Anda di halaman 1dari 28

MAKALAH

UUD NEGARA RI TAHUN 1945 & NILAI-NILAI PANCASILA DALAM


UUD NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 1945

DOSEN PENGAMPU

Drs. H. Mhd. Arif, M.M.

OLEH :

KELOMPOK VII

ADITIA IPAL KRISNANDA ( 23.23.1217)

ABDUL HAFIZ (23.23.1218)

M. HENDRI RIZKY MU’ARIF (23.23.1219)

JURUSAN / SEMESTER :

EKONOMI SYARIAH / I D

SEKOLAH TIINGGI AGAMA ISLAM AN-NADWAH KUALA TUNGKAL

2023/2024
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala limpahan
rahmat, taufik dan hidayah-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan penyusunan
makalah ini dalam bentuk maupun isinya yang sangat sederhana. Adapun makalah
ini berjudul “ Undang-undang negara R.I. Tahun 1945 dan Nilai-nilai pancasila
dalam undang-undang dasar Negara Indonesia Tahun 1945”.

Dalam penulisan makalah ini penulis merasa masih banyak kekurangan –


kekurangan baik pada teknis penulisan maupun materi, mengingat kemampuan
yang dimiliki penulis. Untuk itu kritik dan saran dari semua pihak sangat penulis
harapkan demi penyempurnaan makalah ini.

Dalam penulisan makalah ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih


yang tak terhingga kepada pihak-pihak yang membantu dalam menyelesaikan
makalah ini.

Akhirnya penulis berharap semoga Allah SWT memberikan imbalan yang


setimpal pada mereka yang memberikan bantuan dan dapat menjadikan semua
bantuan ini sebagai Ibadah, Aamiin Yaa Robbal ’Alamiin.

Kuala Tungkal, September 2023

Kelompok VII

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR............................................................................................ii

DAFTAR ISI.........................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1

A. Latar Belakang..............................................................................................1

B. Rumusan Masalah.........................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN........................................................................................3

A. Pengertian Undang-Undang Dasar................................................................3

B. Pengertian Konstitusi....................................................................................4

C. Struktur Pemerintahan Indonesia Berdasarkan UUD 1945..........................7

D. Nilai-Nilai Pancasila dalam Undang-Undang Dasar Negara Negara


Republik Indonesia 1945....................................................................................10

BAB III PENUTUP..............................................................................................24

A. Kesimpulan.................................................................................................24

B. Saran............................................................................................................24

DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................25

iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Keberadaan UUD 1945 yang selama ini disakralkan, dan tidak boleh diubah
kini telah mengalami beberapa perubahan. Tuntutan perubahan terhadap UUD
1945 itu pada hakekatnya merupakan tuntutan bagi adanya penataan ulang
terhadap kehidupan berbangsa dan bernegara. Atau dengan kata lain sebagai
upaya memulai “kontrak sosial” baru antara warga negara dengan negara menuju
apa yang dicita-citakan bersama yang dituangkan dalam sebuah peraturan dasar
(konstitusi). Perubahan konstitusi ini menginginkan pula adanya perubahan sistem
dan kondisi negara yang otoritarian menuju kearah sistem yang demokratis
dengan relasi lembaga negara yang seimbang. Dengan demikian perubahan
konstititusi menjadi suatu agenda yang tidak bisa diabaikan. Hal ini menjadi suatu
keharusan dan amat menentukan bagi jalannya demokratisasi suatu bangsa.
Realitas yang berkembang kemudian memang telah menunjukkan adanya
komitmen bersama dalam setiap elemen masyarakat untuk mengamandemen
UUD 1945. Bagaimana cara mewujudkan komitmen itu dan siapa yang
berwenang melakukannya serta dalam situasi seperti apa perubahan itu terjadi,
menjadikan suatu bagian yang menarik dan terpenting dari proses perubahan
konstitusi itu. Karena dari sini akan dapat terlihat apakah hasil dicapai telah
merepresentasikan kehendak warga masyarakat, dan apakah telah menentukan
bagi pembentukan wajah Indonesia kedepan. Wajah Indonesia yang demokratis
dan pluralistis, sesuai dengan nilai keadilan sosial, kesejahteraan rakyat dan
kemanusiaan. Dengan melihat kembali dari hasil-hasil perubahan itu, kita akan
dapat dinilai apakah rumusan-rumusan perubahan yang dihasilkan memang dapat
dikatakan lebih baik dan sempurna. Dalam artian, sampai sejauh mana rumusan
perubahan itu telah mencerminkan kehendak bersama. Perubahan yang menjadi
kerangka dasar dan sangat berarti bagi perubahan-perubahan selanjutnya. Sebab
dapat dikatakan konstitusi menjadi monumen sukses atas keberhasilan sebuah
perubahan. Karena latar belakang inilah penulis bermaksud melakukan kajian
mengenai Undang-Undang Dasar Negara R.I Tahun 1945 & Nilai Nilai
Pancasila dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun
1945.

B. Rumusan Masalah.
Berdasarkan dari latar belakang tersebut, maka rumusan masalah pada makalah ini
adalah sebagai berikut :

1. Apakah pengertian Undang-Undang Dasar itu ?

2. Apakah pengertian Konstitusi itu ?

3. Bagaimana Struktur Pemerintahan Indonesia Berdasarkan UUD 1945 ?

4. Apa saja Nilai-Nilai Pancasila dalam Undang-Undang Dasar Negara


Republik Indoensia Tahun 1945 ?

