Anda di halaman 1dari 16

BAB I

PENDAHULUAN

A. LatarBelakang

  Sekitar 160 juta perempuan di seluruh dunia hamil setiap


tahunnya.Sebagian besar kehamilan ini berlangsung dengan aman. Namun, sekitar
15% menderita komplikasi berat dengan sepertiganya merupakan komplikasi yang
mengancam jiwa ibu.memperkirakan sekitar 10% kelahiran hidup mengalami
komplikasi perdarahan pasca  persalinan.
Selama kala I persalinan normal, nyeri bisa diakibatkan oleh kontraksi involunter otot
uteri.Kontraksi cenderung dirasakan di punggung bawah pada awal
persalinan.Sensasi nyeri melingkari batang tubuh bawah, yang mencakup abdomen
dan punggung.Kontraksi umumnya berlangsung sekitar 45 sampai 90 detik. Ketika
persalinan mengalami kemajuan, intensitas setiap kontraksi meningkat,
menghasilkan intensitas nyeri yang lebih besar
Nyeri persalinan dapat menimbulkan stress yang menyebabkan pelepasan
hormon yang berlebihan seperti katekolamin dan steroid. Hormon tersebut
menyebabkan terjadinya ketegangan otot polos dan penyempitan pembuluh darah
yang dapat menyebabkan penurunan kontraksi uterus,
penurunansirkulasikeuteroplasenta,penguranganalirandarahdanoksigenke uterus
serta iskemia jaringan yang mengakibatkan proses persalinan lama dan membuat
impuls nyeri semakin banyak. Tingkatan nyeri dalam proses persalinan yang
dirasakan oleh setiap ibu bersalin bersifat subjektif. Tidak hanya bergantung pada
intensitas his tetapi juga bergantung pada keadaan mental ibu saat menghadapi
persalinan.Pengalaman terhadap persepsi nyeri, pada umumnya primipara memiliki
sensor nyeri yang lebih peka daripada multipar.  Nyeri pada proses persalinan
diakibatkan karena kontraksi uterus serta dilatasi mulut rahim dan segmen bawah
rahim. Intensitas nyeri sebanding dengan kekuatan kontraksi dan tekanan yang
terjadi, nyeri bertambah ketika mulut rahim dalam keadaan dilatasi penuh akibat
tekanan bayi terhadap struktur panggul diikuti regangan dan perobekan jalan lahir.
Nyeri persalinan dapat dikendalikan dengan 2 metode yaitu farmakologis dan
nonfarmakologis.Metode penghilang rasa nyeri secara farmakologis adalah metode
penghilang rasa nyeri dengan menggunakan obat-obat kimiawi, sedangkan metode
non farmakologis adalah metode penghilang rasa nyeri secara alami tanpa
menggunakan obat-obat kimiawi caranya dengan melakukan teknik relaksasi, yang
merupakan tindakan eksternal yang mempengaruhi respon internal individu terhadap
nyeri. Manajemen nyeri dengan tindakan relaksasi mencakup relaksasi otot, nafas
dalam, massage, meditasi dan perilaku (Judha,2012). Salah satu metode
nonfarmakologi yang dapat kita manfaatkan untuk menurunkan nyeri persalinan
yaitu massage
Salah satu teknik massage yang dapat dilakukan oleh Bidan adalah teknik
kneading. 
Kneading adalah memijat menggunakan tekanan yang sedang dengan sapuan yang
panjang, meremas menggunakan jari-jari tangan diatas lapisan superficial dari
jaringan otot  berguna membantu mengontrol rasa sakit lokal dan meningkatkan
sirkulasi (Inkales, 2007 dalam Felaili, 2017) Teknik relaksasi nafas dalam
merupakan salah satu cara untuk mengurangi rasa nyeri pada ibu bersalin secara
non farmakologis. Dengan menarik nafas dalam-dalam pada saat ada kontraksi
dengan menggunakan  pernapasan dada melalui hidung akan mengalirkan oksigen
ke darah yang kemudian dialirkan keseluruh tubuh akan mengeluarkan hormon
endorphin yang merupakan penghilang rasa sakit yang alami didalam tubuh.
B. Rumusan Masalah

1. Apakah yang dimaksut dengan konsep persalinan?


2. Apakah yang dimaksut dengan nyeripersalinan?
3. Bagaimana penangan nyeri persalinan ?
4. Apa saja kasus dan bagaimana EBP yang terdapat pada nyeri  persalinan ?
C. Tujuan

