Anda di halaman 1dari 10

Faletehan Health Journal, 9 (3) (2022) 343-352

www. journal.lppm-stikesfa.ac.id/ojs/index.php/FHJ
ISSN 2088-673X | e-ISSN 2597-8667

Terapi Non-Farmakologi untuk Mengatasi Nyeri Dismenore pada


Remaja
Husnul Khotimah1*, Santi Sundary Lintang1
1
Program Studi DIII Kebidanan, Fakultas Ilmu Kesehatan, Universitas Faletehan
*Corresponding Author: husnulmehu@gmail.com

Abstrak

Salah satu keluhan selama menstrusasi adalah dismenore. Terapi non-farmakologi menjadi alternatif utama
penyelesaian dismenore. Tetapi masih sedikit penelitian membahasnya. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis
berbagai terapi non-farmakologi (aromaterapi, kompres hangat, relaksasi pernafasan dalam, terapi musik, dan latihan
fisik) untuk mengatasi nyeri dismenore pada remaja. Penelitian ini menggunakan rancangan pre experiment pretest-
posttest design. Dari 114 jumlah populasi, sampel diambil dengan teknik kuota sampling dan berjumlah 65 orang remaja.
Analisis data penelitian menggunakan Wilcoxon signed-rank test. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kelima terapi
non-farmakologi dapat mengatasi nyeri dismenore pada remaja dengan nilai P 0,001 untuk aromaterapi, nilai P 0,001
untuk kompres hangat, nilai P 0,004 untuk relaksasi pernapasan dalam, nilai P 0,001 untuk terapi musik, dan nilai P
0,001 untuk latihan fisik. Terapi musik dan latihan fisik memberikan dampak penurunan yang lebih besar terhadap nyeri
dismenore. Remaja dapat melakukan hal-hal yang disenangi sebagai terapi non-farmakologi untuk mengalihkan rasa
nyeri akibat dismenore sehingga aktivitas sehari-hari tidak terganggu dan bisa lebih produktif.
Kata Kunci: Dismenore, Terapi Non-Farmakologi, Remaja

Non-Pharmacological Therapy to Overcome Dysmenorrhea Pain in Adolescents


Abstract

One of the complaints during menstruation is dysmenorrhea. Non-pharmacological therapy becomes the main
alternative to overcome dysmenorrhea. However, few studies discuss it. The purpose of this study was to analyze various
non-pharmacological therapies (aromatherapy, warm compresses, deep breathing relaxation, music therapy, and
physical exercise) to treat dysmenorrhea pain in adolescents. This study used a pre experimental pretest-posttest design.
Of the 114 total population, the sample was taken by using a quota sampling technique and amounted to 65. The
research data analysis used Wilcoxon signed-rank test. The results showed that the 5 non-pharmacological therapies
could treat dysmenorrhea pain in adolescents with P value 0.001 for aromatherapy, P value 0.001 for warm compresses,
P value 0.004 for deep breath relaxation, P value 0.001 for music therapy, and P value 0.001 for physical exercise.
Adolescents can do their favorite things as a non-pharmacological therapy to divert pain due to dysmenorrhea; thus,
their daily activities are not disturbed and can be more productive.
.Keywords: Dysmenorrhea, Non-Pharmacological Therapy, Adolescent

343
Faletehan Health Journal, 9 (3) (2022) 343-352
www. journal.lppm-stikesfa.ac.id/ojs/index.php/FHJ
ISSN 2088-673X | 2597-8667

