Anda di halaman 1dari 13

DAFTAR ISI

Kata Pengantar........................................................................................ i
Daftar Isi.................................................... ............................................. ii
BAB I PENDAHULUAN ....................................................................... 1
A. Latar belakang............................................................................. 1
B. Rumusan masalah ....................................................................... 1
C. Tujuan ........................................................................................ 1
BAB II PEMBAHASAN ........................................................................ 2
A. Pengertian Pancasila dalam ketatanegaraan RI ............................ 2
B. Latar Belakang Pancasila Digunakan dalam ketatanegaraan ....... 2
C. Hubungan Pembukaan UUD 1945 dengan Proklamasi ,Batang
tubuh,dan Pancasila ...................................................................... 3
D. Hukum Dasar Tertulis (UUD) dan Tidak Tertulis (convensi) ..... 5
E. Struktur Pemerintahan Indonesia Menurut UUD 1945 ................ 7
F. Kelembagaan Negara menurut UUD 1945 .................................. 9
BAB III PENUTUP ................................................................................ 11
A. Kesimpulan ................................................................................. 11
B. Saran ........................................................................................... 11
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................. 12

1
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pancasila merupakan landasan dan dasar negara Indonesia yang mengatur seluruh
struktur ketatanegaraan Republik Indonesia. Dalam pemerintahan Indonesia, masih banyak
bahkan sangat benyak anggota-anggotanya dan juga sistem pemerintahannya yang tidak sesuai
dengan nila-nilai yang ada dalam setiap sila Pancasila. Padahal jika membahas negara dan
ketatanegaraan Indonesia mengharuskan ingatan kita meninjau dan memahami kembali sejarah
perumusan dan penetapan Pancasila, Pembukaan UUD, dan UUD 1945 oleh para pendiri dan
pembentuk negara Republik Indonesia.
Dalam perumusan ketatanegaraan Indonesia tidak boleh melenceng dari nilai-nilai
Pancasila, pembentukan karakter bangsa dilihat dari system ketatanegaraan Indonesia harus
mencerminkan nilai-nilai dari ideologi bangsa yaitu Pancasila. Namun jika dalam suatu
pemerintahan terdapat banyak penyimpangan dan kesalahan yang merugikan bangsa
Indonesia, itu akan membuat sistem ketatanegaraan Indonesia berantakan dan begitupun
dengan bangsanya sendiri. Untuk itulah dalam makalah ini, kami mengambil judul “Pancasila
dalam Konteks Ketatanegaraan Republik Indonesia”

B. Rumusan Masalah
Dalam makalah ini, kami merumuskan beberapa masalah, yaitu :
1. Apa saja yang terkait dengan Pembukaan UUD 1945 ?
2. Bagaimanakah sistem Ketatanegaraan Indonesia ?
3. Bagaimanakah kelembagaan negara menurut UUD 1945 ?

C. Tujuan Penulisan
1. Mengetahui apa saja yang terkait dengan pembukaan UUD 1945
2. Menegtahui sistem Ketatanegaraan Indonesia
3. Mengetahui kelembagaan negara menurut UUD 1945

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Pancasila dalam ketatanegaraan RI


Indonesia adalah negara demokrasi yang berdasarkan atas hukum, oleh karena itu
dalam segala aspek pelaksanaan dan penyelenggaraan negara diatur dalam system peraturan
perundang – undangan. Hal inilah yang dimaksud dengan pengertian Pancasila dalam konteks
ketatanegaraan Republik Indonesia. Pancasila dalam kontek ketatanegaraan Republik
Indonesia adalah pembagian kekuasaan lembaga lembaga tinggi negara, hak dan kewajiban,
keadilan sosial, dan lainnya diatur dalam undang undang dasar negara. Pembukaan undang-
undang dasar 1945 dalam kontek ketatanegaraan, memiliki kedudukan yang sangat penting
merupakan asas fundamental dan berada pada hierarkhi tertib hukum tertinggi di Negara
Indonesia.

