Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH INTERVENSI KOMPLEMENTER

TERAPI MUSIK

Disusun Oleh :

Kelompok 6

1. Aisya Muktisari 201811004


2. Angelina Ajeng Lestari Kunu 201811007
3. Elvira Dewi Nugraheni 201811021
4. Erisa Wiji Astuti 201811022
5. Levinia Kurniawan 201811035
6. Maria Silvia Hardanti 201811042
7. Rarisa Elven Octaviant 201811050
8. Veronica Betty Prastiwi 201811060
9. Yane Immanuella Putri 201811062
10. Yonas Goo 201811064
11. Yosefina Arlin Ghoda 201811065

PRODI S1 ILMU KEPERAWATAN


STIKES St. ELISABETH SEMARANG
2020
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Setiap wanita dalam usia subur setiap bulannya akan mengalami
menstruasi. Menstruasi sebagai suatu hal yang melekat pada seorang wanita.
Hampir seluruh perempuan di dunia merasakan nyeri haid dengan berbagai
tingkatan, mulai dari sekedar pegal-pegal diseputaran panggul dan sisi dalam
hingga rasa nyeri yang luar biasa sakitnya. Rasa nyeri haid atau yang dalam
istilah medisnya disebut dismenore. Dismenor adalah nyeri perut yang berasal
dari kram rahim dan terjadi selama menstruasi. Disebut dismenor primer jika
tidak ditemukan penyebab yang mendasarinya dan dismenor sekunder jika
penyebabnya adalah kelainan kandungan.1
Angka kejadian disminore di dunia sangat besar. Rata-rata lebih dari 50%
perempuan disetiap negara mengalami disminore. Di Amerika angka
presentasenya sekitar 45-90% dan 10 – 15% di Swedia. Angka kejadian
disminore di Indonesia sendiri mencapai 60 – 70%. Hasil Sensus Penduduk
tahun 2010 menunjukkan bahwa jumlah penduduk Indonesia yaitu sebesar
237.641.326 jiwa, dan 63,4 juta atau 27% di antaranya adalah remaja umur 10-24
tahun. Di Indonesia angka kejadian dismenore sebesar 107.673 jiwa (64,25%),
yang terdiri dari 59.671 jiwa (54,89%) mengalami dismenorhe primer dan 9.496
jiwa (9,36%) mengalami dismenore sekunder (Sensus Penduduk, 2010).2
Terapi musik adalah salah satu terapi yang tekniknya menggunakan
musik sebagai alat terapi untuk memperbaiki, memelihara keadaan mental fisik
dan emosi. Musik memiliki komponen penting yakni beat, ritme, dan harmoni.
Beat atau ketukan mempengaruhi tubuh, ritme mempengaruhi jiwa sedangkan
harmoni mempengaruhi roh. Waktu untuk mendengarkan musik yang cukup 10
menit bisa menjadi efektif, karena selama waktu 10 menit musik telah membantu
pikiran seseorang beristirahat.
Keunggulan dari terapi musik klsik ini adalah lebih murah, tidak melukai,
tidak ada efek samping, penerapannya luas. Sedangkan manfaat dari terapi musik
ini adalah relaksasi, mengistirahatkan tubuh, meningkatkan kecerdasan,
meningkatkan motivasi, pengembangan diri, meningkatkan kemampuan
mengingat, kesehatan jiwa, mengurangi rasa sakit.3 Sehingga kami akan
membahas mengenai penatalaksanaan secara komplementer terkait pasien yang
mengalami nyeri haid (Dismenorhe).

B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Mengetahui intervensi komplementer terapi musik pada pasien dengan
gangguan reproduksi.

