Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH

PERSOALAN SOSIAL POLITIK


DALAM PERSFEKTIF YURIDIS KENEGARAAN

Dosen Pengampu :
Edy Kurniawan ,S.pd.,M.pd

Disusun Oleh :
Kelas B Kelompok 4
1. Ayu Mita Widiastuti (P07124123052)
2. Bestim Tania (P07124123057)
3. Feni Aulia (P07124123062)
4. Regina Cahyani Putri (P07124123080)
5. Siska Herliana (P07124123081)
6. Solatunnisa (P071241230)
7. Tara Gricia Matas (P07124123087

PROGRAM STUDI SARJANA TERAPAN KEBIDANAN


JURUSAN KEBIDANAN POLTEKKES KEMENKES
MATARAM 2024

1
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat
rahmat dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah
yang berjudul "PERSPALAN SOSIAL POLITIK DALAM PERSFEKTIF
YURIDIS KENEGARAAN ".
Harapan penulis semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan
dan pengalaman bagi para pembaca untuk ke depannya .
Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman. Penulis masih
banyak kekurangan dalam makalah ini. Oleh karena itu penulis sangat
mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari pembaca demi
kesempurnaan makalah ini.

Sabtu,3 Februari 2024

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..........................................................................i
DAFTAR ISI .......................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN ..................................................................1
A. Latar Belakang..........................................................................1
B. Rumusan Masalah.....................................................................3
C. Tujuan ......................................................................................3

BAB II PEMBAHASAN.....................................................................4

A. Tata Urutan Peraturan Perundangan RI....................................4


B. Perubahan UUD 1945Setelah Reformasi.................................5
C. Isi UUD setelah Amandemen...................................................9
D. Hasil-Hasil Peraturan Perundang-Undangan Yang Berkaitan
Dengan Sistem Politik (Demokrasi)Di Era Reformasi.............10
E. Lembaga Negara Sesuai dengan UUD 1945 Setelah
Amandemen..............................................................................12
F. Persoalan Sosial Politik dan Perkembangan IPTEK Dalam
Persfektif Yudris .......................................................................13
BAB III PENUTUP.............................................................................16
A. Kesimpulan...............................................................................16
B. Saran.........................................................................................16
DAFTAR PUSTAKA .........................................................................17

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Sebagai dasar negara. Pancasila merupakan suatu asas kerohanian
yang dalam ilmu kenegaraan populer disebut sebagai davar filvafat negara
(pilisophisce gronsdag). Dalam kedudukan ini Pancasila merupakan
sumber nilai dan sumber norma dalam setiap aspek penyelenggaraan
negara, termasuk dalam vumber tertib hukum di Indonesia. sehingga
Pancasila merupakan sumber nilai, norma dan kaidah baik moral maupun
hukum di Indonesia. Oleh Larenanya, f'ancavila merupakan sumber
hukuun negara laik yang tertulis maupun yang tak tertulis atau convensi
Indonesia adalah negara demokrasi yang berdasarkan atas hukum, oleh
karena itu dalam segala aspek pelaksanaan dan penyelenggaraan negara
diatur dalanı system peraturan perundang-undangan. Hal inilah yang
dimaksud dengan pengertian Pancavila dalam konteks ketatanegaraan
Republik Indonesia
Hal ini tidaklah lepas dari eksistensi pembukaan UUD 1945, yang
dalam konteks ketatanegaraan Indonevia memiliki kedudukan yang sangat
penting karena merupakan suatu staasfundamentalnorm dan berada pada
hierarkhi wrtib hukum tertinggi di Indonesia.
Dalam kedudukan dan fungsi Pancavila vebagai dasar Negara
Indonesia, pada hakikatnya merupakan suatu dasar dan kerohanian dalam
setiap aspek penyelenggaraan negara termasuk dalam penyusunan tertib
hukum di Indonesia. Maka kedudukan Pancasila vesuai dengan yang
tercantum dalam pembukaan UUD 1945 adalah velsagai sumber dari
segala vumber hukum di Indonesia, vesuai dengan yang tercantum dalam
penjelasan tentang pembukaan UUD yang teramat dalam Berita Republik
Indonesia tahun II no 7, hal ini dapat disimpulkan bahwa pembukaan UUD
1945 adalah sebagai sumber hukum positif Indonesia Dengan demikian
wluruh peraturan perundang-undangan di Indonesia harus bersumber pada

