Anda di halaman 1dari 34

TUGAS EBP

DENEGAN JUDUL PENGARUH TERAPI MUSIK TERHADAP

PENURUNAN INTENSITAS NYERI DI RUANG INSTALASI GAWAT

DARURAT RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KOTA BANDUNG.

Disusun Oleh

Aas Sundari Aam Maesaroh

Beta Budiawan Elisabeth Dyah

Lalah Sadiah Muhamat Agung G

Nikolaus Simon Novia Dina Luis

Nunung Nurhasanah Syntiha Yuliani P

Yesi Fitriani Yulizar Nurlatifah M

PROGRAM PROFESI NERS

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN

STIKES DHARMA HUSADA BANDUNG

2020
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Nyeri merupakan alasan yang paling umum seseorang mencari bantuan

perawatan kesehatan. Nyeri terjadi bersama proses penyakit pemeriksaan

diagnostik dan proses pengobatan. Nyeri sangat mengganggu dan

menyulitkan banyak orang. Nyeri disebabkan oleh rangsangan mekanis,

kimiawi, atau fisis ( kalor, listrik) dan menimbulkan kerusakan pada jaringan.

Perawat tidak bisa melihat dan merasakan nyeri yang dialami oleh klien

karena nyeri bersifat subyektif (antara satu individu dengan individu lainnya

berbeda dalam menyikapi nyeri). Perawat memberi asuhan keperawatan

kepada klien di berbagai situasi dan keadaan, yang memberikan intervensi

untuk meningkatkan kenyamanan. Menurut beberapa teori keperawatan

kenyamanan adalah kebutuhan dasar klien yang merupakan tujuan pemberian

asuhan keperawatan. (Smeltzer, S. C. 2013)

Nyeri dapat diatasi yaitu dengan analgesik, imaginery, TENS

(Transcutaneous Electrical Nerve Stimulation), teknik relaksasi, dan distraksi.

Salah satu metode distraksi adalah pengalihan fokus perhatian atas sesuatu

selain dari nyeri (Judha, Sudarti, & Fauziah, 2012).Tenaga kesehatan bertugas

dan berkewajiban untuk mengidentifikasi nyeri, mengobati sumber terjadinya

nyeri dan mengurangi nyeri. Metode non famakologis bisa dijadikan pilihan

alternatif dalam mengurangi nyeri. Di ruang instalasi gawat darurat, metode


non farmakologis merupakan bagian vital dari perawatan yang diberikan

kepada pasien dan sangat membantu, sebab metode non farmakologi sangat

efektif meminimalisir nyeri pada pasien di instalasi gawat darurat.

Pasien yang merasa bosan, maka tingkat kewaspadaan terhadap nyeri

meningkat sehingga mempersepsikan nyeri lebih akut. Teknik distraksi dapat

mengalihkan tingkat kewaspadaan klien akan nyerinya bahkan meningkatkan

toleransi terhadap persepsi nyeri yang diterima sehingga dapat mengatasi

nyeri selama pelaksanaan prosedur invasif (Muttaqin, 2010).

Salah satu metode distraksi adalah terapi musik.Terapi musik adalah

salah satu bentuk dari rangsangan sensorik yang menimbulkan respon rasa

nyaman yang terkait dengan jenis musik.Beberapa hasil penelitian dan

pengalaman klinis membuktikan bahwa ada dampak positif pada pengguna

terapi musik bahkan pada klien yang sudah resisten terhadap pengobatan

lainnya (American Music Therapy Association, 2010). Musik adalah segala

sesuatu yang memberikan efek menyenangkan, keceriaan, dan mempunyai

irama (ritme) melodi, timbre tertentu untuk membantu tubuh dan pikiran

saling bekerja sama (Fauzi,2006). Dalam dunia medis musik digunakan

sebagai terapi, karena musik dapat meningkatkan,memulihkan dan

memelihara kesehatan fisik, mental emosional, sosial,dan spiritual (E.

Sulistyorini,2014). Musik mampu meringankan penderitaan pasien dari rasa

sakit, karena saraf untuk mendengarkan musik dan saraf perasa sakit itu sama

sehingga pada saat pasien mengalami rasa sakitnya dapat dialihkan dengan

cara mendengarkan musik (Marita, 2014).


Selain itu terapi musik juga merupakan salah satu tindakan ma perawat

dalam manajemn nyeri, berbagai penelitian menunjukan bahwa jenis musik

yang efektif dalam manajamen nyeri adalah musik klasik. Hal ini dikarenakan

musik klasik memiliki tempo yang berkisar antara 60-80 beats per menit

selaras dengan detak jantung manusia (Suherman, 2010). Penelitian

menunjukan bahwa musik klasik bermanfaat untuk membuat seseorang

menjadi rileks, menimbulkan rasa aman dan sejahtera, melepaskan rasa

gembira dan sedih, menurukan tingkat kcemasan pasien pra operasi dan

melepaskan rasa sakit dan mnurunkan tingkat stress. Hal tersebut trjadi karna

adanya penurunan adrnal corticotropin hormon (ACTH) yang merupakan

hormon strss ( Bernatzky et al, 2011).

B. TUJUAN PENULISAN

1. Tujuan Umum

Penuyusunan makalah ini bertujuan untuk mengetahui Pengaruh

Terapi Musik Terhadap Penurunan Intensitas Nyeri di Ruang Instalasi

Gawat Darurat Rumah Sakit Umum Daerah Kota Bandung.