Pendahuluan musik, 5) Aromaterapi, 5) Distraksi dan Latihan


Banyak perubahan yang terjadi ketika remaja Fisik.
karena sesungguhnya remaja adalah peralihan Terapi Dismenore farmakologi menimbulkan
penting dari usia anak menjadi dewasa. Perubahan efek samping yang berbahaya bagi tubuh. Sehingga
yang terjadi dapat mempengaruhi Perkembangan diperlukan terapi bagi Dismenore yang aman bagi
remaja baik fisik maupun psikis. Perubahan tubuh yaitu dengan melakukan terapi non
tersebut meliputi perubahan hormonal, fisiologi, farmakologi salah satunya adalah terapi musik.
psikologi maupun sosial. Hal tersebut merupakan Terapi musik bisa menjadi salah satu alternatif
proses dari tubuh remaja menuju maturasi atau untuk mengatasi nyeri dismenore. Pemberian terapi
kedewasaan (Larasati & Alatas, 2016). musik harus disesuaikan dengan hobi dan
Salah satu perubahan pada remaja putri kesenangan responden. Menurut berbagai sumber
adalah mengalami menstruasi. Banyak remaja jenis musik yang efektif dalam mengurangi rasa
mengeluhkan banyak hal ketika haid diantaranya nyeri adalah musik klasik. Mengapa musik klasik
adalah nyeri dismenore. Merupakan hal yang dapat mengatasi nyeri, hal itu dikarenakan tempo
alami bagi perempuan untuk mengalami haid, hal musik klasik sejalan dengan detak jantung manusia
ini disebabkan oleh mulai bekerja nya hormon- yaitu berkisar 60-80 ketukan per menit. Akan
hormon dalam tubuh mereka sebagai ciri tetapi, hal tersebut tidak sesuai dengan kondisi
kedewasaan secara seksual bagi remaja putri budaya dan minat masyarakat di Indonesia yang
(Febriani, 2019). mayoritas suku Jawa, sedangkan untuk responden
Ketika remaja menstruasi, tidak sedikit remaja sendiri merupakan remaja yang sangat menyukai
yang mengalami nyeri haid. Dismenore dapat musik pop. Jadi terapi musik yang digunakan harus
diartikan sebagai kondisi menstruasi yang berat sesuai dengan kesukaan klien (Aprilian & Elsanti,
atau nyeri yang dirasakan saat haid. Menurut 2020).
etimologi kata dalam bahasa Yunani kuno berasal Terapi non farmakologi lainnya untuk
dari kata “dys” yang berarti berat dan menyakitkan, mengurangi nyeri dismenore adalah teknik
tidak normal dan dari kata “meno” yang artinya relaksasi pernafasan dalam. Melakukan teknik
bulan, serta kata “rhea” yang dapat diartikan relaksasi pernafasan dalam selama kurang lebih 15-
sebagai aliran atau arus (Dillah et al., 2020). 30 menit, secara fisiologis bisa mempertahankan
Dismenore adalah nyeri perut yang keseimbangan lingkungan dalam tubuh yang
disebabkan oleh kram rahim yang terjadi saat dilakukan oleh sistem saraf otonom dan
menstruasi. Nyeri tersebut disebabkan oleh didalamnya ada sistem saraf perifer. Hal tersebut
mulainya menstruasi dan berlangsung beberapa dapat menimbulkan kesan rileksasi pada tubuh,
jam hingga beberapa hari hingga mencapai puncak yang bila dilakukan berulang-ulang dapat
nyeri. Nyeri dismenore umumnya terjadi 1-3 tahun memberikan kenyamanan dan pada akhirnya
setelah menarche yaitu pada masa remaja atau pada seseorang dapat memanajemen rasa nyeri yang
usia 15-18 tahun. Banyak orang yang mengeluhkan timbul akibat dismenore (Nurindasari & Hengky,
kondisi ini, namun tidak banyak yang tahu cara 2020).
mengobatinya (Dillah et al., 2020; Larasati & Adapula terapi non farmakologi yang dapat
Alatas, 2016). dipertimbangkan yaitu kompres hangat. Pada saat
Pengobatan dismenore terbagi menjadi 2 yaitu menstruasi akan terjadi kontraksi otot rahim dan
terapi farmakologi dan terapi non farmakologi. menimbulkan spasme atau kekejangan otot-otot
Terapi Farmakologi, terbagi menjadi 3 (tiga) yaitu rahim. Saat menstruasi, perut bagian bawah
: 1) Pemberian Obat Analgesik seperti ibu Profen, diberikan kompres hangat akan memberikan efek
asam Mefenamat, Aspirin, dan lain sebagainya, 2) hangat dan dapat meningkatkan sirkulasi pembuluh
Obat Anti Inflamasi Nonsteroid (NSAID), 3) darah dan tekanan kapiler, hal tersebut juga dapat
Terapi hormon. Terapi Non Farmakologi sering membuat otot rahim menjadi rileks dan spasme
menjadi alternatif saat wanita mengalami menjadi berkurang. Akan tetapi, kompres hangat
dismenore untuk mengurangi intensitas nyeri. tidak boleh dilakukan terlalu lama, misal nya
Perawatan nonfarmakologis tersebut antara lain: 1) melebihi 1 jam, dikarenakan dapat mengiritasi kulit
Teknik Relaksasi Nafas Dalam, 2) Kompres dan menimbulkan nyeri pada kulit abdomen
hangat, 3) Konsumsi Cokelat Hitam, 4) Terapi (Susanti et al., 2016).

344
Faletehan Health Journal, 9 (3) (2022) 343-352
www. journal.lppm-stikesfa.ac.id/ojs/index.php/FHJ
ISSN 2088-673X | 2597-8667

