KELOMPOK: 5
MEDAN
2018
i
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
DIKETAHUI/DISETUJUI
DOSEN PENGAMPU
Dr. Syafruddin G, SE, MAFIS, Ak, CPA Prof. Dr. Ramli, Se, Ms
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis ucapkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan rahmat dan kesehatan sehingga penulis dapat menyelesaikan Tugas Mata
Kuliah Pendidikan dan Kewarganegaraan yang berjudul “KONSTITUSI DAN UUD 1945
DALAM MEWUJUDKAN NEGARA KESATUAN REPUBLIK INDONESIA”. Adapun
penulisan ini dilakukan sebagai salah satu tugas mata kuliah Pendidikan Pancasila dan
Kewarganegaraan.
Dalam penulisan makalah ini kami selaku penulis ingin berterima kasih sebesar-
besarnya kepada Pak Roy Fachraby Ginting, SH, MKN selaku dosen pengampu yang
sudah banyak memberikan ilmu dasar mengenai mata kuliah ini dan kepada pihak-pihak
lainnya yang sudah ikut berpartisipasi dalam proses pembuatan makalah ini.
Selama penulisan tugas yang berjudul “KONSTITUSI DAN UUD 1945 DALAM
MEWUJUDKAN NKRI” berlangsung, penulis sadar bahwa penulisan ini masih jauh
dari sempurna karena keterbatasan kemampuan penulis. Oleh karena itu, kami sebagai
pihak penulis sangat mengharapkan adanya kritik dan saran yang sifatnya membangun
untuk menyempurnakan makalah ini. Akhir kata penulis mengharapkan semoga tugas ini
dapat memberikan manfaat bagi pihak-pihak yang berkeperluan dan membaca.
Tim Penulis
ii
DAFTAR ISI
Halaman
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
1. KESIMPULAN .................................................................................. 14
2. SARAN .............................................................................................. 14
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1. LATAR BELAKANG
Bangsa Indonesia sebagai suatu bangsa yang besar dan terdiri dari masyarakat dan
kekayaan alam yang majemuk tentunya seringkali mengalami pergolakan yang
disebabkan oleh berbagai ancaman. Ancaman itu baik berupa kondisi perbedaan yang
ada di dalam masyarakat maupun adanya serangan dari luar. Hal ini menunjukkan
bahwa Indonesia sangat perlu untuk senantiasa mempertahankan kemerdekaan serta
persatuan dan keamanan bangsa. Untuk itu, sebagai negara yang berlandaskan hukum,
perlu diberlakukan suatu konstitusi sebagai hukum tertinggi dalam upaya
penyelenggaraan negara untuk menjaga keutuhan Negara Kesatuan Republik
Indonesia.
Bangsa Indonesia memulai sejarahnya sebagai suatu bangsa yang masih amat muda
dan baru dalam menyusun tatanan pemerintahan, politik, dan administrasi negaranya.
Dengan dibekali semangat nasionalisme dan patriotisme, serta berlandaskan pada
dasar negara yakni Pancasila, para tokoh pejuang yang hebat yang kita kenal dengan
nama Panitia Sembilan merumuskan dan menyusun Undang-Undang Dasar sebagai
hukum dasar tertulis Republik Indonesia. Undang-Undang Dasar tersebut mencakup
cita-cita serta tujuan Bangsa Indonesia sebagaimana yang terdapat dalam pembukaan
UUD 1945.
Konstitusi dan UUD 1945 ini merupakan norma hukum yang memuat aturan atau
sendi-sendi pokok yang bersifat fundamental dan berisi hak-hak dan kewajiban yang
wajib ditaati atau dilaksanakan oleh seluruh lembaga negara dan warga negara
Indonesia. Aturan-aturan ini bersumber pada dasar negara serta tidak boleh
bertentangan dengan norma dasar.
UUD 1945 sendiri sudah mengalami amandemen atau perubahan sebanyak empat kali
yang menyebabkan perubahan pada susunan dan sistem ketatanegaraan Republik
Indonesia. Ini terjadi karena adanya kelenturan pada UUD 1945 dan bukan
merupakan penyimpangan terhadap UUD 1945 itu sendiri. Tujuan dilakukan
amandemen ini adalah untuk memperkuat fungsi dan posisi UUD 1945 dengan
1
mengakomodasikan aspirasi politik yang berkembang sesuai zaman dengan
menghubungkannya terhadap tujuan negara yang ingin dicapai.