1
Pembukaan UUD 1945 yang di dalamnya terkandung davar filvafat
Indonesia
Pancasila dalam konteks ketatanegaraan RI. Dalam beberapa tahun ini
Indonesia mengalami perubahan yang sangat metulasar mengenai vystem
ketatanegaraan. Dalam hal perubahan tersebut Secara umum dapat kita
katakan bahwa perubahan mendavar vetelah empat kali amandemen UUD
1945 ialah komposisi dari UUD tersebut. yang vemula terdiri atas
Pembukaan, Batang Tubuh dan Penjelavannya, berubah menjadi hanya
terdiri Pembukaan dan pasal paval. Penjelasan UUD 1945, yang vemmula
ada dan kedudukannya mengandung kontroversi karena tidak turut
divahkan oleh PPKI tanggal 18 Agustus 1915. dihapuskan Materi yang
dikandungnya, sebagian dinavukkan diubah dan ada pula yang dirumuskan
kembali ke dalam paval paval amandemen. Perubahan mendasar UUD
1945 setelah empat kali amandemen, juga berkaitan dengan pelaksana
kedaulatan rakyat, dan penjelmaannya ke dalam lembaga lembaga negara.
Sebelum amandemen, kedaulatan yang berada di tangan rakyat,
dilaksanakan sepenuhnya oleh Majelis Permusyawaratan Rakyat. Majelis
yang terdiri atas anggota anggota DPR ditambah dengan urusan dari
daerah daerah dan golongan golongan im, demikian besar dan luas
kewenangannya. Antara lain mengangkat dan memberhentikan Presiden,
menetapkan Cariv garis Bevar Haluan Negara, verta mengubah Undang-
Undang Dasar.
Kemajuan teknologi saat ini bertumbuh dengan pesat, hal ini tidak
bisa terelakan lagi lantaran banyak inovasi-inovasi yang telah dihasilkan
dari perkembangannya ilmu pengetahuan dan teknologi. Hal ini tentu saja
membawa dampak yang positif bagi suatu negara, sehingga bisa
mendorong ke arah perkembangan lebih pesat dan memperluas wawasan
serta mencerdaskan rakyat.
Undang-Undang Dasar 1945 merupakan aturan tertinggi atau landasan
tata negara Indonesia.Undang-undang negara sifatnya terbuka dan bisa
diubah sesuai dengan perkembangan zaman. Amandemen UUD

2
berpengaruh terhadap sistem ketatanegaraan di Indonesia, dengan
perubahan tersebut, berubah juga struktur kelembagaan negaranya.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana Tata urutan peraturan perundang-undangan RI ?
2. Apa isi perubahan UUD 1945 Setelah Reformasi ?
3. Apa Saja isi Undang-Undang dasar setelah Amandemen ?
4. Bagaimana Lembaga Negara Sesuai Dengan UUD 1945 setelah
amandemen ?
5. Apa Saja hasil peraturan perundang-undangan dengan sistem politik
(demokrasi) di era reformasi ?
6. Apa Saja persoalan sosial politik dalam perspektif yuridis ?
C. Tujuan
1. Untuk memenuhi tugas mata kuliah Pendidikan Pancasila
2. Untuk Menambah wawasan bagi pembaca tentang kelembagaan
negara setelah Amandemen UUD 1945
3. Untuk Mengetahui persoalan-persoalan yang terjadi pada masa politik
(demokrasi) di masa reformasi

