Anda di halaman 1dari 7

Jurnal Darul Azhar Vol 1, No.

1 Februari-Juli 2016: 1-7

HUBUNGAN ANTARA TEKNIK PERNAFASAN DALAM DENGAN


SKALA NYERI IBU POST SECTIO CAESARIA 24 JAM PERTAMA
DI RSUD dr. H. ANDI ABDURAHMAN NOOR
TANAH BUMBU

Sherly Erina
Lidia Widia

Email : Lidia_cantika30@yahoo.com

RINGKASAN

Ibu yang bersalin secara caesar, akan merasakan beberapa ketidaknyamanan yaitu, rasa nyeri
hebat yang kadarnya dapat berbeda-beda pada setiap Ibu, proses pemulihan cenderung berlangsung
lebih lama dibanding persalinan normal. Respon nyeri yang dirasakan oleh pasien merupakan efek
samping yang timbul setelah menjalani suatu operasi. Nyeri akibat operasi biasanya membuat
pasien merasa sangat kesakitan. Salah satu upaya untuk mengatasi nyeri post Sectio Caesaria adalah
dengan mengkolaborasikan prosedur penanganan nyeri secara farmakologis dan non-farmakologis.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara teknik pernapasan dalam dengan Skala
Nyeri Ibu Post Sectio Caesaria.
Metode Penelitian ini adalah penelitian analitik Quasi pra-eksperiment dan Desain penelitian
One group pre and posttest design. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh ibu yang menjalani
Sectio Caesaria dan sampel penelitian sebanyak 30 orang. Variabel independen dalam penelitian
adalah teknik relaksasi pernapasan dalam serta variabel dependen adalah skala nyeri ibu yang
diukur dengan lembar observasi dan NRS / skala numerik. Pengolahan data menggunakan uji
statistik Simple paired t-test.
Skala nyeri ibu sebelumnya mengalami nyeri berat sebanyak 17 orang (56,7%), setelah
dilakukan teknik pernapasan dalam skala nyeri berat berkurang menjadi 2 orang (6,7%). Dapat
dilihat terjadi penurunan tingkatan nyeri yang signifikan. Ada hubungan antara teknik pernapasan
dalam dengan Skala Nyeri Ibu Post Sectio Caesaria.

Kata kunci: Teknik Pernapasan Dalam, Skala Nyeri, Post Sectio Caesaria

ABSTRACT

Mothers delivered by Caesarean section, will feel some discomfort that is, severe pain whose
levels can vary on each mother, the recovery process is likely to take longer than normal delivery.
Response to pain experienced by the patient are side effects that arise after undergoing an
operation. Pain due to surgery usually makes the patient feel pain. One effort to overcome the pain
of post Sectio Caesaria is to collaborate pain management procedures pharmacological and non-
pharmacological. This study aims to determine the relationship between breathing techniques in the
Pain Scale Mrs. Post Sectio Caesaria.
Methods This study is Quasi pre-analytical and experimental research design One group pre
and posttest design. The population in this study were all women undergoing Sectio Caesaria and
sample as many as 30 people. The independent variables are deep breathing relaxation techniques
as well as the dependent variable is the mother pain scale as measured by observation and NRS /
numerical scale. Processing data using statistical test Simple paired t-test.
Mother pain scale previously experienced severe pain as many as 17 people (56.7%), after
breathing techniques in severe pain scale was reduced to 2 (6.7%). Can be seen a decline in the
level of significant pain.

