PENDAHULUAN
A. LatarBelakang
A. Konsep teori
1. Pengertian Persalinan
Berdasarkan Manuaba (2010), Persalinan adalah proses alami yang akan
berlangsung dengan sendirinya,tetapi persalinan pada manusia setiap saat
terancam penyulit yangmembahayakan ibu maupun janinnya sehingga memerlukan
pengawasan,pertolongan, dan pelayanan dengan fasilitas yang memadai.
Persalinan normal merupakan suatuproses pengeluaran bayi dengan usia kehamilan
yang cukup, letak memanjang atau sejajar sumbu badan ibu, presentasi belakang
kepala, keseimbangan diameter kepala bayi dan panggul ibu, serta dengan tenaga
ibu sendiri. Hampir sebagian besar persalinan merupakan persalinan normal, hanya
sebagian saja (12-15%) merupakan persalinan patologik.
Persalinan berlangung secara alamiah, tetapi tetap diperlukan
pemantauankhusus karena setiap ibu memiliki kondisi kesehatan yang berbeda-
beda,sehingga dapat mengurangi risiko kematian ibu dan janin pada
saatpersalinan.Selain itu, selama kehamilan ataupun persalinan dapat
terjadikomplikasi karena kesalahan penolong dalampersalinaan, baik tenaga non-
kesehatan seperti dukun ataupun tenaga kesehatan khususnya bidan.
4. TahapPersalinan
Persalinan dibagi menjadi 4 tahap. Tahapan Persalinan tersebutadalah 1)
Kala I, Kala I persalinan dimulai sejak terjadinya kontraksi uterus dan pembukaan
serviks, hingga mencapai pembukaan lengkap (10 cm). Kala I dinamakan juga kala
pembukaan, Normalnya Kala I berlangsung selama 12- 14 jam.2)Kala II, Kala II
disebut juga dengan kala pengeluaran oleh karena
kekuatandankekuatanmengedan,janindidorongkeluarsampailahir.3) Kala III, dalam
kala III atau disebut juga kala uri, plasenta terlepas dari dinding uterus dan
dilahirkan. 4) Kala IV, Kala IV mulai dari lahirnya plasenta sampai 2 jam kemudian.
Dalam kala tersebut diobservasi apakah terjadi perdarahan post partum.
5. Nyeri Persalian
Persalinan diawali dengan penurunan hormon progesterone. Respon tersebut
memberikan umpan balik ke hipotalamus untuk mensekresi oksitosin yag di
keluarkan melalui hipofisis posterior. Pengaruh dari oksitosin membuat terjadinya
kontraksi otot myometrium yang berdampak terhadap munculnya respon nyeri dari
ibu. Nyeri melahirkan berbeda dengan karakteristik jenis nyeri yang lain. Nyeri
melahirkan adalah bagian dari proses normal, dapat diprediksi munculnya nyeri
yakni sekitar hamil aterm sehingga ada waktu untuk mempersiapkan diri dalam
menghadapi, nyeri yang muncul adalah bersifat akut memiliki tanggang waktu yang
singkat, munculnya nyeri secara intermitten dan berhenti jika proses persalinan
sudah berakhir. Terdapat 2 fase pada kala 1 yaitu: fase laten pembukaan sampai
mencapai 3 cm, berlangsung sekitar 8 jam sedangkan fase aktif yaitu pembukaan
dari 3 cm sampai lengkap (+ 10 cm), berlangsung sekitar 6 jam fase aktif terbagi
atas fase akselerasi (sekitar 2 jam), fase dilatasi maksimal (sekitar 2 jam ),
pembukaan 4 cm sampai 9 cm, fase deselerasi (sekitar 2 jam), pembukaan 9 cm
sampai lengkap (+10 cm). Hampir semua ibu mengalami nyeri
melahirkan.Melahirkan tanpa nyeri hanya dirasakan oleh sedikit ibu hamil.Nyeri
sangat sangat menganggu dan menyulitkan banyak orang.Nyeri bersifat subjektif
artinya antara satu individu dengan individu lainnya berbeda dalam menyikapi nyeri
tersebut. Perbandingan sakala nyeri dengan indeks nyeri (0-50) MPI (McGill Pan
Index) pada beberapa kondisi yang berbeda-beda yakni : persalinan primipara skala
indeks nyeri 38, persalinan multipara skala indeks nyeri 30.dari 78% primipara di
temukan 37% nyeri berat, 35% nyeri sangat hebat (intolerable) dan 28% nyeri
sedang (Manurung,2011) Rasa nyeri yang dirasakan merupakan signal untuk
memberitahukan bahwa ibu telah memasuki tahapan proses persalinan. Rasa nyeri
pada persalinan adalah manifestasi dari adanya kontraksi otot rahim. Kontraksi ini
menyebabkan adanya pembukaan mulut rahim (serviks), penipisan serviks dan
iskemia. Oleh karna rahim adalah organ interna, maka nyeri yang timbul disebut
nyeri viseral sehingga menimbulkan rasa sakit pada pinggang, daerah perut dan
menjalar ke arah paha (Judha, 2012).