2
BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian Undang-Undang Dasar.


Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945
(UUDNRI) merupakan bentuk Konstitusi Negara dimana merupakan hasil
kesepakatan seluruh rakyat Indonesia. Berlakunya UUDNRI 1945 berlandaskan
pada legitimasi kedaulatan rakyat, sehingga UUDNRI 1945 merupakan hukum
tertinggi dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
Salah satu fungsi negara dalam sistem negara modern adalah mengatur
hubungan-hubungan manusia yang terjadi dalam masyarakat, memberikan
batasan-batasan atau keleluasaan serta memenuhi kebutuhan masyarakat, karena
peraturan perundang-undangan dibentuk oleh negara dan digunakan untuk
mengatur tata tertib masyarakat.1 Dalam suatu negara modern, negara
menghukum siapa saja yang melanggar, negara menciptakan sistem hak dan
kewajiban yang sangat luas, dan menjamin hak-hak tersebut dengan memaksakan
dilakukannya kewajiban-kewajiban.
Sebagai Konstitusi UUDNRI 1945 yang membuat cita-cita, prinsip-prinsip
dan dasar-dasar penyelenggaraan negara. Cita-cita pembentukan negara republik
indonesia yang dikenal dengan istilah tujuan nasional tertuang pada alenia
keempat pembukaan UUDNRI 1945, yaitu (a) melindungi segenap bangsa
Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia; (b) memajukan kesejahteraan
umum; (c) mencerdaskan kehidupan bangsa; dan (d) ikut melaksanakan ketertiban
dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi, dan keadilan sosial.
Berdasarkan Pasal 28H ayat (1) UUD 1945 dan Pasal 28 Piagam Hak
Asasi Manusia yang di muat dalam Ketetapan MPR-RI No. XVII/MPR/1998
tentang Hak Asasi Manusia (Ketetapan MPR-RI No. XVII/MPR/1998): “hak atas
lingkungan (hidup) yang baik dan sehat” merupakan “hak fundamental-
konstitusional”.2 Dalam hal itu Konstitusi yang berwawasan lingkungan atau

1
Mac Iver, Negara Modern, Akasia Baru, Jakarta : 1990, h. 12-14
2
Suparto Wijoyo, Hukum Perlindungan Lingkungan Hidup, Airlangga University
Press, Surabaya. 2017, h. 103

3
konstitusi hijau sangat diperlukan. Walaupun istilah green constitution (konstitusi
hijau) belum banyak didengar.3 Yang tidak seperti isu demokrasi dan hak asasi
manusia yang telah menjadi wacana umum.
Lingkungan pada akhirnya diletakkan dalam tatanan normatif
konstitusional untuk mendapat penawaran layak sebagai bagian dari hak asasi
manusia yang elementer. Gerakan untuk mengkonstitusionalkan hak atas
lingkungan hidup yang baik dan sehat merupakan bukti nyata betapa pentingnya
masalah lingkungan untuk disikapi oleh para generasi modern dewasa ini. 4 Untuk
menikmati lingungan yang baik dan sehat serta perlindungan lingkungan hidup
dari pencemaran lingkungan atau environmental protection.5 Dalam
membebankan kewajiban untuk memelihara lingkungan hidup dan sumber
kekayaan alam agar dapat dinikmati oleh generasi yang akan datang. Konferensi
ini berpengaruh terhadap gerakan kesadaran lingkungan yang tercermin dari
perkembangan dan peningkatan perhatian terhadap masalah lingkungan dan
terbentuknya Perundang-Undangan Nasional.6

B. Pengertian Konstitusi.
Di dalam sebuah negara, pastilah terdapat konstitusi karena konstitusi
adalah hal paling fundamental yang mengatur jalan nya sebuah pemerintahan.
Selain itu konstitusi juga mengatur tugas atau pembagian wewenang/kekuasaan
diantara legislatif, eksekutif dan yudikatif. Indonesia memiliki konstitusi yaitu
Undang Undang Dasar tahun 1945, maka undang undang 1945 inilah yang
menjadi landasan atau acuan dalam menjalankan kegiatan pemerintahan. Selain
itu undang - undang 1945 ini adalah sumber hukum tertinggi dari negara
Indonesia. Undang-undang dasar atau konstitusi negara tidak hanya berfungsi
3
Jimly Asshiddiqie, Green Constitution; Nuansa Hijau Undang-Undang Dasar
Negara Republik Indonesia Tahun 1945, Rajawali Pers, Jakarta, 2009, h. 22.
4
Suparto Wijoyo, Konstitusionalitas Hak Atas Lingkungan, Surabaya: Airlangga
University Press. 2009, h. 1.
5
Syahrul Machmud, Penegakan Hukum Lingkungan di Indonesia, Asas
Subsidaritas dan Asas Precautionary dalam Penegakan Hukum Pidana ingkungan,
Mandar Maju. Bandung, 2007, h. 1
6
Daud Silalahi, Hukum Lingkungan dalam Sistem Penegakan Hukum
Lingkungan Indonesia. Edisi Revisi, Alumni, Bandung,. 2001. h. 24

4
membatasi kekuasaan pemerintah, akan tetapi juga menggambarkan struktur
pemerintahan suatu negara. Menurut Savornin Lohman ada 3 (tiga) unsur yang
terdapat dalam konstitusi yaitu:

1. Konstitusi sebagai perwujudan perjanjian masyarakat (kontrak


sosial), sehingga menurut pengertian ini, konstitusikonstitusi yang ada
merupakan hasil atau konklusi dari persepakatan masyarakat untuk
membina negara dan pemerintahan yang akan mengatur mereka.

2. Konstitusi sebagai piagam yang menjamin hak-hak asasi manusia,


berarti perlindungan dan jaminan atas hak-hak manusia dan warga negara
yang sekaligus penentuan batas- batas hak dan kewajiban baik warganya
maupun alat-alat pemerintahannya.

