KELOMPOK 2
Atikah Prima J. (221211987)
Cinda Oktaria (221211992)
Dina Lorenza (221211996)
Fathur Syukri (221211999)
Nabilla Permata Sari (221212013)
Mutya Ervi A. (221212012)
Muhammad Ismail (221212010)
Rahmat Syarif S. (221212024)
Dosen Pengampu
Uly Yuliarti
Puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas karunia-Nya,
Penulis dapat menyelesaikan makalah ini sesuai dengan waktu yang telah ditentukan. Selawat
beriringan salam semoga terurah kepada nabi Muhammad Saw. Sebagai uswatun hasanah
dari dunia sampai ke akhirat. Penulisan makalah ini dapat terlepas dari segala karunia dan
2
nikmat tuhan yang senantiasa diberikan kepada penulis sehingga penulisan makalah ini
terencanakan dengan baik.
Makalah ini ditulis untuk memenuhi sebagian tugas mata kuliah keperawatan dewasa.
Makalah ini berjudul “Integrasi bangsa”.
Dalam penulisan makalah ini, penulis banyak mendapatkan bimbingan dari dosen
pengampu Mata kuliah. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada Ibuk Uly
Yuliarti selaku dosen pengampu mata kuliah Kewarganegaraan atas arahan, bimbingan, dan
dorongannya kepada penulis sehingga makalah ini dapat penulis selesaikan sesuai waktu
yang terlah ditentukan. Selanjutnya, penulis juga mengucapkan terima kasih kepada teman-
teman sejurusan S1 Keperawatan angkatan 2022 atas kerja samanya dalam penyelesaian
makalah ini dengan baik.
Penulis
3
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Menurut Para Ahli
B. Amandemen UUD 1945 sebagai Upaya Pembangunan Hukum
C. Implikasi Amandemen UUD 1945 Terhadap Sistem Ketatanegaraan Republik
Indonesia
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA
4
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pada tahun 1998, suatu orde yang baru dimulai, yakni orde reformasi.
Hal tersebut ditandai oleh pergerakan mahasiswa Indonesia telah berhasil
mendongkel kekuasaan presiden Republik Indonesia pada saat itu yakni
Soeharto yang mendirikan dan menguasai orde baru. Soeharto seperti sama-
sama kita l:etahui telah berkuasa di Republik Indonesia selama kurang lebih
32 tahun. Ualam kurun waktu tersebut, Soeharto memerintah dengan cara-
cara yang diktatoris. Tak ada ruang bagi publik untuk menyatakan
pendapat yang cukup, bahkan boleh dibilang tidak ada sama sekali.
Kalaupun ada yang tetap nekat, mal:a sudah bisa dipastikan terali besi adalah
ganjarannya.
Jatuhnya pemerintahan orde baru dan dimualinya orde reformasi telah
memberikan angin segar bagi demokrasi di Indonesia. Demokrasi yang selama
ini di Indonesia lumpuh, kembali bergairah. Berbagai perubahan di berbagai
sektor dilal<ukan dilnulai dari perubahan ekonomi, politil<, sosial, budaya,
dan juga hul<um tidal< ketinggalan.
Di bidang ekonomi dimulai dengan usaha perbaikan kondisi
elconomi Indonesia, yang pada saat itu memang sedang dalam kondisi krisis.
Berbagai kebijal<anpun diambil untuk menstabilkan harga nilai tukar
rupiah yang saat itu mencapai Rp 20.000. I<ebijal<an lainnyapun diambil
demi memulihkan kondisi makro ekonomi Indonesia yang pada ssat itu
memang compang-camping.
Di bidang politik, perubahan dilakukan dengan mencoba untuk
menciptakan suatu system, tatanan, serta iklim politik yang lebih sehat
dan demolcratis. Di bidang sosial budayapLun demikian. Berbagai kebijakan
diambil untuk perbaikan dan peanggulangan krisi moral yang pada saat itu
juga terjadi di lndonesia bersamaan dengan krisis-krisis lainnya yang
melanda, sebagai akibat dari krisi ekonomi.
Di bidang hulcumpun demikian, berbagai perubahan dilakukan demi
perbailcan dan pembangunan hukum. Salah satu upaya yang dilakukan pada saat int
adalah mengamandemen undang-undang dasar 1945. Hal tersebut dilakukan karena
disinyalir UUD 1945 memiliki banyak kelemahan, sehingga rezim orde baru bisa
menyalahgunakan kekuasaan dan bertindak secara diktatoris. Oleh karena itu
diperlukan suatu perubahan terhadap UUD 1945 untuk penyernpurnaan dan
5
meminimalisasi celah-celah untuk penyelewengan terjadi.
