ABSTRAK
Nyeri merupakan suatu gejala yang tidak menyenangkan yang di alami oleh pasien post
operasi sectiocaesarea. Selain menggunakan cara farmakologi untuk mengurangi nyeri,
Alternatif lain yang non farmakologi digunakan untuk menurunkan nyeri yaitu dengan
menggunakan tehnik relaksasi nafas dalam. Pengetahuan merupakan hasil “tahu” dan ini
terjadi setelah orang mengadakan penginderaan terhadap suatu objek tertentu.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui efektifitas tehnik relaksasi nafas dalam
dengan nyeri pada pasien post operasi sectio caesarea. Penelitian ini merupakan penelitian
analitik dengan menggunakan pendekatan cross sectional. Populasi penelitian ini adalah
semua pasien yang melakukan sectio caesarea di ruangan melati yang berjumlah 30 orang.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa p=0,03 lebih kecil dari 0,05 (0,03<0,05), maka Ha
diterima atau ada hubungan pengetahuan tentang teknik relaksasi nafas dalam dengan nyeri
pada pasien post section caesarea di RS.R.W Mongisidi Manado.
Kesimpulan dari penelitian ini ialah ada hubungan pengetahuan pada pasien post operasi
sectio caesarea tentang tehnik relaksasi napas dalam dengan nyeri pada pasien post section
caesarea di RS R.W Mongisidi Manado. Tingkat nyeri yang dirasakan pasien post operasi
sectio caesarea adalah sebagian besar pasien mengalami nyeri sedang. Disarankan diharapkan
dapat meningkatkan pengetahuan tehnik relaksasi nafas dalam pada pasien post operasi sectio
caesarea untuk menurunkan nyeri.
Kata Kunci: Pengetahuan Teknik relaksasi Napas Dalam, Nyeri Pasien Post Sectio Caesarea
1
ABSTRACK
RELATIONSHIP OF PATIENT'S KNOWLEDGE ABOUT DEEP RELAXATION
TECHNIQUES WITH PATIENT'S PAINPOST SECTION CAESAREA IN HOSPITAL TK III
R.W MONGISIDI MANADO
PENDAHULUAN
Kebutuhan dasar manusia menurut berputar mencari jalan lahir (Jitowiyono
Abraham Maslow di bagi menjadi lima and Kristiyanasari, 2012). Nyeri
kategori yang harus di penuhi agar persalinan, sebagai kontraksi
kestabilan fisiologi dan psikologis tubuh myometrium, merupakan proses fisiologis
bisa seimbang, salah satu diantaranya dengan intensitas yang berbeda pada
adalah kebutuhan rasa nyaman. masing-masing individu (Andarmoyo,
Kenyamanan sering terganggu akibat 2013). Setiap persalinan pasti mengalami
adanya nyeri merupakan suatu sensori nyeri baik pervagina maupun persalinan
subyektif dan pengalaman emosional secara operasi seperti sectiocaesarea
yang tidak menyenangkan berdasarkan (SC). Persalinan SC memberi sumbangan
kerusakan jaringan actual atau potensial nyeri yang bukan lagi nyeri fisiologis dari
yang dirasakan dalam kejadian-kejadian persalinannya tetapi luka sayat pada area
dimana terjadi kerusakan menurut (Potter yang di bedah.
and Perry, 2006) Persalinan secara SC memberikan dampak
Nyeri dalam persalinan merupakan hal bagi ibu dan bayi, nyeri yang hilang timbul
yang wajar sebagai tanda yang akibat pembedahan pada dinding abdomen
menunjukkan bahwa waktu persalinan dan dinding rahim yang tidak hilang hanya
sudah tiba.Nyeri dalam persalinan timbul dalam satu hari itu memberi dampak seperti
mobilisasi terbatas, bounding
akibat kontraksi otot-otot dinding rahim
attachment(ikatan kasih sayang)
yang disebabkan oleh janin yang mulai
terganggu/tidak terpenuhi, Activity of daily intensitas nyeri (Maryuni, 2014).
living (ADL) terganggu pada ibu dan Penatalaksanaan untuk mengurangi intensitas
akibatnya nutrisi bayi berkurang sebab nyeri dapat dilakukan secara farmakologis
tertundanya pemberian ASI sejak awal, atau menggunakan obat-obatan dan dapat
selain itu juga mempengaruhi Inisiasi pula dengan terapi non farmakologi atau
Menyusui Dini (IMD) yang akan tanpa menggunakan obat-obatan dengan
mempengaruhi daya tahan tubuh bayi yang menggunakan tehnik tertentu yang kemudian
dilahirkan secara Sectio Caesarea (Judha, akan mengurangi intensitas nyeri itu sendiri.
