Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

KONSEP DASAR PKN

“HUBUNGAN NEGARA DENGAN KONSTITUSI”

Dosen Pengampu:

M. TAMRIN, S,Ag.,M.Pd

Disusun oleh:

KELOMPOK 12

 NOLA RAMADANI (2210013411092)


 SAFFANA AYATIKA (2210013411093)
 VIOLA ZALFA WAHYUNI (2210013411094)

Kelas : 1B

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS BUNG HATTA


KATA PENGANTAR

Puji dan syukur atas kehadiran Allah SWT, berkat rahmat dan pengetahuan-Nya serta
berbagai upaya, tugas makalah mata kuliah Konsep Dasar PKN yang membahas tentang
“Hubungan Negara Dengan Konstitusi” dapat diselesaikan dengan baik dan tepat waktu.

Tidak lupa juga kami ucapkan terima kasih kepada bapak M. TAMRIN, S,Ag.,M.Pd
selaku dosen pengampu mata kuliah Konsep Dasar PKN yang membimbing kami dalam
menyelesaikan tugas ini.

Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna dan perlu pedalaman
lebih lanjut. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran dari pembaca demi
kesempurnaan makalah dimasa yang akan datang. Penulis berharap semoga makalah ini dapat
bermanfaat bagi kita semua.

Padang, 3 Desember 2022

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR......................................................................................................i

DAFTAR ISI....................................................................................................................ii

BAB I

PENDAHULUAN............................................................................................................1

A. Latar Belakang...........................................................................................1
B. Rumusan Masalah......................................................................................1
C. Tujuan Penulisan.......................................................................................1

BAB II

PEMBAHASAN...............................................................................................................2

A. Pengertian Dasar Negara Dan Konstitusi Negara......................................2


B. Hubungan Dasar Negara Dengan Konstitusi............................................2
C. Substansi Konstitusi Negara.....................................................................3
D. Kedudukan dan Pembukaan UUD 1945....................................................5
E. Sikap Positif Terhadap Konstitusi Negara.................................................6

BAB III

PENUTUP........................................................................................................................8

A. Kesimpulan................................................................................................8
B. Saran..........................................................................................................8

DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................9

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Istilah dasar negara memiliki persamaan kata dengan phlilosophische grondslag


(Belanda) yangberarti norma dasar yang bersifat filsafati danweltanschauung (Jerman) yang
berarti pandangandasar tentang dunia. Jadi kedua istilah tersebut memiliki kesamaan makna
yaitu ajaran atau teoriyang merupakan hasil pemikiran mendalam (filsafati) mengenai dunia
dan kehidupan di dunia,termasuk kehidupan bernegara di dalamnya, yang dijadikan pedoman
dasar dalam mengatur danmemilihara kehidupan bersama dalam suatu Negara.

Hubungan antara dasar negara dengan konstitusi nampak pada gagasan dasar, cita-cita
dan tujuan negara yang tertuang dalam Pembukaan UUD suatu negara. Dari dasar negara
inilahkehidupan negara yang dituangkan dalam bentuk peraturan perundang-undangan.

B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dasar negara dan konstitusi negara?
2. Bagaimana hubungan dasar negara dengan konstitusi?
3. Apa yang di maksud dengan substansi konstitusi negara?
4. Bagaimana kedudukan Pembukaan UUD 1945?
5. Bagaimana sikap positif terhadap konstitusi negara?

C. Tujuan dan Manfaat


1. Untuk mengetahui pengertian dasar negara dan konstitusi negara.
2. Untuk mengetahui bagaimana hubungan negara dengan konstitusi
3. Untuk mengetahui apa itu substansi konstitusi negara
4. Untuk mengetahui kedudukan UUD 1945
5. Untuk mengetahui sikap positif terhadap konstitusi negara

