Anda di halaman 1dari 6

Al-Insyirah Midwifery

Jurnal Ilmu Kebidanan (Journal of Midwifery Sciences)


http://jurnal.alinsyirah.ac.id/index.php/kebidanan
Volume 7, Nomor 2, Tahun 2018
p-ISSN: 2338-2139
e-ISSN: 2622-3457

EFEKTIVITAS AROMATERAPI UNTUK MENURUNKAN


NYERI PERSALINAN DI BPM ROSITA
KOTA PEKANBARU

Hirza Rahmita(1), Rizki Natia Wiji(2) dan Rifa Rahmi(3)

Program Studi DIV Kebidanan, STIKes Al-Insyirah Pekanbaru

ABSTRAK
Nyeri merupakan pengalaman subyektif yang meliputi interaksi kompleks dari fisiologis,
psikososial, budaya dan pengaruh lingkungan. Rasa nyeri saat melahirkan bersifat unik dan
berbeda pada tiap individu serta dialami oleh hampir semua ibu bersalin. Salah satu metode
nonfarmakologis untuk menurunkan nyeri adalah aromaterapi yang merupakan proses
penyembuhan kuno menggunakan sari tumbuhan aromatik murni. Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui efektivitas aromaterapi untuk menurunkan nyeri pada persalinan kala satu di BPM
Rosita Kecamatan Tampan Kota Pekanbaru yang dilakukan pada Februari – Agustus 2017
dengan menggunakan alat berupa diffuser dan aromaterapi lavender. Jenis penelitian ini adalah
quasy experiment dengan rancangan one group pretest posttest without control. Jumlah sampel
adalah 36 orang yang ditentukan dengan teknik accidental sampling. Uji statistik yang
digunakan adalah Uji Wilcoxon dan diperoleh nilai p 0,014 (p < 0,05). Hasil uji statistik
menunjukkan sebelum pemberian aromaterapi nilai mean adalah 5,19 dan mengalami
penurunan setelah pemberian aromaterapi yaitu 4,44. Sehingga dapat disimpulkan bahwa
aromaterapi efektif terhadap penurunan nyeri persalinan pada kala I dengan perbedaan mean
sebesar 0,75. Diharapkan untuk masa yang akan datang penggunaan aromaterapi lebih
dikembangkan lagi dengan metode-metode baru untuk membantu penurunan nyeri yang
dirasakan oleh ibu bersalin.

Kata kunci: Nyeri persalinan, aromaterapi

ABSTRACT
Pain is a subjective experience that includes complex interactions of physiological,
psychosocial, cultural and environmental influences. Labor pain is unique and different in each
women and experienced by almost maternity mothers. One of the nonpharmacological methods
to reduce pain is aromatherapy which is an ancient healing process using the essence of pure
aromatic plants. This study aims to determine the effectiveness of aromatherapy to reduce pain
in first stage labor at BPM Rosita Tampan District Pekanbaru city during February-August
2017 by using diffuser and lavender aromatherapy. The research design used was quasy
experiment with one group pretest posttest without control design. The sample were 36
respondents who are determined by accidental sampling method. The statistic test used was
Wilcoxon Test and obtained p value 0,014 (p <0,05). The results of statistical tests showed
before giving aromatherapy the mean value was 5.19 and decreased after aromatherapy
treatment was 4.44. So it can be concluded that aromatherapy is effective to reduce pain in the
first stage of labor with a mean difference of 0.75. In the future, it is recommended the use of
aromatherapy will be further developed with new methods to help reduce the labor pain of
maternity mothers