B. Latar Belakang Pancasila Digunakan dalam Konteks Ketatanegaraan RI


Pancasila sebagai dasar negara yang merupakan suatu asas kerohanian dalam ilmu
kenegaraan. Pancasila merupakan sumber nilai dan norma dalam setiap
aspek penyelenggaraan negara maka dari itu semua peraturan perundang-undangan serta
penjabarannya berdasarkan nilai-nilai pancasila. Negara Indonesia merupakan negara
demokrasi, yang berdasarkan atas hukum, oleh karena itu segala aspek dalam pelaksanaan dan
penyelenggaraan negara diatur dalam suatu sistem peraturan perundang-undangan.
Dalam beberapa tahun ini Imdonesia mengalami perubahan yang sangat mendasar
mengenai sistem ketatanegaraan. Dalam hal perubahan tersebut secara umum dapat kita
katakana bahwa perubahan mendasar setelah empat kali amandemen UUN 1945 ialah
komposisi dari UUD tersebut, yang semula terdiri atas Pembukaan, Batang Tubuh dan
Penjelasannya, berubah menjadi hanya terdiri atas Pembukaan dan pasal-pasal.
Penjelasan UUD 1945, yang semula ada dan kedudukannya mengandung kontroversi
karena tidak turut disahkan oleh PPKI tanggal 18 Agustus 1945, dihapuskan. Materi yang
dikandungnya, sebagian dimasukkan, diubah dan ada pula yang dirumuskan kembali ke dalam
pasal-pasal amandemen. Perubahan mendasar UUD 1945 setelah empat kali amandemen, juga
berkaitan dengan pelaksanaan kedaulatan rakyat, dan penjelmaannya ke dalam lembaga-
lembaga Negara. Sebelum amandemen, kedaulatan yang berada di tangan rakyat, dilaksanakan
sepenuhnya oleh anggota anggota DPR ditambah dengan utusan dari daerah-daerah dan

3
golongan-golongan itu, demikian besar dan luas kewenangannya. Antara lain mengangkat dan
memberhentikan Presiden, serta mengubah Undang-Undang Dasar.