2. Tujuan Khusus

a. Mengukur intensitas nyeri pada pasie,n nyeri, sebelum dilakukan

intervensi diruangan IGD RSUD Kota Bandung.

b. Mengukur intensitas nyeri pada pasien nyeri, setelah dilakukan

intervensi diruangan IGD RSUD Kota Bandung.


c. Menganalisis pengaruh terapi musik instrumental pada pasien nyeri

kepala diruangan IGD RSUD Kota Bandung


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Therapi Musik
1. Definisi
Terapi musik adalah usaha meningkatkan kualitas fisik dan mental

dengan ransangan suara yang terdiri dari melodi, ritme, harmoni, timbre,

bentuk dan gaya yang diorganisir sedemikian rupa hingga tercipta musik

yang bermanfaat untuk kesehatan fisik dan mental. Musik memiliki

kekuatan untuk mengobati penyakit dan meningkatkan kemampuan

pikiran seseorang. Musik diterapkan menjadi sebuah terapi dan music

dapat meningkatkan, memulihkan, memelihara kesehatan fisik, mental,

emosional, sosial dan spiritual.Hal ini disebabkan musik memiliki

beberapa kelebihan, yaitu karena musik bersifat nyaman, menenangkan,

membuat rileks, berstruktur, dan universal.Terapi musik adalah terapi

yang universal dan bisa diterima oleh semua orang karena kita tidak

membutuhkan kerja otak yang berat untuk menginterpretasi alunan

musik.Terapi musik sangat mudah diterima organ pendengaran kita dan

kemudian melalui saraf pendengaran disalurkan kebagian otak yang

memproses emosi (sistem limbik) (Eka2010).

NewZealand Society for Music Therapy menyatakan bahwa terapi

musik terbukti efektifitasnya untuk diimplementasikan pada bidang

kesehatan, karena musik dapat menurunkan kecemasan,nyeri,stress,dan


menimbulkan mood yang positif (Zealand society for music therapy 2005

dalam Novita 2012). Berdasarkan uraian tersebut dapat disimpulkan

bahwa terapi musik adalah terapi menggunakan media musik dalam

pengobatan yang dapat mempengaruhi aspek seseorang dalam

penyembuhan baik fisik maupun mental dengan musik alunan lembut

yang menenangkan.

2. Jenis TerapiMusik

Jenis terapi musik ada dua yaitu:

a. Aktif-kreatif

b. Terapi musik diterapkan dengan melibatkan klien secara langsung

untuk ikut aktif dalam sebuah sesi terapi melalui cara:

1) Menciptakan lagu (Composing). Cara ini dilakukan dengan

mengajarkan klien diajak untuk menciptakan lagu sederhana

ataupun membuat lirik dan terapis yang akan melengkapi secara

harmoni.

2) Improvisasi. Cara ini merupakan upaya membuat musik secara

spontan dengan menyanyi ataupun bermain musik pada saat itu

juga dan membuat improvisasi dari musik yang diberikan oleh

terapis.

3) Re-Creating Music merupakan cara mengajak klien bernyanyi

ataupun bermain instrumen musik dari lagu-lagu yang sudah

kenal.

c. Pasif-Reseptif
Dalam sesi reseptif, klien akan mendapat terapi dengan

mendengarkan musik. Terapi ini lebih menekankan pada physical,

emotional intellectual, aesthetic of spiritual dari musik itu sendiri

sehingga klien akan merasakan ketenangan atau relaksasi. Musik

yang digunakan dapat bermacam jenis dan style tergantung dengan

kondisi yang dihadapi klien (Natalia 2013).

3. ManfaatMusik
Manfaat terapi musik dibidang kesehatan antara lain:

a. Menurunkan tekanan darah melalui ritmik musik yang stabil

memberikan irama teratur pada sistem jantungmanusia.

b. Menstimulasikan kerja otak, dengan mendengarkan musik dengan

harmony yang baik akan menstimulasikan otak untuk melakukan

proses analisa terhadap lagutersebut.

c. Meningkatkan imunitas tubuh yaitu suasana yang ditimbulkan oleh

musik akan mempengaruhi system kerja hormon manusia dan jika

kita mendengar music baik atau positif maka hormon yang

meningkatkan imunitas tubuh juga akanberproduksi.

d. Memberikan keseimbangan pada detak jantung dan denyut nadi

(Natalia2013).

e. Musik meningkatkankecerdasan

1) Daya ingat. Kegiatan bernyanyi dengan lirik lagu dan

menghafalkan lirik lagu akan melatih dayaingat.


2) Konsentrasi. Pada saat terlibat dalam bermusik misalnya

menyanyi, bermain instrumen akan menyebabkan otak bekerja

secaraterfokus.

3) Emosional. Musik dapat memberikan pengaruh secara

emosional terhadap makhlukhidup.

f. Musik meningkatkan kerja otak, mengaktifkan motorik halus dan

motorik kasar. Musik sebagai kegiatan gerak tubuh (menari,

berolahraga,dll)

g. Mengurangi rasasakit

Musik bekerja pada sistem saraf otonom yaitu bagian sistem

saraf yang bertanggung jawab mengontrol tekanan darah, denyut

jantung dan fungsi otak, yang mengontrol perasaan dan

emosi.Menurut penelitian, kedua system tersebut bereaksi sensitif

terhadap musik.Saat merasa sakit, kita menjadi takut, frustasi dan

marah yang membuat kita menegangkan otot-otot tubuh, hasilnya

rasa sakit menjadi semakin parah.Mendengarkan musik secara

teratur membantu tubuh rileks secara fisik dan mental, sehingga

membantu menyembuhkan dan mencegah rasa sakit. Pada proses

persalinan, terapi musik berfungsi mengatasi kecemasan dan

mengurangi rasa sakit (Marmi 2013).

