PERINEUM MASSAGE
AROMATHERAPY PADA KEHAMILAN
2022
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kematian ibu menurut World Health Organization (WHO) adalah kematian
perempuan pada saat hamil atau kematian dalam kurun 42 hari sejak terminasi
kehamilan tanpa memandang lamanya kehamilan, yakni kematian yang disebabkan
karena kehamilannya atau penanganannya, tetapi bukan karena sebab sebab lain
seperti kecelakaan dan terjatuh. AKI dapat dihitung dengan jumlah kasus kematian
ibu per 100.000 kelahiran hidup (KH).
Menurut Prawirohardjo (2009), perdarahan pasca persalinan dapat
menyebabkan kematian ibu 45% terjadi pada 24 jam pertama pasca melahirkan, 68-73
% dalam satu minggu setelah melahirkan, dan 82-88 % dalam 2 minggu setelah
melahirkan.Yang terjadi pada 24 jam pertama setelah melahirkan salah satunya adalah
robekan jalan lahir.
Ruptur perineum adalah perlukaan jalan lahir yang terjadi pada saat kelahiran
bayi baik menggunakan alat maupun tidak menggunakan alat. Penyebab dari
terjadinya rupture perineum adalah paritas, berat badan bayi, pimpinan persalinan
tidak sebagaimana mestinya, perineum yang kaku, ekstraksi cunam, ekstraksi fakum,
trauma alat dan episiotomy. Ruptur perineum terjadi pada hampir semua persalinan
pertama dan tidak jarang juga pada persalinan berikutnya. Robekan jalan lahir selalu
memberikan perdarahan dalam jumlah yang bervariasi banyaknya.
Perdarahan yang berasal dari jalan lahir harus selalu dievaluasi, yaitu sumber
dan jumlah perdarahan sehingga dapat diatasi.Robekan yang terjadi bisa ringan (lecet
atau laserasi), luka episiotomy, rupture uteri, robekan perineum spontan derajat 1
sampai derajat IV (spingter ani) terputus, robekan pada dinding vagina, fornix uteri,
serviks, daerah sekitarklitoris dan uretra Ibu bersalin yang mengalami robekan
perineum dapat meningkatkan risiko komplikasi yang dapat terjadi seperti perdarahan
hebat yang dapat menyebabkan ibu menjadi tidak berdaya, lemah, tekanan darah
turun, bahkan 2 anemia.Komplikasi lain yang mungkin dapat terjadi akibat ruptur
perineum adalah fistula, hematoma, dan infeksi.(oxorn, 2010)
1
Angka Kematian Ibu (AKI) di negara-negara berkembang merupakan yang
tertinggi dengan 450 kematian ibu per 100.000 kelahiran hidup.(Depkes, 2012) Angka
ini diperkirakan mencapai 6,3 juta pada tahun 2050, seiring dengan semakin tingginya
bidan yang tidak mengetahui asuhan kebidanan dengan baik (Hilmy, 2010). Pada
tahun 2017 menemukan bahwa dari total 1951 kelahiran spontan pervaginam, 57%
ibu mendapat jahitan perineum (28% karena episiotomi dan 29% karena robekan
spontan) (Depkes RI, 2017) Berdasarkan Survei Demografi Kesehatan Indonesia
(SDKI) tahun 2015, Angka Kematian IBU (AKI) di Indonesia mencapai 305 kematian
per 100.000 kelahiran hidup. Penyebab kematian ibu pada tahun 2017 berdasarkan
hasil Audit Maternal Perinatal (AMP) adalah pendarahan 81,81% (9 kasus),
eklampsia 9,09%(1 kasus) dan Emboli Air Ketuban 9,09% (1 kasus), penyebaran
kasus kematian ibu pada tahun 2017 terdapat di wilayah kerja Salah satu upaya
preventive yang bisa dilakukan adalah dengan pijat perineum (perineum massage)
yaitu pemijatan pada perineum pada masa minggu-minggu mendekati persalinan guna
meningkatkan aliran darah kedaerah ini dan meningkatkan elastisitas perineum
sehingga bisa meminimalkan terjadinya rupture perineum. Berdasarkan data diatas
dan fenomena yang terjadi, mengingat bahwa robekan perinium masih
menyumbangkan angka kematian pada ibu jika tidak langsung tertangani dengan
benar yang bisa memicu komplikasi seperti perdarahan sehingga dapat menyebabkan
kematian, hal ini membuat penulis tertarik untuk membahas tentang pijat perineum
pada ibu bersalin.