2012). Toxonomi comitte of the international Terapi non farmakologi yang sudah sering
association mendefinisikan nyeri post digunakan dalam penanganan nyeri adalah
operasi sebagai sensori yang tidak terapi relaksasi yang memberikan efek relaks
menyenangkan dan pengalaman emosi yang dan tenang pada penderita nyeri sehingga
berhubungan dengan kerusakan jaringan intensitas nyerinya berkurang (Niraski,
potensial nyata atau menggambarkan Nurvianti and Fauzan, 2015). Pengetahuan
terminology suatu kerusakan (Maryuni, adalah hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah
2014). Nyeri post operasi akanmeningkatkan orang melakukan pengindraan terhadap suatu
stress post operasi dan memiliki pengaruh objek tertentu.Pengindraan terjadi melalui
negative pada penyembuhan nyeri (Potter pengindraan manusia, yakni indera
and Perry, 2006). Suatu proses pembedahan penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa
setelah operasi atau post operasi akan dan raba.Sebagian besar pengetahuan
menimbulkan respon nyeri. Sectiocaesarea manusia di peroleh dari mata dan
adalah proses persalinan dengan melalui telinga.Pengetahuan merupakan dominan
pembedahan dimana irisan dilakukan di perut yang sangat penting dalam membentuk
ibu (laporatomi) dan Rahim (histeroktomi) tindakan seseorang (Notoatmodjo, 2012).
untuk mengeluarkan bayi. Lebih dari 85% Pengetahuan merupakan dominan yang
indikasi sectio caesarea di lakukan karena sangat penting akan terbentuknya suatu
riwayat sectio caesarea, distosia persalinan, tindakan yang akan dilakukan selanjutnya
gawat janin dan letak sungsang (Lukman, oleh seseorang. Dikarenakan dibutuhkan
2013). pengetahuan yang memadai bagi pasien
Nyeri yang dirasakan ibu post partum tentang nyeri sectio caesarea, bukan hanya
dengan sectio caesarea berasal dari luka yang sebagai suatu penentuan perilaku selanjutnya,
terdapat dari perut (Fitri, Trisyani and tetapi juga bisa bertindak sebagai pencegahan
Maryati, 2012), Intensitas nyeri dirasakan hal yang tidak diinginkan akibat dari
berbeda oleh masing-masing ibu. Intensitas ketidaktahuan pasien mengenai nyeri sectio
nyeri adalah gambaran tentang seberapa caesarea (Lukman, 2013).
parah nyeri dirasakan oleh individu. Salah satu tehnik relaksasi yang paling
Pengukuran intensitas nyeri sangat subjektif sering digunakan pada setiap keadaan nyeri
pada individu dan kemungkinan nyeri dalam adalah tehnik relaksasi nafas dalam.Tehnik
intensitas yang sama dirasakan sangat relaksasi nafas dalam dilakukan dengan
berbeda oleh dua orang yang berbeda. mengatur posisi pasien kemudian
Pengukuran nyeri dengan pendekatan mengajarkan dan menganjurkan pasien
objektif yang paling mungkin adalah mengatur nafas yang baik, menarik nafas
menggunakan respon fisiologis tubuh lewat hidung dalam dan menghembuskan
terhadap nyeri itu sendiri.Namun, nafas lewat hidung sembari mengeluarkan
pengukuran dengan tehnik ini juga tidak perasaan nyeri yang dirasakan. Mekanisme
dapat memberikan gambaran pasti tentang yang terjadi saat pasien menarik nafas dalam-
nyeri itu sendiri. (Tamsuri, 2007). Intensitas dalam adalah terjadi relaksasi pada otot
nyeri adalah jumlah nyeri yang terasa, skelet sehingga menyebabkan paru
Intensitas nyeri dapat di ukur dengan membesar, pasokan oksigen ke paru
menggunakan angka 0 sampai 10 pada skala bertambah sehingga membuka pori-pori kohn
di alveoli sehingga meningkatkan konsentrasi Usia n %
oksigen yang akan dibawa ke pusat nyeri 17-25 Tahun 16 53.3
(Lukman, 2013) 26-35Tahun 3 10.0
Menurut survey di Rumah Sakit Tk.III 36-45 Tahun 11 36.7
Robert Wolter Monginsidi Manado selama 3 Total 30 100
bulan terakhir didapatkan 253 persalinan
sectio caesarea. Survey yang dilakukan Data pada Tabel 1 menunjukkan bahwa dari
peneliti pada tanggal 11 juni 2018 di 30 responden dalam penelitian sebagian
dapatkan 10 ibu dengan post operasi sectio besar berusia 17-25 Tahun atau 53.3%, usia
caesarea 6 di antaranya masih mengalami 26-36 sebanyak 3 orang atau 10% dan usia
nyeri setelah 2 hari post operasi sectio 36-45 Tahun sebanyak 11 orang atau
caesarea. Skala nyeri yang di rasakan ibu 36.7%.
