Anda di halaman 1dari 23

MAKALAH

PIJAT PERINEUM

NATURAL BASIC THERAPHY II

Dosen Pengampu : LESTARI PUJI A, S.SiT, M.Kes

Disusun Oleh :
KELOMPOK 5
1. Adelina Cahyaningrum (2004060)
2. Andita Ulik Puruhhitasari (2004062)
3. Cornelia Astri Herawati (2004067)
4. Linda (2004082)
5. Mariska Amalia Bahri (2004085)
6. Rimbayanti Pertiwi (2004096)
7. Rohayati (2004097)

PROGRAM STUDI SARJANA TERAPAN KEBIDANAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
KARYA HUSADA SEMARANG
2020
DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR ISI................................................................................................ i

DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN............................................................................ 1

A. Latar Belakang .................................................................................. 1

B. Rumusan Masalah ............................................................................. 2

C. Tujuan Penelitian .............................................................................. 2

BAB II TINJAUAN PUSTAKA................................................................. 4

A. Pengertian Pijat Perineum ................................................................. 4

B. Manfaat Pijat Perineum..................................................................... 4

C. Waktu untuk melakukan Pemijatan Perineum .................................. 4

D. Cara melakukan pemijatan perineum................................................ 5

BAB III TINJAUAN KASUS..................................................................... 6

A. Data Subjektif.................................................................................... 6

B. Data Obyektif .................................................................................... 8

C. Analisa............................................................................................... 10

D. Penatalaksanaan ................................................................................ 10

i
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN.......................................................12

BAB V PENUTUP..........................................................................................13

A. Kesimpulan..........................................................................................13

B. Saran....................................................................................................13

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : SOP Pijat Perineum


BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kematian ibu menurut World Health Organization (WHO) adalah kematian
perempuan pada saat hamil atau kematian dalam kurun 42 hari sejak terminasi
kehamilan tanpa memandang lamanya kehamilan, yakni kematian yang disebabkan
karena kehamilannya atau penanganannya, tetapi bukan karena sebab sebab lain
seperti kecelakaan dan terjatuh. AKI dapat dihitung dengan jumlah kasus kematian
ibu per 100.000 kelahiran hidup (KH).
Menurut Prawirohardjo (2009), perdarahan pasca persalinan dapat
menyebabkan kematian ibu 45% terjadi pada 24 jam pertama pasca melahirkan, 68-73
% dalam satu minggu setelah melahirkan, dan 82-88 % dalam 2 minggu setelah
melahirkan.Yang terjadi pada 24 jam pertama setelah melahirkan salah satunya adalah
robekan jalan lahir.
Ruptur perineum adalah perlukaan jalan lahir yang terjadi pada saat kelahiran
bayi baik menggunakan alat maupun tidak menggunakan alat. Penyebab dari
terjadinya rupture perineum adalah paritas, berat badan bayi, pimpinan persalinan
tidak sebagaimana mestinya, perineum yang kaku, ekstraksi cunam, ekstraksi fakum,
trauma alat dan episiotomy. Ruptur perineum terjadi pada hampir semua persalinan
pertama dan tidak jarang juga pada persalinan berikutnya. Robekan jalan lahir selalu
memberikan perdarahan dalam jumlah yang bervariasi banyaknya.
Perdarahan yang berasal dari jalan lahir harus selalu dievaluasi, yaitu sumber
dan jumlah perdarahan sehingga dapat diatasi.Robekan yang terjadi bisa ringan (lecet
atau laserasi), luka episiotomy, rupture uteri, robekan perineum spontan derajat 1
sampai derajat IV (spingter ani) terputus, robekan pada dinding vagina, fornix uteri,
serviks, daerah sekitarklitoris dan uretra Ibu bersalin yang mengalami robekan
perineum dapat meningkatkan risiko komplikasi yang dapat terjadi seperti perdarahan
hebat yang dapat menyebabkan ibu menjadi tidak berdaya, lemah, tekanan darah
turun, bahkan 2 anemia.Komplikasi lain yang mungkin dapat terjadi akibat ruptur
perineum adalah fistula, hematoma, dan infeksi.(oxorn, 2010)

