Anda di halaman 1dari 16

PRE PLANING TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK STIMULASI

SENSORI MENDENGARKAN MUSIK DI RUANG HUDOWO


RSJD Dr. AMINO GONDOHUTOMO PROVINSI JAWA TENGAH

Di susun oleh :
Kelompok 3

1. Diah Rohana Meta Sari (G3A021012)


2. Farikha Luthfiani (G3A021013)
3. Fachrunnisa (G3A021014)

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN DAN KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SEMARANG
2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT karena atas berkat rahmat-Nya proposal
terapi aktivitas kelompok ini dapat diselesaikan. Salawat serta salam marilah kita
ucapkan kepada junjungan kita Nabi Besar Muhammad SAW, semoga kita
mendapat syafa’at beliau di akhir zaman. Terimakasih yang sebesar-besarnya
kami ucapkan kepada koordinator praktik klinik keperawatan jiwa Dr. M. Fatkul
Mubin, M.Kep, Sp. Kep. Jiwa, yang telah membimbing kami dan juga kepada
kawan-kawan kelompok 3 serta pihak lain yang telah terlibat selama proses
penulisan proposal ini. Terimakasih atas semua bantuan dan masukan yang telah
kalian berikan kepada kami.

Proposal ini membahas tentang rencana terapi aktivitas kelompok


stimulasi sensori mendengarkan musik. Proposal ini adalah sebagai landasan
dalam menjalankan terapi aktivitas kelompok agar terstruktur dan dapat mencapai
tujuan yang direncanakan. Kami berharap proposal ini dapat memberikan
pengetahuan dan wawasan serta dapat membantu dalam proses pembelajaran
untuk kita semua. Kami sadar bahwa proposal yang kami susun ini masih sangat
jauh dari kata sempurna, oleh karena itu kami meminta dan memohon kritik atau
pun saran yang membangun kepada semua pihak yang membaca makalah ini.
Mungkin ini yang dapat kami sampaikan semoga bermanfaat untuk semua,
terimakasih.

Semarang, 20 Januari 2022

Kelompok 3

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................i

DAFTAR ISI................................................................................................ii

A. Pengertian ........................................................................................1
B. Tujuan .............................................................................................1
C. Landasan teori .................................................................................2
D. Karakteristik pasien .........................................................................5
E. Masalah keperawatan ......................................................................6
F. Kriteria Evaluasi .............................................................................6
G. Pengorganisasian TAK ...................................................................6
H. Proses TAK .....................................................................................8

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................10

LEMBAR OBSERVASI PASIEN............................................................... 11

INSTRUMEN PENILAIANTERAPI MODALITAS................................. 12

ii
TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK (TAK) STIMULASI SENSORI
MENDENGARKAN MUSIK DI RSJ SEMARANG

A. Pengertian
Terapi aktivitas kelompok stimulasi sensori merupakan aktivitas
yang digunakan untuk memberikan stimulasi pada sensori pasien.
Kemudian diobservasi reaksi sensori pasien berupa ekspresi
emosi/perasaan melalui gerakan tubuh, ekspresi wajah, dan ucapan.
Biasanya pasien yang tidak mau berkomunikasi secara verbal akan
terangsang sensoris emosi dan perasaannya melalui aktivitas tertentu
seperti stimulasi sensori mendengarkan musik(Yusuf & Nihayati, 2015).

B. Tujuan
1. Tujuan umum
Pasien dapat menyebutkan jati diri dihadapan pasien lain dan berespon
terhadap musik yang didengarkan.
2. Tujuan khusus
Tujuan khusus dari TAK stimulasi sensori mendengarkan musik ini
adalah :
a. Pasien mampu mengenali musik yang didengarkan.
b. Pasien mampu memberikan respon terhadap musik yang
didengarkan.
c. Pasien mampu menceritakan perasaannya setelah mendengarkan
musik.