1
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Dasar Negara Dan Konstitusi Negara


a) Dasar Negara
Menurut Ensiklopedia Indonesia, kata “dasar” berarti falsafah, pokok, asal
pertama. Dihubungkan dengan ”negara” (dasar negara), kata ”dasar” berarti
pedoman dalam mengatur kehidupan penyelenggaraan ketatanegaraan negara
yang mencakup berbagai bidang kehidupan. Jadi, jika digabungkan dengan kata
negara, maka dasar negara adalah kaidah fundamental yang berarti pedoman
dalam mengatur kehidupan penyelenggaraan ketatanegaraan.
b) Konstitusi Negara
Konstitusi dari kata ”constitution” (Inggris), berasal dari bahasa Yunani,
”constituere” yang berarti menetapkan, membentukan, ”constitutie” (Belanda)
yang berarti UUD. Istilah lain ”contitution” atau ”verfassung” dibedakan dari
UUD atau ”grundgesetz”. Jadi, konstitusi berarti sebagai pembentukan suatu
negara atau menyusun dan menyatakan suatu negara. Secara umum istilah
”konstitusi” disama artikan dengan ”UUD”. Namun sesungguhnya konstitusi
mempunyai arti yang lebih luas dari UUD.

Beberapa pendapat para ahli tentang konstitusi :


1) Menurut K.C.Wheare, Konsitutisi merupakan keseluruhan sistem ketatanegaraan dari
suatu negara yang berupa kumpulan peraturan yang membentuk, mengatur, atau
memerintah suatu negara.
2) Menurut Lasalle, Konstitusi sesungguhnya menggambarkan hubungan antara
kekuasaan yang terdapat di dalam masyarakat, seperti golongan yang memiliki
kedudukan nyata dalam masyarakat, misalnya kepala negara, angkatan perang, partai
politik, buruh, tani dan pegawai.
3) Menurut Brian Thompson, Konstitusi adalah dokumen yang berisi peraturan-
peraturan untuk dilaksanakan oleh suatu organisasi (kemasyarakatan, politik, bisnis,
dan sosial).

B. Hubungan Dasar Negara Dengan Konstitusi


Hubungan antara dasar negara dengan konstitusi nampak pada gagasan dasar,
cita-cita dan tujuan negara yang tertuang dalam Pembukaan UUD suatu negara. Dari
dasar negara inilah kehidupan negara yang dituangkan dalam bentuk peraturan
perundang-undangan.
Inti dari pembukaan UUD 1945, pada hakikatnya terdapat dalam alenia IV,
sebab di dalam segala aspek penyelenggaraan pemerintahan negara berdasarkan
Pancasila. Oleh karena itu, dalam pembukaan itu secara formal yuridis Pancasila
ditetapkan sebagai dasar filsafat negara RI, maka hubungan antara Pembukaan UUD
1945 dengan Pancasila bersifat timbal balik ,artinya sebagai berikut :

2
1. Secara Formal,
Dengan dicantumkannya Pancasila secara formal di dalam Pembukaan UUD 1945,
maka Pancasila memperoleh kedudukan sebagai norma dasar hukum positif, artinya
kehidupan bernegara tidak hanya bertopang pada asas-asas sosial, ekonomi, politik
akan tetapi perpaduan asas-asas kultural, relegius dan kenegaraan yang unsurnya
terdapat dalam Pancasila. Pancasila secara formal dapat disimpulkan:
a. Rumusan Pancasila sebagai dasar negara RI tercantum dalam Pembukaan
UUD 1945 alenia keempat.
b. Pembukaan UUD 1945, merupakan pokok kaidah negara yang fundamental,
yang mempunyai dua kedudukan, yaitu sebagai dasar negara dan tertib hukum
tertinggi.
c. Pembukaan UUD 1945 berkedudukan dan berfungsi sebagai Mukadimah dari
UUD 1945 dalam kesatuan yang tidak dapat dipisahkan, dan berkedudukan
sebagai suatu yang bereksistensi sendiri, yang hakikat kedudukan hukumnya
berbeda dengan pasal-pasal nya.
d. Pancasila mempunyai hakikat, sifat, kedudukan dan fungsi sebagai pokok
kaidah negara yang fundamental , sebagai dasar kelangsunganhidup negara RI
yang di proklamir kan tanggal 17 Agustus 1945.
e. Pancasila sebagai inti Pembukaan UUD 1945 , mempunyai kedudukan yang
kuat, tetap, tidak dapat diubah dan terlekat pada kelangsungan hidup negara
RI.
2. Secara Material
Secara kronologis proses perumusan Pancasila dan Pembukaan
UUD1945,oleh BPUPKI, pertama-tama materi yang dibahas adalah dasar filsafat
Pancasila, baru kemudian Pembukaan UUD 1945. Setelah sidang pertama Pembukaan
UUD 1945 BPUPKI membicarakan dasar filsafat negara Pancasila berikut tersusunlah
Piagam Jakarta yang disusun oleh Panitia 9, sebagai wujud bentuk pertama
Pembukaan UUD 1945. Jadi berdasarkan urutan tertib hukum Indonesia Pembukaan
UUD 1945 adalah sebagai tertib hukum tertinggi, adapun tertib hukum Indonesia
bersumber pada Pancasila, atau dengan kata lain, Pancasila sebagai tertib hukum
Indonesia.
Hal ini berarti secara material tertib hukum Indonesia dijabarkan dari nilai-
nilai yang terkandung dalam Pancasila. Pancasila sebagai tertib hukum Indonesia
meliputi sumber nilai, sumber materi, sumber bentuk dan sifat.

