Anda di halaman 1dari 26

TUGAS MATA KULIAH

PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN

KONSITUSI DAN UUD 1945 DALAM MEWUJUDKAN NEGARA KESATUAN


REPUBLIK INDONESIA

TUGAS INI DIBUAT UNTUK MEMENUHI KOMPONEN MATA KULIAH


PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN

DOSEN PENGAMPU : ROY FACHRABY GINTING, SH, MKN

KELOMPOK: 5

KELAS AKUNTANSI I/B

KETUA : ESTER TAMBUNAN (180503086)


SEKRETARIS : CHERRY (180503104)
BENDAHARA : CLARENSIA ANJALI (180503112)
ANGGOTA : JOHAN GENESIA SILITONGA (180503111)
SITI SYAIDAH (180503070)
CELINE (180503100)

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

2018
i
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

MEDAN

LEMBARAN PENGESAHAN TUGAS

JUDUL: KONSTITUSI DAN UUD 1945 DALAM MEWUJUDKAN NKRI

DOSEN PENGAMPU: ROY FACHRABY GINTING, SH, MKN

TUGAS INI DIKERJAKAN DALAM MEMENUHI KOMPONEN MATA


KULIAH PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN KELAS
AKUNTANSI B DI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS
SUMATERA UTARA

DIKETAHUI/DISETUJUI

DOSEN PENGAMPU

MATA KULIAH PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN

Roy Fachraby Ginting, SH, MKN

KETUA PRODI S1 AKUNTANSI DEKAN FEB USU

Dr. Syafruddin G, SE, MAFIS, Ak, CPA Prof. Dr. Ramli, Se, Ms

NIP. 195802221982031003 NIP. 195806021988031001

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan rahmat dan kesehatan sehingga penulis dapat menyelesaikan Tugas Mata
Kuliah Pendidikan dan Kewarganegaraan yang berjudul “KONSTITUSI DAN UUD 1945
DALAM MEWUJUDKAN NEGARA KESATUAN REPUBLIK INDONESIA”. Adapun
penulisan ini dilakukan sebagai salah satu tugas mata kuliah Pendidikan Pancasila dan
Kewarganegaraan.

Dalam penulisan makalah ini kami selaku penulis ingin berterima kasih sebesar-
besarnya kepada Pak Roy Fachraby Ginting, SH, MKN selaku dosen pengampu yang
sudah banyak memberikan ilmu dasar mengenai mata kuliah ini dan kepada pihak-pihak
lainnya yang sudah ikut berpartisipasi dalam proses pembuatan makalah ini.

Selama penulisan tugas yang berjudul “KONSTITUSI DAN UUD 1945 DALAM
MEWUJUDKAN NKRI” berlangsung, penulis sadar bahwa penulisan ini masih jauh
dari sempurna karena keterbatasan kemampuan penulis. Oleh karena itu, kami sebagai
pihak penulis sangat mengharapkan adanya kritik dan saran yang sifatnya membangun
untuk menyempurnakan makalah ini. Akhir kata penulis mengharapkan semoga tugas ini
dapat memberikan manfaat bagi pihak-pihak yang berkeperluan dan membaca.

Medan, September 2018

Tim Penulis

ii
DAFTAR ISI

Halaman

LEMBARAN PENGESAHAN TUGAS ..................................................... i

KATA PENGANTAR .................................................................................. ii

DAFTAR ISI ................................................................................................ iii

BAB I PENDAHULUAN

1. LATAR BELAKANG ....................................................................... 1


2. RUMUSAN MASALAH ................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN

1. PENGERTIAN KONSTITUSI .......................................................... 3


1.1 Definisi Konstitusi Menurut Para Ahli ........................................ 3
1.2 Tujuan Konstitusi ......................................................................... 4
1.3 Nilai-Nilai Yang Terkandung Dalam Konstitusi ......................... 4
1.4 Fungsi Konstitusi ......................................................................... 4
1.5 Ruang Lingkup Konstitusi ........................................................... 5
1.6 Sifat-Sifat Konstitusi.................................................................... 5
1.7 Unsur-Unsur Konstitusi ............................................................... 6

2. PENGERTIAN UUD 1945 ................................................................ 6


2.1 Naskah UUD 1945 ....................................................................... 7
2.2 Sejarah Awal UUD 1945 ............................................................. 7
2.3 Peranan UUD 1945 Dalam Mewujudkan NKRI ........................ 9
2.4 Fungsi UUD 1945 Dalam Sistem Mewujudkan NKRI ............... 12

3. PERBEDAAN ANTARA KONSTITUSI DAN UUD 1945 ............. 13

BAB III KESIMPULAN DAN SARAN

1. KESIMPULAN .................................................................................. 14
2. SARAN .............................................................................................. 14

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................... 15

BIOGRAFI SINGKAT ................................................................................ 16

iii
BAB I

PENDAHULUAN

1. LATAR BELAKANG
Bangsa Indonesia sebagai suatu bangsa yang besar dan terdiri dari masyarakat dan
kekayaan alam yang majemuk tentunya seringkali mengalami pergolakan yang
disebabkan oleh berbagai ancaman. Ancaman itu baik berupa kondisi perbedaan yang
ada di dalam masyarakat maupun adanya serangan dari luar. Hal ini menunjukkan
bahwa Indonesia sangat perlu untuk senantiasa mempertahankan kemerdekaan serta
persatuan dan keamanan bangsa. Untuk itu, sebagai negara yang berlandaskan hukum,
perlu diberlakukan suatu konstitusi sebagai hukum tertinggi dalam upaya
penyelenggaraan negara untuk menjaga keutuhan Negara Kesatuan Republik
Indonesia.

Perjuangan rakyat Indonesia selama ratusan tahun dalam melawan penjajah


membuahkan hasil kemerdekaan bagi negara Indonesia, yaitu tepat pada tanggal 17
Agustus tahun 1945 negara Indonesia memproklamasikan kemerdekaannya. Sehari
kemudian, lahirlah konstitusi UUD 1945 yang ditetapkan oleh Panitia Persiapan
Kemerdekaan Indonesia (PPKI) dengan maksud dan tujuan untuk mewujudkan sistem
ketatanegaraan yang demokratis dan berkeadilan.