1. Untuk mengetahui tentang konsep persalinan


 
2. Untuk mengetahui tentang nyeri persalinan
 
3. Untuk mengetahui penanganan nyeri persalinan
 
4. Untuk mengetahui kasus dan EBP nyeri persalinan
BAB II
PEMBAHASAN

A. Konsep teori
1. Pengertian Persalinan
Berdasarkan Manuaba (2010), Persalinan adalah proses alami yang akan
berlangsung dengan sendirinya,tetapi persalinan pada manusia setiap saat
terancam penyulit yangmembahayakan ibu maupun janinnya sehingga memerlukan
pengawasan,pertolongan, dan pelayanan dengan fasilitas yang memadai.
Persalinan normal merupakan suatuproses pengeluaran bayi dengan usia kehamilan
yang cukup, letak memanjang atau sejajar sumbu badan ibu, presentasi belakang
kepala, keseimbangan diameter kepala bayi dan  panggul ibu, serta dengan tenaga
ibu sendiri. Hampir sebagian besar  persalinan merupakan persalinan normal, hanya
sebagian saja (12-15%) merupakan persalinan patologik.
Persalinan berlangung secara alamiah, tetapi tetap diperlukan
pemantauankhusus karena setiap ibu memiliki kondisi kesehatan yang  berbeda-
beda,sehingga dapat mengurangi risiko kematian ibu dan janin  pada
saatpersalinan.Selain itu, selama kehamilan ataupun persalinan dapat
terjadikomplikasi karena kesalahan penolong dalampersalinaan, baik tenaga non-
kesehatan seperti dukun ataupun tenaga kesehatan khususnya  bidan.

2. Jenis Persalalinan berdasarkan umur kehamilan yaitu:


a. Abortus: pengeluaran hasil konsepsi sebelum janin dapat hidup diluar
kandungan, berat janin <500gram atau usia kehamilan kurang dari 20
minggu.
b. Partus Immaturus: partusdari hasil konsepsi pada kehamilan dibawah 28
minggu dengan berat janin kurang dari 1000 gram
c. Partus Prematurus: kelahiran hidup bayi dengan berat antara 1000 gram
sampai 2500 gram sebelum usia 37 minggu
d. Partus Maturus atau Aterm:persalinan pada kehamilan 37-42 minggu,  berat
janin diatas 2500 gram.
e. Partus Post maturusatau Postterm:persalinan yang terjadi 2 minggu atau
lebih dari hari perkiraan lahir
Bentuk-bentuk persalinan menurut Manuaba (2010) yaitu:
1. Persalinan spontan:bila proses persalinan seluruhnya berlangsung dengan
kekuatan ibu sendiri.
2. Persalinan buatan : bila proses persalinan dibantu oleh tenaga dari luar
3. Persalinan anjuran (partus presipitatus)

4. TahapPersalinan
Persalinan dibagi menjadi 4 tahap. Tahapan Persalinan tersebutadalah 1)
Kala I, Kala I persalinan dimulai sejak terjadinya kontraksi uterus dan  pembukaan
serviks, hingga mencapai pembukaan lengkap (10 cm). Kala I dinamakan juga kala
pembukaan, Normalnya Kala I berlangsung selama 12- 14 jam.2)Kala II, Kala II
disebut juga dengan kala pengeluaran oleh karena
kekuatandankekuatanmengedan,janindidorongkeluarsampailahir.3) Kala III, dalam
kala III atau disebut juga kala uri, plasenta terlepas dari dinding uterus dan
dilahirkan. 4) Kala IV, Kala IV mulai dari lahirnya  plasenta sampai 2 jam kemudian.
Dalam kala tersebut diobservasi apakah terjadi perdarahan post partum.

