BAB I
PENDAHULUAN
nyeri yang sangat terus dan teratur saat akan melahirkan. Nyeri persalinan
tentang sensasi fisik yang terkait dengan kontraksi uterus, dilatasi dan
WHO sebagian besar persalinan (90%) selalu disertai rasa nyeri yang pada
umumnya terasa hebat, sedangkan rasa nyeri pada persalinan merupakan hal
Rata-rata ibu bersalin mulai merasakan puncak nyeri pada kala I fase
aktif, yaitu pada fase dilatasi maksimal (pembukaan 4cm sampai 9 cm) dan
fase deselerasi (pembukaan 9-10cm). Hal ini disebabkan karena pada fase
tersebut frekuensi dan intensitas kontraksi uterus menjadi lebih teratur, lama,
dan kuat sehingga sensasi nyeri yang dirasakan meningkat. Pada primigravida
komplikasi yang mengancam jiwa dan sebanyak 240.000 dari jumlah ini
hampir 50% terjadi di negara negara di Asia Selatan dan tenggara termasuk
2
(WHO,2010).
salah satu target yang telah di tentukan dalam tujuan pembangunan millenium
yaitu tujuan ke 5 untuk meningkatkan kesehatan ibu di mana target yang akan
di capai sampai tahun 2015 adalah mengurangi sampai 3/4 resiko jumlah
kematian ibu. Dari hasil survey yang di lakukan AKI telah menunjukkan
usaha keras yang terus menerus ( Riskesdas 2010, laporan rutin KIA 2010).
tahun 2010 sekitar 226 orang dan pada tahun 2015 menjadi 105 orang
regular dengan intensitas yang semakin lama semakin kuat dan semakin
nyeri karena merangsang refleks postural dan menjaga otot-otot serta menjaga
nyaman untuk lutut dan pergelangan kaki, memberikan kontra tekanan pada
perineum dan paha, bekerja dengan gravitasi yang mendorong turunnya bayi
10cm. Kala II disebut pula kala pengeluaran. Oleh karena berkat his dan
kekuatan ibu mengedan janin didorong keluar sampai lahir. Dalam kala III
atau kala uri plasenta terlepas dari dinding uterus dan dilahirkan. Kala IV di
mulai dari lahirnya plasenta dan dan lamanya 1 jam. Dalam kala itu diamat-
Sarwono,2010).
pembukaan serviks lengkap. Kala ini di bagi menjadi 2 fase yaitu fase laten
4
dan fase aktif. Fase laten merupakan fase yang di mulai pada pembukaan
serviks 0 cm sampai dengan pembukaan serviks mencapai 3cm. Pada fase ini
lama 15-20 detik dengan intensitas cukup menjadi 5-7 menit, lama 30-40
detik dan dengan intensitas yang kuat.fase aktif yang di mulai pada
cm. Pada fase ini kontraksi uterus menjadi efektif di tandai dengan
jam. Nyeri yang disebabkan oleh kontraksi uterus dan di latasi serviks. Makin
lama nyeri yang di rasakan akan makin bertambah kuat. Puncak nyeri terjadi
pada fase aktif dimana pembukaan lengkapa sampai 10cm. Intensitas nyeri
menyebabkan rasa nyeri yang dirasakan juga lebih lama, ditambah informasi
beresiko mengalami keletihan lebih besar yang berakibat pada respon cemas,
tegang, takut bahkan panik. Kecemasan dan ketakutan pada proses persalinan
program Gerakan Sayang Ibu di tahun 1996. Kedua program ini bertujuan
Fenomena yang terjadi saat ini tidak sejalan dengan program yang
telah dicanangkan pemerintah karena saat ini masih banyak bidan enggan
Kondisi ini membuat sebagian besar ibu memilih cara yang paling
cepat dan gampang untuk menghilangkan nyeri yaitu operasi sectio caesarea
6
tanpa indikasi yang jelas dan juga meminta untuk menggunakan obat penawar
mortalitas pada ibu dan bayi. Penggunaan epidural anastesi dan obat-obat
denyut jantung dan peningkatan suhu tubuh ibu (Pasongli, Rantung dan
Pesak, 2014). Hal ini membuat semakin banyak saja ibu yang ―gagal‖ untuk
persalinan bukan hanya untuk kenikmatan saja tetapi menjadi kebutuhan yang
tumit tangan atau bagian datar dari tangan, atau juga menggunakan bola tenis
pada daerah sakrum atau lumbal lima. Tekanan dalam massage counter
pressure dapat diberikan dalam gerakan lurus atau lingkaran kecil yang
dilakukan selama kontraksi. Ibu yang dipijat 20 menit setiap jam selama
persalinan akan lebih terbebas dari rasa sakit, dapat mengelola rasa takut ,
7
dengan positif. Hal ini disebabkan karena pijatan merangsang tubuh untuk
persalinan berjalan lebih lembut, alami dan lancar (Yuliasari dkk, 2015).