Bangsa Indonesia memulai sejarahnya sebagai suatu bangsa yang masih amat muda
dan baru dalam menyusun tatanan pemerintahan, politik, dan administrasi negaranya.
Dengan dibekali semangat nasionalisme dan patriotisme, serta berlandaskan pada
dasar negara yakni Pancasila, para tokoh pejuang yang hebat yang kita kenal dengan
nama Panitia Sembilan merumuskan dan menyusun Undang-Undang Dasar sebagai
hukum dasar tertulis Republik Indonesia. Undang-Undang Dasar tersebut mencakup
cita-cita serta tujuan Bangsa Indonesia sebagaimana yang terdapat dalam pembukaan
UUD 1945.

Konstitusi dan UUD 1945 ini merupakan norma hukum yang memuat aturan atau
sendi-sendi pokok yang bersifat fundamental dan berisi hak-hak dan kewajiban yang
wajib ditaati atau dilaksanakan oleh seluruh lembaga negara dan warga negara
Indonesia. Aturan-aturan ini bersumber pada dasar negara serta tidak boleh
bertentangan dengan norma dasar.

UUD 1945 sendiri sudah mengalami amandemen atau perubahan sebanyak empat kali
yang menyebabkan perubahan pada susunan dan sistem ketatanegaraan Republik
Indonesia. Ini terjadi karena adanya kelenturan pada UUD 1945 dan bukan
merupakan penyimpangan terhadap UUD 1945 itu sendiri. Tujuan dilakukan
amandemen ini adalah untuk memperkuat fungsi dan posisi UUD 1945 dengan

1
mengakomodasikan aspirasi politik yang berkembang sesuai zaman dengan
menghubungkannya terhadap tujuan negara yang ingin dicapai.

Namun, sangat disayangkan pada era atau zaman modern ini, pemahaman konsep dan
pengetahuan umum mengenai konstitusi di kalangan anak muda maupun orang
dewasa masih sangat minim. Hal ini ditandai dengan masih adanya warga negara
yang tidak menganggap dan menyadari pentingnya UUD 1945, terbukti dengan
adanya berbagai macam penyimpangan-penyimpangan hukum yang masih marak
terjadi, baik hukum social maupun hukum politik, dan bahkan pelanggaran Hak Asasi
Manusia (HAM). Oleh karena itu, pengetahuan mengenai Konstitusi atau Undang-
Undang Dasar tahun 1945 harus dipahami dan dipelajari sejak dini.

2. RUMUSAN MASALAH
Adapun rumusan masalah yang ingin kami bahas:
1. Apa yang dimaksud dengan konstitusi?
2. Apa ketentuan-ketentuan dalam konstitusi?
3. Apa saja pokok-pokok dalam UUD 1945?

2
BAB II

PEMBAHASAN

1. PENGERTIAN KONSTITUSI
Dari segi bahasa istilah konstitusi berasal dari kata constituer (Prancis) yang berarti
membentuk. Maksudnya yaitu membentuk, menata, dan menyusun suatu negara.
Demikian pula dalam bahasa Inggris kata constitute dapat berarti mengangkat,
mendirikan atau menyusun. Dalam bahasa Belanda, istilah konstitusi dikenal dengan
sebutan gronwet yang berarti undang-undang dasar.

Istilah konstitusi pada umumnya menggambarkan keseluruhan sistem ketatanegaraan


suatu negara.Sistem itu berupa kumpulan peraturan yang membentuk, mengatur atau
memerintah negara.Peraturan-peraturan tersebut ada yang tertulis sebagai keputusan
badan yang berwenang dan ada yang tidak tertulis yang berupa kebiasaan dalam
praktik penyelenggaraan negara.Dengan demikian, pengertian konstitusi sampai
dewasa ini dapat menunjuk pada peraturan ketatanegaraan baik yang tertulis maupun
tidak tertulis.

1.1 Definisi Konstitusi Menurut Para Ahli

1. E.C. Wade
Konstitusi adalah naskah yang memaparkan rangka dan tugas pokok dari badan
pemerintahan suatu negara dan menentukan pokok-pokok cara kerja badan
tersebut.
2. K.C.Wheare
Konstitusi adalah keseluruhan sistem ketatanegaraan suatu negara yang berupa
kumpulan peraturan yang membentuk dan mengatur pemerintahan negara.
3. Herman Heller
Herman Heller membagi konstitusi menjadi tiga pengertian, yaitu:
 Konstitusi yang bersifat politik sosiologis, yaitu konstitusi yang mencerminkan
kehidupan politik masyarakat.
 Konstitusi yang bersifat yuris, yaitu konstitusi merupakan kesatuan kaidah yang
hidup di dalam mayarakat.
 Konstitusi yang bersifat politis, yaitu konstitusi yang ditulis dalam suatu naskah
sebagai undang-undang
4. C.F.Strong
Menurut CF. Strong, konstitusi merupakan kumpulan asas yang didasarkan pada
kekuatan pemerintah, hak-hak yang diperintah, serta hubungan-hubungan antara
keduanya yang diatur.
5. Sri Soemantri
Konstitusi merupakan naskah yang memuat suatu bangunan negara dan sendi-
sendi sistem pemerintahan negara.

Dari beberapa pendapat para ahli tersebut, dapat disimpulkan bahwa ada dua
pengertian konstitusi, yaitu:

3
1. Dalam arti luas, merupakan suatu keseluruhan aturan dan ketentuan dasar
(hukum dasar yang meliputi hukum dasar tertulis dan hukum dasar tidak
tertulis yang mengatur mengenai suatu pemerintahan yang diselenggarakan
di dalam suatu negara;
2. Dalam arti sempit, merupakan undang-undang dasar, yaitu suatu dokumen
yang berisi aturan-aturan dan ketentuan-ketentuan yang bersifat pokok dari
ketatanegaran suatu negara.

1.2 Tujuan Konstitusi

Tujuan Konstitusi yaitu:


1. Membatasi kekuasaan penguasa agar tidak bertindak sewenang – wenang
maksudnya tanpa membatasi kekuasaan penguasa, konstitusi tidak akan berjalan
dengan baik dan bisa saja kekuasaan penguasa akan merajalela Dan bisa
merugikan rakyat banyak sekaligus pengawasan terhadap kekuasaan politik,
2. Konstitusi bertujuan untuk melepaskan kontrol kekuasaan dari penguasaan
sendiri,
3. Melindungi HAM maksudnya setiap penguasa berhak menghormati HAM orang
lain dan hak memperoleh perlindungan hukum dalam hal melaksanakan haknya,
4. Pedoman penyelenggaraan negara maksudnya tanpa adanya pedoman konstitusi
negara kita tidak akan berdiri dengan kokoh.