Rasa nyeri akibat perubahan serviks dan iskemia Rahim ialah nyeri
visera.Nyeri ini berasal dari bagian bawah abdomen dan menyebar ke daerah
lumbal punggung dan menurun ke paha.Biasanya ibu bersalin mengalami rasa nyeri
ini hanya selama kontraksi dan bebas dari rasa nyeri interval antarkontraksi.Nyeri
melahirkan dapat berupa nyeri lokal disertai keram dan sensasi robekan akibat
regangan dan laserasi serviks,vagina, atau jaringan perineum.Rasa nyeri sering
digambarkan sebagai sensasi terbakar yang dirasakan saat jaringan meregang.
Rasa nyeri juga dapat beralih sehingga dapat dirasakan di punggung, di pinggang,
dan di paha.
6. Etiologi Nyeri Persalinan
Menurut(Padila, 2014) rasa nyeri melahirkan muncul karena dari banyak
penelitian yang mendukung bahwa nyeri melahirkan kala 1 adalah akibat dilatasi
serviks dan segmen uterus bawah, dengan distensi lanjut, peregangan, dan truma
pada serat otot dan ligament yang menyokong struktur- struktur ini menyatakan
bahwa faktor berikut mendukung teori tersebut:
a. Peregangan otot polos telah ditunjukan menjadi rangsangan pada
nyerivisceral.Intensitas yang dialami pada kontraksi dikaitkan dengan derajat
dan kecepatan dilatasi serviks dan segmen uterus bawah.
b. Intensitas dan waktu nyeri dikaitkan dengan terbentuknya tekanan intrauterin
yang menambah dilatasi structural tersebut. Pada awal persalinan, terdapat
pembentukan tekanan perlahan dan nyeri dirasakan kira-kira 20 detik setelah
mulai kontraksi uterus.Pada persalinan selanjutnya, terdapat pembentukan
tekanan lebuh cepat yang mengakibatkan waktu kelambatan minimal
sebelum adanya persepsi nyeri.
c. Ketika serviks dilatasi cepat pada wanita yang tidak melahirkan, mereka
mengalami nyeri serupa dengan yang dirasakan selama kontraksi uterus.
Rangsangan persalinan kala 1 di transmisikan dari serat aferen melalui
pleksus hipogastrik superior, inferior, dan tengah, rantai simpatik torakal
bawah,dan lumbal, ke ganglia akar saraf posterior. Nyeri dapat disebar dari
area pelviks ke umbilicus, paha atas, dan area midsakral
7. Penanganan nyeri pada persalinan
a. Massage
Massage yang dapat kita gunakan yaitu dengan menggunakan teknik
kneading. Kneading merupakan teknik menggunakan tekanan yang sedang
dengan sapuan yang panjang, meremas menggunakan jari-jari tangan diatas
lapisan superficial dari jaringan otot. Teknik kneading membantu mengontrol
rasa sakit dan meningkatkan sirkulasi. Selain itu teknik kneading juga dapat
memberikan efek fisiologis berupa peningkatan aliran darah, aliran limfatik,
stimulasi sistem saraf, menghilangkan rasa sakit dengan cara meningkatkan
ambang rasa sakit oleh karena merangsang peningkatan produksi hormone
endorphin, meningkatkan aliran balik vena yang akan membantu secara efisien
pengembalian darah ke jantung, serta membantu mengalirkan asam laktat yang
tertimbun dalam otot sehingga membantu mempercepat eliminasi asam laktat
dalam darah dan otot merupakan salah satu teknik aplikasi teori gate-control,
dengan menggunakan teknik massage atau pijat dapat meredakan nyeri dengan
menghambat sinyal nyeri, meningkatkan aliran darah dan oksigenasi ke seluruh
jaringan . Pijat secara lembut membantu ibu merasa lebih segar, rileks, dan
nyaman dalam.
