Anda di halaman 1dari 13

HUBUNGAN PANCASILA DENGAN

UNDANG-UNDANG DASAR 1945

MAKALAH PANCASILA

COVER

Dosen Pengampu:

JENNY RAHMAYANA, M. Pd. I

Disusun oleh:

ANDATUMARETTA
NIM. 1230220181

ANISA CANTIKA
NIM. 12330221909

MARIZA LAILI
NIM. 12330222275

PRODI ILMU AL-QURAN DAN TAFSIR


FAKULTAS USHULUDDIN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN)
SULTAN SYARIF KASIM RIAU
2023
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh

Setinggi puji sedalam syukur, kita panjatkan atas kehadirat Allah SWT,
karena dengan hidayah-Nya lah penulisan MAKALAH ini dapat terselesaikan
sesuai dengan apa yang diharapkan.

Shalawat beserta salam kita curahkan kepada baginda Rasulullah SAW,


karena darinyalah cahaya Islam tersebar luas, serta menghapus kedzoliman dan
melahirkan keadilan.

Selanjutnya, penulis mengucapkan ribuan terima kasih kepada ibuk dosen


pegampu yang senantiasa memberi bekal pengetahuan serta membantu penulis
dalam menyelesaikan penulisan makalah ini dengan baik. Penulis berharap semoga
penulisan makalah ini bermanfaat, khususnya bagi penulis dan umumnya bagi kita
yang memerlukan, mengingat kemampuan dan pengalaman penulis yang masih
sangat terbatas, tentulah masih banyak kekurangan dalam penulisan makalah ini.

Oleh sebab itu, penulis berharap kritik dan saran serta bimbingan dari ibuk
dosen pengampu, demi kesempurnaan pemikiran yang akan mendatang

Wassalamualaikum warahmatullah wabarakatuhu...

Pekanbaru, 21 September 2023

Penulis

i
DAFTAR ISI

COVER ............................................................................................................... ii
KATA PENGANTAR .......................................................................................... i
DAFTAR ISI ....................................................................................................... ii
BAB I .................................................................................................................. 1
PENDAHULUAN ............................................................................................... 1
A. Latar Belakang .......................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ..................................................................................... 1
C. Tujuan ....................................................................................................... 1
BAB II ................................................................................................................. 2
PEMBAHASAN .................................................................................................. 2
A. Hubungan Pancasila Dengan Pembukaan UUD 1945 ................................ 2
B. Penjabaran Pancasila Dalam Pasal-Pasal UUD 1945 ................................. 5
BAB III................................................................................................................ 9
PENUTUP ........................................................................................................... 9
A. Kesimpulan ............................................................................................... 9
B. Saran ......................................................................................................... 9
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 10

ii
BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pancasila adalah nilai-nila kehidupan Indonesia sejak zaman nenek
moyang sampai dewasa ini. Berdasarkan hal tersebut terdapatlah perbedaan
antara masyarakat Indonesia dengan masyarakat lain. Nilai-nilai kehidupan
tersebut mewujudkan amal perbuatan dan pembawaan serta watak orang
Indonesia. Dengan kata lain masyarakat Indonesia mempunyai ciri sendiri, yang
merupakan kepribadianya.

Dengan nilai-nilai tersebut rakyat Indonesia melihat dan memecahkan


masalah kehidupan ini untuk mengarahkan dan mempedomi dalam kegiatan
kehidupanya bermasyarakat. Demikianlah mereka melaksanakan kehidupan
yang diyakini kebenaranya. Itulah pandangan hidupnya, karena keyakinan yang
telah mendarah daging itulah maka pancasila dijadikan dasar negara serta
ideologi negara.Itulah kebulatan tekad rakyat Indonesia yang ditetapkan pada
tanggal 18 Agustus 1945 melalui panitia persiapan kemerdekaan Indonesia.

Untuk mewujudkan masyarakat pancasila,diperlukan suatu hukum


yang berisi norma-norma, aturan-aturan atau ketentuan-ketentuan yang harus
dilaksanakan dan ditaati oleh setiap warga negara Indonesia. Hukum yang
dimaksud adalah UUD 1945 sebagai hukum dasar tertulis di Negara kita.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana hubungan pancasila dengan pembukaan UUD 1945?
2. Bagaimana penjabaran pancasila dalam pasal-pasal UUD 1945?