3. Konstitusi sebagai forma regimenis, yaitu kerangka bangunan


pemerintahan. (Lubis, 1982:48) Pendapat lain dikemukakan oleh Sri
Sumantri, yang menyatakan bahwa materi muatan konstitusi dapat
dikelompokkan menjadi tiga, yaitu :

a. Pengaturan tentang perlindungan hak asasi manusia dan warga


negara.

b. Pengaturan tentang susunan ketatanegaraan suatu negara yang


mendasar.

c. Pembatasan dan pembagian tugas-tugas ketatanegaraan yang


juga mendasar. (Chaidir, 2007:38).

Konstitusi atau UU adalah instrumen of goverment yaitu seperangkat kebijakan


yang digunakan sebagai pegangan untuk memerintah dalam suatu negara. Negara
yang berdasarkan konstitusi adalah negara yang kekuasaan pemerintahannya, hak-
hak rakyatnya, dan hubungan antara kekuasaan pemerintah serta hak-hak warga
negaranya diatur oleh hukum.

5
Substansi konstitusi suatu negara secara umum meliputi:

1. Bentuk negara.
2. Bentuk pemerintahan.
3. Alat-alat kelengkapan negara.
4. Tugas alat kelengkapan negara.
5. Hubungan tata kerja alat perlengkapan negara.
6. Hak dan kewajiban warga negara.
7. Pembagian kekuasaan negara.
8. Sistem pemerintahan negara.

Menurut E. C. S. Wade Konstitusi adalah naskah yang memaparkan rangka dan


tugas-tugas pokok dari badan-badan pemerintahan suatu negara dan menentukan
pokok cara kerja badan tersebut. Konstitusi dapat dibedakan dalam dua macam,
yaitu :

1. Konstitusi yang bersifat kaku (rigid), hanya dapat diubah melalui


prosedur yang berbeda dengan prosedur membuat undang-undang pada
negara yang bersangkutan.

2. Konstitusi yang bersifat supel (flexible), sifat supel disini diartikan


bahwa konstitusi dapat diubah melalui prosedur yang sama dengan
prosedur membuat undang-undang pada negara yang bersangkutan.

Konstitusi dapat dibedakan dalam dua macam, yaitu :

1 Konstitusi tertulis, yaitu suatu naskah yang menjabarkan


(menjelaskan) kerangka dan tugas-tugas pokok dari badan-badan
pemerintahan serta menentukan cara kerja dari badan-badan pemerintahan
tersebut. Konstitusi tertulis ini dikenal dengan sebutan undang-undang
dasar.

2. Konstitusi tidak tertulis, merupakan suatu aturan yang tidak tertulis


yang ada dan dipelihara dalam praktik penyelenggaraan negara di suatu
negara. Konstitusi tidak tertulis ini dikenal dengan sebutan konvensi.

6
Pada umumnya, konstitusi mempunyai tujuan untuk membatasi kekuasaan
penyelenggara negara agar tidak dapat berbuat sewenang-wenang serta dapat
menjamin hak-hak warga negara. Tujuan konstitusi ini merupakan suatu gagasan
yang dinamakan dengan konstitusionalisme. Maksud dari konstitusionalisme
adalah suatu gagasan yang memandang pemerintah (penyelenggara pemerintahan)
sebagai suatu kumpulan kegiatan yang diselenggarakan oleh dan atas nama rakyat.

C. Struktur Pemerintahan Indonesia Berdasarkan UUD 1945.


1. Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR)

Majelis Permusyawaratan Rakyat adalah salah satu lembaga negara


dalam sistem ketatanegaraan Indonesia, yang terdiri atas anggota Dewan
Perwakilan Rakyat dan anggota Dewan Perwakilan Daerah. Dahulu
sebelum Reformasi MPR merupakan Lembaga Negara Tertinggi, yang
terdiri dari anggota Dewan Perwakilan Rakyat, Utusan Daerah, dan
Utusan Golongan. Masa jabatan anggota MPR adalah 5 tahun, dan
berakhir bersamaan pada saat anggota MPR yang baru mengucapkan
sumpah/janji. Tugas dan wewenang MPR antara lain :

a. Mengubah dan menetapkan (Undang-Undang Dasar


Republik Indonesia 1945), (Undang-Undang Dasar).
b. Melantik Presiden dan Wakil Presiden berdasarkan hasil
pemilihan umum.
c. Memutuskan usul DPR berdasarkan putusan (Mahkamah
Konstitusi) untuk memberhentikan Presiden/Wakil Presiden dalam
masa jabatannya.
d. Melantik Wakil Presiden menjadi Presiden apabila Presiden
mangkat, berhenti, diberhentikan, atau tidak dapat melaksanakan
kewajibannya dalam masa jabatannya.
e. Memilih Wakil Presiden dari 2 calon yang diajukan
Presiden apabila terjadi kekosongan jabatan Wakil Presiden dalam
masa jabatannya.

7
f. Memilih Wakil Presiden dari 2 calon yang diajukan
Presiden apabila terjadi kekosongan jabatan Wakil Presiden dalam
masa jabatannya.
Anggota MPR memiliki hak mengajukan usul perubahan pasal-
pasal UUD, menentukan sikap dan pilihan dalam pengambilan putusan,
hak imunitas, dan hak protokoler. Setelah Sidang MPR 2003, Presiden dan
wakil presiden dipilih langsung oleh rakyat tidak lagi oleh MPR. MPR
bersidang sedikitnya sekali dalam lima tahun di ibukota negara.

2. Presiden dan Wakil Presiden.

a. Presiden.

Presiden Indonesia (nama jabatan resmi: Presiden Republik


Indonesia) adalah kepala negara sekaligus kepala pemerintahan
Indonesia. Sebagai kepala pemerintahan, Presiden dibantu oleh
wakil presiden dan menteri-menteri dalam kabinet, memegang
kekuasaan eksekutif untuk melaksanakan tugas-tugas pemerintah
sehari-hari. Presiden (dan Wakil Presiden) menjabat selama 5
tahun, dan sesudahnya dapat dipilih kembali dalam jabatan yang
sama untuk satu kali masa jabatan. Adapun wewenang, kewajiban
dan hak Presiden antara lain :

1) Memegang kekuasaan pemerintahaan menurut UUD.