1
Angka Kematian Ibu (AKI) di negara-negara berkembang merupakan yang
tertinggi dengan 450 kematian ibu per 100.000 kelahiran hidup.(Depkes, 2012) Angka
ini diperkirakan mencapai 6,3 juta pada tahun 2050, seiring dengan semakin tingginya
bidan yang tidak mengetahui asuhan kebidanan dengan baik (Hilmy, 2010). Pada
tahun 2017 menemukan bahwa dari total 1951 kelahiran spontan pervaginam, 57%
ibu mendapat jahitan perineum (28% karena episiotomi dan 29% karena robekan
spontan) (Depkes RI, 2017) Berdasarkan Survei Demografi Kesehatan Indonesia
(SDKI) tahun 2015, Angka Kematian IBU (AKI) di Indonesia mencapai 305 kematian
per 100.000 kelahiran hidup. Penyebab kematian ibu pada tahun 2017 berdasarkan
hasil Audit Maternal Perinatal (AMP) adalah pendarahan 81,81% (9 kasus),
eklampsia 9,09%(1 kasus) dan Emboli Air Ketuban 9,09% (1 kasus), penyebaran
kasus kematian ibu pada tahun 2017 terdapat di wilayah kerja Salah satu upaya
preventive yang bisa dilakukan adalah dengan pijat perineum (perineum massage)
yaitu pemijatan pada perineum pada masa minggu-minggu mendekati persalinan guna
meningkatkan aliran darah kedaerah ini dan meningkatkan elastisitas perineum
sehingga bisa meminimalkan terjadinya rupture perineum. Berdasarkan data diatas
dan fenomena yang terjadi, mengingat bahwa robekan perinium masih
menyumbangkan angka kematian pada ibu jika tidak langsung tertangani dengan
benar yang bisa memicu komplikasi seperti perdarahan sehingga dapat menyebabkan
kematian, hal ini membuat penulis tertarik untuk membahas tentang pijat perineum
pada ibu bersalin.

B. Rumusan Masalah
1. Apa itu Pijat Perineum
2. Bagaimana cara melakukan Pijat Perineum
3. Apa Indikasi pemberian pijat perineum
4. Apa Kontra Indikasi pemberian pijat perineum
5. Apa manfaat pijat perineum
6. Apa efek samping pemberian pijat perineum
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui apa itu pijat perineum
2. Untuk mengetahui cara melakukan pijat perineum
3. Untuk mengetahui indikasi diberikannya pijat peeineum
4. Untuk mengetahui kontra indikasi pemberian pijat perineum
5. Untuk mengetahui manfaat pijat perineum
6. Untuk mengetahui efek samping pemberian pijat perineum
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian Pijat Perineum


Pijat perineum adalah teknik memijat perineum di saat hamil atau beberapa
minggu sebelum melahirkan guna meningkatkan perubahan hormonal yang
melembutkan jaringan ikat, sehingga jaringan perineum lebih elastis dan lebih
mudah meregang. Peningkatan elastisitas perineum akan mencegah kejadian
robekan perineum maupun episiotomy. Teknik ini dapat dilakukan satu kali sehari
selama beberapa minggu terakhir kehamilan di daerah perineum area antara
vagina dan anus. (Aprilia Yesie, 2010)
Pijat perineum adalah salah satu cara yang paling kuno dan paling pasti untuk
meningkatkan kesehatan, aliran darah, elastisitas, dan relaksasi otot-otot dasar
panggul. (Mongan, 2010)

B. Manfaat Pemijatan Perineum


Pijat ini akan membantu melunakkan jaringan perineum sehingga jaringan
tersebut akan membuka tanpa resistensi saat persalinan, untuk mempermudah
lewatnya bayi. Pemijatan perineum ini memungkinkan untuk melahirkan bayi
dengan perineum tetap utuh. (Mongan, 2010)
Menurut Aprilia Yesie tahun 2010 Pijat perineum memiliki berbagai
keuntungan yang semuanya bertujuan mengurangi kejadian trauma di saat
melahirkan. Keuntungannya diantaranya adalah
1. Menstimulasi aliran darah ke perineum yang akan membantu mempercepat
proses penyembuhan setelah melahirkan.
2. Membantu ibu lebih santai di saat pemeriksaan vagina (Vaginal Touche)
3. Membantu menyiapkan mental ibu terhadap tekanan dan regangan perineum
di kala kepala bayi akan keluar.
4. Menghindari kejadian episotomi atau robeknya perineum di kala melahirkan
dengan meningkatkan elastisitas perineum.
C. Waktu Untuk Melakukan Pemijatan Perineum
Pijat perineum sebaiknya tidak dilakukan bagi ibu hamil dengan infeksi
herpes aktif di daerah vagina, infeksi jamur, atau infeksi menular yang dapat
menyebar dengan kontak langsung dan memperparah penyebaran infeksi.
Pemijatan perineum ini sebaiknya dimulai sekitar 4 sampai 6 minggu sebelum
waktunya melahirkan atau pada minggu ke-34. (Hera Mutmainah, dkk. 2019)