C. Tujuan
1. Untuk memahami hubungan pancasila dengan pembukaan UUD 1945
2. Untuk mendeskripsikan penjabaran pancasila dalam pasal-pasal UUD 1945

1
BAB II

PEMBAHASAN

A. Hubungan Pancasila Dengan Pembukaan UUD 1945


Pembukaan yang berintikan Pancasila merupakan sumber bagi pasal-
pasal UUD 1945. Hal ini disebabkan karena kedudukan hukum Pembukaan
berbeda dengan pasal-pasal UUD 1945, yaitu bahwa selain sebagai mukadimah,
Pembukaan UUD 1945 mempunyai kedudukan atau eksistensi sendiri. Akibat
hukum dari kedudukan Pembukaan ini adalah memperkuat kedudukan Pancasila
sebagai norma dasar hukum tertinggi yang tidak dapat diubah dengan jalan
hukum dan melekat pada kelangsungan hidup Negara Republik Indonesia.
Pancasila adalah substansi esensial yang mendapatkan kedudukan formal yuridis
dalam Pembukaan UUD 1945.

Hubungan Pancasila dengan Pembukaan secara material UUD 1945


adalah menunjuk pada materi pokok atau isi Pembukaan yang tidak lain adalah
Pancasila. Oleh karena kandungan material Pembukaan UUD 1945 yang
demikian itulah maka Pembukaan UUD 1945 dapat disebut sebagai pokok
kaidah negara yang fundamental. Proses perumusan Pancasila dan Pembukaan
ditinjau kembali maka secara kronologis materi yang dibahas oleh BPUPKI yang
pertama-tama adalah dasar filsafat Pancasila, baru kemudian Pembukaan.
Setelah sidang pertama selesai, BPUPKI membicarakan Dasar Filsafat Negara
Pancasila dan berikutnya tersusunlah Piagam Jakarta yang disusun oleh Panitia
Sembilan yang merupakan wujud pertama Pembukaan UUD 1945.

Dalam tertib hukum Indonesia diadakan pembagian yang hierarkis.


Undang- Undang Dasar bukanlah peraturan hukum yang tertinggi. Di atasnya
masih ada dasar pokok bagi Undang-Undang Dasar, yaitu Pembukaan sebagai
pokok kaidah negara yang fundamental yang di dalamnya termuat materi
Pancasila. Walaupun Undang- Undang Dasar itu merupakan hukum dasar negara
Indonesia yang tertulis atau konstitusi, namun kedudukannya bukanlah sebagai

2
landasan hukum yang terpokokPokok Kaidah yang tertulis bagi negara
Indonesia pada saat ini diharapkan tetap berupa Pembukaan UUD 1945.

Pembukaan UUD 1945 tidak dapat diubah karena fakta sejarah yang
terjadi hanya satu kali tidak dapat diubah. Pembukaan UUD 1945 dapat juga
tidak digunakan sebagai Pokol Kaidah tertulis yang dapat diubah oleh kekuasaan
yang ada, sebagaimana perlahan ketatanegaraan yang pernah terjadi saat
berlakunya Mukadimah Konstitusi RIS 1919 dan Mukadimah UUDS 1950.
Sementara itu, Pokok Kaidah yang tidak tertulis memiliki kelemahan, yaitu
karena tidak tertulis maka formulasinya tidak tertentu dan tidak jelas sehingga
mudah tidak diketahui atau tidak diingat. Walaupun demikian, Pokok Kaidah
yang tidak tertulis juga memiliki kekuatan, yaitu tidak dapat diubah dan
dihilangkan oleh kekuasaan karena bersifat imperatif moral dan terdapat dalam
jiwa bangsa Indonesia (Bakry, 2010: 223).

Pokok Kaidah yang tidak tertulis mencakup hukum Tuhan, hukum


kodrat, dan hukum etis Pokok Kaidah yang tidak tertulis adalah fundamen moral
negara, yaitu Ketuhanan Yang Maha Esa menurut dasar kemanusiaan yang adil
dan beradab.

Keberadaan Pancasila, yaitu pada Pembukaan UUD NRI Tahun 1945,


maka fungsi pokok Pancasila sebagai dasar negara pada hakikatnya adalah
sumber dari segala sumber hukum atau sumber tertib hukum di Indonesia,
sebagaimana tertuang dalam Ketetapan MPRS No. XX/MPRS/1966 (Jo.
Ketetapan MPR No IX/ MPR/1978). Hal ini mengandung konsekuensi yuridis,
yaitu bahwa seluruh peraturan perundangundangan Republik Indonesia
(Ketetapan MPR, Undang-undang Peraturan Pemerintah, Keputusan Presiden
dan Peraturan-peraturan Pelaksanaan lainnya yang dikeluarkan oleh negara dan
pemerintah Republik Indonesia) harus sejiwa dan sejalan dengan Pancasila.