5. Nyeri Persalian
Persalinan diawali dengan penurunan hormon progesterone. Respon tersebut
memberikan umpan balik ke hipotalamus untuk mensekresi oksitosin yag di
keluarkan melalui hipofisis posterior. Pengaruh dari oksitosin membuat terjadinya
kontraksi otot myometrium yang berdampak terhadap munculnya respon nyeri dari
ibu. Nyeri melahirkan  berbeda dengan karakteristik jenis nyeri yang lain. Nyeri
melahirkan adalah bagian dari proses normal, dapat diprediksi munculnya nyeri
yakni sekitar hamil aterm sehingga ada waktu untuk mempersiapkan diri dalam
menghadapi, nyeri yang muncul adalah bersifat akut memiliki tanggang waktu yang
singkat, munculnya nyeri secara intermitten dan berhenti jika  proses persalinan
sudah berakhir. Terdapat 2 fase pada kala 1 yaitu: fase laten pembukaan sampai
mencapai 3 cm, berlangsung sekitar 8 jam sedangkan fase aktif yaitu pembukaan
dari 3 cm sampai lengkap (+ 10 cm), berlangsung sekitar 6 jam fase aktif terbagi
atas fase akselerasi (sekitar 2 jam), fase dilatasi maksimal (sekitar 2 jam ),
pembukaan 4 cm sampai 9 cm, fase deselerasi (sekitar 2 jam), pembukaan 9 cm
sampai lengkap (+10 cm). Hampir semua ibu mengalami nyeri
melahirkan.Melahirkan tanpa nyeri hanya dirasakan oleh sedikit ibu hamil.Nyeri
sangat sangat menganggu dan menyulitkan banyak orang.Nyeri bersifat subjektif
artinya antara satu individu dengan individu lainnya berbeda dalam menyikapi nyeri
tersebut. Perbandingan sakala nyeri dengan indeks nyeri (0-50) MPI (McGill Pan
Index) pada beberapa kondisi yang  berbeda-beda yakni : persalinan primipara skala
indeks nyeri 38,  persalinan multipara skala indeks nyeri 30.dari 78% primipara di
temukan 37% nyeri berat, 35% nyeri sangat hebat (intolerable) dan 28% nyeri
sedang (Manurung,2011) Rasa nyeri yang dirasakan merupakan signal untuk
memberitahukan  bahwa ibu telah memasuki tahapan proses persalinan. Rasa nyeri
pada  persalinan adalah manifestasi dari adanya kontraksi otot rahim. Kontraksi ini
menyebabkan adanya pembukaan mulut rahim (serviks), penipisan serviks dan
iskemia. Oleh karna rahim adalah organ interna, maka nyeri yang timbul disebut
nyeri viseral sehingga menimbulkan rasa sakit pada  pinggang, daerah perut dan
menjalar ke arah paha (Judha, 2012).
Rasa nyeri akibat perubahan serviks dan iskemia Rahim ialah nyeri
visera.Nyeri ini berasal dari bagian bawah abdomen dan menyebar ke daerah
lumbal punggung dan menurun ke paha.Biasanya ibu bersalin mengalami rasa nyeri
ini hanya selama kontraksi dan bebas dari rasa nyeri interval antarkontraksi.Nyeri
melahirkan dapat berupa nyeri lokal disertai keram dan sensasi robekan akibat
regangan dan laserasi serviks,vagina, atau jaringan perineum.Rasa nyeri sering
digambarkan sebagai sensasi terbakar yang dirasakan saat jaringan meregang.
Rasa nyeri juga dapat  beralih sehingga dapat dirasakan di punggung, di pinggang,
dan di paha.
6. Etiologi Nyeri Persalinan
Menurut(Padila, 2014) rasa nyeri melahirkan muncul karena dari banyak
penelitian yang mendukung bahwa nyeri melahirkan kala 1 adalah akibat dilatasi
serviks dan segmen uterus bawah, dengan distensi lanjut,  peregangan, dan truma
pada serat otot dan ligament yang menyokong struktur- struktur ini menyatakan
bahwa faktor berikut mendukung teori tersebut:
a. Peregangan otot polos telah ditunjukan menjadi rangsangan pada
nyerivisceral.Intensitas yang dialami pada kontraksi dikaitkan dengan derajat
dan kecepatan dilatasi serviks dan segmen uterus bawah.
b. Intensitas dan waktu nyeri dikaitkan dengan terbentuknya tekanan intrauterin
yang menambah dilatasi structural tersebut. Pada awal  persalinan, terdapat
pembentukan tekanan perlahan dan nyeri dirasakan kira-kira 20 detik setelah
mulai kontraksi uterus.Pada  persalinan selanjutnya, terdapat pembentukan
tekanan lebuh cepat yang mengakibatkan waktu kelambatan minimal
sebelum adanya  persepsi nyeri.
c. Ketika serviks dilatasi cepat pada wanita yang tidak melahirkan, mereka
mengalami nyeri serupa dengan yang dirasakan selama kontraksi uterus.
Rangsangan persalinan kala 1 di transmisikan dari serat aferen melalui
pleksus hipogastrik superior, inferior, dan tengah, rantai simpatik torakal
bawah,dan lumbal, ke ganglia akar saraf posterior. Nyeri dapat disebar dari
area pelviks ke umbilicus, paha atas, dan area midsakral
7. Penanganan nyeri pada persalinan
a. Massage
Massage yang dapat kita gunakan yaitu dengan menggunakan teknik
kneading. Kneading merupakan teknik menggunakan tekanan yang sedang
dengan sapuan yang panjang, meremas menggunakan jari-jari tangan diatas
lapisan  superficial dari  jaringan otot. Teknik kneading membantu mengontrol
rasa sakit dan meningkatkan sirkulasi. Selain itu teknik kneading juga dapat
memberikan efek fisiologis berupa peningkatan aliran darah, aliran limfatik,
stimulasi sistem saraf, menghilangkan rasa sakit dengan cara meningkatkan
ambang rasa sakit oleh karena merangsang peningkatan  produksi hormone
endorphin, meningkatkan aliran balik vena yang akan membantu secara efisien
pengembalian darah ke jantung, serta membantu mengalirkan asam laktat yang
tertimbun dalam otot sehingga membantu mempercepat eliminasi asam laktat
dalam darah dan otot merupakan salah satu teknik aplikasi teori  gate-control,
dengan menggunakan teknik massage atau pijat dapat meredakan nyeri dengan
menghambat sinyal nyeri, meningkatkan aliran darah dan oksigenasi ke seluruh
jaringan . Pijat secara lembut membantu ibu merasa lebih segar, rileks, dan
nyaman dalam.

