Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

HUBUNGAN ANTARA PANCASILA DENGAN UUD 1945

Disusun Oleh :

Wisnu F P

21601053061

TEKNIK ELEKTRO

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MALANG

TAHUN 2017
Kata Pengantar

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-
Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini. Shalawat serta salam semoga
tercurahlimpahkan kepada Nabi Muhammad SAW yang telah membawa kita semua ke jalan
kebenaran yang diridhoi Allah SWT.

Maksud penulis membuat makalah ini adalah untuk memenuhi tugas mata kuliah Pendidikan
Kewarganegaraan yang diamanatkan oleh dosen penulis. Penulis menyadari bahwa dalam
penyusunan makalah ini banyak sekali kekurangannya baik dalam cara penulisan maupun dalam isi.

Mudah-mudahan makalah ini dapat bermanfaat, khususnya bagi penulis yang membuat dan
umumnya bagi yang membaca makalah ini, untuk menambah pengetahuan Hubungan Pancasila dan
UUD 1945. Amin.

Malang, Januari 2017


DAFTAR ISI

Kata Pengantar ....................................................................................................................................... 2


DAFTAR ISI .............................................................................................................................................. 3
BAB I........................................................................................................................................................ 4
PENDAHULUAN ...................................................................................................................................... 4
1.1 Latar Belakang ............................................................................................................................. 4
1.2 Rumusan Masalah ....................................................................................................................... 4
1.3 Tujuan Penulisan ......................................................................................................................... 4
BAB II....................................................................................................................................................... 5
PEMBAHASAN ........................................................................................................................................ 5
2.1 PANCASILA SEBAGAI DASAR NEGARA REPUBLIK INDONESIA .................................................... 5
2.2 PEMBUKAAN UNDANG-UNDANG DASAR 1945 .......................................................................... 6
2.3 HUBUNGAN PANCASILA DAN PEMBUKAAN UUD 1945............................................................. 6
2.4 HUBUNGAN ANTARA PROKLAMASI DENGAN PEMBUKAAN UUD 1945 ................................... 7
2.5 HUBUNGAN FORMAL .................................................................................................................. 8
2.6 HUBUNGAN MATERIAL ................................................................................................................ 9
2.7 PANCASILA DAN AMANDEMEN UNDANG-UNDANG DASAR 1945...........................................10
2.8 PENGERTIAN PANCASILA SECARA HISTORIS DAN ETIMOLOGI.................................................10
BAB III ...................................................................................................................................................13
PENUTUP ..............................................................................................................................................13
3.1 Kesimpulan .................................................................................................................................13
3.2 Saran ...........................................................................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................................................................14
BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pancasila adalah nilai-nila kehidupan Indonesia sejak zaman nenek moyang sampai dewasa
ini.Berdasarkan hal tersebut terdapatlah perbedaan antara masyarakat Indonesia dengan
masyarakat lain.Nilai-nilai kehidupan tersebut mewujudkan amal perbuatan dan pembawaan
serta watek orang Indonesia.Dengan kata lain masyarakat Indonesia mempunyai ciri sendiri,yang
merupakan kepribadianya.

Dengan nilai-nilai tersebut rakyat Indonesia melihat dan memecahkan masalah kehidupan ini
untuk mengarahkan dan mempedomi dalam kegiatan kehidupanya bermasyarakat.Demikianlah
mereka melaksanakan kehidupan yang diyakini kebenaranya.Itulah pandangan hidupnya,karena
keyakinan yang telah mendarah daging itulah maka pancasila dijadikan dasar negara serta ideologi
negara.Itulah kebulatan tekad rakyat Indonesia yang ditetapkan pada tanggal 18 Agustus 1945
melalui panitia persiapan kemerdekaan Indonesia.

Untuk mewujudkan masyarakat pancasila,diperlukan suatu hukum yang berisi norma-


norma,aturan-aturan atau ketentuan-ketentuan yang harus dilaksanakan dan ditaati oleh setiap
warga negara Indonesia.Hukum yang dimaksud adalah UUD 1945 sebagai hukum dasar tertulis di
Negara kita.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apakah pengertian dan fungsi pancasila ?
2. Bagaimana hubungan pancasila dan UUD 1945 ?