Birth ball adalah bola terapi fisik yang membantu ibu bersalin kala I
penurunan serta rotasi kepala bayi dan mempermudah ketika akan dilakukan
rata-rata nyeri persalinan pada kelompok yang diberikan latihan birth ball
lebih rendah 4,5 dibandingkan dengan kelompok kontrol 5,4 dengan nilai p-
0,49 yang berarti bahwa latihan birth ball dan dukungan suami dan keluarga
counterpressure berada pada skala 9-10 (100%) dan setelah dilakukan masase
Perawang pada bulan september tahun 2020 terdapat 13 ibu inpartu yang
teknik birth ball pada saat kala I, 11 orang ibu mengalami kelancaran proses
karena ibu sudah lemas dan pembukaan sudah di atas 7 cm hingga kontraksi
pun sudah semakin sering dan membuat ibu sudah tak sanggup untuk
Dari uraian latar belakang diatas penulis tertarik untuk meneliti lebih
Perawang.
9
1. Bagi peneliti
medika Perawang.
Medika Perawang.
bagi peneliti yang lain dan menjadi bahan referensi dan perbandingan untuk
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
pada kehamilan cukup bulan (37-42 minggu), lahir spontan dengan presentasi
belakang kepala yang berlangsung dalam 18 jam, tanpa komplikasi baik ibu
peregangan dan pelebaran mulut rahim. Kejadian itu terjadi ketika otot-otot
tulang belakang dan tulang pubic menerima tekanan kuat dari rahim. Berat
dari kepala bayi ketika bergerak kebawah saluran lahir juga menyebabkan
tekanan (Saiffudin, 2010). Persalinan juga merupakan awal dan akhir puncak
semua yang telah terjadi dari semua masa pembuahan. Mudah atau tidaknya
normal membutuhkan tiga faktor penting yaitu kekuatan ibu saat mengejan,
12
keadaan jalan lahir,dan keadaan jani. ,Ketiganya harus dalam keadaan baik,
dapat di dorong kebawah dan masuk ke rongga panggul. Saat kepala janin
dekat dengan dada janin. Posisin ini akan memudahkan kepala janin lolos
melalui jalan lahir, yang diikuti dengan gerakkan selanjutnya. Setelah kepala
keluar, bagian tubuh janin yang lain mengikuti,mulai dari bahu, badan dan
kedua kaki.
alat serta tidak melukai ibu dan bayi yang berlangsung kurang dari 24
jam.
yang belum siap dan belum mampu untuk hidup di luar kandungan.
taksirkan.( Asrinah,2010)
yang ada hanyalah merupakan teori teori yang komplek. Perlu di ketahui ada
dua hormon yang dominan saat hamil yaitu hormon estrogen dan progesteron.
a) Hormon Estrogen
mekanis.
b) Hormon Progesteron
14
saat mulainya persalinan, oleh karena itu semakin tua kehamilan, frekuensi
2. Keregangan otot-otot
menimbulkan his.
15
4. Pengaruh Janin
5. Teori Prostaglandin
kehamilan.
menurun.