4. Efek terapi musik terhadap nyeri

Efek terapi musik pada nyeri adalah distraksi terhadap pikiran

tentang nyeri, menurunkan kecemasan, menstimulusi ritme nafas lebih


teratur, menurunkan ketegangan tubuh, memberikan gambaran positif

pada visual imageri,relaksasi, dan meningkatkan mood yang positif.

Terapi music dapat mendorong perilaku kesehatan yang positif,

mendorong kemajuan pasien selama masa pengobatan dan

pemulihan(Schou 2008 dalam Mahanani 2013).

5. Cara kerja musik

Musik yang bersifat sedatif tidak hanya efek distraksi dalam inhibisi

persepsi nyeri (Alexander 2001). Musik dipercaya dapat meningkatkan

pengeluaran hormon endorphin (Wilgram 2002, Nilson 2009 & Chiang

2012 dalam Novita 2012).Endorfin merupakan ejektor dari rasa rileks

dan ketenangan yang timbul, midbrain mengeluarakan Gama

AminoButyric Acid (GABA) yang berfungsi menghambat hantaran

implus listrik dari satu neuron ke nueron lainnya oleh neurontransmiter

didalam sinaps. Midbrain mengeluarkan enkepalin dan beta endorfin dan

zat tersebut dapat menimbulkan efek analgesik yang akhirnya

mengeliminasi neurotransmitter rasa nyeri pada pusat persepsi dan

interpretasi sensorik somaticdi otak sehingga efek yang bisa muncul

adalah nyeri berkurang(Guyton & Hall2008)

B. Nyeri
1. Definisi
The international assosiation for the study of pain mendefinikan nyeri

merupakan pengalaman sensoris dan emosional yang tidak

menyenangkan yang disertai oleh kerusakan jaringan secara potensial


dan aktual. Nyeri merupakan suatu kondisi yang lebih dari sekedar

sensasi tunggal yang disebabkan oleh stimulus tertentu Intensitas

bervariasi mulai dari nyeri ringan sampai nyeri berat namun menurun

sejalan dengan proses penyembuhan (Price & Wilson, 2014). Nyeri

bersifat subjektif, tidak ada dua individu yang mengalami nyeri yang

sama dan tidak ada dua kejadian nyeri yang sama menghasilkan respon

atau perasaan yang identik pada individu. Nyeri merupakan sumber

frustasi, baik pasien maupun tenaga kesehatan (Potter & Perry, 2010).

Nyeri merupakan sensasi tidak menyenangkan yang terlokalisasi pada

suatu bagian tubuh (Judha, Sudarti & Fauziahm, 2012)

2. Jenis- jenisnyeri

Nyeri berdasarkan waktu(durasi)

a. Nyeriakut

Nyeri akut yaitu nyeri yang diakibatkan oleh suatu penyakit, radang,

atau injuri.Nyeri jenis ini biasanya bersifat tiba-tiba.Nyeri akut

mengidentifikasi bahwa kerusakan atau cedera sudah terjadi,

sehingga nyeri akut berkurang sejalan dengan terjadinya

penyembuhan.Nyeri akut ini pada umumnya terjadi selama kurang

dari 6 (enam) bulan.

b. Nyerikronik

Nyeri kronik yaitu nyeri yang konstan dan intermiten yang menetap

sepanjang suatu periode waktu.Nyeri ini dapat menjadi lebih berat

jika dipengaruhi oleh lingkungan dan faktor kejiwaan.Nyeri kronis


dapat berlangsung lebih dari 6 (enam) bulan (Judha, Sudarti &

Fauziah2012).

3. Penatalaksanaannyeri

a. Pentalaksanaan nyeri farmakologi

Untuk meringankan nyeri dari ringan sampai berat bisa


menggunakan analgesik. Analgesik yang sering digunakan yaitu
jenis analgesik non narkotik dan obat anti inflamasi nonsteroid
(NSAID), analgesik narkotik atau opiate dan tambahan atau adjuvan
(Andarmoyo2013).

b. Penatalaksanaan nyeri nonfarmakologi

Manajemen nyeri non farmakologi sangat beragam. Banyak


literature yang membicarakan mengenai teknik-teknik peredaan
nyeri tersebut. Berikut ini beberapa mengenai tidakan-tindakan
tersebut.
1) BimbinganAntisipasi
Nyeri yang dirasakan oleh seorang individu biasamya
akan menimbulkan kecemasan, sedangkan kecemasan sendiri
bisa meningkatkan persepsi nyeri, kecemasan klien dapat
berasal dari pemahamn yang kurang mengenai nyeri atau
penyakitnya sehingga dalam hal ini perlu adanya suatu teknik
modifikasi yang secara langsung menurunkan kecemasan dan
nyeri yang dirasakan akibat kurangnya pemahaman tentang
penyakitnya. Teknik tersebut adalah bimbinganantisipasi
Bimbingan antisipasi sendiri adalah memberikan

pemahaman kepada klien mengenai nyeri yang dirasakan,

pemahaman yang diberikn oleh perawat ini bertujuan untuk

membrikan informasi kepada klien, dan mencegah slah


interprestasitentang peristiwa nyeri. Informasi yang diberikan

kepada klien meliputi: a) kejadian, awitan, dan durasi yang

dirasakan ; b) kualitas keparahan, dan lokasi nyeri; c)

informasi tentang cara keamanan klien telah dipastikan; d)

penyebab nyeri; e) metode mengatasi nyeri yang digunakan

olehperwat atau klien; f) harapan klien selama menjalani

prosedur . ( Potter & Perry,2006).