Keywords: Labor pain, aromatherapy


Al-Insyirah Midwifery / Vol. 7, No. 2, Tahun 2018

PENDAHULUAN untuk menurunkan nyeri persalinan


Nyeri merupakan pengalaman antara lain teknik relaksasi dan
subyektif yang meliputi interaksi pernafasan, effleurage dan tekanan
kompleks dari fisiologis, psikososial, sakrum, jet hidroterapi, Transcutaneous
budaya dan pengaruh lingkungan. Electrical Nerve Stimulation (TENS),
Stimulus nyeri dapat bersifat fisik dan dan teknik lain seperti hipnoterapi,
mental, sedangkan kerusakan dapat masase, acupressure, aromaterapi, yoga
terjadi pada jaringan aktual atau pada dan sentuhan terapeutik. Menurut Potter
fungsi ego seorang individu. Nyeri dan Perry (2005) tindakan pereda nyeri
dapat digambarkan sebagai suatu persalinan secara nonfarmakologi antara
pengalaman sensorik dan emosional lain dapat dilakukan dengan cara
yang tidak menyenangkan yang distraksi, biofeedback atau umpan balik
berkaian dengan kerusakan jaringan hayati, hopnosis-diri, mengurangi
yang sudah terjadi maupun berpotensi persepsi nyeri, dan stimulus kutaneus
terjadi (baghaspoosh, 2006) (masase, mandi air hangat, kompres
Rasa nyeri saat melahirkan bersifat panas atau dingin, stimulasi saraf
unik dan berbeda pada tiap individu, elektrik transkutan).
rasa nyeri tersebut juga memiliki Beberapa metode nonfarmakologi
karakteristik tertentu yang sama atau identik dengan pelayanan kesehatan
bersifat umum. Beberapa penelitian tradisional (yankestrad), salah satunya
menunjukkan bahwa pada masyarakat adalah penggunaan aromaterapi.
primitif mengalami persalinan yang Menurut Riset Kesehatan Dasar tahun
lebih lama dan nyeri, sedangkan 2013, aromaterapi termasuk dalam
masyarakat yang telah maju 7-14% yankestrad jenis ramuan. Ramuan
bersalin tanpa rasa nyeri dan sebagian termasuk di dalamnya aromaterapi
besar 90% persalinan disertai rasa nyeri adalah yankestrad kedua terbanyak yang
(Prawirohardjo, 2012) digunakan masyarakat Indonesia yaitu
Nyeri persalinan dapat sebesar 49%, dan di provinsi Riau
mempengaruhi kontraksi uterus melalui sebesar 29,4%.
sekresi kadar katekolamia dan kortisol Berdasarkan penelitian yang
yang menaikkan aktivitas sistem saraf dilakukan oleh Sisca Dewi Karlina dkk
simpatis, perubahan tekanan darah, diperoleh hasil bahwa terdapat pengaruh
denyut jantung, pernapasan dan yang signifikan dari pemberian
akibatnya mempengaruhi lama aromaterapi lavender terhadap
persalinan. Nyeri juga dapat penurunan intensitas nyeri persalinan
menyebabkan aktivitas uterus yang fisiologis kala satu fase aktif dengan
tidak terkoordinasi yang akan menurunnya intensitas nyeri dari 7,65
mengakibatkan persalinan lama. menjadi 4,65.
Adapun nyeri persalinan yang berat dan Dari hasil survey awal yang
lama dapat mempengaruhi verifikasi dilakukan peneliti di BPM Rosita
sirkulasi maupun metabolisme yang Kecamatan Tampan Kota Pekanbaru
harus segera diatasi karena dapat pada 8 Desember 2016, peneliti telah
menyebabkan kematian (Mander 2004 memberikan aromaterapi pada 5 pasien
Menurut Bobak (2012) rasa nyeri bersalin dan hasilnya 3 dari 5 pasien
saat persalinan dapat dikendalikan mengatakan mengalami penurunan
melalui metode farmakologi dan nyeri walaupun hanya sedikit.
metode nonfarmakologi. Metode non Berdasarkan latar belakang tersebut
farmokologis yang umum digunakan peneliti ingin melakukan penelitian

53 | S T I K e s A l - I n s y i r a h P e k a n b a r u
Al-Insyirah Midwifery / Vol. 7, No. 2, Tahun 2018