C. HUBUNGAN ANTARA PEMBUKAAN UUD 1945 DENGAN PROKLAMASI,


PASAL-PASAL UUD 1945 DAN PANCASILA
1. Hubungan Pembukaan UUD 1945 dengan Proklamasi
Dikatakan bahwa proklamasi adalah suatu proclamation of independen, yang
merupakanpenjebolan tertib hukum colonial dan mulai memberlakukan tertib hukum nasional.
Sedangkan cita-cita bangsa Indonesia secara terperinci dituangkan dalam pembukaan UUD
1945, atau menurut ketetapan MPR No. XX/ MPRS/1996 dinyatakan bahwa pembukaan
merupakan keinginan bangsa Indonesia yang terperinci yang mengandung cita-cita luhur dari
proklamasi kemerdekaan 17 Agustus 1945 dan yang memuat pancasila didalamnya,
merupakan satu rangkaian dengan proklamasi kemerdekaan 17 Agustus1945. Dapat juga
dinyatakan, bahwa pembukaan UUD 1945 adalah merupakan suatu Declaration of
independence dengan proclamation of independence hubungannya sangat erat, sebab keduanya
saling kait-mengait satu dengan lainnya yaitu apa yang dinyatakan dalam proklamasi
kemerdekaan 17 Agustus 1945 selanjutnya diperinci lebih lanjut dalam pembukaan UUD 1945.
2. Hubungan Antara Pembukaan dengan Pasal-Pasal UUD 1945
Isi pengertian yang terkandung dalam masing-masing bagian pembukaan melukiskan
adanya rangkaian peristiwa dan keadaan berkenaan dengan berdirinya Negara Indonesia
melalui pernyataan kemerdekaan kebangsaan Indonesia.
a. Rangkaian peristiwa dan keadaan yang mendahului terbentuknya Negara yang
merupakan rumusan dasar-dasar pemikiran yang menjadi motif pendorong bagi
tersusunnya kemerdekaan kebangsaan Indonesia dalam wujud terbentuknya Negara
Indonesia (Bagian pertama, kedua, dan ketiga pembukaan UUD 1945).
b. Yang merupakan ekspresi daripada peristiwa dan keadaan setelah Negara Indonesia
terwujud. (bagian keempat pembukaan UUD 1945).
Garis pemisah antara kedua peristiwa dan kedaan tersebut dengan jelas ditandai oleh
pengertian yang terkandung dalam istilah “Kemudian daripada itu”. Pada bagian ke-empat
pembuakaan, sehingga dapatlah ditentukan sifat hubungan antara masing-masing bagian
pembukaan dengan batang tubuh UUD 1945, yaitu:
a. Bagian pertama, kedua dan ketiga pembukaan merupakan segolongan pernyataan-
pernyataan yang tidak mempunyai hubungan organisasi dengan batang tubuh UUD
1945.
4
b. Bagian keempat pembukaan mempunyai hubungan kausal dan organis dengan batang
tubuh UUD 1945.
c. Bahwa bentuk Republik yang berkedaulatan rakyat dan pokok dasar kerohanian
Negara Pancasila harus tertuang dalam batang tubuh UUD, oleh karena telah
merupakan ketentuan dari pembukaan.
3. Hubungan pembukaan dengan pancasila
Pancasila dasar negara kita dirumuskan dari nilai-nilai kehidupan masyarakat Indonesia
yang berasal dari pandangan hidup bangsa yang merupakan kepribadian, bangsa perjanjian
luhur serta tujuan yang hendak diwujudkan. Karena itu pancasila di jadikan idiologi
negara.Pancasila merupakan kesadaran cita-cita hukum serta cita-cita moral luhur yang
memiliki suasana kejiwaan serta watak bangsa Indonesia, melandasi prolamasi kemerdekaan
RI 17 Agustus 1945.
Menurut penjelasan UUD 1945 pokok-pokok pikiran tersebut meliputi suasana
kebatinan dari undang-undang negara Indonesia, dan mewujudkan cita-cita hukum
(Rechtsidee) yang menguasai hukum negara baik hukum yang tertulis maupun tidak tertulis.
Pokok-pokok pikiran itu dijelmakan dalam pasal-pasal dan UUD itu. Dengan demikian dapat
disimpulkan bahwa suasana kebatianan UUD1945 dan cita-cita hukum UUD 1945 tidak lain
adalah bersumber kepada atau dijiwai dasar falsafah negara pancasila. Disinilah arti dan fungsi
Pancasila sebagai dasar Negara. Atau dengan kata lain bahwa pembukaan UUD 1945 yang
membuat dasar falsafah negara pancasila, merupakan satu kesatuan nilai dan norma yang
terpadu yang tidak dapat dipisahkan dengan rangkaian pasal-pasal dan batang tubuh UUD
1945. hal inilah yang harus kita ketahui, dipahami dan dihayati oleh setiap orang Indonesia.
Jadi pancasila itu disamping termuat dalam pembukaan UUD 1945 (rumusannya dan
pokok-pokok pikiran yang terkandung didalamnya) dijabarkan secara pokok dalam wujud
pasal-pasal batang tubuh UUD 1945. Jadi pancasila adalah jiwa, ini sumber dan landasan UUD
1945. secara teknis dapat dikatakan bahwa pokok-pokok pikiran yang terdapat dalam
pembukaanUUD 1945 adalah garis besar cita- yang terkandung dalam pancasila. Batang tubuh
UUD 1945 merupakan pokok-pokok nilai-nilai pnacasila yang disusun dalam pasal-pasal.
Kedua bagian (kompenan) UUD 1945 tersebut dijelaskan dalam penjelasan otentik
Seperti telah dikemukakan bahwa yang dimaksud dengan undang-undang dasar adalah hukum
dasar yang tertulis.hal ini mengandung pengertian bahwa sebagai hukum,maka undang-undang
dasar adalah mengikat perintah,mengikat tembaga negara dan lembaga masyarakat dan juga
mengikat semua negara Indonesia dimana saja dan setiap penduduk warga Indonesia.dan
sebagai hukum,maka undang-undang dasar berisi norma-norma,aturan-aturan atau ketentuan-
5
ketantuan yang harus dilaksanakan dan ditaati. Dalam kedudukan yang demikianlah,UUD
dalam kerangka tata urutan atau tata tingkatan norma hukum yang berlaku,merupakan hukum
yang berlaku yang menempati kedudukan yang tinggi.sehubungan dengan undang-undang
dasar juga berfungsi sebagai alat control untuk mengecek apakah norma hukum yang sedah
yang berlaku sesuai atau tidak dengan ketentuan undang-undang dasar.
Selain dari apa yang diuraikan dimuka dan sesuai pula dengan penjelasan undang-undang
dasar 1945, pembukaan undang-undang dasar 1945 mempuyai fungsi atau hubungan langsung
dengan batang tubuh undang-undang dasar1945 itu sendiri.ialah bahwa pembukaan undang-
undang dasar 1945mengandung pokok-pokok pikiran itu diciptakan oleh undang-undang dasar
1945 dalam pasal-pasalnya.
Dengan tetap menyadari keagungan nilai-nilai yang terkandung dalam pancasila dan
dengan memperhatikan hubungan dengan batang tubuh UUD yang memuat dasar falsafah
negara pancasal dan UUD 1945 merupakan kesatuan yang tidak dapat dipisahkan bahkan
merupakan rangkaian kesatuan nilai dan norma yang terpadu. UUD 1945 terdiri dari rangkaian
pasal-pasal yang merupakan perwujudan dari pokok-pokok pikiranterkandung dalam
UUD1945 yang tidak lain adlah pokok pikiran: persatuan Indonesia, keadilan sosial,
kedaulatan rakyat berdasarkan atas kerakyatan dan permusyawaratan perwakilan dan
ketuhanan Yang Maha Esa menurut kemanusiaan yang adil dan beradab, yang tidak lainadalah
sila dari pancasila, sedangkan pancasila itu sendiri memancarkan nilai-nilai luhur yang telah
mampu memberikan semangat kepada dan terpancang dengan khidmat dalam perangkat UUD
1945. semangat dan yang disemangati pada hakikatnya merupakan satu rangkaian kesatuan
yang yidak dapat dipisahkan. Sifatnya aturan itu makin baik. Jadi kita harus menjadi supaya
sistem Undang-Undang dasar jangan sampai ketinggalan zaman. Yang penting dalam
pemerintahan dan dalam hal hidupnya negara ialah semangat para pemimpin pemerintahan.
Yaitu semangat yang dinamis, positif dan konstuktif seperti yang dikehendaki oleh pembukaan
UUD 1945

