Anda di halaman 1dari 4

GANGGUAN MENSTRUASI

Seorang perempuan 22 tahun ke dokter karena merasa nyeri bagian pelvic dan
kram perut selama menstruasi dan tidak masuk kerja 1-2 hari selama menstruasi. Dia
telah aktif secara seksual. Siklus menstruasi terakhir 9 hari lalu dan menstruasi
pertama umur 11 tahun. Siklus 26 – 28 hari setiap menstruasi. Setiap nyeri dia
menggunakan asetaminofen dan ibuprofen. Pernah mengalami clami diasis.
Riwayat penyakit adalah asma dan menggunakan fluticasone 110 mcg 2
semprotan 2x/hari dan albuterol 90 mcg 2 semprotan prn jika sesak.
Hasil pemeriksaan fisik terdapat jerawat pada bagian wajah dan dada, nyeri
panggul sedang hingga berat saat haid.
VS: TD 116/64, HR 74, Pernapasan 14, BB 58.2 kg, TB 163 cm, BMI: 22 kg/m2.
1. Bagaimana penilaian pasien?
2. Apa tujuan terapi?
3. Bagiamana tatalaksana terapi non farmakologi dan terapi farmakologi?
4. Bagaiaman parameter monitoring efektivitas terapi?
Jika jerawat pasien mengalami 2 – 4 lesi di bagian pipi dan hidung (3 papula)
Jawab:
1. Pasien mengalami gangguan mentruasi yang berupa Dismenorea.
Hal ini ditandai oleh pasien yang merasa nyeri bagian pelvic dan kram
perut selama menstruasi dan tidak masuk kerja 1-2 hari selama menstruasi. Juga
hasil pemeriksaan fisik terdapat jerawat pada bagian wajah dan dada, nyeri
panggul sedang hingga berat saat haid.
2. Tujuan terapi untuk pasien ini yaitu: (Dipiro, 2016)
a. Untuk mengurangi gejala gangguan menstruasi atau menyembuhkan
gangguan menstruasi yang diderita pasien, seperi rasa nyeri dan kram.
b. Untuk meningkatkan kualitas hidup pasien
3. Tatalaksana terapi non farmakologi dan terapi farmakologi
a. Terapi non farmakologi
Pengobatan non-farmakologi terdiri dari teknik relaksasi dan teknik
stimulasi kulit. Teknik stimulasi kulit berupa kompres hangat bertujuan
menurunkan kontraksi otot perut yang berlebihan sehingga rasa nyeri saat
menstruasi dapat berkurang. Dan kompres dingin merupakan suatu prosedur
menempatkan suatu benda dingin pada tubuh bagian luar. Dampak
fisiologisnya adalah vasokontriksi pada pembuluh darah, mengurangi rasa
nyeri, dan menurunkan aktivitas ujung saraf pada otot (Rustam, 2014).
Sedangkan teknik relaksasi dimana dalam kondisi rileks tubuh juga
menghentikan produksi hormone adrenalin dan semua hormone yang
diperlukan saat kita stress. Relaksasi berupa aromaterapi selalu dihubungkan
dengan hal-hal menyenangkan agar membuat jiwa, tubuh dan pikiran merasa
relaks. Khasiat aromaterapi dapat menyembuhkan berbagai penyakit serta
menyebarkan aroma harum. Distraksi adalah pengalihan perhatian dari hal
yang menyebabkan nyeri. Guided imagery merupakan satu teknik terapi
tindakan keperawatan yang dilakukan dengan mengajak pasien berimajinassi
membayangkan sesuatu yang indah dan tempat yang disukai atau pengalihan
perhatian terhadap nyeri, yang bisa dilakukan dengan posisi duduk atau
berbaring dengan mata dipejamkan dan memfokuskan perhatian dan
berkonsentrassi. Sehingga tubuh menjadi rileks dan nyaman. Olahraga
teratur, transkutan stimulasi saraf listrik (TENS), dan akupunktur (Rustam,
2014). Selain itu, diet vegetarian rendah lemak telah terbukti berkurang
intensitas dan durasi dismenore (Dipiro, 2016).
b. Terapi farmakologi
Obat tradisional yang digunakan responden untuk menanggulangi
dismenore yaitu daun sirih (67%), rimpang kunyit (20%) dan daun papaya
(13%). Hasil penelitian menunjukan bahwa kunyit berfungsi dalam