B. Rumusan Masalah
1. Apa itu Pijat Perineum
2. Bagaimana cara melakukan Pijat Perineum
3. Apa Indikasi pemberian pijat perineum
4. Apa Kontra Indikasi pemberian pijat perineum
5. Apa manfaat pijat perineum
6. Apa efek samping pemberian pijat perineum
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui apa itu pijat perineum
2. Untuk mengetahui cara melakukan pijat perineum
3. Untuk mengetahui indikasi diberikannya pijat peeineum
4. Untuk mengetahui kontra indikasi pemberian pijat perineum
5. Untuk mengetahui manfaat pijat perineum
6. Untuk mengetahui efek samping pemberian pijat perineum
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Kehamilan merupakan proses berkesinambungan yang dimulai dari ovulasi, konsepsi, nidasi,
implantasi dan perkembangan embrio di dalam uterus hingga aterm. Setiap proses dalam kehamilan
merupakan kondisi krisis yang memerlukan adaptasi psikologis dan fisiologis terhadap pengaruh hormon
kehamilan dan tekanan mekanis akibat pembesaran uterus dan jaringan lain (Bobak, Lowdermik &
Jensen, 2010). Menurut Holmas (2011), mual muntah merupakan salah satu gejala paling awal, paling
umum dan paling menyebabkan stres. Mual dan muntah merupakan ketidaknyamanan yang umum
dialami oleh 50% wanita hamil. Umumnya paling parah pada trimester pertama kehamilan.
Mual muntah yang terjadi pada kehamilan yang disebabkan oleh perubahan dalam sistem endokrin yang
terjadi selama kehamilan, terutama disebabkan oleh tingginya fluktuasi kadar Human Choronic
Gonadothropin (hCG), kebanyakan perempuan yang mengalami gejala mual dan muntah pada usia
kehamilan 8-12 minggu dan semakin berkurang secara bertahap hingga akhirnya berhenti pada usia
kehamilan 16 minggu kehamilan (Tiran, 2009).
Frekuensi terjadinya mual muntah tidak hanya dipagi hari melainkan bisa siang hari bahkan
malam hari dan selain itu karena mencium aroma suatu masakan (Suwarni, 2007; Santi, 2013; Sherwood,
2013) Pada umumnya ibu yang mengalami mual muntah tidak merasa nyaman dan ingin segera melewati
masa ini. Salah satu penatalaksanaan untuk mengatasi ketidaknyamanan mual muntah pada kehamilan
trimester pertama adalah dengan terapi farmakologi atau non farmakologis. Terapi farmakologis
dilakukan dengan pemberian antiemetik, antihistamin, antikolinergik, dan kortikosteroid. Namun,
terdapat juga terapi nonfarmakologis yang salah satunya bisa dilakukan dengan dukungan emosional,
akupresur dan pemberian aromaterapi (Hidayati, 2009; Wiknjosastro, 2010).
Aromaterapi merupakan satu diantara berbagai terapi komplementer yang berkembang cepat dan
pesat (Buckle, 2003). Pasalnya, pengobatan ini tergolong ekonomis atau tidak membutuhkan biaya yang
banyak, terjangkau dan mudah dilakukan. Istilah aromaterapi merujuk pada pemakaian obat kimia
dengan menggunakan bahan alamiah tetumbuhan (Triarsari, 2009). Pengobatan aromaterapi memberikan
ragam efek bagi penghirupnya, seperti ketenangan, kesegaran, bahkan bisa membantu ibu hamil
mengatasi mual dan muntah.
Aromaterapi merupakan tindakan teraupetik dengan menggunakan minyak esensial yang
bermanfaat untuk meningkatkan keadaan fisik dan psikologi seseorang menjadi lebih baik. Beberapa
minyak esensial memiliki efek farmakologi yang unik seperti anti bakteri, anti virus, diuretik, vasodilator,
penenang, dan perangsang adrenalin. Molekul dalam minyak esensial tersebut ketika dihirup melalui
rongga hidung dapat merangsang sistem limbik di otak. Sistem limbik di otak merupakan area yang
memengaruhi emosi dan memori serta secara langsung terkait dengan adrenalin, kelenjar hipofisis,
hipotalamus, bagian-bagian tubuh yang mengatur denyut jantung, tekanan darah, stres, keseimbangan
tubuh dan pernafasan (Runiari, 2010).