1
Jurnal Darul Azhar Vol 1, No.1 Februari-Juli 2016: 1-7

There is a relationship between breathing techniques in the Pain Scale Mrs. Post Sectio Caesaria.
Keywords: Breathing Technique In, Pain Scale, Post Sectio Caesarea
PENDAHULUAN
Sectio caesaria adalah suatu Nyeri yang dirasakan oleh individu
persalinan buatan, dimana janin dilahirkan masing-masing sangatlah berbeda-beda,
melalui suatu insisi pada dinding perut dan sesuai dengan persepsi individu dalam
dinding rahim dengan sayatan rahim dalam merasakan nyeri yang dialaminya,
keadaan utuh serta berat janin diatas 500 beradasarkan karena faktor-faktor yang
gram (Prawirohardjo, S. 2009). mempengaruhi intensitas nyeri itu sendiri
Ibu yang bersalin secara caesar, akan (Lukman, 2009).
merasakan beberapa ketidaknyamanan yaitu, Kombinasi penatalaksanaan nyeri
rasa nyeri hebat yang kadarnya dapat farmakologis dan penatalaksanaan nyeri
berbeda-beda pada setiap Ibu, proses secara non-farmakologis dapat digunakan
pemulihan cenderung berlangsung lebih untuk mengontrol nyeri agar sensasi nyeri
lama dibanding persalinan normal (Mia, dapat berkurang serta masa pemulihan tidak
2006). Respon nyeri yang dirasakan oleh memanjang. Metode non-farmakologis
pasien merupakan efek samping yang timbul bukan merupakan pengganti obat-obatan,
setelah menjalani suatu operasi. Nyeri akibat tindakan ini diperlukan untuk
operasi biasanya membuat pasien merasa mempersingkat episode nyeri yang
sangat kesakitan. berlangsung hanya beberapa detik atau
Tujuan penelitian ini yaitu : 1) menit (Potter & Perry, 2006).
Mengidentifikasi Tingkatan Skala Nyeri Dalam hal ini, terutama saat nyeri
Sebelum teknik pernapasan dalam; 2) hebat yang berlangsung selama berjam-jam
Mengidentifikasi Tingkatan Skala Nyeri atau berhari-hari, mengkombinasikan
Sesudah teknik pernapasan dalam; 3) metode non-farmakologis dengan obat-
Menganalisa Hubungan antara Teknik obatan merupakan cara yang paling efektif
Pernapasan Dalam dengan Skala Nyeri ibu untuk mengontrol nyeri. Pengendalian nyeri
post SC 24 jam Pertama di RSUD dr. H. non-farmakologis menjadi lebih murah,
Andi Abdurahman Noor Tanah Bumbu. mudah, efektif dan tanpa efek yang
Menurut Potter & Perry (2006), Nyeri merugikan. Metode non-farmakologis yang
merupakan suatu kondisi perasaan yang dapat diberikan adalah teknik relaksasi
tidak nyaman disebabkan oleh stimulus pernapasan dalam.
tertentu. Stimulus nyeri dapat berupa Teknik relaksasi napas dalam
stimulus yang bersifat fisik, maupun mental. merupakan bentuk asuhan keperawatan yang
Nyeri bersifat subjektif, sehingga respon dalam hal ini perawat mengajarkan kepada
setiap orang tidak sama saat merasakan klien bagaimana melakukan pernapasan
nyeri. Nyeri tidak dapat diukur secara dalam, yaitu napas lambat (menahan
objektif, misalnya dengan menggunakan inspirasi secara maksimal) dan bagaimana
pemeriksaan darah. Orang yang merasakan menghembuskan napas secara perlahan,
nyeri yang dapat mengukur tingkatan nyeri selain dapat menurunkan intensitas nyeri,
yang dialaminya. tekhnik relaksasi napas dalam juga dapat
Faktor- faktor yang mempengaruhi meningkatkan ventilasi paru dan
nyeri, antara lain: 1) Usia; 2)Jenis Kelamin; meningkatkan oksigenisasi darah
3) Kebudayaan; 4) Makna nyeri; 5) (Dwixhikari, 2010).
Perhatian; 6) Ansietas; 7) Keletihan; 8) Hipotesis dalam penelitian ini adalah :
Pengalaman sebelumnya; 9) Gaya Koping 1) Ada hubungan antara teknik relaksasi
(Potter & Perry, 2006). pernapasan dalam dengan skala nyeri ibu
post SC.