8. Metode Farmakologis
Berbagai agen farmakologi digunakan sebagai manajemen nyeri. Biasanya
untuk menghilangkan nyeridigunakan analgesik, yang terbagi menjadi dua golongan
yaitu analgesik non narkotik dan analgesik narkotik, pilihan obat tergantung dari rasa
nyeri.Namun penggunaan obat sering menimbulkan efek samping dan kadang obat
tidak memiliki kekuatan efek yang diharapkan.
a) Pethidin
Tujuan utaman tindakan ILA (Intra Thecal Labor Anlegesia) ialah untuk
mengilangkan nyeri persainan tanpa menyebabkan blok motorik, sakitnya
hilang tetapi tetap bisa mengejan, yang dapat dicapai dengan menggunakan
obat obat anastesia. Keuntungan yang di perdapat dengan program ILA :
Bacaan doa dan dzikir yang digunakan adalah dengan melafalkan bacaan Tasbih
(Subhaanallah) sebanyak 33 kali, Tahmid (Alhamdulillah) sebanyak 33 kali,
Takbir (Allahu akbar) sebanyak 33 kali, Tahlil (Laa ilaaha il-lallah) sebanyak 33
kali, Alhauqalah (Laa haula wala quwwata il-la billah) 33 kali selama 10-15 menit
atau selama 30 menit14-16. Sebelum membaca dzikir diawali dengan melakukan
tehnik napas dalam selama 5 menit. Sedangkan Nasiri et al. (2014)
mengawalinya dengan membaca dzikir Hazrate Zahra yaitu menyebut nama
“Allah” sebanyak 100 kali. Bacaan doa dan dzikir dipraktikkan dengan posisi
duduk atau berbaring dengan nyaman, dengan mata tertutup. Setelah membaca
dzikir dilanjutkan dengan membaca surat Al-fatihah dan diakhiri dengan
membaca doa untuk menghilangkan rasa sakit 7 kali.
e. Kompres dingin
Kompres dingin dapat dilakukan di punggung bawah, dan perut
bawah dengan menggunakan kantong es (hot/cold pack).Kompres dilakukan
sekitar 10-15 menit dengan suhu antara 13-16 °C. Kompres dingin akan
membuat baal daerah yang dikompres dengan memperlambat transmisi dari
impuls- impuls lainnya melalui neuron-neuron sensorik. Kompres dingin juga
dapat mengurangi pembengkakan dan menyejukkan bagi kulit (Panjaitan et al.,
2020).Kompres dapat merangsang serat saraf yang menutup gerbang sehingga
transmisi impuls nyeri ke medulla spinalis dan otak dapat dihambat, dengan
adanya pengurangan nyeri persalinan dapat mempertahankan beberapa sensasi
kontraksi uterus dan kemampuan untuk mengejan (Biges, 2019).
Untuk membuat kompres dingin sendiri, bahan yang diperlukan, yaitu:
Es;
Lap atau handuk kecil bersih;
Air;
Kantong plastik.
Setelah itu, penggunaan kompres dingin untuk tangani pengurangan rasa nyeri ikuti
langkah berikut:
1. Letakkan es batu ke dalam kantong plastik atau handuk kecil bersih untuk
membuat kompres dingin.
2. Basahi handuk dengan air dingin lalu bungkus kantong plastik es. Kamu juga
bisa mencelupkan kain lap ke dalam bak es jika menurutmu kain tersebut
tidak terlalu dingin di kulit.