1.3 Nilai-nilai yang Terkandung dalam Konstitusi

Adapun nilai-nilai yang terkandung dalam konstitusi adalah:


1 Nilai normatif adalah suatu konstitusi yang resmi diterima oleh suatu bangsa
dan bagi mereka konstitusi itu tidak hanya berlaku dalam arti hukum (legal),
tetapi juga nyata berlaku dalam masyarakat dalam arti berlaku efektif dan
dilaksanakan secara murni dan konsekuen.
2 Nilai nominal adalah suatu konstitusi yang menurut hukum berlaku, tetapi tidak
sempurna. Ketidaksempurnaan itu disebabkan pasal – pasal tertentu tidak
berlaku / tidsak seluruh pasal – pasal yang terdapat dalam UUD itu berlaku bagi
seluruh wilayah negara.
3 Nilai semantik adalah suatu konstitusi yang berlaku hanya untuk kepentingan
penguasa saja. Dalam memobilisasi kekuasaan, penguasa menggunakan
konstitusi sebagai alat untuk melaksanakan kekuasaan politik.

1.4 Fungsi Konstitusi

Fungsi Konstitusi adalah sebagai berikut:


1. Konstitusi berfungsi membatasi kekuasaan pemerintah agar tidak terjadinya
kesewenang-wenangan yang dilakukan oleh pemerintah agar hak-hak bagi
warga negara terlindungi dan tersalurkan (konstitusionalisme)
2. Konstitusi berfungsi sebagai piagam kelahiran suatu negara (a birth certificate of
new state)

4
3. Konstitusi berfungsi sebagai sumber hukum tertinggi
4. Konstitusi berfungsi sebagai alat yang membatasi kekuasaan
5. Konstitusi berfungsi sebagai identitas nasional dan lambang
6. Konstitusi berfungsi sebagai pelindung hak asasi manusia dan kebebasan warga
suatu negara.

Konstitusi memiliki berbagai jenis atau macam-macam konstitusi baik itu macam-
macam konstitusi secara umum atau macam-macam konstitusi menurut para
ahli.Macam-macam konstitusi adalah sebagai berikut:

 Konstitusi Tertulis :Pengertian Konstitusi tertulis (dokumentary constitution/


writen constitution) adalah suatu peraturan yang dituangkan dalam suatu
dokumen tertentu.
 Konstitusi Tidak Tertulis :Pengertian Konstitusi tidak tertulis (non
documentary constitution) adalah suatu peraturan yang tidak diterangkan dalam
suatu dokumen tertentu yang terpelihara dalam ketatanegaraan suatu negara.

1.5 Ruang Lingkup Konstitusi

Ruang lingkup undang-undang dasar sebagai konstitusi tertulis sebagaimana


dikemukakan oleh A.A.HY Struycken memuat tentang :
1. Hasil perjuangan politik bangsa diwaktu lampau.
2. Tingkat-tingkat tinggi pembangunan ketatanegaraan bangsa.
3. Pandangan tokoh bangsa yang hendak di wujudkan, baik sekarang maupun masa
yang akan dating.
4. Suatu keinginan yang mana perkembangan kehidupan ketatanegaraan bangsa
hendak dipimpin.

1.6 Sifat-Sifat Konstitusi


Konstitusi memiliki dua sifat yakni luwes (flexible) atau kaku (rigid), dan
tertulis atau tidak tertulis.Sifat luwes atau kakunya sebuah konstitusi dapat
dilihat dari kemampuannya dalam mengikuti atau menyesuaikan perkembangan
jaman.

Undang-Undang Dasar 1945 dapat memiliki dua sifat yakni luwes dan kaku.
Dikatakan kaku karena untuk mengubahnya terbilang cukup sulit, ini
disebabkan Pasal 37 ayat 1 UUD 1945 mengharuskan bahwa perubahan baru
dapat terjadi jika disepakati minimal 2/3 anggota MPR yang hadir. Sedangkan
dikatakan luwes karena terbukti bahwa MPR telah melakukan perubahan
(Amandemen) sebanyak empat kali.UUD 1945 hanya berisi hal-hal pokok saja
dimana peraturan atau hal-hal yang lebih rinci diatur oleh perundang-undangan
yang derajatnya lebih rendah.

Sifat lainnya yakni konstitusi tertulis dan tidak tertulis. Dikatakan sebagai
konstitusi tertulis jika ditulis dalam suatu naskah.Sedangkan dinyatakan tidak
tertulis yakni jika konstitusi tidak tertulis dalam suatu naskah melainkan dalam

5
suatu konvensi atau Undang-Undang biasa.Yang menerapkan konstitusi tidak
tertulis adalah negara Inggris.

1.7 Unsur-Unsur Konstitusi


Undang-undang dasar atau konstitusi negara tidak hanya berfungsi membatasi
kekuasaan pemerintah, akan tetapi juga menggambarkan struktur pemerintahan
suatu negara. Menurut Savornin Lohman ada 3 (tiga) unsur yang terdapat dalam
konstitusi yaitu:
1. Konstitusi dipandang sebagai perwujudan perjanjian masyarakat (kontrak sosial),
sehingga menurut pengertian ini, konstitusikonstitusi yang ada merupakan hasil
atau konklusi dari persepakatan masyarakat untuk membina negara dan
pemerintahan yang akan mengatur mereka.
2. Konstitusi sebagai piagam yang menjamin hak-hak asasi manusia, berarti
perlindungan dan jaminan atas hak-hak manusia dan warga negara yang
sekaligus penentuan batas-batas hak dan kewajiban baik warganya maupun alat-
alat pemerintahannya.
3. Konstitusi sebagai forma regimenis, yaitu kerangka bangunan pemerintahan.
(Lubis, 1982:48) Pendapat lain dikemukakan oleh Sri Sumantri, yang
menyatakan bahwa materi muatan konstitusi dapat dikelompokkan menjadi tiga,
yaitu:
 Pengaturan tentang perlindungan hak asasi manusia dan warga negara,
 Pengaturan tentang susunan ketatanegaraan suatu negara yang mendasar,
 Pembatasan dan pembagian tugas-tugas ketatanegaraan yang juga mendasar.
(Chaidir, 2007:38).