3
BAB II

PEMBAHASAN

A. Tata Urutan Peraturan Perundangan RI


Tata urutan peraturan perundang undangan di Indonesia terdiri dari
beberapa jenis. Hal ini diatur dalam Pasal 7 ayat (1) UU N0.12 Tahun 2011
terkait jenis dan hierarki Peraturan Perundang-undangan yakni:
1. Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945
Dari buku Pengantar Ilmu Hukum oleh Tami Rusli, UUD adalah
peraturan negara yang tertinggi dalam negara, yang memuat ketentuan-
ketentuan pokok dan menjadi salah satu sumber daripada peraturan
perundangan lainnya yang kemudian dikeluarkan oleh negara.
Ketentuan yang tercantum dalam pasal UUD 1945 adalah ketentuan
tertinggi yang pelaksanaannya dilakukan dengan Ketetapan MPR dan
UU.
2. Ketetapan Majelis Permusyawaratan Rakyat
Ketetapan MPR berada di urutan kedua tertinggi tata urutan peraturan
perundang undangan di Indonesia. Ketetapan MPR dibagi dua, yaitu:
a. Ketetapan MPR yang memuat garis-garis besar dalam bidang
legislatif dilaksanakan dengan UU
b. Ketetapan MPR yang memuat garis-garis besar dalam bidang
eksekutif dilaksanakan dengan Keputusan Presiden
3. Undang-Undang/Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang
Suatu UU berlaku mutlak setelah diundangkan dalam Lembaran
Negara (tempat pengundangan peraturan-peraturan negara agar supaya
sah berlaku) oleh Sekretaris Negara. Adapun tanggal mulainya berlaku
menurut tanggal ditentukan dalam UU itu sendiri.
Pasal 22 UUD 1945 mengatur soal PERPU, antara lain:
Dalam hal ikhwal kegentingan yang memaksa, Presiden berhak
menetapkan peraturan pemerintah sebagai pengganti UU (PERPU)

4
Peraturan Pemerintah itu harus mendapat persetujuan DPR dalam
persidangan. Jika tidak disetujui, maka peraturan pemerintah itu harus
dicabut.
4. Peraturan Pemerintah
Tata urutan peraturan perundang undangan di Indonesia selanjutnya
yaitu Peraturan Pemerintah dan Keputusan Presiden.
Peraturan Pemerintah adalah peraturan pelaksanaan dari undang-
undang. Untuk membuat suatu peraturan pemerintah tidak harus secara
tegas dinyatakan atau disebutkan oleh undang undang yang menjadi
dasarnya. Misalnya dengan menggunakan kalimat "untuk selanjutnya
akan diatur dengan peraturan pemerintah"
5. Peraturan Presiden
Presiden berhak mengeluarkan keputusan Presiden yang berisi
keputusan yang sifatnya khusus (einmalig yakni berlaku atau mengatur
suatu hal tertentu saja)
6. Peraturan Daerah:
a. Peraturan Daerah Provinsi
b. Peraturan Daerah Kabupaten/Kota
B. Perubahan UUD 1945 Setelah Reformasi
Jatuhnya rezim Orde Baru pada 1998 mengantarkan Indonesia
memasuki era reformasi.Saat itu, muncul enam agenda reformasi, yang
salah satunya adalah amandemen atau perubahan Undang-Undang Dasar
Negara Republik Indonesia tahun 1945.
Perubahan Undang-Undang Dasar 1945 dilakukan secara bertahap dan
menjadi salah satu agenda Sidang MPR dari 1999 hingga 2002.Sejarah
mencatat UUD NRI tahun 1945 mengalami perubahan sebanyak empat
Saat itu, muncul enam agenda reformasi, yang salah satunya adalah
amandemen atau perubahan Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia tahun 1945.Perubahan Undang-Undang Dasar 1945 dilakukan
secara bertahap dan menjadi salah satu agenda Sidang MPR dari 1999
hingga 2002.Berikut sejarah perubahan konstitusi UUD NRI tahun 1945.
1. Latar belakang amandemen UUD 1945.