2) Terapi Es dan Panas/Kompres Panas danDingin

Pemakaian kompres panas biasanya dilakukan hanya

setempat saja pada bagian tubuh tertentu. Dengan demikian

pemberian kompres panas pembuluh-pembuluh darah akan

melebar sehingga memperbaiki peredaran darah dalam

jaringan tersebut, dengan cara ini penyaluran zat asam dan

bahan makanan ke sel-sel di perbesar dan pembungan dari zat-

zat yang dibuang akan diperbaiki. Aktivitas sel yang

meningkat akan mengurangi rasa sakit/nyeri dan menunjang

proses penyembuhan luka dan proses peradangan (Stevens

dkk,2000)

Terapi es dapat menurunkan prostaglandin yang

memperkuat sensitivitas reseptor nyeri dan subkutn lain pada

tempat cedera dengan menghambat proses inflamasi, agar

efektif, es dapat diletakan pada tempat cedera segera setelah

cedera terjadi. Sementara terapi panas mempunyaikeuntungan


meningkatkan aliran darah ke suatu area dan kemungkinan

dapat menurunkan nyeri dengan mempercepat penyembuhan.

3) Distraksi

Distraksi adalah memfokuskan perhatian pasien pada

sesuatu selain nyeri, atau dapat diartikan lain bahwadistraksi

adalah suatu tindakan pengalihan perhatian pasien ke hal-hal

diluar nyeri. Dengan demikin, diharapkanpasien tidak terfokus

pada nyeri lagi dan dapat menurunkan kewaspadaan pasien

terhadap nyeri bahkan meningkatkan toleransi terhadapnyeri.

Distraksi diduga dapat menurunkan persepsi nyeri

dengan menstimulasi system control desenden, yang

mengakibatkan lebih sedikit stimuli nyeri yang di transmisikan

ke otak. Keefektikan distraksi tergantung pada kemampuan

pasien untuk menerima dan membangkitkan input sensori

selain nyeri (Smeltzer & Bare, 2001 )teknik ini biasanya tidak

efektif diberikan pada pasien pada nyeri berat atau nyeri akut.

Hal ini disebabkan pada nyeri berat atau akut, pasien tidak

dapat berkosentrasi dengan baik dan tidak cukup baik untuk

ikut serta dalam aktivitas mental dan fisik yangkompleks.

Jenis- jenis distraksi

a) Distraksivisual/penglihatan
Distraksi visual atau penglihatan adalah pengalihan
perhatian selain nyeri yang diarahkan ke dalam tindakan-
tindakan visual atau melalui pengamatan. Misalnya
melihat pertandingan olah raga, menonton televise,
membaca Koran, melihat pemandangan/gambar yang
indah, dsb
b) Distraksiaudio/Pendengaran
Pengalihan perhatian selaain nyeri yang diarahkan
kedalam tindakan-tindakan melalui organ pendegaran.
Misalnya, mendengarkan music yang disukai atau
mendengarkan suara kicauan burung serta gemercik air.
Saat mendengarkan music, individu dianjurkan untuk
memilih musik yang disukai dan music tenang seperti
musik klasik dan diminta untuk untuk berkonsentrasi pada
lirik dan irama lagu. Klien juga diperbolehkan untuk
menggerakan tubuh mengikuti irama lagu seperti
bergoyang, mengetukan jari atau kaki (Andarmoyo, 2016).
Terapi music menyembuhkan secara fisik dan psikis
manusia. Para peniliti dari The Neuron, melalui MRI scan
membuktikan bahwa otak melepas zat dopamine (Hormon
yang terkait dengan system otak, membrikan perasaan
kenikamtan dan penguatan untuk memotivasi seorang
secara proaktif melakukan kegiatan tertentu) saat
melakukan terapimusicdalam kapasitas yang tidak
berlebihan (Natali, 2013). Dalam pelaksanaan penggunaan
music untuk mengontrol nyeri dalam meningkatkan
kenyamanan.

c) DistraksiIntelektual
pengalihan perhatian selain nyeri yang diarahkan ke

dalam tindakan-tindakan dengan menggunakan daya

intelektual yang pasien miliki. Misalnya dengan mengisi

teka-teki silang, bermain kartu, melakukan kegemaran


ditempat tidur eperti mengumpulkan perangko, menulis

buku cerita, dansebagainya.

d) Relaksasi
Relaksi adalah suatu tindakan untuk membebaskan

mental dan fisik dari ketegangan dan stress sehingga dapat

meningkatkan toleransi terhadap nyeri. Teknik relaksasi

yang sederhana terdiri atas nafas abdomen dengan

frekuensi lambat, berirama. Pasien dapat memejamkan

mata dan bernafas dengan perlahan dan nyaman. Irama

yang konstan dapat dipertahankan dengan menghitung

dalam hati dan lambat bersama setiap inhalasi (“ hirup,

dua, tiga”) dan ekshalasi (“ hembuskan, dua, tiga “). Pada

saat perawat mengajarkan ini, akan sangat membantu bila

menghitung dengan bersama pasien pada awalnya, Napas

yang lambat, berirama, juga dapat digunakan sebagai

teknik distraksi. Hamper semua orang dengan nyeri kronis

mendapatkan manfaat dari metode-metode relaksasi.