2. Tujuan Khusus
a. Mengetahui pengertian dismenore
b. Mengetahui pengertian terapi musik
c. Mengetahui mekanisme terapi musik mempengaruhi nyeri dismenore
d. Mengetahui prosedur dari terapi musik mempengaruhi nyeri
dismenore

C. Manfaat
Agar mahasiswa dapat memahami dan menerapkan tentang intervensi
komplementer terapi musik pada pasien gangguan reproduksi.
BAB II

KONSEP TEORI

A. Dismenore
Menstruasi merupakan proses metabolisme dan terjadi dibawah
pengaruh hormon hipofisis dan ovarium. Wanita yang mengalami
menstruasi banyak mengeluhkan gejala-gejala dalam 2 hari pertama, gejala
tersebut antara lain, ketidakstabilan emosi, sakit kepala, tidak bergairah,
dan nafsu makan menurun. Gejala fisik yang paling umum adalah
kembung di daerah perut, rasa tertekan pada daerah kemaluan dan
dismenore.4
Dismenore merupakan nyeri pada abdomen yang dirasakan sesaat
sebelum atau pada saat menstruasi dan mengganggu aktivitas perempuan,
bahkan sering kali mengharuskan penderita beristirahat dan meninggalkan
pekerjaannya selama berjam-jam akibat dismenore. Dismenore dimulai
saat perempuan berumur 2-3 tahun setelah menarche. Ada beberapa
gangguan yang dialami oleh perempuan berhubungan dengan menstruasi
diantaranya hipermenore, hipomenore, polimenore, oligomenore, amenore
dan dismenore.5
Dismenore primer adalah nyeri haid yang terjadi tanpa terdapat
kelainan anatomis alat kelamin, sehingga rasa sakit yang disertai adalah
wajar dan biasa terjadi sebagai bagian dari siklus menstruasi yang tidak
membahayakan. Dismenore sekunder adalah nyeri haid yang berhubungan
dengan kelainan anatomis yang jelas, kelainan antomis ini kemungkinan
adalah haid disertai infeksi, endometriosis, mioma uteri, polip endometrial,
polip serviks, pemakai IUD atau AKDR (alat kontrasepsi dalam rahim).
Secara umum penanganan nyeri terbagi dalam dua kategori yaitu
pendekatan farmakologis dan non farmakologis. Secara farmakologis nyeri
dapat ditangani dengan terapi analgesik yang merupakan metode paling
umum digunakan untuk menghilangkan nyeri. Terapi ini dapat berdampak
ketagihan dan akan memberikan efek samping obat yang berbahaya bagi
pasien. Secara non farmakologis untuk mengurangi nyeri, salah satunya
dengan teknik distraksi. Teknik distraksi yang biasa digunakan adalah
berdoa, mendengarkan musik, bermain atau menceritakan gambar dengan
suara keras.6

B. Terapi Musik
Mendengarkan musik di lingkungan yang cukup tenang dengan
posisi rileks diyakini dapat menurunkan keluhan dismenorea. Dari sekian
banyak jenis musik, musik klasik dinilai sesuai untuk terapi pada nyeri.
Siegel (1999) mengungkapkan bahwa musik klasik menghasilkan
gelombang alfa yang berperan menenangkan dan merangsang sistem
limbik jaringan neuron otak. Gelombang alfa berhubungan dengan kondisi
pikiran yang rileks dan santai.7
Terapi musik klasik sebagai salah satu teknik distraksi yang efektif
merupakan bentuk pelayanan kesehatan yang menggunakan musik klasik.
Terapi musik klasik ini dipercaya memberikan efek yang bermanfaat bagi
kesehatan dengan mempengaruhi kerja organ tubuh dan hormonal, antara
lain dapat menurunkan intensitas nyeri yang mempengaruhi hipofisis di
otak untuk melepaskan endorphin dinorphin (opiate endogen) yang
dilepas di alur saraf desenden, yang memblok transmisi stimulus nyeri,
sehingga menurunkan kontraksi uterus.4
Keunggulan dari terapi musik klsik ini adalah lebih murah, tidak
melukai siswi, tidak ada efek samping, penerapannya luas, bisa diterapkan
pada klien yang tidak bisa diterapkan terapi secara fisik untuk menurunkan
nyeri. Sedangkan manfaat dari terapi musik ini adalah relaksasi,
mengistirahatkan tubuh, meningkatkan kecerdasan, meningkatkan
motivasi, pengembangan diri, meningkatkan kemampuan mengingat,
kesehatan jiwa, mengurangi rasa sakit.3
Menurut Spawnthe Anthony (2003) musik mempunyai manfaat :
1. Efek Mozart, adalah efek yang bisa dihasilkan sebuah musik yang
dapat meningkatkan intelegensia seseorang
2. Refreshing, pada saat pikiran lagi kacau, dengan mendengarkan musik
walaupun sejenak terbutti dapat menenangkan dan menyegarkan
pikiran kembali
3. Motivasi, jika ada motivasi semangatpun akan muncul dan segala
kegiatan bisa dilakukan
4. Perkembangan kepribadian, kepribadian seseorang diketahui
mempengaruhi dan dipengaruhi oleh jenis music yang didengarnya
selama masa perkembangan
5. Terapi, penelitian dan literatur menerangkan tentang manfaat music
untuk kesehatan fisik dan mental. Beberapa gangguan atau penyakit
yang dapat ditangani dengan musik : kanker, stroke, nyeri, gangguan
kemampuan belajar
6. Komunikasi, musik mampu menyampaikan berbagai pesan ke seluruh
bangsa tanpa harus memahami bahasanya.8

