Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH PENGERTIAN UUD 1945

Disusun untuk memenuhi tugas


Mata Kuliah: Pendidikan Pancasila
Dosen Pengampu: Agam Cendekia,SH,M.KN.

Oleh:
RISAL RAYHAN FARIHAT
215221342
PRODI AKUNTANSI SYARIAH
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
UNIVERSITAS ISLAM NEGRI RADEN MAS SAID
SURAKARTA
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah,kami panjatkan puji syukur kahadirat Allah Tuhan Yang Maha Esa,sebab
telah memberikan rahmat dan karunianya serta Kesehatan kepada kami,sehingga mampu
menyelesaikan makalah ini yang berjudul “NILAI SILA-SILA PANCASILA”.
Makalah ini disusun dengan harapan dapat menambah wawasan dan pengetahuan
kepada pembaca.Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna.Kami
mengucapkan banyak terima kasih kepada seluruh pembaca.
Apabila kami didalam Menyusun makalah ini banyak kekurangan dan kesalahan kami
memohon maaf yang sebesar-besarnya karena sesungguhnya manusia adalah makhluk yang
tidak sempurna dan kesempurnaan hanya dimiliki oleh Allah,dan juga dikarenakan ilmu
kami belum seberapa banyak.Maka dari itu kami sangat berharap kritik dan saran dari
pembaca yang sifatnya membangun,
Akhir kata,semoga makalah ini dapat berguna untuk siapa saja yang membacanya,dan
dapat menambah wawasan dimasa yang akan datang.

Sukoharjo,9 November 2021

Penulis

i
DAFTAR ISI

Contents
BAB 1.....................................................................................................................................................
PENDAHULUAN................................................................................................................................1
1.1 LATAR BELAKANG...............................................................................................................1
1.2 RUMUSAN MASALAH............................................................................................................1
1.3 TUJUAN.....................................................................................................................................2
BAB II....................................................................................................................................................
PEMBAHASAN.....................................................................................................................................
2.1 PENGERTIAN HUKUM DASAR UUD 1945.........................................................................3
2.2 KEDUDUKAN UUD 1945.........................................................................................................6
2.3 SIFAT UUD 1945.......................................................................................................................7
2.4 AMANDEMEN UUD 1945........................................................................................................9
BAB III...................................................................................................................................................
PENUTUPAN........................................................................................................................................
3.1 KESIMPULAN........................................................................................................................11
3.2 SARAN.....................................................................................................................................12

ii
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Hukum dasar negara kita ini adalah UUD 1945.UUD 1945 merupakan
Dasar Negara Republik Indonesia yang sah.Hal ini ditetapkan oleh Panitia
Persiapan Kemerdekaan Indonesia(PPKI),pada tanggal 18 Agustus 1945.UUD
1945 merupakan sumber hukum tertinggi, dan sebagai tolak ukur,apakah norma
hukum yang lebih rendah sesuai dengan ketentuan UUD 1945.
UUD 1945,terdiri dari pembukaan dan pasal-pasal.Pembukaan terdiri dari
4 alinea,Pasal-pasal terdiri dari 6 Bab,Bab I sampai dengan Bab XVI,pasal 1
sampai dengan pasal 37.Setelah Amandemen,UUD terdiri dari 21 Bab,Bab I
sampai dengan XVI (Pasal IV dihilangkan). dan 73 pasal, Pasal 1 sampai
dengan Pasal 37, terdiri 170 Ayat ,ditambah dengan 3 pasal Aturan Peralihan
dan 2 pasal Aturan Tambahan. Pembukaan dan Pasal- pasal merupakan suatu
hubungan yang penting. Disamping hukum dasar tertulis, di Negara Indonesia
juga berlaku hukum dasar yang tidak tertulis, yaitu norma-norma yang apabila
dilanggar akan mendapatkan hukuman sosial dari masyarakat.
Sebagai warga negara Republik Indonesia, perlu difahami,apakah yang
dimaksud dengan UUD 1945? bagaimana fungsi dan kedudukannya dalam Tata
Hukum Negara , dan perlu juga mengetahui bagaimana pembentukannya serta
keterangan pada saat UUD 1945 itu dibuat.
1.2 RUMUSAN MASALAH

Adapun permasalahan yang ditanyakan dalam makalah ini adalah:


1.Apa Pengertian dari hukum dasar UUD 1945?
2.Bagaimana Kedudukan UUD 1945?