b. Relaksasi nafas dalam


Teknik relaksasi nafas dalam merupakan salah satu cara untuk
mengurangi rasa nyeri pada ibu bersalin secara non farmakologis. Dengan
menarik nafas dalam-dalam pada saat ada kontraksi dengan menggunakan
pernapasan dada melalui hidung akan mengalirkan oksigen ke darah yang
kemudian dialirkan keseluruh tubuh akan mengeluarkan hormon endorphin yang
merupakan penghilang rasa sakit yang alami didalam tubuh bahwa teknik
relaksasi nafas dalam dapat menurunkan intensitas nyeri dengan cara
merileksasikan otot-otot skelet yang mengalami  spasme yang disebabkan oleh
peningkatan prostaglandin sehingga terjadi vasodilatasi pembuluh darah dan
akan meningkatkan aliran darah ke daerah yang mengalami spasme dan
iskemik. Pada kondisi rileks tubuh akan menghentikan produksi hormon
adrenalin dan semua hormon yang diperlukan saat stress. Karena hormon seks
estrogen dan  progesteron serta hormon stress adrenalin diproduksi dari blok
bangunan kimiawi yang sama. Ketika kita mengurangi stres maka mengurangi
produksi kedua hormon seks tersebut.Jadi, perlunya relaksasi untuk memberikan
kesempatan bagi tubuh untuk meproduksi hormon yang penting untuk
mendapatkan tubuh yang bebas darinyeri.

8. Metode Farmakologis
Berbagai agen farmakologi digunakan sebagai manajemen nyeri. Biasanya
untuk menghilangkan nyeridigunakan analgesik, yang terbagi menjadi dua golongan
yaitu analgesik non narkotik dan analgesik narkotik, pilihan obat tergantung dari rasa
nyeri.Namun penggunaan obat sering menimbulkan efek samping dan kadang obat
tidak memiliki kekuatan efek yang diharapkan.

a) Pethidin

Pethidin merupakan salah satu metode pengurangan rasa sakit yang


dilakukan dengan menyuntikkan pethidine di paha atau pantat. Masa kerjanya
bisa mencapai 4 jam dan dapat menimbulkan rasa kantuk (walaupun ibu tetap
dalam keadaan sadar) serta kadangkadang juga dapat menimbulkan rasa
mual. Efek pethidin, yang merupakn turunan morfin ini, tidak hanya dirasakan
oleh ibu, tetapi juga oleh janin.Janin ikut mengantuk dan agak lemas. Oleh
karena itu, cara ini sudah jarangdigunakan.

b) ILA (Intra Thecal Labor Anlegesia)

Tujuan utaman tindakan ILA (Intra Thecal Labor Anlegesia) ialah untuk
mengilangkan nyeri persainan tanpa menyebabkan blok motorik, sakitnya
hilang tetapi tetap bisa mengejan, yang dapat dicapai dengan menggunakan
obat obat anastesia. Keuntungan yang di perdapat dengan program ILA :

a. Cepat dan memuaskan


Mula kerja cepat, memberikan analgesia penuh, blok bilateral, serta
ketinggian blok dapat diatur.
b. Keamanan.
Dosis yang digunakan sangat kecil, sehingga resiko toksisitas karena
anestetik lokal, seperti total spinal, tidak berarti atau tidak adasamasekali.
c. Fleksibel.
d. Pasien dalam fase laten persalinan dapat diberikan fentanil atau
sulfentanil intrathecal ( single shot ) dan dibiarkan bejalan-jalan. Pada
multipara dengan pembukaan serviks diatas 8 cm dapat diberikan dosis
tunggal petidin atau gabungan narkotik dan anestetik lokal intrathecal
untuk menghasilkan analgesia yang cepat dan penuh selama fase aktif
persalinan dan kelahiran. Anestesia local (infiltrasi local dengan injeksi
lidochaine pada perineum dan blok syaraf pudendal) Anesthesia umum
(Thiopentalintravena).
c) Anastesi Epidural