C. Substansi Konstitusi Negara


a. Sifat Dan Fungsi Konstitusi
Sifat pokok konstitusi negara adalah flexible (luwes) atau rigid (kaku).
Konstitusi dikatakan flexible apabila konstitusi itu memungkinkan adanya
perubahan sewaktu-waktu sesuai perkembangan masyarakat sedangkan konstitusi
dikatakan rigid apabila konstitusi itu sulit di ubah kapan pun.

3
Fungsi pokok konstitusi adalah membatasi kekuasaan pemerintah, sehingga
penyelenggaraan kekuasaan tidak bersifat sewenang-wenang. Dengan demikian
diharapkan hak-hak warga negara akan terlindungi. Gagasan ini dinamakan
konstitusionalisme.
Menurut Carl J. Friedrich, konstitusionalisme merupakan gagasan yang
melihat pemerintah sebagai suatu kumpulan kegiatan yang diselenggarakan oleh
dan atas nama rakyat, tetapi dikenakan beberapa pembatasan yang diharapkan
akan menjamin bahwa kekuasaan yang diperlukan untuk pemerintahan itu tidak
disalahgunakan oleh mereka yang mendapat tugas untuk memerintah.
Pembatasan-pembatasan ini tercermin dalam Undang-Undang Dasar (Konstitusi).

Fungsi konstitusi menurut Prof. DR. Jimly Asshiddigie,S.H, dalam buku


konstitusi dan konstitusionalisme Indonesia ialah:
a) Penentuan dan pembatasan kekuasaan organ negara
b) Pengatur hubungan kekuasaan antar organ negara
c) Pengatur hubungan kekuasaan antar organ negara dengan warga negara
d) Pemberi atau sumber legitimasi terhadap kekuasaan ataupun kegiatan
penyelenggaraan kekuasaan negara
e) Penyalur dan pengalih kewenangan dari sumber kekuasaan yang aslo (yang
dalam sistem demokrasi adalah rakyat) kepada organ negara.
f) Simbolik sebagai pemersatu
g) Simbolik sebagai rujukan identitas dan keagungan kebangsaan.
h) Simbolik sebagai pusat upacara
i) Sebagai sarana pengendalian masyarakat, baik dalam arti sempit (hanya
bidang politik) maupun dakam arti luas (mencakup bidang sosial dan
ekonomi)
j) Sebagai sarana perekayasaan dan pembaharuan masyarakat, baik dalam arti
sempit maupun dalam arti luas.

Substansi dari konstitusi negara menurut dari beberapa ahli:

NO TOKOH ISI KONSTITUSI/ UUD


1. Sri Sumantri a. Adanya jaminan terhadap HAM dsn warga negara
b. Ditetapkannya susunan ketatanegaraan yang bersifat fundamental
c. Adanya perkembangan dan pembatasan tugas ketatanegaraan yang
bersifat fundamental

2. A.AA..H a. hasil perjuangan politik pada masa lampau


Struycken b. tingkat- tingkat tertinggi perkembangan ketatanegaraan bangsa
c. pandangan tokoh- tokoh bangsa yang hendak diwujudkan, baik masa
sekarang maupun masa yang akan datang
d. suatu keinginan tentang perkembangan kehidupan ketatanegaraan
bangsa yang hendak dipimpin.
3. Mariam a.ketentuan mengenai organisasi negara, misalnya pembagian kekuasaan
Budiardjo antara legislatif, eksekutif dan yudikatif.
b. pembagian kekuasaan antara pemerintah pusat dan pemerintah daerah

4
c. prosedur penyelesaian pelanggaran yuridiksi oleh salah satu badan
pemerintah
d. tata cara perubahan suatu konstitusi