5
 UUD 1945 belum cukup memuat landasan bagi kehidupan yang
demokratis
 Kekuasaan terpusat pada presiden yang menyebabkan banyak
pelanggaran
 Banyak pasal yang terlalu fleksibel dan dapat menimbulkan
multitafsir, otoriterisme, dan diskriminasi
 Pemerintahan yang sentralistik dan tertutup dapat terjadi Korupsi
Kolusi dan Nepotisme (KKN) yang menimbulkan kemerosotan
kehidupan nasional dalam berbagai aspek kehidupan.
 Kurangnya penghormatan HAM dan perlindungan hukum bagi
masyarakat
 UUD 1945 disusun oleh BPUPKI dan PPKI sebagai undang-
undang sementara dan disusun secara tergesa-gesa sehingga
dianggap belum lengkap
 Materi yang terkandung dalam UUD 1945 merupakan campuran
dari berbagai pemikiran yang terkadang saling bertentangan
 Kebebasan konstitusional suatu negara pada hakikatnya untuk
membatasi kekuasaan negara agar tidak sewenang-wenang, tetapi
tidak menonjolkan kekuasaan yang menekankan pada prinsip
totalitarianisme.

2. Tujuan amandemen UUD 1945


Berikut ini tujuan perubahan UUD 1945 yang dilakukan oleh
MPR:
 Menyempurnakan aturan dasar mengenai tatanan/susunan negara
dalam upaya mencapai cita-cita dan tujuan nasional yang tertuang
dalam Pembukaan, serta untuk memperkokoh NKRI berdasarkan
Pancasila.
 Menyempurnakan aturan dasar mengenai jaminan dan pelaksanaan
kedaulatan rakyat serta memperluas partisipasi rakyat agar sesuai
dengan perkembangan paham demokrasi.

6
 Menyempurnakan aturan dasar mengenai jaminan dan
perlindungan HAM.
 Menyempurnakan aturan dasar penyelenggaraan negara secara
demokratis dan modern, melalui pembagian kekuasaan yang lebih
tegas, sistem saling mengawasi dan mengimbangi (checks and
balances) yang lebih ketat dan transparan antarlembaga negara.
 Menyempurnakan aturan dasar mengenai jaminan konstitusional
dan kewajiban negara dalam mewujudkan keadilan sosial serta
mencerdaskan kehidupan bangsa, menegakkan etika moral dan
solidaritas dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan
bernegara sesuai dengan harkat dan martabat kemanusiaan.
 Melengkapi aturan dasar yang sangat penting bagi eksistensi
negara dan perjuangan mewujudkan demokrasi seperti pengaturan
wilayah dan pelaksanaan pemilihan umum.
 Menyempurnakan aturan dasar mengenai kehidupan berbangsa dan
bernegara sesuai dengan perkembangan aspirasi, kebutuhan,
serta kepentingan bangsa dan negara Indonesia sekaligus
mengakomodasi kecenderungan untuk kurun waktu yang akan
datang.
3. Proses amandemen UUD 1945
Dalam sejarah, dilakukan amandemen terhadap UUD NRI tahun
1945 dalam empat tahap.Perubahan terhadap UUD 1945 dilakukan
oleh MPR dengan berpedoman pada Dasar Yuridis yakni pasal 3
dan pasal 37 ayat (1-5) UUD 1945 yang mengatur prosedur dan
tata cara perubahan UUD 1945 dengan penambahan bab, pasal,
ayat, aturan peralihan, aturan tambahan sesuai kesepakatan sidang
MPR.Berikut proses amandemen UUD 1945 dari tahun 1999-2002:
 Amandemen pertama
Amandemen pertama terhadap UUD 1945 dilakukan dalam Sidang
Umum MPR 1999 yang berlangsung sejak 14 Oktober hingga 21
Oktober 1999.Amandemen pertama diterapkan pada 9 pasal, yaitu
pasal 5, pasal 7, pasal 9, pasal 13, pasal 14, pasal 15, pasal 17,

