Anda di halaman 1dari 5

CRITICAL ANALYSIS

1. Pengaruh Self-Selected Individual Music Therapy (SeLIMuT) terhadap Tingkat Nyeri


Pasien Kanker Paliatif di RSUP Dr. Sardjito, Yogyakarta
Hasil Hasil penelitian menunjukkan bahwa intervensi SeLIMuT berpengaruh
terhadap tingkat nyeri pasien kanker paliatif. Pengaruh tersebut berupa
penurunan nyeri pada kelompok yang mendapatkan SeLIMuT,
sedangkan pada kelompok yang tidak diberi terapi justru terjadi
peningkatan nyeri. Hal ini berarti SeLIMuT memiliki pengaruh yang
efektif dalam menurunkan nyeri pasien kanker paliatif.
Penurunan nyeri yang terjadi pada kelompok intervensi dapat
dijelaskan sebagai akibat dari karakteristik dan metode pemberian
SeLIMuT. Karakteristik SeLIMuT yang dapat memengaruhi penurunan
nyeri yaitu musik yang digunakan dalam terapi merupakan musik
pilihan yang disukai responden dari daftar lagu yang disediakan oleh
peneliti. Jenis musik yang ditawarkan adalah musik slow dengan tempo
stabil. Metode yang digunakan dalam terapi juga dapat memengaruhi
penurunan nyeri melalui alat yang digunakan dalam mendengarkan
musik, yaitu dengan earphone. Selain itu, juga waktu, durasi, dan
frekuensi terapi yang sesuai. Responden kelompok intervensi
mendengarkan terapi melalui earphone yang disambungkan dengan
MP3 Player. Penggunaan earphone lebih bersifat individual sehingga
responden lebih dapat menikmati musik dan tidak terganggu dengan
kebisingan di lingkungan sekitar. Metode tersebut dapat meningkatkan
kenyamanan dan ketenangan sehingga membuat pasien relaks dan
meningkatkan toleransi terhadap rasa nyeri.
SeLIMuT berperan dalam menurunkan nyeri dengan cara memengaruhi
hipofisis otak untuk melepaskan endorfin. Musik yang didengarkan
akan masuk melalui telinga, kemudian akan menggetarkan gendang
telinga dan mengguncang cairan yang ada di telinga bagian dalam.
Musik juga menggetarkan sel-sel berambut di dalam koklea, kemudian
melalui saraf koklearis getaran tersebut menuju ke otak dan
memengaruhi hipofisis untuk melepaskan endorphin.
Mendengarkan musik yang disukai juga berpengaruh terhadap sistem
limbik dan saraf otonom. Pada sistem limbik, musik dapat
membangkitkan respons psikofisiologi melalui pengaruh pitch dan
ritme musik. Musik juga menstimulasi sistem neurohormonal dan
pelepasan endorphin yang bereaksi pada reseptor spesifik di otak untuk
mengubah emosi, mood, dan fisiologi. Adanya respons psikofisiologi
ini juga dapat berpengaruh terhadap persepsi dan respons pasien
terhadap nyeri yang dirasakan.
Kelebihan Terapi musik memiliki kelebihan sebagai intervensi yang dapat
diterapkan secara sederhana, noninvasif, perangsang relaksasi
nonfarmakologis yang aman, murah, dan efektif.
Kekurangan Tidak dilakukan matching dalam pemilihan sampel penelitian menjadi
kelemahan dalam penelitian ini sehingga bagi peneliti selanjutnya
diharapkan dapat melakukan penelitian dengan responden yang lebih
banyak dan meneliti pengaruh terapi musik pada masing-masing
tingkat nyeri.