1.3 Tujuan Penulisan


Dengan di tulisnya makalah ini penulis bertujuan memberikan penjelasan tentang
pengertian,kedudukan dan fungsi pancasila dan bagaimana hubungan pancasila dengan UUD
’45,penulis berharap dapat membantu memberikan sedikit gambaran bahwa tujuan mempelajari
pancasila adalah untuk memahami makna dan arti pancasila sebagai ideologi negara
Indonesia.Kita sebagai warga negara Indonesia harus dapat mempelajari pancasila dengan benar
yakni dapat di pertanggungjawabkan baik secara yuridis konstitusional maupun secara
objektif,oleh karena itu setiap orang boleh memberikan pengertian atau tapsiran menurut
pendapat sendiri.
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 PANCASILA SEBAGAI DASAR NEGARA REPUBLIK INDONESIA


Pengertian pancasila sebagai dasar negara diperoleh dari alinea keempat Pembukaan UUD 1945
yang menandaskan pancasila sebagai pandangan hidup bangsa yang telah di murnikan dan
dipadatkan oleh PPKI atas nama rakyat Indonesia menjadi dasar negara Republik Indonesia.

Pancasila yang dikukuhkan dalam sidang I dari BPPK pada tanggal 1 juni 1945 adalah di kandung
maksud untuk di jadikan dasar bagi negara indonesia merdeka.

Sidang BPPK telah menerima secara bulat Pancasila itu sebagai dasar negara Indonesia
mereka.Dalam keputusan sidang PPKI kemudian pada tanggal 18 agustus 1945 pancasila
tercantum secara resmi dalam pembukaan UUD RI,

Peraturan selanjutnya yang disusun untuk mengatasi dan menyalurkan persoalan-persoalan yang
timbul sehubungan dengan penyelenggaraan dan perkembangan negara harus berpedoman pada
UUD.

Pancasila sebagai sumber dari segala sumber hukum atau sebagai sumber tertib hukum Indonesia
maka pancasila tercantum dalam ketentuan tertinggi yaitu pembukaan UUD 1945, kemudian
dijelmakan lebih lanjut dalam pokok-pokok pikiran,yang meliputi suasana kebatinan UUD
1945,yang pada akhirnya dijabarkan dalam pasal UUD 1945,

Kedudukan pancasila sebagai dasar negara tersebut dapat terinci sebagai berikut:

1. Pancasila sebagai dasar negara adalah merupakan sumber dari segala sumber hukum di
Indonesia.Dengan demikian pancasila merupakan asas kerohanian tertib hukum
Indonesia,telah di jelmakan dalam pembukaan UUD 45 ke dalam empat pokok pikiran.
2. Meliputi suasana kebatinan dari UUD 1945.
3. Mewujudkan cita-cita hukum bagi hukum dasar Negara (baik hukum dasar tertulis maupun
tidak tertulis)
4. Mengandung norma yang mengharuskan UUD mengandung isi yang mewajibkan pemerintah
dan lain-lain penyelenggara negara memegang teguh cita-cita moral rakyat yang luhur.
5. Merupakan sumber semangat dari UUD 1945,bagi penyelenggara negara,para pelaksana
pemerintahan.
2.2 PEMBUKAAN UNDANG-UNDANG DASAR 1945
Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 terdiri atas empat alinea, dan setiap alinea memiliki
spesifikasi jika ditinjau berdasarkan isinya. Alinea pertama, kedua, dan ketiga memuat segolongan
pernyataan yang tidak memiliki hubungan kausal organis dengan pasal-pasalnya. Bagian tersebut
memuat serangkaian pernyataan yang menjelaskan peristiwa yang mendahului terbentuknya
Negara Indonesia.

Kedudukan pembukaan UUD 1945 dalam kaitanya dengan tertib hukum indonesia memiliki dua
aspek yang sangat fundamental yaitu :

a) Memberikan faktor-faktor mutlak bagi terwujudnya tertib hukum Indonesia.

b) Memasukkan diri dalam tertib hukum Indonesia sebagai tertib hukum tertinggi.