3
Dengan kata lain, isi dan tujuan peraturan perundang-undangan RI tidak boleh
menyimpang dari jiwa Pancasila. 1

Nilai-nilai Pancasila bersifat universal yang sangat berguna, karenanya


Pancasila dapat dengan mudah diterima oleh siapa saja. Sekalipun Pancasila
memiliki sifat universal, akan tetapi tidak begitu saja dapat dengan mudah
diterima oleh semua bangsa. Perbedaannya terletak pada fakta sejarah bahwa
nilai- nilai secara sadar dirangkai dan disahkan menjadi satu kesatuan yang
berfungsi sebagai basis perilaku politik dan sikap moral bangsa.

Dalam arti bahwa Pancasila adalah milik khas bangsa Indonesia dan
sekaligus menjadi identitas bangsa berkat legitimas moral dan budaya bangsa
Indonesia sendiri. Nilai-nilai khusus yang termuat dalam Pancasila dapat
ditemukan dalam sila-silanya berikut ini.

Sila Petama, Ketuhanan Yang Maha Esa, pada dasarnya memuat


pengakuan akan eksistensi Tuhan sebagai sumber dan pencipta. Pengakuan ini
sekaligus memperlihatkan hubungan antara yang mencipta dan yang diciptakan
serta menunjukkan ketergantungan yang diciptakan terhadap yang mencipta.

Sila kedua, Kemanusiaan yang adil dan beradab, sesungguhnya


merupakan penjabaran lebih lanjut dari sila pertama, Sila ini memperlihatkan
secara mendasar dari negara atas martabat manusia dan sekaligus komitmen
untuk melindunginya. Manusia, mempunyai kedudukan yang khusus di antara
ciptaan-ciptaan lainnya, mempunyai hak dan kewajiban untuk mengembangkan
kesempatan untuk meningkatkan harkat dan martabatnya sebagai manusia.
Dengan demikian, manusia dengan akal dan budinya mempunyai kewajiban
untuk mengembangkan dirinya menjadi person yang bernilai.

Sila ketiga, Persatuan Indonesia, secara khusus meminta perhatian


setiap warga negara akan hak dan kewajiban dan tanggung jawabnya pada
negara, khususny dalam menjaga eksistensi negara dan bangsa.

1
Syahrial Syarbaini, Pendidikan Pancasila Di Perguruan Tinggi ( Implementasi
Nilai-Nilai Karakter Bangsa), (Bogor: GHALIA INDONESIA ), 2014, hal. 70

4
Sila keempat, demokrasi yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan
dalan permusyawaratan dan perwakilan, memperlihatkan pengakuan negara sert
perlindungannya terhadap kedaulatan rakyat yang dilaksanakan dala iklim
“musyawarah dan mufakat”. Dalam iklim keterbukaan untuk salir
mendengarkan, mempertimbangkan satu sama lain dan juga sikap belajar ser
saling menerima dan memberi. Hal ini berarti bahwa setiap orang diakui da
dilindungi haknya untuk berpartisipasi dalam kehidupan politik.

Pancasila sebagai cerminan dari jiwa dan cita-cita hukum bangsa


Indonesia merupakan norma dasar dalam penyelenggaraan bernegara dan yang
menjadi sumber dari segala sumber hukum sekaligus sebagai cita hukum (recht-
idee), baik tertulis maupun tidak tertulis di Indonesia. Cita hukum inilah yang
mengarahkan hukum pada cita-cita bersama bangsa.

Cita-cita ini secara langsung merupakan cerminan kesamaan-kesamaan


kepentingan di antara sesama warga bangsa. Pancasila adalah capaian demokrasi
paling penting yang dihasilkan ole para pendiri bangsa (fhounding father)
indonesia. Pancasila merupakan bingkai kemajemukan bangsa indonesia.2

Sila kelima, Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia secara


istimewa menekankan keseimbangan antara hak dan kewajiban. Setiap warga
negara harus bisa menikmati keadilan secara nyata, tetapi iklim keadilan yang
merata hanya bisa dicapai apabila struktur sosial masyarakat sendiri adil.
Keadilan sosial, terutama menuntut informasi struktur-struktur sosial, yaitu
struktur ekonomi, politik, budaya dan ideologi ke arah yang lebih akomodatif
terhadap kepentingan masyarakat.