Komponen utama lavender antara lain linalool, linalylacetat, 1,8-cineole B-ocimene, terpinen-4-
ol, dan kamper (Cavanagh & Wilkinson, 2002). Linalool merupakan komponen lavender yang memiliki
efek sebagai zat sedatif atau penenang dan biasa digunakan sebagai aromaterapi yang mempengaruhi
sistem neuroendokrin tubuh yang berpengaruh terhadap pelepasan hormon dan neurotransmitter.
Keadaan ini akan meningkatkan rasa nyaman pada ibu hamil yang mengalami mual dan muntah (Buckle,
2013).
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pijat perineum adalah salah satu cara untuk meningkatkan kesehatan, aliran
darah, dan relaksasi otot-otot dasar panggul, juga meningkatkan elastisitas perineum
sehingga dapat mengurangi resiko robekan jalan lahir. Selain itu pijat perineum
yang dilakukan sebelum persalinan dapat memberikan kenyamanan kepada ibu
ketika menghadapi pemeriksaan dalam (vaginal toucher) saat persalinan. Sebaiknya
pijat perineum ini mulai dilakukan pada 4 sampai 6 minggu sebelum waktunya
melahirkan atau pada minggu ke-34 terutama dilakukan pada ibu hamil
primigravida. Selain dilakukan oleh tenaga kesehatan (bidan), pijat perineum juga
bisa dilakukan dengan tangan sendiri maupun suami.
Terdapat pengaruh yang bermakna aromaterapi lavender terhadap pengurangan
mual muntah pada ibu hamil trimester pertama di wilayah kerja Puskesmas Jambu
Kulon. erdasarkan hasil penelitian, bidan sebagai pelaksana pelayanan disarankan
untuk mengaplikasikannya sebagai salah satu intervensi pada ibu hamil trimester I
yang mengalami mual muntah dengan cara pemberian aromaterapi lavender sehingga
mual muntah dapat berkurang. Bagi ibu hamil yang mengalami mual muntah
disarankan untuk dapat mengaplikasikan aromaterapi lavender sebagai salah satu
metode pengobatan alternatif untuk mengurangi mual muntah pada kehamilan.
B. Saran
1. Dalam mengurangi resiko robekan jalan lahir pada ibu bersalin, bidan
perlu memberikan edukasi lebih pada ibu hamil tentang pijat perineum
2. Bidan perlu memberikan pendidikan praktek pijat perineum melalui
kegiatan kelas Ibu hamil maupun saat konseling pemeriksaan kehamilan
3. Bidan perlu memberikan dukungan kepada ibu dan suami agar bisa
saling bekerja sama untuk melakukan pijat perineum.
DAFTAR PUSTAKA
Aprilia Yesie, 2010. Hipnostetri. Rileks Nyaman Dan Aman Saat Hamil Dan Melahirkan.
Jakarta. Gagas Media
B. ISI
1. Periksa dengan dokter atau bidan sebelum memulai agar aman.
Pijat perineumbisa berbahaya jika dilakukan terlalu kuat, tidak
cukup pelumas atau menggunakan cara yang salah
PROSEDUR
PELAKSANAAN
3. Cucilah tangan ibu terlebih dahulu dan pastikan kuku ibu tidak
panjang. Pijatan ini dapat dilakukan sendiri maupun oleh suami.
5. Oleskan lubricant atau massage oil atau olium cossar pada jari
tangan dan daerah perineum
6. Masukkan jari tangan ke dalam vagina (kurang lebih 3 – 4 cm)
8. Tahan ibu jari dalm posisi seperti diatas selama 2 menit sampai
daerah tersebut menjadi tidak terlalu berasa dan ibu tidak
terlalu merasa perih lagi
10. Ketika ibu sedang memijat, tarik perlahan bagian terbawah dari
vagina dengan ibu jari tetap berada di dalam dan secara
perlahan lakukan pemijatan kea rah luar seperti proses ketika
kepala bayi akan melewati dinding vagina saat persalinan nanti.
Hal ini akan membantu meregangkan kulit perineum
C. TEKNIK
1. Teruji melaksanakan secara sistematis dan berurutan
2. Teruji sopan dengan penguji
3. Teruji melaksanakan tindkan dengan percaya diri dantidak ragu –
ragu
4. Teruji mendokumentasikan hasil