1
3.Bagaimana Sifat dan Fungsi UUD 1945?
4.Bagaimana UUD 1945 Amandemen?

1.3 TUJUAN
1.Supaya memahami Pengertian UUD 1945.
2.Supaya mengetahui Kedudukan UUD 1945.
3.Supaya memahami.sifat dan fungsi UUD 1945.
4.Agar mengetahui Amandemen UUD 1945.

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 PENGERTIAN HUKUM DASAR UUD 1945

Dalam Penjelasan Umum Undang-Undang Dasar 1945 angka I


dinyatakan bahwa: “ Undang-undang Dasar suatu negara ialah hanya sebagian
dari hukumnya dasar Negara itu. Undang-undang Dasar ialah hukum dasar yang
tertulis, sedang disampingnya Undang-undang dasar itu berlaku juga hukum
dasar yang tidak tertulis, ialah aturan-aturan dasar yang timbul dan terpelihara
dalam praktek penyelenggaraan Negara meskipun tidak tertulis, ialah aturan-
aturan dasar yang timbul dan terpelihara dalam praktek penyelenggaraan
Negara meskipun tidak tertulis”.
Dengan demikian dapat ditarik kesimpulan, pengertian kata Undang-
Undang Dasar menurut UUD 1945, mempunyai pengertian yang lebih sempit
daripada pengertian hukum dasar, Karena yang dimaksud Undang-undang
Dasar adalah hukum dasar yang tertulis, sedangkan pengertiann hukum dasar
mencakup juga hukum dasar yang tidak tertulis.
Di samping istilah undang-undang dasar, dipergunakan juga istilah lain
yaitu Konstitusi. Istilah konstitusi berasal dari bahasa inggris constitution atau
dari bahasa Belanda Constitutie. Kata konstitusi mempunyai pengertian yang
lebih luas dari Undang-undang dasar karena pengertian Undang-undang Dasar
hanya meliputi konstitusi yang tertulis saja, selain itu masih terdapat konstitusi
yang tidak tertulis.
Sebagai dasar negara, Pancasila merupakan suatu asas kerohanian yang
dalam ilmu kenegaraan populer disebut sebagai dasar filsafat negara
(pilisophisce gronslag). Dalam kedudukan ini Pancasila merupakan sumber nilai
dan sumber norma dalam setiap aspek penyelenggaraan negara, termasuk dalam
sumber tertib hukum di Indonesia, sehingga Pancasila merupakan sumber nilai,
norma dan kaidah baik moral maupun hukum di Indonesia. Oleh karenanya,
Pancasila merupakan sumber hukum negara baik yang tertulis maupun yang tak
tertulis atau convensi.

3
Maka kedudukan Pancasila sesuai dengan yang tercantum dalam
pembukaan UUD 1945 adalah sebagai sumber dari segala sumber hukum di
Indonesia, sesuai dengan yang tercantum dalam penjelasan tentang pembukaan
UUD yang termuat dalam Berita Republik Indonesia tahun II no. 7, hal ini dapat
disimpulkan bahwa pembukaan UUD 1945 adalah sebagai sumber hukum
positif Indonesia.
Dengan demikian seluruh peraturan perundang – undangan di Indonesia
harus bersumber pada Pembukaan UUD 1945 yang di dalamnya terkandung
dasar filsafat Indonesia. Dapat kita bahwa pancasila dalam konteks
ketatanegaraan RI. Dalam beberapa tahun ini Indonesia mengalami perubahan
yang sangat mendasar mengenai sistem ketatanegaraan.