Metode ini paling sering dilakukan karena memungkinkan ibu untuk


tidak merasakan sakit tanpa tidur.Obat anastesi disuntikkan pada rongga
kosong tipis (epidural) diantara tulang punggung bagian bawah. Pemberian
obat ini harus diperhitungkan agar tidakada pengaruhnya

9. Metode non farmakologis


Manajemen nyeri non farmakologi merupakan strategi penyembuhan nyeri
tanpa menggunakan obat-obatan tetapi lebih kepada perilaku caring.Untuk itu,
tenaga medis yang dominan berperan adalah para perawat karena bersentuhan
langsung dengan tugas keperawatan.Dalam kenyataannya managemen nyeri
non farmakologi bukanlah menjadi pekerjaan yang mudah bagi para
perawat.Hal ini terutama berkaitan dengan persepsi yang berbeda dari para
pasien tentang nyeri yang sedang dialaminya.Perbedaan inilah yang cenderung
menyulitkan perawat untuk mendiagnosa dan menangani rasa nyeri dari
pasien.Oleh karena itu, salah satu hal yang perlu bagi perawat dalam
menangani rasa nyeri pasien adalah mengembangkan kompetensi dan
pemahaman yang terus menerus tentang management nyeri non farmakologi.
a. Teknik relaksasi secara umum

1. Duduk dengan tenang dalam posisi nyaman


2. Tutup mata
3. Ciptakan rasa relaks pada smua otot-otot anda
4. Kosongkan pikiran anda
5. Atur pernafasan dengan cara bernafas dengan hidung dan mengeluarkannya
dengan mulut, lalu hitunglah dengan mulut, lakukan secara berulang-ulang.
6. Saat menarik dan melepaskan nafas lewat mulut rasakan perubahan dan
sensasi pada dada dan anggota tubuh yang lain.
7. Lakukan secara berulang-ulang selama 10 menit.

b. Teknik relaksasi nafas dalam

a. Ciptakan lingkungan yang tenang


b. Usahakan tetap rileks dan tenang
c. Menarik nafas dalam dari hidung dan mengisi paru-paru dengan udara
melalui hitungan
d. Perlahan-lahan udara dihembuskan melalui mulut sambil
merasakan ekstrimitas atas dan bawah rileks
e. Anjurkan bernafas dengan irama normal 3 kali
f. Menarik nafas lagi melalui hidung dan menghembuskan melalui mulut secara
perlahan-lahan
g. Membiarkan telapak tangan dan kaki rileks
h. Usahakan agar tetap konsentrasi/ mata sambil terpejam
i. Pada saat konsentrasi pusatkan pada daerah nyeri
j. Anjurkan untuk mengulangi prosedur hingga nyeri terasa berkurang
k. Ulangi sampai 15 kali, dengan selingi istirahat singkat setiap 5 kali
l. Bila nyeri menjadi hebat, seseorang dapat bernafas secara dangkal
dan cepat.

c. Tehnik Counter Pressure


Counter Pressure adalah salah satu teknik yang dapat digunakan
untuk mengurangi nyeri persalinan (Pasongli, Rantung, & Pesak,
2015).Counter Pressure terdiri dari dorongan kuat tetap yang diberikan
pada titik di punggung bawah selama kontraksi, dengan menggunakan
kepalan tangan, pangkal telapak tangan, atau benda yang kuat atau tekanan
yang dilakukan pada kedua paha bagian samping dengan menggunakan
tangan yang dilakukan oleh penolong persalinan atau pemberi pelayanan
kesehatan (Lowdermilk et al., 2016). Terapi Counter Pressure adalah salah satu
metode yang memberi rasa lega pada banyak perempuan selama tahap pertama
persalinan (Kala 1).Teori Gate Control dapat memberi alasan mengapa tindakan
ini berhasil.Teori gate control dari Melzack dan Wall, 1965 mengatakan bahwa
impuls nyeri dapat diatur atau bahkan dihambat oleh mekanisme pertahanan di
sepanjang sistem saraf pusat (Hutajulu, 2010; (Murray & McKinney,
2017).

