Dosen Pengampu:
M. TAMRIN, S,Ag.,M.Pd
Disusun oleh:
KELOMPOK 12
Kelas : 1B
Puji dan syukur atas kehadiran Allah SWT, berkat rahmat dan pengetahuan-Nya serta
berbagai upaya, tugas makalah mata kuliah Konsep Dasar PKN yang membahas tentang
“Hubungan Negara Dengan Konstitusi” dapat diselesaikan dengan baik dan tepat waktu.
Tidak lupa juga kami ucapkan terima kasih kepada bapak M. TAMRIN, S,Ag.,M.Pd
selaku dosen pengampu mata kuliah Konsep Dasar PKN yang membimbing kami dalam
menyelesaikan tugas ini.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna dan perlu pedalaman
lebih lanjut. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran dari pembaca demi
kesempurnaan makalah dimasa yang akan datang. Penulis berharap semoga makalah ini dapat
bermanfaat bagi kita semua.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR......................................................................................................i
DAFTAR ISI....................................................................................................................ii
BAB I
PENDAHULUAN............................................................................................................1
A. Latar Belakang...........................................................................................1
B. Rumusan Masalah......................................................................................1
C. Tujuan Penulisan.......................................................................................1
BAB II
PEMBAHASAN...............................................................................................................2
BAB III
PENUTUP........................................................................................................................8
A. Kesimpulan................................................................................................8
B. Saran..........................................................................................................8
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................9
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Hubungan antara dasar negara dengan konstitusi nampak pada gagasan dasar, cita-cita
dan tujuan negara yang tertuang dalam Pembukaan UUD suatu negara. Dari dasar negara
inilahkehidupan negara yang dituangkan dalam bentuk peraturan perundang-undangan.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dasar negara dan konstitusi negara?
2. Bagaimana hubungan dasar negara dengan konstitusi?
3. Apa yang di maksud dengan substansi konstitusi negara?
4. Bagaimana kedudukan Pembukaan UUD 1945?
5. Bagaimana sikap positif terhadap konstitusi negara?
1
BAB II
PEMBAHASAN
2
1. Secara Formal,
Dengan dicantumkannya Pancasila secara formal di dalam Pembukaan UUD 1945,
maka Pancasila memperoleh kedudukan sebagai norma dasar hukum positif, artinya
kehidupan bernegara tidak hanya bertopang pada asas-asas sosial, ekonomi, politik
akan tetapi perpaduan asas-asas kultural, relegius dan kenegaraan yang unsurnya
terdapat dalam Pancasila. Pancasila secara formal dapat disimpulkan:
a. Rumusan Pancasila sebagai dasar negara RI tercantum dalam Pembukaan
UUD 1945 alenia keempat.
b. Pembukaan UUD 1945, merupakan pokok kaidah negara yang fundamental,
yang mempunyai dua kedudukan, yaitu sebagai dasar negara dan tertib hukum
tertinggi.
c. Pembukaan UUD 1945 berkedudukan dan berfungsi sebagai Mukadimah dari
UUD 1945 dalam kesatuan yang tidak dapat dipisahkan, dan berkedudukan
sebagai suatu yang bereksistensi sendiri, yang hakikat kedudukan hukumnya
berbeda dengan pasal-pasal nya.
d. Pancasila mempunyai hakikat, sifat, kedudukan dan fungsi sebagai pokok
kaidah negara yang fundamental , sebagai dasar kelangsunganhidup negara RI
yang di proklamir kan tanggal 17 Agustus 1945.
e. Pancasila sebagai inti Pembukaan UUD 1945 , mempunyai kedudukan yang
kuat, tetap, tidak dapat diubah dan terlekat pada kelangsungan hidup negara
RI.
2. Secara Material
Secara kronologis proses perumusan Pancasila dan Pembukaan
UUD1945,oleh BPUPKI, pertama-tama materi yang dibahas adalah dasar filsafat
Pancasila, baru kemudian Pembukaan UUD 1945. Setelah sidang pertama Pembukaan
UUD 1945 BPUPKI membicarakan dasar filsafat negara Pancasila berikut tersusunlah
Piagam Jakarta yang disusun oleh Panitia 9, sebagai wujud bentuk pertama
Pembukaan UUD 1945. Jadi berdasarkan urutan tertib hukum Indonesia Pembukaan
UUD 1945 adalah sebagai tertib hukum tertinggi, adapun tertib hukum Indonesia
bersumber pada Pancasila, atau dengan kata lain, Pancasila sebagai tertib hukum
Indonesia.
Hal ini berarti secara material tertib hukum Indonesia dijabarkan dari nilai-
nilai yang terkandung dalam Pancasila. Pancasila sebagai tertib hukum Indonesia
meliputi sumber nilai, sumber materi, sumber bentuk dan sifat.
3
Fungsi pokok konstitusi adalah membatasi kekuasaan pemerintah, sehingga
penyelenggaraan kekuasaan tidak bersifat sewenang-wenang. Dengan demikian
diharapkan hak-hak warga negara akan terlindungi. Gagasan ini dinamakan
konstitusionalisme.
Menurut Carl J. Friedrich, konstitusionalisme merupakan gagasan yang
melihat pemerintah sebagai suatu kumpulan kegiatan yang diselenggarakan oleh
dan atas nama rakyat, tetapi dikenakan beberapa pembatasan yang diharapkan
akan menjamin bahwa kekuasaan yang diperlukan untuk pemerintahan itu tidak
disalahgunakan oleh mereka yang mendapat tugas untuk memerintah.