Dalam kedudukan dan fungsi Pancasila sebagai dasar Negara Republik Indonesia . pada hakikatnya
merupakan suatu dasar dan asas kerohanian dalam setiap aspek penyelenggaraan negara
termasuk dalam penyusunan tertib hukum indonesia. Maka kedudukan paancasila sebagaimana
tercantum dalam pembukaaan UUD 1945 adalah sebagai sumber dari segala sumber hukum
indonesia. Pembukaan UUD 1945 bersama-sama dengan undang-undang dasar 1945 ditetapkan
oleh PPKI tgl 18 agustus 1945. Inti dari pembukaan UUD 1945, pada hakiketnya terdapat dalam
alenia IV.

Sebab segala aspek penyelenggaraan pemerintahan negara yang berdasarkan pancasila terdapat
dalam pembukaan alinea IV. Oleh karena itu dalam pembukaan itulah sejarah formal yuridis
pancasila ditetapkan sebagai dasar filsafat negara republik indonesia.

2.3 HUBUNGAN PANCASILA DAN PEMBUKAAN UUD 1945


Dalam sistem tertib hukum indonesia, penjelasan UUD 1945 menyatkan bahwa pokok pekiran itu
meliputi suasana kebatinan dari undang-undang dasar negara indonesia serta mewujudkan cita-
cita hukum, yang menguasai hukum dasar tertulis (UUD) dan hukum dasar tidak tertulis (confensi),
selanjutnya pokok pikiran itu dijelmakan dalam pasal-pasal UUD 1945. Maka dapatlah di
simpulkan bahwa suasana kebathinan undang-undang dasaar 1945. Tidak lain di jiwai atau
bersumber pada dasar filsaft negara pancasila. Pengertian inilah yang menunjukkan kedudukan
dan fungsi pancasila sebagai dasar negara republik indonesia. Oleh karena itu secara formal yuridis
pancasila di tetapkan sebagidsar filsafat negara republik indonesia.Maka hubungan antara
pembukaan UUD 1945 denagn pancasila bersifat timbal balik

2.3.1 HAKIKAT PANCASILA

Kedudukan dan fungsi Pancasila bilamana dikaji secara ilmiah memliki pengertian pengertian yang
luas, baik dalam kedudukannya sebagai dasar Negara, sebagai pandangan hidup bangsa, sebagai
ideologi bangsa dan Negara, sabagai kepribadian bangsa bahkan dalam proses terjadinya terdapat
berbagai macam terminologi yang harus didesktipsikan secara objektif. Selain itu, pancasila secara
kedudukan dan fungsinya juga harus dipahami secara kronologis.Oleh karena itu, untuk
memahami Pancasila secara kronologis baik menyangkut rumusannya maupun peristilahannya
maka pengertian Pancasila tersebut meliputi lingkup

2.3.2 PENGERTIAN PANCASILA SECARA TERMINOLOGIS

Proklamasi kemerdekaan tanggal 17 Agustus 1945 itu telah melahirkan negara Republik Indonesia.
Untuk melengkapi alat-alat perlengkapan negara sebagaimana lazimnya negara-negara yang
merdeka, maka panitia Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) segera mengadakan
sidang. Dalam sidangnya tanggal 18 Agustus 1945 telah berhasil mengesahkan UUD negara
Republik Indonesia yang dikenal dengan UUD 1945. Adapun UUD 1945 terdiri atas dua bagian
yaitu Pembukaan UUD 1945 dan pasal-pasal UUD 1945 yang berisi 37 pasal, 1 aturan Aturan
Peralihan yang terdiri atas 4 pasal dan 1 Aturan Tambahan terdiri atas 2 ayat.

Dalam bagian pembukaan UUD 1945 yang terdiri atas empat alinea tersebut tercantum rumusan
Pancasila sebagai berikut :

1. Ketuhanan Yang Maha Esa

2. Kemanusiaan yang adil dan beradab

3. Persatuan Indonesia

4. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan

5. Keadilan bagi seluruh rakyat Indonesia

Rumusan Pancasila sebagaimana tercantum dalam Pembukaan UUD 1945 inilah yang secara
konstisional sah dan benar sebagai dasar negara Republik Indonesia, yang disahkan oleh PPKI yang
mewakili seluruh rakyat Indonesia.

