Anda di halaman 1dari 12

TANDA – TANDA PERSALINAN

SATUAN ACARA PENYYLUHAN (SAP)

Ditulis untuk memenuhi sebagian persyaratan mata kuliah


Keperawatan Maternitas

KELOMPOK 4
Atikah Prima J. (221211987)
Cinda Oktaria (221211992)
Dina Lorenza (221211996)
Fathur Syukri (221211999)
Nabilla Permata Sari (221212013)
Mutya Ervi A. (221212012)
Muhammad Ismail (2)
Rahmat Syarif S. (221212024)

Dosen Pengampu
Ns. Delvi Hamdayani, M.Kep

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN


STIKes MERCUBAKTIJAYA PADANG
2023
A. Latar Belakang
Persalinan adalah proses dimana bayi, Plasenta, dan selaput ketuban keluar dari
uterus ibu bersalin. Persalinan yang normal terjadi pada usia kehamilan cukup
bulan/setelah usia kehamilan 37 minggu atau lebih tanpa penyulit. Pada akhir kehamilan
ibu dan janin mempersiapkan diri untuk menghadapi proses persalinan. Janin bertumbuh
dan berkembang dalam proses persiapan menghadapi kehidupan di luar Rahim. Ibu
menjalani berbagai perubahan fisiologis selama masa hamil sebagai persiapan
menghadapi proses persalinan dan untuk berperan sebagai ibu.Persalinan dan kelahiran
adalah akhir kehamilan dan titik dimulainya kehidupan di luar Rahim bagi bayi baru
lahir.Persalinan dimulai sejak uterus berkontraksi dan menyebabkan perubahan pada
serviks yang membuka dan menipis dan berakhir dengan lahirnya bayi beserta plasenta
secara lengkap Pengalaman persalinan bisa dialami oleh ibu pertama kali (primi),
maupun kedua atau lebih (multi). (Fauziah, 2015)
Primigravida yaitu wanita yang hamil untuk pertama kali, sedangkan multigravida
adalah seorang ibu yang hamil untuk kedua atau lebih.Tanda-tanda kehamilan
primigravida seperti perut tegang, labla mayora tampak bersatu, hypen seperti pada
beberapa tempat, vagina sempit dengan rugae yang utuh jari, perineum utuh dan baik.
Pada serviks terdapat pembukaan yang di dahului dengan pendataran dan setelah itu baru
pembukaan (pembukaan rata-rata 1 cm dalam 2 jm) Lama kala I untuk primigravida
berlangsung 12 jam sedangkan multigravida lama kala I multigravida 8 jam. (Moctar,
1998)
Menurut penelitian (Saryono, 2012)Perbedaan tingkat nyeri persalinan normal
pada Ibu primigravida dan Multigravida, pada Ibu primigravida yang mengalami nyeri
berat melahirkan saat kala 1 sebanyak61,5% dan 20 responden ibu Multigravida
mengalami nyeri berat melahirkan kala 1 sebanyak 38,5%.Nyeri melahirkan di sebabkan
oleh faktor dilatasi serviks yaitu kekuatan primer membuat serviks menipis/effacement,
berdilatasi dan janin turun.
Dilatasi serviks adalah pelebaran muara dan saluran serviks, yang terjadi pada
kala I persalinan.Diameter meningkat dari 1 cm sampai dilatasi lengkap (sekitar 10 cm)
agar janin aterm dapat dilahirkan.Apabila dilatasi serviks sudah lengkap menandai akhir
kala I persalinan dan masuk kepada kala II persalinan. Dilatasi serviks terjadi karena
komponen muskulofibrosa tertarik dari serviks kea rah atas, akibat kontraksi uterus yang
kuat. Tekanan yang ditimbulkan cairan amnion selama ketuban utuh atau kekuatan yang
timbul akibat tekanan bagian presentasi juga membantu serviks berdilatasi (Fauziah,
2015)