Periode dan ketegangan otot yang terjadi

dengannyeri kronis dan yang meningkatkan

nyeri(Smeltzer & Bre,2002).

e) Imajinasiterbimbing
Imajinasi terbimbing adalah menggunakan imajinasi
seorang dalam suatu cara yang di rancang secara khusus
untuk mencapai efek poritif tertentu (Smeltzer & Bare,
2002). Tindakan ini membutuhkan konsentrasi yang
cukup. Upayakan kondisi lingkungan klien mendukung
untuk tindakan ini. Kegaduhan, kebisingan, bau
menyengat, atau cahaya yang sangat teang perlu
dipertimbangkan agar tidak mengganggu klien untuk
berkonsentrasi, beberapa klien lebih rilek dengan cara
menutup matanya (Prasetyo,2010).
Berikut ini merupakan contoh bagaimana melakukan

latihan imajinasi terbimbing kepada klien yang mengalami

nyeri dengan menggabungkan napas berirama lambat

dengan suatu bayangan mental relaksasi dan kenyamanan,

“Bayangkan bahwa setiap desah napas yang anda hirup

saat ini adalah energi penyembuh yang sedang mengalir

pelan melalui urat nadi ke bagian sakit yang sedang anda

alami. Lalu, bayangkan bahwa setiap hembusan npas yang

andak keluarkan telah membawa pergi jauh rasa sakit atau

nyeri yang anda rasakan”. Lakukan kegiatan ini secara

berulang dan teratur dalam beberapa menit (10-15 menit)

untuk mendapatkan hasil yang maksimal.

e) Masase
Masase adalah melakukan tekanan tangan tangan

pada jaringan lunak biasanya otot, tendon, atau

ligamentum, tanpa menyebabkan gerakan atau perubahan

posisi sendi untuk meredakan nyeri, menghasilkan

relaksasi, dan/atau memperbaiki sirkulasi (Mander, 2004


yang mengkombinasikan definisi nyeri dari Haldeman,

1994 : 1252; Mobily, dkk., 1994 : 39-40)

Malkin (1994) sebagaimana dikutip dalam Mander,

(2003), merinci enam gerakann dasar yang dilakukan

dalam mesase, gerakan tersebut adalh effleurage (gerakan

tangan mengurut), petrissage gerakan tangan mencubit),

tapotement (gerakan tangan melakukan perkusi), hacking

(gerakan tangan mencincang). Berfungsi menghambat

perjalanan rangsang nyeri pada pusat yang lebih tinngi

pada system saraf pusat. Selanjutnya, rangsangan taktil

dan perasaan positif, yang berkembang ketika dilakukan

bentuk sentuahn yang penuh perhatian dan empatik,

bertindak memperkuat efek mesase untuk mengendalikan

nyeri (Andarmoyo,2016)

C. Review Methode
Bentuk penelitian ini merupakan literature rievew dan eksperimen. Literatur

review yang sumber sumbernya didapat dari pencarian elektronik yang

menggunakan search engine EBSCOhost (MEDLINE) dan google dengan kata kunci

yang digunakan untuk mencari jurnal international adalah pain, relaxasion, music

instrumental sedangkan untuk jurnal nasionalnya menggunakan kata kunci nyeri,

terapi musik dan unit gawat darurat.

Jenis penelitian ini merupakan Quasi eksperimental design dengan

acidental sampling dengan pretest dan post test (Hidayat, 2017)Pretest dilakukan
untuk mengukur mual muntah sebelum intervensi dilakukan pada kelompok

intervensi dan kelompok kontrol sebagai acuan dasar yang akan digunakan

sebelum dilakuakan intervensi. Pretest juga dilakukan untuk mengetahui efek

dari variable independent.

Pretest pada kelompok kontrol dan intervensi dilakukan sebelum pasien di

berikan ketorolac dan posttest pada kelompok kontrol dilakukan 1 jam setelah

pemberian ketorolak sementara pada kelompok kontrol 10 menit sebelum post test

diberikan terapi musik. Hasil sebelum dan setelah intervensi akan di

bandingkan antara kelompok control dan kelompok intervensi.

Populasi target adalah pasien yang datang ke Unit Gawat darurat yang

memiliki nyeri. Populasi terjangkau dalam penelitian ini adalah yang

memenuhi kriteria inklusi

1. pasien datang ke Unit gawat darurat dengan nyeri

2. pasien yang mendapatkan terapi farmakologis ketorolak.

D. Result
Kelompok kontrol

Responden pretest posttes


Ny. E 5 2
Ny. Y 4 2
Ny. Y 4 3
Ny. N 5 3
Tn. A 4 2
Tn. A 4 3
Kelompok intervensi
Responden pretest posttes
Tn. A 4 0
Ny. R 4 2
Tn. R 9 3
Tn. C 7 6
Ny. A 5 3
Ny. T 6 2

Mannwhitney
Ranks

Kelompok N Mean Rank Sum of Ranks

Kelompok Intervensi 6 8,00 48,00

hasil skala nyeri Kelompok Kontrol 6 5,00 30,00

Total 12

Test Statisticsa

hasil skala nyeri

Mann-Whitney U 9,000
Wilcoxon W 30,000
Z -1,551
Asymp. Sig. (2-
,121
tailed)
Exact Sig. [2*(1-
,180b
tailed Sig.)]