Namun, sangat disayangkan pada era atau zaman modern ini, pemahaman konsep dan
pengetahuan umum mengenai konstitusi di kalangan anak muda maupun orang
dewasa masih sangat minim. Hal ini ditandai dengan masih adanya warga negara
yang tidak menganggap dan menyadari pentingnya UUD 1945, terbukti dengan
adanya berbagai macam penyimpangan-penyimpangan hukum yang masih marak
terjadi, baik hukum social maupun hukum politik, dan bahkan pelanggaran Hak Asasi
Manusia (HAM). Oleh karena itu, pengetahuan mengenai Konstitusi atau Undang-
Undang Dasar tahun 1945 harus dipahami dan dipelajari sejak dini.
2. RUMUSAN MASALAH
Adapun rumusan masalah yang ingin kami bahas:
1. Apa yang dimaksud dengan konstitusi?
2. Apa ketentuan-ketentuan dalam konstitusi?
3. Apa saja pokok-pokok dalam UUD 1945?
2
BAB II
PEMBAHASAN
1. PENGERTIAN KONSTITUSI
Dari segi bahasa istilah konstitusi berasal dari kata constituer (Prancis) yang berarti
membentuk. Maksudnya yaitu membentuk, menata, dan menyusun suatu negara.
Demikian pula dalam bahasa Inggris kata constitute dapat berarti mengangkat,
mendirikan atau menyusun. Dalam bahasa Belanda, istilah konstitusi dikenal dengan
sebutan gronwet yang berarti undang-undang dasar.
1. E.C. Wade
Konstitusi adalah naskah yang memaparkan rangka dan tugas pokok dari badan
pemerintahan suatu negara dan menentukan pokok-pokok cara kerja badan
tersebut.
2. K.C.Wheare
Konstitusi adalah keseluruhan sistem ketatanegaraan suatu negara yang berupa
kumpulan peraturan yang membentuk dan mengatur pemerintahan negara.
3. Herman Heller
Herman Heller membagi konstitusi menjadi tiga pengertian, yaitu:
Konstitusi yang bersifat politik sosiologis, yaitu konstitusi yang mencerminkan
kehidupan politik masyarakat.
Konstitusi yang bersifat yuris, yaitu konstitusi merupakan kesatuan kaidah yang
hidup di dalam mayarakat.
Konstitusi yang bersifat politis, yaitu konstitusi yang ditulis dalam suatu naskah
sebagai undang-undang
4. C.F.Strong
Menurut CF. Strong, konstitusi merupakan kumpulan asas yang didasarkan pada
kekuatan pemerintah, hak-hak yang diperintah, serta hubungan-hubungan antara
keduanya yang diatur.
5. Sri Soemantri
Konstitusi merupakan naskah yang memuat suatu bangunan negara dan sendi-
sendi sistem pemerintahan negara.
Dari beberapa pendapat para ahli tersebut, dapat disimpulkan bahwa ada dua
pengertian konstitusi, yaitu:
3
1. Dalam arti luas, merupakan suatu keseluruhan aturan dan ketentuan dasar
(hukum dasar yang meliputi hukum dasar tertulis dan hukum dasar tidak
tertulis yang mengatur mengenai suatu pemerintahan yang diselenggarakan
di dalam suatu negara;
2. Dalam arti sempit, merupakan undang-undang dasar, yaitu suatu dokumen
yang berisi aturan-aturan dan ketentuan-ketentuan yang bersifat pokok dari
ketatanegaran suatu negara.
4
3. Konstitusi berfungsi sebagai sumber hukum tertinggi
4. Konstitusi berfungsi sebagai alat yang membatasi kekuasaan
5. Konstitusi berfungsi sebagai identitas nasional dan lambang
6. Konstitusi berfungsi sebagai pelindung hak asasi manusia dan kebebasan warga
suatu negara.
Konstitusi memiliki berbagai jenis atau macam-macam konstitusi baik itu macam-
macam konstitusi secara umum atau macam-macam konstitusi menurut para
ahli.Macam-macam konstitusi adalah sebagai berikut:
Undang-Undang Dasar 1945 dapat memiliki dua sifat yakni luwes dan kaku.