Pembatasan-pembatasan ini tercermin dalam Undang-Undang Dasar (Konstitusi).
4
c. prosedur penyelesaian pelanggaran yuridiksi oleh salah satu badan
pemerintah
d. tata cara perubahan suatu konstitusi
b. Kedudukan Konstitusi
UUD bukan merupakan salah satu syarat berdirinya suatu negara serta
penyeleggaraannegara yang baik,namundalam perkembangan jaman dewasa ini UUD
mutlak ada. Sebabdengan adanya UUD baik penguasa negara maupun masyarakatnya
dapat mengetahui aturanatau ketentuan yang pokok atau mendasar mengenai
ketatanegaraannya. Jadi, kedudukan UUDdalam suatu negara sangat penting artinya
dalam rangka mengatur penyelenggaraanketatanegaraan sebaik-baiknya. UUD
sebagai hukum tertinggi harus ditaati baik oleh rakyatmaupun oleh alat-alat
perlengkapan negara. Untuk menjamin agar ketentuan-ketentuan UUDbenar-benar
diselenggarakan menurut jiwa dan kata-kata sesuai dengan naskah, maka setiapnegara
membentuk lembaga/ badan yang berwenang terhadap UUD.
UUD berkedudukan sebagai hukum dasar karena ia berisi aturan dan ketentuan tentang
hal-hal yang mendasar dalam kehidupan suatu negara. Jadi UUD merupakan :
Hal ini berarti bahwa aturan-aturan yang terdapat dan konstitusi, secara hirarkhis,
mempunyaikedudukan lebih tinggi terhadap aturan-aturan lainnya. Oleh karena itu,aturan
lain yangdibuat oleh pembentuk hukum harus sesuaidantidak bertentangan dengan aturan
UUD.Dalam masa Orde Baru masalah sumber hukum dan tata urutan peraturan
perundang-undangan di negaraRI diatur melalui Ketetapan MPR(S) No.XX/MPRS/1966
tentang Sumber Tertib Hukum RI dan Tata Urutan Peraturan Perundang-Undangan
RI.Melaluiketetapan MPR no. V/ MPR/1973 jo Ketetapan MPR No. IX/MPR/ 1978,
ketetapan di atasdiperintahkan untuk disempurnakan. Namun sampai berakhirnya rejim
Soeharto perintahpenyempurnaan itu belum pernah dilaksanakan. Baru pada tahun 2000,
5
MPR berhasilmewujudkan kehendak politik di atas, melalui Ketetapan MPR No.
III/MPR/ 2000.
UUD 1945 yang telah mengalami perubahan melalui Sidang Tahunan MPR RI
tetapbersumber pada Pancasila dan menjadi sumber yang dijadikan bahan untuk
penyusunanperaturan perundang-undangan.
Oleh karena itu, konstitusi merupakan hasil perjanjian masyarakat dengan negara
yangdipergunakan untuk membina negara dan pemerintah yang akan mengurus mereka.
Konstitusi menjamin hak-hak manusia dan warga negara sekaligus batas-batas hak dan
kewajiban warganegara dan alat-alat pemerintahannya.
Konstitusi memiliki makna yang sangat penting di dalam suatu negara karena hal-hal
berikut :
6
a. Berpartisipasi dalammenegakkan dan pemajuan pelaksanaan konstitusi negara
b. .Menyampaikan laporan pada lembaga yang berwenang apabila terjadi
pelanggaranpelaksanaan undang-undang di lingkungan masing-masing.
c. Mengajukan usulan mengenai perumusan dan kebijakan peraturan atau konstitusi
dilingkungan masing-masing.
d. Melakukan penyebarluasan, baik secara formal maupun informal, kepadamasyarakat
agar mereka sadar akan konstitusi dan peraturanlainnya.
Dengan demikian, semua penduduk Indonesia dan warga negara yang berada
diIndonesiasudah seharusnya melaksanakan dan menaati konstitusi negara yang berlaku,
termasuk aparatur pemerintahannya. Dalam konteks kehidupan bernegara, satu sama lain
harus memiliki tanggung jawab dan tidak terjadi penindasan dari yang kuat terhadap yang
lemah sehingga terwujudkekuasaan atau pemerintahan yang demokratis.
7
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan uraian pada pembahasan, dapat disimpulkan bahwa Negara
merupakan suatu organisasi di antara sekelompok atau beberapa kelompok manusia
yang secara bersama-sama mendiami suatu wilayah (territorial) tertentu dengan
mengakui adanaya suatu pemerintahan yang mengurus tata tertib dan keselamatan
sekelompok atau beberapa kelompok manusia yang ada di wilayahnya.
Konstitusi diartikan sebagai peraturan yang mengatur suatu negara, baik yang
tertulis maupun tidak tertulis. Konstitusi memuat aturan-aturan pokok (fundamental)
yang menopang berdirinya suatu negara. Antara negara dan konstitusi mempunyai
hubungan yang sangat erat. Karena melaksanakan konstitusi pada dasarnya juga
melaksanakan dasar negara. Pancasila merupakan filosofische grondslag dan
commoplatforms atau kalimatun
B. Saran
8
DAFTAR PUSTAKA
https://www.academia.edu/8823087/
Bab_4_hubungan_dasar_Negara_dengan_konstitusi
http://hedisasrawan.blogspot.co.id/2013/01/hubungan-dasar-negara-dan-
konstitusi.html