Tehnik Mengurangi Nyeri Dengan Metode Counter- Pressure


 Petunjuk Umum
1) Tindakan mengurangi nyeri persalinan dilakukan pada kala 1 (kala
pembukaan)
2) Tindakan dilakukan di tempat tidur pasien, atau duduk di kursi
3) Posisikan pasien senyaman mungkin sesuai dengan prosedur tindakan yang
akan dilakukan
4) Jelaskan kepada pasien tujuan, langkah dan prosedur tindakan

 Urutan Prosedur Intervensi Counter Pressure


1) Tindakan dilkukan saat terjadi kontraksi uterus:
2) Lakukan dorongan kuat pada titik di punggung bawah (REGIO SAKRALIS)
selama kontraksi menggunakan pangkal telapak tangan atau ibu jari (lakukan
3 sampai 4 kali tindakan)
3) Catatan: Buka baju pada bagian region sakralis yang akan di
massage, dilakukan dengan posisi tidur miring.
4) Setelah tindakan Counter Pressure : Ukur tingkat nyeri pasien

 Petunjuk Melakukan Accupressure Untuk Mengurangi Nyeri


1) Mmemberitahukan ibu lanhkah yang akan dilakukan
2) Menganjurkan ibu untuk mencari posisi yang nyaman seperti posisi berbaring
miring ke kiri ataupun duduk
3) Mencuci tangan
4) Menekan daerah sacrum secara mantap dengan pangkal atau kepalan salah
satu telapak tangan setiap kontraksi selama 20 menit, lepaskan dan tekan lagi,
begitu seterusnya selama kontraksi.
5) Mengevaluasi teknik massage counter pressure tersebut
d. Terapi spiritual
Rasa sakit atau nyeri post operasi memiliki negatif makhluk fisiologis dan
psikologis berdampak pada pasien dan menunda pemulihan post operas.
Manajemen nyeri baik farmakologi maupun non farmakologi terus dikembangkan.
Sitepu (2009) menemukan bahwa terapi dzikr menjadi salah satu terapi untuk
mengurangi rasa sakit post operasi. Demikian pula Pellino et al. (2005) dan
Kakigi et al. (2005) menjelaskan bahwa dengan terapi dzikir, pikiran tentang rasa
sakit beralih untuk mengingat Allah yang maha kuasa menyebabkan pasien
merasa nyaman dan tenang. Terapi dzikir selama 30 menit dapat meringankan
rasa sakit pasca operasi 6-8 jam pada pasien muslim yang menjalani operasi
perut12. Dan doa menjadi sarana untuk mengendalikan rasa sakit.

Bacaan doa dan dzikir yang digunakan adalah dengan melafalkan bacaan Tasbih
(Subhaanallah) sebanyak 33 kali, Tahmid (Alhamdulillah) sebanyak 33 kali,
Takbir (Allahu akbar) sebanyak 33 kali, Tahlil (Laa ilaaha il-lallah) sebanyak 33
kali, Alhauqalah (Laa haula wala quwwata il-la billah) 33 kali selama 10-15 menit
atau selama 30 menit14-16. Sebelum membaca dzikir diawali dengan melakukan
tehnik napas dalam selama 5 menit. Sedangkan Nasiri et al. (2014)
mengawalinya dengan membaca dzikir Hazrate Zahra yaitu menyebut nama
“Allah” sebanyak 100 kali. Bacaan doa dan dzikir dipraktikkan dengan posisi
duduk atau berbaring dengan nyaman, dengan mata tertutup. Setelah membaca
dzikir dilanjutkan dengan membaca surat Al-fatihah dan diakhiri dengan
membaca doa untuk menghilangkan rasa sakit 7 kali.

e. Kompres dingin
Kompres dingin dapat dilakukan di punggung bawah, dan perut
bawah dengan menggunakan kantong es (hot/cold pack).Kompres dilakukan
sekitar 10-15 menit dengan suhu antara 13-16 °C. Kompres dingin akan
membuat baal daerah yang dikompres dengan memperlambat transmisi dari
impuls- impuls lainnya melalui neuron-neuron sensorik. Kompres dingin juga
dapat mengurangi pembengkakan dan menyejukkan bagi kulit (Panjaitan et al.,
2020).Kompres dapat merangsang serat saraf yang menutup gerbang sehingga
transmisi impuls nyeri ke medulla spinalis dan otak dapat dihambat, dengan
adanya pengurangan nyeri persalinan dapat mempertahankan beberapa sensasi
kontraksi uterus dan kemampuan untuk mengejan (Biges, 2019).
Untuk membuat kompres dingin sendiri, bahan yang diperlukan, yaitu:

 Es; 
 Lap atau handuk kecil bersih;
 Air;
 Kantong plastik.