B. Penjabaran Pancasila Dalam Pasal-Pasal UUD 1945


Penjabaran Pancasila dalam Pasal-Pasal UUD 1945 Pembukaan UUD
1945 mengandung pokok-pokok pikiran yang meliputi suasana kebatinan, cita-
cita hukum dan cita-cita moral bangsa Indonesia. Pokok pokok pikiran tersebut

2
Komaruddin Hidayat, Demokrasi, Hak Asasi Manusia Dan Masyarakat Madani, (
Jakarta: PT. ICCE UIN Syarif Hidayatullah , 2000 ), Hlm 101

5
mengandung nilai-nilai yang dijunjung tinggi oleh bangsa Indonesia karena
bersumber dari pandangan hidup dan dasar negara, vaitu Pancasila. Pokok-
pokok pikiran yang bersumber dari Pancasila itulah yang dijabarkan ke dalam
melalui pasal-pasal UUD 1945 Hubungan Pembukaan UUD 1945 yang memuat
Pancasila dengan pasal-pasal UUD 1945 bersifat kausal dan organis.

Hubungan kausal mengandung pengertian Pembukaan UUD 1945


merupakan penyebab keberadaan pasal-pasal UUD 1945, sedangkan hubungan
organis berarti Pembukaan dan pasal-pasal UUD 1945 merupakan satu kesatuan
yang tidak terpisahkan. Dengan dijabarkannya pokok-pokok pikiran Pembukaan
UUD 1945 yang bersumber dari Pancasila ke dalam pasal-pasal, maka Pancasila
tidak saja merupakan suatu cita-cita hukum, tetapi telah menjadi hukum positif.
Pembukaan mengandung empat pokok pikiran yang diciptakan dan dijelaskan
dalam pasal-pasal.

Keempat pokok pikiran tersebut adalah sebagai berikut:

1. Pokok pikiran pertama berintikan 'Persatuan, yaitu; negara


melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah
Indonesia dengan berdasarkan atas persatuan dengan mewujudkan
keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia
2. Pokok pikiran kedua berintikan Keadilan sosial, yaitu; negara
hendak mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat indonesia
3. Pokok pikiran ketiga berintikan Kedaulatan rakyat, yaitu; “negara
yang berkedaulatan rakyat, berdasar atas kerakyatan dan
permusyawaratan perwakilan”
4. Pokok pikiran keempat berintikan Ketuhanan Yang Maha Esa yaitu,
“negara berdasar atas Ketuhanan Yang Maha Esa menurut dasar
kemanusiaan yang adil dan beradab

Pokok pikiran pertama menegaskan bahwa aliran pengertian negara


persation diterima dalam Pembukaan UUD 115, yaitu negara yang melindungi
bangsa Indonesia seluruhnya. Negara, menurut pokok pikiran pertama ini

6
mengatasi palam golongan dan segala paham perorangan. Demikian pentingnya
pokok pikiran ini maka persatuan merupakan dasar negara yang utama. Oleh
karena itu, penyelenggara negara dan setiap warga negara wajib mengutamakan
kepentingan negara di atas kepentingan golongan atau perorangan.

Pokok pikiran kedua merupakan causa finalis dalam Pembukaan UUD


1945 yang menegaskan tujuan atau suatu cita-cita yang hendak dicapai. Melalui
pokok pikiran im, dapat ditentukan jalan dan aturan-aturan yang harus
dilaksanakan dalam Undang- Undang Dasar sehingga tujuan atau cita-cita dapat
dicapai dengan berdasar kepada pokok pikiran pertama, yaitu persatuan. Hal ini
menunjukkan bahwa pokok pikiran keadilan social merupakan tujuan negara
yang didasarkan pada kesadaran bahwa manusia Indonesia mempunyai hak dan
kewajiban yang sama untuk menciptakan keadilan sosial dalam kehidupan
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.

