Kelompok 3
Disusun oleh :
TK 1B
1. Iwa Rewilia(19334042)
2. Laura Fitri Aswari(19334046)
3. Mega Delima Simare mare(19334051)
4. Mohd Fath Berzi Putra(193340)
Dosen Pembimbing :
Indriani, M.Pd.
Kelompok 3
i
DAFTAR ISI
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1
merdeka dengan prinsip musyawarah dengan istilah Badan Permusyawaratan. Ide
ini didasari oleh prinsip kekeluargaan, dimana setiap anggota keluarga dapat
memberikan pendapatnya.
Dalam rapat Panitia Perancang Undang-Undang Dasar, Soepomo
menyampaikan bahwa ‘’Badan Permusyawaratan’’ berubah menjadi ‘’Majelis
Permusyawaratan Rakyat’’ dengan anggapan bahwa majelis ini merupakan
penjelmaan seluruh rakyat Indonesia, yang mana anggotanya terdiri atas seluruh
wakil rakyat, seluruh wakil daerah, dan seluruh wakil golongan. Konsepsi Majelis
Permusyawaratan Rakyat inilahang akhirnya ditetapkan dalam Sidang PPKI pada
acara pengesahan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945
(pra Amandemen). Salah satu wewenang MPR hingga saat ini yaitu mengubah
dan menetapkan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.
Dalam mengubah Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun
1945, anggota MPR tidak dapat mengusulkan pengubahan terhadap Pembukaan
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 dan bentuk
Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Usul pengubahan pasal Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia
Tahun 1945 diajukan oleh sekurang-kurangnya 1/3 (satu pertiga) dari jumlah
anggota MPR. Setiap usul pengubahan diajukan secara tertulis dengan
menunjukkan secara jelas pasal yang diusulkan diubah beserta alasannya. Usul
pengubahan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945
diajukan kepada pimpinan MPR. Setelah menerima usul pengubahan, pimpinan
MPR memeriksa kelengkapan persyaratannya, yaitu jumlah pengusul dan pasal
yang diusulkan diubah yang disertai alasan pengubahan yang paling lama
dilakukan selama 30 (tiga puluh) hari sejak usul diterima pimpinan MPR. Dalam
pemeriksaan, pimpinan MPR mengadakan rapat dengan pimpinan fraksi dan
pimpinan Kelompok Anggota MPR untuk membahas kelengkapan persyaratan.
Jika usul pengubahan tidak memenuhi kelengkapan persyaratan, pimpinan
MPR memberitahukan penolakan usul pengubahan secara tertulis kepada pihak
pengusul beserta alasannya. Namun, jika pengubahan dinyatakan oleh pimpinan
MPR memenuhi kelengkapan persyaratan, pimpinan MPR wajib
2
menyelenggarakan sidang paripurna MPR paling lambat 60 (enam puluh) hari.
Anggota MPR menerima salinan usul pengubahan yang telah memenuhi
kelengkapan persyaratan paling lambat 14 (empat belas) hari sebelum
dilaksanakan sidang paripurna MPR.
Sidang paripurna MPR dapat memutuskan pengubahan pasal Undang-
Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, dengan persetujuan
sekurang-kurangnya 50% (lima puluh persen) dari jumlah anggota ditambah 1
(satu) anggota. Selama kurun waktu sejak negara ini berdiri, UUD 1945 telah
mengalami empat kali perubahan (amandemen). Amandemen jelas bisa saja
terjadi, dikarenakan peradaban manusia yang bisa saja berubah. Maka dari itu
amandemen dilakukan demi menyesuaikan kebutuhan manusia berdasarkan
zamannya.
1.3. TUJUAN
1. Untuk mengetahui konsep dan urgensi konstitusi dan UUD 1945.
2. Untuk mengetahui alasan diperlukannya konstitusi dan UUD 1945 ?
3. Untuk mengetahui sumber historis, sosiologis, dan politis konstitusi dan
UUD 1945 ?
3
BAB II
PEMBAHASAN
4
terpelihara dalam praktek penyelenggaraan Negara meskipun tidak
tertulis, ialah aturan-aturan dasar yang timbul dan terpelihara
dalam praktek penyelenggaraan Negara meskipun tidak tertulis”.