Menurut CF. Strong, konstitusi memuat hal-hal sebagai berikut:


1. Cara pengaturan berbagai jenis institusi;
2. Jenis kekuasaan yang diberikan kepada institusi-institusi tersebut;
3. Dengan cara bagaimana kekuasaan tersebut dilaksanakan. (Stong, 2008:16).

Dari beberapa pendapat sebagaimana di atas, dapat dekemukakan bahwa unsur-


unsur yang terdapat dalam konstitusi modern meliputi ketentuan tentang:
1. Struktur organisasi negara dengan lembaga-lembaga negara di dalamnya;
2. Tugas/wewenang masing-masing lembaga negara dan hubungan tatakerja antara
satu lembaga dengan lembaga lainnya;
3. Jaminan hak asasi manusia dan warga negara.

2. PENGERTIAN UUD 1945


Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, atau
disingkat UUD 1945 atau UUD '45, adalah hukum dasar tertulis (basic
law), konstitusi pemerintahan negara Republik Indonesia saat ini.

UUD 1945 disahkan sebagai undang-undang dasar negara oleh PPKI pada tanggal 18
Agustus 1945. Sejak tanggal 27 Desember 1949, di Indonesia berlakuKonstitusi RIS,
dan sejak tanggal 17 Agustus 1950 di Indonesia berlaku UUDS 1950.Dekrit
Presiden 5 Juli 1959 kembali memberlakukan UUD 1945, dengan dikukuhkan secara
aklamasi oleh DPR pada tanggal 22 Juli 1959.

6
Pada kurun waktu tahun 1999-2002, UUD 1945 mengalami 4 kali perubahan
(amandemen), yang mengubah susunan lembaga-lembaga dalam sistem
ketatanegaraan Republik Indonesia.

2.1 Naskah Undang-Undang Dasar 1945


Sebelum dilakukan Perubahan, UUD 1945 terdiri atas Pembukaan, Batang Tubuh
(16 bab, 37 pasal, 65 ayat (16 ayat berasal dari 16 pasal yang hanya terdiri dari 1
ayat dan 49 ayat berasal dari 21 pasal yang terdiri dari 2 ayat atau lebih), 4 pasal
Aturan Peralihan, dan 2 ayat Aturan Tambahan), serta Penjelasan,

Setelah dilakukan 4 kali perubahan, UUD 1945 memiliki 20 bab, 37 pasal, 194 ayat,
3 pasal Aturan Peralihan, dan 2 pasal Aturan Tambahan.
Dalam Risalah Sidang Tahunan MPR Tahun 2002, diterbitkan Undang-Undang
Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 Dalam Satu Naskah, Sebagai Naskah
Perbantuan dan Kompilasi Tanpa Ada Opini.

2.2 Sejarah Awal UUD 1945


Badan Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI) yang
dibentuk pada tanggal 29 April 1945 adalah badan yang menyusun rancangan UUD
1945. Pada masa sidang pertama yang berlangsung dari tanggal 28 Mei hingga 1 Juni
1945, Ir. Soekarno menyampaikan gagasan tentang "Dasar Negara" yang diberi nama
Pancasila.

Pada tanggal 22 Juni 1945, 38 anggota BPUPKI membentuk Panitia Sembilan yang
terdiri dari 9 orang untuk merancang Piagam Jakarta yang akan menjadi naskah
Pembukaan UUD 1945. Setelah dihilangkannya anak kalimat "dengan kewajiban
menjalankan syariah Islam bagi pemeluk-pemeluknya" maka naskah Piagam Jakarta
menjadi naskah Pembukaan UUD 1945 yang disahkan pada tanggal 18 Agustus 1945
oleh Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI).
Pengesahan UUD 1945 dikukuhkan oleh Komite Nasional Indonesia Pusat (KNIP)
yang bersidang pada tanggal 29 Agustus 1945. Naskah rancangan UUD 1945
Indonesia disusun pada masa Sidang Kedua Badan Penyelidik Usaha Persiapan
Kemerdekaan (BPUPKI). Nama Badan ini tanpa kata "Indonesia" karena hanya
diperuntukkan untuk tanah Jawa saja. Di Sumatera ada BPUPKI untuk Sumatera.
Masa Sidang Kedua tanggal 10-17 Juli1945. Tanggal 18
Agustus 1945, PPKI mengesahkan UUD 1945 sebagai Undang-Undang Dasar
Republik Indonesia.

Periode berlakunya UUD 1945 (18 Agustus 1945 – 27 Desember 1949)


Dalam kurun waktu 1945-1950, UUD 1945 tidak dapat dilaksanakan sepenuhnya
karena Indonesia sedang disibukkan dengan perjuangan mempertahankan
kemerdekaan. Maklumat Wakil Presiden Nomor X pada tanggal 16
Oktober 1945memutuskan bahwa KNIP diserahi kekuasaan legislatif, karena MPR
dan DPR belum terbentuk. Tanggal 14 November 1945 dibentuk Kabinet Semi-
Presidensial (“Semi-Parlementer”) yang pertama, sehingga peristiwa ini merupakan
perubahan sistem pemerintahan agar dianggap lebih demokratis.

7
Periode berlakunya Konstitusi RIS 1949 (27 Desember 1949 - 17 Agustus 1950)
Pada masa ini sistem pemerintahan indonesia adalah parlementer. Bentuk
pemerintahan dan bentuk negaranya federasi yaitu negara yang didalamnya terdiri
dari negara-negara bagian yang masing masing negara bagian memiliki kedaulatan
sendiri untuk mengurus urusan dalam negerinya.