2
Jurnal Darul Azhar Vol 1, No.1 Februari-Juli 2016: 1-7

2) Tidak ada hubungan antara teknik HASIL DAN PEMBAHASAN


relaksasi pernapasan dalam dengan skala Analisa Univariat
nyeri ibu post SC. 1. Hasil distribusi skala nyeri sebelum
teknik relaksasi pernapasan dalam
METODE PENELITIAN dilakukan dapat dilihat pada tabel:
Lokasi penelitian ini adalah di RSUD Skala Nyeri Frekuensi %
dr. H. Andi Abdurahman Noor Tanah
Nyeri Sedang 13 43,3
Bumbu. Penelitian dilakukan dari tanggal 11
Juni sampai dengan 10 Juli 2015. Penelitian Nyeri Berat 17 56,7
ini merupakan penelitian analitik Quasi pra- Total 30 100
eksperiment. Desain penelitian One group
pre and posttest design.
Populasi sasaran dalam penelitian ini Berdasarkan tabel dapat dilihat bahwa
adalah semua ibu post sectio caesaria hanya ada dua tingkatan nyeri dan
sebagian besar (56,7%) ibu mengalami
sejumlah 30 orang. Sampel dalam penelitian
dipilih secara Total Sampling (sampel nyeri berat.
jenuh). Jumlah sampel sebanyak 30 orang.
Teknik pengumpulan data yang 2. Hasil distribusi distribusi skala nyeri
digunakan berupa lembar observasi dan sesudah teknik relaksasi pernapasan
skala numerik untuk mengukur tingkatan dalam dilakukan dapat dilihat pada tabel:
skala nyeri sebelum dan sesudah diberikan Skala Nyeri Frekuensi %
teknik relaksasi pernapasan dalam. Nyeri Ringan 20 66,7
Analisis penelitian menggunakan uji
Nyeri Sedang 8 26,7
Paired Simple t-tes dengan tingkat
kemaknaan 95% (α = 0,05). Nyeri Berat 2 6,7
Total 30 100

Tingkatan skala Nyeri Berdasarkan tabel dapat dilihat bahwa


P
Sebelum Sesudah N Total
Value
ada perubahan terhadap tingkatan nyeri
N % N % yaitu menjadi tiga tingkatan dan sebagian
Nyeri
- - 20 100 20 100%
besar (66,7%) ibu mengalami nyeri
Ringan 0,001
Nyeri
ringan.
13 61,9 8 38 21 100% <
Sedang 0,05
Nyeri
17 89,47 2 10,52 19 100%
Berat

Total 30 100 30 100


Analisa Bivariat
Mean 2,57 1,40
Hasil analisa bivariat pada penelitian dapat
dilihat pada tabel:

Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat


perbandingan antara tingkatan skala nyeri
ibu sebelum dan sesudah dilakukan teknik
relaksasi pernapasan dalam bahwa sebagian
besar (89,47%) skala nyeri ibu sebelum
dilakukan teknik relaksasi pernapasan dalam
adalah nyeri berat dan setelah dilakukan
teknik relaksasi pernapasan dalam kembali
dilakukan pengukuran tingkatan skala nyeri
ibu, sebelumnya tidak ada ibu yang
mengalami tingkatan nyeri ringan