D. Hukum Dasar Tertulis (UUD) dan Tidak Tertulis (CONVENSI)


1. Hukum Dasar Tertulis (UUD)
UUD itu rumusannya tertulis dan tidak berubah. Adapun pendapat L.C.S Wade dalam
bukunya Contution Law, UUD menurut sifat dan fungsinya adalah suatu naskah yang
memaparkan kerangka dan tugas-tugas pokok dari badan-badan pemerintahan suatu Negara
dan menentukan pokok-pokok cara kerja badan-badan tersebut jadi UUD itu mengatur
mekanisme dan dasar dari setiap sistem pemerintahan.
6
UUD juga dapat dipandang sebagai lembaga/sekumpulan asas yang menetapkan
bagaimana kekuasaan tersebut bagi mereka memandang suatu Negara dari sudut kekuasaan
dan menganggapnya sebagai suatu organisasi kekuasaan. Adapun hal tersebut di bagi menjadi
tiga yaitu badan legislatif, eksekutif dan yudikatif.
UUD menentukan cara-cara bagaimana pusat-pusat kekuasaan ini bekerjasama dan
menyesuaikan diri satu sama lain.UUD merekam hubungan-hubungan kekuasaan dalam satu
Negara. Dalam penjelasan UUD 1945 disebutkan bahwa UUD 1945 bersifat singkat dan
supel,UUD 1945 hanya memilik 37 pasal, adapun pasal-pasal lain hanya memuat aturan
peralihan dan aturan tambahan yang mengandung makna yaitu:
1. Telah cukup jikalau UUD hanya memuat aturan-aturan pokok, hanya memuat garis besar
intruksi kepada pemerintah pusat dan semua penyelenggara Negara untuk
menyelenggarakan kehidupan Negara dan kesejahteraan sosial.
2. Sifatnya harus supel (elastic) dimaksudkan bahwa kita harus senantiasa ingat bahwa
masyarakat ini harus terus berkembang dan dinamis seiring perubahaan zaman .Oleh karena
itu, makin supel sifatnya aturan itu makin baik. jadi kita harus menjaga agar sistem dalam
UUD itu jangan ketinggalan zaman. Menurut Dadmowahyono, seluruh kegiatan Negara
dapat dikelompokan menjadi dua macam yaitu penyelenggara kehidupan Negara,
kesejahteraan sosial.
Sifat-sifat UUD :
1. Rumusannya merupakan suatu hukum positif yang mengikat pemerintah sebagai
penyelenggara Negara maupun mengikat bagi warga Negara.
2. UUD 1945 itu bersifat supel dan singkat karena UUD 1945 memuat aturan-aturan pokok
yang setiap kali harus di kembangkan sesuai dengan perkembangan zaman dan memuat
HAM.
3. Memuat norma-norma/aturan-aturan/ketentuan-ketentuan yang dapat dan harus
dilaksanakan secara konstitusional.
4. UUD 1945 dalam tertib hukum Indonesia merupakan peraturan hukum positif yang
tertinggi, disamping itu sebagai alat kontrol terhadap norma-norma hukum positif yang
lebih rendah dalam hirarki tertib hukum Indonesia.
2. Hukum dasar tak tertulis (Convensi)
Hukum dasar yang tidak tertulis atau sering disebut convensi, merupakan aturan-aturan
dasar yang timbul dan terpelihara dalam praktek penyelenggaraan negara. Convensi ini
merupakan pelengkap dari aturan-aturan dasar yang belum tercantum dalam Undang-Undang