Aromaterapi merupakan salah satu terapi non diantara kelima metode terapi non farmakologi
farmakologi untuk mengatasi dismenore. Cara tersebut manakah yang paling berpengaruh untuk
kerja aromaterapi melalui sirkulasi darah dan mengatasi dismenore pada remaja.
system penghidu. Aromaterapi esensial oil dapat Aromaterapi yang digunakan adalah lavender
menyehatkan tubuh baik secara fisiologis maupun melalui diffuser, kompres menggunakan air hangat
psikologis (Rambi & Bajak, 2019). basah selama nyeri dirasakan, relaksasi nafas
Terapi yang dapat mengatasi dismenore yaitu dalam selama 30 menit ketika nyeri dismenore
exercise atau latihan fisik karena mampu membuat timbul, terapi musik menggunakan musik pop
kadar endorphin menjadi tinggi yang diakibatkan kesukaan masing-masing responden ketika nyeri
oleh pengaruh hormone steroid pada wanita usia berlangsung, dan melakukan exercise/Latihan fisik
subur sehingga nyeri yang timbul akibat menstruasi sesuai keinginan dan kebiasaan responden seperti
dapat berkurang.(Rohmah & Mukhoirotin, 2020) jalan santai, lari, senam, bersepeda, renang dan
Rasa nyaman yang ditimbulkan oleh sebagainya pada saat nyeri haid berlangsung (hari
terproduksinya obat penenang alami akibat 1-2 haid).
dilakukan Latihan atau olah raga dapat mengatasi Penelitian ini dilakukan di Program Studi D
rasa nyeri akibat dismenore (Rachmawati & III Kebidanan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas
Safriana, 2020). Faletehan Kabupaten Serang Provinsi Banten.
Banyak penelitian yang membahas tentang Penelitian ini dilaksanakan pada September 2022.
masing-masing terapi non farmakologis tersebut Populasi dari penelitian ini berjumlah 114.
terhadap dismenore, misalnya penelitian yang Teknik pengambilan sampel menggunakan
membahas tentang efektivitas terapi musik pendekatan non probability sampling (sampling
terhadap dismenore (Martin-Saavedra & Ruiz- jenuh). Penentuan jumlah sampel dalam peneliti ini
Sternberg, 2020; Sugiarto, 2019; Utari, 2017), memakai perhitungan dari Sastroasmoro & Ismael
pengaruh teknik relaksasi nafas dalam mengurangi (2010). Dengan jumlah sampel 65. Yang telah
nyeri dismenore (Azizah et al., 2015; Çelik & memenuhi kriteria inklusi : Mahasiswi yang
Apay, 2021; Purnamasari et al., 2020), Penggunaan bersedia menjadi responden, Mahasiswa yang
kompres hangat untuk mengatasi nyeri dismenore sedang menstruasi, Skala nyeri menstruasi 4
(Kristiawan, 2021; Mukhoirotin & Fatmawati, sampai 6 sedang, Mahasiswi yang masih aktif
2018), Aromaterapi untuk mengatasi dismenore kuliah di Program Studi DIII Kebidanan Fakultas
(Rambi & Bajak, 2019; Rompas & Gannika, 2019; Ilmu Kesehatan Universitas Faletehan, Tidak
Yunianingrum et al., 2018), dan pengaruh olahraga menggunakan terapi/pengobatan yang lain. Jumlah
atau latihan fisik untuk mengurangi nyeri sampel dalam penelitian sebanyak 65 orang.
dismenore.(Gim & Choi, 2018; McGovern & Sebelum dilakukan tindakan/perlakuan
Cheung, 2018; Renuka & Jeyagowri, 2015) responden mengisi kuesioner pre tes, pada tahap ini
Akan tetapi belum ada penelitian yang responden akan ditanyakan mengenai hal apa saja
membandingkan kelima macam terapi non yang dilakukan (terapi non farmakologi) ketika
farmakologis untuk mengatasi dismenore. Oleh mengalami dismenore, kemudian didapatkan hasil
karena itu pada penelitian selanjutnya peneliti ingin 15 responden memilih aromaterapi, 12 responden
menganalisis tentang Terapi non farmakologis memilih kompres hangat, 10 orang memilih teknik
secara holistic untuk mengurangi dismenore pada relaksasi nafas dalam, 14 responden memilih terapi
remaja yaitu “Afiliasi berbagai metode non musik, dan 14 responden memilih exercise/Latihan
farmakologi sebagai pengembangan fitofarmaka fisik. Total responden seluruhnya 65 orang.
untuk mengatasi nyeri dismenore pada remaja”. kemudian diberikan arahan untuk melakukan terapi
non farmakologi yang masing-masing sudah
Metodologi Penelitian dipilih ketika haid berlangsung pada hari 1-2 haid.
Penelitian ini menggunakan rancangan pre Kemudian 1 minggu setelah haid responden
eksperimen (pretest-posttest design). Rancangan diberikan kuesioner post tes untuk menilai nyeri
ini bertujuan untuk menganalisis berbagai terapi yang dirasakan setelah dilakukan
non farmakologis (aromaterapi, kompres hangat, perlakuan/tindakan.
relaksasi pernafasan dalam, terapi musik, dan Analisis data penelitian menggunakan
exercise/Latihan fisik) untuk mengatasi nyeri Wilcoxon Signed Rank Test. Tingkat kemaknaan
dismenore pada remaja dan membandingkan yang digunakan dalam penelitian ini yaitu 95% (α

345
Faletehan Health Journal, 9 (3) (2022) 343-352
www. journal.lppm-stikesfa.ac.id/ojs/index.php/FHJ
ISSN 2088-673X | 2597-8667

0,05) untuk menguji adanya perbedaan antar nilai pengaruh masing-masing variabel terhadap
pretest-posttest masing-masing grup dan melihat dismenore pada remaja dapat dijelaskan sebagai
berapa banyak perbedaan nya dilihat dari nilai berikut:
negative ranks yang ternyata ada penurunan nyeri.
Penelitian ini telah memperoleh izin etik dari Aromaterapi
Komisi Etik Penelitian Kesehatan Universitas Setiap orang memiliki ambang batas nyeri
Muhammadiyah Prof. DR HAMKA dengan nomor masing-masing. Ketika seseorang beranjak
izin etik 03/22.09/02035. Penelitian ini didanai dewasa, maka akan terjadi perubahan
oleh Direktorat Riset dan Pengabdian Masyarakat neurofisiologis, rangsangan saraf akan berkurang
Kementerian Riset dan Teknologi / Badan Riset sehingga ambang batas nyeri mengalami kenaikan.
dan Inovasi Nasional dengan nomor kontrak Mereka memiliki berbagai cara tersendiri untuk
penelitian 027/SP2H/PTV/RT-MONO/LL4/2022. mengatasi rasa nyeri dan mengartikan rasa nyeri
tersebut. Sebagai contohnya, Wanita yang
Hasil dan Pembahasan menstruasi tidak jarang yang mengalami nyeri
Tabel 1: Distribusi Frekuensi Berdasarkan Data ketika haid. Hal ini disebabkan oleh berkontraksi
Identitas Responden Dismenore (n=65) nya otot rahim akibat peningkatan hormon
Kategori n % prostaglandin, kontraksi ini terjadi dengan tujuan
Menarche untuk meluruhkan lapisan endometrium. Akibat
10 tahun 4 6 kontraksi tersebut, akan menimbulkan rasa
11 tahun 12 18,5 ketidaknyamanan selama haid berlangsung. Ada
12 tahun 13 20 berbagai cara atau Teknik untuk mengatasi nyeri
14 tahun 16 25 haid (dismenore), salah satu nya adalah dengan
15 tahun 20 31 pemberian aromaterapi (Rambi & Bajak, 2019).
Nyeri Dismenore Nyeri akibat dismenore dapat diatasi dengan
Kadang-kadang 33 50 memberikan aromaterapi. Ada berbagai cara
Sering 32 50 pemberian aromaterapi yang dapat diterapkan pada
wanita yang mengalami dismenore. Diantaranya
Berdasarkan tabel 1 di atas menunjukkan adalah melalui pemijatan atau dioles yang akan
memberikan efek secara fisiologis bagi tubuh, dan
hampir setengahnya responden mengalami
menarche pada usia 15 tahun (31%) dan sebagian bisa juga diberikan melalui inhalasi yang akan
(50%) responden sering mengalami Dismenore. memberikan efek terhadap system penciuman.
Pada tabel 2 menunjukkan bahwa semua Penerapan aromaterapi yaitu teknik pengobatan
terapi non farmokologi berpengaruh dalam atau perawatan menggunakan wangi-wangian
menurunkan skala nyeri dismenore terlihat dari dalam bentuk minyak essensial yang beraroma.
semua P value masing-masing teknik ≤ 0,05 Dampak pemberian aromaterapi selain fisiologis
juga dapat mempengaruh keadaan psikologis, daya
(aromaterapi P: 0,001, kompres hangat P: 0,001,
relaksasi nafas dalam P: 0,004, terapi musik P: ingat dan emosi seseorang. Sehingga dapat
0,001, dan exercise/Latihan fisik P: 0,001). memperbaiki mood dan kesehatan. Beberapa
Terdapat beragam penurunan skala nyeri contoh penerapan aromaterapi adalah lemon
(citrus), lavender, dan lain sebagainya (Rambi &
dismenore dibuktikan dengan perbedaan nilai post
Bajak, 2019).
test terhadap pre test, terdapat penurunan nyeri
dismenore pada perlakuan aromaterapi (13 Penelitian ini sejalan dengan hasil analisis
responden), kompres hangat (12 responden), Khotimah (2021) yang mengatakan bahwa
aromaterapi dapat mengatasi nyeri dismenore pada
relaksasi nafas dalam (10 responden), terapi musik
remaja. Pada penelitian ini juga dibahas akupresur
(14 responden) dan exercise/Latihan fisik (14
responden). menggunakan esential oil aromaterapi yang
Berdasarkan nilai Mean Rank menunjukkan ternyata dapat memberikan efek yang lebih besar
pengaruh yang paling besar adalah intervensi dibandingkan hanya memberikan aromaterapi
berupa terapi musik dan Exercise/Latihan fisik secara oles atau inhalasi saja. Perbedaan dengan
sebesar 7,5. Dengan kata lain terapi musik dan penelitian ini adalah aromaterapi yang digunakan
exercise/latihan fisik efektif untuk mengurangi adalah aromaterapi lavender melalui inhalasi
nyeri dismenore. Berdasarkan hasil penelitian, menggunakan diffuser. Sedangkan penelitian

