Anda di halaman 1dari 12

PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN

( NILAI-NILAI KONSTITUSI UUD NKRI TAHUN 1945 )

Makalah Kelompok 8
Disusun untuk memenuhi tugas kelompok pada mata kuliah Studi Pendidikan
Pancasila dan Kewarganegaraan

Disusun Oleh:
Silvia Istiqamah
NIM: 60100123048
Cindy Novita Anggraeni Sutrang
NIM: 60100123070
Dosen Pengampu:
Dr. H. Husen Sarujin, S.H., M.M., M.Si, M.H.

PROGRAM STUDI TEKNIK ARSITEKTUR


FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UIN ALAUDDIN MAKASSAR
2023
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala nikmatnya sehingga penulis dapat
menyusun makalah tentang “NILAI-NILAI KONSTITUSI UUD NKRI TAHUN 1945” dengan
sebaik-baiknya. Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk meningkatkan kesadaran
anak bangsa dalam mempelajari sejarah indonesia dan meningkatkan rasa nasionalisme sehingga
merek mampu melanjutkan cita-cita para pahlawan pendiri negara.
Kami berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman untuk
para pembaca. Bahkan kami berharaplebih jauh lagi agar makalah ini bisa pembaca praktikkan
dalam kehidupan sehari-hari.
Meski penulis telah menyusun makalah ini dengan maksimal, tidak menutup
kemungkinan masih banyak kekurangan. Oleh karena itu, sangat diharapkan kritik dan saran
yang konstruktif dari pembaca sekalian.
Akhir kata saya berharap makalah ini dapat menambah referensi keilmuan.

Makassar, 21 oktober 2023

Penulis

1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ..................................................................................................................1


DAFTAR ISI...................................................................................................................................2
BAB I PENDAHULUAN ..............................................................................................................3
A. Latar belakang...............................................................................................................3
B. Rumusan masalah.........................................................................................................3
C. Tujuan Masalah.............................................................................................................3
BAB II PEMBAHASAN................................................................................................................4
A. Pengetahuan Dasar Konstitusi UUD NKRI Tahun 1945..............................................5
B. Konstitusi UUD Sebagai Sumber Nilai........................................................................6
C. Implementasi Nilai-Nilai Konstitusi UUD Tahun 1945...............................................7
BAB III PENUTUP........................................................................................................................10
A. Kesimpulan...................................................................................................................10
.......................................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................................................11

2
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Konstitusi adalah aturan yang memuat norma kehidupan bernegara, agar kekuasaan
dalam negara tidak disalahgunakan dan hak asasi manusia tidak dilanggar. Konstitusi bisa saja
berubah sesuai dengan dinamika kehidupan masyarakat, artinya konstitusi dapat berkembang
sesuai dengan kebutuhan masyarakat dan tidak berhenti. Konstitusi saat ini di Indonesia, UUD
1945 dilakukan empat kali amandemen dan perubahan tersebut mempengaruhi struktur dan
jalannya lembaga ketatanegaraan di Negara Kesatuan Republik Indonesia. Itulah sebabnya
konstitusi sangat penting dan berpengaruh dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Oleh
karena itu, konstitusi harus dibuat dalam kesepakatan bersama antara negara dan warga Negara
Negara dan konstitusi merupakan lembaga yang tidak dapat dipisahkan satu sama lain. dapat
ditarik kesimpulan bahwa sebuah konstitusi sangat diperlukan konstitusi memenuhi peran
penting dalam kehidupan ketatanegaraan bangsa. Lembaga yang tidak dapat dipisahkan satu
sama lain adalah negara dan konstitusi. Oleh karena itu 2 hal ini merupakan hal yang sangat
penting.

B. Rumusan Masalah
1. bagaimana pengetahuan dasar tentang konstitusi UUD NKRI tahun 1945!
2. mengapa konstitusi UUD 1945 sebagai sumber nilai!
3. bagaimana implementasi nilai-nilai konstitusi UUD tahun 1945!

C. Tujuan Masalah
1. menjelaskan pengetahuan dasar konstitusi UUD NKRI tahun 1945!
2. menjelaskan UUD 1945 sebagai sumber nilai!
3. menjelaskan implementasi nilai-nilai konstitusi UUD tahun 1945!