tentang “Efektivitas Aromaterapi untuk HASIL


Menurunkan Nyeri Persalinan pada Analisa Univariat
Kala Satu di BPM Rosita Kecamatan 1. Karakteristik Usia Pasien
Tampan, Kota Pekanbaru” Data usia responden dikategorikan
menjadi 3 yaitu <20 tahun, 20-35 tahun
METODE dan >35 tahun. Distribusi usia
Penelitian ini merupakan penelitian responden dapat dilihat pada tabel 1
Jenis penelitian yang dilakukan adalah Tabel 1 Karatkteristik umur responden
Quasi experimental (eksperimen semu) dalam penelitian
Usia Frekuensi %
dengan pendekatan one group pretest <20 tahun 2 5,6
posttest without control yang dilakukan 20-35 tahun 29 80,6
di BPM Rosita pada bulan November >35 tahun 5 13,9
2016 - Agustus 2017. Populasi dalam Total 36 100
penelitian ini adalah ibu bersalin kala I
fase aktif dari Februari-April 2017. Tabel 1 menunjukkan bahwa usia
Pengambilan sampel menggunakan responden terbanyak pada penelitian ini
teknik non random sampling yaitu adalah ibu bersalin yang berada dalam
accidental sampling dengan jumlah rentan usia reproduktif yaitu pada usia
sampel 36 orang. Data yang digunakan 20 – 35 tahun sebanyak 29 orang (80,55
dalam penelitian ini adalah data primer %)
dan data sekunder. Instrumen penelitian
ini adalah lembar observasi berupa 2. Karakteristik Gravida (jumlah
skala untuk mengukur nyeri dengan kehamilan) responden
menggunakan Numerical Rating Scale Responden dapat di kategorikan
(NRS) dan arometerapi secara inhalasi menjadi 2 berdasarkan jumlah
menggunakan diffuser. Ibu bersalin kehamilan, yaitu primipara (hamil anak
yang telah memasuki kala satu fase aktif pertama) dan multipara (hamil lebih
diminta mengisi lembar observasi untuk dari sekali). Distribusi responden
menentukan skala nyeri kemudian akan berdasarkan jumlah kehamilan dapat
diberikan aromaterapi secara inhalasi dilihat di tabel 2
menggunakan diffuser selama satu jam. Tabel 2 Distribusi responden berdasarkan
Setelah pemberian aromaterapi ibu jumlah kehamilan
Gravid Frekuensi %
bersalin kembali menentukan skala Primipara 14 38,9
nyeri menggunakan lembar observasi Multipara 22 61,1
yang diberikan. Analisis data yang Total 36 100
digunakan adalah analisis univariat dan
bivariat dengan Uji Non Parametrik Tabel 2 menunjukkan bahwa
yaitu Uji Wilcoxon. karakteristik responden dalam
penelitian ini lebih banyak multipara
yaitu sebanyak 22 orang (61,1 %)

3. Karakteristik skala nyeri


responden sebelum pemberian
aromaterapi
Nyeri persalinan pada kala satu
yang dialami oleh responden bisa
dikategorikan menjadi 3 yaitu : nyeri

54 | S T I K e s A l - I n s y i r a h P e k a n b a r u
Al-Insyirah Midwifery / Vol. 7, No. 2, Tahun 2018

ringan (skala 1 – 3), nyeri sedang (skala sehingga uji statistik yang digunakan
4 – 6) dan nyeri berat (skala 7 – 9). adalah uji non parametrik dengan
Tabel 3 Distribusi skala nyeri responden menggunakan Uji Wilcoxon.
sebelum diberikan aromaterapi Tabel 5 Efektivitas Aromaterapi Untuk
Skala Nyeri Frekuensi % Menurunkan Nyeri Persalinan Kala Satu di
Nyeri ringan 1 2,8 BPM Rosita Kecamatan Tampan, Kota
Nyeri sedang 32 88,9 Pekanbaru
Nyeri berat 3 8,3 Eksperimen N Mean P Value
Total 36 100 Sebelum 30 5,19 0,014
Sesudah 30 4,44
Tabel 3 menunjukkan bahwa
mayoritas responden merasakan nyeri Berdasarkan tabel 5 setelah
sedang sebelum pemberian aromaterapi dilakukan Uji Wilcoxon terhadap skala
yaitu sebanyak 32 orang (88,9 %) nyeri persalinan kala satu sebelum dan
setelah pemberian aromaterapi,
4. Karakteristik skala nyeri diketahui nilai p = 0.014, dengan
responden setelah pemberian demikian nilai p < α, sehingga H0
aromaterapi ditolak dan Ha diterima. Hasil uji
Setelah pemberian aromaterapi statistik juga menunjukkan bahwa
terjadi perubahan skala nyeri yang terjadi perubahan rata-rata skala nyeri
dirasakan oleh responden, perubahan ibu bersalin sebelum dan sesudah
skala nyeri setelah pemberian pemberian aromaterapi, yaitu 5,19
aromaterapi dapat dilihat pada tabel. menjadi 4,44, sehingga terdapat selisih
rata-rata nyeri sebesar 0,75.
Tabel 4 Tabel distribusi skala nyeri
responden setelah pemberian aromaterapi
Skala Nyeri Frekuensi %
PEMBAHASAN
Nyeri ringan 5 13,9
Nyeri sedang 30 83,3 Hasil dari analisis univariat
Nyeri berat 1 2,8 diketahui bahwa tingkat nyeri yang
Total 36 100 dialami oleh ibu bersalin pada kala I
sebelum diberikan aromaterapi adalah
Setelah pemberian aromaterapi, nyeri sedang 32 orang (88,9 %), nyeri
mayoritas skala nyeri yang dirasakan berat sebanyak 3 orang (8,3 %) dan
responden adalah nyeri sedang yaitu nyeri ringan 1 orang (2,8 %). Rata-rata
sebanyak 30 orang (83,3 %). skala nyeri sebelum pemberian
aromaterapi adalah 5,19 dengan median
Analisis Bivariat 5,00
Analisis bivariat dilakukan untuk Tingkat nyeri yang dirasakan ibu
melihat ada tidaknya pengaruh bersalin berubah setelah diberikan
pemberian aromaterapi pada ibu aromaterapi, yaitu nyeri sedang 30
bersalin kala satu sebelum dan sesudah orang (83,3 %), nyeri berat 1 orang
pemberian aromaterapi. Sebelum (2,8%) dan nyeri ringan 5 orang
menentukan uji statistik yang akan (13,9%). Rata-rata skala nyeri setelah
digunakan, dilakukan pengujian pemberian aromaterapi adalah 4,44.
normalitas untuk mengetahui distribusi Perubahan skala nyeri persalinan yang
data. Setelah melakukan uji normalitas dirasakan oleh ibu bersalin sebelum dan
data, diperoleh nilai p = 0.000, yang sesudah pemberian aromaterapi adalah
berarti p < 0.05 yang menunjukkan sebesar 0,75.
bahwa data tidak terdistribusi normal,