Periode UUDS 1950 (17 Agustus 1950 – 5 Juli 1959)


Pada periode UUDS 50 ini diberlakukan sistem Demokrasi Parlementer yang sering
disebut Demokrasi Liberal. Pada periode ini pula kabinet selalu silih berganti,
akibatnya pembangunan tidak berjalan lancar, masing-masing partai lebih
memperhatikan kepentingan partai atau golongannya. Setelah negara RI dengan
UUDS 1950 dan sistem Demokrasi Liberal yang dialami rakyat Indonesia selama
hampir 9 tahun, maka rakyat Indonesia sadar bahwa UUDS 1950 dengan sistem
Demokrasi Liberal tidak cocok, karena tidak sesuai dengan jiwa Pancasila dan UUD
1945. Akhirnya Presiden menganggap bahwa keadaan ketatanegaraan Indonesia
membahayakan persatuan dan kesatuan bangsa dan negara serta merintangi
pembangunan semesta berencana untuk mencapai masyarakat adil dan makmur;
sehingga pada tanggal 5 Juli 1959 mengumumkan dekrit mengenai pembubaran
Konstituante dan berlakunya kembali UUD 1945 serta tidak berlakunya UUDS 1950

Periode kembalinya ke UUD 1945 (5 Juli 1959 – 1966)


Karena situasi politik pada Sidang Konstituante 1959 dimana banyak saling tarik
ulur kepentingan partai politik sehingga gagal menghasilkan UUD baru, maka pada
tanggal 5 Juli 1959, Presiden Sukarno mengeluarkan Dekrit Presiden yang salah satu
isinya memberlakukan kembali UUD 1945 sebagai undang-undang dasar,
menggantikan Undang-Undang Dasar Sementara 1950 yang berlaku pada waktu itu.

Pada masa ini, terdapat berbagai penyimpangan UUD 1945, di antaranya:

 Presiden mengangkat Ketua dan Wakil Ketua MPR/DPR dan MA serta Wakil
Ketua
 DPA menjadi Menteri Negara
 MPRS menetapkan Soekarno sebagai presiden seumur hidup
 Pemberontakan Partai Komunis Indonesia melalui Gerakan 30 September Partai
Komunis Indonesia

Periode UUD 1945 masa orde baru (11 Maret 1966 – 21 Mei 1998)
Pada masa Orde Baru (1966-1998), Pemerintah menyatakan akan menjalankan UUD
1945 dan Pancasila secara murni dan konsekuen. Pada masa Orde Baru, UUD 1945
juga menjadi konstitusi yang sangat “sakral”, di antara melalui sejumlah peraturan:

 Ketetapan MPR Nomor I/MPR/1983 yang menyatakan bahwa MPR berketetapan


untuk mempertahankan UUD 1945, tidak berkehendak akan melakukan
perubahan terhadapnya

8
 Ketetapan MPR Nomor IV/MPR/1983 tentang Referendum yang antara lain
menyatakan bahwa bila MPR berkehendak mengubah UUD 1945, terlebih
dahulu harus minta pendapat rakyat melalui referendum.
 Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1985 tentang Referendum, yang merupakan
pelaksanaan TAP MPR Nomor IV/MPR/1983.

Periode 21 Mei 1998 – 19 Oktober 1999


Pada masa ini dikenal masa transisi. Yaitu masa sejak Presiden Soeharto digantikan
oleh B.J.Habibie sampai dengan lepasnya Provinsi Timor Timur dari NKRI.

Periode Perubahan UUD 1945


Salah satu tuntutan Reformasi 1998 adalah dilakukannya perubahan (amandemen)
terhadap UUD 1945. Latar belakang tuntutan perubahan UUD 1945 antara lain
karena pada masa Orde Baru, kekuasaan tertinggi di tangan MPR (dan pada
kenyataannya bukan di tangan rakyat), kekuasaan yang sangat besar pada Presiden,
adanya pasal-pasal yang terlalu "luwes" (sehingga dapat menimbulkan multitafsir),
serta kenyataan rumusan UUD 1945 tentang semangat penyelenggara negara yang
belum cukup didukung ketentuan konstitusi.

Tujuan perubahan UUD 1945 waktu itu adalah menyempurnakan aturan dasar seperti
tatanan negara, kedaulatan rakyat, HAM, pembagian kekuasaan, eksistensi negara
demokrasi dan negara hukum, serta hal-hal lain yang sesuai dengan perkembangan
aspirasi dan kebutuhan bangsa. Perubahan UUD 1945 dengan kesepakatan di
antaranya tidak mengubah Pembukaan UUD 1945, tetap mempertahankan susunan
kenegaraan (staat structuur) kesatuan atau selanjutnya lebih dikenal sebagai Negara
Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), serta mempertegas sistem pemerintahan
presidensial.

2.3 Peranan UUD 1945 Dalam Mewujudkan Negara Kesatuan


Republik Indonesia
 Sistem Politik Indonesia

Indonesia adalah negara kesatuan berbentuk republik, di mana kedaulatan berada


di tangan rakyat dan dijalankan sepenuhnya oleh Majelis Permusyawaratan
Rakyat (MPR). Indonesia menganut sistem pemerintahan presidensil, di mana
Presiden berkedudukan sebagai kepala negara sekaligus kepala pemerintahan.

Para Bapak Bangsa (the Founding Fathers) yang meletakkan dasar pembentukan
negara Indonesia, setelah tercapainya kemerdekaan pada tanggal 17 Agustus 1945.
Mereka sepakat menyatukan rakyat yang berasal dari beragam suku bangsa,
agama, dan budaya yang tersebar di ribuan pulau besar dan kecil, di bawah
payung Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Indonesia pernah menjalani
sistem pemerintahan federal di bawah Republik Indonesia Serikat (RIS) selama

9
tujuh bulan (27 Desember 1949 - 17 Agustus 1950), namun kembali ke bentuk
pemerintahan republik.

Setelah jatuhnya Orde Baru (1996 - 1997), pemerintah merespon desakan daerah-
daerah terhadap sistem pemerintahan yang bersifat sangat sentralistis, dengan
menawarkan konsep Otonomi Daerah untuk mewujudkan desentralisasi
kekuasaan.

 Undang-undang Dasar 1945

Konstitusi Negara Indonesia adalah Undang-undang Dasar (UUD) 1945, yang


mengatur kedudukan dan tanggung jawab penyelenggara negara; kewenangan,
tugas, dan hubungan antara lembaga-lembaga negara (legislatif, eksekutif, dan
yudikatif). UUD 1945 juga mengatur hak dan kewajiban warga negara.

Lembaga legislatif terdiri atas Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) yang


merupakan lembaga tertinggi negara dan Dewan Perwakilan Rakyat (DPR).
Lembaga Eksekutif terdiri atas Presiden, yang dalam menjalankan tugasnya
dibantu oleh seorang wakil presiden dan kabinet. Di tingkat regional,
pemerintahan provinsi dipimpin oleh seorang gubernur, sedangkan di
pemerintahan kabupaten/kotamadya dipimpin oleh seorang bupati/walikota.
Lembaga Yudikatif menjalankan kekuasaan kehakiman yang dilakukan oleh
Mahkamah Agung (MA) sebagai lembaga kehakiman tertinggi bersama badan-
badan kehakiman lain yang berada di bawahnya. Fungsi MA adalah melakukan
pengadilan, pengawasan, pengaturan, memberi nasehat, dan fungsi adminsitrasi.