Jadi, setiap UUD memuat ketentuan- ketentuan sebagai berikut:

a) Organisasi negara, misalnya pembagian kekuasaan antara badan legisatif, eksekutif


dan yudikatif.
b) Hal-hak asasi manusia (Ball of Rights ) kalau berbentuk naskah tersendiri.
c) Prosedur mengubah UUD
d) Adakalanya memuat larangan untuk mengubah sifat tertentu dari UUD.

b. Kedudukan Konstitusi

UUD bukan merupakan salah satu syarat berdirinya suatu negara serta
penyeleggaraannegara yang baik,namundalam perkembangan jaman dewasa ini UUD
mutlak ada. Sebabdengan adanya UUD baik penguasa negara maupun masyarakatnya
dapat mengetahui aturanatau ketentuan yang pokok atau mendasar mengenai
ketatanegaraannya. Jadi, kedudukan UUDdalam suatu negara sangat penting artinya
dalam rangka mengatur penyelenggaraanketatanegaraan sebaik-baiknya. UUD
sebagai hukum tertinggi harus ditaati baik oleh rakyatmaupun oleh alat-alat
perlengkapan negara. Untuk menjamin agar ketentuan-ketentuan UUDbenar-benar
diselenggarakan menurut jiwa dan kata-kata sesuai dengan naskah, maka setiapnegara
membentuk lembaga/ badan yang berwenang terhadap UUD.

D. Kedudukan Pembukaan UUD 1945

UUD berkedudukan sebagai hukum dasar karena ia berisi aturan dan ketentuan tentang
hal-hal yang mendasar dalam kehidupan suatu negara. Jadi UUD merupakan :

a) sumber keberadaan dan kekuasaan bagi setiap lembaga negara, sehingga


UUDmengatur juga tentang kekuasaan badan legislatif
b) dasar adanya atau sumber bagi lahirnya aturan hukum lainnya
c) sebagai hukum tertinggi dalam tata hukum yang bersangkutan
d) hukum dasar dan hukum tertinggi dalam tata hukum RI

Hal ini berarti bahwa aturan-aturan yang terdapat dan konstitusi, secara hirarkhis,
mempunyaikedudukan lebih tinggi terhadap aturan-aturan lainnya. Oleh karena itu,aturan
lain yangdibuat oleh pembentuk hukum harus sesuaidantidak bertentangan dengan aturan
UUD.Dalam masa Orde Baru masalah sumber hukum dan tata urutan peraturan
perundang-undangan di negaraRI diatur melalui Ketetapan MPR(S) No.XX/MPRS/1966
tentang Sumber Tertib Hukum RI dan Tata Urutan Peraturan Perundang-Undangan
RI.Melaluiketetapan MPR no. V/ MPR/1973 jo Ketetapan MPR No. IX/MPR/ 1978,
ketetapan di atasdiperintahkan untuk disempurnakan. Namun sampai berakhirnya rejim
Soeharto perintahpenyempurnaan itu belum pernah dilaksanakan. Baru pada tahun 2000,

5
MPR berhasilmewujudkan kehendak politik di atas, melalui Ketetapan MPR No.
III/MPR/ 2000.

E. Sikap Positif Terhadap Konstitusi Negara

Pembukaan UUD 1945 telah menjiwai proklamasi kemderdekaan 17 Agustus 1945


dan batang tubuh UUD 1945 yang di dalam alinea keempat tercantum dasar negara
(Pancasila). Dengan demikian, Pembukaan UUD 1945 mempunyai kedudukan pokok
kaidah negara yang fundamental.

a. Sebagai hukum dasar, sebab pembukaan UUD 1945 yang memberikan faktor mutlak


bagiadanya tertib hukum di Indonesia.
b. Sebagai sumber hukum tertinggi dalam tata urutan peraturan perundangan
di Indonesia.

Berdasarkan uraian sebelumnya, dijelaskan bahwa Pembukaan UUD 1945 tidak


dapatdiubah oleh siapa pun termasuk MPR hasil Pemilu selama kita masih tetap patuh
dan setia untukmempertahankan negara kesatuan RI dan proklamasi kemerdekaan 17
Agustus 1945. Sebabperubahan terhadap pembukaan UUD 1945 berarti pembubaran
negara kesatuan RI.

