Anda di halaman 1dari 3

P : disminore ki loro mens ng remaja bla bla bla

I : terapi yogane
C : bandingke efektifitas jurnal 1 ro 2
O : hasil e pie seko yoga nggo mengatasi disminore

Jurnal 1 : Pengaruh Terapi Yoga (Paschimottanasana danAdho Mukha Padmasana)


terhadap Intensitas Nyeri pada Remaja Putri yang Mengalami Dismenore Primer
Jurnal 2 : PENGARUH TERAPI YOGA TERHADAP TINGKAT DISMENOREA PADA
MAHASISWI BIDAN PENDIDIK DI UNIVERSITAS ‘AISYIYAH YOGYAKARTA

C = Pada Jurnal 1 intensitas nyeri yang ditemukan sebelum diberikan terapi yoga
yaitu sebagian besar intensitas nyeri pada kelompok perlakuan berada pada skala 4
nyeri sedang yaitu sebanyak 42,9%, sedangkan pada kelompok kontrol sebagian
besar responden intensitas nyerinya berada pada skala 4 nyeri sedang yaitu
sebanyak 35,7%. Berdasarkan karakteristik umur responden di dalam penelitian
ini sebagian besar kelompok kontrol dan kelompok perlakuan berusia pada rentang 13
sampai usia 14 tahun dan usia menarch atau menstruasi pertama pada kelompok
kontrol dan kelompok perlakuan berkisar antara 12 hingga 13 tahun. Nyeri
dismenore yang dirasakan pada perut bagian bawah yang bisa menjalar ke
punggung bagian bawah dan tungkai. Nyeri yang dirasakan seperti kram hilang
timbul atau nyeri tumpul yang dirasakan terus menerus. Nyeri yang dialami
remaja sebelum diberikan terapi yoga diakibatkan karena adanya peningkatan
produksi hormon prostaglandin sehingga mengakibatkan hiperaktivitas uterus.
Setelah diberikan terapi yoga, skala nyeri sebagian besar menjadi 3 (64,3%) sedangkan
pada kelompok kontrol skala nyeri sebagian besar juga menjadi 3 (43%) namun
dengan frekuensi yang berbeda. Olahraga merupakan salah satu manajemen non
farmakologis yang lebih aman digunakan karena menggunakan proses fisiologis.
Hal ini disebabkan karena saat melakukan olahraga tubuh akan menghasilkan
endorphin. Dari identifikasi tentang nyeri haid pada remaja putri, setelah diberikan
intervensi intensitas nyeri yang diderita oleh remaja putri berkurang skalanya
menjadi rata-rata nyeri ringan yaitu dalam rentang 2-5, namun terdapat pula
responden yang tidak mengalami penurunan nyeri atau intensitas nyeri setelah
dilakukan yoga masih tetap sama dengan sebelum diterapi yoga. Hal ini terjadi
karena responden tersebut jarang melakukan olahraga dan pada saat melakukan
yoga, gerakannya kurang maksimal. Sedangkan, pada jurnal dua, dari jumlah 32
responden menunjukkan sebagian besar responden yang mengalami dismenorea
berumur 23-25 tahun yaitu sebanyak 20 responden (62,5%). Usia menarche pada 32
responden (100%) > 11 tahun, mayoritas adalah usia menarche 12 tahun yaitu
sebanyak 14 responden (43,8%). Selain itu, siklus menstruasi dari 32 responden
sebagian besar siklus menstruasinya teratur yaitu sebanyak 18 responden (56,2%).
kejadian lama dismenorea dari jumlah 32 responden, sebagian besar terjadi selama 2
hari yaitu sebanyak 16 responden (50%) ini menunjukkan bahwa angka kejadian lama
dismenorea yang paling sering terjadi selama 2 hari. Nyeri mulai bersamaan dengan
onset segera setelah haid pertama dan biasanya berlangsung sekitar 48 jam sering
mulai beberapa jam sebelum atau sesaat setelah haid. Dari jumlah 32 responden,
menunjukkan tingkat dismenorea sebelum diberikan terapi yoga (pre-test), sebagian
besar mengalami nyeri sedang yaitu sebanyak 19 responden (59,4%), sesuai dengan
skala penilaian numerik (Numeric Rating Scale) yang dapat digunakan untuk menilai
tingkat dismenorea dengan menggunakan skala 0-10. Hasil rata-rata tingkat
dismenorea pre-test terapi yoga sebesar 4,62 yang angkanya mendekati 5, hal ini
menunjukkan tingkat dismenorea yang dirasakan oleh responden adalah 11 katagori
nyeri sedang. dari jumlah 32 responden menunjukkan tingkat dismenorea setelah
diberikan terapi yoga (post-test) sebagian besar mengalami nyeri ringan, yaitu
sebanyak 26 responden (81,2%). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ada
perubahan yang bermakna terhadap penurunan tingkat dismenorea. Hasil rata-rata
tingkat dismenorea post-test terapi yoga sebesar 1,22. Hal ini menunjukkan tingkat
dismenorea yang dirasakan oleh responden 12 adalah katagori nyeri ringan. hasil nilai
rata-rata tingkat dismenorea sesudah diberikan terapi yoga lebih baik dibandingkan
dengan rata-rata sebelum diberikan terapi yoga, yang sebelumnya sebagian besar
mengalami dismenorea sedang menjadi dismenorea ringan. Hal ini membuktikan
bahwa terapi yoga mempunyai manfaat untuk mengurangi tingkat dismenorea.
O = Pada jurnal 1 didapatkan hasil Terapi yoga (Paschimottanasana dan Adho Mukha
Padmasana) memiliki pengaruh yang signifikan dalam menurunkan intensitas nyeri
pada remaja putri yang mengalami dismenorea primer karena yoga tersebut mampu
memberikan efek relaksasi yang dapat menstimulus pelepasan endorfin dan dapat
meningkatkan respons saraf parasimpatis yang mengakibatkan vasodilatasi
pembuluh darah seluruh tubuh dan uterus sehingga mengurangi intensitas nyeri
disminorea. Bagi tenaga kesehatan agar dapat mempertimbangkan intervensi terapi
yoga (Paschimottanasana dan Adho Mukha Padmasana) sebagai tindakan alternatif
dalam menurunkan nyeri saat menstruasi dan diharapkan tenaga kesehatan
khususnya di Puskesmas agar menjalin kerja sama dengan pihak sekolah
mengenai pendidikan kesehatan reproduksi remaja khususnya tentang dismenore.
Bagi masyarakat khususnya remaja putri diharapkan agar menggunakan yoga
untuk menangani nyeri dismenorea dan menghindari penggunaan teknik
farmakologi untuk penanganan nyeri dismenorea. Sedangkan hal yang sama juga
didapatkan di jurnal 2 yaitu hasil terapi yoga dapat menurunkan tingkat dismenorea
karena relaksasi dengan yoga dapat menghentikan produksi hormon seks estrogen dan
progesteron serta hormon stres adrenalin yang dapat menimbulkan nyeri.

Anda mungkin juga menyukai