3
BAB II
PEMBAHASAN
NILAI-NILAI KONSTITUSI UUD NKRI TAHUN 1945
Menurut Plato,konstitusi dapat dimaknai sebagai pembentukan atau membentuk dan yang
dibentuk adalah negara secara teoritis dapat mencegah kemerosotan kekuasaan seseorang yang
berarti harus ada pemerintahan oleh hukum. Namun demikian, kompleksitasnya permasalahan
mendasar yang harus diatur oleh negara,maka konstitusi memiliki kedudukan, fungsi dan tujuan
untuk mencapai tujuan dalam penyelenggaraan negara. Dalam hal ini, harus ditegakkan sebuah
prinsip konstitusi yaitu untuk membatasi kesewenang-wenangan tindakan pemerintah dalam
rangka menjamin hak-hak yang diperintah dan merumuskan pelaksanaan kekuasaan negara yang
berdaulat.
Manusia mengenal konstitusi sesungguhnya sudah sejak lama. Masyarakat Yunani kuno
mengenalnya sebagai "politea",istilah konstitusi masa masa itu terkait erat dengan Resblica
Constituere, yang kemudian melahirkan semboyan "Prinsip Legibus Solutus est, Salus Publica
Suprema lex". Mengenai konstitusi ini semakin luas dikenal masyarakat dunia setelah adanya
revolusi Perancis dan revolusi kemerdekaan Amerika Serikat. Di era modern, konstitusi menjadi
kebutuhan mutlak sebuah negara baik yang tertulis maupun tidak tertulis. Konstitusi ada karena
adanya negara, dan negara membutuhkan konstitusi untuk mengatur penyelenggaraan kekuasaan
negara agar tidak disalahgunakan secarakesewenang-wenangan.Oleh karena itu setiap negara
yang lahir dan/atau negara yang mengalami metamorfosa dari kerajaan absolut menjadi kerajaan
konstitusional atau dari sebuah rejim otoriter menjadi rejim demokratis akan dikuti dengan
pembentukan konstitusi dan/atau penyesuaian (amandemen) konstitusi. Lahimya Negara
Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) pada tanggal 17 Agustus1945 diikuti kemudian dengan
pengesahan konstitusi yang sekarang dikenal dengan sebutan Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia Tahun 1945 (UUD NRITahun 1945) pada tanggal 18 Agustus 1945.
Terbentuknya konstitusi UUD NKRI Tahun 1945 tidak terlepas dari upaya para founding father
dalam menggali dan mengkristalisasi nilai-nilai luhur budaya masyarakat Indonesia sejak masa
prasejarah, masa kerajaan-kerajaan, masa kebangkitan nasional, dan masa pergerakan
kemerdekaan hingga menjelang pengesahannya. Hasil kristalisasi tersebut kemudian dapat
dijumpai pada rumusan sila-sila Pancasila dan pokok-pokok pikiran dalam Pembukaan UUD
NRI Tahun 1945,yang terjabarkan kemudian dalam Pasal-Pasal UUD NRI Tahun 1945. Dari
hasil penggalian dan pengkristalisasi para founding father tersebut, Lemhannas RI berupaya
menelusuri lebih lanjut nilai-nilai kebangsaan yang terkandung didalam konstitusi UUD NRI
Tahun 1945. Hasil penelusuran ini menghasilkan tujuh nilai-nilai esensial dari konstitusi UUD
NKRI Tahun 1945 yang dapat memantapkan nilai-nilai kebangsaan Indonesia dalam menghadapi
dinamika kehidupan nasional, regional dan global. Ketujuh nilai tersebut adalah nilai
kemanusiaan, nilai relegius, nilai produktivitas, nilai keseimbangan, nilai demokrasi,nilai
kesamaan derajat, dan nilai ketaatan hukum.Empat nilai pertama terkandung didalam Pembukaan
UUD NRI Tahun 1945,danliga nilai terakhir terdapat pada Pasal-Pasal UUD NRI Tahun 1945.
Nilai-nilai tersebut di era reformasi ini sangat menentukan perjalanan kehidupan bermasyarakat,