Dikatakan kaku karena untuk mengubahnya terbilang cukup sulit, ini
disebabkan Pasal 37 ayat 1 UUD 1945 mengharuskan bahwa perubahan baru
dapat terjadi jika disepakati minimal 2/3 anggota MPR yang hadir. Sedangkan
dikatakan luwes karena terbukti bahwa MPR telah melakukan perubahan
(Amandemen) sebanyak empat kali.UUD 1945 hanya berisi hal-hal pokok saja
dimana peraturan atau hal-hal yang lebih rinci diatur oleh perundang-undangan
yang derajatnya lebih rendah.
Sifat lainnya yakni konstitusi tertulis dan tidak tertulis. Dikatakan sebagai
konstitusi tertulis jika ditulis dalam suatu naskah.Sedangkan dinyatakan tidak
tertulis yakni jika konstitusi tidak tertulis dalam suatu naskah melainkan dalam
5
suatu konvensi atau Undang-Undang biasa.Yang menerapkan konstitusi tidak
tertulis adalah negara Inggris.
UUD 1945 disahkan sebagai undang-undang dasar negara oleh PPKI pada tanggal 18
Agustus 1945. Sejak tanggal 27 Desember 1949, di Indonesia berlakuKonstitusi RIS,
dan sejak tanggal 17 Agustus 1950 di Indonesia berlaku UUDS 1950.Dekrit
Presiden 5 Juli 1959 kembali memberlakukan UUD 1945, dengan dikukuhkan secara
aklamasi oleh DPR pada tanggal 22 Juli 1959.
6
Pada kurun waktu tahun 1999-2002, UUD 1945 mengalami 4 kali perubahan
(amandemen), yang mengubah susunan lembaga-lembaga dalam sistem
ketatanegaraan Republik Indonesia.
Setelah dilakukan 4 kali perubahan, UUD 1945 memiliki 20 bab, 37 pasal, 194 ayat,
3 pasal Aturan Peralihan, dan 2 pasal Aturan Tambahan.
Dalam Risalah Sidang Tahunan MPR Tahun 2002, diterbitkan Undang-Undang
Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 Dalam Satu Naskah, Sebagai Naskah
Perbantuan dan Kompilasi Tanpa Ada Opini.
Pada tanggal 22 Juni 1945, 38 anggota BPUPKI membentuk Panitia Sembilan yang
terdiri dari 9 orang untuk merancang Piagam Jakarta yang akan menjadi naskah
Pembukaan UUD 1945. Setelah dihilangkannya anak kalimat "dengan kewajiban
menjalankan syariah Islam bagi pemeluk-pemeluknya" maka naskah Piagam Jakarta
menjadi naskah Pembukaan UUD 1945 yang disahkan pada tanggal 18 Agustus 1945
oleh Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI).
Pengesahan UUD 1945 dikukuhkan oleh Komite Nasional Indonesia Pusat (KNIP)
yang bersidang pada tanggal 29 Agustus 1945. Naskah rancangan UUD 1945
Indonesia disusun pada masa Sidang Kedua Badan Penyelidik Usaha Persiapan
Kemerdekaan (BPUPKI). Nama Badan ini tanpa kata "Indonesia" karena hanya
diperuntukkan untuk tanah Jawa saja. Di Sumatera ada BPUPKI untuk Sumatera.
Masa Sidang Kedua tanggal 10-17 Juli1945. Tanggal 18
Agustus 1945, PPKI mengesahkan UUD 1945 sebagai Undang-Undang Dasar
Republik Indonesia.
7
Periode berlakunya Konstitusi RIS 1949 (27 Desember 1949 - 17 Agustus 1950)
Pada masa ini sistem pemerintahan indonesia adalah parlementer. Bentuk
pemerintahan dan bentuk negaranya federasi yaitu negara yang didalamnya terdiri
dari negara-negara bagian yang masing masing negara bagian memiliki kedaulatan
sendiri untuk mengurus urusan dalam negerinya.
Presiden mengangkat Ketua dan Wakil Ketua MPR/DPR dan MA serta Wakil
Ketua
DPA menjadi Menteri Negara
MPRS menetapkan Soekarno sebagai presiden seumur hidup
Pemberontakan Partai Komunis Indonesia melalui Gerakan 30 September Partai
Komunis Indonesia
Periode UUD 1945 masa orde baru (11 Maret 1966 – 21 Mei 1998)
Pada masa Orde Baru (1966-1998), Pemerintah menyatakan akan menjalankan UUD
1945 dan Pancasila secara murni dan konsekuen. Pada masa Orde Baru, UUD 1945
juga menjadi konstitusi yang sangat “sakral”, di antara melalui sejumlah peraturan:
8
Ketetapan MPR Nomor IV/MPR/1983 tentang Referendum yang antara lain
menyatakan bahwa bila MPR berkehendak mengubah UUD 1945, terlebih
dahulu harus minta pendapat rakyat melalui referendum.
Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1985 tentang Referendum, yang merupakan
pelaksanaan TAP MPR Nomor IV/MPR/1983.
Tujuan perubahan UUD 1945 waktu itu adalah menyempurnakan aturan dasar seperti
tatanan negara, kedaulatan rakyat, HAM, pembagian kekuasaan, eksistensi negara
demokrasi dan negara hukum, serta hal-hal lain yang sesuai dengan perkembangan
aspirasi dan kebutuhan bangsa. Perubahan UUD 1945 dengan kesepakatan di
antaranya tidak mengubah Pembukaan UUD 1945, tetap mempertahankan susunan
kenegaraan (staat structuur) kesatuan atau selanjutnya lebih dikenal sebagai Negara
Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), serta mempertegas sistem pemerintahan
presidensial.
Para Bapak Bangsa (the Founding Fathers) yang meletakkan dasar pembentukan
negara Indonesia, setelah tercapainya kemerdekaan pada tanggal 17 Agustus 1945.
Mereka sepakat menyatukan rakyat yang berasal dari beragam suku bangsa,
agama, dan budaya yang tersebar di ribuan pulau besar dan kecil, di bawah
payung Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Indonesia pernah menjalani
sistem pemerintahan federal di bawah Republik Indonesia Serikat (RIS) selama
9
tujuh bulan (27 Desember 1949 - 17 Agustus 1950), namun kembali ke bentuk
pemerintahan republik.
Setelah jatuhnya Orde Baru (1996 - 1997), pemerintah merespon desakan daerah-
daerah terhadap sistem pemerintahan yang bersifat sangat sentralistis, dengan
menawarkan konsep Otonomi Daerah untuk mewujudkan desentralisasi
kekuasaan.
Saat ini UUD 1945 dalam proses amandemen, yang telah memasuki tahap
amandemen keempat. Amandemen konstitusi ini mengakibatkan perubahan
mendasar terhadap tugas dan hubungan lembaga-lembaga negara.
Bagi bangsa Indonesia Pancasila sebagai landasan idiil memiliki arti sebagai
pandangan hidup dan jiwa bangsa, kepribadian bangsa, tujuan dan cita-cita
bangsa, cita-cita hukum bangsa dan negara, serta cita-cita moral bangsa Indonesia.
Pancasila sebagai dasar negara mempunyai kedudukan yang pasti dalam
menyelenggarakan pemerintahan negara Indonesia. Ada dua hal yang mendasar
yang digariskan secara sistematis, yaitu Pancasila sebagai sumber dari segala
sumber hukum, dan tata urut peraturan perundangan Republik Indonesia adalah
UUD 1945, Tap MPR, UU dan Perpu, PP, Keputusan presiden (Keppres), dan
peraturan pelaksanaan lainnya.
Beberapa prinsip dasar sistem pemerintahan Indonesia yang terdapat dalam UUD
1945 (setelah diamandemen) adalah : Indonesia adalah negara hukum, sistem
10
konstitusi, kekuasaan negara yang tertinggi di tangan MPR, Presiden adalah
penyelenggara pemerintahan negara yang tertinggi di bawah majelis, presiden
tidak bertanggungjawab kepada DPR, menteri negara adalah pembantu presiden,
menteri negara tidak bertanggungjawab kepada DPR, dan kekuasaan kepala
negara tidak tak terbatas.
3) Kekuasaan negara yang tertinggi ditangan MPR Menurut pasal 1 ayat (2)
Undang-Undang Dasar –45 dinyatakan bahwa kedaulatan adalah ditangan
rakyat dan dilakukan sepenuhnya oleh MPR. Dengan demikian MPR adalah
mendatarisnya rakyat yang mempunyai kekuasaan tertinggi di Indonesia.
Sesudah diadakan amandemen terhadap Undang-Undang Dasar 45 pasal 1
ayat (2) berbunyi : Kedaulatan berada ditangan rakyat dan dilaksanakan
menurut Undang-Undang Dasar.
11
4) Presiden ialah penyelenggara pemerintah negara tertinggi di bawah MPR.
Menurut penjelasan UUD-45 dinyatakan bahwa dibawah majelis
permusyawaratan rakyat Presiden ialah penyelenggara pemerintah tertinggi.
Hal ini wajar karena Presiden adalah mandataris MPR.