Wanita yang melahirkan mengharapkan persalinan berlangsung tanpa rasa nyeri,
Berbagai cara dilakukan agar ibu melahirkan tidak selalu merasa sakit dan merasa
nyaman. Saat ini hingga 50% persalinan di seluruh rumah sakit di Indonesia memilih
melakukan operasi cectio caesarea, tingginya operasi caesar disebabkan para ibu
primigravida yang hendak bersalin lebih memilih operasi section caesarea karena tidak
kuat dan tidak ingin mengalami nyeri persalinanpada saat kala 1 menurut penelitian
(Jayanthi, 2010)
Ibu Primigravida di Provinsi bali tercatat sebanyak 58,5 % memilih menjalani
operasi section caesaria, lebih besar dari Persalinan Normal. Hasil penelitian yang
dilakukan di RSU Bali Royal Hospital angka section caesaria non indikasi medis di
karenakan ibu takut dan cemas menghadapi rasa sakit yang akan terjadi pada persalinan
normal pada tahun 2014 dari juli – desember terdapat 345 total persalinan SC (13,3%)
melakukan SC non indikasi medis dan pada tahun 2015 mengalami peningkatan ibu primi
melakukan SC oleh karena indikasi non medis (on request) (13,69%). Menurut penelitian
(Hariningsih, 2016)
Menurut (Lase, 2012)dari hasil penelitian yang di lakukan di RSU Bunda
Thamrin Medan 22 ibu mayoritas responden memiliki umur dalam rentang 25-30 tahun,
ibu primigravida menyatakan memilih tindakan section caesaria di karenakan calon ibu
tidak siap melahirkan secara normal, tidak kuat dan tidak ingin merasakan nyeri berat
melahirkan di kala I sebanyak 59,1%. (Hamilton, 1995)Sebanyak 90% persalinan disertai
rasa nyeri berat dan 7-14% tidak disertai nyeri, pada kala I terjadi kontraksi yang dapat
menekan ujung saraf sehingga menimbulkan rangsangan nyeri dan berdampak timbulnya
rasa takut.
Penekanan pada ujung-ujung saraf menimbulkan nyeri disebabkan karena antara
serabut otot dari korpus fundus uterus, adanya iskemik miomerium dan serviks karena
kontraksi sebagai konsekuensi dari pengeluaran darah dari uterus atau karena adanya
vasokontriksi akibat aktivitas berlebihan dari saraf simpatis, adanya proses peradangan
pada otot uterus, kontraksi pada serviks dan segmen bawah rahim menyebabkan rasa
takut yang memacu aktivitas berlebih dari systemsaraf simpatis, adanya dilatasi dari
serviks dan segmen bawah Rahim. (Kampono, 2008)
Nyeri persalinan dapat dikendalikan dengan 2 metode yaitu farmakologis dan
nonfarmakologis.Metode penghilang rasa nyeri secara farmakologis adalah metode
penghilang rasa nyeri dengan menggunakan obat-obat kimiawi, sedangkan metode non
farmakologis adalah metode penghilang rasa nyeri secara alami tanpa menggunakan obat-
obat kimiawi yaitu teknik relaksasi, yang merupakan tindakan eksternal yang
mempengaruhi respon internal individu terhadap nyeri. Manajemen nyeri dengan
tindakan relaksasi mencakup relaksasi nafas dalam, (Judha, 2012)
Teknik relaksasi nafas dalam dapat mengendalikan nyeri dengan meminimalkan
aktifitas simpatik dalam sistem saraf otonom.Ibu meningkatkan aktifitas komponen saraf
parasimpatik vegetatif secara simultan.Teknik tersebut dapat mengurangi sensasi nyeri
yang di rasakan dan mengontrol intensitas reaksi ibu terhadap rasa nyeri. Hormon