D. Cara Melakukan Pemijatan Perineum


Menurut Aprilia Yesie tahun 2010 Teknik yang dapat dilakukan untuk pijat
perineum adalah
1. Cucilah tangan ibu terlebih dahulu dan pastikan kuku ibu tidak panjang.Pijatan
ini dapat dilakukan sendiri atau oleh pasangan (suami).
2. Berbaringlah dalam posisi yang nyaman. Beberapa wanita ada yang berbaring
miring dan menggunakan bantal untuk menyangga kaki mereka. Ada yang
menggunakan posisi semilitotomi atau posisi mengangkang. Jika pemijatan
dilakukan saat berdiri, letakkan kaki satu di kursi dan kaki yang lain berada
sekitar 60-90 cm dari kursi.
3. Ibu dapat menggunakan cermin untuk pertama kali guna mengetahui daerah
perineum tesebut.
4. Gunakan minyak kelapa, atau sweet almond. Lakukan pemijatan sebelum
mandi pagi dan sore.
5. Letakkan satu atau dua ibu jari (atau jari lainnya bila ibu tidak sampai) sekitar
2-3cm di dalam vagina. Tekan ke bawah dan kemudian menyamping pada
saat bersamaan. Perlahan-lahan coba regangkan daerah tersebut sampai ibu
merasakan sensasi seperti terbakar, perih, atau tersengat.
6. Tahan ibu jari dalam posisi seperti di atas selama 2 menit sampai daerah
tersebut menjadi tidak terlalu berasa dan ibu tidak terlalu merasakan perih
lagi.
7. Tetap tekan daerah tersebut dengan ibu jari. Perlahan-lahan pijat ke depan
dan ke belakang melewati separuh terbawah vagina. Lakukan ini selama 3-5
menit. Hindari pembukaan saluran kemih dan ibu dapat memulai dengan
pijatan ringan dan semakin ditingkatkan tekanannya seiring dengan sensivitas
yang berkurang.
8. Ketika sedang memijat, tarik perlahan bagian terbawah dari vagina dengan
ibu jari tetap berada di dalam. Hal ini akan membantu meregangkan kulit di
mana kepala bayi saat melahirkan nanti akan meregangkan perineum itu
sendiri. Lakukan pijatan perlahan-lahan dan hindari pembukaan dari katup
uretra (lubang kencing) untuk menghindari iritasi atau infeksi
BAB III
TINJAUAN KASUS

ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU HAMIL


NY. S, UMUR 28 TAHUN, G1P0A0, HAMIL 34 MINGGU 2
HARI, JANIN TUNGGAL HIDUP INTRA UTERIN, LETAK
KEPALA DENGAN KEHAMILAN NORMAL
DI BPM NY. A, SEMARANG