UUD 1945 sebagai sumber pokok sistem pemerintahan RI, terdiri atas:
Hukum Dasar Tertulis : UUD 1945 (Pembukaan, Batang Tubuh dan Penjelasan)
Hukum Dasar Tidak Tertulis:
12
Sebagai hukum dasar UUD 45 mengatur dan membatasi kekuasaan yang bersifat
mengikat & harus menjadi acuan bagi setiap kebijakan dalam kehidupan
bernegara.
Pemahaman materi UUD 45 mutlak diperlukan bagi segenap komponen bangsa
baik para pejabat, pemimpin/tokoh masyarakat dan juga masyarakat umum.
Sosialisasi materi UUD 45 setelah amandemen masih relatif sangat kurang.
Diharapkan dapat dirumuskan suatu metoda penyampaian dan penjelasan materi
uud 45 hasil amandemen yang bekerja efektif, teratur serta dapat menjangkau
seluruh lapisan masyarakat.
Pada masa pemerintahan ORBA banyak terjadi penyimpangan baik di bidang Pol
dan Ekonomi, karena tidak adanya kontrol terhadap jalannya kekuasaan,
kurangnya semangat para pemimpin bangsa & adanya beberapa kelemahan dalam
UUD 45 sehingga cita-cita bangsa yg terkandung dalam pembukaan UUD 45
tidak dapat diwujudkan melalui mekanisme bernegara yang terkandung didalam
pasal-pasalnya.
UUD Konstitusi
Memuat peraturan tertulis saja. Memuat peraturan tertulis dan lisan.
Bersifat dasar dan belum memiliki sanksiBersifat dasar, belum memiliki sanksi
pemaksa atau sanksi pidana bagi pemaksa atau sanksi pidana bagi
penyelenggaraanya. penyelenggaraanya, timbul dan terpelihara
dalam praktek penyelenggaraan negara
meskipun tidak tertulis.
Mengandung pokok-pokok sebagai berikut: Memuat ketentuan-ketentuan sebagai
Adanya jaminan terhadap HAM dan berikut:
warganya Organisasi negara, misalnya
Ditetapkan susunan ketatanegaraan pembagian kekuasaan antar badan
suatu negara yang bersifat legislatif, eksekutif, dan yudikatif
fundamental HAM
Adanya pembagian dan pembatasan Prosedur mengubah UUD
tugas ketatanegaraan yang juga Ada kalanya memuat larangan untuk
bersifat fundamental mengubah sifat tertentu dari UUD
13
BAB III
1. KESIMPULAN
Berdasarkan penjelasan diatas maka dapat disimpulkan bahwa
a) Konstitusi adalah gambaran keseluruhan sistem hukum tatanegara suatu Negara. Sistem
hukum berupa kumpulan peraturan yang berbentuk mengatur atau memerintah suatu
Negara. Peraturan-peraturan tersebut ada yang tertulis sebagai keputusan badan yang
berwenang dan ada yang tidak tertulis yang berupa kebiasan dalam praktik
penyalerengaraan Negara konstitusi yang berlaku di Indonesia saat adalah Undang-
undang 1945 yang dibentuk sejarah Indonesia sukses memproklamasikan
kemerdekaannya.
b) Konstitusi memuat ketentuan-ketentuan sebagai berikut;
1. Organisasi Negara,misalnya pembagian kekuasan antara badan legeslatif,eksekutif
dan yudiskatif
2. HAM
3. Prosedur mengubah UUD
4. Ada kalanya memuat larangan untuk megubah sifat tertentu dari UUD
c) Undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 atau disingkat UUD
1945 adalah dasar hukum yang tertulis yang disahkan sebagai undang-undang dasar
Negara oleh PPKI pada tanggal 18 Agustus 1945. Mengandung pokok-pokok sebagai
berikut:
- Adanya jaminan terhadap HAM dan warga
- Ditetapkan susunan ketatanegaraan suatu Negara yang bersifat fundamental
- Adanya pembagian dan pembatas tugas ketatanegaraan yang bersifat fundamental
2. SARAN
Setelah menyimpulkan hasil pembahasan dari makalah ini berdasarkan teori-teori yang ada ,maka
kami mencoba untuk memberikan masukan atau saran sebagai berikut:
- Bagi pemerintah agar berhati-hari dalam melakukan perubahan atau melaksanakan undang-
undang agar terjalin kesesatuan antara dasar Negara dan konstitusi.