3
Jurnal Darul Azhar Vol 1, No.1 Februari-Juli 2016: 1-7

didapatkan bahwa sebagian besar (66,7%) mengurangi cemas sehingga mencegah


ibu mengalami nyeri ringan. Hasil hitung uji menghebatnya stimulus nyeri.
statistik dengan Simple Paired t-test Berdasarkan hasil penelitian pada
didapatkan P Value 0,001 < 0,05 artinya ada
tabel 12 tentang Perbandingan antara Skala
hubungan antara teknik pernapasan dalam
dengan skala nyeri ibu post sectio caesaria. Nyeri sebelum dan sesudah dilakukan teknik
relaksasi pernapasan dalam, pada ibu post Sc
PEMBAHASAN skala nyeri ibu di analisa menggunakan
Menurut Potter & Perry (2006), Nyeri teknik uji statistik Paired simple t-test
merupakan suatu kondisi perasaan yang dengan tingkat kemaknaan 95% (α = 0,05).
tidak nyaman disebabkan oleh stimulus Diperoleh hasil bahwa Nilai mean sebelum
tertentu. Stimulus nyeri dapat berupa dilakukan teknik pernapasan dalam yaitu
stimulus yang bersifat fisik, maupun mental. 2,57 sedangkan setelah dilakukan
Nyeri bersifat subjektif, sehingga respon pernapasan dalam yaitu 1,40 sehingga
setiap orang tidak sama saat merasakan terdapat perbedaan signifikan nilai mean
nyeri. sebelum dan sesudah teknik pernapasan
Nyeri yang dirasakan oleh individu dalam dilakukan. Hasil analisa diperoleh
masing-masing sangatlah berbeda-beda, nilai p = 0,001 dengan kata lain p < 0,05,
sesuai dengan persepsi individu dalam yang dapat diartikan bahwa teknik relaksasi
merasakan nyeri yang dialaminya, pernapasan dalam berhubungan dalam
beradasarkan karena faktor-faktor yang menurunkan skala nyeri ibu Post sectio
mempengaruhi intensitas nyeri itu sendiri caesaria.
(Lukman, 2009) Penelitian ini sejalan dengan Lukman,
Menurut Potter & Perry (2006), Nyeri T.V (2009) dimana nilai rataan intensitas
akut terjadi setelah cedera akut, penyakit nyeri sebelum intervensi (pre-test) diperoleh
atau intervensi bedah dan memiliki awitan hasil 4,74% ±0,442, sedangkan nilai rataan
yang cepat dengan intensitas yang bervariasi intensitas nyeri sesudah intervensi (post-test)
(ringan sampai berat) dan berlangsung untuk diperoleh hasil 2,28% ± 0,686. Dengan hasil
waktu singkat. tersebut menunjukkan bahwa masing-
Fungsi nyeri akut adalah memberi masing intensitas skala nyeri mengalami
peringatan akan cedera atau penyakit yang penurunan dari sebelum dilakukan intervensi
akan datang. Nyeri akut secara serius sampai setelah dilakukan intervensi. Dapat
mengancam proses penyembuhan klien, disimpulkan Ada pengaruh teknik relaksasi
harus menjadi prioritas perawatan. Misalnya, nafas dalam terhadap intensitas nyeri pada
nyeri pascaoperasi yang akut menghambat pasien post operasi sectio caesaria di
kemampuan klien untuk terlibat aktif dan Rumah Sakit Umum Prof. Dr. Ha. Aloei
meningkatkan risiko komplikasi akibat Saboe Kota Gorontalo.
imobilisasi. Rehabilitasi dapat tertunda dan Penelitian lain juga dilakukan oleh
hospitalisasi menjadi lama jika nyeri akut Ayudianingsih dan Novarizki Galuh, dalam
tidak terkontrol. Suhartini (2013) menyatakan bahwa teknik
Banyak teknik yang dapat digunakan relaksasi nafas dalam mampu menurunkan
untuk mengurangi nyeri. Tapi pada nyeri pada pasien post operasi fraktur di
penelitian ini yang digunakan adalah teknik Rumah Sakit Karima Utama Surakarta
relaksasi pernafasan dalam dan pada dengan nilai signifikan p = 0,006 (p < 0,05).
pelaksanaannya dilakukan dengan posisi Menurut Muttaqqin, A dan Kumala
yang nyaman, dengan lingkungan yang Sari (2009) teknik relaksasi pernapasan
tenang. Relaksasi juga membantu dalam merupakan bentuk asuhan
keperawatan yang dalam hal ini perawat
mengajarkan kepada klien bagaimana