2) Memegang kekuasaan yang tertinggi atas Angkatan
darat, Laut dan Udara.
3) Mengajukan Rancangan Undang-Undang kepada
Dewan Perwakilan Rakyat (DPR). Presiden melakukan
pembahasan dan pemberian persetujuan atas RUU
bersama DPR serta mengesahkan RUU menjadi UU.
4) Menetapkan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-
Undang (dalam kegentingan yang memaksa).
5) Menetapkan peraturan pemerintah.

8
6) Mengangkat dan memberhentikan menteri-menteri.
7) Menyatakan perang, membuat perdamaian dan
perjanjian dengan negara lain dengan persetujuan DPR
8) Membuat perjanjian internasional lainnya dengan
persetujuan DPR
9) Menyatakan keadaan bahaya.
10) Mengangkat duta dan konsul. Dalam mengangkat duta,
Presiden memperhatikan pertimbangan DPR.
11) Menerima penempatan duta negara lain dengan
memperhatikan pertimbangan DPR.
12) Memberi grasi, rehabilitasi dengan memperhatikan
pertimbangan Mahkamah Agung.
13) Memberi amnesti dan abolisi dengan memperhatikan
pertimbangan DPR
14) Memberi gelar, tanda jasa, dan tanda kehormatan
lainnya yang diatur dengan UU.
15) Meresmikan anggota Badan Pemeriksa Keuangan yang
dipilih oleh DPR dengan memperhatikan pertimbangan
Dewan Perwakilan Daerah.
16) menetapkan hakim agung dari calon yang diusulkan
oleh Komisi Yudisial dan disetujui DPR.
17) Menetapkan hakim konstitusi dari calon yang diusulkan
Presiden, DPR, dan Mahkamah Agung
18) Mengangkat dan memberhentikan anggota Komisi
Yudisial dengan persetujuan DPR

b. Wakil Presiden.

Wakil Presiden Indonesia (nama jabatan resmi: Wakil


Presiden Republik Indonesia) adalah pembantu kepala negara
sekaligus kepala pemerintahan Indonesia yang bersifat luar seorang
presiden sebagai kepala negara. Sebagai pembantu kepala

9
pemerintahan, Wakil Presiden adalah pembantu presiden yang
kualitas bantuannya di atas bantuan yang diberikan oleh Menteri,
memegang kekuasaan eksekutif untuk melaksanakan tugas-tugas
pemerintah sehari-hari yang didelegasikan kepadanya. Wakil
Presiden menjabat selama 5 tahun, dan biasa dan istimewa.
Sebagai pembantu kepala negara, Wakil Presiden adalah simbol
resmi negara Indonesia di dunia yang kualitas tindakannya sama
dengan kualitas tindakan sesudahnya dapat dipilih kembali dalam
jabatan yang sama untuk satu kali masa jabatan.

3. Dewan Perwakilan Daerah (DPRD)

Dewan Perwakilan Rakyat adalah lembaga tinggi negara dalam


sistem ketatanegaraan Indonesia yang merupakan lembaga perwakilan
rakyat dan memegang kekuasaan membentuk Undang-Undang. DPR
memiliki fungsi legislasi, anggaran, dan pengawasan. DPR terdiri atas
anggota partai politik peserta pemilihan umum, yang dipilih berdasarkan
hasil Pemilihan Umum. Anggota DPR periode 2009–2014 berjumlah 560
orang. Masa jabatan anggota DPR adalah 5 tahun, dan berakhir bersamaan
pada saat anggota DPR yang baru mengucapkan sumpah/janji.

D. Nilai-Nilai Pancasila dalam Undang-Undang Dasar Negara Negara


Republik Indonesia 1945.
1. Sila Pertama : Ketuhanan Yang Maha ESA

* Pasal 29
a) Negara Berdasarkan atas Ketuhanan Yang Maha Esa.
b) Negara menjamin kemerdekaan tiap-tiap penduduk untuk memeluk
agamanya masing-masing untuk beribadat meurut agamanya dan
kepercayaannya itu.

10
Makna sila ini adalah:
 Percaya dan taqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa sesuai dengan
agama dan kepercayaannya masing-masing menurut dasar
kemanusiaan yang adil dan beradab.
 Hormat dan menghormati serta bekerjasama antara pemeluk agama
dan penganut penganut kepercayaan yang berbeda-beda sehingga
terbina kerukunan hidup.
 Saling menghormati kebebasan menjalankan ibadah sesuai dengan
agama dan kepercayaan masing-masing.
 Tidak memaksakan suatu agama atau kepercayaannya kepada
orang lain.
2. Sila Kedua : Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab
* Pasal 26
1) Yang menjadi warga Negara ialah orang-orang bangsa Indonesia
asli dan orang-orang bangsa lain yang disahkan dengan undang-
undang sebagai warga Negara.
2) penduduk ialah warga Negara Indonesia yang bertempat tinggal di
Indonesia
3) hal-hal yang mengenai warga Negara dan penduduk diatur dengan
undang-undang.
* Pasal 27
1) Segala warga Negara bersamaan kedudukannya di dalam hukum
dan peerintahan dan wajib mejunjung hukum dan pemerintahan itu
tidak ada kecualinya.
2) tiap-tiap warga Negara berhak atas pekerjaan dan penghidupan
yang layak bagi kemanusiaan.
3) setiap warga Negara berhak dan wajib ikut serta dalam upaya
pembelaan hukum.

11
* Pasal 28
 Kemerdekaan berserikat dan berkumpul, mengeluarkan pikiran
dengan lisan dan tulisan dan sebagainya ditetapkan dengan
Undang-Undang.