3. Tujuan Konstitusi dan UUD 1945
a. Membatasi kekuasaan penguasa agar tidak bertindak
sewenang–wenang maksudnya tanpa membatasi kekuasaan
penguasa, konstitusi tidak akan berjalan dengan baik dan
bisa saja kekuasaan penguasa akan merajalela Dan bisa
merugikan rakyat banyak.
b. Melindungi HAM maksudnya setiap penguasa berhak
menghormati HAM orang lain dan hak memperoleh
perlindungan hukum dalam hal melaksanakan haknya.
c. Pedoman penyelenggaraan negara maksudnya tanpa adanya
pedoman konstitusi negara kita tidak akan berdiri dengan
kokoh.
4. Fungsi UUD 1945 sebagai Konstitusi
a. Sebagai sumber hukum dalam tertib hukum, merupakan
perundang-undangan yang tertinggi.
b. Sebagai alat kontrol bagi hukum yang berada di bawahnya.
c. Sebagai pedoman yang memberi arah bangsa.
d. Sebagai kerangka dasar dalam pembagian dan
penyelenggaraan pemerintah negara.
Fungsi tersebut adalah suatu acuan dalam melakukan
segala kehidupan berbangsa dan keseimbangan dalam
berprilaku bila diterapkan dengan baik. Dalam berbagai
literature hukum tata Negara maupun ilmu politik ditegaskan
bahwa fungsi konstitusi adalah sebagai dokumen nasional dan
alat untuk membentuk system politik dan hokum Negara. Oleh
karena itu ruang lingkup undang-undang dasar sebagai
konstitusi tertulis sebagaimana dikemukakan oleh A.A.HY
Struycken memuat tentang :
5
a. Hasil perjuangan politik bangsa diwaktu lampau.
b. Tingkat-tingkat tinggi pembangunan ketatanegaraan
bangsa.
c. Pandangan tokoh bangsa yang hendak di wujudkan,
baik sekarang maupun masa yang akan dating.
d. Suatu keinginan yang mana perkembangan kehidupan
ketatanegaraan bangsa hendak dipimpin.
5. Nilai – Nilai konstitusi
a. Nilai normatif adalah suatu konstitusi yang resmi diterima
oleh suatu bangsa dan bagi mereka konstitusi itu tidak
hanya berlaku dalam arti hukum (legal), tetapi juga nyata
berlaku dalam masyarakat dalam arti berlaku efektif dan
dilaksanakan secara murni dan konsekuen.
b. Nilai nominal adalah suatu konstitusi yang menurut hukum
berlaku, tetapi tidak sempurna. Ketidaksempurnaan itu
disebabkan pasal – pasal tertentu tidak berlaku / tidsak
seluruh pasal – pasal yang terdapat dalam UUD itu berlaku
bagi seluruh wilayah negara.
c. Nilai semantik adalah suatu konstitusi yang berlaku hanya
untuk kepentingan penguasa saja. Dalam memobilisasi
kekuasaan, penguasa menggunakan konstitusi sebagai alat
untuk melaksanakan kekuasaan politik.
6. Macam – Macam Konstitusi
Menurut CF. Strong konstitusi terdiri dari:
a. Konstitusi tertulis (dokumentary constiutution / writen
constitution) adalah aturan – aturan pokok dasar negara ,
bangunan negara dan tata negara, demikian juga aturan
dasar lainnya yang mengatur perikehidupan suatu bangsa di
dalam persekutuan hukum negara.
6
b. Konstitusi tidak tertulis / konvensi (nondokumentary
constitution) adalah berupa kebiasaan ketatanegaraan yang
sering timbul. Adapun syarat – syarat konvensi adalah:
Diakui dan dipergunakan berulang – ulang dalam
praktik penyelenggaraan negara.
Tidak bertentangan dengan UUD 1945.
Memperhatikan pelaksanaan UUD 1945.
7. Secara Teoritis Konstitusi Dibedakan Menjadi:
a. Konstitusi politik adalah berisi tentang norma- norma
dalam penyelenggaraan negara, hubungan rakyat dengan
pemerintah, hubuyngan antar lembaga negara.
b. Konstitusi sosial adalah konstitusi yang mengandung cita –
cita sosial bangsa, rumusan filosofis negara, sistem sosial,
sistem ekonomi, dan sistem politik yang ingin
dikembangkan bangsa itu.
