Penulis :
NPM : 2250311008
A. Nyeri Melahirkan
1. Definisi Nyeri melahirkan
Nyeri melahirkan merupakan suatu pengalaman sensorik dan emosional yang
bervariasi dari menyenangkan sampai tidak menyenangkan yang berhubungan dengan
persalinan (Tim Pokja SDKI DPP PPNI, 2018). Rasa nyeri pada persalinan adalah
manifestasi dari adanya kontraksi (pemendekan) otot rahim sehingga menimbulkan
nyeri pinggang, nyeri perut menjalar ke paha. Kontraksi ini menyebabkan adanya
pembukaan mulut rahim (serviks) untuk terjadi persalinan.
2. Etiologi nyeri melahirkan (Tim Pokja SDKI DPP PPNI, 2018)
a. Dilatasi servik
b. Pengeluaran janin
3. Tanda dan Gejala (Tim Pokja SDKI DPP PPNI, 2018)
Nyeri tahap ketiga (kala III) adalah nyeri lokal yang disertai kram dan
sensasi robekan akibat distensi dan laserasi serviks, vagina atau jaringan perineum.
Rasa nyeri pada alat-alat tubuh di daerah pelvis, terutama pada daerah traktus
genitalia interna disalurkan melalui susunan saraf simpatik menyebabkan kontraksi
dan vasokonstriksi. Sebaliknya saraf parasimpatik mencegah kontraksi dan
menyebabkan vasodilatasi. Olehnya itu, efeknya terhadap uterus yaitu bahwa
simpatik menjaga tonus uterus, sedangkan saraf parasimpatik mencegah kontraksi
uterus, jadi menghambat tonus uterus. Pengaruh dari kedua jenis persarafan ini
menyebabkan terjadinya kontraksi uterus yang intermiten. Rangkaian susunan saraf
simpatik daerah pelvik terdiri dari tiga rangkaian, yaitu rantai sakralis, plexsus
haemorhoidalis superior, dan pleksus hipogastrika superior.
D. Rekomendasi
Pada dua teknik manajemen nyeri persalinan yang dijelaskan dalam jurnal bisa
dilakukan untuk meminimalisir nyeri yang dirasakan oleh ibu. Teknik farmakologi
dilakukan oleh tenaga Kesehatan yaitu dokter dan Teknik non farmakologi yang
dilakukan oleh perawat kebidanan.
Pada Teknik farmakologi hanya dilakukan oleh ahli anestesi saja seperti epidural,
Manajemen nyeri non farmakologi merupakan strategi penyembuhan nyeri tanpa
menggunakan obat-obatan tetapi lebih kepada perilaku caring. Untuk itu, tenaga medis
yang dominan berperan adalah para perawat karena bersentuhan langsung dengan tugas
keperawatan. Pendekatan non farmakologis sudah banyak digunakan untuk
menurunkan rasa nyeri persalinan. Teknik relaksasi, masase, akupuntur, birthing ball,
dan aromatherapy merupakan salah satu pendekatan non farmakologi yang aman, dan
murah. Akan tetapi, studi mengenai penatalaksanaan non farmakologi lainnya dalam
menurunkan rasa nyeri pada proses persalinan masih terbatas (Dewi Mayasari Cristiani,
2016).
Teknik non farmakologi tersebut sangat baik untuk dilakukan oleh ibu dalam
mengatasi nyeri bersalin karena masyarakat Indonesia cenderung mencari yang mudah
dan low budget. Adapun Teknik farmakologi juga bisa diberikan kepada ibu baik itu
atas permintaan sendiri maupun atas anjuran dokter.
BAB 3
KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA
Broughton, K., Clark, A. G., & Ray, A. P. (2020). Nitrous Oxide for Labor Analgesia: What We Know to
Date. Ochsner Journal, 20(4), 419–421. https://doi.org/10.31486/toj.19.0102
Dewi Mayasari Cristiani. (2016). Pentingnya Pemahaman Manajemen Nyeri Non Farmakologi Bagi
Seorang Perawat.
Rejeki, S. (2020). Buku Ajar Manajemen Nyeri Dalam Proses Persalinan (Non Farmaka) (A. Yanto, Ed.).
Unimus Press.
Tim pokja SDKI DPP PPNI. (2018). Standar Intervensi Keperawatan Indonesia. DPP PPNI.
Zuarez-Easton, S., Erez, O., Zafran, N., Carmeli, J., Garmi, G., & Salim, R. (2023). Pharmacologic and
nonpharmacologic options for pain relief during labor: an expert review. In American Journal of
Obstetrics and Gynecology. Elsevier Inc. https://doi.org/10.1016/j.ajog.2023.03.003