Pokok pikiran ketiga mengandung konsekuensi logis yang


menunjukkan bahwa sistem negara yang terbentuk dalam Undang-Undang
Dasar harus berdasar atas kedaulatan rakyat dan permusyawaratan perwakilan
aliran ini sesuai dengan silat masyarakat Indonesia. Kedaulatan rakyat dalam
pokok pikiran ini merupakan sistem negara yang menegaskan kedaulatan
sebagai berada di tangan rakyat.

Pokok pikiran keempat menuntut konsekuensi logis, yaitu Undang-


Undang Dasar harus mengandung isi yang mewajibkan pemerintah dan lain-lain
penyelenggara negara untuk memelihara budi pekerti kemanusiaan yang luhur
dan memegang teguh cita-cita moral rakyat yang luhur. Pokok pikiran ini juga
mengandung pengertian taqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan pokok
pikiran kemanusiaan yang adil dan beradab sehingga mengandung maksud
menjunjung tinggi hak asasi manusia yang luhur dan berbudi pekerti
kemanusiaan yang luhur. Pokok pikiran keempat Pembukaan UUD NRI tahun
1945 merupakan asas moral bangsa dan Negara.

7
MPR RI telah melakukan amandemen UUD NRI tahun 1945 sebanyak
empat kali yang secara berturut-turut terjadi pada 19 Oktober 1999, 18 Agustus
2000, 9 November 2001, dan 10 Agustus 2002. Keseluruhan pasal-pasal UUD
1945 yang telah mengalami amandemen dapat dikelompokkan menjadi tiga
bagian diantaranya:

1. Pasal-pasal yang terkait aturan pemerintahan negara dan


kelembagaan negara.
2. Pasal-pasal yang mengatur hubungan antara negara dan
penduduknya yang meliputi warga negara, agama, pertahanan
negara, pendidikan, dan kesejahteraan sosial.
3. Pasal-pasal yang berisi materi lain berupa aturan mengenai bendera
negara, bahasa ngara, lambang negara, lagu kebngsaan, perubahan
UUD, aturan peralihan dan aturan tambahan. 3

3
Syahrial Syarbaini, Pendidikan Pancasila Di Perguruan Tinggi ( Implementasi Nilai-
Nilai Karakter Bangsa), (Bogor: GHALIA INDONESIA ), 2014, Hal. 73

8
BAB III

PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan dari penjelasan diatas maka dapat diambil kesimpulan:
1. Nilai-nilai pancasila bersifat universal yang memperlihatkan naas
humanisme, karena pancasila dapat dengan mudah diterima siapa saja.
Nilai-nilai khusus yang termuat dalam pacasila dapat di temukan dalam sil-
silanya. Keberadaan pancasila dalam pembukaan Undang-Undang Dasar
1945 menjadikan pancasila sebagai sumber hukum atau sumber tata hukm
di indonesia.
2. Penjabaran Pancasila dalam Pasal-Pasal UUD 1945 Pembukaan UUD 1945
mengandung pokok-pokok pikiran yang meliputi suasana kebatinan, cita-
cita hukum dan cita-cita moral bangsa Indonesia. Pokok pokok pikiran
tersebut mengandung nilai-nilai yang dijunjung tinggi oleh bangsa
Indonesia karena bersumber dari pandangan hidup dan dasar negara, vaitu
Pancasila. Pokok-pokok pikiran yang bersumber dari Pancasila itulah yang
dijabarkan ke dalam melalui pasal-pasal UUD 1945 Hubungan Pembukaan
UUD 1945 yang memuat Pancasila dengan pasal-pasal UUD 1945 bersifat
kausal dan organis.

B. Saran
Begitu pentingnya pancasila dan prundang-undangan dalam keidupan
kita, pancasila mengandung nilai-nilai moral baik dalam beragama, berpolitik
dan berbagai macam aspek kehidupan , yang mana melalui pancasila sebagai
dasar itulah yang menjadikan perundang-undangan sebagai aturan dalam
bernegara, oleh sebab itu penulis menghimbau kepada kita untuk dapat
mengimplementasikan pancasila dalam kehidupan sehari-hari

9
DAFTAR PUSTAKA

Syarbaini, Syahrial. 2014. Pendidikan Pancasila Di Pergirian Tinggi


Implementasi Nilai-Nilai Karakter Bangsa. Bogor: Ghalia
Indonesia.

Hidayat, Komaruddin. 2003. Demokrasi, Hak Asasi Manusia Dan


Masyarakat Madani. Jakarta: ICCE UIN Syarif Hidayatullah

10

Anda mungkin juga menyukai