55 | S T I K e s A l - I n s y i r a h P e k a n b a r u
Al-Insyirah Midwifery / Vol. 7, No. 2, Tahun 2018

Hasil penelitian ini sejalan psikologis, serta bermanfaat untuk jiwa,


dengan penelitian yang dilakukan oleh raga dan emosi.
Marni Wahyuningsih (2014) yang Melalui uap yang dihasilkan
menggabungkan pemberian aromaterapi oleh diffuser aromaterapi, molekul-
lavender dengan pijat effleurage untuk molekul minyak essensial di udara yang
menurunkan nyeri persalinan dengan tercium akan merangsang reseptor pada
responden sebanyak 48 ibu bersalin dan atap rongga hidung (bulbus olfaktoris),
diperoleh hasil bahwa terdapat kemudian melalui saraf penciuman
penurunan nyeri persalinan sebelum dan menuju limbic system (merupakan pusat
sesudah perlakuan sebesar 2,938. emosi, suasana hati, seksualitas,
Hasil penelitian ini juga sejalan kreativitas dan memori) sehingga akan
dengan hasil penelitian yang dilakukan disekresikan berbagai macam bahan
oleh Yuni Purwati dan Sarwinanti kimia (neurochemical) yang
(2015) yang meneliti tentang pengaruh menimbulkan berbagai efek seperti
pemberian aromaterapi lavender penghilang rasa sakit, perasaan
terhadap tingkat nyeri dismenorea pada sejahtera dan gembira, rasa ketenangan
siswi SMA yang menunjukkan bahwa jiwa, atau meningkatkan gairah fisik
terjadi penurunan nyeri haid setelah dan seksual (Mangoendprasodjo, 2005).
diberikan perlakuan dengan Kondisi ruangan memiliki peranan
aromaterapi. Sebelum pemberian penting untuk keberhasilan penggunaan
aromaterapi terdapat 24 siswa yang aromaterapi secara inhalasi.
nyeri ringan, 13 siswa nyeri sedang dan Adapun kendala yang dialami
3 siswa nyeri berat, setelah pemberian peneliti dalam penelitian ini adalah
aromaterapi tidak terdapat siswa yang berkurangnya efektivitas penggunaan
mengalami nyeri berat, 9 siswa nyeri aromaterapi karena beberapa faktor.
sedang, 25 siswa nyeri ringan dan 6 Beberapa faktor tersebut adalah
siswa yang tidak merasa nyeri lagi. 1. Ruangan yang besar membutuhkan
Beberapa penyebab nyeri aromaterapi yang lebih banyak agar
persalinan pada kala I adalah kontraksi tercium oleh pasien. Sebisa mungkin
uterus, peregangan serviks, penekanan diffuser aromaterapi diletakkan tidak
pada ganglia saraf yang berdekatan jauh dari tempat tidur pasien. Jika
dengan serviks dan vagina, tarikan pada diletakkanjauh maka membutuhkan
tuba, ovarium dan peritonium, tarikan waktu agak lama hingga aromaterapi
dan peregangan pada ligamentum tercium/terhirup oleh ibu bersalin.
penyangga, penekanan pada uretra, 2. Banyaknya anggota keluarga yang
kandung kemih dan rectum dan datang untuk memberikan support
distensia otot-otot dasar panggul dan kepada ibu bersalin menyebabkan
perineum (Oxorn, 2010). Menurut pintu ruangan sering terbuka
Andarmoyo (2014), salah satu faktor sehingga aromaterapi yang diberikan
internal yang mempengaruhi nyeri tidak terlalu tercium aromanya.
persalinan adalah kondisi psikologis
ibu. Penggunaan aromaterapi bisa SIMPULAN
digunakan untuk mempengaruhi nyeri Berdasarkan analisis hasil dan
persalinan yang dirasakan oleh ibu pembahasan maka dapat diambil
bersalin karena aromaterapi mempunyai kesimpulan tentang efektivitas
kekuatan penyembuhan yang aromaterapi untuk menurunkan nyeri
menggabungkan efek fisiologis dan persalinan kala I sebagai berikut :