2. Perbedaan Intensitas Nyeri Pada Pasien Kanker Sebelum Dan Sesudah Pemberian
Terapi Musik Klasik Di Rumah Sakit Telogorejo Semarang
Hasil Hasil penelitian menunjukkan adanya perbedaan intensitas nyeri pada
pasien kanker sebelum dan sesudah pemberian terapi musik klasik di
Rumash Sakit Telogorejo Semarang. Musik dapat mempengaruhi hidup
sesorang dengan memberikan rasa santai dan nyaman atau
menyenangkan. Di samping sebagai hiburan, musik juga dapat
menyembuhkan stres, depresi dan nyeri. musik terbukti dapat
menurunkan denyut jantung. Ini membantu menenangkan dan
merangsang bagian otak yang terkait ke aktivitas emosi dan tidur
(Muttaqin, 2008, hlm.39).
Musik dapat menyembuhkan nyeri kronis, ia bekerja pada sistem
syaraf otonom yaitu bagian sistem syaraf yang bertanggung jawab
mengontrol tekanan darah, denyut jantung, dan fungsi otak yang
mengontrol perasaan dan emosi. Menurut penelitian, kedua sistem
tersebut bereaksi sensitif terhadap musik (Muttaqin, 2008, hlm.40).
Hal ini menunjukan bahwa terapi musik klasik Mozart dapat mengatasi
nyeri berdasarkan teori Gate Control, bahwa impuls nyeri dapat diatur
atau dihambat oleh mekanisme pertahanan disepanjang sistem saraf
pusat (Farida, 2010, hlm.23). Teori Gate Control dari Melzack dan
Wall (1965 dalam Potter & Perry,2006, hlm. 1507) mengusulkan
bahwa impuls nyeri dapat diatur atau dihambat oleh mekanisme
pertahanan di sepanjang sistem saraf pusat. Teori ini mengatakan
bahwa impuls nyeri dihantarkan saat sebuah pertahanan dibuka dan
impuls dihambat saat sebuah pertahanan ditutup. Salah satu cara
menutup mekanisme pertahanan ini adalah dengan merangsang
sekresi endorfin yang akan menghambat pelepasan substansi P. Musik
klasik Mozart sendiri juga dapat merangsang peningkatan hormon
endorfin yang merupakan substansi sejenis morfin yang disuplai oleh
tubuh(Farida, 2010, hlm.23). Sehingga pada saat neuron nyeri perifer
mengirimkan sinyal ke sinaps, terjadi sinapsis antara neuron perifer
dan neuron yang menuju otak tempat seharusnya substansi P akan
menghantarkan impuls. Pada saat tersebut, endorfin akan memblokir
lepasnya substansi P dari neuron sensorik, sehinnga transmisi impuls
nyeri di medula spinalis menjadi terhambat, sehingga sensasi nyeri
menjadi berkurang (Potter & Perry,2006, hlm. 1507).
Stimulus yang menyenangkan dari luar seperti terapi musik juga dapat
merangsang sekresi endorfin, sehingga stimulus nyeri yang dirasakan
oleh pasien menjadi berkurang. Peredaan nyeri secara umum
berhubungan langsung dengan pertisipasi aktif individu, banyaknya
modalitas sensori yang digunakan, dan minat individu dalam stimulasi.
Oleh karena itu, stimulasi otak akan lebih efektif dalam menurunkan
nyeri (Tamsuri, 2007, hlm.61). Mendengarkan musik secara teratur
membantu tubuh santai secara fisik dan mental sehingga membantu
menyembuhkan dan mencegah nyeri. Para ahli yakin setiap jenis musik
klasik seperti Mozart atau Beethoven dapat membantu sakit otot dan
nyeri kronis (Muttaqin, 2008, hlm.40).
Kelebihan -
Kekurangan -
3. Efektifitas Terapi Musik Terhadap Skala Nyeri Pada Pasien Kanker Payudara Di
Rumah Sakit Umum Dr. H Soewondo Kendal
Hasil Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada pengaruh pemberian musik
klasik Pachelbel Canon In D Major terhadap skala nyeri pada pasien
kanker payudara di RSUD Dr. H. Soewondo Kendal.
Hasil ini sesuai dengan penelitian terdahulu yang dilakukan oleh
Abdurrasyid pada tahun 2009 yang menyatakan ada pengaruh terapi
distraksi mendengarkan musik klasik mozart terhadap penurunan skala
nyeri pada pasien kanker di RS. Dharmais Jakarta, dengan hasil p <
0,05. Terapi musik adalah penggunaan musik untuk relaksasi,
mempercepat penyembuhan, meningkatkan fungsi mental dan
menciptakan rasa sejahtera. Musik dapat mempengaruhi fungsi-fungsi
fisiologis, seperti respirasi, denyut jantung dan tekanan darah (Djohan,
2006). Musik juga dapat menurunkan kadar hormon kortisol yang
meningkat pada saat stres. Musik juga merangsang pelepasan hormon
endorfin, hormon tubuh yang memberikan perasaan senang yang
berperan dalam penurunan nyeri (Djohan, 2006).
Musik Mozart dipilih karena memiliki keungulan akan kemurnian dan
kesederhanaan bunyi-bunyi yang dimunculkannya, irama, melodi, dan
frekuensi tinggi pada musik Mozart merangsang dan memberi daya
pada daerahdaerah kreatif dan motivasi dalam otak. Musik karya
Mozart memberi rasa nyaman tidak hanya ditelinga tetapi di jiwa juga
yang mendengarkannya. Musik Mozart sesuai dengan pola sel otak
manusia, karena musik Mozart begitu bervariasi dan kaya akan nada-
nada dari lembut hingga keras, dari lambat sampai cepat (Anonym,
2011).
Kelebihan Keunggulan terapi musik yaitu lebih murah daripada analgesia,
prosedur non-invasif, tidak melukai pasien, tidak ada efek samping,
penerapannya luas, bisa diterapkan pada pasien yang tidak bisa
diterapkan terapi secara fisik untuk menurunkan nyeri.
Kekurangan Pada penelitian ini, belum diteliti lebih lanjut dengan jumlah sampel
yang lebih besar, memilah-milah stadium kanker, menambah waktu
pemberian musik klasik dan meneliti faktor-faktor lain yang
berpengaruh terhadap penilaian skala nyeri pada pasien kanker
payudara.

Anda mungkin juga menyukai