Saat ini UUD 1945 dalam proses amandemen, yang telah memasuki tahap
amandemen keempat. Amandemen konstitusi ini mengakibatkan perubahan
mendasar terhadap tugas dan hubungan lembaga-lembaga negara.

 Prinsip Dasar Pemerintahan dan Sistem Pemerintahan Republik Indonesia

Bagi bangsa Indonesia Pancasila sebagai landasan idiil memiliki arti sebagai
pandangan hidup dan jiwa bangsa, kepribadian bangsa, tujuan dan cita-cita
bangsa, cita-cita hukum bangsa dan negara, serta cita-cita moral bangsa Indonesia.
Pancasila sebagai dasar negara mempunyai kedudukan yang pasti dalam
menyelenggarakan pemerintahan negara Indonesia. Ada dua hal yang mendasar
yang digariskan secara sistematis, yaitu Pancasila sebagai sumber dari segala
sumber hukum, dan tata urut peraturan perundangan Republik Indonesia adalah
UUD 1945, Tap MPR, UU dan Perpu, PP, Keputusan presiden (Keppres), dan
peraturan pelaksanaan lainnya.

Beberapa prinsip dasar sistem pemerintahan Indonesia yang terdapat dalam UUD
1945 (setelah diamandemen) adalah : Indonesia adalah negara hukum, sistem

10
konstitusi, kekuasaan negara yang tertinggi di tangan MPR, Presiden adalah
penyelenggara pemerintahan negara yang tertinggi di bawah majelis, presiden
tidak bertanggungjawab kepada DPR, menteri negara adalah pembantu presiden,
menteri negara tidak bertanggungjawab kepada DPR, dan kekuasaan kepala
negara tidak tak terbatas.

Sistem Pemerintahan Republik Indonesia dijelaskan Undang-Undang Dasar 1945,


terdiri atas 7 kunci pokok, yaitu :
1) Indonesia adalah negara yang berdasarkan atas hukum Negara hukum
Indonesia adalah negara hukum material, yaitu disamping memenuhi syarat
sebagai negara hukum formal ditambah dengan pemerintah bertanggung jawan
atas kesejahteraan rakyatnya. Adapun syarat negara hukum formal adalah :
a. Adanya pemisahan kekuasaan (schending van machten)
b. Pemerintah berdasarkan Undang-Undang
c. Adanya pengakuan terhadap hak-hak asasi manusia
d. Adanya peradilan tata usaha negara

Negara Indonesia tidak menganut Pemisahan Kekuasaan, melainkan menganut


Pembagian Kekuasaan yang membagi kekuasan menjadi 6, yaitu :
a. Kekuasaan Konstitutif (MPR)
b. Kekuasaan Legislatif (Presiden dan DPR)
c. Kekuasaan Eksekutif (Presiden)
d. Kekuasaan Konsultatif (DPA)
e. Kekuasaan Yudikatif (MA)
f. Kekuasaan Inspektif (BPK)

Pemerintah Indonesia selalu melaksanakan tugasnya berdasarkan Undang-


Undang sehingga tindakannya selalu berdasarkan hukum Sampai Era
reformasi sebelum adanya amandemen.

2) Sistem Konstitusional: Pemerintahan berdasarkan atas sistem konstitusional


(hukum dasar), tidak bersifat absolutisme (kekusaan yang tidak terbatas).
Sistem ini menegaskan bahwa cara pengendalian pemerintah dibatasi oleh
ketentuan-ketentuan konstitusi.

3) Kekuasaan negara yang tertinggi ditangan MPR Menurut pasal 1 ayat (2)
Undang-Undang Dasar –45 dinyatakan bahwa kedaulatan adalah ditangan
rakyat dan dilakukan sepenuhnya oleh MPR. Dengan demikian MPR adalah
mendatarisnya rakyat yang mempunyai kekuasaan tertinggi di Indonesia.
Sesudah diadakan amandemen terhadap Undang-Undang Dasar 45 pasal 1
ayat (2) berbunyi : Kedaulatan berada ditangan rakyat dan dilaksanakan
menurut Undang-Undang Dasar.

11
4) Presiden ialah penyelenggara pemerintah negara tertinggi di bawah MPR.
Menurut penjelasan UUD-45 dinyatakan bahwa dibawah majelis
permusyawaratan rakyat Presiden ialah penyelenggara pemerintah tertinggi.
Hal ini wajar karena Presiden adalah mandataris MPR.

5) Presiden tidak bertanggung jawab kepada DPR Dalam penjelasan UUD-45


dinyatakan bahwa disamping Presiden ialah Dewan Perwakilan Rakyat.
Presiden harus bekerja sama dengan DPR dalam membuat Undang-Undang.
Kedudukan Presiden adalah sejajar dengan DPR. Sesudah diadakan
amandemen terhadap UUD-45 pembuat Undang-Undang bisa saja diusulkan
oleh Presiden tetapi keputusan tetap di tangan DPR.

6) Menteri negara ialah pembantu Presiden, Menteri Negara tidak bertanggung


jawab kepada DPR Dalam penjelasan UUD-45 dinyatakan bahwa Presiden
mengangkat dan memberhentikan Menteri Negara, sehingga kedudukan
Menteri Negara tergantung kepada Presiden dan bertanggung jawab kepada
Presiden.

7) Kekuasaan Kepala Negara tidak tak terbatas Penjelasan UUD-45 menyatakan


bahwa meskipun Kepala Negara tidak bertanggung jawab kepada DPR ia
bukan diktator artinya kekuasaannya tidak tak terbatas. Ia harus tunduk kepada
Undang-Undang Dasar, tap-tap MPR dan peraturan lain, serta dibatasi juga
oleh Menteri Negara Kekuasaannya. Sehingga ia bukan dictator. Sesudah
diadakan amandemen terhadap UUD-45 penjelasan UUD-45 dihapuskan.