8. Berdasarkan sifat dari konstitusi yaitu
a. Konstitusi Fleksibel
Ciri-ciri konstitusi fleksibel yaitu
Elastic
Diumumkan dan diubah dengan cara yang sama.
b. Konstitusi yang Kaku
Ciri-ciri konstitusi yang kaku
Mempunyai kedudukan dan derajat yang lebih
tinggi dan peraturan undang-undang yang lain.
Hanya dapat diubah dengan cara yang khusus,
istimewa dan persyaratan yang berat.
9. Keterkaitan konstitusi dengan UUD yaitu
Konstitusi adalah hukum dasar tertulis dan tidak tertulis
sedangkan UUD adalah hukum dasar tertulis. UUD memiliki sifat
mengikat oleh karenanya makin elastik sifatnya aturan itui makin
7
baik, konstitusi menyangkut cara suatu pemerintahan
diselenggarakan.
8
yang kemudian diterima dalam siding II BPUPKI tanggal 11 Julu 1945.
Setelah itu Ir. Soekarno membentuk panitia kecil pada tanggal 16 juli 1945
yang diketuai oleh Soepomo dengan tugas menyusun rancangan UUD dan
membentuk panitia persiapan kemerdekaan Indonesia (PPKI) yang
beranggotakan 21 orang. Sehingga UUD atau konstitusi Negara republic
Indonesia diatukan ditetapkan oleh PPKI pada hari sabtu tanggal 18
Agustus 1945. Dengan demikian sejak itu Indonesia telah menjadi suatu
Negara modern karena telah memiliki suatu system ketatanegaraan yaitu
dalam UUD 1945.
Dalam perjalanan sejarah, konstitusi Indonesia telah mengalami
beberapa kali pergantian baik nama maupun subtansi materi yang
dikandungnya, yaitu :
1. UUD 1945 yang masa berlakunya sejak 18 Agustus 1945 sampai 27
Desember 1949.
2. Konstitusi republic Indonesia serikat yang lazim dikenal dengan
sebutan konstitusi RIS (17 Desember 1949 – 17 Agustus 1950).
3. UUD 1950 (17 Agustus 1950 – 05 Juli 1959).
4. UUD 1945 yang merupakan pemberlakuan kembali konstitusi pertama
Indonesia dengan masa berlakunya sejak dekrit presiden 05 Juli 1959 –
Sekarang.
B. Sumber Sosiologis Tentang Kostitusi Dan UUD 1945
Konstitusi Sebagai Piranti Kehidupan Negara Yang Demokrasi.
Sebagaimana dijelaskan diawal, bahwa konstitusi berpesan sebagai sebuah
aturan dasar yang mengatur kehidupan dalam bernegara dan berbangsa
maka aepatutnya konstitusi dibuat atas dasar kesepakatan bersama antara
negra dan warga Negara. Kontitusi merupakan bagian dan terciptanya
kehidupan yang demokratis bagi seluruh warga Negara. Jika Negara yang
memilih demokrasi, maka konstitusi demokratis merupakan aturan yang
dapat menjamin terwujudnya demokrasi dinegara tersebut. Setiap
konstitusi yang digolongkan sebagai konstitusi demokratis haruslah
memiliki prinsip-prinsip dasar demokrasi itu sendiri.
9
C. Sumber Politis Tentang Kostitusi Dan UUD 1945
Konstitusi suatu negara pada hakekatnya merupakan hukum dasar
tertinggi yang memuat hal-hal mengenai penyelenggaraan negara,
karenanya suatu konstitusi harus memiliki sifat yang lebih stabil dari pada
produk hukum lainnya. Terlebih lagi jika jiwa dan semangat pelaksanaan
penyelenggaraan negara juga diatur dalam konstitusi sehingga perubahan
suatu konstitusi dapat membawa perubahan yang besar terhadap sistem
penyelenggaraan negara. Bisa jadi suatu negara yang demokratis berubah
menjadi otoriter karena terjadi perubahan dalam konstitusinya.