4
Jurnal Darul Azhar Vol 1, No.1 Februari-Juli 2016: 1-7

melakukan pernapasan dalam, yaitu napas mengalami penurunan karena intervensi


lambat (menahan inspirasi secara maksimal) teknik relaksasi nafas dalam ini mampu
dan bagaimana menghembuskan napas mengontrol ataupun menghilangkan nyeri
secara perlahan, selain dapat menurunkan pada pasien section caesaria. Hal ini
intensitas nyeri, teknik relaksasi napas dalam disebabkan oleh karena pemberian teknik
juga dapat meningkatkan ventilasi paru dan relaksasi nafas dalam itu sendiri, jika teknik
meningkatkan oksigenisasi darah. relaksasi nafas dalam dilakukan secara benar
Menurut Potter & Perry (2006), maka akan menimbulkan penurunan nyeri
Kombinasi penatalaksanaan nyeri yang dirasakan sangat berkurang/optimal
farmakologis dan penatalaksanaan nyeri dan pasien sudah merasa nyaman dibanding
secara non-farmakologis dapat digunakan sebelumnya. Sebaliknya jika teknik relaksasi
untuk mengontrol nyeri agar sensasi nyeri nafas dalam dilakukan dengan tidak benar,
dapat berkurang serta masa pemulihan tidak maka nyeri yang dirasakan sedikit berkurang
memanjang. Metode non-farmakologis namun masih terasa nyeri dan pasien merasa
bukan merupakan pengganti obat-obatan, tidak nyaman dengan keadaannya. Hal ini
tindakan ini diperlukan untuk dapat mempengaruhi intensitas nyeri, karena
mempersingkat episode nyeri yang jika teknik relaksasi nafas dalam yang
berlangsung hanya beberapa detik atau dilakukan secara berulang akan dapat
menit. menimbulkan rasa nyaman yang pada
Dalam hal ini, terutama saat nyeri akhirnya akan meningkatkan toleransi
hebat yang berlangsung selama berjam-jam persepsi dalam menurunkan rasa nyeri yang
atau berhari-hari, mengkombinasikan dialami. Jika seseorang mampu
metode non-farmakologis dengan obat- meningkatkan toleransinya terhadap nyeri
obatan merupakan cara yang paling efektif maka seseorang akan mampu beradaptasi
untuk mengontrol nyeri. Pengendalian nyeri dengan nyeri, dan juga akan memiliki
non-farmakologis menjadi lebih murah, pertahanan diri yang baik pula.
mudah, efektif dan tanpa efek yang Penelitian-penelitian sebelumnya
merugikan. Metode non-farmakologis yang tentang teknik relaksasi pernapasan dalam
dapat diberikan adalah teknik relaksasi banyak yang menyatakan bahwa memang
pernapasan dalam. teknik pernapasan dalam memberikan
Dengan relaksasi pernapasan dalam pengaruh untuk menekan tingkatan nyeri.
diharapkan ventilasi paru bertambah baik, Hal ini dapat dibuktikan peneliti ketika
tubuh kaya akan oksigen, metabolisme dapat melakukan penelitian di RSUD dr. H. Andi
berjalan baik dan otak akan relaksasi, Abdurahman Noor, sebelumnya banyak ibu
sehingga impuls nyeri yang diterima akan yang mengalami tingkatan skala nyeri berat
diolah dengan baik dan diinterpretasikan kemudian berkurang dan turun hingga
sehingga nyeri berkurang atau hilang (Dina, ketingkatan nyeri ringan setelah diajarkan
D dan Setyoadi 2009). teknik relaksasi pernapasan dalam.
Dengan cara mengistirahatkan atau Menurut Peneliti, teknik relaksasi
relaksasi otot-otot tubuh maka kebutuhan pernapasan dalam sangat baik jika diajarkan
oksigen kejaringan lebih baik. Dengan kepada setiap pasien Post SC karena sangat
demikian kebutuhan oksigen di daerah membantu dalam meningkatkan toleransi
tersebut lebih optimal, maka metabolisme nyeri menjadi lebih baik dan persepsi nyeri
sel berubah dari anaerob menjadi aerob pasien akan menjadi baik pula. Teknik
sehingga penimbunan asam laktat tidak relaksasi pernapasan dalam ini sepenuhnya
terjadi (Dina, D dan Setyoadi, 2009). tergantung dari individu yang melakukan,
Menurut Lukman, T.V (2009), artinya individu tersebut harus benar dalam
Intensitas nyeri setelah dilakukan intervensi melakukan teknik relaksasi pernapasan