346
Faletehan Health Journal, 9 (3) (2022) 343-352
www. journal.lppm-stikesfa.ac.id/ojs/index.php/FHJ
ISSN 2088-673X | 2597-8667

Khotimah (2021) menerapkan aromaterapi melalui timbul kekakuan dan kekejangan pada otot rahim
inhalasi dan akupressur. Aromaterapi inhalasi bahkan bisa menimbulkan iritasi. Hal ini lah yang
dapat memberikan dampak langasung secara menyebabkan rasa sakit ketika sebelum dan selama
fisiologis terhadap paru-paru, kemudian akan haid berlangsung. Penerapan kompres hangat dapat
memberikan efek relaksasi ketika dihirup apalagi mempengaruhi nyeri dismenore yang dirasakan
dengan penerapan secara akupresur akan lebih oleh remaja, karena efek panas yang ditimbulkan
meningkatkan imun. Namun, akupresur akan melebarkan pembuluh darah sehingga
menggunakan aromaterapi lebih efektif untuk peredaran darah menjadi lancar, kekejangan otot
mengurangi dismenore dibandingkan (Khotimah & rahim juga dapat diatasi, kontraksi rahim menjadi
Subagio, 2021). lancar dan otot-otot rahim menjadi rileks, serta
Pada penelitian ini dilakukan penerapan dapat mempengaruhi aktivitas saraf sebagai
aromaterapi menggunakan lavender secara pengontrol rasa nyeri. Dengan demikian dapat
inhalasi. Efek pemberian aromaterapi lavender mengurangi nyeri dismenore (Yunianingrum et al.,
adalah membuat kadar kortisol menjadi rendah dan 2018).
sebaliknya mengakibatkan kadar estradiol menjadi Penerapan kompres hangat efektif dalam
tinggi. Ketika dismenore terjadi akan membuat mengatasi nyeri dismenore. Mekanisme nya adalah
remaja menjadi cemas, penerapan lavender dapat dengan mempengaruhi sel-sel saraf saraf diameter
menurunkan kecemasan akibat nyeri saat haid. besar. Pada awalnya rasa nyeri yang berlebihan
Selain itu, pemberian aromaterapi juga dapat diteruskan oleh serabut saraf diameter kecil yang
menimbulkan rasa rileks dan nyaman yang dapat membuka pintu masuk sumsum tulang belakang
memicu munculnya hormon endorfin. Hormon ini dan akan diteruskan ke batang otak lalu ke
diproduksi di otak dan sumsum tulang belakang, thalamus atau korteks untuk diartikan sebagai
hormon ini berfungsi sebagai penenang sehingga nyeri. Ketika diberikan kompres hangat maka efek
menciptakan rasa nyaman dan menngurangi nyeri terhadap serabut saraf diameter besar adalah
ketika menstruasi. Aromaterapi lavender membuat pintu sumsum tulang belakang menutup
bermanfaat dalam merileksasikan otot-otot tubuh sehingga rasa nyeri yang dirasakan tidak dapat
sehingga pada akhirnya dismenore dapat berkurang diteruskan ke batang otak kesadaran untuk
(Christiana & Jayanti, 2020). diartikan sebagai rasa nyeri, sehingga persepsi rasa
nyeri tersebut diblok tidak sampai ke otak
Kompres hangat (Yunianingrum et al., 2018).
Pada saat menstruasi, otot-otot rahim akan
mengalami kontraksi sehingga pembuluh darah
rahim akan mengalami penyempitan sehingga akan

Tabel 2. Skala Dismenore Berdasarkan Terapi Non Farmakologi (n=65)