Setelah itu, penggunaan kompres dingin untuk tangani pengurangan rasa nyeri ikuti
langkah berikut:

1. Letakkan es batu ke dalam kantong plastik atau handuk kecil bersih untuk
membuat kompres dingin. 
2. Basahi handuk dengan air dingin lalu bungkus kantong plastik es. Kamu juga
bisa mencelupkan kain lap ke dalam bak es jika menurutmu kain tersebut
tidak terlalu dingin di kulit. 
3. Letakkan kompres yang sudah dibuat di kulit hingga 20 menit. 
4. Keringkan area cedera dengan handuk kering setelah selesai. 
5. Ulangi kompres setelah dua jam, khususnya pada cedera pembengkakan.
Terus lakukan hingga bengkaknya hilang. 

f. Kompres hangat
Penelitian wulandari, kustriayani dan chasahanah (2017) mengatakan intensitas
nyeri ibu bersalin setelah pemberian kompres hangat selama 20 menit
mengalami penurunan sebanyak 46,7% menjadi nyeri ringan sehingga
disimpulkan bahwa kompres hangat mampu menurunkan intensitas nyeri
persalinan pada kala I fase aktif.

Aturan penggunaan kompres hangat


Saat hendak menggunakan kompres hangat, pastikan suhu kompres tidak terlalu
panas guna mencegah terjadinya luka bakar pada kulit.Suhu kompres hangat
yang disarankan adalah sekitar 40oC–45oC.

Letakkan kompres hangat secara langsung pada bagian tubuh yang sakit selama
15–20 menit.Namun, jika rasa nyeri yang dirasakan sangat parah, Anda bisa
berendam di air hangat selama 30 menit hingga maksimal 2 jam.

Perlu diingat bahwa kompres hangat tidak dapat digunakan untuk mengompres
bagian tubuh yang memar, bengkak, atau mengalami luka terbuka.

Selain itu, orang yang memiliki kondisi medis tertentu, seperti diabetes,
dermatitis, thrombosis vena dalam (DVT), gangguan perdarahan, dan gangguan
saraf seperti multiple sclerosis, tidak disarankan untuk menggunakan kompres
hangat.

g. Endorphin Massage

Endorphin Massage merupakan sebuah terapi sentuhan/pijatan ringan yang


cukup penting diberikan pada wanita hamil, di waktu menjelang hingga saatnya
melahirkan. Hal ini disebabkan karena pijatan merangsang tubuh untuk melepaskan
senyawa endorphin yang merupakan pereda rasa sakit dan dapat menciptakan
perasaan nyaman, Selama ini endorphin sudah dikenal sebagai zat yang banyak
manfaatnya (Kuswandi, 2011). Tujuan utamanya adalah relaksasi. Dalam waktu 3-
10 menit massase di punggung dapat menurunkan tekanan darah, menormalkan
denyut jantung, meningkatkan pernapasan dan merangsang produksi hormon
endorphine yang menghilangkan sakit secara alamiah. Teknik endorphine massage
ini tidak memiliki efek samping pada ibu dan bayi, serta tidak membutuhkan biaya
yang mahal (Harianto, 2010). Teknik relaksasi semacam ini dapat banyak membantu
dalam mengurangi rasa sakit dan tekanan emosi selama berlangsungnya proses
kelahiran tanpa perlu menggunakan obat bius karena Tuhan sebenarnya sudah
menyiapkan semuanya di dalam tubuh Ibu (Aprillia,2011).

Seorang ahli kebidanan, Constance Palinsky, tergerak untuk menggunakan


endorphin massage untuk mengurangi atau meringankan rasa sakit pada ibu yang
akan melahirkan. Diciptakannya Endorphin Massage yang merupakan teknik
sentuhan serta pemijatan ringan yang dapat menormalkan denyut jantung dan
tekanan darah serta meningkatkan kondisi rileks dalam tubuh ibu dengan memicu
perasaan nyaman melalui permukaan kulit. (Mongan, 2009).

Endorphin massage juga dapat merangsang keluarnya hormon oksitosin yang


mana hormon ini dapat merangsang terjadinya kontraksi. Endorphin massage ini
sangat bermanfaat sebab bisa memberikan kenyamanan, rileks dan juga tenang
pada wanita yang sedang hamil dan melahirkan. Selain itu juga, terapi endorphin
massage ini juga bisa mengembalikan denyut jantung juga tekanan darah pada
keadaan yang normal. Hal ini yang membuat terapi ini bisa membantu serta
melancarkan proses pada persalinan(Setiyawati, 2013).