Adakalanya keinginan rakyat untuk mengadakan perubahan
konstitusi merupakan suatu hal yang tidak dapat dihindari. Hal ini terjadi
apabila mekanisme penyelenggaraan negara yang diatur dalam konstitusi
yang berlaku dirasakan sudah tidak sesuai lagi dengan aspirasi rakyat.
Oleh karena itu, konstitusi biasanya juga mengandung ketentuan mengenai
perubahan konstitusi itu sendiri, yang kemudian prosedurnya dibuat
sedemikian rupa sehingga perubahan yang terjadi adalah benar-benar
aspirasi rakyat dan bukan berdasarkan keinginan semena-mena dan
bersifat sementara atau pun keinginan dari sekelompok orang belaka.
Sejak Proklamasi hingga sekarang telah berlaku tiga macam
Undang-undang Dasar dalam delapan periode yaitu :
1. Periode 18 Agustus 1945 – 27 desember 1949
2. Periode 27 Desember 1949 – 17 Agustus 1950
3. Periode 17 Agustus 1950 – 5 Juli 1959
4. Periode 5 Juli 1959 – 19 Oktober
5. Periode 19 Oktober 1999 – 18 Agustus 2000
6. Periode 18 Agustus 2000 – 9 November 2001
7. Periode 9 November 2001 – 10 Agustus 2002
8. Periode 10 Agustus 2002 – sampai sekarang
Undang-undang Dasar 1945 (UUD 1945) ditetapkan dan disahkan
Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) pada tanggal 18 Agustus
1945. UUD 1945 terdiri dari :
10
1. Pembukaan (4 alinea) yang pada alinea ke-4 tercantum dasar negara
yaitu Pancasila; Batang Tubuh (isi) yang meliputi :
16 Bab;
37 Pasal
4 aturan peralihan;
2 Aturan Tambahan.
UUD 1945 digantikan oleh Konstitusi Republik Indonesia Serikat
(Konstitusi RIS) pada 27 Desember 1949, pada 17 Agustus 1950
Konstitusi RIS digantikan oleh Undang-undang Dasar Sementara
1950 (UUDS 1950). Dengan Dekrit Presiden 5 Juli 1959, UUD 1945
dinyatakan berlaku kembali di Indonesia hingga saat ini. Hingga
tanggal 10 Agustus 2002, UUD 1945 telah empat kali diamandemen
oleh Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR).
Perubahan UUD 1945 dilakukan pada :
1. Perubahan I diadakan pada tanggal 19 Oktober 1999
Pada amandemen ini, pasal-pasal UUD 1945 yang diubah ialah 9
pasal yaitu: Pasal 5 ayat (1), 7, 9 ayat (1) dan (2), 13 ayat (2) dan
(3),14 ayat (1) dan (2), 15, 17 ayat (2) dan (3), 20 ayat (1), (2), (3) dan
(4), 21 ayat (1).
Beberapa perubahan yang penting adalah :
a. Pasal 5 ayat (1) berbunyi : Presiden memegang kekuasaan
membentuk undang-undang dengan persetujuan DPR; Diubah
menjadi : Presiden berhak mengajukan rancangan undang-
undang kepada DPR.
b. Pasal 7 berbunyi : Presiden dan wakil presiden memegang
jabatannya selama masa lima tahun, dan sesudahnya dapat dipilih
kembali; Diubah menjadi : Preseiden dan wakil presiden
memegang jabatan selama lima tahun dan sesudahnya dapat
dipilih kembali dalam jabatan yang sama hanya untuk satu kali
masa jabatan.
11
c. Pasal 14 berbunyi : Presiden memberi grasi, amnesty, abolisi dan
rehabilitasi; Diubah menjadi :
Presiden memberi grasi dan rehabili dengan
memperhatikan pertimbangan Mahkamah Agung;
Presiden memberi Amnesti dan Abolisi dengan
memperhatikan pertimbangan DPR.
d. Pasal 20 ayat 1 : Tiap-tiap Undang-udang menhendaki persetujuan
DPR; Diubah menjadi : DPR memegang kekuasaan membentuk
Undang-undang.