NO REGISTER : 20-091123
TANGGAL/ JAM MASUK : 20 NOVEMBER 2020/ PUKUL 15.30 WIB
A. Data subyektif (Jumat/ 20 November 2020, pukul 15.30 WIB)
1. Identitas
Istri Suami
Nama :
Ny. Tn. W
Umur : S
30 th
Agama : 27 th
Islam
Suku bangsa : Islam
Jawa
Pendidikan Jawa
SMA
:
SMA
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga Swasta
Alamat rumah : Jl. Gajah Dalam Barat Rt 1/ 3 Jl. Gajah Dalam Barat Rt 1/ 3
Telepon / Hp : 085726272602 -
Golongan darah : B rhesus + -
2. Alasan berkunjung dan keluhan utama
Ibu datang sendiri ke BPM diantar suaminya untuk memeriksakan kandungannya. Ibu
mengatakan ingin bersalin secara normal dan tidak dijahit saat melahirkan. Ibu sudah
rutin melakukan senam hamil sejak usia kandungan 30 mg sesuai saran dokter
kandungan tempat Ny. S melakukan pemeriksaan USG.
3. Riwayat kebidanan yang lalu : G1P0A0
4. Riwayat kehamilan sekarang
a.HPHT: 25 Maret 2020
HPL : 01 Januari 2021
( 28 Desember 2020 Berdasarkan Hasil USG yang dibawa pasien)
b. Pemeriksaan sebelumnya
ANC 8 kali, di BPM dan praktek pribadi Dokter SpOG
TT (1) kali, Tanggal 10 Agustus 2020
Suplemen Asam Folat 1x1 selama 2 bulan
SF 1x1 selama 6 bulan, Ca Lactas 1x1 selama 6 bulan
Gerakan janin dirasakan aktif, pertama kali dirasakan UK 15 minggu
c.Tanda bahaya kehamilan yang pernah dialami
√ Tidak ada □ ada, ………………….
Tindakan: …………………………………………………………………………
d. Perilaku/kebiasaan yang membahayakan kehamilan :
□ Merokok pasif/aktif □ Minum jamu □ Minum-minuman keras
□ Kontak dengan binatang □ Narkoba □ Diurut dukun
5. Riwayat Kesehatan
a.Penyakit yang sedang atau pernah diderita ibu :
□ Jantung, □ Hipertensi, □ Asma, □ TBC, □ Hepatitis, □ PMS, □ HIV / AIDS,
□ TORCH, □ Infeksi saluran kencing, □ Epilepsi, □ Malaria.
b. Penyakit keluarga yang menular :
□ HIV / AIDS, □ Hepatitis, □ TBC, □ PMS
c.Riwayat penyakit keturunan :
□ DM, □ Hipertensi, □ Jantung
d. Riwayat faktor keturunan :
□ Faktor keturunan kembar, □ Kelainan congenital, □ kelainan jiwa,
□ kelainan darah
e.Riwayat Alergi
□ Obat, jenis: ……………………………… □ Makanan, jenis: …………………
6. Riwayat menstruasi dan KB :
a.Siklus menstruasi : √ Teratur, □ tidak.....................hari
Lama haid : 7-8 hari
b. Kontrasepsi yang pernah dipakai : tidak pernah pakai KB
Rencana yang akan digunakan : belum terpikirkan
Rencana jumlah anak : 2 anak
7. Data biologis, psikologis, sosial, spiritual
a.Biologis
1) Keluhan bernafas : √ tidak ada, □ ada,……………………………………….
2) Nutrisi
Makan terakhir pukul 13.30 WIB, porsi sedang, jenis: nasi, sayur dan lauk
Minum terakhir pukul 15.00 WIB, jumlah 100 cc, jenis: air putih
Nafsu makan : √ baik, □ menurun
3) Istirahat
Tidur malam : 6-7 jam, tidak ada keluhan
Istirahat siang : 1jam, tidak ada keluhan
4) Kondisi saat ini
Bisa istirahat diluar kontraksi : √ ya, □ tidak, alasan ……………………….
Kondisi fisik : √ kuat, □ lemah, □ terasa mau pingsan
5) Eleminasi
BAB terakhir : pukul 10.00 WIB, konsistensi lembek
BAK terakhir : pukul 14.00 WIB, jumlah ± 150 cc
Keluhan saat BAB/BAK : tidak ada
b. Psikologis
Siap melahirkan : √ ya, □ tidak, alasan…………………………............
Perasaan ibu saat ini : √ bahagia dan cooperatif, □ kecewa, □ malu, □ takut,
□ sedih, □ cemas, □ menolak, □ putus asa
c.Sosial
Perkawinan 1 kali, status : √ sah, □ tidak sah
Lama perkawinan dengan suami sekarang : 1 tahun
Hubungan dengan suami dan keluarga : √ harmonis, □ kurang harmonis
Pengambilan keputusan : √ suami & istri, □ suami, □ istri, □keluarga besar,
□ lain-lain: ………………………………………………………………………
Persiapan persalinan yang sudah siap : √ perlengkapan ibu,
√ perlengkapan bayi, √ biaya, □ calon donor, nama……………………………...
√ pendamping, √ transportasi…………………………………………………….
d. Spiritual dan ritual yang perlu dibantu : (tidak ada)
8. Pengetahuan ibu dan pendamping yang dibutuhkan : √ Tanda dan gejala persalinan,
√ Teknik mengatasi rasa nyeri, □ Mobilisasi dan posisi persalinan,
□ Teknik meneran, □ Teknik Inisiasi Menyusui Dini ( IMD ),
□ Peran pendamping, □ Proses persalinan