UUD 1945 yang telah mengalami perubahan melalui Sidang Tahunan MPR RI
tetapbersumber pada Pancasila dan menjadi sumber yang dijadikan bahan untuk
penyusunanperaturan perundang-undangan.

Oleh karena itu, konstitusi merupakan hasil perjanjian masyarakat dengan negara
yangdipergunakan untuk membina negara dan pemerintah yang akan mengurus mereka.
Konstitusi menjamin hak-hak manusia dan warga negara sekaligus batas-batas hak dan
kewajiban warganegara dan alat-alat pemerintahannya.

Konstitusi memiliki makna yang sangat penting di dalam suatu negara karena hal-hal
berikut :

a. Menentukan pembatasan terhadap kekuasaan pemerintahan.


b. Memberikan legitimasi terhadap kekuasaan pemerintahan.
c. Berfungsi sebagai instrument untuk mengalihkan kewenangan dari pemegang
kekuasaan asal (dari rakyat/raja) kepada orang-orang kekuasaan negara.
d. Sebagai kepala negara simbolik (lambing persatuan, lambing identitas, keagungan
nasional suatu bangsa, dan pusat kekhidmatan).
e. Sebagai kitab suci simbolik dari suatu civil religion (sebagai dokumen pengendali,
dokumen perekayasaan, dan bahkan pembaharuan kea rah masa depan).

Penegakkan pelaksanaan konstitusi negara dalam kehidupan sehari-hari bukan


hanyadilaksanakan oleh pemerintah dan pejabat negara saja, melainkan menjadi
kewajiban setiapwarganegara Indonesia. Adapun bentuk dukungan yang dapat dilakukan
setiap negara, misalnya:

6
a. Berpartisipasi dalammenegakkan dan pemajuan pelaksanaan konstitusi negara
b. .Menyampaikan laporan pada lembaga yang berwenang apabila terjadi
pelanggaranpelaksanaan undang-undang di lingkungan masing-masing.
c. Mengajukan usulan mengenai perumusan dan kebijakan peraturan atau konstitusi
dilingkungan masing-masing.
d. Melakukan penyebarluasan, baik secara formal maupun informal, kepadamasyarakat
agar mereka sadar akan konstitusi dan peraturanlainnya.

Dengan demikian, semua penduduk Indonesia dan warga negara yang berada
diIndonesiasudah seharusnya melaksanakan dan menaati konstitusi negara yang berlaku,
termasuk aparatur pemerintahannya. Dalam konteks kehidupan bernegara, satu sama lain
harus memiliki tanggung jawab dan tidak terjadi penindasan dari yang kuat terhadap yang
lemah sehingga terwujudkekuasaan atau pemerintahan yang demokratis.

7
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Berdasarkan uraian pada pembahasan, dapat disimpulkan bahwa Negara
merupakan suatu organisasi di antara sekelompok atau beberapa kelompok manusia
yang secara bersama-sama mendiami suatu wilayah (territorial) tertentu dengan
mengakui adanaya suatu pemerintahan yang mengurus tata tertib dan keselamatan
sekelompok atau beberapa kelompok manusia yang ada di wilayahnya.
Konstitusi diartikan sebagai peraturan yang mengatur suatu negara, baik yang
tertulis maupun tidak tertulis. Konstitusi memuat aturan-aturan pokok (fundamental)
yang menopang berdirinya suatu negara. Antara negara dan konstitusi mempunyai
hubungan yang sangat erat. Karena melaksanakan konstitusi pada dasarnya juga
melaksanakan dasar negara. Pancasila merupakan filosofische grondslag dan
commoplatforms atau kalimatun

B. Saran

Pancasila sebagai alat yang digunakan untuk mengesahkan suatu kekuasaan


dan mengakibatkan Pancasila cenderung menjadi idiologi tertutup, sehingga pancasila
bukan sebagai konstitusi melainkan UUD 1945 yang menjadi konstitusi di Indonesia.
Kepada para pembaca kami menyarankan agar lebih banyak membaca buku yang
berkaitan dengan Negara atau Konstitusi agar lebih memahami kedua hal tersebut.

8
DAFTAR PUSTAKA

https://www.academia.edu/8823087/
Bab_4_hubungan_dasar_Negara_dengan_konstitusi

http://hedisasrawan.blogspot.co.id/2013/01/hubungan-dasar-negara-dan-
konstitusi.html

Anda mungkin juga menyukai