Post Test – Pre Test N Mean Rank Sum of Ranks P Value
Aromaterapi
Negative Ranks 13 7 91 0,001
Positive Ranks 0 0 0
Kompres hangat
Negative Ranks 12 6,5 78
0,001
Positive Ranks 0 0 0
Relaksasi nafas dalam
Negative Ranks 10 5,5 55
0,004
Positive Ranks 0 0 0
Terapi musik
Negative Ranks 14 7,5 105
0,001
Positive Ranks 0 0 0
Exercise/Latihan fisik
Negative Ranks 14 7,5 105 0,001
Positive Ranks 0 0 0

347
Faletehan Health Journal, 9 (3) (2022) 343-352
www. journal.lppm-stikesfa.ac.id/ojs/index.php/FHJ
ISSN 2088-673X | 2597-8667

Penelitian ini sejalan dengan pemikiran antara sebelum dan sesudah dilakukan teknik
Yunianingrum (2018), kompres hangat dapat relaksasi nafas dalam (Azizah et al., 2015).
mengatasi nyeri dismenore primer pada remaja.
Pada penelitian tersebut menggunakan 2 teknik Terapi musik
yaitu lilin aromaterapi lavender dan kompres Musik dapat mengurangi nyeri dismenore.
hangat. Rata-rata variabel terdapat perbedaan, Musik dapat mempengaruhi emosi dan perasaan
namun variabel yang paling efektif dalam seseorang bahkan tidak jarang yang meluapkan nya
mengurangi nyeri dismenore adalah kompres melalui gerakan ringan sampai sedang ketika
hangat. Sedangkan pada penelitian ini yang lebih mendengarkan musik sehingga tubuh menjadi
tinggi nilai rata-rata nya adalah pemberian senang, rileks dan nyaman. Hal ini disebabkan oleh
aromaterapi (Yunianingrum et al., 2018). pada saat mendengarkan musik, gelombang otak
berada dalam kondisi alfa. Pada saat ini, otak akan
Relaksasi pernafasan dalam menghasilkan serotonin dan endorfin (sejenis
Latihan pernapasan dapat meningkatkan morfin yang memiliki efek analgetik sebagai
relaksasi dan memungkinkan peserta untuk fokus pereda nyeri. Endorfin dapat menghambat
dalam pikiran tubuh untuk mengubah pemikiran rangsangan sakit di sistem saraf pusat sehingga
mereka tentang rasa sakit mereka. Berdasarkan sensasi nyeri dismenore dapat berkurang. Sistem
hasil penelitian, ada penurunan intensitas nyeri limbik juga menghantarkan kepada sistem saraf
haid pada mahasiswi saat latihan pernafasan teknik pusat yang mengatur kontraksi otot-otot tubuh,
relaksasi dalam waktu kurang lebih 30 menit. sehingga kontraksi otot-otot termasuk otot rahim
Penelitian ini masih menggunakan kuesioner dapat berkurang dan nyeri haid dapat teratasi
instrumen dalam menentukan hasil penelitian, (Renityas, 2017).
sehingga memungkinkan terjadinya bias. Teknik Inti dari musik adalah berasal dari getaran.
relaksasi pernapasan dalam juga bisa Getaran tersebut berasal dari alat musik suara vokal
meningkatkan ventilasi paru-paru dan penyanyi. Kumpulan getaran-getaran dapat
meningkatkan oksigenasi darah. Relaksasi napas menimbulkan suara. Definisi musik adalah suara
dalam dapat menyangga efek negatif, mungkin yang dibuat dalam ruang dan waktu tertentu
dengan mengurangi perenungan dan perubahan (Sugiarto, 2019).
penilaian afektif dan mengatasi stress (Purnamasari Bagaimana musik dapat mengatasi nyeri
et al., 2020). dismenore dapat dijelaskan sebagai berikut, musik
Teknik relaksasi nafas dalam yang dilakukan sebagai aliran suara yang masuk ke telinga akan
oleh responden menggunakan teknik yang tepat melalui proses mekanisme penerimaan suara yaitu
dengan disertai lingkungan yang tenang dapat menggetarkan gendang telinga dan mengocok
menurunkan skala nyeri secara signifikan. Rasa cairan di telinga bagian dalam, kemudian
nyaman yang muncul akibat diterapkannya teknik menghantarkan nya melalui getaran sel-sel koklea
relaksasi nafas dalam secara kontinyu dapat ke otak. Akibat rasa senang dan nyaman yang
meningkatkan toleransi seseorang terhadap rasa dirasakan ketika mendengarkan musik, maka otak
sakit. Mekanisme koping yang baik dapat membuat memerintahkan tubuh untuk memperoduksi
seseorang memiliki ambang toleransi nyeri yang hormon endorfin sebagai analgesik alami yang
baik sehingga pada akhirnya dapat menyesuaikan dimiliki tubuh dan bekerja dengan cara
dengan nyeri yang dirasakan dan mengalihkan rasa merangsang daerah dienefalon ventrikular atau
nyeri tersebut (Nurindasari & Hengky, 2020). perişeduktal daerah grisea yang menghantarkan
Teknik relaksasi nafas dalam adalah salah satu sinyal nyeri ke nukleus yang terletak di tengah
teknik yang dilakukan untuk membuat tubuh batang otak. Dari sini nukleus jalur serabut akan
mengeluarkan opoid endogen sebagai hasilnya turun ke medula spinalis dan akan berakhir di
terbentuknya kondisi penekanan nyeri dan kornu dorsalis dimana titik saraf sensorik dari nyeri
akhirnya skala nyeri dapat berkurang. Opoid perifer juga berakhir. Sebagai hasil dari eksitasi di
endogen terdiri dari endorfin dan enkefalin. Kedua perişeduktal daerah grisea, akan menghambat atau
zat tersebut mirip dengan morfin yang memberikan menekan transmisi impuls nyeri melalui neuron
efek pereda nyeri sehingga nyeri dapat ditekan. lokal di dalamnya daerah tersebut, sehingga rasa
Pada penelitian ini terdapat perbedaan skala nyeri sakit dapat diatasi atau ditoleransi (Sugiarto, 2019).