Pasal 28A
 Setiap orang berhak untuk hidup serta berhak mempertahankan
hidup dan kehidupannya.

Pasal 28B
1) Setiap orang berhak membentuk keluarga dan melanjutkan
keturunan melalui perkawinan yang sah.
2) Setiap anak berhak atas kelangsungan hidup, tumbuh, dan
berkembang serta berhak atas perlindungan dari kekerasan dan
diskriminasi.
Pasal 28C
1) Setiap orang berhak mengembangkan diri melalui pemenuhan
kebutuhan dasarnya, berhak mendapat pendidikan dan memperoleh
manfaat dari ilmu pengetahuan dan teknologi, seni dan budaya,
demi meningkatkan kualitas hidupnya dan demi kesejahteraan
umat manusia.
2) Setiap orang berhak untuk memajukan dirinya dalam
memperjuangkan haknya secara kolektif untuk membangun
masyarakat, bangsa, dan negaranya.
Pasal 28D
1) Setiap orang berhak atas pengakuan, jaminan, perlindungan, dan
kepastian hukum yang adil serta perlakuan yang sama di hadapan
hukum.
2) Setiap orang berhak untuk bekerja serta mendapat imbalan dan
perlakuan yang adil dan layak dalam hubungan kerja.

12
3) Setiap warga negara berhak memperoleh kesempatan yang sama
dalam pemerintahan.
4) Setiap orang berhak atas status kewarganegaraan.

Pasal 28E
1) Setiap orang bebas memeluk agama dan beribadat menurut
agamanya, memilih pendidikan dan pengajaran, memilih
pekerjaan, memilih kewarganegaraan, memilih tempat tinggal di
wilayah negara dan meninggalkannya, serta berhak kembali.
2) Setiap orang berhak atas kebebasan meyakini kepercayaan,
menyatakan pikiran dan sikap, sesuai dengan hati nuraninya.
3) Setiap orang berhak atas kebebasan berserikat, berkumpul, dan
mengeluarkan pendapat.

Pasal 28F
 Setiap orang berhak untuk berkomunikasi dan memperoleh
informasi untuk mengembangkan pribadi dan lingkungan
sosialnya, serta berhak untuk mencari, memperoleh, memiliki,
menyimpan, mengolah, dan menyampaikan informasi dengan
menggunakan segala jenis saluran yang tersedia.

Pasal 28G
1) Setiap orang berhak atas perlindungan diri pribadi, keluarga,
kehormatan, martabat, dan harta benda yang di bawah
kekuasaannya, serta berhak atas rasa aman dan perlindungan dari
ancaman ketakutan untuk berbuat atau tidak berbuat sesuatu yang
merupakan hak asasi.
2) Setiap orang berhak untuk bebas dari penyiksaan atau perlakuan
yang merendahkan derajat martabat manusia dan berhak
memperoleh suaka politik dari negara lain.

13
Pasal 28H
1) Setiap orang berhak hidup sejahtera lahir dan batin, bertempat
tinggal, dan mendapatkan lingkungan hidup yang baik dan sehat
serta berhak memperoleh pelayanan kesehatan.
2) Setiap orang berhak mendapat kemudahan dan perlakuan khusus
untuk memperoleh kesempatan dan manfaat yang sama guna
mencapai persamaan dan keadilan.
3) Setiap orang berhak atas jaminan sosial yang memungkinkan
pengembangan dirinya secara utuh sebagai manusia yang
bermartabat.
4) Setiap orang berhak mempunyai hak milik pribadi dan hak milik
tersebut tidak boleh diambil alih secara sewenang-wenang oleh
siapa pun.

Pasal 28I
1) Hak untuk hidup, hak untuk tidak disiksa, hak kemerdekaan
pikiran dan hati nurani, hak beragama, hak untuk tidak diperbudak,
hak untuk diakui sebagai pribadi di hadapan hukum, dan hak untuk
tidak dituntut atas dasar hukum yang berlaku surut adalah hak asasi
manusia yang tidak dapat dikurangi dalam keadaan apa pun.
2) Setiap orang berhak bebas dari perlakuan yang bersifat
diskriminatif atas dasar apa pun dan berhak mendapatkan
perlindungan terhadap perlakuan yang bersifat diskriminatif itu.
3) Identitas budaya dan hak masyarakat tradisional dihormati selaras
dengan perkembangan zaman dan peradaban.
4) Perlindungan, pemajuan, penegakan, dan pemenuhan hak asasi
manusia adalah tanggung jawab negara, terutama pemerintah.
5) Untuk menegakkan dan melindungi hak asasi manusia sesuai
dengan prinsip negara hukum yang demokratis, maka pelaksanaan
hak asasi manusia dijamin, diatur, dan dituangkan dalam peraturan
perundang-undangan.

14
Pasal 28J
1) Setiap orang wajib menghormati hak asasi manusia orang lain
dalam tertib kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.
2) Dalam menjalankan hak dan kebebasannya, setiap orang wajib
tunduk kepada pembatasan yang ditetapkan dengan undang-undang
dengan maksud semata-mata untuk menjamin pengakuan serta
penghormatan atas hak dan kebebasan orang lain dan untuk
memenuhi tuntutan yang adil sesuai dengan pertimbangan moral,
nilai-nilai agama, keamanan, dan ketertiban umum dalam suatu
masyarakat demokratis.
* Pasal 30
1) Tiap-tiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam usaha
pertahanan dan keamanan negara.
2) Usaha pertahanan dan keamanan negara dilaksanakan melalui
sistem pertahanan dan keamanan rakyat semesta oleh Tentara
Nasional Indonesia dan Kepolisian Negara Republik Indonesia,
sebagai kekuatan utama, dan rakyat, sebagai kekuatan pendukung.
3) Tentara Nasional Indonesia terdiri atas Angkatan Darat, Angkatan
Laut, dan Angkatan Udara sebagai alat negara bertugas
mempertahankan, melindungi, dan memelihara keutuhan dan
kedaulatan negara.
4) Kepolisian Negara Republik Indonesia sebagai alat negara yang
menjaga keamanan dan ketertiban masyarakat bertugas
melindungi, mengayomi, melayani masyarakat, serta menegakkan
hukum.
5) Susunan dan kedudukan Tentara Nasional Indonesia, Kepolisian
Negara Republik Indonesia, hubungan kewenangan Tentara
Nasional Indonesia dan Kepolisian Negara Republik Indonesia di
dalam menjalankan tugasnya, syarat-syarat keikutsertaan warga
negara dalam usaha pertahanan dan keamanan negara, serta hal-hal