yaitu nyeri berat (Profil Rumah Sakit Tk.III b.Tabel 2. Distribusi Karakteristik
R.W Mongisidi Manado, 2020). Responden Berdasarkan Pekerjaan
Hal ini yang kemudian membuat penulis Pekerjaan n %
tertarik untuk meneliti tehnik relaksasi nafas IRT 16 53.3
dalam untuk menurunkan intensitas nyeri PNS 3 10.0
pada pasien post sectio caesarea. Swasta 11 36.7
Total 30 100
TUJUAN PENELITIAN Data pada Tabel 2 Diatas menunjukkan
Diketahui hubungan pemberian teknik bahwa dari 30 responden dalam penelitian ini
relaksasi nafas dalam terhadap penurunan sebagian besar bekerja sebagai IRT (Ibu
skala intensitas nyeri pada pasien post Rumah Tangga) sebanyak 16 orang atau
operasi section caesarea di Rumah Sakit 53.3%, Pekerjaan swasta sebanyak 11 orang
Tk.III R.W Mongisidi Manado atau 36.7% dan bekerja sebagai PNS
(pegawai Negeri Sipil sebanyak 3 orang atau
METODE PENELITIAN 10%.
Penelitian ini meggunakan metode
analitik dengan pendekatan cross sectional c. Tabel 3 Distribusi Karakteristik
yaitu rancangan penelitian dengan Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
melakukan pengukuran atau pengamatan Jenis kelamin n %
pada saat bersamaan (sekali waktu) antara
Perempuan 30 100
resiko/paparan (Susila and Suyanto, 2015).
Total 30 100
Populasi dalam penelitian ini ialah seluruh
Tabel 3 diatas menunjukkan bahwa semua
pasien sectio caesarea yang dirawat dalam 3
responden berjenis kelamin perempuan
bulan terakhir sebanyak 30 pasien. Penentuan
besar sampel dengan total populasi sebanyak
d. Tabel 4 Distribusi Karakteristik
30 sampel dan memenuhi kriteria inklusi.
Responden Berdasarkan Pendidikan
Instrumen pengumpulan data menggunakan
Pekerjaan n %
kuesioner pengetahuan tentang teknik
relaksasi dan Alat ukur NRS (Numeral SMP/SMA 27 90
Rating Scale). Analisis data dengan S1 3 10
menggunakan aplikasi SPSS dengan uji Total 30 100
statistic Chi Square. Tabel 4 di atas menunjukkan bahwa
responden yang memiliki tingkat
HASIL PENELITIAN pendidikan SMP/SMA sebanyak 27 orang
atau 90% dan memiliki tingkat pendidikan
1. Karakteristik Responden S1 sebanyak 3 orang atau 10%.
a. Tabel 1. Distribusi karakteristik
Responden Berdasarkan Usia
2. Analisis Univariat (10%).
Data pada Tabel 6 di atas menunjukkan bahwa . dari 8 responden dengan pengetahuan
kurang sebanyak 3 orang atau 10% mengeluh nyeri sedang dan 5 orang atau16.7% mengeluh
nyeri berat. Data juga menunjukkan bahwa dari 22 responden dengan pengetahuan baik
sebanyak 18 orang atau 60% mengeluh nyeri sedang dan 4 orang atau 13.3% mengeluh nyeri
berat. Dilihat dari nilai signifikansi sebesar 0,03 lebih kecil dari 0,05 (0,03< 0,05), maka Ha
diterima atau ada hubungan antara pengetahuan tehnik relaksasi nafas dalam dengan nyeri
padapasien post sectio caesarea.