348
Faletehan Health Journal, 9 (3) (2022) 343-352
www. journal.lppm-stikesfa.ac.id/ojs/index.php/FHJ
ISSN 2088-673X | 2597-8667

Penelitian menggunakan musik pop sebagai melakukan pengalihan rasa sakit melalui tindakan
salah satu teknik mengatasi dismenore. Hal ini atau hal-hal yang disenangi oleh responden.
dikarenakan semua responden adalah remaja dan Nyeri dismenore dapat diatasi bukan hanya
berdasarkan hasil kuesioner mereka menyukai dengan pemberian obat-obatan saja tetapi dengan
musik pop sebagai media pengalihan rasa nyeri cara dialihkan melalui berbagai cara alami atau
ketika haid berlangsung. Musik sebagai salah satu disebut terapi non farmakologi. Diantaranya
bentuk pengalih perhatian, dimana perhatian rasa dengan melakukan kegemaran seperti olah raga,
sakit dialihkan ke suara musik atau bisa disebut mendengarkan musik, menarik nafas dalam,
audioanalgesik (obat penenang) (Schwartz, Fourts, menghirup aromaterapi bahkan bisa mengompres
K. A., 2013). daerah yang nyeri dengan menggunakan kompres
air hangat.
Exercise/ Latihan fisik
Latihan peregangan merupakan tindakan Referensi
nonfarmakologis yang efektif, sederhana, untuk Aprilian, E., & Elsanti, D. (2020). Perbedaan
mengurangi dismenore. Dismenore mempengaruhi Efektivitas Terapi Musik Klasik Dan
kelas reguler, studi dan kegiatan sehari-hari remaja Aromaterapi Peppermint Terhadap Perubahan
putri. Latihan peregangan merupakan bentuk terapi Skala Nyeri Pada Ibu Post Sectio Caesarea.
yang efektif dan aman bagi remaja dengan Jurnal Keperawatan Muhammadiyah.
dismenore primer dalam kehidupan sehari-hari. Azizah, N., Nisak, A. Z., & Nisa, F. N. K. (2015).
Metode alami pengurangan rasa sakit dapat Teknik relaksasi nafas dalam dan terapi musik
diterima dan dapat diakses oleh semua orang di sebagai upaya penurunan intensitas nyeri haid
dunia. Oleh karena itu para praktisi perawat di (dysmenorrhea). Prosiding Seminar Nasional
lapangan dapat membantu dalam mendukung & Internasional.
remaja putri untuk memberikan kenyamanan Çelik, A. S., & Apay, S. E. (2021). Effect of
selama menstruasi untuk memastikan hasil yang progressive relaxation exercises on primary
mungkin (Renuka & Jeyagowri, 2015). dysmenorrhea in Turkish students: A
Latihan/exercise yang dilakukan ketika randomized prospective controlled trial.
mengalami dismenore merupakan salah satu teknik Complementary Therapies in Clinical
relaksasi. Latihan fisik yang dilakukan dengan Practice, 42, 101280.
intensitas yang rutin dan teratur dapat Christiana, I., & Jayanti, D. (2020). Pengaruh
meningkatkan aliran peredaran darah ke seluruh Pemberian Aroma Terapi Lavender Terhadap
tubuh termasuk ke organ reproduksi menjadi lancar Tingkat Nyeri Haid (Dismenore Primer) di
sehingga nyeri dismenore dapat berkurang. Asrama Putri Stikes Banyuwangi Tahun 2020.
Exercise atau latihan fisik dapat meningkatkan Healthy, 8(2), 90–103.
kadar β-endorfin empat sampai lima kali di dalam Dillah, U., Bohari, N. H., Nur, N. A., &
darah. Endorfin yang berfungsi sebagai analgesik Kamaruddin, M. (2020). Deskripsi
alami yang diproduksi ketika tubuh merasa nyaman Pengetahuan Remaja Putri tentang Dismenore
dan rileks sehingga dapat mengurangi rasa sakit di Kelurahan Benjala Kecamatan Bontobahari
ketika mengalami kontraksi selama haid Kabupaten Bulukumba. Medika Alkhairaat:
(Rachmawati & Safriana, 2020). Jurnal Penelitian Kedokteran Dan Kesehatan,
2(2), 81–90.
Simpulan Febriani, Y. (2019). Beda Pengaruh Pemberian
Semua terapi non farmakologi (aromaterapi, William’s Flexion Exersice Dan William’s
kompres hangat, terapi musik, relaksasi nafas Flexion Exersice Dengan Kinesio Tapping
dalam, exercise/Latihan) yang diteliti terbukti Terhadap Nyeri Dismenore. Menara Ilmu,
dapat mengatasi dismenore. Hal ini tergantung 13(6).
terhadap minat seseorang untuk mengalihkan rasa Gim, M., & Choi, J.-H. (2018). Effect of Gym Ball
sakit yang dirasakan akibat dismenore. Semua Exercise and Music Therapy on Menstrual
terapi non farmakologi tersebut memberikan efek Discomfort. Indian Journal of Public Health
rileks akibat terbentuknya hormon endorphin Research & Development, 9(3).
ketika responden merasa nyaman dengan Khotimah, H., & Subagio, S. U. (2021). Aplikasi
Fitofarmaka Akupresur Menggunakan

349
Faletehan Health Journal, 9 (3) (2022) 343-352
www. journal.lppm-stikesfa.ac.id/ojs/index.php/FHJ
ISSN 2088-673X | 2597-8667

Aromaterapi Essential Oil Lemon untuk 27–34.