B. Data obyektif (Jumat/ 20 November 2020, pukul 15.40 WIB)


1. Keadaan umum : Baik
GCS : E4 M5 V6
Kesadaran : √ kompos mentis, □ somnolen, □ sopor, □ spoor somantis, □ koma
Keadaan emosi : √ stabil, □ tidak stabil
Keadaan psikologi : √ senang √ kooperatif □ takut, □ murung, □ bingung
Antropometri : BB 62 kg, BB sebelum hamil: 56 kg, TB155 cm
Tanda vital : suhu 36,4 ℃, nadi 85x/mnt, respirasi 22x/mnt, TD 120/ 70 mmHg
2. Pemeriksaan fisik
a. Wajah : √ tidak ada kelainan , □ oedema, □ pucat
b. Mata
Conjugtiva : √ merah muda , □ pucat/ anemis, □ merah
Sclera : √ putih, □ kuning, □ merah
c. Mulut
Mukosa : √ lembab, □ kering
Bibir : √ segar, □ pucat, □ biru
Gigi : √ bersih, □ tidak bersih, □ ada karies, √ tidak ada karies
d. Leher : √ Tidak ada kelainan
□ pembengkakan kelenjar limfe , □ pembendungan vena jugularis,
□ Pembesaran kelenjar tiroid,
□ Lain-lain………………….............................................………………………..
e. Dada dan aksila : √ tidak ada kelainan , □ ada,………..………………….............
Payudara : √ tidak ada kelainan ,√ areola hiperpigmentasi, √kolostrum,
Kelainan : □ asimetris, putting: □ datar , □ masuk, □ dimpling □retraksi
Kebersihan : √ bersih, □ sedang, □ kotor
f. Abdomen
Pembesaran perut : √sesuai UK , □ tidak sesuai UK,……………………………
Arah : □ melebar, √ memanjang
Bekas luka operasi : □ada , √ tidak ada,……………………………………
Palpasi Leopold:
Leopold I : TFU : 3 jari di atas pusat, Teraba: bulat, lunak dan tidak melenting
Leopold II : Kanan: teraba datar, memanjang, dan ada tahanan
Kiri : teraba bagian kecil janin
Leopold III : teraba bulat, keras, dan melenting, bisa
digoyangkan Leopold IV posisi tangan : √ konvergen, □ sejajar,
□divergen
TFU ( Mc. Donald) : 29 cm
Tafsiran berat badan janin : ±2635 gram
HIS : √ tidak ada, □ ada
Frekuensi : -
Auskultasi : DJJ 154x/menit √ teratur , □ tidak teratur
g. Genetalia dan Anus
Vulva/Ureter/Vagina : tenang, tidak ada tanda infeksi, tidak ada varises, fluor albus
(+) sedikit, tidak ada tanda-tanda penyakit menular seksual seperti condiloma
accuminata, infeksi hespes atau bacterial vaginosis.
Anus : haemorrhoid: □ada, √ tidak
h. Tangan
□ oedema, kuku jari: □ pucat, □biru, √ merah muda
i. Kaki
√ simetris, □ asimetris, □ oedema, □ varices, kuku jari: □ pucat, □ biru,
√ merah muda
Refleks patella kanan/kiri : +/+
3. Pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan penunjang yang pernah dilakukan : □ tidak ada, √ ada, tanggal : 6 Mei
2020
Hasil :
a. Laboratorium
HB: 11,3 g/dl, Eritrosit: 3,52 juta/ mm3, Trombosit: 175.000/mm3, Lekosit: 9300/
mm3
IgM SARS COV : NON REAKTIF
IgG SARS COV : NON REAKTIF
Protein Urine -
b. Tes nitrasin/lakmus (bila ada pengeluaran cairan):……………………………..
c. USG dan NST (kalau ada): USG terakhir tanggal 16 November 2020 hasil: tampak
1 janin, hidup intra uterine, BPD/FL/AC sesuai dengan 33-34 minggu, EFW ± 2586
gram, SDP cukup, plasenta di korpus posterior, tidak ada kalsifikasi
4) Lain-lain………………………………………………………………………….