adrenalin dan kortisol yang menyebabkan stress akan menurun, ibu dapat meningkatkan
konsentrasi dan merasa tenang sehingga memudahkan ibu untuk mengatur pernafasan
sampai frekuensi pernafasan kurang dari 60-70x/menit. Kadar PaCO2 akan meningkat
dan menurunkan PH sehingga akan meningkatkan kadar oksigen dalam darah
(Henderson, 2005)
Penelitian (Thomas E., 2011) menemukan teknik pernapasan dalam efektif
menurunkan nyeri persalinan pada kala I. Sebuah survei terhadap ibu bersalin di Amerika
Serikat pada tahun 2005, menemukan, 77 % menyatakan penggunaan teknik pernapasan
sangat membantu dalam proses persalinan. Berdasarkan penelitian yang dilakukan di DI
RS BPM kota Yogyakarta didapatkanprevalensi Dari 30 responden penelitian diberikan
teknik relaksasi nafas dalam selama 30 menit. Perlakuan ditujukan untuk mengurangi
nyeri pada saat persalinan kala 1. Dari 30 responden didapatkan umur responden yang
paling banyak adalah 20-30 tahun yaitu 17 orang (56,7%). Hasil frekuensi prevalensi
sebelum dilakukan teknik relaksasi nafas dalam mendapatkan hasil sebagian besar nyeri
berat kala 1 yaitu 19 orang (63,3%). setelah dilakukan teknik relaksasi nafas dalam
mendapatkan hasil sebagian besar adaptasi nyeri sedang yaitu 14 orang (49,0%).Hasil
Pengujian Pengaruh Teknik Relaksasi Nafas Dalam untuk mengurangi Nyeri Pada Ibu
Inpartu Kala I Di RS BPM Kota Yogyakarta pre test nilai rata-rata sebesar 6.9667 setelah
post test menjadi 4.6667 Hal ini menunjukkan terdapat pengaruh yang signifikan dari
teknik relaksasi nafas dalam berpengaruh pada nyeri pada ibu inpartu Kala I di RS BPM
Kota Yogyakarta. (Sulistyaningsih, 2011).Jumlah ibu yang melakukan persalinan normal
di RSUD Wangaya berdasarkan data yang di peroleh dari tahun 2015 sampai tahun 2017
yaitu sebanyak 2030 orang, dimana pada tahun 2015 sebanyak 598 orang, tahun 2016
sebanyak 631 orang, dan tahun 2017 sebanyak 801 orang yang yang menjalani persalinan
normal dari dan setaip tahun terus mengalami peningkatan. Dan data perawat/bidan di
ruangan yang memberikan teknik relaksasi nafas dalam saat proses kala 1 persalinan
normal pada tahun 2017 sebanyak 801 kasus.
Ibu bersalin yang sulit beradaptasi dengan rasa nyeri persalinan dapat
menyebabkan tidak terkoordinasinya kontraksi uterus yang dapat mengakibatkan
perpanjangan kala I persalinan dan kesejahteraan janin terganggu. Tidak ada kemajuan
persalinan atau kemajuan persalinan yang lambat merupakan salah satu komplikasi
persalinan yang mengkhawatirkan, rumit, dan tidak terduga. Persalinan lama dapat
menimbulkan konsekuensi serius bagi salah satu atau keduanya antara lain infeksi intra
partum, rupture uteri, cincin retraksi patologis, pembentukan fistula, cidera otot-otot
dasar panggul, dan efek bagi janin dapat berupa kaput suksedaneum, molase kepala janin.
Ini dapat meningkatkan angka kematian dan kesakitan ibu dan janin (Hani, 2010)
Berdasarkan uraian latar belakang diatas tersebut maka penulis tertarik untuk
meneliti yang berjudul“Gambaran Pemberian Prosedur Teknik Relaksasi Nafas Dalam
Untuk Meningkatkan Adaptasi Pada Nyeri Melahirkan Kala 1 Pada Ibu Primigravida
Dengan Persalinan Normal.Di Ruang Bersalin RSUD Wangaya Tahun 2018”