Amandemen UUD 1945 juga bertujuan untuk memberi payung hukum
bagi reformasi dan berbagai perubahan yang terjadi dan yang akan terjadi.
Untuk merubah suatu system yang memang benar-benar korup pada saaat itu
diperlukan suatu payung hukum yang jelas, sehingga perubahan dapat
terealisasi. UUD 1945 yang memiliki kedudukan tertinggi dalam tata urutan
perundangan Republik Indonesiai saat itu harus dapat memayungi secara legal
perubahan yang terjadi.
Dalam makalah ini penulis akan mengkaji beberapa hal yakni mengenai
apakah amandemen UUD 1945 benar-benar merupakan suatu upaya
pembangunan hukum, ataukah suatu pelanggaran hukum. Juga akan
dibahas berbagai implikasi yang muncul sebagai konsekuensi atas
amandemen UUD 1945.
B. Rumusan Masalah
Adanya perumusan masalah dalam makalah ini yaitu:
1. Apakah pengertian Menurut Para Ahli?
2. Yang dimaksud amandemen UUD 1945 sebagai Upaya Pembangunan Hukum?
3. Apa implikasi Amandemen UUD 1945 Terhadap Sistem Ketatanegaraan Republik
Indonesia?
C. Tujuan penulisan
Ada pun maksud dan tujuan makalah ini yaitu:
1. Untuk mengetahui pengertian Menurut Para Ahli?
2. Untuk mengetahui amandemen UUD 1945 sebagai Upaya Pembangunan Hukum?
3. Untuk mengetahui implikasi Amandemen UUD 1945 Terhadap Sistem
Ketatanegaraan Republik Indonesia?
BAB II
PEMBAHASAN
2. Presiden
Sebelum amandemen UUD 1945 :
- Prcsiden mcmcgang posisi sentral dan dominan sebagai mandataris
MPR, meskipun kedudukannya tidak "neben" akan tetapi
"untergeordnet".
- Presiden menjalankan kekuasaan pemerintahan negara tertinggi
(consentration of power and responsiblity upon the president).
- Presiden selain memegang kekuasaan eksekutif (execulive power),
juga memegang kekuasaan legislative (legislutive power) dan
kekuasaan yudikatif Uudicative power).
- Presiden mempunyai hak prerogatif yang sangat besar.
- Tidak ada aturan mengenai batasan periode seseorang dapat menjabat
sebagai presiden serta mekanisme pemberhentian presiden dalam
masa j abatannya.
7. Mahkamah Agung(MA)
Peran dan fungsi lembaga mahkamah agung hampir tidak berubah baik
sebelum maupun setelah arnandemen yakni bahwa MA adalah :
a. Lembaga negara yang melakul:an kekuasaan kehakiman, yaitu
kekuasaan yang menyelenggarakan peradilan untuk menegakkan
hukum dan keadilan [Pasal 24 ayat (1)].
b. Berwenang mengadili pada tingkat kasasi, menguji peaturan
perundang- undangan di bawah Undang-undang clan wewenang
lain yang diberikan Undang- undang.
c. Di bawahnya terdapat badan-badan peradilan dalam lingkungan
Peradilan Umum, lingkungan Peradilan Agama, lingkungan
Peradilan militer dan lingkungan Peradilan Tata Usaha Negara
(PTUN).
d. Badan-badan lain yang yang fungsinya berkaitan dengan
kekuasaan kehakiman diatur dalam Undang-undang seperti :
Kejaksaan, Kepolisian, Advokat/Pengacara dan lain-lain.
8. Mahkamah Konstitusi(MK)
Mahkamah Konstitusi adalah lembaga yang baru terbentuk pasca
amandemen UUD 1945. Mahkamah Konstitusi keberadaanya
dimaksudkan sebagai penjaga kemurnian konstitusi (the guardian of the
constitution). Mahkamah Konstitusi mempunyai kewenangan: Menguji
UU terhadap UUD, Memutus sengketa kewenangan antar lembaga negara,
memutus pembubaran partai politik, memutus sengketa hasil pemilu dan
memberikan putusan atas pendapat DPR mengenai dugaan pelanggaran
oleh presiden dan atau wakil presiden menurut UUD. Hakim
Konstitusi terdiri dari 9 orang yang diajukan masing-masing oleh
Mahkamah Agung, DPIZ dan pemerintah dan ditetapkan oleh Presiden,
sehingga mencerminkan perwakilan dari 3 cabang kekuasaan negara
yaitu yudikatif, legislatif, dan eksekutif.
DAFTAR PUSTAKA
Budiman. Arief. 1994. Teori Pembangunan Dunia ketiga. Jakarta : PT. Gramedia
PListaka Utama.
komisihul<um.go.i
17