C. Analisa
1. Ny. S, G1P0A0, 28 tahun, hamil 34 minggu 2 hari, janin tunggal hidup intra uterin,
letak kepala, dengan kehamilan normal
2. Masalah : tidak ada

D. Penatalaksanaan
1. Menginformasikan hasil pemeriksaan dan kondisi pasien saat ini bahwa sesuai hasil
pemeriksaan kondisi kehamilan ibu normal dan sehat.
Hasil: Ibu dan suami mengerti tentang hasil pemeriksaan
2. Memberikan respon terhadap keinginan yang telah diutarakan pasien mengenai
keinginan pasien untuk bersalin tanpa dijahit dengan cara memberikan konseling
tentang pijat perineum. Menjelaskan bahwa dengan kondisi ibu saat ini sebaiknya
sudah mulai dilakukan pijat perineum.
Hasil: Ibu dan suami mendengarkan konseling yang diberikan oleh Bidan.
3. Memberikan informed consent kepada ibu dan suami apakah bersedia untuk dilakukan
pijat perineum saat ini sekaligus memberikan contoh kepada suami agar bisa membantu
ibu melakukan pijat perineum di rumah.
Hasil: ibu dan suami menyetujui serta bersedia di pijat perineum
4. Memberikan pijat perineum kepada pasien sambil mengajarkan/ mencontohkan kepada
suami sesuai dengan SOP yang berlaku
Hasil: Ibu dan suami mengerti serta dapat menirukan pemijatan yang dicontohkan
5. Mengingatkan kembali kepada ibu dan suami agar melakukan pijat perineum setiap
hari sampai menjelang proses persalinan agar otot-otot perineum menjadi lebih elastis
dan meminimalisir terjadinya robekan jalah lahir saat proses persalinan
Hasil: Ibu dan suami mengerti serta berjanji akan melakukan pemijatan perineum setiap
hari sesuai dengan prosedur yang telah diajarkan oleh Bidan.
BAB IV

PEMBAHASAN

Berdasarkan tinjauan kasus BAB III pijat perineum dilakukan pada usia kehamilan
trimester III yaitu 34 minggu, karena pemijatan di usia tersebut dapat mempersiapkan ibu
hamil dalam proses persalinan. Pada tinjauan kasus sejalan dengan (Hera Mutmainah,
dkk. 2019) bahwa Pemijatan perineum ini sebaiknya dimulai sekitar 4 sampai 6 minggu
sebelum waktunya melahirkan atau pada minggu ke-34. Sesuai dengan teori menurut
Aprilia Yesie (2010), Pijat perineum adalah teknik memijat perineum di saat hamil atau
beberapa minggu sebelum melahirkan guna meningkatkan perubahan hormonal yang
melembutkan jaringan ikat, sehingga jaringan perineum lebih elastis dan lebih mudah
meregang.Peningkatan elastisitas perineum akan mencegah kejadian robekan perineum
maupun episiotomi. Teknik ini dapat dilakukan satu kali sehari selama beberapa minggu
terakhir kehamilan di daerah perineum area antara vagina dan anus.
Melakukan pemijatan perineum maka akan terjadi regangan dan kontraksi pada
daerah perineum sehingga aliran darah menjadi lancar dan perineum menjadi elastis.
Peregangan pada perineum saat persalinan bias mengakibatkan perubahaan yang positif
apabila perineum elastis, fleksibel dan lentur maka kejadian rupture perineum dapat
diminimalisir atau tidak terjadi rupture perineum sama sekali ( perineum utuh ) dan
perubahaan yang negatif apabila perineum tidak elastis,fleksibel dan lentur maka
regangan pada perineum akan mengakibatkan terjadi rupture perineum. Maka salah satu
cara yang dilakukan untuk menghindari terjadinya rupture perineum dengan melakukan
pemijatan perineum.
Hal ini membuktikan manfaat pemijatan perineum, pijat ini akan membantu
melunakkan jaringan perineum sehingga jaringan tersebut akan membuka tanpa resistensi
saat persalinan, untuk mempermudah lewatnya bayi.Pemijatan perineum ini
memungkinkan untuk melahirkan bayi dengan perineum tetap utuh. (Mongan, 2010).
Penatalaksanaan pijat perineum pada tinjauan kasus dilakukan sesuai SOP dan teori
jadi tidak ada kesenjangan antara teori dan praktek.
Pijat perineum jika dilatih pada tahap akhir kehamilan sekitar empat sampai enam
minggu sebelum persalinan, juga akan membantu mengenali dan membiasakan diri
dengan jaringan yang dilalui oleh bayi. Satu cara paling kuno dan paling pasti untuk
meningkatkan kesehatan,aliran darah, elastisitas, dan relaksasi otot-otot panggul.
BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan
Pijat perineum adalah salah satu cara untuk meningkatkan kesehatan, aliran
darah, dan relaksasi otot-otot dasar panggul, juga meningkatkan elastisitas perineum
sehingga dapat mengurangi resiko robekan jalan lahir. Selain itu pijat perineum
yang dilakukan sebelum persalinan dapat memberikan kenyamanan kepada ibu
ketika menghadapi pemeriksaan dalam (vaginal toucher) saat persalinan. Sebaiknya
pijat perineum ini mulai dilakukan pada 4 sampai 6 minggu sebelum waktunya
melahirkan atau pada minggu ke-34 terutama dilakukan pada ibu hamil
primigravida. Selain dilakukan oleh tenaga kesehatan (bidan), pijat perineum juga
bisa dilakukan dengan tangan sendiri maupun suami.
Berdasarkan tinjauan pustaka diatas penatalaksanaan pada Kasus Ny. S di
BPM Ny. A Semarang dalam dalam memberikan asuhan kebidanan teknik pijat
perineum sudah tepat sesuai prosedur dan sesuai standar SOP yang ada.