Mengatasi Dismenore pada Remaja. Renityas, N. N. (2017). Efektifitas Titik
Faletehan Health Journal, 8(03), 187–193. Accupresure Li4 Terhadap Penurunan Nyeri
Kristiawan, M. (2021). The Effects of Relaxation Dysmenorrhoe Pada Remaja Putri. JuKe
Technique and Warm Compress on (Jurnal Kesehatan), 1(2).
Decreasing Dysmenorrhea Scale. Renuka, K., & Jeyagowri, S. (2015). Stretching
International Conference on Educational Exercise Therapy and Primary
Sciences and Teacher Profession (ICETeP Dysmenorrhea–Nursing Perspectives. IOSR
2020), 255–260. Journal of Nursing and Health Science Ver
Larasati, T. A., & Alatas, F. (2016). Dismenore III, 4, 1940–2320.
primer dan faktor risiko Dismenore primer Rohmah, Y. K. M., & Mukhoirotin, M. (2020).
pada Remaja. Jurnal Majority, 5(3), 79–84. Abdominal stretching to reduce premenstrual
Martin-Saavedra, J. S., & Ruiz-Sternberg, A. M. syndrome: a case series. Medisains (Jurnal
(2020). The effects of music listening on the Ilmiah Ilmu-Ilmu Kesehatan), 18(1), 37–40.
management of pain in primary Rompas, S., & Gannika, L. (2019). Pengaruh
dysmenorrhea: A randomized controlled aromaterapi lemon (citrus) terhadap
clinical trial. Nordic Journal of Music penurunan nyeri menstruasi pada mahasiswi
Therapy, 29(5), 398–415. program studi ilmu keperawatan fakultas
McGovern, C. E., & Cheung, C. (2018). Yoga and kedokteran universitas sam ratulangi manado.
quality of life in women with primary Jurnal Keperawatan, 7(1).
dysmenorrhea: a systematic review. Journal Schwartz, Fourts, K. A., & G. (2013). Music
of Midwifery & Women’s Health, 63(4), 470– Preference, Personality Style, and
482. Developmental Issues of Adolescents.
Mukhoirotin, K., & Fatmawati, D. A. (2018). The Journal of Youth and Adolescene, 32(205).
Effects of cold compress and warm compress Sugiarto, K. B. (2019). Analysis of Guided
on β-endorphin levels, IL-6 and TNFα among Imagery and Music Therapy on Changes in
adolescent with dysmenorrhea. Indian the Intensity of Dysmenorrhea Pain in SMK
Journal of Public Health Research & Visi Global Banyuwangi. Journal for Quality
Development, 9(12), 474–479. in Public Health, 2(2), 126–134.
Nurindasari, Z., & Hengky, H. K. (2020). Susanti, E. T., Rusminah, R., & Sari, A. K. (2016).
Efektivitas Pemberian Teknik Relaksasi Nafas Kompres Hangat Terhadap Tingkat Nyeri
Dalam Terhadap Penurunan Nyeri Haid Dismenore. Jurnal Keperawatan Karya
(Dismenore) Pada Remaja Putri Asrama Bhakti, 2(1), 1–6.
Tahfizh Pondok Pesantren Ddi Ad Mangkoso. Utari, M. D. (2017). Efektivitas Pemberian Terapi
Jurnal Ilmiah Manusia Dan Kesehatan., 3(2), Musik (Mozart) dan Back Exercise terhadap
199–205. Penurunan Nyeri Dysmenorrhea Primer.
Purnamasari, K. D., Rohita, T., Zen, D. N., & Jurnal Ipteks Terapan, 11(4), 283–288.
Ningrum, W. M. (2020). The Effect of Deep Yunianingrum, E., Widyastuti, Y., & Margono, M.
Breathing Exercise on Menstrual Pain (2018). The effect of warm compress and
Perception in Adolescents with Primary aromatherapy lavender to decreasing pain on
Dysmenorrhea. Pertanika Journal, 2(28), primary dysmenorrhea. Jurnal Kesehatan Ibu
649–657. Dan Anak, 12(1), 40–49.
Rachmawati, A., & Safriana, R. E. (2020). https://doi.org/10.33746/fhj.v8i03.304Aprilian, E.,
Efektivitas Endorphin Massage dan Senam & Elsanti, D. (2020). Perbedaan Efektivitas
Dismenore dalam Menurunkan Dismenore Terapi Musik Klasik Dan Aromaterapi
Primer. MPPKI (Media Publikasi Promosi Peppermint Terhadap Perubahan Skala Nyeri
Kesehatan Indonesia): The Indonesian Pada Ibu Post Sectio Caesarea. Jurnal
Journal of Health Promotion, 3(3), 192–196. Keperawatan Muhammadiyah.
Rambi, C., & Bajak, C. (2019). Pengaruh Azizah, N., Nisak, A. Z., & Nisa, F. N. K. (2015).
Aromaterapi Lemon (Citrus) Terhadap Teknik relaksasi nafas dalam dan terapi musik
Penurunan Dismenore Pada Mahasiswi sebagai upaya penurunan intensitas nyeri haid
Keperawatan. Jurnal Ilmiah Sesebanua, 3(1), (dysmenorrhea). Prosiding Seminar Nasional

350
Faletehan Health Journal, 9 (3) (2022) 343-352
www. journal.lppm-stikesfa.ac.id/ojs/index.php/FHJ
ISSN 2088-673X | 2597-8667

& Internasional. 482.