Kala I disebut juga dengan kala pembukaan, dimulai sejak adanya his
(peregangan pada dinding rahim) yang teratur dan meningkat (frekuensi dan
fase ini, leher rahim mulai melunak dan menipis lalu terbuka karena adanya
permulaan kala I, his berlangsung tidak terlalu kuat sehingga pasien masih
makin sering, dan disertai pengeluaran darah dan lendir atau bloddy show.
1. Fase Laten
Fase laten berlangsung selama 8 jam pada primipara. Fase laten dimulai
saat kontraksi yang teratur dan pembukaan berlangsung sangat lambat sampai
ukuran diameter serviks 3cm karena terjadi pelunakan dan penipisan serviks
sedang dengan frekuensi his 2—3 kali tiap 10menit selama 30—40detik
(Fitryanti, 2017).
2. Fase Aktif
pembukaan lengkap 10cm. Pada fase ini kontraksi menjadi lebih sering,
dengan durasi yang lebih panjang dan intensitas lebih kuat sehingga intensitas
nyeri yang dirasakan dari sedang hingga sangat berat (Fitryanti, 2017). Fase
1. Fase Akselerasi
his sebesar 40 mmHg dengan frekuensi his 3—4 kali tiap 10 menit
3. Fase Deselerasi
dan berakhir dengan lahirnya bayi. Kala II juga di sebut kala pengeluaran
hasilnya adalah:
Persalinan kala III dimulai segera setelah bayi lahir dan berakhir dengan
lahirnya plasenta serta selaput ketuban yang berlangsung tidak lebih dari 30
menit.
(Asrinah,2010)
1. Terjadi Lightening
uteri karena kepala bayi sudah masuk PAP. Pada multipara tanda ini tidak
begitu kelihatan.
maka ibu akan merasa tidak nyaman, selain nafas pendek pada trimester
yang kental. Dalam bahasa medis disebut bloody show karena lendir ini
bercampur darah. Itu terjadi karena di masa ini terjadi pelunakan, pelebaran,
plasenta secara lengkap. Pada ibu yang belum inpartu, kontraksi uterus tidak
d) Durasi pendek
4. Perasaan sering atau susah buang air kecil karena kandung kemih
persalinan. Kontraksi ini sebagai suatu proses yang mendorong janin untuk
keluar secara perlahan melalui uterus bawah hingga akhirnya keluar atau
lahir. Kontraksi yang dialami bumil terasa makin sering, makin lama
waktunya, dan makin kuat terasa, diserta mulas atau nyeri seperti kram perut.
Perut bumil juga terasa kencang. Nyeri yang dirasakan terjadi pada bagian
atas atau bagian tengah perut atas atau puncak kehamilan (fundus), pinggang
Satu tanda lagi yang menyertai persalinan adalah pecahnya membran atau
sebagai bantalan bagi janin agar terlindungi, bisa bergerak bebas dan
terhindar dari trauma luar. Cairan ketuban umumnya berwarna bening, tidak
berbau, dan akan terus keluar sampai ibu akan melahirkan. Menurut
(Asrinah2010), Keluarnya cairan ketuban dari jalan lahir ini bisa terjadi
karena berbagai hal. Misal karena bumil mengalami trauma, infeksi, atau
bagian ketuban yang tipis (locus minoris) berlubang dan pecah. Bila sudah
terjadi pecah ketuban berarti selaput ketuban sudah ada "hubungan" dengan
dunia luar dan membuka potensi kuman untuk masuk. Karena itulah bumil
diharapkan bayi sudah bisa dilahirkan. Seiring pecahnya membran ini, ibu
dan mencapai derajat keshatan yang tinggi bagi ibu dan bayinya. Melalui
sehingga prinsip keamanan dan kualitas pelayanan dapat terajaga pada tingkat
yang optimal. Dengan pendekatan yang sperti ini, berarti upaya asuhan
persalinan normal harus di dukung oleh adanya alasan yang kuat dan berbagai
Kala I disebut juga dengan kala pembukaan, dimulai sejak adanya his
(peregangan pada dinding rahim) yang teratur dan meningkat (frekuensi dan
22
fase ini, leher rahim mulai melunak dan menipis lalu terbuka karena adanya
permulaan kala I, his berlangsung tidak terlalu kuat sehingga pasien masih
makin sering, dan disertai pengeluaran darah dan lendir atau bloddy show.