7
pasal 20, dan pasal 21.Secara umum, fokus amandemen pertama
adalah untuk membatasi kekuasaan presiden yang dianggap terlalu
berlebihan. Salah satunya terkait pembatasan periode jabatan
presiden.
 Amandemen kedua
Amandemen kedua dilakukan dalam Sidang Umum MPR yang
berlangsung antara 7 Agustus hingga 18 Agustus 2000.
Amandemen kedua meliputi 5 bab dan 25 pasal dan dilakukan
dengan menambahkan beberapa aturan.Beberapa aturan yang
ditambahkan terkait wewenang dan posisi pemerintah daerah,
peran dan fungsi DPR, serta penambahan mengenai hak asasi
manusia. Amandemen ketiga Amandemen ketiga dilakukan dalam
Sidang Umum MPR 2001, yang berlangsung sejak 1 November
hingga 9 November 2001.
 Amandemen ketiga
Ada beberapa pasal dan bab mengenai Bentuk dan Kedaulatan
Negara, Kewenangan MPR, Kepresidenan, Pemakzulan, Keuangan
Negara, Kekuasaan Kehakiman.
 Amandemen keempat
Amandemen keempat terhadap UUD 1945 dilakukan dalam Sidang
Umum MPR 2002, yang berlangsung antara 1 Agustus hingga 11
Agustus 2002.Amandemen keempat fokus untuk menyempurnakan
penyesuaian dalam perubahan-perubahan sebelumnya, termasuk
penghapusan atau penambahan pasal atau bab. Hasil amandemen
UUD 1945 kali ini meliputi perubahan dalam bidang pendidikan,
perekonomian, juga aturan peralihan dan tambahan. Hasil
amandemen UUD 1945 Dalam proses amandemen, MPR memiliki
lima kesepakatan dasar, yaitu:
a) Pembukaan disepakati tidak diubah
b) Tetap mempertahankan NKRI
c) Mempertegas sistem pemerintahan presidensial

8
d) Hal-hal normatif dalam Penjelasan UUD 1945 dimasukkan
ke dalam pasal-pasal (batang tubuh)
e) Melakukan perubahan dengan cara adendum
C. Isi UUD Setelah Amandemen
Amandemen Undang-Undang Dasar 1945 menjadi sebuah persyaratan
agar sistem ketatanegaraan pada suatu negara dapat berjalan dengan
demokratis.
Ada lima kesepakatan dasar atas perubahan Undang-Undang Dasar
1945, yaitu tidak mengubah pembukaan Undang-Undang Dasar Negara
Kesatuan republik Indonesia 1945, tetap mempertahankan Negara
Kesatuan Republik Indonesia, mempertegas sistem pemerintahan
presidensial, menghilangkan penjelasan Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia 1945, dan hal-hal normatif pada Penjelasan akan
dimasukkan ke dalam pasal-pasal, sebagaimana tertulis dalam buku Potret
Konstitusi Pasca Amandemen UUD 1945 karya Andi Mappetahang Fatwa.
Dijelaskan juga bahwa amandemen Undang-Undang Dasar 1945 tidak
mengubah format undang-undang tersebut, yang berubah adalah bagian
aspek sistematika, jumlah bab, pasal, dan ayat pada Undang-Undang Dasar
1945.Apabila ditinjau berdasarkan aspek sistematika, maka Undang-
Undang Dasar sebelum amandemen terdiri atas tiga bagian, yakni:
1. Pembukaan (preambule)
2. Batang tubuh
3. Penjelasan
Sebelum amandemen, pada Undang-Undang Dasar 1945 terdapat
16 bab, 37 pasal, 49 ayat, serta 4 pasal Aturan Peralihan dan 2 ayat
Aturan Tambahan.
Kemudian Undang-Undang Dasar mengalami perubahan atau amandemen
yang menjadikannya terdiri atas dua bagian, yaitu:
1. Pembukaan (preambule)
2. Pasal-pasal