Çelik, A. S., & Apay, S. E. (2021). Effect of Mukhoirotin, K., & Fatmawati, D. A. (2018). The
progressive relaxation exercises on primary Effects of cold compress and warm compress
dysmenorrhea in Turkish students: A on β-endorphin levels, IL-6 and TNFα among
randomized prospective controlled trial. adolescent with dysmenorrhea. Indian
Complementary Therapies in Clinical Journal of Public Health Research &
Practice, 42, 101280. Development, 9(12), 474–479.
Christiana, I., & Jayanti, D. (2020). Pengaruh Nurindasari, Z., & Hengky, H. K. (2020).
Pemberian Aroma Terapi Lavender Terhadap Efektivitas Pemberian Teknik Relaksasi Nafas
Tingkat Nyeri Haid (Dismenore Primer) di Dalam Terhadap Penurunan Nyeri Haid
Asrama Putri Stikes Banyuwangi Tahun 2020. (Dismenore) Pada Remaja Putri Asrama
Healthy, 8(2), 90–103. Tahfizh Pondok Pesantren Ddi Ad Mangkoso.
Dillah, U., Bohari, N. H., Nur, N. A., & Jurnal Ilmiah Manusia Dan Kesehatan., 3(2),
Kamaruddin, M. (2020). Deskripsi 199–205.
Pengetahuan Remaja Putri tentang Dismenore Purnamasari, K. D., Rohita, T., Zen, D. N., &
di Kelurahan Benjala Kecamatan Bontobahari Ningrum, W. M. (2020). The Effect of Deep
Kabupaten Bulukumba. Medika Alkhairaat: Breathing Exercise on Menstrual Pain
Jurnal Penelitian Kedokteran Dan Kesehatan, Perception in Adolescents with Primary
2(2), 81–90. Dysmenorrhea. Pertanika Journal, 2(28),
Febriani, Y. (2019). Beda Pengaruh Pemberian 649–657.
William’s Flexion Exersice Dan William’s Rachmawati, A., & Safriana, R. E. (2020).
Flexion Exersice Dengan Kinesio Tapping Efektivitas Endorphin Massage dan Senam
Terhadap Nyeri Dismenore. Menara Ilmu, Dismenore dalam Menurunkan Dismenore
13(6). Primer. MPPKI (Media Publikasi Promosi
Gim, M., & Choi, J.-H. (2018). Effect of Gym Ball Kesehatan Indonesia): The Indonesian
Exercise and Music Therapy on Menstrual Journal of Health Promotion, 3(3), 192–196.
Discomfort. Indian Journal of Public Health Rambi, C., & Bajak, C. (2019). Pengaruh
Research & Development, 9(3). Aromaterapi Lemon (Citrus) Terhadap
Khotimah, H., & Subagio, S. U. (2021). Aplikasi Penurunan Dismenore Pada Mahasiswi
Fitofarmaka Akupresur Menggunakan Keperawatan. Jurnal Ilmiah Sesebanua, 3(1),
Aromaterapi Essential Oil Lemon untuk 27–34.
Mengatasi Dismenore pada Remaja. Renityas, N. N. (2017). Efektifitas Titik
Faletehan Health Journal, 8(03), 187–193. Accupresure Li4 Terhadap Penurunan Nyeri
Kristiawan, M. (2021). The Effects of Relaxation Dysmenorrhoe Pada Remaja Putri. JuKe
Technique and Warm Compress on (Jurnal Kesehatan), 1(2).
Decreasing Dysmenorrhea Scale. Renuka, K., & Jeyagowri, S. (2015). Stretching
International Conference on Educational Exercise Therapy and Primary
Sciences and Teacher Profession (ICETeP Dysmenorrhea–Nursing Perspectives. IOSR
2020), 255–260. Journal of Nursing and Health Science Ver
Larasati, T. A., & Alatas, F. (2016). Dismenore III, 4, 1940–2320.
primer dan faktor risiko Dismenore primer Rohmah, Y. K. M., & Mukhoirotin, M. (2020).
pada Remaja. Jurnal Majority, 5(3), 79–84. Abdominal stretching to reduce premenstrual
Martin-Saavedra, J. S., & Ruiz-Sternberg, A. M. syndrome: a case series. Medisains (Jurnal
(2020). The effects of music listening on the Ilmiah Ilmu-Ilmu Kesehatan), 18(1), 37–40.
management of pain in primary Rompas, S., & Gannika, L. (2019). Pengaruh
dysmenorrhea: A randomized controlled Aromaterapi Lemon (Citrus) Terhadap
clinical trial. Nordic Journal of Music Penurunan Nyeri Menstruasi Pada Mahasiswi
Therapy, 29(5), 398–415. Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas
McGovern, C. E., & Cheung, C. (2018). Yoga and Kedokteran Universitas Sam Ratulangi
quality of life in women with primary Manado. Jurnal keperawatan, 7(1).
dysmenorrhea: a systematic review. Journal Schwartz, Fourts, K. A., & G. (2013). Music
of Midwifery & Women’s Health, 63(4), 470– Preference, Personality Style, and

351
Faletehan Health Journal, 9 (3) (2022) 343-352
www. journal.lppm-stikesfa.ac.id/ojs/index.php/FHJ
ISSN 2088-673X | 2597-8667

Developmental Issues of Adolescents.


Journal of Youth and Adolescene, 32(205).
Sugiarto, K. B. (2019). Analysis of Guided
Imagery and Music Therapy on Changes in
the Intensity of Dysmenorrhea Pain in SMK
Visi Global Banyuwangi. Journal for Quality
in Public Health, 2(2), 126–134.
Susanti, E. T., Rusminah, R., & Sari, A. K. (2016).
Kompres Hangat Terhadap Tingkat Nyeri
Dismenore. Jurnal Keperawatan Karya
Bhakti, 2(1), 1–6.
Utari, M. D. (2017). Efektivitas Pemberian Terapi
Musik (Mozart) dan Back Exercise terhadap
Penurunan Nyeri Dysmenorrhea Primer.
Jurnal Ipteks Terapan, 11(4), 283–288.
Yunianingrum, E., Widyastuti, Y., & Margono, M.
(2018). The effect of warm compress and
aromatherapy lavender to decreasing pain on
primary dysmenorrhea. Jurnal Kesehatan Ibu
Dan Anak, 12(1), 40–49. DOI:
https://doi.org/10.33746/fhj.v8i03.304

352

Anda mungkin juga menyukai