3. Letakkan kompres yang sudah dibuat di kulit hingga 20 menit.
4. Keringkan area cedera dengan handuk kering setelah selesai.
5. Ulangi kompres setelah dua jam, khususnya pada cedera pembengkakan.
Terus lakukan hingga bengkaknya hilang.
f. Kompres hangat
Penelitian wulandari, kustriayani dan chasahanah (2017) mengatakan intensitas
nyeri ibu bersalin setelah pemberian kompres hangat selama 20 menit
mengalami penurunan sebanyak 46,7% menjadi nyeri ringan sehingga
disimpulkan bahwa kompres hangat mampu menurunkan intensitas nyeri
persalinan pada kala I fase aktif.
Letakkan kompres hangat secara langsung pada bagian tubuh yang sakit selama
15–20 menit.Namun, jika rasa nyeri yang dirasakan sangat parah, Anda bisa
berendam di air hangat selama 30 menit hingga maksimal 2 jam.
Perlu diingat bahwa kompres hangat tidak dapat digunakan untuk mengompres
bagian tubuh yang memar, bengkak, atau mengalami luka terbuka.
Selain itu, orang yang memiliki kondisi medis tertentu, seperti diabetes,
dermatitis, thrombosis vena dalam (DVT), gangguan perdarahan, dan gangguan
saraf seperti multiple sclerosis, tidak disarankan untuk menggunakan kompres
hangat.
g. Endorphin Massage
A.Kesimpulan
1. Persalinan adalah proses pengeluaran hasil konsepsi (janin atau uri) yang
telah cukup bulan (37-42 minggu) atau hidup di luar kandungan melalui jalan
lahir atau melalui jalan lain, dengan bantuan atau tanpa bantuan.
2. Nyeri pada proses persalinan diakibatkan karena kontraksi uterus serta
dilatasi mulut rahim dan segmen bawah rahim.Rasa nyeri yang dirasakan
merupakan signal untuk memberitahukan bahwa ibu telah memasuki tahapan
proses persalinan.
Penanganan nyeri persalinan bisa dilakukan dengan teknik massage yaitu
teknik kneading dan teknik nafas dalam
3. Nyeri pada proses persalinan adalah hal yang wajar terjadi pada ibu dan
tingkat nyeri dari masing-masing individu itu berbeda.
4. Dengan adanya Evidance Based Practice(EBP) nyeri dapat diatasi dengan
adanya manajemen dan penanganan yang tepat yang dapat dilakukan oleh
tenaga medis. Hal yang dapat mengatasi nyeri secara nonfarmakologis
diantaranya massage dan teknik nafas dalam . Teknik kneading adalah teknik
yang baik udan memberikan rasa nyaman pada pasien dan teknik nafas
dalam adalah manajemen nyeri yang mampu dilakukan secaramandiri oleh
pasien
B.Saran
Untuk tenaga kesehatan harus selalu meningkatakan ilmunya dengan
berbagai macam teknik-teknik yang ada, namun tidak boleh memilih teknik yang
sembarangan karna keselamatan dan kesejahteraan pasien adalah tujuan utama
DAFTAR PUSTAKA
Dan Relaksasi Nafas Dalam Terhadap Intensitas Nyeri Kala I Fase Aktif Persalinan
Primigravida Di Wilayah Kerja Upt Puskesmas Rajapolah Tahun 2018. Jurnal
Bidan “Midwife Journal” Volume 4 No. 02,Juli 2018
Faradilah, Dhina Noor. (2014). Efektifitas Effleurage dan Abdominal Lifthing dengan
Relaksasi Nafas terhadap Tingkat Nyeri Persalinan Kala I di Klinik Bidan
Indriani Semarang.
Fauziah, Rumdasih J, Mesra, E. (2014). Pengetahuan Bidan Merupakan Faktor
Dominan terhadap Kepatuhan Bidan Menerapkan Asuhan Persalinan
Normal.
Jurnal Ilmu dan Teknologi Kesehatan, Vol. 1, Nomor 2, Maret 2014, hlm : 79-83
JurnalKeperawatan Vol. 7, No.2, Hal: 142-151. Faujiah, I,. Herliani, Y,. dan Diana, H.
(2018). Pengaruh Kombinasi Teknik Kneading.
Rejeki, S., Nurullita, U., dan Krestanti, R. (2013). Tingkat Nyeri Pinggang Kala I
Persalinan melalui Teknik Back-Effluerage dan Counter-Pressure. Jurnal
Keperawatan Maternitas, 1(2).