B. Saran
1. Dalam mengurangi resiko robekan jalan lahir pada ibu bersalin, bidan perlu
memberikan edukasi lebih pada ibu hamil tentang pijat perineum
2. Bidan perlu memberikan pendidikan praktek pijat perineum melalui kegiatan
kelas Ibu hamil maupun saat konseling pemeriksaan kehamilan
3. Bidan perlu memberikan dukungan kepada ibu dan suami agar bisa saling
bekerja sama untuk melakukan pijat perineum.
DAFTAR PUSTAKA

Aprilia Yesie, 2010. Hipnostetri. Rileks Nyaman Dan Aman Saat Hamil Dan Melahirkan.
Jakarta. Gagas Media

Hera Mutmainah,Dkk. 2019. Pengaruh Pijat Perineum Terhadap Pencegahan Rupture


Perineum Pada Ibu Bersalin. Universitas Mahalayati : Lampung

Mongan. 2010. Hypnobrithing. PT Bhuana Ilmu Popular. Jakarta


LAMPIRAN
SOP Pijat Perineum

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP)


PIJAT PERINEUM

Tanggal Terbit Ditetapkan Oleh


STANDAR .................. Ketua STIKES karyaHusada Semarang
OPERASIONAL
PROSEDUR
.....................................
Pijat perineum adalah tehnik pemijatan, pengurutan dan penepukan
yang dilakukan secara sistematik pada perineum yang membantu untuk
PENGERTIAN meregangkan kulit dan jaringan di sekitar vgina dan perineum secara
perlahan dan lembut

Untuk mempersiapkan jaringan perineum dengan baik agar proses


peregangan selama persalinan dapat mengurangi robekan perineum dan
TUJUAN
mempercepat penyembuhannya

1. Meningkatkan elastisitas perineum sehingga meningkatkan aliran


darah perineum dan kapasitas untuk meregangkan lebih mudah
2. Merilekskan perineum serta mengurangi tindakan episiotomy
MANFAAT
3. Membantu ibu lebih santai saat pemeriksaan vagina
4. Mengurangi kecemasan ibu untuk kesiapan mental saat persalinan

Pijat perineum mulai dilakukan pada kehamilan trimester III antara 34 –


36 minggu untuk meningkatkan fleksibilitas otot perineum dan
INDIKASI
menurunkan kekakuan otot perineum untuk mempermudah persalinan

Pijat perineum sebaiknya dihindari jika ada keadaan ibu :


1. Vagina lecet
2. Herpes genital
KONTRAINDIKASI 3. Vaginitis
4. Condyloma accuminata dan baru melakukan pijat perineum saat
penyakit sembuh

1. Ruangan terang dan nyaman


PERSIAPAN
2. Ruangan yang aman dan tidak terlalu terang
PASIEN
1. Tangan harus bersih dan bekerja secara hati – hati
PERSIAPAN 2. Cepat tanggap jika ibu mengalami rasa nyeri
UNTUK PEMIJAT 3. Aturan posisi ibu yang nyaman ketika akan melakukan pemijatan