(Manuaba, 2010).
kontraksi yang adekuat serta adanya dilatasi serviks dan berakhir saat
pembukaan lengkap. Kala 1 persalinan terdiri atas 2 fase yaitu fase laten dan
fase aktif.
b) Pembukaan serviks
pembukaan lengkap, bibir portio tidak teraba lagi. Vagina dan SBR
yang berlawanan dari kantong membran dan bagian bawah janin saat fleksi
pemeriksa di sapukan dari tepi serviks di satu sisi ke sisi berlawanan dan
membuka penuh bila diameternya 10 cm, karena bagian terbawah ukuran bayi
berupa satu lubang dengan diameter beberapa milimeter menjadi lubang yang
sampai 1cm.
membuka 1-2cm.
c) Perubahan Kardiovaskuler
d) Tekanan darah
25
masuk persalinan dan akan naik lagi jika terjadi kontraksi. Posisi tidur
darah baik ibu maupun janin akan terganggu, ibu akan mengalami hipotensi
1. denyut jantung
mengalami kontraksi.
2. Perubahan metabolisme
anaerobic akan naik secara perlahan. Kenaikan ini sebagian besar disebabkan
yang meningkat tercermin dari kenaikan suhu badan, denyut nadi, pernafasan,
Segmen atas rahim(SAR) di bentuk oleh corpus uteri yang sifatnya aktif
uterus bagian bawah antar ishmus, dengan serviks serta sifat otot yang tipis
dan elastis. Pada bagian ini banyak terdapat otot melingkar dan memanjang.
5. Perubahan hematologis
6. Perubahan renal
output yang meningkat serta di sebakan oleh filtrasi glomerolus serta aliran
plasma ke renal. Poliuri tidak begitu kelihatan dalam posisi terlentang yang
kontrol setiap 2 jam yang bertujuan agar tidak menghambat penurunan bagian
terendah janin dan trauma pada kandung kemih serta menghindar pada retensi
7. Perubahan gastrointensial
ketidaknyamanan. Oleh karena ibu tidak dianjurkan makan terlalu banyak dan
ini dianggap normal asal tidak melebihi 0,5-1`C, suhu badan yang naik sedikit
merupakan keadaan yang wajar, namun bila keadaan ini berlangsung lama,
harus di lakukan antara lain selaput ketuban sudah pecah atau belum, karena
a) Pada kala 1 ketuban ikut meregang, bagian atas vagina yang sejak
bayi.
di timbulkan oleh bagian depan anak. Oleh bagian yang maju tersebut,
tipis.
pembuluh darah pada bagian vagina dan dasar panggul, tetapi saat
e) Kontraksi uterus
yang terpanjang dan sangat pada fundus adalah sumber dari timbulnya
Kontraksi ini bersifat involunter yang bekerja di bawah kontrol saraf yang
Kontraksi berawal dari fundus pada salah satu kornu, kemudian menyebar
uterus.
selama 30 detik dan di akhir kala 1 setiap 2-3 menit selama 50-60 detik
dengan intensitas yang sangat kuat. Segmen atas rahim tidak berelaksasi
menetap pada panjang yang lebih memendek. Hal ini di sebut relaksasi.