4
berbangsa dan bernegara, sebagai rambu-rambu dalam mencapai cita-cita nasional dan tujuan
nasional.
Sejarah terbentuknya bangsa dan negara Indonesia serta nilai-nilai luhur budaya yang
ada, hidup dan berkembang dalam masyarakat di Indonesia, menjadi sumber para pendahulu kita
yaitu founding father dalam menyusun konstitusi, disamping sumber lain yang berasal dari nilai-
nilai universal, yang tentunya diselaraskan dengan nilai-nilai dan kepribadian bangsa Indonesia.
Dengan demikian, nilai-nilai
Diproklamasikan. Bahkan materi yang dibahas dalam sidang PPKI itu merupakan
kelanjutan dari sidang BPUPKI tanggal 10-16 Juli 1945. Dalam sidang PPKI itu berhasil diambil
suatu keputusan yang sangat penting bagi pemerintahan negara Republik Indonesia yang baru
berdiri. Keputusan yang berhasil dicapai dalamsidang PPKI adalah sebagai berikut.
a. Mengesahkan rancangan Undang-Undang Dasar Negara yang dibahas dalama.sidang
BPUPKI menjadi Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia.Selanjutnya Undang-
Undang Dasar itu lebih dikenal dengan istilah Undang-UndangDasar 1945(UUD 1945).
b. Memilih dan mengangkat Presiden dan Wakil Presiden sebagai pelaksanapemerintahan
yang sah dari Negara Republik Indonesia yang baru berdiri.Selanjutnya PPKI memilih dan
mengangkat Ir. Soekarno sebagai Presiden sertaDrs.Moh. Hatta sebagai Wakil Presiden.
c. Membentuk Komite Nasional Indonesia sebagai lembaga yang membantuPresiden
dalam melaksanakan tugas-tugasnya sebelum terbentuknya DewanPerwakilan Rakyat
(DPR)melalui pemilihan umum (pemilu).
Dengan demikian Sidang PPKI tanggal 18 Agustus 1945 berjalan denganlancar dan
berhasil membentuk serta mengesahkan UUD 1945, memilih dan mengangkat Presiden dan
Wakil Presiden serta membentuk Komite Nasional Indonesia (KNI). Dengan demikian, sejak
tanggal 18 Agustus 1945, yaitu sehari setelah Indonesia merdeka, negara Republik Indonesia
telah memiliki sistem pemerintahan yang sah dan diakui oleh seluruh rakyat Indonesia. Maka
sejak itu, UUD 1945 resmi dan sah menjadi konstitusi NKRI.
A. PENGETAHUAN DASAR KONSTITUSI UUD NKRI TAHUN 1945.
Dari catatan sejarah klasik, terdapat dua perkataan yang berkaitan erat dengan pengertian
kita sekarang tentang konstitusi, yaitu dalam perkataan Yunani kuno politeia dan perkataan
bahasa Latin constitutio yang juga berkaitan dengan kata jus. Dalam kedua perkataan politeia
dan constituti itulah, awal mula gagasan konstitusionalisme diekspresikan umat manusia. Kata
politeia dari kebudayaan Yunani dapat disebut yang paling tua usianya.
Pengertian konstitusi di zaman Yunani Kuno masih bersifat materi, dalam arti belum
berbentuk seperti yang dimengerti di zaman modern sekarang. Namun, perbedaan antara
konstitusi dengan hukum biasa sudah tergambar dalam pembedaan yang dilakukan Aristoteles
terhadap pengertian kata politea dan nomoi. Pengertian politea dapat disepadankan dengan
pengertian konstitusi, sedangkan nomoi adalah undang-undang biasa.