7
Dasar dan diterima oleh seluruh rakyat dan tidak boleh bertentangan dengan Undang-Undang
Dasar.
Convensi juga sebagai hukum dasar yang tak tertulis dan memiliki aturan-aturan dasar yang
timbul dan terperihara dalam praktek penyelenggaraan Negara meskipun sifatnya tidak tertulis.
Sifat-sifatnya yaitu:
1. Merupakan kebiasaan yang berulang kali dan terpelihara dalam praktek penyelenggaraan
Negara.
2. Tak bertentangan dengan UUD dan berjalan sejajar
3. Diterima oleh seluruh rakyat/masyarakat
4. Bersifat sebagai pelengkap sehingga memungkinkan bawa convensi bisa menjadi aturan-
aturan dasar yang tidak tercantum dalam UUD 1945
Contoh :
1. Pengambilan keputusan berdasarkan musyawarah mufakat.menurut pasal 37 ayat(1) dan (4)
UUD 1945 segala keputusan MPR diambil berdasarkan suara terbanyak tetapi sistem ini
kurang jiwa kekeluargaan sebagai kepribadian bangsa.oleh karena itu,dalam praktek-
praktek penyelenggaraan Negara selalu di usahakan untuk mengambil keputusan
berdasarkan musyawarah untuk mufakat dan ternyata hampir selalu berhasil. Pungutan
suara baru ditempuh jika usaha musyawarah untuk mufakat sudah tak dapat dilaksanakan.
2. Praktek-praktek penyelenggaraan Negara yang sudah menjadi hukum dasar tidak tertulis
antara lain:
a. Pidato kenegaraan presiden RI setiap 16 Agustus di dalam sidang DPR
b. Pidato presiden yang di ucapkan sebagai keterangan pemerintah tentang rencana
anggaran pendapatan belanja (RAPB) Negara pada minggu 1, pada bulan januari tiap
tahunnya. Jika convensi ingin di jadikan rumusan yang bersifat tertulis maka yang
berwenang adalah MPR dan rumusannya bukan lah merupakan suatu hukum dasar
melainkan tertuang dalam ketetapan MPR dan tidak secara otomatis setingkat dengan
UUD melainkan sebagai suatu ketetapan MPR.