2.2 KEDUDUKAN UUD 1945


Sebagai hukum dasar, UUD 1945 merupakan sumber hukum tertinggi
dari keseluruhan produk hukum di Indonesia. Produk-produk hukum seperti
undang- undang, peraturan pemerintah, atau peraturan presiden, dan lain-
lainnya, bahkan setiap tindakan atau kebijakan pemerintah harus dilandasi dan
bersumber pada peraturan yang lebih tinggi, yang pada akhirnya harus dapat
dipertanggungjawabkan sesuai dengan ketentuan UUD 1945.
Tata urutan peraturan perundang-undangan pertama kali diatur dalam
Ketetapan MPRS No. XX/MPRS/1966, yang kemudian diperbaharui dengan
Ketetapan MPR No. III/MPR/2000, dan terakhir diatur dengan Undang-undang
No.10 Tahun 2004 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan,
dimana dalam Pasal 7 diatur mengenai jenis dan hierarki Peraturan Perundang-
undangan yaitu adalah sebagai berikut :
1. Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945,
2. Undang-Undang/Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang,
3. Peraturan Pemerintah,
4. Peraturan Presiden,
5. Peraturan Daerah. Peraturan Daerah meliputi :
6. Peraturan Daerah Provinsi dibuat oleh Dewan Perwakilan Rakyat Daerah
Provinsi bersama dengan Gubernur;

4
7. Peraturan Daerah Kabupaten/Kota dibuat oleh Dewan Perwakilan Rakyat
Daerah Kabupaten/Kota bersama Bupati/Walikota;
8. Peraturan Desa/peraturan yang setingkat, dibuat oleh badan perwakilan desa
atau nama lainnya bersama dengan kepala desa atau nama lainnya. Undang-
Undang Dasar bukanlah satu-satunya atau keseluruhan hokum dasar,
melainkan hanya merupakan sebagian dari hukum dasar, masih ada
hukum dasar yang lain, yaitu hukum dasar yang tidak tertulis. Hukum dasar
yang tidak tertulis tersebut merupakan aturan-aturan dasar yang timbul dan
terpelihara dalam praktek penyelenggaraan negara -meskipun tidak tertulis –
yaitu yang biasa dikenal dengan nama ‘Konvensi’. Konvensi merupakan aturan
pelengkap atau pengisi kekosongan hukum yang timbul dan terpelihara dalam
praktek penyelenggaraan ketatanegaaan, dimana Konvensi tidak terdapat dalam
UUD 1945 dan tidak boleh bertentangan dengan UUD 1945.
Setiap sesuatu dibuat dengan memiliki sejumlah fungsi. Demikian juga
halnya dengan UUD 1945. Telah dijelaskan bahwa UUD 1945 adalah hukum
dasar tertulis yang mengikat pemerintah, lembaga-lembaga negara, lembaga
masyarakat, dan juga mengikat setiap warga negara Indonesia dimanapun
mereka berada dan juga mengikat setiap penduduk yang berada di wilayah
Negara Republik Indonesia.
Sebagai hukum dasar, UUD 1945 berisi norma-norma dan aturan-aturan
yang harus ditaati dan dilaksanakan oleh semua komponen tersebut di atas.
Undang- undang Dasar bukanlah hukum biasa, melainkan hukum dasar, yaitu
hukum dasar yang tertulis. Sebagai hukum dasar, UUD 1945 merupakan sumber
hukum tertulis. Dengan demikian setiap produk hukum sepertiundang-undang,
peraturan pemerintah, peraturan presiden, ataupun bahkan setiap tindakan atau
kebijakan pemerintah haruslah berlandaskan dan bersumber pada peraturan
yang lebih tinggi, yang pada akhirnya kesemuanya peraturan perundang-
undangan tersebut harus dapat dipertanggungjawabkan sesuai dengan ketentuan
UUD 1945, dan muaranya adalah Pancasila sebagai sumber dari segala sumber
hukum negara (Pasal 2 UU No. 10 Tahun 2004).

5
Dalam kedudukan yang demikian itu, UUD 1945 dalam kerangka tata
urutan perundangan atau hierarki peraturan perundangan di Indonesia
menempati kedudukan yang tertinggi. Dalam hubungan ini, UUD 1945 juga
mempunyai fungsi sebagai alat kontrol, dalam pengertian UUD 1945
mengontrol apakah norma hukum yang lebih rendah sesuai atau tidak dengan
norma hukum yang lebih tinggi. UUD 1945 juga berperan sebagai pengatur
bagaimana kekuasaan negara disusun, dibagi, dan dilaksanakan. Selain itu UUD
1945 juga berfungsi sebagai penentu hak dan kewajiban negara, aparat negara,
dan warga negara.