3. Polaritas
Fase laten berlangsung selama 8 jam pada primipara. Fase laten dimulai
durasi dan intensitas kontraksi menjadi lebih stabil yang berlangsung dari
intensitas sedang dengan frekuensi his 2—3 kali tiap 10menit selama 30—
pembukaan lengkap 10cm. Pada fase ini kontraksi menjadi lebih sering,
dengan durasi yang lebih panjang dan intensitas lebih kuat sehingga intensitas
nyeri yang dirasakan dari sedang hingga sangat berat (Fitryanti, 2017). Fase
1. Fase Akselerasi
his sebesar 40 mmHg dengan frekuensi his 3—4 kali tiap 10 menit dan
3. Fase Deselerasi
psikologi ibu bersalin seperti emosi, rasa takut dan kesemasan yang bersifat
(Menurut Nurasiah Ai,2012) Pada fase laten banyak ibu merasa bergairah dan
kelegaan hati bahwa sebentar lagi ia akan bertemu buah hatinya. Namun,
disisi lain ibu juga merasa cemas terumata ibu primigravida yang tidak
Pada fase ini kontraksi biasanya tidak teratur yang merupakan cara
alami tubuh untuk bersiap-siap jadi sarankan ibu bersalin untuk tetap
menikmati proses tersebut dan tetep aktif bergerak, tetap makan dan minum
atau tertawa dan mengobrol dengan riang diantara kontraksi atau anjurkan ibu
lagi untuk makan atau mengobrol, ia juga menjadi lebih pendiam dan
atau meremas sesuatu saat kontraksi. Pada fase ini kontraksi menjadi semakin
teratur dengan nyeri sedang yang menyebabkan ibu bersalin terkadang panik
/ genggaman dan merilekskan tubuhnya karena ketika ibu meremas, justru ibu
rocking, dan membiarkan ibu tidur beberapa saaat disela-sela kontraksi akan
sangat berarti bagi ibu dan menjadi saat-saat yang paling indah sehingga
muntah, diare, gemetar, gelisah atau marah dan menolak nasehat-nasehat dari
luar selama fase ini, kecemasan dan stress semakin kuat pada fase ini karna
ibu bersalin tidak dapat menahan nyeri berat yang ia rasakan. Sebaliknya ada
juga ibu bersalin yang bersikap sangat pasif/menyerah dan keras kepala
menjadi terhambat.
persalinan terasa begitu lambat. Pada tahap ini bidan pendukung yang terus
menunggui ibu bersalin adalah praktik terbaik dan itulah pekerjaan bidan.
Sifatnya sangat subjektif karena perasaan nyeri berbeda pada seriap orang
dalam hal skala atau tingkatannya, dan hanya orang tersebutlah yang dapat
berkai-tan dengan kerusakan jaringan yang aktual atau potensial atau yang
a) Transduksi
stimuli) dirubah menjadi suatu aktivitas listrik yang akan diterima reseptor
atau nociseptor (ujung-ujung saraf bebas pada pada kulit yang merespons
terhadap stimulus). Stimulasi ini dapat berupa stimulasi fisik (tekanan), suhu
(panas) atau kimia (substansi nyeri). Stimulus akan memicu sel yang terkena
b) Transmisi
merambat dari serabut saraf perifer (serabut A-delta dan serabut C) ke medula
spinalis. Trasnmisi nyeri dari medula spinalis ke batang otak dan thalamus
c) Modulasi
35
neurotansmitter antara lain endorphin yang dikeluarkan oleh sel otak dan
atau supraspinalis.
d) Persepsi
sensorik dan afektif nyeri. Persepsi menentukan berat ringannya nyeri yang
dirasakan.
Menurut Ronald Melzack & Partick Wall (1965) dalam teori ini
aktivitas serat saraf aferen berdiameter besar atau kecil yang dapat
artinya pintu dibuka. Mekanisme gerbang (Gate control) pada dorsal horn di
spinal cord berperan penting dalam mekanisme tersebut. Serabut saraf kecil
(reseptor nyeri) dan serabut besar (reseptor normal) bersinap pada sel
serabut yang lebih besar atau hanya stimulasi pada serabut saraf
Rasa nyeri yang dialami ibu karena perubahan serviks dan iskemia
uterus pada persalinan kala I. Pada kala I fase laten lebih banyak penipisan di
terjadi pada fase aktif dan transisi. Ibu merasakan nyeri yang berasal dari
menurun ke paha. Ibu biasanya mengalami nyeri hanya selama kontraksi dan
Nyeri yang dialami ibu pada akhir kala I dan kala II persalinan. Nyeri
lumboskral, kandung kemih, usus dan struktur sensitif panggul yang lain
(Judha, 2012).