E. STRUKTUR PEMERINTAHAN INDONESIA MENURUT UUD 1945


Sistem Pemerintahan Negara menurut UUD 1945
Secara garis besar gambaran tentang sistem pemerintahan negara yang dianut oleh
UUD 1945 yang telah diamandemen adalah sebagai berikut :
1. Kedaulatan berada ditangan rakyat dan dilaksanakan menurut UUD (pasal 1 ayat 2).
Dalam UUD 1945 yang telah diamandemen, MPR tidak mempunyai kewenangan untuk
8
memilih Presiden dan Wakil Presiden, tetapi hanya sebatas melantik (pasal 3 ayat 3 dan
pasal 8 ayat 3). Dengan demikian hanya dengan GBHN, UUD 1945 tidak lagi mengenal
istilah GBHN sebagai produk MPR. Kewenangan terbesar MPR adalah menetapkan
dan mengubah UUD (pasal 3 ayat 1) selain mengenai Pembukaan UUD dan bentuk
Kesatuan Negara Republik Indonesia (pasal 37 ayat 5).
2. Sistem Konstitusional
Sistem konstitusional dalam UUD 1945 tercermin dalam ketentuan-ketentuan sebagai
berikut:
a. Kedaulatan ditangan rakyat dan dilaksanakan menurut UUD (pasal 1 ayat 2).
b. MPR hanya dapat memberhentikan Presiden dan/atau Wakil Presiden dalam masa
jabatannya menurut UUD (pasal 3 ayat 3).
c. Presiden RI memegang kekuasaan pemerintah menurut UUD (pasal 4 ayat 1).
d. Presiden dan/atau Wakil Presiden sebelum memangku jabatannya bersumpah atau
berjanji memegang teguh UUD (pasal 9 ayat 1).
e. Hak-hak DPR ditentukan oleh UUD (pasal 20A).
f. Setiap UU yang berlaku tidak boleh bertentangan dengan UUD pasal 24C ayat 1).
g. Kewenangan lembaga negara ditentukan oleh UUD (pasal 24C ayat 1).
h. Putusan dugaan pelanggaran oleh Presiden dan atau Wakil Presiden oleh
Mahkamah Konstitusi menurut UUD (pasal 24C ayat 2).
3. Negara Indonesia adalah negara hukum (pasal 1 ayat 3)
4. Presiden adalah pemegang kekuasaan pemerintah menurut UUD (pasal 4 ayat 1).
Namun dalam kewajibannya Presiden dibantu oleh Wakil Presiden.
5. Presiden adalah penyelenggara pemerintahan negara yang tertinggi. Presiden
memegang tanggungjawab atas jalannya pemerintahan menurut UUD, dan Presiden
diberi kewenangan untuk membentuk suatu dewan pertimbangan yang bertugas
memberikan nasehat dan pertimbangan kepada Preisden.
6. Menteri negara ialah pembantu Presiden (pasal 17 ayat 1), oleh karena itu kedudukan
menteri sangat tergantung pada Presiden (pasal 17 ayat 2)
7. Kekuasaan Kepala Negara tidak tak terbatas. Presiden selaku kepala negara mempunyai
kekuasan yang sangat luas, meskipun tidak bersifat mutlak. Kekuasaan kepala negara
yang tidak tak terbatas itu adalah dimana kontrol DPR atas berbagai kewenangan
presiden sangatlah dominan.

9
8. Indonesia ialah negara kesatuan yang berbentuk Republik (pasal 1 ayat 1 dan pasal 18
ayat 1). NKRI dibagi atas daerah-daerah provinsi, kabupaten, dan kota itu mempunyai
pemerintah daerah.