2.4 HUBUNGAN ANTARA PROKLAMASI DENGAN PEMBUKAAN UUD 1945


Proklamasi kemerdekaan mempunyai hubungan yang erat, tidak dapat dipisahkan dan merupakan
satu kesatuan dengan Undang-Undang Dasar 1945 terutama bagian Pembukaan UUD 1945.
Proklamasi kemerdekaan dengan Pembukaan UUD 1945 merupakan suatu kesatuan yang bulat.
Apa yang terkandung dalam Pembukaan UUD 1945 merupakan suatu amanat yang luhur dan suci
dari Proklamasi Kemerdekaan 17 Agustus 1945.

Makna Proklamasi Kemerdekaan yaitu pernyataan bangsa Indonesia kepada diri sendiri maupun
kepada dunia luar bahwa bangsa Indonesia telah merdeka, dan tindakan-tindakan yang segera
harus dilaksanakan berkaitan dengan pernyataan kemerdekaan itu, telah dirinci dan mendapat
pertanggung jawaban dalam Pembukaan UUD 1945. Hal ini dapat dilihat pada :

1. Bagian pertama (alinea pertama) Proklamasi Kemerdekaan (“Kami bangsa Indonesia dengan
ini menyatakan kemerdekaan Indonesia”) mendapat penegasan dan penjelasan pada alinea
pertama sampai dengan alinea ketiga Pembukaan UUD 1945.
2. Bagian kedua (alinea kedua) Proklamasi Kemerdekaan (“Hal-hal yang mengenai pemindahan
kekuasaan dan lainlain diselenggarakan dengan cara seksama dan dalam tempo yang
sesingkat-singkatnya”) yang merupakan amanat tindakan yang segera harus dilaksanakan
yaitu pembentukan negara Republik Indonesia yang berdasarkan Pancasila dan termuat
dalam Pembukaan UUD 1945 alinea keempat.Pembukaan UUD 1945 dengan Batang Tubuh
UUD 1945 merupakan bagian yang tidak terpisahkan. Apa yang terkandung dalam Pembukaan
UUD 1945 telah dijabarkan kedalam pasal-pasal yang ada dalam Batang Tubuh UUD 1945.
Pokok-pokok pikiran yang terkandung dalam Pembukaan UUD 1945 dijelmakan dalam pasal-
pasal Undang-Undang Dasar 1945. Oleh karena itu dapat pula disimpulkan bahwa Pembukaan
UUD 1945 mempunyai fungsi atau hubungan langsung dengan pasal-pasal Undang-Undang
Dasar 1945. Meskipun Pembukaan UUD 1945 mempunyai hubungan yang tidak dapat
dipisahkan dengan Batang Tubuh UUD 1945, namun antara keduanya mempunyai kedudukan
yang terpisah. Hal ini dikarenakan bahwa Pembukaan UUD 1945 merupakan pokok kaidah
Negara yang mendasar (staatsfundamentalnorm) yang tidak dapat dirubah oleh siapapun
kecuali oleh pembentuk Negara. Untuk dapat dikatakan sebagai Pokok Kaidah Negara yang
mendasar (Staatsfundamentanorm) harus memiiliki unsur-unsur mutlak, antara lain:
a. Dari segi terjadinya, ditentukan oleh pembentuk Negara dan terjelma dalam suatu
pernyataan lahir sebagai penjelmaan kehendak pembentuk Negara untuk menjadikan
hal-hal tertentu sebagai dasar-dasar Negara yang dibentuknya.
b. Dari segi isinya, memuat dasar-dasar pokok negara, yaitu dasar tujuan Negara baik tujuan
umum maupun tujuan khusus, bentuk negara, dan dasar filsafat Negara (asas
kerokhanian Negara).

2.5 HUBUNGAN FORMAL


Dengan di cantumkannya secara formal didalam pembukaan UUD 1945 maka pancasila
memperoleh kedudukan sebagai norma dasar hukum positif. Denagn demikian tat kehidupan
bertatanegara tidak hanya bertopang kepada asas-asas sosial, ekonomo, politik, akan tetapi dalam
perpaduaanyya denagn keseluruhan asas yang melekat padanya, yaitu perpaduan asas-asas
kultural, religius dan asas-asas kenegaraan yang unsurnya berdampak pada pancasila.