2.3 SIFAT UUD 1945

Kita tau bahwa negara kita memiliki UUD 1945 yang merupakan salah
satu suber hukum potensial bagi negara Indonesia. Tidak hanya potensial
namun UUD 1945 juga merupakan pemegang hal pemgang kontrol dan
tindakan tertinggi di perundang undangan Indonesia seperti prinsip-prinsip
dalam hierarki peraturan perundang-undangan.
1. Konstitusi tertulis
UUD adalah dokumen tertulis yang memuat aturan-aturan dasar, dan
karena itu, memenuhi kebutuhan dasar ini dari pemerintah federal. Bahkan,
Konstitusi Indonesia adalah yang paling rumit Konstitusi dunia. Rumusan UUD
1945 akan mengikat dan mengatur pemerintah setiap warga negara dan
penyelenggara dari negara.
2. Singkat
UUD 1945 hanya akan memuat beberapa aturan pokok dan aturan dasar
di Indonesia.
3. Konstitusi yang kaku
UUD 1945 adalah peraturan sebagian besar merupakan Konstitusi yang
kaku. Semua ketentuan Konstitusi tentang hubungan Uni-Negara dapat diubah
hanya oleh tindakan bersama dari Badan-Badan Legislatif Negara dan
Parlemen. Ketentuan tersebut dapat diubah hanya jika amandemen disahkan
oleh dua pertiga mayoritas anggota yang hadir dan memberikan suara di
Parlemen yang juga merupakan mayoritas mutlak dari total keanggotaan dan
diratifikasi.
6
4. Supremasi Konstitusi
UUD 1945 juga tertinggi dan bukan buatan tangan baik dari Pusat. Jika
karena suatu alasan, setiap organ Negara berani melanggar ketentuan
Konstitusi, pengadilan hukum ada untuk memastikan bahwa martabat
Konstitusi ditegakkan dengan segala cara.
5. Peradilan Independen
Di Indonesia, UUD 1945 telah menyediakan Mahkamah Agung dan
setiap upaya telah dilakukan untuk melihat bahwa peradilan di Indonesia
bersifat independen dan tertinggi. Mahkamah Agung Indonesia dapat
menyatakan sebuah undang-undang sebagai Konstitusi yang inkonstitusional
atau ultra, jika bertentangan dengan ketentuan Konstitusi. Untuk memastikan
ketidak berpihak pada lembaga peradilan, hakim kami tidak dapat dilepas oleh
Eksekutif dan gaji mereka tidak dapat dibatasi oleh Parlemen.
6. Legislatif Bicameral
Sistem bikameral dianggap penting dalam sebuah federasi karena hanya
ada di Majelis Tinggi bahwa unit-unit dapat diberikan perwakilan yang setara.
UUD juga menyediakan Badan Legislatif bikameral di Pusat.
7. Pemilihan Pemerintahan
Di sebuah negara federal, ada dua pemerintahan pemerintah nasional atau
federal dan pemerintah dari setiap unit komponen. Tetapi di Negara kesatuan
hanya ada satu pemerintahan, yaitu pemerintah nasional. Jadi, Indonesia,
sebagai sistem presidensial, memiliki Pemerintah Pusat dan Pemerintahan
Bagian.
8. Supel
Artinya UUD 1945 bisa di kembangkan dan juga akan mengikuti arus
dan perkembangan zaman. Walaupun telah terbentuk pada saat proklamasi
kemerdekaan seperti hubungan pancasila dengan UUD.