dirasakan oleh individu yang merupakan penilai terbaik dari nyeri yang
Scale) yang merupakan skala comfort continue yang memiliki rentang mulai
dari tidak nyeri sampai sangat nyeri (Budirti, 2011) Menurut Potter & Perry
(2005), Skala analog visual (VAS) adalah suatu garis lurus sepanjang 10 cm
dengan pembacaan skala 1-10 cm atau 0–100 mm dengan atau tanpa tanda
pada tiap milimeter, yang mewakili intensitas nyeri yang terus menerus.
Tanda pada kedua ujung garis ini dapat berupa angka atau pernyataan
kanan biasanya menandakan nyeri berat. Skala dapat dibuat vertikal atau
nyeri yang lebih sensitife karena klien dapat mengidentifikasi setiap titik pada
rangkaian daripada dipaksa memilih satu kata atau satu angka (Yudiyanta
dkk, 2015).
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Tidak Nyeri Ringan Nyeri Sedang Nyeri Berat Nyeri Sangat
Nyeri Terkontrol Berat
O-------O-------O-------O-------O---------O--------O--------O--------O-------O
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Keterangan :
2008)
41
2.8.1 Counterpressure
tekanan kuat dengan cara meletakkan tumit tangan atau bagian datar dari
tangan, atau juga menggunakan bola tenis pada daerah lumbal lima atau
massage counter pressure dapat diberikan dalam gerakan lurus atau lingkaran
kecil. Teknik ini efektif mengurangi nyeri saat kontraksi, yang ada pada
dapat diteruskan jika wanita merasa penekanan ini tidak dapat menolong
Gambar 2.2
42
nyeri akan meningkat jika pemijatan dihentikan dengan kata lain efek
menyenangkan yang melawan rasa tidak nyaman pada saat kontraksi ataupun
diantara kontraksi dan juga mengurangi keluhan nyeri pinggang pada ibu
pesan nyeri yang akan dihantar menuju medulla spinalis dan otak selain itu
(Pasongli, 2014).
sirkulasi darah, kelenjar getah bening sehingga oksigen, dan zat makan,
berhasil. Teori gate control mengatakan bahwa impuls nyeri dapat diatur atau
dalam kornu dorsalis pada medula spinalis, thalamus, dan sistem limbik.
Teori ini mengatakan bahwa impuls nyeri dihantarkan saat sebuah pertahanan
dibuka dan impuls dihambat saat sebuah pertahanan tertutup (Rejeki dkk,
2014).
2.8.4 Birthball
Birthball atau bola persalinan adalah bola terapi fisik yang mampu
menyangga berat orang dewasa sampai 136 kg. Ukuran birthball yang paling
banyak dipakai ialah diameter 65cm untuk ibu bersalin dengan tinggi <160cm
bersalin. Birthball adalah bola terapi fisik yang membantu ibu inpartu kala I
dapat digunakan dalam berbagai posisi. Salah satu gerakannya yaitu dengan
posisi berlutut dan dada condong kedepan bersandar dan memeluk birthball
kemudian menggoyangkan pinggul searah jarum jam atau ke kiri dan kanan.
Hal ini dapat membuat rasa nyaman dan mengurangi nyeri persalinan,
counterpressure yang dilakukan ibu bersalin dengan cara duduk dengan santai
dan bergoyang di atas bola, atau memeluk bola selama kontraksi memiliki
manfaat membantu ibu merasa rileks dan sebagai distraksi dari rasa nyeri
tubuh yang tegak akan memperlancar proses kelahiran serta membantu posisi
normal.