2.4 Fungsi UUD 1945 Dalam Sistem Mewujudkan Negara Kesatuan


Republik Indonesia

UUD 1945 sebagai sumber pokok sistem pemerintahan RI, terdiri atas:
 Hukum Dasar Tertulis : UUD 1945 (Pembukaan, Batang Tubuh dan Penjelasan)
 Hukum Dasar Tidak Tertulis:

Undang-Undang Dasar suatu negara merupakan Hukum Dasar yang tertinggi


dalam negara tersebut. Undang-Undang Dasar ini dapat tertulis maupun tidak
tertulis. Undang- Undang Dasar adalah merupakan program yang sengaja dibuat
yang memuat segala hal yang diaggap menjadi asas fundamental dari negara
waktu itu, sehingga Undang- Undang Dasar tertulis menjamin kepastian hukum.

Undang-Undang Dasar biasanya mengandung :


1.Ketentuan-ketentuan tentang Organisasi negara dan pemerintahannya
2.Batas tugas dan kekuasaan Negara dan aparatur Pemerintah
3.Hubungan antara Aparaturnya dengan warga negara dan sebaliknya
4.Kewajiban-kewajiban dan hak-hak pokok dari warga negaranya

12
Sebagai hukum dasar UUD 45 mengatur dan membatasi kekuasaan yang bersifat
mengikat & harus menjadi acuan bagi setiap kebijakan dalam kehidupan
bernegara.
Pemahaman materi UUD 45 mutlak diperlukan bagi segenap komponen bangsa
baik para pejabat, pemimpin/tokoh masyarakat dan juga masyarakat umum.
Sosialisasi materi UUD 45 setelah amandemen masih relatif sangat kurang.
Diharapkan dapat dirumuskan suatu metoda penyampaian dan penjelasan materi
uud 45 hasil amandemen yang bekerja efektif, teratur serta dapat menjangkau
seluruh lapisan masyarakat.

Pada masa pemerintahan ORBA banyak terjadi penyimpangan baik di bidang Pol
dan Ekonomi, karena tidak adanya kontrol terhadap jalannya kekuasaan,
kurangnya semangat para pemimpin bangsa & adanya beberapa kelemahan dalam
UUD 45 sehingga cita-cita bangsa yg terkandung dalam pembukaan UUD 45
tidak dapat diwujudkan melalui mekanisme bernegara yang terkandung didalam
pasal-pasalnya.

Selama ini peranan UUD 45 sangat penting :


- Sebagai simbol kemerdekaan dan perlawanan terhadap penjajah
- Sebagai lambang kesetiaan kepada NKRI dan lambang persatuan dan kesatuan
bangsa.
- Sebagai lambang perlawanan dalam menegakkan kebenaran dan keadilan.

3. PERBEDAAN ANTARA UUD DAN KONSTITUSI

UUD Konstitusi
Memuat peraturan tertulis saja. Memuat peraturan tertulis dan lisan.
Bersifat dasar dan belum memiliki sanksiBersifat dasar, belum memiliki sanksi
pemaksa atau sanksi pidana bagi pemaksa atau sanksi pidana bagi
penyelenggaraanya. penyelenggaraanya, timbul dan terpelihara
dalam praktek penyelenggaraan negara
meskipun tidak tertulis.
Mengandung pokok-pokok sebagai berikut: Memuat ketentuan-ketentuan sebagai
 Adanya jaminan terhadap HAM dan berikut:
warganya  Organisasi negara, misalnya
 Ditetapkan susunan ketatanegaraan pembagian kekuasaan antar badan
suatu negara yang bersifat legislatif, eksekutif, dan yudikatif
fundamental  HAM
 Adanya pembagian dan pembatasan  Prosedur mengubah UUD
tugas ketatanegaraan yang juga  Ada kalanya memuat larangan untuk
bersifat fundamental mengubah sifat tertentu dari UUD

Contoh : UUD NKRI 1945 Contoh : Konstitusi RIS 1949

13
BAB III

KESIMPULAN DAN SARAN

1. KESIMPULAN
Berdasarkan penjelasan diatas maka dapat disimpulkan bahwa
a) Konstitusi adalah gambaran keseluruhan sistem hukum tatanegara suatu Negara. Sistem
hukum berupa kumpulan peraturan yang berbentuk mengatur atau memerintah suatu
Negara. Peraturan-peraturan tersebut ada yang tertulis sebagai keputusan badan yang
berwenang dan ada yang tidak tertulis yang berupa kebiasan dalam praktik
penyalerengaraan Negara konstitusi yang berlaku di Indonesia saat adalah Undang-
undang 1945 yang dibentuk sejarah Indonesia sukses memproklamasikan
kemerdekaannya.
b) Konstitusi memuat ketentuan-ketentuan sebagai berikut;
1. Organisasi Negara,misalnya pembagian kekuasan antara badan legeslatif,eksekutif
dan yudiskatif
2. HAM
3. Prosedur mengubah UUD
4. Ada kalanya memuat larangan untuk megubah sifat tertentu dari UUD
c) Undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 atau disingkat UUD
1945 adalah dasar hukum yang tertulis yang disahkan sebagai undang-undang dasar
Negara oleh PPKI pada tanggal 18 Agustus 1945. Mengandung pokok-pokok sebagai
berikut:
- Adanya jaminan terhadap HAM dan warga
- Ditetapkan susunan ketatanegaraan suatu Negara yang bersifat fundamental
- Adanya pembagian dan pembatas tugas ketatanegaraan yang bersifat fundamental

2. SARAN

Setelah menyimpulkan hasil pembahasan dari makalah ini berdasarkan teori-teori yang ada ,maka
kami mencoba untuk memberikan masukan atau saran sebagai berikut:

- Bagi pemerintah agar berhati-hari dalam melakukan perubahan atau melaksanakan undang-
undang agar terjalin kesesatuan antara dasar Negara dan konstitusi.
- Bagi pembaca dapat mengambil hal-hal yang positif dari makalah ini untuk pelajaran dan
lebih banyak buku yang berkaitan dengan dasar Negara dan konstitusi agar lebih memahami
makan dari kedua hal tersebut

Demikian makalah yang berjudul’KONSTITUSI DAN UUD 1945 DALAM MEWUJUDKAN


KESATUAN REPUBLIK INDONESIA’ ini kami tulis dengan harapan dapat menjadi manfaat
bagi setiap pembaca khususnya penulis.Bila ada kesalahan dalam penulisan makalah ini kami
mohon maaf, karena manusia yg sempurna dalam mengarjakan sesuatu.