1
C. Landasan Teori
1. Definisi Terapi Musik
Musik merupakan sebuah rangsangan pendengaran yang
terorganisasi, yang terdiri atas melodi, ritme, harmoni, timbre, bentuk
dan gaya (Aizid, 2011). Musik klasik lahir sekitar tahun 500 sampai
abad ke-21. Kata klasik sebenarnya berarti “mempunyai nilai atau
mutu yang diakui secara luas, dan menjadi tolak ukur kesempurnaan
tertinggi” (Eya, 2014). Musik klasik adalah musik yang komposisinya
lahir dari budaya Eropa pada zaman klasik kuno, melodi dan frekuensi
yang tinggi pada musik klasik mampu merangsang dan memperdaya
keatifitas serta menengkan atau memberi semangat dan yang jelas
musik klasik berperan dalam mempengaruhi perasaan dan emosi
(Lidyansyah, 2013).
Terapi musik klasik adalah usaha untuk meningkatkan kualitas
fisik dan mental dengan rangsangan nada atau suara yang mengandung
irama, lagu, dan keharmonisan yang merupakan suatu karya sastra
zaman kuno yang bernilai tinggi yang terdiri dari melodi, ritme,
harmoni, bentuk dan gaya yang diorganisir sedemikian rupa sehingga
tercipta musik yang bermanfaat untuk kesehatan fisik dan mental.
Musik klasik juga mempunyai kategori frekuensi alfa dan theta 5000-
8000 Hz (Murtisari, Ismonah, & Supriyadi, 2014).

2. Jenis Terapi Musik


Ada dua jenis terapi musik:
a. Aktif
Terapi musik diterapkan dengan melibatkan klien secara
langsung untuk ikut aktif dalam sebuah sesi terapi melalui cara:
menciptakan lagu, improvisasi, re-creating (menyanyi atau
memaikan musik dari lagu yang sudah dikenal (Natalina, 2013).
Contoh : Pasien bernyanyi bersama terapis, pasien belajar
menggunakan atau memainkan alat musik.didampingi terapis.

2
b. Pasif
Klien akan mendapatkan terapi dengan mendengarkan
musik. Terapi ini menekankan pada pshycal, emosional intelectual,
esheticor spiritual dari musik itu sendiri sehingga klien akan
merasakan ketenangan/relaksasi (Natalina, 2013).Contoh : Pasien
mendengarkan musik yang ia sukai menggunakan hp.

3. Manfaat Terapi Musik


Terapi musik merupakan pengobatan secara holistik yang
berlangsung pada syntom penyakit. Terapi ini berhasil jika ada kerja
sama antara klien dangan terapis. Beberapa manfaat terapi musik,
diantaranya:
a. Musik pada bidang kesehatan (Natalina, 2013)
1) Menurunkan tekanan darah. Melalui ritmik musik yang stabil
memberi irama teratur pada sistem kerja jantung.
2) Menstimulasi kerja otak. Mendengarkan musik dengan
harmoni yang baik akan menstimulasi otak untuk melakukan
proses analisa terhadap lagu tersebut.
3) Meningkakan imunitas tubuh. Suasana yang ditimbulkan oleh
musik akan mempengaruhi sistem kerja hotrmon manusia.
Jikakita mendengar musik yang baik atau positif maka hormon
yang meningkatkan imunitas tubuh juga akan berproduksi.
b. Musik meningkatkan kecerdasan. (Natalina, 2013)
1) Daya ingat. Menyanyi dengan menghafalkan lirik lagu akan
melatih daya ingat.
2) Konsemtrasi. Saat terlibat dalam bermusik akan menyebabkan
otak bekerja secara fokus.
3) Emosional. Musik mampu memberikan pengaruh pada emosi
makhluk hidup.
c. Musik meningkatkan kerja otot.
d. Musik meningkatkan produktifitas, kreatifitas dan imajinasi.

3
e. Musik menyebabkan tubuh menghasilkan hormon “kebahagiaan”
(beta endorfin). Karakter makhluk hidup dapat terbentuk melalui
musik, rangkaian nada yang indah akan membangkitkan perasaan
bahagia atau semangat positif.
f. Musik mengembangkan kemampuan berkomunikasi dan
sosialisasi. Bermusik akan menciptakan sosialisasi karena dalam
bermusik dibuthkan komunikasi (Natalina, 2013).