56 | S T I K e s A l - I n s y i r a h P e k a n b a r u
Al-Insyirah Midwifery / Vol. 7, No. 2, Tahun 2018

a. Berdasarkan analisis univariat skala Mander, R. (2004). Nyeri Persalinan.


nyeri sebelum pemberian Jakarta : EGC
aromaterapi adalah nyeri sedang 32
orang (88,9 %), nyeri berat 3 orang Wahyuningsih, Marni. 2014. Efektivitas
(8,3 %) dan nyeri ringan 1 orang (2,8 Aromaterapi (Lavandula
%). Rata rata skala nyeri sebelum Angustifolia) dan Masase
pemberian aromaterapi adalah 5,19 Effleurage Terhadap Tingkat
b. Berdasarkan analisis univariat, skala Nyeri Persalinan Kala Satu Fase
nyeri persalinan setelah pemberian Aktif pada Primigravida di BPS
aromaterapi adalah nyeri sedang 30 Utami dan Ruang PONEK RSUD
orang (83,3%), nyeri berat 1 orang Karanganyar. Skripsi. STIKes
(2,8 %) dan nyeri ringat sebanyak 5 Kusuma Husada, Surakarta.
orang (13,9 %). Rata rata skala nyeri
setelah pemberian aromaterapi Prawirohardjo, Sarwono. 2012. Ilmu
adalah 4,40 Kebidanan. Jakarta : BP-SP
c. Hasil Uji Wilcoxon menunjukkan
nilai p = 0.014 (p < α) sehingga H0 Purwati, Yuni, dkk. 2015. Pengaruh
ditolak dan Ha diterima dan Pemberian Aromaterapi Lavender
disimpulkan bahwa aromaterapi Terhadap Tingkat Nyeri
efektif menurunkan nyeri persalinan Dismenorea pada Siswi SMA
kala satu. Hasil uji statistik Negeri 1 Kasihan Bantul,
menunjukkan aromaterapi Yogyakarta. Skripsi. Kode
menurunkan nyeri persalinan sebesar Rumpun Ilmu 371, STIKes
0,75. Aisyiyah.

DAFTAR PUSTAKA Yudiyanta, Novita Khoirunnisa & Ratih


Bagharpoosh, M dkk. 2006. Effect of Wahyu Novitasari. 2015.
Progessive Muscle Relaxation Assesment Nyeri. Departemen
Technique on Pain Relief During Neurologi, Fakultas Kedokteran
Labor. Acta Medica Iranica. Vol. Universitas Gadjah Mada,
44 No. 3 Yogyakarta, Indonesia, Vol 42
No.3, hal 214-234
Bobak., Lowdermilk., Jensen. 2012.
Buku Ajar : Keperawatan
Maternal Edisi 4. Jakarta : EGC

Kalina, Sisca Dewi dkk. 2014.


Pengaruh Pemberian
Aromaterapi Lavender Secara
Inhalasi Terhadap Penurunan
Intensitas Nyeri Persalinan
Fisiologis pada Primipara
Inpartu Kala Satu Fase Aktif di
BPM Fetty Fathiyah Kota
Mataram. Skripsi. Program Studi
Ilmu Kebidanan Fakultas
Kedokteran Universitas
Brawijaya.

57 | S T I K e s A l - I n s y i r a h P e k a n b a r u

Anda mungkin juga menyukai