B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Setelah di lakukan penyuluhan, di harapkan ibu hamil trimester 3 terutama ibu
primigravida mengerti tentang tanda-tanda persalinan.
2. Tujuan Khusus
Setelah dilakukan penyuluhan, diharapkan sasaran dapat :
1) Mengetahui pengertian persalinan
2) Mengetahui tanda-tanda persalinan
3) Mengetahui cara mengurangi rasa nyeri saat kontraksi
4) Mengetahui tujuan dari informasi mengenai tanda-tanda persalinan

C. Sub Pokok Bahasan


1. Pengertian persalinan
2. Tanda-tanda persalinan

D. Metode
1. Ceramah
2. Diskusi
3. Tanya jawab

E. Media dan Alat


1. Mic
2. Speaker
3. Laptop
4. Infocus
5. Kursi
6. Ppt
7. leaflet

F. Sasaran
Ibu hamil trimester3 terutama ibu primigravida

G. Sumber Materi
APN2010.JNPK-KRAsuhan Persalinan NormalEdisi 4. Jakarta;
Bagian Obstetri dan Ginekologi Fakultas Kedokteran Universitas Padjajaran Bandung.20
10.Obsteri FisiologiBandung:Eleman
Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 2008 Asuhan Persalinan Normal. Jakarta:
Depkes RI

H. Waktu dan tempat


Hari/tanggal :
Tempat : Puskesmas Nanggalo
PROSES PELAKSANAAN

No waktu Kegiatan Penyuluhan Kegiatan peserta


1. 10 menit Pembukaan : Memnjawab salam,
- Memberi salam mendengar,
- Memperkenalkan Kelompok memperhatikan dan
- Menyapa peserta mengemukanan pendapat
- Membuat kontrak waktu
kegiatan
- Menyebutkan materi/pokok
bahasan yang akan
disampaikan
2. 15 menit Pelaksanaan : Menyimak dan
- Memberikan dan menjelaskan mendengarkan
materi tentang pengertian
persalinan dengan
megikutsertakan ibu hamil
- Memberi dan menjelaskan
materi tentang tanda-tanda
persalinan dengan
mengikutsertakan ibu hamil
3. 5 menit Evaluasi : Menyimak, berbicara dan
- Memberi kesempatan kepada mendengarkan
ibu hamil untuk bertanya
- Memberi kesempatan kepada
ibu hamil untuk mengulang
informasi yang terlah
didapatkan
4. 5 menit Penutup : Menjawab salam
- Menyimpulkan materi yang
telah disampaikan
- Menyampaikan ucapan
terimakasih atas perhatian dan
waktu yang telah diberikan
- Mengucapkan salam penutup
I. Pengorganisasian
Penanggung jawab :
Moderator : Dina Lorenza
Penyaji : Atikah Prima Julyah
Obsever : Fathur Syukri
Fasilator : Cinda Oktaria

J. Urauian Tugas
a. Moderator
 Bertanggung jawab dalam kelancaran diskusi pada penyuluhan
 Memperkenalkan anggota kelompok dan pembimbing
 Menyepakati Bahasa yang akan digunakan selama penyuluhan dengan audiens
 Menyampaikan kontrak waktu
 Merangkum semua audiens sesuai kontrak
 Mengarahkan diskusi pada hal yang terkait pada tujuan diskusi
 Menganalisi penyajian

b. Penyaji
 Bertanggung jawab memberikan penyuluhan
 Memahami topik penyuluhan
 Mengexplore pengetahuan audien tentang penyakit rematik
 Menjelaskan penyebab dan gejala rematik dengan Bahasa yang mudah
dipahami oleh audiens

c. Fasilitator
 Menjalankan absensi audien dan mengawasi langsung pengisian di awal acara
 Memperhatikan presentasi dari penyajian dan memberi kode pada moderator
jika ada ketidak sesuaian dengan dibantu oleh observer
 Memotivasi peserta untuk aktif berperan dalam diskusi,baik dalam
mengajukan pertanyaan maupun menjawab pertanyaan
 Membagikan leaflet di akhir acara
d. Observer
 Mengoreksi kesesuain penyuluhan dengan jadwal dan target
 Mengamati jalannya kegiatan penyuluhan
 Memberikan laporan evaluasi penyuluhan dengan merujuk ke SAP