4. Mekanisme Musik Klasik Sebagai Terapi


Setelah mendengarkan musik klasik implus atau rangsangan suara
akan diterima oleh daun telinga pendengarnya. Kemudian telinga
memulai roses mendengarkan. Secara fisiologis pendengaran
merupakan proses dimana telinga menerima gelombang suara,
membedakan frekuensi dan mengirim informasi kesusunan saraf pusat.
Setiap bunyi yang dihasilkan sumber bunyi atau getaran udara akan
diterima oleh telinga. Getaran tersebut diubah menjadi implus mekanik
ditelinga tengah dan diubah menjadi implus elektrik ditelinga dalam
yang diteruskan melaui saraf pendengaran menuju ke korteks
pendengaran diotak. Selain menerimasinyal dari thalamus juga
menerima sinyal dari semua bagian korteks limbic, terutama diarea
asosiasi auditorik dan area asosiasi visual (Primadita, 2011).
Thalamus juga menjalankan sinyal ke neokorteks. Di neokorteks
sinyal disusun menjadi benda yang difahami dan dipilah-pilah menurut
maknanya, sehingga otak mengenali masing-masing objek dan arti
kehadirannya. Kemudian menjalankan sinyal ke hipokampus.
Hipokampus sangat penting untuk membantu otak dalam mentimpan
ingatan baru. Hipotalamus juga dinamakan pusat stress otak karena
fungsi mengaktifkan cbang simpatis dan sistem otonom. Hipotalamus
menghantarkan implus saraf ke nukleus-nukleus dibatang otak yang
mengendalikan fungsi sistem saraf otonom cabang simpatis saraf
otonom bereaksi langsung pada otot polos dan organ internal yang

4
menghasilkan beberapa perubahan tubuh seperti peningkatan denyut
jantung dan peningkatan tekanan darah. Salah satu mamfaat musik
sebagai terapi adalah self-mastery yaitu kemampuan untuk
mengendalikan diri. Msuik mengandung vibrasi energi. Vibrasi energi
ini juga mengaktifkan sel-sel di dalam diri seseorang, sehingga dengan
aktifnya sel-sel tersebut sistem kekebalan tubuh seseorang lebih
berpeluang untuk aktif dan meningkat fungsinya. Selain itu, musik
dapat meningkatkan serotonin dari pertumbuhan gormon yang sama
baiknya dengan menurunkan hormon ACTH (hormon stres)
(Primadita, 2011).

5. Tata Cara Pemberian Terapi Musik Klasik


Pemberian terapi musik tidak selalu membutuhkan keahlian dari
terapi, namun beberapa hal yang harus diperhatikan dalam pemberian
terapi musik yaitu :
a. Dalam memulai terapi musik khususnya untuk relaksasi, peneliti
dapat memilih tempat yang tenang, bebas dari gangguan.
b. Peneliti dapat mendengarkan beberapa jenis musik terlebih dahulu
untuk mengetahui respon dari tubuh pasien sebelum memposisikan
pasien dengan nyamanKetika mendengarkan terapi musik pasien
berbaring dengan posisi yang nyaman, sedangkan tempo harus
sedikit lebih lambat, 50 - 70 ketukan/ menit, menggunakan irama
yang tenang.
c. Mainkan musik dengan mengunakan speaker atau handphone dan
pastikan suara musik dirasakan pasien secara menyeluruh.
d. Durasi pemberian terapi musik idealnya selama kurang lebih 30
menit sampai 1 jam setiap kali pemberian dalam satu hari. Namun
jika tidak cukup waktu, pemberian bisa diberikan dalam waktu 10
menit untuk membantu pikiran pasien beristirahat (Suryana, 2012).

D. Karakteristik Pasien

5
Karakteristik pasien yang akan mengikuti terapi aktivitas
kelompok stimulasi sensori mendengarkan musik adalah pasien dengan
gangguan jiwa 20-60 tahun yang mengalami masalah seperti risiko
perilaku kekerasan dan halusinasi.