9
Undang-Undang Dasar 1945 setelah amandemen memiliki 21 bab, 73
pasal, 170 ayat serta 3 pasal Aturan Peralihan dan 2 pasal Aturan
Tambahan.
Berikut poin-poin amandemen Undang-Undang Dasar 1945:
1. Sebelum amandemen
Bab: : 16
Pasal: 37
Ayat: 49
Aturan Peralihan: 4 Pasal
Aturan Tambahan: 2 Ayat
2. Sesudah amandemen:
Bab: 21
Pasal: 73
Ayat: 170
Aturan Peralihan: 3 Pasal
Aturan Tambahan: 2 Pasal
D. Lembaga Negara Sesuai dengan UUD 1945 Setelah Amandemen
1. MPR (Majelis Permusyawaratan Rakyat)
MPR Merupakan sebuah lembaga legislatif dan Lemabaga Tertinggi
dalam sistem ketatanegaraan. MPR melakukan sidang paling sedikit
lima tahun sekali. Anggotanya terdiri dari Anggota DPR dan DPD
yang dipilih rakyat melalui pemilu.MPR memiliki masa jabatan lima
tahun dalam satu periode .
Tugas dan Wewenang MPR menurut UUD 1945 hasil amandemen :
 Mengubah Menetapkan UUD
 Melantik Presiden dan Wakil Presiden
 Memberhentikan Presiden Beserta Wakil Presiden Menurut
UUD
2. DPR (Dewan Perwakilan Rakyat )
DPR merupakan suatu lembaga kemasyarakatan atau perwakilan
rakyat yang berkedudukan di pusat.Tugas dan wewenang DPR adalah
sebagai pemegang kekuasaan legislatif dalam membentuk UUD.

10
Tiga fungsi penting DPR :
 Fungsi legislatif
 Fungsi anggaran
 Fungsi pengawasan
DPR juga memiliki hak hak penting sesuai pasal 20A UUD 1945
 Hak interpelasi
 Hak angket
 Hak inisiatif
 Hak amandemen
 Hak budget
 Hak petisi
DPR melaksanakan sidangnya paling sedikit sekali dalam satu tahun
dan DPR dapat melakukan sidang sewaktu waktu jika diperlukan.
3. Presiden dan Wakil Presiden
Presiden dan Wakil Presiden menjabat selama lima tahun . Presiden
dan Wakil Presiden di ajukan atau di usulkan oleh para petisi partai
politik dan dipilih langsung oleh rakyat melalui pemilu.
4. Kementrian negara
Presiden dalam melaksanakan tugasnya dibantu oleh para menteri.
dalam melaksanakan tugasnya. Para menteri duduk dalam sebuah
kabinet yang dibentuk oleh presiden. Menteri menteri yang sudah
dibentuk dalam sebuah kabinet itu mempunyai tugasnya masing
masing.
5. DPD (Dewan Perwakilan Daerah )
DPD merupakan sebuah lembaga baru dalam sistem ketatanegaraan
dan anggotanya merupakan perwakilan dari setiap provinsi, dan
anggotanya bukan merupakan anggota dari partai politik tetapi
anggotanya berasal dari organisasi kemasyarakatan. DPD dipilih
melalui pemilihan umum dan dipilih oleh rakyat. Dalam sidangnya
DPD melakukan sidangnya sekali dalam setahun.
Tugas dan wewenang DPD :