45
Ibu bersalin memeluk bola senyaman mungkin dan bentuk bola yang
bulat dan dapat rnenyesuaikan dengan bentuk tubuh ibu membuat ibu lebih
mudah relaksasi, selain itu ligamen dan otot terutama yang ada di daerah
pembuluh darah sekitar uterus dan tekanan pada kandung kemih, punggung,
lebih luas dan terbuka. Dengan kata lain dapat merangsang dilatasi dan
memperlebar outlet panggul. Duduk lurus di atas bola maka gaya gravitasi
bumi akan membantu janin atau bagian terendah janin untuk segera turun ke
panggul.
46
2. Sokongan
punggung. Dengan duduk di atas birthball ini dapat mengurangi stres pada
3. Distraksi
perhatian selama persalinan. Dengan posisi yang dapat dikontrol oleh ibu dan
sebagai alat kenyamanan bagi seorang ibu yang masuk dalam proses
persalinan.
4. Relaksasi
Dengan posisi duduk dan bentuk bola yang dapat menyesuaikan bentuk
tubuh maka akan membuat lebih mudah untuk beristirahat dan tetap dalam
posisi tegak. Posisi pada birthball dapat membantu ibu tetap bersantai dan
menjaga ligamen dan otot tetap santai dan kencang sehingga akan membantu
Posisi pada terapi birthball dapat mengurangi tekanan pada sendi sacroiliac ,
birthball yaitu diberikan pada ibu inpartu yang merasakan nyeri, pembukaan
47
nyeri ini berasal dari kontraksi uterus yang mengakibatkan dilatasi serviks,
fase aktif (akselerasi dan dilatasi) terjadi pada daerah dermaton (T11) dan
(T12) yang menyebar ke dermaton (T10) dan Lumbal 1 (L1) atau disebut
nyeri viseral yang dirasakan oleh ibu pada bagian bawah abdomen dan
Stimulus nyeri pada kala I fase aktif (akselerasi dan dilatasi) yang
dan serabut tak bermeilin (serabut C). Lalu dideteksi oleh nociceptor
sebagai impuls nyeri. Impuls nyeri lalu ditransmisikan oleh serabut syaraf
saraf spinalis lumbal atas (L1) dan segmen medula spinalis torokal bawah
(T10, T11 dan T12). Trasnmisi impuls nyeri dari medula spinalis ke batang
otak.
48
mana saraf sensorik uterus dan serviks berjalan bersama saraf simpatis uterus
akan menghambat impuls nyeri dari serabut bermeilin kecil (A-Delta danC)
yang dibawa oleh serabut bermailin kecil akan berkurang atau bahkan tidak
dihantarkan menuju medulla spinalis dan otak, selain itu dengan tekanan yang
kuat pada saat memberikan teknik tersebut maka akan dapat mengaktifkan
senyawa endhorophin yang berada di sinaps sel-sel saraf tulang belakang dan
otak, sehingga tranmisi dari pesan nyeri dapat dihambat dan menyebabkan
penurunan sensasi nyeri serta dapat membantu ibu bersalin merasa lebih
49
membuat kerangka teori yang dapat dilihat pada bagan 2.1 dibawah ini :
ini :
2.11 Hipotesis
BAB III
METODE PENELITIAN
01 X 02
01 X 02
Keterangan:
Y: kontrol
52
Penelitian ini di lakukan pada bulan Agustus sampai dengan bulan Januari
2020.
di klinik pratama Vivi medika perawang selama waktu penelitian yaitu dari
bulan Agustus—Oktober 2020 sebanyak ±32 ibu bersalin kala 1 fase aktif
jumlah dari karakteristik yang di miliki oleh populasi sampel dalam penelitian
N=
Keterangan :
N = Besar sampel
n= ²+3
= ²+3
= 16
penelitian ini adalah 32 orang responden yang akan di bagi menjadi dua
54
dengan mengambil kasus atau responden yang kebetulan ada atau tersedia di
a) Kriteria inklusi
4. Ketuban utuh
5. Presentasi kepala
b) Kriteria eklusi
4. Pasien patologis
5. Partus macet
55
birthball
kala 1.