Jadi berdasarkan tempat terdapatnya pancasila secara formal dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. Bahwa rumusan pancasila sebagi dasar negara republik indonesia adalah seperti yang
tercantum dalam pembukaan UUD 1945 alinea IV.
2. Bahwa pembukaan UUD 1945 berdasarkan pengertian ilmiah, merupakan pokok kaidah
negara yang fundamental. dan terhadap tertib hukum indonesia mempunyai 2 macam
keduduikan yaitu:
a. Sebagai dasarnya, karena pembukaan UUD 1945 itulah yang memberikan faktor-faktor
mutlak. Bagi adanya hukum tertip hukum indonesia.
b. Memasukkan dirinya dalam tertib hukum tersebut sebagi hukum tertinggi.
3. Bahwa dengan demikian pembukaan UUD 1945 berkedudukan dan berfungsi selain sebagai
muqaddimah dari UUD 1945 dalam kesatuan yang tidak dapat di pisahkan jiaka berkedudukan
sebagai sesuatu yang bereksistensi sendiri, yang hakekat kedudukan hukum nya berbeda
denagn pasal-pasal nya. Karena pembukaan UUD 1945 yang intinya adalah pancasila tidak
tergantung pada batang tubuh UUD 1945, bahkan sebagi sumber.
4. Dengan demikian pancasila dapat disimpulakan mempunyai hakekat, sifat, kedudukan dan
fungsi sebagi pokok kaedah negara yang hundamental, yang menjelmakan dirinya sebagai
dasar kelangsungan hidup negara republik indnesia yang di proklamirkan pad tanggal 17
agustus 1945.
5. Pancasila sebagai inti pembukaan UUD 1945, dengan demikian mempnyai kedudukan yang
kuat, tetap dan tidak dapat diuabah ydan terlekat pada kelangsunagn hidup negar republik
indonesia.

Dengan demikian pancasila sebagi substansi esensial dari pembukaan dan mendapatkan
kedudukan formal yuridis dalam pembukaan, sehingga baik rumusan maupun yuridiksinya sebagi
ddasar negara adalah sebagaimana terdapat dalam pembukaan UUD 1945. Maka perumusan yang
menyimpang dari pembukaan tersebut adalah sama halnya dengan mengubah secara tidak sah
pembukaan UUD 1945, bahkan berdasarkan hukum positif sekalipun dan hal ini sebagimana yang
di tentukan dalam ketetapan MPRS no XX/MPRS/1966.

2.6 HUBUNGAN MATERIAL


Hubungan pembukaan UUD 1945 dengan Pancasila selain hubungan yang bersifat formal,
sebagaimana yang dijelaskan di atas juga hubungan secara material sebagai berikut:
Bila kita tinjau kembali proses perumusan Pancasila secara kronologis, materi yang dibahas oleh
BPUPKI yang pertama-tama adalah dasar filsafat Pancasila baru kemudian pembukaan UUD 1945.
Setelah pada sidang pertama pembukaan UUD 1945 BPUPKI membicarakan dasar filsafat negara
pancasila.Jadi berdasarkan urut-urutan tertib hukum Indonesia pembukaan UU/D 1945 adalah
sebagai tertib hukum yang tertinggi, adapun tertib hukum Indonesia bersumberkan pada
Pancasila. Hal ini berarti secara material tertib hukum Indonesia dijabarkan dari nilai-nilai yang
terkandung dalam Pancasila. Pancasila sebagai tertib sumber hukum Indonesia meliputi sumber
nilai, sumber materi sumber bentuk dan sifat.
Selain itu dalam hubunganya dengan hakikat dan kedudukan Pembukaan UUD 1945 sebagai
pokok kaidah dasar yang fundamental, maka sebenarnya secara material yang merupakan esensi
atau inti sari dari pokok kaidah negara fundamental tersebut tidak lain adalah Pancasila.
Seperti telah disinggung dimuka bahwa di samping Undang-Undang dasar, masih ada hukum dasar
yang tidak tertulis yang juga merupakan sumber hukum,yang menurut penjelasan UUD 1945
merupakan aturan dasar yang timbul dan terpelihara dalam praktek penyelenggaraan negara,
meskipun tidak tertulis, inilah yang dimaksuk denagn konvensi atau kebiasaan ketatanegaraan
sebagai pelengkap atau pengisi kekosongan yang timbul dari praktek kenegraan, oleh karena itu
tersebut tidak terdapat dalam Undang-Undang dasar. UUD 1945 yang hanya terdiri dari 37 pasal
ditambah dengan empat pasal Aturan peralihan dan dua aturan tambahan, maka UUD 1945
termasuk singkat dan bersifat supel atau fleksibel. Dalam hubungan ini penjelasan UUD 1945
mengemukakan bahwa telaah cukuplah kalau undang-undang dasar hanya memuat aturan-aturan
pokok garis-garis besar sebagi instruksi kepada pemerintah pusat dan lain-lain, penyelenggaraan
negara untuk untuk kehidupan negara. Undang-Undang dasar yang disingkat itu sangat
menguntungkan bagi negaraa indonesia ini yang masih harus terus berkembang bagi negara
seperti Indonesia ini yang masih harus terus menerus berkembang secara dinamis. Sehingga
denagn aturan-aturan pokok itu akan merupakan aturan yang kenyal dan tidak mudah ketinggalan
zaman.