15
yang terkait dengan pertahanan dan keamanan diatur dengan
undang-undang.

* Pasal 31
1) Setiap warga negara berhak mendapat pendidikan.
2) Setiap warga negara wajib mengikuti pendidikan dasar dan
pemerintah wajib membiayainya.
3) Pemerintah mengusahakan dan menyelenggarakan satu sistem
pendidikan nasional, yang meningkatkan keimanan dan ketakwaan
serta akhlak mulia dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa,
yang diatur dengan undang-undang.
4) Negara memprioritaskan anggaran pendidikan sekurang-kurangnya
dua puluh persen dari anggaran pendapatan dan belanja negara
serta dari anggaran pendapatan dan belanja daerah untuk
memenuhi kebutuhan penyelenggaraan pendidikan nasional.
5) Pemerintah memajukan ilmu pengetahuan dan teknologi dengan
menjunjung tinggi nilai-nilai agama dan persatuan bangsa untuk
kemajuan peradaban serta kesejahteraan umat manusia.

Makna sila ini adalah:

 Mengakui persamaan derajat, persamaan hak dan persamaan


kewajiban antara sesama manusia.
 Saling mencintai sesama manusia.
 Mengembangkan sikap tenggang rasa.
 Tidak semena-mena terhadap orang lain.
 Menjunjung tinggi nilai kemanusiaan.
 Gemar melakukan kegiatan kemanusiaan.
 Berani membela kebenaran dan keadilan.

16
3. Sila Ketiga : Persatuan Indonesia.

* Pasal 1

1) Negara Indonesia ialah Negara Kesatuan, yang berbentuk


Republik.
2) Kedaulatan berada di tangan rakyat dan dilaksanakan menurut
Undang-Undang Dasar.
3) Negara Indonesia adalah negara hukum.

* Pasal 32
1) Negara memajukan kebudayaan nasional Indonesia di tengah
peradaban dunia dengan menjamin kebebasan masyarakat dalam
memelihara dan mengembangkan nilai-nilai budayanya.
2) Negara menghormati dan memelihara bahasa daerah sebagai
kekayaan budaya nasional. .

* Pasal 35
 Bendera Negara Indonesia ialah Sang Merah Putih.
* Pasal 36
 Bahasa Negara ialah Bahasa Indonesia.

Pasal 36A
 Lambang Negara ialah Garuda Pancasila dengan semboyan
Bhinneka Tunggal Ika.
Pasal 36B
 Lagu Kebangsaan ialah Indonesia Raya.
Pasal 36C
 Ketentuan lebih lanjut mengenai Bendera, Bahasa, dan Lambang
Negara, serta Lagu Kebangsaan diatur dengan undang-undang.

Makna sila ini adalah:

17
 Menjaga Persatuan dan Kesatuan Negara Kesatuan Republik
Indonesia.
 Rela berkorban demi bangsa dan negara.
 Cinta akan Tanah Air.
 Berbangga sebagai bagian dari Indonesia.
 Memajukan pergaulan demi persatuan dan kesatuan bangsa yang
ber-Bhinneka Tunggal Ika.

4. Sila keempat : Kerakyatan Yang Dipmpin Oleh Hikmat


Kebijaaksanaan Dalam Permusyawaratan/Perwakilan.

* Pasal 2
1) Majelis Permusyawaratan Rakyat terdiri atas anggota Dewan
Perwakilan Rakyat dan anggota Dewan Perwakilan Daerah yang
dipilih melalui pemilihan umum dan diatur lebih lanjut dengan
undang-undang.
2) Majelis Permusyawaratan Rakyat bersidang sedikitnya sekali
dalam lima tahun di ibukota negara.
3) Segala putusan Majelis Permusyawaratan Rakyat ditetapkan
dengan suara yang terbanyak. .

* Pasal 3
1) Majelis Permusyawaratan Rakyat berwenang mengubah dan
menetapkan Undang-Undang Dasar.
2) Majelis Permusyawaratan Rakyat melantik Presiden dan/atau
Wakil Presiden.
3) Majelis Permusyawaratan Rakyat hanya dapat memberhentikan
Presiden dan/atau Wakil Presiden dalam masa jabatannya menurut
Undang-Undang Dasar.

* Pasal 4

18
1) Presiden Republik Indonesia memegang kekuasaan pemerintahan
menurut Undang-Undang Dasar.
2) Dalam melakukan kewajibannya Presiden dibantu oleh satu orang
Wakil Presiden. .

* Pasal 5
1) Presiden berhak mengajukan rancangan undang-undang kepada
Dewan Perwakilan Rakyat.
2) Presiden menetapkan peraturan pemerintah untuk menjalankan
undang-undang sebagaimana mestinya.

* Pasal 6
1) Calon Presiden dan calon Wakil Presiden harus seorang warga
negara Indonesia sejak kelahirannya dan tidak pernah menerima
kewarganegaraan lain karena kehendaknya sendiri, tidak pernah
mengkhianati negara, serta mampu secara rohani dan jasmani
untuk melaksanakan tugas dan kewajiban sebagai Presiden dan
Wakil Presiden.
2) Syarat-syarat untuk menjadi Presiden dan Wakil Presiden diatur
lebih lanjut dengan undang-undang.