Alat dan bahan yang digunakan dalam penelitian ini yaitu, lembar
nyeri Face pain rating scale karena instrument ini merupakan pengukur skala
nyeri yang sudah baku dan dapat dipercaya validitasinya dan sudah dipakai
pada penelitian nyeri persalinan sebelumnya. Face pain rating scale juga
efektif digunakan untuk mengkaji nyeri pada orang dewasa dan mempunyai
sensitifitas yang baik. Selain itu instrumen ini telah diuji oleh Sukowati dalam
penelitian tentang efektifitas paket rileks terhadap rasa nyeri ibu primipara
Kala I fase aktif dan didapat hasil uji validitas dengan r > 0,365 serta
Dependen
Nyeri Perasaan tidak Skala Nyeri Rasio Skala Analog
Persalinan Kala nyaman atau Vas (Skala Visual
I Fase Aktif tidak Analog Visual)
menyenangkan 1. Tidak ada
yang disebabkan nyeri 0
kontraksi uterus, 2. Nyeri
dinilai dengan ringan 1-3
cara ibu 3. Nyeri
menuliskan garis sedang 4-
pada lembar 7
kuisioner, 4. Nyeri
sebelum dan hebat 8-10
sesudah
diberikan
perlakuan
57
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer yang
didapat langsung dari hasil wawancara, obeservasi dan intervensi pada ibu
a. Editing
kuisiner yang tidak lengkap, tidak jelas atau tidak konsisten akan diklarifikasi
b. Coding
huruf menjadi data angka atau bilangan (Waiss,2008 dalam Fitriyanti 2017).
Coding dalam penelitian ini dilakukan hanya pada data gambaran umum
2=>40 detik), pembukaan serviks (1=6 cm, 2=7 cm, 3=8 cm), pendamping
c. Processing / Entry
distribusi frekuensi sederhana. Data-data yang telah dientri dan diberi kode
yang akan digunakan adalah program SPSS (Musrifatul dkk, 2008 dalam
Fitriyanti 2017).
d. Cleaning
sudah di entri apakah ada kesalahan atau tidak sehingga data benarbenar
a. Analisis Univariat
mean, median, standar deviasi, inter kuartil range dan minimal maksimal.
b. Analisis Bivariat
LAMPIRAN
LEMBAR OBSERVASI
: Eksperimen
: Kontrol
Inisial Responden :
Umur Responden :
HPHT :
Kehamilan anak ke :
(10cm)
DAFTAR PUSTAKA
Aprilia, Y. 2010. Hipnostetri : Rileks, Nyaman, dan Aman Saat Hamil &
Melahirkan. Jakarta : Gagas Media.
Bethsaida Janiwarti & Herri Zan Pieter, 2013, Pendidikan Psikologi Bidan
Suatu Teori dan Terapannya, Yogyakarta : Andii Offset, hlm226,
250
Johariah, dkk, 2012, Asuhan Kebidanan Persalinan dan BBL : Trans Info
Media, Jakarta
Judha, 2012. Teori Pengukuran Nyeri & Nyeri Persalinan, Nuha Medika:
Yogyakarta
Sriwenda, Djudju dan Yulinda. 2016. Efektivitas Latihan Birth ball terhadap
Efikasi Diri Primipara dengan Persalinan Normal. Jurnal Ners dan
Kebidanan Indonesia. 4(3)
Susilo, H.W, dkk. (2015). Riset Kualitatif & Aplikasi Penelitian Ilmu
Keperawatan. Jakarta : Trans Info Media
Uliyah, Mar’atul. 2010. Panduan Aman Dan Sehat Memilih Alat KB.
Yogyakarta : Insania.
63
PETUGAS Bidan
2) Menawarkan bantuan
B. ISI/CONTENT
1) Pasien dalam keaadaan siap untuk dilakukan birth ball
2) Menyiapkan peralatan
3) Mencuci tangan
66
C. TEKNIK
1) Tindakan sistematis dan berururtan
2) Tanggap terhadap reaksi pasien
3) Percaya diri dan tidak ragu-ragu
4) Sabar dan teliti
5) Dokumentasi dengan SOAP
69
Nama (Inisial) :
Hari / Tanggal :
Pengukuran Pertama