14
DAFTAR PUSTAKA

(ZonaSiswa,PengertianKonstitusi,https://www.zonasiswa.com/2014/07/pengertian-
konstitusi-lengkap.html,diakses pada 26 September 2018)

(Artonang,2016,TujuanKonstitusi,http://artonang.blogspot.com/2016/04/tujuan-
konstitusi.html, diakses pada 26 September 2018)

(Artikel Siana,2015,Fungsi Konstitusi, http://www.artikelsiana.com/2015/02/pengertian-


tujuan-jenis-fungsi-konstitusi.html, diakses pada 27 September 2018)

(Pelangi,2015,Konstitusi dan UUD, http://pelangi1996.blogspot.com/2015/05/makalah-


konstitusi-dan-uud-1945.html?m=0, diakses pada 27 September 2018)

(Siswa Pedia,Sifat-sifat Konstitusi, https://www.siswapedia.com/pengertian-dan-sifat-


sifat-konstitusi/, diakses pada 27 September)

(Edukasi PKN,2016,Unsur-unsur yang Terdapat dalam Konstitusi,


http://www.edukasippkn.com/2016/05/unsur-unsur-yang-terdapat-dalam.html, diakses
pada 27 September 2018

(Intan,2015,Perbedaan UUD dan Konsitusi,


http://intanstemapal24.blogspot.com/2013/02/tutorial-cara-penginstalan-win-xp.html,
diakses pada 27 September 2018)

(Siswa Pedia,Sifat-sifat Konstitusi, https://www.siswapedia.com/pengertian-dan-sifat-


sifat-konstitusi/, diakses pada 27 September)

http://afrizalchelsea.blogspot.com/2013/11/peranan-dan-fungsi-uud-1945.html

15
BIOGRAFI SINGKAT

ESTER TAMBUNAN dilahirkan di Batam, pada tanggal 10 Februari


1999, putri dari pasangan Besman F Rikardo dan Runggu Sijabat.
Penulis merupakan anak pertama dari empat bersaudara. Penulis memulai
pendidikan formal di SD Kristen Kalam Kudus Batam pada tahun 2005
dan tamat tahun 2011, pada tahun yang sama penulis melanjutkan
pendidikan di SMP Negeri 12 Batam dan tamat pada tahun 2014, kemudian penulis
melanjutkan pendidikan di SMK Negeri 2 Batam dan selesai pada tahun 2017. Ditahun
berikutnya yaitu 2018, penulis terdaftar sebagai mahasiswa di program studi Akuntansi
Fakultas Ekonomi dan Bisnis, program Strata Satu (S1) di Universitas Sumatera Utara
melalui jalur SBMPTN (Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri), sampai
dengan makalah ini penulis masih terdaftar sebagai mahasiswa program studi Akuntansi
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

16
CHERRY dilahirkan di Medan, padatanggal 15 November 2000, putrid
dari pasangan Budianto Kusnany dan Lie Sek Phing. Penulis merupakan
anak ketiga dari tiga bersaudara. Penulis memulai pendidikan formal di
SD Sutomo 1 pada tahun 2006 dan tamat tahun 2012, pada tahun yang
sama penulis melanjutkan pendidikan di SMP Sutomo 1 dan tamat pada
tahun 2015, kemudian penulis melanjutkan pendidikan di SMA Sutomo
1 dan selesai pada tahun 2018. Ditahun yang sama, penulis terdaftar
sebagai mahasiswa di program studi Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis, program
Strata Satu (S1) di Universitas Sumatera Utara melalui jalur SBMPTN (Seleksi Bersama
Masuk Perguruan Tinggi Negeri), sampai dengan makalah ini penulis masih terdaftar
sebagai mahasiswa program studi Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas
Sumatera Utara.

17
CELINE dilahirkan di Medan, Sumatera Utara pada tanggal 24 Januari
2001. Penulis merupakan anak sulung dari dua bersaudara. Penulis
memulai pendidikan dasar di Sekolah Bina Mandiri Utama, dan
kemudian melanjutkan pendidikan menengah pertama di SMP Sutomo
1 Medan pada tahun 2012 dan selesai pada tahun 2015. Pada tahun yang
sama, penulis melanjutkan pendidikan di SMA Sutomo 1 Medan dan menyelesaikan
pendidikan pada tahun 2018. Pada tahun 2018 penulis terdaftar sebagai Mahasiswa di
program studi Akuntansi Fakultas Ekonomi & Bisnis, program Strata Satu (S-1) di
Universitas Sumatera Utara melalui SBMPTN (Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi
Negeri).

18
SITI SYAIDAH dilahirkan pada tanggal 17Agustus 1999 di Dusun 1
Guntung Kecamatan Lima Puluh Kabupaten Batu Bara Sumatera
Utara,Putri dari Ismail dan Sumayati merupakan anak ke lima dari enam
bersaudara.Mahasiswa baru Sumatera Utara Fakultas Ekonomi dan
Bisnis Jurusan Akuntansi.Pernah belajar di Pesantrean AR-Raudhatul
Hasanah selama enam tahun

19
Saya adalah seorang wanita yang lahir pada tanggal 13 Agustus 1999,
saya diberi nama CLARENSIA ANJALI. Sejak lahir saya tinggal di
Medan, memulai pendidikan Sekolah Dasar di SD Katolik Budi Murni
2. Setelah usai menamatkan Sekolah Dasar, saya melanjutkan Sekolah
Menengah Pertama di SMP Katolik Budi Murni 1. Lalu, saya
melanjutkan Sekolah Menengah Atas di SMA Katolik Budi Muni 1.
Saat ini saya kuliah di Universitas Sumatera Utara Fakultas Ekonomi
dan Bisnis Jurusan Akuntansi. Sekarang saya masih kuliah semester 1.

20
JOHAN GENESIA SILITONGA dilahirkan pada tanggal 18
Agustus 2000 di Balimbingan. Penulis merupakan anak sulung dari
tiga bersaudara. Penulis memulai pendidikan formal di SD YADIKA
di PT. TORGANDA dan melanjutkan Sekolah Menengah Pertama di
SMP CINTA RAKYAT 1. Lalu melanjut di SMA BUDI MULIA
PEMATANG SIANTAR. Pada 2018, Penulis diterima di Universitas
Sumatera Utara Fakultas Ekonomi dan Bisnis Program Studi S1
Akuntansi melalui jalur SBMPTN.

21

Anda mungkin juga menyukai