Pasal 6A
1) Presiden dan Wakil Presiden dipilih dalam satu pasangan secara
langsung oleh rakyat.
2) Pasangan calon Presiden dan Wakil Presiden diusulkan oleh partai
politik atau gabungan partai politik peserta pemilihan umum
sebelum pelaksanaan pemilihan umum.
3) Pasangan calon Presiden dan Wakil Presiden yang mendapatkan
suara lebih dari lima puluh persen dari jumlah suara dalam
pemilihan umum dengan sedikitnya dua puluh persen suara di

19
setiap provinsi yang tersebar di lebih dari setengah jumlah provinsi
di Indonesia, dilantik menjadi Presiden dan Wakil Presiden.
4) Dalam hal tidak ada pasangan calon Presiden dan Wakil Presiden
terpilih, dua pasangan calon yang memperoleh suara terbanyak
pertama dan kedua dalam pemilihan umum dipilih oleh rakyat
secara langsung dan pasangan yang memperoleh suara rakyat
terbanyak dilantik sebagai Presiden dan Wakil Presiden.
5) Tata cara pelaksanaan pemilihan Presiden dan Wakil Presiden
lebih lanjut diatur dalam undang-undang.

* Pasal 7
 Presiden dan Wakil Presiden memegang jabatan selama lima
tahun, dan sesudahnya dapat dipilih kembali dalam jabatan yang
sama, hanya untuk satu kali masa jabatan.

Pasal 7A
 Presiden dan/atau Wakil Presiden dapat diberhentikan dalam masa
jabatannya oleh Majelis Permusyawaratan Rakyat atas usul Dewan
Perwakilan Rakyat, baik apabila terbukti telah melakukan
pelanggaran hukum berupa pengkhianatan terhadap negara,
korupsi, penyuapan, tindak pidana berat lainnya, atau perbuatan
tercela maupun apabila terbukti tidak lagi memenuhi syarat sebagai
Presiden dan/atau Wakil Presiden.

Pasal 7B
1) Usul -pemberhentian Presiden dan/atau Wakil Presiden dapat
diajukan oleh Dewan Perwakilan Rakyat kepada Majelis
Permusyawaratan Rakyat hanya dengan terlebih dahulu
mengajukan permintaan kepada Mahkamah Konstitusi untuk
memeriksa, mengadili, dan memutus pendapat Dewan Perwakilan
Rakyat bahwa Presiden dan/atau Wakil Presiden telah melakukan

20
pelanggaran hukum berupa pengkhianatan terhadap negara,
korupsi, penyuapan, tindak pidana berat lainnya, atau perbuatan
tercela; dan/atau pendapat bahwa Presiden dan/atau Wakil Presiden
tidak lagi memenuhi syarat sebagai Presiden dan/atau Wakil
Presiden.
2) Pendapat Dewan Perwakilan Rakyat bahwa Presiden dan/atau
Wakil Presiden telah melakukan pelanggaran hukum tersebut
ataupun telah tidak lagi memenuhi syarat sebagai Presiden dan/atau
Wakil Presiden adalah dalam rangka pelaksanaan fungsi
pengawasan Dewan Perwakilan Rakyat.
3) Pengajuan permintaan Dewan Perwakilan Rakyat kepada
Mahkamah Konstitusi hanya dapat dilakukan dengan dukungan
sekurang-kurangnya 2/3 dari jumlah anggota Dewan Perwakilan
Rakyat yang hadir dalam sidang paripurna yang dihadiri oleh
sekurang-kurangnya 2/3 dari jumlah anggota Dewan Perwakilan
Rakyat.
4) Mahkamah Konstitusi wajib memeriksa, mengadili, dan memutus
dengan seadil-adilnya terhadap pendapat Dewan Perwakilan
Rakyat tersebut paling lama sembilan puluh hari setelah
permintaan Dewan Perwakilan Rakyat itu diterima oleh Mahkamah
Konstitusi.
5) Apabila Mahkamah Konstitusi memutuskan bahwa Presiden
dan/atau Wakil Presiden terbukti melakukan pelanggaran hukum
berupa pengkhianatan terhadap negara, korupsi, penyuapan, tindak
pidana berat lainnya, atau perbuatan tercela; dan/atau terbukti
bahwa Presiden dan/atau Wakil Presiden tidak lagi memenuhi
syarat sebagai Presiden dan/atau Wakil Presiden, Dewan
Perwakilan Rakyat menyelenggarakan sidang paripurna untuk
meneruskan usul pemberhentian Presiden dan/atau Wakil Presiden
kepada Majelis Permusyawaratan Rakyat.

21
6) Majelis Permusyawaratan Rakyat wajib menyelenggarakan sidang
untuk memutuskan usul Dewan Perwakilan Rakyat tersebut paling
lambat tiga puluh hari sejak Majelis Permusyawaratan Rakyat
menerima usul tersebut.
7) Keputusan Majelis Permusyawaratan Rakyat atas usul
pemberhentian Presiden dan/atau Wakil Presiden harus diambil
dalam rapat paripurna Majelis Permusyawaratan Rakyat yang
dihadiri oleh sekurang-kurangnya 3/4 dari jumlah anggota dan
disetujui oleh sekurang-kurangnya 2/3 dari jumlah anggota yang
hadir, setelah Presiden dan/atau Wakil Presiden diberi kesempatan
menyampaikan penjelasan dalam rapat paripurna Majelis
Permusyawaratan Rakyat. .
Pasal 7C
 Presiden tidak dapat membekukan dan/atau membubarkan Dewan
Perwakilan Rakyat. .