C. Mekanisme
Salah satu cara untuk mengurangi nyeri menstruasi dengan
mengalihkan perhatian kepada musik sehingga kesadaran responden
terhadap nyeri bahkan meningkatkan toleransi terhadap nyeri. Teknik
distraksi dapat mengatasi nyeri yaitu menghambat stimulus nyeri ketika
seseorang menerima masukan sensorik yang cukup atau berlebihan,
sehingga menyebabkan terhambatnya impuls nyeri ke otak (nyeri
berkurang dirasakan oleh responden) stimulus sensori yang menyenangkan
akan merangsang sekresi endorphin, sehingga stimulus nyeri yang
dirasakan oleh responden menjadi berkurang.3
Metode distraksi juga dapat meningkatkan stimulus sensori yang
menyenangkan sehingga dapat menyebabkan pelepasan endorphin. Musik
terbukti menunjukkan efek yaitu menurunkan frekuensi denyut jantung,
mengurangi kecemasan, dan depresi, menghilangkan nyeri, menurunkan
tekanan darah dan mengubah persepsi waktu. Musik juga menghasilkan
perubahan status kesadaran melalui bunyi, kesunyian, ruang dan waktu
musik harus didengarkan minimal 15 menit agar mampu memberikan efek
terapeutik. Cara ini dapat menyebabkan pelepasan endorphin, sehingga
memblok transmisi stimulus nyeri.4

D. Prosedur
1. Untuk memulai melakukan terapi musik, khususnya untuk relaksasi,
dapat memilih sebuah tempat yang tenang, bebas dari gangguan, dapat
menyempurnakannya dengan aroma lilin wangi aromaterapi untuk
membantu menenangkan tubuh
2. Dapat mendengarkan berbagai jenis musik pada awalnya. Berguna
untuk mengetahui respon dari tubuh responden. Lalu anjurkan
responden untuk duduk di lantai, dengan posisi tegak dan kaki
bersilangan, ambil nafas dalam-dalam, tarik dan keluarkan perlahan-
lahan melalui hidung
3. Saat musik dimainkan, dengarkan dengan seksama instrumennya,
seolah pemainnya sedang ada di ruangan memainkan music khusus
untuk responden. Bisa memilih tempat duduk lurus di depan speaker,
atau bisa menggunakan headphone. Namun yang terpenting biarkan
suara musik mengalir ke seluruh tubuh responden, bukan hanya
bergaung di kepala
4. Bayangkan gelombang suara datang dari speaker dan mengalir ke
seluruh tubuh responden. Bukan hanya dirasakan secara fisik tapi juga
fokuskan dalam jiwa. Dengarkan, sembari responden membayangkan
alunan musik mengalir melewati seluruh tubuh dan melengkapi
kembali sel – sel, melapisi tipis tubuh dan organ dalam responden
5. Saat melakukan terapi musik, responden akan membangun metode ini
melakukan yang terbaik bagi diri sendiri. Sekali telah mengetahui
bagaimana tubuh merespon pada instrument, warna nada dan gaya
musik yang didengarkan, reponden dapat mendesain sesi dalam
serangkaian yang telah dilakukan sebagai hal yang paling berguna bagi
diri sendiri
6. Idealnya, melakukan terapi musik selama kurang lebih 30 menit
hingga satu jam setiap hari, namun jika tak memiliki cukup waktu 10
menit pun. Jadi, karena selama waktu 10 menit telah membantu pikiran
responden beristirahat.8

