi yang tepat antara tempo, ritme dan harmoni yang
disesuaikan dengan tujuan dilakukannya terapi musik. Musik lembut dan
teratur seperti intrumentalia dan musik klasik merupakan musik yang sering
digunakan untuk terapi musik. Bagi ibu hamil / ibu sesudah melahirkan
maupun janin / bayi, terapi musik dapat menimbulkan reaksi psikologis,
karena musik dapat menenangkan (relaksasi) dan juga memberikan
rangsangan (stimulasi).

B. Saran
Bagi tenaga kesehatan khusunya bidan diharapkan dapat
mempromosikan komplementer dan alternatif pengobatan dalam
meningkatkan derajat kesehatan dan kebugaran ibu.

24
DAFTAR PUSTAKA

Dictionary, M.-W. (2013). Encyclopedia Britannica. Formato CD-Rom, Copyright.

Dikriansyah, F. (2018). PENGARUH TERAPI MUSIK KLASIK TERHADAP


PENURUNAN TINGKAT KECEMASAN IBU HAMIL TRIMESTER III DI
PMB AFRIANA, AM.KEB TAHUN 2018. Jurnal Biomass, 3(2).
http://journal.stainkudus.ac.id/index.php/equilibrium/article/view/
1268/1127%0Ahttp://publicacoes.cardiol.br/portal/ijcs/portugues/2018/v3103/
pdf/3103009.pdf%0Ahttp://www.scielo.org.co/scielo.php?
script=sci_arttext&pid=S0121-75772018000200067&lng=en&tlng=

Gabela. (2017). Definisi Musik. Gastronomía Ecuatoriana y Turismo Local., 1(69),


5–24.

Vianna. (2019). Terapi musik dapat meningkatkan tingkat menyusui ibu dengan bayi
prematur. Jornal de Pediatria, 0(0), 0–0. https://doi.org/10.2223/jped.2086

25
LAMPIRAN
b. PPT

26
c. Gambar Kasus Terkait

d. Jobsheet Terapi Musik

1. Pengertian Penggunaan music dalam suatu terapi psikologis. Terapi


music dilakukan untuk meningkatkan kesehatan fisik,
memenuhi kebutuhan psikologis, emosional, spiritual,
serta meningkatkan hubungan social para pasien dan
keluarga.

2. Tujuan a. Responden mampu mengenali music yang didengar


b. Responden memberi respon terhadap music
c. Responden mampu menceritakan perasaannya setelah
mendengar music
d. Pasien mampu memperbaiki kondisi stress,
emosional, dan kesehatan spiritual

3. Instrumen a. Handphone
b. Earphone

4. Metode a. Diskusi
b. Sharing persepsi

27
5. Langkah a. Membuat kontrak dengan responden sesuai dengan
Persiapan indikasi
Kegiatan b. Mempersiapkan alat

6. Pre Interaksi a. Identifikasi faktor atau kndisi yang dapat


menyebabkan kontraindikasi
b. Siapkan alat

7. Tahap Orientasi a. Mengucapkan salam


b. Memperkenalkan diri
c. Identifikasi responden
d. Menjelaskan maksud dan tujuan, prosedur, serta
lamanya tindakan kepada responden/keluarga
e. Menanyakan kesiapan

8. Tahap Kerja a. Berikan kesempatan responden bertanya sebelum


kegiatan dilakukan
b. Menanyakan keluhan utama responden
c. Jaga privasi responden
d. Menetapkan ketertarikan responden terhadap musik
e. Identifikasi pilihan music
f. Berdiskusi dengan responden dengan tujuan berbagi
pengalaman dalam music
g. Bantu responden untuk memilih posisi yang nyaman
h. Batasi stimulasi eksternal seperti cahaya, suara,
pengunjung, panggilan telepon selama terapi
i. Dekatkan media music dan perlengkapan dengan
responden
j. Pastikan media musik dan perlengkapan dalam
kondisi baik
k. Nyalakan music dan lakukan terapi musik
l. Pastikan volume music sesuai dan tidak terlalu keras
m. Menetapkan perubahan pada perilaku dan/atau
fisiologi yang diinginkan seperti relaksasi, stimulasi,
konsentrasi
n. Biarkan responden mendengarkan music sampai
selesai 10-15 menit.

28
9. Terminasi a. Evaluasi perasaan responden setelah melakukan terapi
b. Evaluasi hasil kegiatan
c. Simpulkan hasil kegiatan
d. Berikan umpan balik positif
e. Kontrak pertemuan selanjutnya
f. Bereskan alat – alat

10. Dokumentasi a. Catat hasil kegiatan :


1. Keluhan utama
2. Tindakan yang dilakukan (terapi music)
3. Lama tindakan
4. Jenis terapi music yang diberikan
5. Reaksi setelah diberikan terapi music
6. Respon dari responden

29
LEMBAR PERSETUJUAN

Makalah perkuliahan dengan pokok bahasan “Terapi Musik”. Telah


dikoreksi oleh dosen penanggung jawab dan telah dilakukan revisi oleh tim.

Jakarta, 18 Juli 2022

Dosen Penanggung Jawab

Dr. Handayani, M.Kes

30

Anda mungkin juga menyukai