K. Setting Tempat

Keterangan:
: Penanggung Jawab

: Moderator

: Penyuluh

: Peserta penyuluhan/audiens

: Fasilitator

: Observer

L. Kriteria Evaluasi
1. Evaluasi Struktur
a. Peserta penyuluhan hadir 90% dari jumlah sasaran penyuluhan
b. Media dan alat tersedia dan berfungsi dengan baik
c. Tempat penyuluhan memadai dengan jumlah peserta penyuluhan
2. Evaluasi Proses
a. Pelaksanaan penyuluhan tepat waktu dan sesuai dengan alokasi waktu yang
direncanakan
b. Peserta antusias dan termotivasi mengikuti peyuluhan
c. Peserta tidak keluar masuk, tenang dan tertib pada saat penyuluhan
d. Peserta penyuluhan mengikuti penyuluhan sampai selesai dan tidak meninggalkan
ruangan sebelum kegiatan penyuluhan selesai
3. Evaluasi Hasil Setelah dilakukan penyuluhan selama 20 menit diharapkan
a. 85% peserta penyuluhan mampu menjelaskan pengertian persalinan
b. 85% peserta penyuluhan mampu menjelaskan Tanda-Tanda persalinan
Lampiran Materi

TANDA-TANDA PERSALINAN

A. Pengertian Persalinan
1. Persalinan adalah proses dimana bayi, plasenta dan selaput ketuban keluar dari
uterus ibuPersalianan dianggap normal jika prosesnya terjadi pada usia kehamilan
cukup bulan (setelah 37 minggu) tanpa disertai adanya penyulit(APN2010)
2. Persalinan dan kelahiran normal adalah proses pengeluaran janin yang terjadi
pada kehamilan cukup bulan (37 42 Minggu), lahir spontan dengan prsentasi
belakang kepala yang berlangsung dalam 18 jam, tanpa kompukasi baik pada ibu
maupun pada janin (Sarwono 2011).
3. Persalinan Normal adalah asuhan yang bersih dan aman selama persalinan dan
setelah bayi lahir,serta upaya pencegahan komplikasi terutama perdarahan pasca
persalinan hipotermi dan asfiksia bayi baru lahir (Sarwono, 2011)
Jadi persalinan adalah pengeluaran hasil konsepsi yang sudah cukup bulan
atau dapat hidup di luar kandungan melalui jalan lahir atau jalan lain, disusun
dengan pengeluaran plasenta dan selaput janin dari dalam tubuh ibu.

B. Tanda-Tanda Persalinan
Pengetahuan tentang persalinan dan tanda-tanda persalinan diharapkan akan
mengurangi kecemasan, dan meningkatkan kemampuan ibu untuk beradaptasi
terhadap ketidak nyamanan yang timbul selama proses persalinan (APN,2010)
Tanda-tanda persalinan antara lain:
1. Keluar lendir bercampur darah
Selama kehamilan bayi tersumbat dalam rahim oleh gumpalan lender yang
lengket pada leher Rahim Saat persalinan dimulai dan serviks mulai membuka,
gumpalan mucus tadi terhalau. Pada saat bersamaan membrane yang mengelilingi
bayi dan cairan amniotic agak memisah dari dinding Rahim Penampakan dari
darah dan mucus yang keluar tampak bagai cairan lengket berwarna merah muda,
hal ini bisa kita lihat sebelum muncul tanda-tanda persalinan lainnya
Apa yang harus dilakukan?
Pengeluaran darah dan lendir dapat terjadi beberapa hari sebelum persalinan, jadi
tunggulah sampai terdapat mendapatkan kontraksi yang teratur atau air ketuban
pecah, sebelum pergi bidan atau kerumah sakitAnda harus menghubungi dokter
bila terjadipendarahan hebat.(Obstetri2010)
2. Kontraksi yang teratur setiap 10-15 menit
Pada bulan terakhir dari kehamilan sebelum persalinan dimulai, sudah ada
kontraksi rahim yang disebut his pendahuluan atau his palsu, yang sebetulnya
hanya merupakan peningkatan daripada kontraksi Braxton HicksHis pendahuluan
ini tidak teratur dan menyebabkan nyeri diperut bagian bawah dan lipat paha tidak
menyebabkan nyeri yang memancar dari pinggang ke perut bagian bawah seperti
his persalinan. Lamanya kontraksi pendek dan tidak bertambah kuat bila dibawa
berjalan, malahan sering berkurang. His pendahuluan tidak bertambah kuat
dengan majunya waktu bertentangan dengan his persalinan yang semakin kuat.
Yang paling penting adalah bahwa his pendahuluan tidak mempunyai pengaruh
pada serviksKontraksi rahim bersifat otonom tidak dipengaruhi oleh kemauan,
walaupun begitu dapat dipengaruhi dari luar misalnya rangsangan oleh jari-jari
tangan dapat menimbulkan kontraksi (WiknjosastroGulardi H.2008)
Kontraksi rahim bersifat berkala dan yang harus diperhatikan ialah
a. Lamanya kontraksi: kontraksi berlangsung 45 detik sampai 75 detik
b. Kekuatan kontraksi menimbulkan naiknya tekanan intrauterine sampai 35
mmHg. Kekuatan kontraksi secara klinis ditentukan dengan mencoba apakah
jari kita dapat menekan dinding rahim ke dalam.
Interval antara kedua kontraksi
pada permulaan persalinan his timbul sekali dalam 10 menit, pada kala
pengeluaran sekali dalam 2 menit.
Menurut faalnya his persalinan dapat dibagi dalam :
a. His pembukaan adalah his yang menimbulkan pembukaan dari serviks
b. His pengeluaran adalah his yang mendorong anak keluar. His pengeluaran
biasanya disertai dengan keinginan mengejan.
c. His pelepasan uri adalah his yang mengeluarkan uri
Mulanya kontraksi terasa sakit pada punggung bawah, yang berangsur-
angsur bergeser ka bagian bawah perutBeberapa menggambarkan mirip
dengan mulas pada saat haid, saat mulas bergerak ke bagian perut, dengan
tangan dapat dirasakan bagian tersebut mengeras. Kejangnya mirip Braxton
Hicksnamun terasa teratur semakin sering dan kuat, ferekuensi dan durasi
seiring dengan kemajuan persalinan (manuaba2007)