E. Masalah Keperawatan
Kesiapan peningkatan manajemen kesehatan

F. Kriteria Evaluasi
1. Evaluasi struktur
a. Lingkungan yang mendukung.
b. Tersedianya alat dan bahan terapi aktivitas kelompok yang
diperlukan.
c. Alat dan bahan berfungsi dengan baik.
2. Evaluasi proses
a. Pasien mengikuti terapi aktivitas kelompok dengan kondusif.
b. Tidak terdapat pasien yang meninggalkan terapi aktivitas
kelompok.
3. Evaluasi hasil
a. Pasien mampu menyampaikan jati dirinya.
b. Pasien mampu mendengarkan musik.
c. Pasien mampu merespon musik yang didengarkan.
d. Pasien mampu menyampaikan perasannya setelah mendengarkan
musik.

G. Pengorganisasian TAK
1. Terapis
Peran dan fungsi :
a. Pemimpin (leader) : Diah Rohana Meta
1) Menyusun rencana aktivitas kelompok (proposal).
2) Mengarahkan kelompok dalam mencapai tujuan.

6
3) Memfasilitasi setiap anggota kelompok untuk mengekspresikan
perasaan, mengajukan pendapat dan memberikan umpan balik.
4) Sebagai “role model”.
5) Memotivasi setiap anggota untuk mengemukakan pendapat dan
memberikan umpan balik.
b. Pembantu pemimpin (co-leader) : Fachrunisa
Membantu pemimpin dalam mengorganisir anggota kelompok.
c. Oberserver : Farikha
1) Mengobservasi semua respon pasien.
2) Mencatat semua proses yang terjadi dan semua perubahan
perilaku pasien.
3) Memberikan umpan balik pada kelompok.
d. Fasilitator : Diah Rohana
1) Membantu pemimpin memfasilitasi anggota untuk berperan
aktif dan memotivasi anggota.
2) Memfokuskan kegiatan.
3) Membantu mengoordinasi anggota kelompok.
2. Seleksi pasien
Seleksi pasien yang dilakukan adalah berdasarkan masalah yang
banyak dialami pasien dan dapat diterapkan TAK ini.
3. Nama pasien yang ikut
a. Tn. R
b. Tn. T
c. Tn. S
d. Tn. F
e. Tn. H
4. Waktu
Waktu kegiatan terapi aktivitas kelompok stimulasi sensori
mendengarkan musik ini dilaksanakan selama 30-40 menit.
Hari/tanggal : 21/01/2022
Pukul : 09.30 WIB sd selesai

7
5. Tempat
Ruang 7. Hudowo RSJ Dr. Amino Gondohutomo Provinsi Jawa
Tengah
6. Alat-alat
a. Alat tulis
b. Laptop/handphone
c. Speaker
d. Daftar musik (online melalui aplikasi Spotify atau Youtube
Music).
7. Setting Tempat
a) Terapis dan klien duduk bersama dalam lingkaran
b) Ruangan yang nyaman dan tenang

8
H. Proses TAK
1. Fase orientasi
a. Melakukan kontrak dengan pasien.
b. Mempersiapkan alat dan bahan.
c. Melakukan salam terapeutik.
d. Menjelaskan tujuan dan langkah terapi aktivitas kelompok.
e. Menjelaskan aturan dalam terapi aktivitas kelompok :
1) Jika ada pasien yang ingin meninggalkan kelompok maka harus
meminta izin kepada terapis.
2) Pasien bersedia mengikuti terapi aktivitas kelompok dari awal
hingga selesai.
f. Meminta persetujuan dan kesediaan pasien untuk mengikuti terapi
aktivitas kelompok.
2. Fase kerja
a. Terapis memulai kegiatan dengan mengajak pasien saling
memperkenalkan diri secara bergantian.
b. Memberikan umpan balik terhadap perkenalan yang dilakukan.