Penelitian yang dilakukan oleh Setyowati Dewi, 2015 menemukan bahwa


sebagian besar responden mengalami nyeri berat sebelum dilakukan Endorphin
Massage sebanyak 70% dan setelah diberikan sebagian besar reponden mengalami
nyeri sedang sebanyak 60%.

manfaat dan kegunaan  dari endorphin massage adalah:


 Dapat mengontrol rasa sakit yang menetap dalam tubuh
 Mengendalikan kecanduan akan cokelat
 Mengendalikan emosi, frustasi, rasa stress yang dialami oleh ibu hamil
 Membuat lebih rileks, sehingga dapat mengurangi perasaan tidak nyaman
selama proses persalinan
 Mengatur produksi dari hormon pertumbuhan dan seks
 Mengurangi gejala-gejala yang menggangu nafsu makan
 Meningkatkan sistem kekebalan tubuh
 Memperlambat proses penuaan

Cara pertama untuk mempraktekan endorphin massage di bagian kedua


lengan

Untuk melalukan endorphin massage, Ibu dapat melakukannya dalam


beberapa cara di rumah dengan Suami. Berikut adalah cara pertama yang dapat
dilakukan:
1. Ambil posisi senyaman mungkin, seperti duduk atau berbaring miring. Sementara
Suami ikut duduk di samping atau berbaring di belakang.
2. Pejamkan mata, lalu tarik napas yang dalam dan hembuskan. Suami dapat
mengelus permukaan luar lengan, mulai dari tangan hingga lengan bawah.
Mintalah ia untuk mengelus dengan perlahan dan lembut dengan menggunakan
jari atau ujung-ujung jari saja
3. Setelah 5 menit, mintalah Suami untuk berpindah ke bagian lengan dan tangan
yang satunya.
Walaupun sentuhan yang ringan dan hanya dilakukan di kedua lengan, namun ibu
dapat merasakan dampak yang lebih rileks dan tenang di seluruh tubuh.
BAB III
PENUTUP

A.Kesimpulan

1. Persalinan adalah proses pengeluaran hasil konsepsi (janin atau uri) yang
telah cukup bulan (37-42 minggu) atau hidup di luar kandungan melalui  jalan
lahir atau melalui jalan lain, dengan bantuan atau tanpa bantuan.
2.  Nyeri pada proses persalinan diakibatkan karena kontraksi uterus serta
dilatasi mulut rahim dan segmen bawah rahim.Rasa nyeri yang dirasakan
merupakan signal untuk memberitahukan bahwa ibu telah memasuki tahapan
proses persalinan.
 Penanganan nyeri persalinan bisa dilakukan dengan teknik massage yaitu
teknik kneading dan teknik nafas dalam
3. Nyeri pada proses persalinan adalah hal yang wajar terjadi pada ibu dan
tingkat nyeri dari masing-masing individu itu berbeda.
4. Dengan adanya Evidance Based Practice(EBP) nyeri dapat diatasi dengan
adanya manajemen dan penanganan yang tepat yang dapat dilakukan oleh
tenaga medis. Hal yang dapat mengatasi nyeri secara nonfarmakologis
diantaranya massage dan teknik nafas dalam . Teknik kneading adalah teknik
yang baik udan memberikan rasa nyaman pada pasien dan teknik nafas
dalam adalah manajemen nyeri yang mampu dilakukan secaramandiri oleh
pasien
 
B.Saran
Untuk tenaga kesehatan harus selalu meningkatakan ilmunya dengan
berbagai macam teknik-teknik yang ada, namun tidak boleh memilih teknik yang
sembarangan karna keselamatan dan kesejahteraan pasien adalah tujuan utama
DAFTAR PUSTAKA

Dan Relaksasi Nafas Dalam Terhadap Intensitas Nyeri Kala I Fase Aktif Persalinan
Primigravida Di Wilayah Kerja Upt Puskesmas Rajapolah Tahun 2018. Jurnal
Bidan “Midwife Journal” Volume 4 No. 02,Juli 2018
Faradilah, Dhina Noor. (2014). Efektifitas Effleurage dan Abdominal Lifthing dengan
Relaksasi Nafas terhadap Tingkat Nyeri Persalinan Kala I di Klinik Bidan
Indriani Semarang.
Fauziah, Rumdasih J, Mesra, E. (2014). Pengetahuan Bidan Merupakan Faktor
Dominan terhadap Kepatuhan Bidan Menerapkan Asuhan Persalinan
Normal.
Jurnal Ilmu dan Teknologi Kesehatan, Vol. 1, Nomor 2, Maret 2014, hlm : 79-83
JurnalKeperawatan Vol. 7, No.2, Hal: 142-151. Faujiah, I,. Herliani, Y,. dan Diana, H.
(2018). Pengaruh Kombinasi Teknik Kneading.
Rejeki, S., Nurullita, U., dan Krestanti, R. (2013). Tingkat Nyeri Pinggang Kala I
Persalinan melalui Teknik Back-Effluerage dan Counter-Pressure. Jurnal
Keperawatan Maternitas, 1(2).

Anda mungkin juga menyukai