3. Ketuban Pecah Dini


Pada beberapa kasus membrane masih utuh hingga akhir tahap pertama
persalinanKemudian desakan kontraksi dan tekanan kepala bayi pada mulut
servik menyebabkan pecahnya membrane. Saat kebocoran dimulaibisa dirasakan
seperti semburan air atau hanya rembesannamun sebenarnya pecahnya membrane
takkan terasa karena membrane tidak memiliki sarafSeringkali pada ketuban
pecah ini ibu merasakan seperti mengompolnamun untuk memastikan apa yang
keluar melalui jalan lahir tersebut apakah urin atau cairan ketuban dari
baunyaUrin biasanya mempunyai bau yang khas, demikian halnya dengan cairan
ketuban namun cairan ketuban ini berbau anyir (sarwono Prawirohardjo2010)
Saat ketuban pecah maka akan keluar cairan ketuban melaui jalan lahir,
selama masa perjalanan menuju ke tenaga kesehatan sebaiknya gunakan pembalut
untuk menampung cairan yang keluar untuk mengurangi ketidaknyamanan bagi
ibu (APN2010)

4. Dilatasi Serviks (Leher Rahim)


Agar anak dapat keluar dari rahim maka perlu terjadi pembukaan dari
servikPembukaan servik ini biasanya didahului oleh pendataran dari servikYang
dimaksud dengan pendataran servik adalah pemendekan dari canalis cervicalis,
yang semula berupa sebuah saluran yang panjangnya 1-2 cm, menjadi suatu
lubang saja dengan pinggir yang tipis. Sebetulnya pendataran servik sudah
dimulai dalam kehamilan dan servik yang pendek (lebih dari setengahnya telah
merata) merupakan tanda dari servik yang matang. Pelebaran leher rahim ini
hanya bisa dilihat melalui pemeriksaan dalam oleh tenaga kesehatan baik bidan
maupun dokter yang akan membantu persalinanPersalinan akan dimulai ketika
serviks sudah membuka lengkap. Yang dimaksud pembukaan servik adalah
pembesaran dari ostium externum yang tadinya berupa suatu lubang dengan
diameter beberapa millimeter menjaadi lubang yang dapat dilalui anakkira-kira 10
cmJadi pembukaan dianggap lengkap jika telah mencapai ukuran 10 cm(APN,
2010)

Anda mungkin juga menyukai