7
9. Hukum Yang Positif
Semua yang dirangkum dan berada dalam badan UUD 1945 adalah
peraturan, perundang undangan dan semua masalah yang mengatur hukum yang
tentunya akan bersifat positif dan mengundang beberapa norma-norma batasan
tertentu.
10. Universal
Ini menyatakan sifat UUD 1945 yang menyeluruh dan mengatur semua
hal dalam peraturan termasuk tentang beragam keunikan dan perbedaan di
Indonesia seperti, agama suku dan bangsa.
12. Terbuka
UUD 1945 bukalah sistem pemerintahan yang akan mengekang dan
terlalu kaku, namun bisa menerima segala anjuran, arahan dan masukan yang
bersifat positif dan membangun seperti dasar hukum komisis yudisial.
Berdasarkan definisi dan sifat UUD 1945 di atas, fitur utama dari UUD
tercantum di bawah ini.
▪ UUD adalah dasar dari pemerintahan negara.
▪ UUDadalah perwujudan dari hukum dasar. Ini adalah dokumen aturan negara.
▪ UUD menggambarkan kekuasaan dan fungsi dari pemerintah org berbeda dan
hubungan antar organ-organ ini.
▪ UUD menyatakan di satu sisi kekuasaan dan tugas pemerintah dan, tentang
hak dan kewajiban warga negara.
▪ Menghubungkan penggaris dengan yang diperintah, dan sebaliknya.

8
2.4 AMANDEMEN UUD 1945

UUD 1945 ditetapkan dan disahkan oleh Panitia Persiapan Kemerdekaan


Indonesia (PPKI) pada 18 Agustus 1945. UUD 1945 mulai berlaku pada 18
Agustus 1945 hingga 27 Desember 1949. Dikutip situp resmi Kementerian
Hukum dan Ham (Kemenkumham), sejauh ini UUD telah diamandeman
sebanyak empat kali melalui sidang Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR).
Amandemen tersebut berlangsung pada Sidang Umum Majelis
Permusyawaratan Rakyat (MPR) pada 1999, 2000, 2001, dan 2002.
Amandemen adalah perubahan resmi dokumen resmi atau catatan tertentu
tanpa melakukan perubahan terhadap UUD. Bisa dikatakan melengkapi dan
memperbaiki beberapa rincian dari UUD yang asli. Tujuan amandemen Tujuan
perubahan UUD 1945 untuk menyempurnakan aturan dasar seperti tatanan
negara, kedaulatan rakyat, HAM, pembagian kekuasaan, eksistensi negara
demokrasi dan hukum.
Tujuan amandemen Tujuan perubahan UUD 1945 untuk
menyempurnakan aturan dasar seperti tatanan negara, kedaulatan rakyat, HAM,
pembagian kekuasaan, eksistensi negara demokrasi dan hukum.
Perubahan tersebut sebagai respon tuntutan reformasi pada waktu itu.
Tuntutan tersebut antara lain dilatar belakangi oleh praktek penyelenggaraan
negara pada masa pemerintahan rezim Soeharto. Alasan filosofis, historis,
yuridis, sosiologis, politis, dan teoritis juga mendukung dilakukannya
perubahan terhadap konstitusi. Selain itu adanya dukungan luas dari berbagai
lapisan masyarakat. Perubahan UUD 1945 bukannya tanpa masalah. Karena ada
sejumlah kelemahan sistimatika dan substansi UUD pasca perubahan seperti
inkonsisten, kerancuan sistem pemerintahan dan sistem ketatanegaraan yang
tidak jelas. Perubahan Undang-Undang Dasar ternyata tidak dengan sendirinya
menumbuhkan budaya taat berkonstitusi.
Sebelum dilakukan amandemen, UUD 1945 memiliki 38 bab, 37 pasal,
dan 64 ayat. Setelah dilakukan empat kali amendemen ada 16 bab, 37 pasal 194
ayat, tiga pasa aturan perakitan, dan dua pasal aturan tambahan.
Amandeman I