- Bagi pembaca dapat mengambil hal-hal yang positif dari makalah ini untuk pelajaran dan
lebih banyak buku yang berkaitan dengan dasar Negara dan konstitusi agar lebih memahami
makan dari kedua hal tersebut
14
DAFTAR PUSTAKA
(ZonaSiswa,PengertianKonstitusi,https://www.zonasiswa.com/2014/07/pengertian-
konstitusi-lengkap.html,diakses pada 26 September 2018)
(Artonang,2016,TujuanKonstitusi,http://artonang.blogspot.com/2016/04/tujuan-
konstitusi.html, diakses pada 26 September 2018)
http://afrizalchelsea.blogspot.com/2013/11/peranan-dan-fungsi-uud-1945.html
15
BIOGRAFI SINGKAT
16
CHERRY dilahirkan di Medan, padatanggal 15 November 2000, putrid
dari pasangan Budianto Kusnany dan Lie Sek Phing. Penulis merupakan
anak ketiga dari tiga bersaudara. Penulis memulai pendidikan formal di
SD Sutomo 1 pada tahun 2006 dan tamat tahun 2012, pada tahun yang
sama penulis melanjutkan pendidikan di SMP Sutomo 1 dan tamat pada
tahun 2015, kemudian penulis melanjutkan pendidikan di SMA Sutomo
1 dan selesai pada tahun 2018. Ditahun yang sama, penulis terdaftar
sebagai mahasiswa di program studi Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis, program
Strata Satu (S1) di Universitas Sumatera Utara melalui jalur SBMPTN (Seleksi Bersama
Masuk Perguruan Tinggi Negeri), sampai dengan makalah ini penulis masih terdaftar
sebagai mahasiswa program studi Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas
Sumatera Utara.
17
CELINE dilahirkan di Medan, Sumatera Utara pada tanggal 24 Januari
2001. Penulis merupakan anak sulung dari dua bersaudara. Penulis
memulai pendidikan dasar di Sekolah Bina Mandiri Utama, dan
kemudian melanjutkan pendidikan menengah pertama di SMP Sutomo
1 Medan pada tahun 2012 dan selesai pada tahun 2015. Pada tahun yang
sama, penulis melanjutkan pendidikan di SMA Sutomo 1 Medan dan menyelesaikan
pendidikan pada tahun 2018. Pada tahun 2018 penulis terdaftar sebagai Mahasiswa di
program studi Akuntansi Fakultas Ekonomi & Bisnis, program Strata Satu (S-1) di
Universitas Sumatera Utara melalui SBMPTN (Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi
Negeri).
18
SITI SYAIDAH dilahirkan pada tanggal 17Agustus 1999 di Dusun 1
Guntung Kecamatan Lima Puluh Kabupaten Batu Bara Sumatera
Utara,Putri dari Ismail dan Sumayati merupakan anak ke lima dari enam
bersaudara.Mahasiswa baru Sumatera Utara Fakultas Ekonomi dan
Bisnis Jurusan Akuntansi.Pernah belajar di Pesantrean AR-Raudhatul
Hasanah selama enam tahun
19
Saya adalah seorang wanita yang lahir pada tanggal 13 Agustus 1999,
saya diberi nama CLARENSIA ANJALI. Sejak lahir saya tinggal di
Medan, memulai pendidikan Sekolah Dasar di SD Katolik Budi Murni
2. Setelah usai menamatkan Sekolah Dasar, saya melanjutkan Sekolah
Menengah Pertama di SMP Katolik Budi Murni 1. Lalu, saya
melanjutkan Sekolah Menengah Atas di SMA Katolik Budi Muni 1.
Saat ini saya kuliah di Universitas Sumatera Utara Fakultas Ekonomi
dan Bisnis Jurusan Akuntansi. Sekarang saya masih kuliah semester 1.
20
JOHAN GENESIA SILITONGA dilahirkan pada tanggal 18
Agustus 2000 di Balimbingan. Penulis merupakan anak sulung dari
tiga bersaudara. Penulis memulai pendidikan formal di SD YADIKA
di PT. TORGANDA dan melanjutkan Sekolah Menengah Pertama di
SMP CINTA RAKYAT 1. Lalu melanjut di SMA BUDI MULIA
PEMATANG SIANTAR. Pada 2018, Penulis diterima di Universitas
Sumatera Utara Fakultas Ekonomi dan Bisnis Program Studi S1
Akuntansi melalui jalur SBMPTN.
21