a. Grouping Variable: Kelompok


b. Not corrected for ties.
No Judul Pendahuluan Metode Hasil Kesimpulan
1 Judul Artikel Pelayanan di instalasi Metodologi Penelitian Hasil Penelitian/ studi Penanganan nyeri
Pengaruh musik pada gawat darurat memerlukan Hasil penelitian pada pasien di
nyeri, kecemasan, adanya sebuah pendekatan Lokasi Penelitian pada uji univariat instalasi gawat
dan kepuasan pasien tim multidisiplin yang Emergency Department of didapatkan bahwa usia darurat
yang hadir ke gawat memberikan penanganan Sahinbey Application and rata-rata pasien pada merupakan salah
darurat di Turki dan perawatan untuk Research Hospital in kelompok intervensi satu tindakan
mengurngi nyeri. Selain Gaziantep University adalah 30,15 ± 13,18, utama yang harus
Effect of music on itu perawat melakuka 51% laki-laki dan 49% segera diberikan
pain, anxiety, and perawatan sesuai dengan Karakteristik Responden perempuan. Jenjang pada pasien.
patient satisfaction in kemampuannya. Untuk : pendidikan ditemukan Teknik
patients who present alasan ini, menjamin Kriteria inklusi penelitian bahwa 46% merupakan nonfarmakologi
to the emergency kepuasan pasien dan dimasukkan ke dalam lulusan universitas, status yang telah
department in Turkey memenuhi harapan pasien kelompok kontrol. Kriteria perkawinan 53% lajang, terbukti dapat
Penerbit/ Nama adalah penentu yang untuk dimasukkan dalam dan 45% sudah menikah. menurunkan nyeri
Judul sangat sensitif dalam penelitian ini adalahmasuk 41% dari mereka adalah dengan
Japan Journal of mengurangi dan triase warna hijau, hanya dipresentasikan ke memberikan
Nursing Science menghilangkan keluhan memiliki keluhan rasa keadaan darurat dengan terapi musik.
Volume: 12 seperti nyeri dan sakit karena mual / muntah keluhan sakit kepala, Pemberian terapi
Issue/No: 1 kecemasan. Banyak studi dan iare, sakit perut, sakit 35% dengan mual / musik selama 20
Halaman : 44-53 yang dilakukan telah kepala, atau nyeri sendi;, muntah, dan 25% sakit – 30 menit
Pengarang menunjukkan bahwa tidak memiliki obat perut. Usia rata-rata ataupun selama
1. Serap Parlar Kilic musik memiliki efek analgesik atau anestesi di pasien dalam kelompok 60 menit terbukti
2. Gulendam kardag positif pada rasa sakit dan rumah sakit lain, tidak kontrol adalah 34,71 ± dapat
3. Serpil Oyucu kecemasan dan memiliki masalah 14,14, 55% di antaranya menurunkan nyeri
4. Ozlem Kale meningkatkan kualitas pendengaran, visual, atau laki-laki 45% dan yang dirasakan
5. Suat Zengin hidup pada orang sakit dan ucapan, tidak memiliki perempuan, 37,0% oleh pasien.
6. Emine Ozdemir sehat kebingungan mental atau adalah lulusan SMA, Selain dapat
7. Esra Akin Korhan Pemberian terapi masalah kejiwaan, berusia 39% adalah lajang, dan menurunkan nyeri
Tahun musik untuk perbaikan 18 tahun ke atas; dan 53% sudah menikah. terapi musik yang
2015 emosional, fisik, dengan menyetujui 42% dari mereka diberikan pada
fungsional, dan pendidikan menjadi responden dipresentasikan ke gawat pasien juga dapat
di berbagai pengaturan dan penelitian. darurat dengan keluhan menurunkan
kondisi. Terapi musik sakit kepala, 36% disertai kecemasan dan
digunakan untuk Jumlah Responden nyeri sendi, dan 34% meningkatkan
mengurangi persepsi Jumlah responden dengan sakit perut Ada kepuasan pasien.
individu dari rasa sakit dan keseluruhan 200 pasien. perbedaan yang Penelitian ini
kecemasan, dimana 100 pasien dengan signifikan antara kedua terbukti
menghilangkan efek kelompok inttervensi dan kelompok dalam hal usia, significant
samping dari perawatan 100 pasien dengan tingkat pendidikan, dengan p value <
dan pengobatan, dan kelompok kontrol. status perkawinan, dan 0.001. Efek
meningkatkan kepuasan. nyeri sendi pemberian musik
Mendengarkan musik Teknik Sampling Uji regresi linear terhadap
memiliki efek mengurangi Teknik sampling yang didapatkan bahwa. kepuasan pasien
pada tingkat kebisingan digunakan adalah simple kelompok intervensi dan yaitu musik pada
dan stres pada pasien yang random sampling. Dimana kontrol dibandingkan kepuasan
berada di instalasi gawat respondennya diambil dalam hal tingkat dievaluasi,
darurat. Sebuah penelitian secara acakyanhg jumlah keparahan nyeri (VASP) ditemukan bahwa
menemukan bahwa terapi keseluruhannya 200 dan tingkat kecemasan hanya 21% pasien
musik menurunkan responden dengan dibagi (STAI-S), terjadi yang mengatakan
keparahan nyeri pada menjadi 2 kelompok. penurunan VASP yang tidak senang
pasien dengan trauma signifikan skor mendengarkan
muskuloskeletal yang Variabel yang diukur (kelompok intervensi, musik.
berada di IGD. Penelitian atau di teliti 4,63 ± 2,08; kelompok
sebelumnya banyak yang 1. Jenis kelamin kontrol,6,00 ± 1,74) dan
menyatakan bahwa 2. Tingkat pendidikan nilai STAI-S (kelompok
pemberian terapi musik 3. Status perkawinan intervensi, 38,96 ± 3,70;
dapat menurunkan 4. Alasan mendaftar di kelompok kontrol, 43,31
kecemasan pada pasien di igd seperti mual/ ± 5,70) yang
ruang IGD Pasien yang muntah, nyeri perut, mendukungkelompok
diberikan terapi musik sensitivitas abdomen intervensi (P = 0,001)
menunjukkan hasil yang sakit kepala, vertigo, (Tabel 2). Sebagai hasil
signifikan dalam diare, nyeri sendi. dari model regresi yang
penurunan nyeri dirancang untuk
dibandingkan dengan Prosedur Tindakan mengungkapkan faktor
pasien yang tidak 1. Mengisi kelengkapan yang mempengaruhi
diberikan terapi informed consent keparahan nyeri (VASP),
nonfarmakologi.1,2 pasien dengan ditemukan Usia itu (P =
Hal yang perlu memberikan informasi 0,002) dan musik (P =
diperhatikan dalam singkat tujuan 0,001) memiliki efek
memberikan terapi musik penelitian. statistik yang signifikan
adalah lama dan minat 2. memberikan kuesioner terhadapnya. Hal itu
pasien terhadap musik dan menanyakan skala diamati bahwa seiring
yang diberikan. Diskusi pasien dengan bertambahnya usia
terkait variasi musik yang wawancara tingkat keparahan nyeri
disukai pasien sangat 3. Musik diputar di ruang meningkat (β = 0,044)
penting karena gawat darurat secara dan
mempengaruhi umum. Tingkat keparahan nyeri
kenyamanan dan kepuasan 4. Musik bergenre turki lebih tinggi pada
pasien dalam klasik. kelompok kontrol
mendengarkan musik yang daripada dikelompok
diputar. Lama pemberian Metode Pengumpulan intervensi (β = 1.200)
musik pada pasien juga Data (Tabel 3).
ditanyakan. Namun dalam Pengumpulan data Sebagai hasil dari model
penelitian waktu dilakukan dengan regresi yang bertujuan
pemberian terapi musik memberikan qusioner untuk mengungkap
sudah terbukti dalam State Anxiety Scale faktor-faktor yang
penurunan nyeri. Musik (STAI-S) and the Visual mempengaruhi tingkat
dimainkan selama 60 Analog Scale (VASP) dan kecemasan (STAI-
menit dapat mengurangi wawancara langsung S),ditemukan bahwa
keparahan rasa sakit yang dengan pasien. musik memiliki efek
dirasakan pada pasien signifikan secara
dengan nyeri kronis. Reliabilitas dan Validitas statistik dengan (P =
Selain itu musik yang Instrumenyang 0,001) . Ketika efek
dimainkan selama 20-30 digunakan musik pada kepuasan
menit juga dapat Inventori Kecemasan dievaluasi, ditemukan
menurunkan nyeri. 1,2 Negara-Trait bahwa 21% pasien di
Penelitian tentang efek dikembangkan oleh kelompok intervensi
pemberian terapi musik Spielberger, Gorsuch, dan sangat senang
pada pasien yang Lushene (1970) untuk mendengarkan musik
mengalami nyeri masih menentukan tingkat di gawat darurat, 18% di
minim. Mengetahui kecemasan keadaan dan antaranya merasa
bahwa rasa sakit adalah sifat individu secara senang, 27% cukup
alasan paling sering terpisah, dan koefisien senang,13% sedikit
yang dikeluhkan di kepercayaannya ditemukan senang, dan 21% tidak
ruang IGD sehingga antara 0,94 dan 0,96. senang sama sekali
sangat penting Inventori Kecemasan
dilakukan penelitian Negara-Trait terdiri dari
penelitian dengan Skala Kecemasan Negara
tujuan untuk (STAI-S) dan Skala
mengevaluasi efek Kegelisahan Trauma
terapi musik terhadap (STAI-T). Persediaan diuji
rasa sakit, kecemasan, untuk validitas dan
dan kepuasan pasien reliabilitasnya dalam
pada pasien di ruang bahasa Turki oleh Oner
IGD. dan Le Compte dan nilai
konsistensi internalnya
masing-masing berkisar
antara 0,83 dan 0,87,
reliabilitas uji coba uji
antara 0,71 dan 0,86, dan
reliabilitas item-per-
itemnya antara 0,34 dan
0,72 (Civan, Özdemir,
Tas¸, & Çelik, 2012; Öner
& Le Compte, 1998).
Hanya STAI-S yang
digunakan dalam
penelitian ini. Koefisien
reliabilitas alpha Cronbach
dari STAI-S adalah 0,92
untuk uji klinis ini.
Nyeri diukur
dengan VASP. VASP,
yang diuji validitas dan
reliabilitasnya oleh Price,
McGrath,Rafii, dan
Buckingham (1983),
adalah instrumen
pengukuran yang mudah
diterapkan yang diberikan
kepada setidaknya 50
esponden dari masing-
masing budaya untuk
mengukur tingkat
keparahan rasa sakit pada
pasien