9
Amandemen yang pertama dilakukan pada Sidang Umum MPR pada 14-
21 Oktober 1999. Pada amandemen pertama menyempurnakan sembilan pasal,
yakni pasal 5, pasal 7, pasal 9, pasal 13. Kemudian pasal 13, pasal 15, pasal 17,
pasal 20, dan pasal 21. Ada dua perubahan fundamental yang dilakukan, yaitu
pergeseran kekuasaan membentuk undang-undang dari Presiden ke DPR, dan
pembatasan masa jabatan presiden selama 5 tahun dan sesudahnya dapat dipilih
kembali dalam jabatan yang sama, hanya untuk satu kali masa jabatan.
Amandeman II
Amandemen kedua terjadi pada Sidang Tahunan MPR pada 7 hingga 18
Agustus 2010. Pada amandemen tersebut ada 15 pasal perubahan atau
tambahan/tambahan dan perubahan 6 bab. Perubahan yang penting itu ada
delapan hal, yakni:
• Otonomi daerah/desentralisasi.
• Pengakuan serta penghormatan terhadap satuan pemerintahan daerah yang
bersifat khusus atau bersifat istimewa dan terhadap kesatuan masyarakat hukum
adat beserta hak-hak tradisionalnya.
• Penegasan fungsi dan hak DPR.
• Penegasan NKRI sebagai sebuah negara kepulauan yang berciri Nusantara
dengan wilayah yang batas-batas dan hak-haknya ditetapkan dengan undang-
undang.
• Perluasan jaminan konstitusional hak asasi manusia. Sistem pertahanan dan
keamanan Negara.
• Pemisahan struktur dan fungsi TNI dengan Polri.
• Pengaturan bendera, bahasa, lambang Negara, dan lagu kebangsaan.
Amandemen III
Amandeman ketiga berlangsung pada Sidang Umum MPR, 1 hingga 9
September 2001. Ada 23 pasal perubahan/tambahan dan tiga bab tambahan.
Perubahan mendasar meliputi 10 hal, yakni:
• Penegasan Indonesia sebagai negara demokratis berdasar hukum berbasis
konstitusionalisme.
• Perubahan struktur dan kewenangan MPR.

10
• Pemilihan Presiden dan wakil Presiden langsung oleh rakyat.
• Mekanisme pemakzulan Presiden dan/atau Wakil Presiden.
• Kelembagaan Dewan Perwakilan Daerah. Pemilihan umum. Pembaharuan
kelembagaan Badan Pemeriksa Keuangan.
• Perubahan kewenangan dan proses pemilihan dan penetapan hakim agung.
• Pembentukan Mahkamah Konstitusi.
• Pembentukan Komisi Yudisial.
Amandemen IV
Amandemen IV berlangsung pada Sidang Umum MPR, 1 hingga 9
Agustus 20012. Ada 13 pasal, tiga pasal aturan peralihan, dua pasal tambahan
dan peruban dua bab. Dalam empat kali amandemen UUD 1945 tersebut relatif
singkat. Bahkan selama pembahasannya tidak banyak menemui kendala meski
pada Sidang MPR berlangsung alot dan penuh argumentasi.

BAB III
PENUTUPAN

3.1 KESIMPULAN
Undang-Undang Dasar 1945 merupakan keseluruhan naskah yang terdiri dari
Pembukaan dan Pasal-pasal. Pembukaan terdiri dari 4 Alinea. Pasal-pasal terdiri dari 16 Bab,
Bab I sampai dengan Bab XVI, pasal 1 sampai dengan pasal 37. Setelah amandemen IV,
UUD 1945 terdiri dari 21 Bab, Bab I sampai dengan Bab XVI (Bab IV dihapus), dan 73
pasal, Pasal 1 sampai dengan Pasal 37, terdiri 170 Ayat ,ditambah dengan 3 pasal Aturan
Peralihan dan 2 pasal Aturan Tambahan. Pembukaan dan Pasal- pasal merupakan satu
kesatuan. Disamping hukum dasar tertulis, di Negara Indonesia juga berlaku
hukum dasar yang tidak tertulis, yaitu konvensi sebagai kebiasaan yang hidup dan
terpelihara dalam praktek penyelenggaraan kenegaraan.

11
UUD 1945 bukan hukum biasa melainkan hukum dasar yang merupakan
sumber hukum yang tertinggi, sehingga seluruh hukum yang berlaku tidak
boleh bertentangan dengan UUD 1945.
UUD 1945 diciptakan melalui proses yang Panjang dan lama.Akhirnya semoga
Makalah yang sederhana ini bisa bermanfaat bagi banyak orang.
3.2 SARAN
Seluruh masyarakat Indonesia supaya mengerti dan memahami bahwa
UUD 1945 merupakan dasar hukum tertinggi yang ada di Indonesia,apabila
melanggar hukum yang berlaku maka bukan hanya dikucilkan di masyarakat
namun juga akan di proses secara hukum.

12

Anda mungkin juga menyukai