5
Jurnal Darul Azhar Vol 1, No.1 Februari-Juli 2016: 1-7

dalam jika memang ingin mendapatkan Hidayat, Aziz Alimul. 2012. Metode
pengaruh yang maksimal. Penelitian Kebidanan dan Teknik
Teknik relaksasi ini tidak Analisis Data. Jakarta: Salemba
Medika..
membutuhkan banyak biaya dan konsentrasi
yang tinggi, seperti halnya teknik relaksasi Ikhsan. 2012. Internet. Pengaruh teknik
lainnya, karena teknik relaksasi ini adalah relaksasi napas dalam terhadap
tergantung daripada individu sendiri dalam penurunan nyeri pada pasien pasca
menjalankan teknik relaksasi tersebut. operasi di Rumah Sakit DR. M.Yunus
Bengkulu. http://www.saptabakti.ac.id
(diakses 20 mei 2014).
KESIMPULAN
Kauffman, Elisabeth. 2006. Persalinan
1. Sebagian besar (56%) tingkatan skala Normal Setelah Operasi. Jakarta: PT
nyeri ibu Post Sectio Caesaria sebelum Bhuana Ilmu Populer Kelompok
dilakukan teknik relaksasi pernapasan Gramedia.
dalam adalah nyeri berat.
2. Sebagian besar (66,7%) tingkatan skala Lapau, Buchari. 2013. Metode Penelitian
nyeri ibu Post Sectio Caesaria sesudah Kesehatan. Jakarta: Yayasan pustaka
obor indonesia.
dilakukan teknik relaksasi pernapasan
dalam adalah nyeri ringan. Lukman, Trullyen Vista. 2013. Internet.
3. Ada hubungan antara teknik pernapasan Jurnal Health Quality Vol. 4 No 1.
dalam dengan skala nyeri ibu Post Pdf.Poltekkes.Jakarta. (diakses 21 Mei
Sectio Caesaria 24 jam pertama di 2014).
RSUD dr. H. Andi Abdurahman Noor
Manuaba, Ida Bagus Gede. 2012. Tindakan
Tanah Bumbu.
Operatif Kebidanan. Jakarta: EGC.

DAFTAR PUSTAKA Mia. 2006. Internet. Kehamilan.


Alamsyah, Dedi dan Ratna Muliawati. 2013. www.mediasehat.com. (di akses 20
Pilar dasar Ilmu Kesehatan mei 2014).
Masyarakat. Nuha Medika. Jakarta.
Muttaqin, A dan Kumala Sari. 2009. Asuhan
Artoflivingid.2013. teknik-relaksasi-nafas- Keperawatan Perioperatif, Konsep,
dalam. http://artoflivingid. wordpress. Proses, dan Aplikasi. Jakarta: Salemba
com (diakses 21 mei 2014). Medika.

Buku Register RSUD dr. H. Abdurrahman Nursalam. 2013. Metodologi Penelitian Ilmu
Noor Tanah Bumbu tahun 2013 dan Keperawatan. Jakarta : Salemba
2014. medika.

Dina, Dewi dan Setyoadi.2009. Internet. Oxorn, Harry . 2010. Human Labor And
Jurnal Keperawatan Soedirman (The Birth. Jakarta: EGC.
Soedirman Journal of Nursing) Vol.4, Patasik, Chandra Kristianto. 2013. Internet.
No.1. Pdf.Universitas ejournal keperawatan (e-Kp) Volume
Brawijaya.Malang. (diakses 29 Juli 1. Nomor 1. pdf SM. (diakses 21 Mei
2014). 2014).

Dwixhikari. 2010. Internet. Teknik Potter dan Perry. 2006. Buku Ajar
Relaksasi Napas Dalam. Fundamental Keperawatan,Konsep,
http://rentalhikari. wordpress. com. Proses, dan Praktik Edisi 4. Jakarta:
(diakses 20 mei 2014). EGC.

6
Jurnal Darul Azhar Vol 1, No.1 Februari-Juli 2016: 1-7

Prawirohardjo, Sarwono. 2009. Ilmu Bedah


Kebidanan. Jakarta: Yayasan Bina Sugiono. 2009. Metode Penelitian
Pustaka sarwono. Kuantitatif, dan Kualitatif. Bandung:
Alfabeta.
Riduansyah, Agus. 2009. Internet. Teori
Anastesi dalam dunia bedah. Suhartini, Nurdin dan Maykel Kiling. 2013.
www.agus.blogspot.com. (diakses 29 Internet. Ejournal keperawatan (e-Kp)
Juli 2014). Volume 1. Nomor 1. Pdf.Universitas
Sam Ratulangi.Manado. (diakses 21
Saryono dan Dwi Mekar Anggraeni. 2013. Mei 2014).
Metodelogi Penelitian Kualitatif dan
Kuantitatif dalam bidang kesehatan.
Yogyakarta: Nuha medika.

Anda mungkin juga menyukai