2. Perubahan II diadakan pada tanggal 18 Agustus 2000
Pada amandemen II ini, pasal-pasal UUD 1945 yang diubah ialah
24 pasal yaitu: Pasal 18 ayat (1) s/d (7), 18A ayar (1) dan (2), 18B ayat
(1) dan (2), 19 ayat (1) s/d (3), 20 ayat (5), 20A ayat (1) s/d (4), 22A,
SSB, 25A, 26 ayat (2) dan (3), 27 ayat (3), 28A, 28B ayat (1) dan (2),
28D ayat (1) s/d (4), 28E ayat (1) s/d (3), 28F, 28G ayat (1) dan (2),
28H ayat (1) s/d (4), 28I ayat (1) s/d (5), 28J ayat (1) dan (2), 30 ayat
(1) s/d (5), 36A, 36B, 36C.
Beberapa perubahan yang penting adalah :
a. Pasal 20 berbunyi : Tiap-tiap Undang-undang menghendaki
persetujuan DPR; Diubah menjadi : Pasal 20A; DPR memiliki
fungsi legislasi, fungsi anggaran, dan fungsi pengawasan.
b. Pasal 26 ayat (2) berbunyi : Syarat-syarat yang mengenai
kewarganegaraan Negara ditetapkan dengan Undang-undang
Diubah menjadi : Penduduk ialah warga Negara Indonesia dan
orang asing yang bertempat tinggal di Indonesia
c. Pasal 28 memuat 3 hak asasi manusia diperluas menjadi 13 hak
asasi manusia.
3. Perubahan III diadakan pada tanggal 9 November 2001;
Pada amandemen III ini, pasal-pasal UUD 1945 yang diubah ialah
19 pasal yaitu: Pasal 1 ayat (2) dan (3), 3 ayat (1) s/d (3), 6 ayat (1) s/d
(3), 6A ayat (1), (2), (3) dan (5), 7A, 7B ayat (1) s/d (7), 7C, 8 ayat (1)
12
s/d (3), 11 ayat (2) dan (3), 17 ayat (4), 22C ayat (1) s/d (4), 22D ayat
(1) s/d (4), 22E ayat (1) s/d (3), 23F ayat (1) dan (2), 23G ayat (1) dan
(2), 24 ayat (1) dan (2), 24A ayat (1) s/d (5), 24B ayat (1) s/d (4), 24C
ayat (1) s/d (6).
Beberapa perubahan yang penting adalah :
a. Pasal 1 ayat (2) berbunyi : Kedaulatan adalah ditangan rakyat dan
dilakukan sepenuhnya oleh MPR. Diubah menjadi : Kedaulatan
berada di tanagn rakyat dan dilaksanakan menurut UUD.
b. Ditambah Pasal 6A : Presiden dan wakil Presiden dipilih dalam
satu pasangan secara langsung oleh rakyat.
c. Pasal 8 ayat (1) berbunyi : Presiden ialah orang Indonesai asli;
Diubah menjadi : Calon Presiden dan wakil Presiden harus
warga negara Indonesia sejak kelahirannya
d. Pasal 24 tentang kekuasaan kehakiman ditambah:
Pasal 24B: Komisi Yudisial bersifat mandiri yang berwenang
mengusulkan pengangkatan hakim agung.
Pasal 24C : mahkamah Konstitusi berwenang mengadili pada
tingkat pertama dan terakhir yang putusannya bersifat final
untuk menguji undang-undang terhadap UUD (dan menurut
amandemen IV) UUD 1945, Komisi dan Konstitusi
ditetapkan dengan ketentuan MPR bertugas mengkaji ulang
keempat amandemen UUD 1945 pada tahun 2003.
4. Perubahan IV diadakan pada tanggal 10 Agustus 2002 Pada
amandemen IV
Pasal-pasal UUD 1945 yang diubah ialah 17 pasal yaitu: pasal-
pasal : 2 ayat (1), 6A ayat (4), 8 ayat (3), 11 ayat (1), 16 23B, 23D, 24
ayat (3), 31 ayat (1) s/d (5), 32 ayat (1) dan (2), 33 ayat (4) dan (5), 34
ayat (1) s/d (4), 37 ayat (1) s/d (5), Aturan Peralihan Pasal I s/d III,
aturan Tambahan pasal I dan II.