Makna sila ini adalah:

 Mengutamakan kepentingan negara dan masyarakat.


 Tidak memaksakan kehendak kepada orang lain.
 Mengutamakan budaya rembug atau musyawarah dalam
mengambil keputusan bersama.
 Berrembug atau bermusyawarah sampai mencapai konsensus atau
kata mufakat diliputi dengan semangat kekeluargaan.

5. Sila Kelima : Keadilan Sosial Bagi Seluruh Negara Indonesia.

* Pasal 27
1) Segala warga negara bersamaan kedudukannya di dalam hukum
dan pemerintahan dan wajib menjunjung hukum dan pemerintahan
itu dengan tidak ada kecualinya.
2) Tiap-tiap warga negara berhak atas pekerjaan dan penghidupan
yang layak bagi kemanusiaan.

22
3) Setiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam upaya
pembelaan negara. .
* Pasal 33
1) Perekonomian disusun sebagai usaha bersama berdasar atas asas
kekeluargaan.
2) Cabang-cabang produksi yang penting bagi negara dan yang
menguasai hajat hidup orang banyak dikuasai oleh negara.
3) Bumi dan air dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya
dikuasai oleh negara dan dipergunakan untuk sebesar-besar
kemakmuran rakyat.
4) Perekonomian nasional diselenggarakan berdasar atas demokrasi
ekonomi dengan prinsip kebersamaan, efisiensi berkeadilan,
berkelanjutan, berwawasan lingkungan, kemandirian, serta dengan
menjaga keseimbangan kemajuan dan kesatuan ekonomi nasional.
5) Ketentuan lebih lanjut mengenai pelaksanaan pasal ini diatur dalam
undang-undang.
* Pasal 34
1) Fakir miskin dan anak-anak yang terlantar dipelihara oleh negara.
2) Negara mengembangkan sistem jaminan sosial bagi seluruh rakyat
dan memberdayakan masyarakat yang lemah dan tidak mampu
sesuai dengan martabat kemanusiaan.
3) Negara bertanggung jawab atas penyediaan fasilitas pelayanan
kesehatan dan fasilitas pelayanan umum yang layak.
4) Ketentuan lebih lanjut mengenai pelaksanaan pasal ini diatur dalam
undang-undang.

Makna sila ini adalah:

 Bersikap adil terhadap sesama.


 Menghormati hak-hak orang lain.
 Menolong sesama.
 Menghargai orang lain.

23
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan.
Sistem pemerintahan negara menggambarkan adanya lembaga-
lembaga yang bekerja dan berjalan saling berhubungan satu sama lain menuju
tercapainya tujuan penyelenggaraan negara. Lembaga-lembaga negara dalam
suatu sistem politik meliputi empat institusi pokok, yaitu eksekutif, birokratif,
legislatif, dan yudikatif. Selain itu, terdapat lembaga lain atau unsur lain
seperti parlemen, pemilu, dan dewan menteri.
Pembagian sistem pemerintahan negara secara modern terbagi dua,
yaitu presidensial dan ministerial (parlemen). Pembagian sistem
pemerintahan presidensial dan parlementer didasarkan pada hubungan antara
kekuasaan eksekutif dan legislatif. Dalam sistem parlementer, badan
eksekutif mendapat pengwasan langsung dari legislatif. Sebaliknya, apabila
badan eksekutif berada diluar pengawasan legislatif maka sistem
pemerintahannya adalah presidensial.
Dalam sistem pemerintahan negara republik, lebaga-lembaga negara
itu berjalan sesuai dengan mekanisme demokratis, sedangkan dalam sistem
pemerintahan negara monarki, lembaga itu bekerja sesuai dengan prinsip-
prinsip yang berbeda.

Pemerintahan suatu negara berbeda dengan sistem pemerintahan yang


dijalankan di negara lain. Namun, terdapat juga beberapa persamaan
antarsistem pemerintahan negara itu. Misalnya, dua negara memiliki sistem
pemerintahan yang sama.

B. Saran.
Setelah kita mempelajari makalah ini semoga dapat menambah wawasan ,
khususnya mengenai Pancasila Mohon maaf atas segala kekurangan dalam
pembuatan makalah ini, kritik dan saran sangat dibutuhkan dalam pembuatan
makalah selanjutnya agar lebih baik dan benar

24
DAFTAR PUSTAKA

Kelan, M.S. 2008. Pendidikan Pancasila. Yogyakarta : paradigma.

Tim penyusun MKD. 2011. Pancasila. Surabaya : IAIN Sunan Ampel Press.

www.anakciremai.com

aadesanjaya.blogspot.com

http://scarmakalah.blogspot.co.id/2012/02/pancasila-dan-uud-1945-serta-
pokok.html

Ekhsan, M. (2019). THE INFLUENCE JOB SATISFACTION AND


ORGANIZATIONAL COMMITMENT ON EMPLOYEE TURNOVER
INTENTION. Journal of Business, Management, and Accounting, 1(1), 48-
55.

Ekhsan, M., Aeni, N., Parashakti, R., & Fahlevi, M. (2019, November). The
Impact Of Motivation, Work Satisfaction And Compensation On
Employee's ProductivityIn Coal Companies. In 2019 1st International
Conference on Engineering and Management in Industrial System
(ICOEMIS 2019). Atlantis Press.

Fahlevi, M., Saparudin, M., Maemunah, S., Irma, D., & Ekhsan, M. (2019).
Cybercrime Business Digital in Indonesia. In E3S Web of Conferences (Vol.
125, p. 21001). EDP Sciences.

Fahlevi, M., Zuhri, S., Parashakti, R., & Ekhsan, M. (2019). Leadership Styles Of
Food Truck Businesses. Journal of Research in Business, Economics and
Management, 13(2), 2437-2442

25

Anda mungkin juga menyukai