5
Konstitusi (Latin =constitutio) dalam negara adalah sebuah norma sistem politik dan hukum
bentukan pada pemerintahan negara, biasanya dikodifikasikan sebagai dokumen tertulis. Dalam
kasus bentukan negara, konstitusi memuat aturan dan prinsip-prinsip entitas politik dan hukum,
istilah ini merujuk secara khusus untuk menetapkan konstitusi nasional sebagai prinsip-prinsip
dasar politik, prinsip-prinsip dasar hukum termasuk dalam bentukan struktur, prosedur,
wewenang dan kewajiban pemerintahan negara pada umumnya, Konstitusi umumnya merujuk
pada penjaminan hak kepada warga masyarakatnya. Istilah konstitusi dapat diterapkan kepada
seluruh hukum yang mendefinisikan fungsi peerintahan negara. Dalam bentukan organisasi
konstitusi menjelaskan bentuk,struktur, aktivitas, karakter, dan aturan dasar organisasi tersebut.
Konstitusi dapat menunjuk ke hukum penting, biasanya dikeluarkan oleh kaisar atau raja dan
digunakan secara luas dalam hukum konon untuk menandakan keputusan subsitusi terutama dari
Paus. Konstitusi adalah mengatur hak-hak dasar, konstitusi di Indonesia dijadikan sebagai alat
untuk melaksanakan nilai-nilait yang terkandung dalam Pancasila. Dilihat dari sejauh mana
tanggapan masyarakat terhadap konstitusi yang dibuat oleh negara maka ada tiga nilai, yang oleh
Karl Loewenstein dalam bukunya “Reflection on the Value of Constitutone" membedakan 3
macam nilai atau the values of the constitution, yaitu:normative value;(ii)nominal value;dan (iii)
semantical value .
a. Nilai Normatif. Suatu konstitusi yang telah resmi diterima oleh suatu bangsa dan bagi
mereka konstitusi tersebut bukan hanya berlaku dalam arti hukum, akan tetapi juga
merupakan suatu kenyataan yang hidup dalam arti sepenuhnya diperlukan dan efektif.
Dengan kata lain, konstitusi itu dilaksanakan secara murni dan konsekuen. Norma-norma
konstitusi itulah yang mengatur dan mejadi guideline pada proses-proses politik yang
terjadi di masyarakat.
b. Nilai Nominal. Konstitusi yang mempunyai nilai nominal berarti secara hukum
konstitusi itu berlaku, tetapi kenyataannya kurang sempurna, sebab pasal-pasal tertentu
dari konstitusi tersebut dalam kenyataannya tidak berlaku. Pasal-pasal yang ada dalam
konstitusi tersebut hanya menjadi dokumen hukum semata, dan ketundukan politiknya
tidakberdasarkan pada nilai-nilai yang ada dalam konstitusi itu sendini. Dalam Praktiknya
dapat pula terjadi percampuran antara nilai nominal dan normatif. Hanya sebagian saja
dari ketentuan undang-undang dasar yang dilaksanakan, sedangkan sebagian lainnya
tidak dilaksanakan dalam prakik sehingga dapat dikatakan bahwa yang berlaku normatif
hanya sebagian, sedangkan sebagaian lainnya hanya bernilai nominal.
c. Nilai semantik adalah suatu konstitusi yang berlaku hanya untuk kepentingan penguasa
saja. Dalam memobilisasi kekuasaan, penguasa menggunakan konstitusi sebagai alat
untuk melaksanakan kekuasaan politik.
B. KONSTITUSI UUD 1945 SEBAGAI SUMBER NILAI
Cita-cita Luhur Bangsa Indonesia dilaksanakan dalam suatu susunan Negara Republik
Indonesia yang berdiri di atas lima dasar yaitu Pancasila sebagaimana juga dicantumkan dalam
alenia keempat Pembukalau Pancasila Tahun 1945. Untuk mencapai cita-cita tersebut dan
melaksanakan penyelenggaraan negara berdasarkan Pancasila, UUD NKRI Tahun 1945 telah

6
memberikan kerangka susunan kehidupan berbangsa dan bernegara. Norma-norma dalam UUD
NRI Tahun 1945 tidak hanya mengatur kehidupan politik tetapi juga kehidupan ekonomi dan
sosial. Oleh sebab itu di dalam Pembukaan UUD NRI Tahun 1945 mengandung Muatan
gagasan yang harus menjadi acuan dan landasan secara politik, ekonomi, dan sosial baik oleh
negara(state), masyarakat (civil society), ataupun pasar (market). Muatan tersebut adalah:
a. Muatan Gagasan HAM.
Konsepsi HAM yang pada awalnya menekankan pada hubungan vertikal, terutama
dipengaruhi oleh sejarah pelanggaran HAM yang terutama dilakukan oleh negara, baik terhadap
hak sipil-politik maupun hak ekonomi, sosial, dan budaya. Sebagai konsekuensinya, disamping
karena sudah merupakan tugas pemerintahan, kewajiban utama perlindungan dan pemajuan
HAM ada pada pemerintah. Hal ini dapat kita lihat dari rumusan-rumusan dalam Deklarasi
Universal Hak Asasi Manusia, Konvenan Internasional tentang Hak Sipil dan Politik serta
Konvenan Internasional tentang Hak Ekonomi, Sosial dan Budaya, yang merupakan pengakuan
negara terhadap hak asasi manusia sebagaimana menjadi substansi dari ketiga instrumen
tersebut. Konsekuensinya, negaralah yang terbebani kewajiban perlindungan dan pemajuan
HAM.