F. Kelembagaan Negara menurut UUD 1945


1. Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR)
Keanggotaan MPR terdiri atas anggota DPR yang dipilih melalui pemilu, dengan suara
terbanyak dan sedikitnya MPR bersidang sekali dalam lima tahun di ibukota negara.
Kewenangan MPR adalah mengubah dan menetapkan UUD (pasal 3)
2. Presiden dan Wakil Presiden
Presiden memegang kekuasaan pemerintah menurut UUD, dan dalam melakukan
kewajibannya dibantu oleh seorang Wakil Presiden. Presiden berhak mengajukan RUU, dan
menetapkan Peraturan Pemerintah untuk menjalankan UU (pasal 5). Presiden memegang masa
jabatan selama lima tahun. Syarat untuk menjadi Presiden dan Wakil Presiden adalah :
1. WNI sejak kelahirannya
2. Tidak pernah menerima kewarganegaraan lain karena kehendaknya sendiri.
3. Tidak pernah menghianati negara
4. Mampu secaraa jasmani dan rohani untuk melakukan kewajibannya
5. Syarat-syarat lainnya akan diatur dengan UU (pasal 6Syarat-syarat lainnya akan diatur
dengan UU (pasal 6).
3. Dewan Perwakilan Rakyat (DPR)
Keanggotaan DPR dipilih oleh pemilu dengan suara terbanyak. DPR memiliki fungsi legislatif,
anggaran, dan pengawasan, untuk itu DPR diberikan hak-hak interpelasi, angket, menyatakan
pendapat, mengajukan pertanyaan, menyampaikan usul dan pendapat serta imunitas (pasal
20).
4. Dewan Perwakilan Daerah (DPD)
Anggota DPD juga dipilih oleh pemilu dengan suara terbanyak dari setiap provinsi. DPD
bersidang paling sedikitnya sekali dalam setahun. DPD berhak mengajukan RUU kepada DPR
dan ikut membahasnya sesuai dengan bidangnya.
5. Komisi Pemilihan Umum (KPU)
KPU biasa ditugaskan dalam rangka Pemilu agar terselenggara sesuai asas (luberjurdil).
6. Bank Sentral
Negara memiliki satu bank sentral yang susunan, kedudukan, kewenangan, tanggung jawab,
dan independensinya diatur dengan UU (pasal 23D).
10
7. Badan Pengawas Keuangan (BPK)
BPK diadakan untuk memeriksa pengelolaan dan tanggung jawab tentang pengelolaan
keuangan yang bebas dan mandiri. Hasil pemeriksaan keuangan negara diserahkan kepada
DPR, DPD, dan DPRD untuk ditindklanjuti (pasal 23E).
8. Mahkamah Agung (MA)
Kekuasaan kehakiman merupakan kekuasaan yang merdeka untuk menyelenggarakan
peradilan guna menegakkan hukum dan keadilan, dan dilakukan oleh sebuah MA dan badan
peradilan yang berada dibawahnya.
9. Komisi Yudisial
Komisi yudisial bersifat mandiri yang berwenang mengusulkan pengangkatan hakim agung
dan mempunyai wewenang lain dalam rangka menjaga dan menegakkan kehormatan,
keluruhan martabat serta perilaku hakim.
10. Mahkamah Konstitusi
MK berwenang mengadili pada tingkat pertama dan tingkat terakhir yang putusannya bersifat
final untuk mengkaji UU terhadap UUD, dan lain-lain.

11
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Sebagai dasar Negara, Pancasila merupakan suatu asas kerohanian dalam ilmu
kenegaraan popular disebut sebagai dasar filsafat Negara (Philosofische gronslai). Dalam
kedudukan ini Pancasila merupakan sumber nilai dan sumber norma dalam setiap aspek
penyelenggaraan Negara, termasuk sebagai sumber tertib hukum di Negara Republik
Indonesia. Konsekuensinya seluruh peraturan perundang-undangan serta penjabarannya
senantiasa berdasarkan nilai-nilai yang terkandung dalam sila-sila pancasila.
Dengan menggunakan sistem ketatanegaraan berdasarkan pada nilai-nilai dan yang
berhubungan dengan Pancasila, dapat menjadikan karakter suatu bangsa memiliki moral yang
sesuai dengan yang tercermin dalam sila-sila Pancasila. Negara Indonesia dan masyarakat
Indonesia dengan ketatanegaraannya berdasar pada Pancasila akan membawa dampak positif
bagi terbentuknya bangsa Indonesia.
B. Saran
Kepada semua pembaca atau siapa saja yang menyempatkan membaca makalah ini bila
mendapat kekeliruan terhadap materi kami harap bisa meluruskannya dan memakluminya.
Maka kami banyak berharap kepada para pembaca untuk tidak segan memberikan kritik, saran,
dan masukan yang membangun kepada kami.

12
DAFTAR PUSTAKA
http://arkalalandshary.blogspot.co.id/2014/12/v-behaviorurldefaultvmlo.html
indradarmajun.blogspot.com/2015/09/hubungan-pembukaan-dengan-pancasila.html
umahilmupart3.blogspot.com/2014/10/makalah-pkn-si1.html

13

Anda mungkin juga menyukai