Uji Statistik yang


digunakan
Untuk mengukur
variabel kontinu, asumsi
normalitas menggunakan
Kolmogorov-Smirnov test.
Uji pertama, analisis
univariat dilakukan untuk
membandingkan
karakteristik dasar. dengan
t-Tes Student (untuk
variabel kontinu) dan χ2-
tes (untuk variabel
kategoris) digunakan
untuk bandingkan dua
kelompok implementasi.
Uji Kedua, degan
regresi linear untuk
perhitungan koefisien
yang disesuaikan
Multikolinearitas
diperiksa oleh
menghitung varians
faktor inflasi. Semua
analisisnya adalah
dilakukan di SPSS for
Windows versi 11.5
(SPSS, Chicago, IL,
USA). Nilai dua sisi
kurang dari 0,05
didefinisikan secara
statistik significan.
BAB III

KESIMPULAN

A. Kesimpulan

Nyeri adalah pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan

akibat kerusakan jaringan, baik aktual maupunpotensial atau yang digambarkan

dalam bentuk kerusakan tersebut.Mekanisme timbulnya nyeri didasari oleh proses

multipelyaitu nosisepsi, sensitisasi perifer, perubahan fenotip, sensitisasi sentral,

eksitabilitas ektopik, reorganisasi struktural, danpenurunan inhibisi. Antara

stimulus cedera jaringan dan pengalaman subjektif nyeri terdapat empat proses

tersendiri :tranduksi, transmisi, modulasi, dan persepsi (Bahrudin, 2017).