E. Hal yang Perlu Diperhatikan dalam Terapi Musik


1. Hindari interupsi yang diakibatkan cahaya yang remang-remang dan
hindari menutup gorden atau pintu
2. Usahakan klien untuk tidak menganalisa musik, dengan prinsip
nikmati musik ke manapun musik membawa
3. Gunakan jenis musik sesuai dengan kesukaan klien terutama yang
berirama lembut dan teratur. Upayakan untuk tidak menggunakan jenis
music rock and roll, disco, metal dan sejenisnya. Karena jenis tersebut
mempunyai karakter berlawanan dengan irama jantung manusia.8
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Dismenore merupakan nyeri pada abdomen yang dirasakan sesaat
sebelum atau pada saat menstruasi dan mengganggu aktivitas perempuan,
bahkan sering kali mengharuskan penderita beristirahat dan meninggalkan
pekerjaannya selama berjam-jam akibat dismenore. Dismenore dimulai
saat perempuan berumur 2-3 tahun setelah menarche.
Mendengarkan musik di lingkungan yang cukup tenang dengan
posisi rileks diyakini dapat menurunkan keluhan dismenorea. Dari sekian
banyak jenis musik, musik klasik dinilai sesuai untuk terapi pada nyeri.
Siegel (1999) mengungkapkan bahwa musik klasik menghasilkan
gelombang alfa yang berperan menenangkan dan merangsang sistem
limbik jaringan neuron otak. Gelombang alfa berhubungan dengan kondisi
pikiran yang rileks dan santai. Manfaat dari terapi musik ini adalah
relaksasi, mengistirahatkan tubuh, meningkatkan kecerdasan,
meningkatkan motivasi, pengembangan diri, meningkatkan kemampuan
mengingat, kesehatan jiwa, mengurangi rasa sakit. Terapi musik dapat
dilakukan selama kurang lebih 30 menit hingga satu jam setiap hari,
namun jika tak memiliki cukup waktu 10 menit pun. Karena selama waktu
10 menit telah membantu pikiran responden beristirahat.
B. Saran
Setelah melakukan analisa terhadap jurnal mengenai terapi
komplementer, diharapkan perawat dan tenaga medis lainnya dapat
melalukan tindakan pemberian terapi komplementer dengan musik pada
pasien yang mengalami dismenore. Sehingga pasien tidak hanya diberi
terapi farmakologi tetapi juga pemberian terapi non farmakologi atau
distraksi terhadap nyeri dismenore.
DAFTAR PUSTAKA

1. Shaleh A.Q. 2017. Buah Hati Antara Perhiasan dan Ujian


Keimanan. Yogyakarta. Diandra Kreatif.
2. Riset Kesehatan Dasar. 2010. Angka Kejadian Menarche.
3. Paramitha F.A., 2018. Perbedaan Waktu Pemberian Terapi Musik
Klasik (Mozart) Terhadap Tingkat Nyeri Haid (Dismenorhe) Pada
Remaja Putri. Padang. MENARA Ilmu Vol. XII No.4 April 2018
4. Amalia A. Efektifitas Terapi Musik terhadap Nyeri Disminorea.
Jurnal Riset Kebidanan Indonesia. Desember 2017. Vol. 1, No. 2.
56-62
5. Safitri E.S., Purwanti S. Perbedaan Terapi Musik Klasik dengan
Musik Kesukaan terhadap Penurunan Nyeri Dismenore pada Siswi
Kelas X SMA Negeri 1 Banjarnegara Kabupaten Banjarnegara
Tahun 2014. Jurnal Involusi Kebidanan. Juni 2012. Vol. 2, No. 4.
11-21
6. Siahaan K., Ermiati, Maryati I., Penurunan Tingkat Dismenore
pada Mahasiswi Fakultas Ilmu Keperawatan UNPAD dengan
Menggunakan Yoga. Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas
Padjadjaran.
7. Yuliatun L., Chandra S.W.B., Pertiwi K. Pengaruh Terapi Musik
Klasik terhadap Intensitas Dismenorea Primer pada Mahasiswi
PSIK-A 2006-2007 FKUB Malang. Jurnal Keperawatan Nasional.
Mei 2013. Vol. I, No. 1
8. Dayat Suryana. 2012. Terapi Musik

Anda mungkin juga menyukai