C.IMPLEMENTASI NILAI-NILAI KONSTITUSI UUD TAHUN 1945


Sikap dapat diartikan sebagai cara menempatkan diri terhadap sesuatu hal yang baik
obyek, aktivitas, peristiwa maupun orang lain. sikap erat kaitannya dengan rasa
yangmencerminkan suka atau tidak suka seseorang kepada sesuatu hal tersebut. Ungkapan rasa
int dapat berupa hal-hal yang positif, negatif atau netral. Sikap seseorang terhadap sesuatu hal itu
tidak statis melainkan dinamis, artinya dapat berubah-ubah karena sesuatu hal misalnya karena
bertambahnya pengetahuan,wawasan dan pengalaman. Sikap positif yang terus-menerus dipupuk
dalam diri seseorang akan memperkuat kepribadian orang tersebut.
Dengan demikian sikap positif terhadal nilal-nilai konstitusi UUD NRI Tahun 1945 dapat
dimaknai sebagai rasa suka yang dicerminkan dalam bentuk pemikiran, rasa cinta, dan perbuatan
dalam mengkaji, mengaktualisasi, dan mengimplementasi nilai-nlai konstitusi UUD NKRI
Tahun 1945 dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara yang berdasarkan
Pancasila.
Dalam hal ini, nilai-nilai konstitusi yang terkandung didalam Pembukaan dan Pasal-
pasalnya UUD NRI Tahun 1945 harus disikapi secara posilif. Beberapa contohsikap positif yang
dapat diwujudkan dan tercermin dalam tindakan nyata baik dari para penyelenggara negara
maupun warga masyarakat. Tindakan-tindakan positif tersebut antara lain:
a. Bagi para penyelenggara negara/pemerintahan:
1) Menjalankan tugas dan kewajiban yang dibebankan negara kepadanya dengan penuh
tanggungjawab guna tercapainya kesejahteraan rakyat.

7
2) Dalam pengambilan kebijakan politik harus tetap mengutamakan kepentingan rakyat,menjaga
keutuhan wilayah, dan menjunjung tinggi persatuan dan kesatuan bangsa.
3) Menjalankan kehidupan kenegaraan yang dijiwai nilai-nilai Pancasila.
4) Menjadi teladan bagi rakyat dalam bertindak sebagai negarawan yang arif dan bijaksana.
5) Cerdas dan cermat dalam bertindak dan mengambil keputusan.
6) Menjalankan kebijakan negara dalam kerangka pelaksanaan nilal-nilai demokrasi.
b. Bagi warga negara Indonesia:
(1) Bagi para pelajar dengan belajar giat untuk meraih cita-cita mewujudkan Warga bangsa yang
cerdas.
(2) Tetap menjaga persatuan dan kesatuan bangsa dengan tidak melakukan perbuatan-perbuatan
yang merugikan masyarakat, negara dan orang tua, misalnya;
a. Menghindari perbuatan merusak lingkungan.
b. Tidak melakukan perkelahian antar pelajar.
c. Anti narkoba.
d. Anti kekerasan terhadap sesama dengan tetap menjunjung tinggi hak asasi manusia.
(3) Menjaga persatuan dan kesatuan bangsa yang dijiwai nilai-nilai Pancasia.
(4) Melestarikan kehidupan yang demokratis dalam keberagaman dengan tetap menjunjung
tinggi semangat bhineka tunggal ika.
Sikap posistif diatas sejalan dan sangat dianjurkan dalam ajartan agama yang dianut oleh
masyarakat Indonesia.
Agar setiap lembaga dan segenap warga negara dapal melaksanakan kehidupan
berbangsa dan bernegara berdasarkan UUD NKRI Tahun 1945, diperlukan budaya sadar
berkonstitusi. Untuk menumbuhkan budaya sadar diperlukan pemahaman terhadap nilai-nilai dan
norma-norma dasar yang menjadi materi muatan konstitusi. Pemahaman tersebut menjadi dasar
bagiuntuk dapat selalu menjadikan konstitusi sebagai rujukan dalam bermasyarakat,
berbangsa,dan bernegara.
Kita tentunya menghendaki agar UUD NRI Tahun 1945 merupakan konstitusi yang
benar-benar dilaksanakan dalam praktik kehidupan berbangsa dan bernegara demi tercapainya
cita-cita bersama. Kontitusi mengikat segenap lembaga negara dan seluruh warga negara. Oleh
karena itu, yang menjadi pelaksana konstitusi adalah semua lembaga negara dan segenap warga
negara sesuai dengan hak dan kewajiban masing-masing sebagaimana diatur dalam UUD NRI
Tahun 1945. Dalam perspektif hukum, kata "pelaksanaan" (implementation) terdiri dari dua
konsep fungsional, yaitu:

8
a. Mengidentifikasi norma-norma konstitusi dan menentukan artinya (ldentifying
constitutional norms and specifying their meaning).
b. Mengambangkan standar kajian (Crafting doctrine or developing standards dreview).
Jika masyarakat telah memahami norma-norma dasar dalam konstitusi dan
menerapkannya dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, maka pasti mengetahui dan dapat
mempertahankan hak-hakkonstitusionalnya yang dijamin dalam UUD NRI Tahun 1945. Selain
itu, masyarakat dapat berpartisipasi secara penuh terhadap pelaksanaan UUD NRI Tahun 1945
baik melalui pelaksanaan hakdan kewajibannya sebagai warga negara, berpartisipasi dalam
penyelenggaraan negara dan pemerintahan, serta dapat pula melakukan kontrol terhadap
penyelenggaraan negara dan jalannya pemerintahan. Kondisi tersebut dengan sendirinya
akan mencegah terjadinya penyimpangan ataupun penyalahgunaan konstitusi.
Salah satu bentuk nyata pentingnya budaya sadar berkonstitusi bagi pelaksanaan
snkonstitusi adalah terkait dengan kewenangan Mahkamah Konstitusi menguji undang-
undang terhadap Undang-Undang Dasar. Pengujian tersebut dilakukan untuk menenukan
apakah suatu ketentuan dalam suatu undang-undang bertentangan atau tidak dengan UUD
NKRI Tahun 1945.

9
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Konstitusi adalah asas hukum fundamental dalam negara yang mengatur hubungan antar
negara, dalam hal ini pemerintah; dan warga negara, yang semuanya terikat oleh hukum, baik
konstitusi tertulis maupun tidak tertulis. Maka dari itu, sebagai warga negara yang baik, mereka
harus mematuhi konstitusi atau aturan hukum dan mengikutinya dengan baik. Karena tujuan
keadilan, kepastian, kemaslahatan, ketertiban dan nilai-nilai ideal seperti kemerdekaan atau
kebebasan dan kesejahteraan atau kebaikan bersama hanya dapat dicapai menurut norma hukum
yang ada. Demikianlah para pendiri negara merumuskan tujuan negara. Karl Loewenstein
melakukan penelitian dan mengidentifikasi tiga jenis aturan konstitutif nilai-nilai: nilai standar,
nilai nominal, dan nilai semantik. Setiap konstitusi memiliki dua ciri pokok, yaitu idealisasi sifat
sebagai teori (seharusnya) demikian pula sifat aktual sebagai praktik (seharusnya). Jika rakyat
mengerti, mengakui, menerima, dan membatasi untuk mengikat suatu konstitusi yang berlaku
tidak Tegasnya, bagaimanapun, juga fakta bahwa rakyat hidup dalam seni yang beraneka ragam.
Ini disebut sebagai konstitusi karena efektif dan memiliki standar normative (Cookson and Stirk
2019). Dari penjelasan konstitusi di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa sebuah konstitusi
sangat diperlukan konstitusi memenuhi peran penting dalam kehidupan ketatanegaraan bangsa.
Lembaga yang tidak dapat dipisahkan satu sama lain adalah negara dan konstitusi. Oleh karena
itu 2 hal ini merupakan hal yang sangat penting.

10
DAFTAR PUSTAKA

file:///C:/Users/WIN10-/Downloads/Nilai%20Konstitusi-%20Anggy%20Aprilya%20S.pdf

https://mmc.tirto.id/documents/2022/11/16/391-fungsi-maksud-dan-nilai-nilai-konstitusi.pdf?
x=2676

11

Anda mungkin juga menyukai