Beberapa perubahan yang penting adalah :
13
a. Pasal 2 ayat (1) berbunyi : MPR terdiri atas anggota-anggota dan
golongan-golongan menurut aturan yang ditetapkan dengan
Undang-undang; Diubah menjadi : MPR terdiri atas anggota
DPR dan DPD yang dipilih melalui Pemilihan Umum dan
diatur lebih lanjut dengan undang-undang.
b. Bab IV pasal 16 tetang Dewan Pertimbangan Agung (DPA)
dihapus. Diubah menjadi : Presiden membentuk suatu dewan
pertimbangan yang bertugas memberikan nasihat dan
pertimbangan kepada Presiden, yang selanjutnya diatur dalam
Undang-undang.
c. Pasal 29 ayat (1) berbunyi : Negara berdasarkan atas Ketuhanan
Yang Maha Esa. Pasal ini tetap tidak berubah (walaupun pernah
diusulkan penambahan 7 kata : dengan kewajiban menjalankan
syariat Islam bagi pemeluk-pemeluknya).
d. Aturan Peralihan Pasal III : Mahkamah Konstitusi dibentuk
selambat-lambatnya pada 17 Agustus 2003 dan sebelum dibentuk
segala kewenangannya dilakukan oleh Mahkamah.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa amandemen I,II,III
dan IV terhadap UUD 1945, maka sejak 10 Agustus 2002
Ketatanegaraan Republik Indonesia telah mengalami perubahan
sebagai berikut :
a. Pasal 1 ayat (2) : MPR bukan lagi pemegang kedaulatan
(kekuasaan tertinggi) di Indonesia, melainkan rakyat Indonesia
yang memegang kedaulatan, MPR bukan Lembaga tertinggi
Negara lagi. MPR, DPR, dan Presiden yang bertanggung jawab
kepada rakyat melalui Pemilihan Umum. Presiden dan Wakil
Presiden yang melangar hukum tidak akan terpilih dalam
pemilihan umum yang akan datang.
b. Pasal 2 ayat (1): MPR terdiri dari :
Dewan Perwakilan Rakyat (House of Representatives : di
Amerika Serikat
14
Dewan Perwakilan Daerah (Senate : di Amerika Serikat)
MPR merupakan lembaga yang memiliki dua badan
(Bicameral) seperti di Amerika Serikat; Anggota DPR dipilih
dalam pemilihan umum oleh seluruh rakyat, sedangkan DPD
dipilih oleh rakyat di daerah (Provinsi) masing-masing. Dengan
ditetapkannya DPR dan DPD sebagai anggota MPR, maka utusan
golongan termasuk TNI/POLRI dihapuskan dari MPR. Selain itu,
MPR bukan lagi pemegang kedaulatan (kekuasaan tertinggi) di
Indonesia, melainkan rakat Indonesia yang memegang
kedaulatan.
c. Pasal 5 ayat (1) : Presiden bukan lagi pembentuk undang-undang,
tetapi berkedudukan sebagai Kepala Negara dan Kepala
Pemerintahan (Lembaga Eksekutif, Pemerintahan/Pelaksana
Undang-undang)
d. Pasal 6 ayat (1) dan 6A: Presiden Indonesia tidak harus orang
Indonesia asli, tetapi calon Presiden dan Wakil Presiden harus
warga Negara Indonesia sejak kelahirannya. Presdien dan Wakil
Presiden dipilih secara langsung oleh rakyat (bukan secara tidak
langsung oleh MPR, sedangkan DPR dipilih rakyat)
e. Pasal 7: Presiden dan Wakil Presiden hanya dapat memegang
jabatan selama paling lama 2 x 5 tahun : 10 tahun (dahulu
Presiden memegang jabatan selama lebih dari 30 tahun, bahkan
seumur hidup).
f. Pasal 14: Presiden memberi : Grasi dan Rehabilitasi dengan
memperhatikan pertimbangan Mahkamah Agung.
15
BAB III
PENUTUP
3.1. PENUTUP
3.2. SARAN
16
DAFTAR PUSTAKA
Referensi :
http://pelangi1996.blogspot.com/2015/05/makalah-konstitusi-dan-uud-
1945.html
http://nadzirfikrialwali.blogspot.com/2018/03/konsep-dan-urgensi-
konstitusi-dalam.html
http://pusatpintar.blogspot.com/2012/04/pengertian-konstitusi-tujuan-
konstitusi.html
17