2.7 PANCASILA DAN AMANDEMEN UNDANG-UNDANG DASAR 1945


Amandemen yang dilakukan UUD 1945 tidak pada pembukaan, karena dalam pembukaan trdapat
suatu kaedah dasar bangsa indonesia yaitu pancasla dan juga tujuan serta cita-cita kemerdekaan
indonesia. Pancasila yang ditetapkan oleh PPKI pada tanggal 18 agustus 1945 merupakan
perwujutan tujuan dari penyataan kemerdekaan dalam proklamasi unuk membuat dasar hukum
tata negara baru di indonesia guna menggantikan hukum kolonial belanda.
Sejarah tata negara RI mencatat 3 modal undang-undang dasr yang berlaku yaitu:
1. UUD 1940 berlaku mulai tanggal 18 agustus 1945 sampai 17 agustus 1945 berlaku kembali
sejak 5 juli 1959 samapi sekarang denagn 4 kali amandement pasca reformasi.
2. Konstitusi RIS yang diundangkan dalam lembaran negara no 3 tahun 1950 berlaku mulai
tanggal 27 desember 1949 samrpai 17 agustus 1950.
3. UUDS yang diundangkan dalam lembaran negara no 56 tahun 1950 sebagi undang-undang no
7 tahun 1950, yang berlaku mulai 17 agustus 1950 sampai 5 juli 1959.

Pada masa awal kemerdekaan ini, indonesia mencari bentuk yang tepat dalam sistem politik
pemerintahannya demi mewujudkan cita-cita kemerdekaan yang mensejahtrakan rakyatnya.
Setelah proklamasi kemerdekaan tanggal 17 agustus 1945 indonesia pada kondisi yang serba
terbatas, terutam terkait dengan hukum tata negara dan lembaga-lebaga pemerintahan yang
akan menentukan sistem pemerintahan, baik alokasi kekuasaan maupun distrubusi kekuasaan
yang akan di terapkan.

2.8 PENGERTIAN PANCASILA SECARA HISTORIS DAN ETIMOLOGI


Proses perumusan Pancasila diawali ketika dalam sidang BPUPKI pertama dr. Radjiman
Widyodiningrat, mengajukan suatu masalah, khususnya akan dibahas pada sidang tersebut.
Masalah tersebut adalah tentang suatu calon rumusan dasar negara Indonesia yang akan
dibentuk. Kemudian tampilah pada sidang tersebut tiga orang pembicara yaitu Mohammad
Yamin, Soepomo dan Soekarno.

Pada tanggal 1 Juni 1945 di dalam siding tersebut Ir. Soekarno berpidato secara lisan (tanpa teks)
mengenai calon rumusan dasar negara Indonesia. Kemudian untuk memberikan nama “Pancasila”
yang artinya lima dasar, hal ini menurut Soekarno atas saran dari salah seorang temannya yaitu
seorang ahli bahasa yang tidak disebutkan namanya.

Pada tanggal 17 Agustus 1945 Indonesia memproklamirkan kemerdekaannya, kemudian keesokan


harinya tanggal 18 Agustus 1945 disahkannya Undang-Undang Dasar 1945 termasuk Pembukaan
UUD 1945 di mana didalamnya termuat isi rumusan lima prinsip atau lima prinsip sebagai satu
dasar negara yang diberi nama Pancasila.
Sejak saat itulah perkataan Pancasila menjadi bahasa Indonesia dan merupakan istilah umum.
Walaupun dalam alinea IV Pembukaan UUD 1945 tidak termuat istilah “Pancasila”, namun yang
dimaksudkan Dasar Negara Republik Indonesia adalah disebut dengan istilah “Pancasila”. Hal ini
didasarkan atas interpretasi historis terutama dalam rangka pembentukan calon rumusan dasar
negara, yang secara spontan diterima oleh peserta sidang secara bulat.