11
 Mengajukan rancangan UU kepada DPR berkaitan dengan
otonomi daerah
 Memberikan pertimbangan kepada DPR atas rancangan UU
dan APBN yang berkaitan dengan pajak, pendidikan dan agama
 Melakukan pengawasan dalam pelaksanaan hal hal di atas.
6. BPK ( Badan Pemeriksa Keuangan )
BPK adalah sebuah lembaga bagian keuangan dan melaksanakan
tugasnya tanpa berkaitan dengan pengaruh pemerintah, sehingga badan
ini bersifat mandiri. BPK bertugas dalam menangani keuangan dan
bertanggung jawab mengenai segala sistem keuangan negara. BPK
bertugas di ibu kota negara dan memiliki setiap perwakilan di setiap
provinsi.
7. MA ( Mahkamah Agung )
MA adalah pemegang kekuasaan kehakiman tertinggi dalam negara.
MA menjadi lembaga peradilan tingkat terakhir. Hakim agung
merupakan pejabat tertinggi negara setingkat dengan menteri negara
yang di angkat oleh presiden dengan usulan DPR.
8. MK ( Mahkamah Kostitusi )
MK adalah pemegang kekuasaan kehakiman setelah MA. MK
mempunyai wewenang dalam mengadui sebagai tingkat pertama dan
terakhir dengan putusannya final. Lembaga ini mempunyai sembilan
hakim konstitusi yang di tetapkan oleh presiden.
9. KY ( Komisi Yudisial )
KY adalah lembaga negara yang termasuk baru juga seperti MK.
Lembaga ini dibentuk untuk mengawasi kecurangan dalam proses
peradilan. Lembaga ini mempunyai wewenang untuk mengusulkan
calon hakim agung dan lembaga ini bersifat mandiri . lembaga ini
dibentuk dan diberhentikan oleh presiden atas persetujuan DPR.
E. Hasil Hasil Peraturan Perundang-Undangan Yang Berkaitan dengan
Sistem Politik(Demokrasi)Di Era Refoemasi
Hasil-hasil peraturan perundang-undangan sistem politik di era
reformasi.Dalam era reformasi di bidang politik, ada 5 paket UU dimasa

12
orde baru yang berhasil diganti dengan 3 UU politik yang lebih
demokratis. Berikut adalah 3 UU tersebut:
 UU No. 2 Tahun 1999 tentang partai politik
 UU No. 3 Tahun 1999 tentang pemilihan umum
 UU No. 4 Tahun 1999 tentang susunan dan kedudukan DPR/MPR
Pada masa reformasi juga dilakukan perubahan pada peran lembaga-
lembaga tinggi untuk membangun kehidupan yang lebih demokratis.
Perubahan tersebut antara lain:
1. Keluarnya ketetapan MPR RI No X/MPR/1998 tentang pokok-
pokok reformasi
2. Ketetapan No VII/MPR/1998 tentang pencabutan Tap MPR
tentang referendum
3. Tap MPR RI No XI/MPR/1998 tentang penyelenggaraan Negara
yang bebas dari KKN
4. Tap MPR RI No XIII/MPR/1998 tentang pembatasan masa jabatan
5. presiden dan wakil presiden RI
6. Amandemen UUD 1945 sudah sampai Amandemen I, II, III, IV.
Setelah adanya Amandemen, UUD 1945 mengalami perubahan yaitu:
a. Sebelum Amandemen
batang tubuh UUD 1945 terdiri dari 16 BAB, 37 pasal, 49 ayat, 4
pasal aturan peralihan, dan 2 ayat aturan tambahan.
b. Setelah Amandemen, batang tubuh UUD 1945 tediri dari 21 BAB,
73 pasal, 170 ayat, 3 pasal peraturan peralihan, dan 2 pasal aturan
tambahan.
F. Persoalan Sosial Politik dan Perkembangan IPTEK Dalam Persfektif
Yudris
1. Persoalan sosial dibidang politik
Masalah sosial yang terjadi di bidang politik itu menyangkut
masyarakat luas, yang akibatnya ada banyak pihak yang dirugikan dan
mengambil hak orang lain yang seharusnya menjadi haknya, juga
dapat merugikan negara ataupun pemerintah. Masalah politik adalah
sebuah masalah yang ada di dalam pemerintahan dan bersifat umum,