Nyeri merupakan alasan yang paling umum seseorang mencari bantuan

perawatan kesehatan. Nyeri terjadi bersama proses penyakit pemeriksaan

diagnostik dan proses pengobatan. Nyeri sangat mengganggu dan menyulitkan

banyak orang.

Nyeri dapat diatasi yaitu dengan analgesik, imaginery, TENS

(Transcutaneous Electrical Nerve Stimulation), teknik relaksasi, dan distraksi.

Salah satu metode distraksi adalah pengalihan fokus perhatian atas sesuatu selain

dari nyeri (Judha, Sudarti, & Fauziah, 2012).

Salah satu metode distraksi adalah dengan terapi musik. Terapi musik

adalah usaha meningkatkan kualitas fisik dan mental dengan ransangan suara

yang terdiri dari melodi, ritme, harmoni, timbre, bentuk dan gaya yang diorganisir

sedemikian rupa hingga tercipta musik yang bermanfaat untuk kesehatan fisik dan

mental.
Efek terapi musik pada nyeri adalah distraksi terhadap pikiran tentang nyeri,

menurunkan kecemasan, menstimulusi ritme nafas lebih teratur, menurunkan

ketegangan tubuh, memberikan gambaran positif pada visual imageri,relaksasi,

dan meningkatkan mood yang positif. Terapi music dapat mendorong perilaku

kesehatan yang positif, mendorong kemajuan pasien selama masa pengobatan dan

pemulihan(Schou 2008 dalam Mahanani 2013).

Dari hasil penelitian yang dilakukan oleh kelompok, dengan metode

eksperimen terhadap 6 sample kelompok kontrol dan 6 sample kelompok

intervensi, didapati hasil bahwa responden mengalami perubahan skala nyeri awal

sebelum dilakukan terapi musik sama halnya pada sample kelompok kontrol yang

tidak diberikan terapi music, hal ini tidak menyingkirkan pengaruh dengan

pemberian analgetik terhadap perubahan skala nyeri.

Berdasarkan hasil penelitian maka didapati bahwa terapi musik tidak

berpengaruh secara signifikan terhadap upaya mengurangi skala nyeri pada

pasien, sedangkan telaah jurnal menyebutkan bahwa terapi musik dapat

mempengaruhi secara signifikan terhadap penurunan skala nyeri. Perbedaan hasil

penelitian dan telaah jurnal dapat dimungkinkan terjadi karena kurangnya sampel

penelitian. Ada baiknya pada penelitian selanjutnya jumlah sampel dapat

ditambahin atau kriteria inklusi diubah pada kelompok intervensi.

Terapi musik tetap dapat digunakan sebagai salah satu intervensi untuk

mengurangi nyeri atau alternatif intervensi untuk mendampingi pasien saat

mendapatkan terapi analgetik.Terapi musik dapat diberikan diruang Unit Gawat

Darurat namun tetap dengan memperhatikan kebutuhan dasar pasien dan keadaan
Unit Gawat darurat tersebut, agar dapat terlaksana dengan baik serta memberikan

hasil yang optimal terhadap upaya pengurangan nyeri bagi pasien.


DAFTAR PUSTAKA

Bernatzky, G. ,Presch, M. Dkk. (2011). Emotional Foundation of Music as a Non

Pharmacological Pain Management Tool in Modern

Medicine.Neuroscience and Biobehavioral Reviews

Judha, M., Sudarti, Fauziah, A. (2012). Teori Pengukuran Nyeri dan Nyeri

Persalinan. Nuha Medika: Yogyakarta

Marita, Indriyana Fera.(2014). Pengaruh Terapi Musik Klasik Terhadap

Penurunan Skala Nyeri Post Appendictomy di RSUD DR. Moewardi,. KTI.

Program DIII, Keperawatan. Surakarta.

Music Therapy And Music-Based Interventions In The Treatment And

Management Of Pain: Selected References And Key Findings . American

Music Therapy Associatio

Muttaqin, Arif . (2010). Buku Ajar Asuhan Keperawatan Klien Dengan Gangguan

Sistem Persarafan. Salemba Medika: Jakarta

patofisiologi nyeri (pain) mochamad bahrudin. 2017.

http://ejournal.umm.ac.id/index.php/sainmed/article/viewfile/5449/5246

Smeltzer, S. C. (2013). Keperawatan Medikal Bedah Brunner & Suddarth. EGC:

Jakarta

Sulistyorini, Etik, (2014) Efektifitas Terapi Musik Klasik (Mozart) Terhadap

Waktu Keberhasilan Inisiasi Menyusui Dini Dan Durasi Menyusu Bayi.

Thesis. Padjajaran: Undip.

Suherman, Rizki J. (2010). Menstimulasi Kecerdasan Anak. Yogyakarta: Madania

Anda mungkin juga menyukai