1. Minyak yang hangat seperti minyak gandum yangkaya vit E, minyak


PERSIAPAN ALAT
sayur atau sweet almond/ lubricant
2. Jam atau petunjuk waktu untuk mengetahui lamanya pemijatan
3. Beberapa buah bantal untuk ganjal ibu
4. Sarung tangan steril
5. Handuk kecil setelah pemijatan

KEBIJAKAN Ibu dalam kondisi sehat


PETUGAS Lestari Puji Astuti, S.SiT, M.Kes
A. SIKAP
1. Menyapa dan memperkenalkan diri
2. Menjelaskan prosedur yang akan dilakukan

B. ISI
1. Periksa dengan dokter atau bidan sebelum memulai agar aman.
Pijat perineumbisa berbahaya jika dilakukan terlalu kuat, tidak
cukup pelumas atau menggunakan cara yang salah

2. Mandi dengan air hangat selam sepuluh menit untuk membantu


merilekskan sebelum pemijatan dan mengendurkan otot – otot
di sekitar perineum

PROSEDUR
PELAKSANAAN
3. Cucilah tangan ibu terlebih dahulu dan pastikan kuku ibu tidak
panjang. Pijatan ini dapat dilakukan sendiri maupun oleh suami.

4. Berbaringah dalam posisi yang nyaman dengan meregangkan


kaki dalam posisi semi-litotomidengan posisi sebelah kaki
diangkat), dapat menggunakan bantal untuk menyangga. Ibu
dapat menggunakan cermin untuk pertama kali guna
mengetahui daerah perineum

5. Oleskan lubricant atau massage oil atau olium cossar pada jari
tangan dan daerah perineum
6. Masukkan jari tangan ke dalam vagina (kurang lebih 3 – 4 cm)

7. Pijat dengan lembut bagian bawah vagina tekan kebawah dan


kemudian membentuk huruf “U” pada saat bersamaan dan
secara terus menerus sampai ibu merasakan rasa slight burn atau
rasa panas

8. Tahan ibu jari dalm posisi seperti diatas selama 2 menit sampai
daerah tersebut menjadi tidak terlalu berasa dan ibu tidak terlalu
merasa perih lagi

9. Kemudian pijat secara perlahan bagian bawah dari sisi


kanalisvaginalis kearah depan dan belakang . Lakukan ini
selama 3 – 4 menit (ingatlah untuk menghindari pembukaan
saluran kemih)

10. Ketika ibu sedang memijat, tarik perlahan bagian terbawah dari
vagina dengan ibu jari tetap berada di dalam dan secara
perlahan lakukan pemijatan kea rah luar seperti proses ketika
kepala bayi akan melewati dinding vagina saat persalinan nanti.
Hal ini akan membantu meregangkan kulit perineum

11. Ibu harus melakukan pemijatan pada seluruh jaringan perineum


ini selama 1 menit pemijatan harus dilakukanperlahan – lahan
dan hindari pembukaan dari katup uretra untuk menghindari
iritasi atau infeksi)

12. Setelah pemijatan selesai,lakukan kompres hangat pada


jaringan perineum selam kurang lebih 0 menit dengan hati –
hati (untuk meningkatkan sirkulasi sehingga meningkatkan
relaksasi otot dan terbukti melindungi perineum)

13. Kemudian ibu diminta untuk mencuci tangan dan mandi untuk
membersihkan pelumas

C. TEKNIK
1. Teruji melaksanakan secara sistematis dan berurutan
2. Teruji sopan dengan penguji
3. Teruji melaksanakan tindkan dengan percaya diri dantidak ragu –
ragu
4. Teruji mendokumentasikan hasil

1. Indriarti, MT.2008.Senam hamil dan balita.Jogjakarta :


penerbit Cemerlang Publishing
2. Aprilia, Yessie.2010. Hipnosetri. Jakarta : Gagas Media
DOKUMEN
3. F. mOngn,Marie.20017.Hypno Brthing The Mongan Method.Jakarta
TERKAIT
: BIP (Buana Ilmu Populer)
4. Muhimah, Nanik.200.Senam Hamil Khusus ibu hamil, Jogjakarta :
Power Book

Anda mungkin juga menyukai