13
seperti KKN (Korupsi, Kolusi dan Nepotisme), demonstrasi dll yang
disebabkan karena adanya persaingan dan kecurangan dalam dunia
politik. Dan dalam hal ini pihak utama yang dirugikan adalah
masyarakat.
Permasalahan yang telah memasuki cara pandang dan berfikir
masyarakat indonesia akibat pengaruh globalisasi dari berbagai negara
yang masuk ke Indonesia. Hal tersebut dapat menjadikan masyarakat
Indonesia melakukan hal-hal atau ide-ide yang bertentangan dengan
kepribadian bangsa. Misalnya, demokratisasi, HAM, Neoliberalisme,
dan Globalisme. Dalam hal ini pemerintah harus tegas dalam
menangani permasalahan ini dengan membuat berbagai peraturan dan
seubuah hukum untuk menangani masalah yang terjadi.bidang
2. Berbagai persoalan sosial di IPTEKS
Dari dahulu manusia telah menggunakan berbagai macan teknologi.
Kemajuan teknologi merupakan suatu hal yang tidak dapat dihindari
dalam menjalani kehidupan, karena kemajuan teknologi akan terus
berkembang mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan. Kebudayaan
mengandung dua unsur yaitu, unsur pengetahuan dan unsur teknologi.
Kedua hal ini merupakan unsur yang berbeda akan tetapi dua hal ini
saling berkaitan satu sama lain.
Pada kehidupan masyarakat saat ini perkembangan teknologi sangat
diperlukan untuk menunjang kebutuhan masyarakat khususnya
informasi. Dari hal ini jelas terlihat bahwa perkembangan teknologi
yang terjadi saat ini sangat bermanfaat dan berguna bagi banyak orang
Perkembangan IPTEKS pada ssat ini berkembang sangat pesat. Dan
sudah menjadi kebutuhan utama dalam mesyarakat untuk menjalani
kehidupan. Dan dengan adanya perkembangan teknologi saat ini juga
berpengaruh pada kehidupan masyarakat dan kebudayaan yang
berakibat terjadinya pembenturan tata nilai dalam aspek kehidupan dan
budaya.
Contoh:

14
a. Dari budaya agraris nasional menjadi budaya industi yang
modern. Karena adanya perubahan kebudayaan dari tradisional
menjadi modern masyarakat dituntut untuk lebih menggunakan
akal dan pikiran serta menghilangkan kaidah-kaidah normatif
1) seperti mitos yang berkembang di masyarakat Dari budaya
yang bersifat nasional kebangsaan menjadi budaya global
yang mondial. Hal ini berakibat pada lunturnya rasa
nasionalisme dan kepribadian bangsa
b. Persoalan yang terjadi dalam perkembangan IPTEKS
Penyalahgunaan pengetahuan oleh orang-orang tertentu untuk
melakukan berbagai aksi kejahatan
1) Penyalahgunaan dalam bentuk pornografi
2) Penyebaran berita hoax

15
BAB III
KESIMPULAN

A. Kesimpulan
Perubahan peraturan perundang undangan atau Amandemen yang
lebih demokratis memang dapat membuat Negara menjadi lebih baik lagi
karena sistem demokrasi. Tetapi kita tidak dapat mengelak bahwa sampai
sekarang masih saja ada persoalan di bidang politik seperti KKN &
demonstrasi, ditambah dengan adanya perkembangan IPTEK yang sering
kali di salahgunakan masyarakat yang akan menambah masalah sosial
politik.
B. Saran
Sebaiknya kita sebagai warga Negara dan penerus bangsa harus
berperilaku dengan pedoman nilai-nilai pancasila dan peraturan perundang
undangan yang ada agar tidak ada lagi persoalan/masalah yang
merepotkan.

16
DAFTAR PUSTAKA

Basmatulhana, H. (2022, Agustus 5). Retrieved from detikedu:


https://amp.kompas.com/nasional/read/2022/02/13/04000061/sistematika-
uud-1945-sebelum-dan-sesudah-amandemen

Ningsih, W. L. (2022, Desember 27). Retrieved from KOMPAS.com:


https://amp.kompas.com/skola/read/2020/02/07/190000369/perubahan-
undang-undang-dasar-1945

Rosiana, C. (2020, November 20). Retrieved from E-LEARNING:


https://elearningcaltira.blogspot.com/2020/11/persoalan-sosial-politik-
dan.html?m=1

Sabila, S. I. (2022, Maret 22). Retrieved from detiknews:


https://news.detik.com/berita/d-5995476/tata-urutan-peraturan-perundang-
undangan-di-indonesia-jenis-hingga-penjelasan/amp

17

Anda mungkin juga menyukai