9
c. Terapis memakaikan papan nama.
d. Terapis meminta semua anggota untuk menuliskan nama dan lagu
kesukaannya di kertas yang disediakan lalu dilakukan undian.
e. Akan dipilih sekitar 5 lagu yang akan diputar sesuai dengan
undian.
f. Pada saat lagu diputarkan semua anggota boleh mengungkapkan
ekspresinya seperti berjoget, bernyanyi, bertepuk tangan.
g. Setelah lagu diputarkan anggota diminta untuk menyampaikan
perasaannya setelah mendengarkan musik.
h. Undian kemudian dilanjutkan dan dilakukan langkah-langkah yang
sama hingga semua lagu habis terputar.
i. Terapis memberikan umpan balik berupa pujian setiap kali
pasien/anggota menceritakan perasaannya dan mengajak pasien
lain untuk bertepuk tangan.
3. Fase terminasi
a. Evaluasi
1) Terapi menanyakan perasaan pasien setelah mengikuti TAK.
2) Terapis memberikan pujian atas keberhasilan kelompok.
b. Tindak lanjut
Pasien disarankan untuk rutin mendengarkan musik yang disukai
dan bermakna untuk hidupnya.

10
DAFTAR PUSTAKA

Aizid, R. (2011). Sehat dan Cerdas denganterapimusik-menyehatkantubuh


mencerdaskanotak. Yogyakarta: Laksana.
Eya, G. (2014). Dunia MusikSains – MusikuntukKebaikan Hidup. Bandung:
NuansaCendekia.
Lidyansyah, I. (2013). Menurunkan Tingkat StresKerja Pada KaryawanMelalui
Musik.
Murtisari, Y., Ismonah, &Supriyadi. (2014). Pengaruhpemberianterapimusic
klasikterhadappenurunantingkatdepresi pada pasien stroke non hemoragik
di rsudsalatiga. IlmuKeperawatan Dan Kebidanan. Retrieved from
file:///C:/Users/USER 10/Downloads/244-515-1-SM (1).pdf
Natalina, D. (2013). TerapiMusikBidangKeperawatan. Jakarta: Mitra Wacana
Media.
Primadita, A.(2011).Efektifitasintervensiterapimusikklasikterhadap stress
dalammenyusunskripsi pada mahasiswaPsikundipsemarang.Retrieved
fromhttp://eprints.undip.ac.id/33143/2/ARTIKEL_efektifitas_intervensi_te
rapi_musi k_klasik_terhadap_stres_mahasiswa_skripsi.pdf
Suryana, D. (2012). TerapiMusik. Independent Platform.
Yusuf, A., & Nihayati, R. F. P. H. E. (2015). Buku Ajar Keperawatan Kesehatan
Jiwa. Jakarta: Salemba Medika.

11
LEMBAR OBSERVASI PASIEN

No. Aspek yang dinilai Inisial pasien

1. Mengikuti kegiatan dari awal


sampai selesai
2. Mengenali musik yang
didengarkan
3. Memberikan respon terhadap
musik yang didengarkan
(bernyanyi, berjoget, bertepuk
tangan)
4. Memberikan pendapat tentang
musik yang didenganrkan
5. Menjelaskan perasaan setelah
mendegarkan musik

12
INSTRUMEN PENILAIAN
TERAPI MODALITAS

KELOMPOK :3
No. ASPEK YANG SKORE KET
DINILAI
1 2 3 4
1 Mengidentifikasi tujuan
umum dan khusus dari
aktivitas
2 Memilih
kegiatan/aktivitas u/
klien
3 Merencanakan waktu
yang dicapai
4 Memilik klien untuk
bergabung dalam
kelompok
5 Mendorong klien
berperan serta dalam
aktivitas
6 Mengimplementasikan
aktivitas
7 Menerima ide dari
peserta, teman dan staf

Semarang, ....................................
KETERANGAN :
Penguji/Pembimbing
1 = sangat kurang Total nilai
2 = kurang baik Nilai = ______________x 4 =
28
3 = cukup __________________
4 = sangat baik

13

Anda mungkin juga menyukai