mengurangi nyeri dismenore pada wanita dan penurunan tingkat nyeri terjadi
rata-rata setelah 15 menit perlakuan (Rustam, 2014).
Obat-obatan jadi yang digunakan untuk mengurangi nyeri menstruasi
diantaranya : pereda nyeri (analgesik) golongan Non Steroid Anti Inflamasi
(NSAI) (Prawiharjo, 2015). Maka penggunaan ibuprofen 800 mg oral tiga
kali sehari dapat digunakan (Dipiro, 2016).
Pengobatan dengan NSAID harus dimulai 1 hingga 2 hari sebelumnya
mulai mens atau pada awal dismenore dan berlanjut selama 2 hingga 3 hari
atau sampai nyeri hilang. Dosis pemuatan (dua kali dosis tunggal biasa)
dianjurkan, diikuti oleh biasanya dosis yang disarankan (Dipiro, 2016).
Bila pada penggunaan NSAID rasa nyeri yang dialami pasien belum
kunjung sembuh maka disarankan Kombinasi Hormonal Kontrasepsi (CHC)
CHC <35 formulasi mcg + norgestrel atau levonorgestrel; penggunaan
siklus-diperpanjang formulasi ini bermanfaat untuk memperbaiki dismenore
ringan hingga berat dengan menghambat proliferasi jaringan endometrium
dan ovulasi, sehingga berkurang sekresi prostaglandin dan volume darah
menstruasi. Diperlukan dua hingga tiga bulan terapi untuk mencapai hasil
penuh efek. Baik standar (28 hari) dan siklus diperpanjang (91 hari) terapi
efektif untuk dismenore primer. Diperpanjang rejimen siklus dianggap
sebagai lini pertama untuk dismenore akibat endometriosis (Dipiro, 2016).
Manfaat tambahan termasuk kontrasepsi dan pada jerawat yang
meningkatkan. Tambahkan kontrasepsi oral kombinasi atau oral
spironolactone (wanita) atau pertimbangkan isotretinoin oral untuk jerawat
pasien (Stepehen, 2012).
American College of Obstetricians and Gynaecologists (ACOG)
menyatakan bahwa wanita mana pun, termasuk remaja (terlepas dari paritas)
risiko rendah penyakit menular seksual dan karenanya radang panggul
penyakit, adalah kandidat yang baik untuk penggunaan IUD. Karena pasien
memiliki riwayat clami diasis. Maka diberikan Levonorgestrel IUD dengan
regimen dosis 20 mcg dirilis setiap hari (Dipiro, 2016).
4. Parameter monitoring efektivitas terapi, jika jerawat pasien mengalami 2 – 4 lesi
di bagian pipi dan hidung (3 papula), yaitu:
Pemeringkatan jerawat berdasarkan jenis lesi dan tingkat keparahannya
dapat membantu dalam memutuskan terapi mana yang diperlukan. Parameter
monitoring efektiviyas terapi menargetkan empat faktor yang bertanggung jawab
untuk pembentukan lesi yaitu : peningkatan produksi sebum, hiperkeratinisasi,
kolonisasi oleh Propionibacterium acnes , dan reaksi inflamasi yang dihasilkan
(Stepehen, 2012).
Evaluasi setiap pasien dengan jerawat harus mencakup riwayat medis
menyeluruh dan pemeriksaan fisik. Pengobatan dan penggunaan suplemen,
riwayat sosial termasuk tembakau dan penggunaan obat-obatan terlarang, riwayat
menstruasi (yaitu, usia menarche, keteraturan mens, riwayat infertilitas), dan
perawatan jerawat sebelum atau saat ini harus dijelaskan. Tinjauan lengkap
sistem harus dilakukan untuk mencari gejala hiperandrogenisme atau gangguan
endokrinologi lainnya (Stepehen, 2012).

DAFTAR PUSTAKA
Dipiro J. T., Marie A. C., Schwinghammer, T. L., Wells B., Malone P. M., Kolesar J
M, 2016, Pharmacotherapy Principles and Practice, Edisi 4, The McGraw-
Hill Companies, New York.
Rustam, E., 2014, Gambaran Pengetahuan Remaja Puteri Terhadap Nyeri Haid
(Dismenore) dan Cara Penanggulangannya, Jurnal Kesehatan Andalas, 3(1).
Stephen T., Joshua H., 2012, Diagnosis and Treatment of Acne, Am Fam Physician.
86(8).

Anda mungkin juga menyukai