2.8.1 Pengertian Pancasila secara etimologis

Secara etimologis istilah “Pancasila” berasal dari Sansekerta dari India (bahasa kasta Brahmana)
adapun bahasa rakyat biasa adalah bahasa Prakerta. Menurut Muhammad Yamin, dalam bahasa
sansekerta perkataan “Pancasila” memilki dua macam arti
telah dirinci dan mendapat pertanggung jawaban dalam Pembukaan UUD 1945. Hal ini dapat
dilihat pada :
1. Bagian pertama (alinea pertama) Proklamasi Kemerdekaan (“Kami bangsa Indonesia dengan
ini menyatakan kemerdekaan Indonesia”) mendapat penegasan dan penjelasan pada alinea
pertama sampai dengan alinea ketiga Pembukaan UUD 1945.
2. Bagian kedua (alinea kedua) Proklamasi Kemerdekaan (“Hal-hal yang mengenai pemindahan
kekuasaan dan lainlain diselenggarakan dengan cara seksama dan dalam tempo yang
sesingkat-singkatnya”) yang merupakan amanat tindakan yang segera harus dilaksanakan
yaitu pembentukan negara Republik Indonesia yang berdasarkan Pancasila dan termuat
dalam Pembukaan UUD 1945 alinea keempat.
Pembukaan UUD 1945 dengan Batang Tubuh UUD 1945 merupakan bagian yang tidak
terpisahkan. Apa yang terkandung dalam Pembukaan UUD 1945 telah dijabarkan kedalam pasal-
pasal yang ada dalam Batang Tubuh UUD 1945. Pokok-pokok pikiran yang terkandung dalam
Pembukaan UUD 1945 dijelmakan dalam pasal-pasal Undang-Undang Dasar 1945. Oleh karena itu
dapat pula disimpulkan bahwa Pembukaan UUD 1945 mempunyai fungsi atau hubungan langsung
dengan pasal-pasal Undang-Undang Dasar 1945. Meskipun Pembukaan UUD 1945 mempunyai
hubungan yang tidak dapat dipisahkan dengan Batang Tubuh UUD 1945, namun antara keduanya
mempunyai kedudukan yang terpisah. Hal ini dikarenakan bahwa Pembukaan UUD 1945
merupakan pokok kaidah Negara yang mendasar (staatsfundamentalnorm) yang tidak dapat
dirubah oleh siapapun kecuali oleh pembentuk Negara. Untuk dapat dikatakan sebagai Pokok
Kaidah Negara yang mendasar(Staatsfundamentanorm) harus memiiliki unsur-unsur mutlak,
antara lain:
a. Dari segi terjadinya, ditentukan oleh pembentuk Negara dan terjelma dalam suatu
pernyataan lahir sebagai penjelmaan kehendak pembentuk Negara untuk menjadikan hal-
hal tertentu sebagai dasar-dasar Negara yang dibentuknya.
b. Dari segi isinya, memuat dasar-dasar pokok negara, yaitu dasar tujuan Negara baik tujuan
umum maupun tujuan khusus, bentuk negara, dan dasar filsafat Negara (asas kerokhanian
Negara).
Sebagaimana telah diuraikan dalam pembahasan sub bab Suasana Kebathinan Konstitusi Pertama
di atas, Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 telah memenuhi unsur-unsur sebagai Pokok
Kaidah Negara yang mendasar (Staatsfundamentalnorm). Pembukaan UUD 1945 juga memiliki
hakikat kedudukan hukum yang lebih tinggi dari pada pasal-pasal dalam Batang Tubuh Undang-
Undang Dasar 1945. Sedangkan Batang Tubuh UUD 1945 yang merupakan penjabaran dari pokok-
pokok pikiran yang terkandung dalam Pembukaan UUD 1945 memiliki sifat supel, artinya dapat
mengikuti perkembangan jaman sehingga memungkinkan untuk dilakukan perubahan yang sesuai
dengan perkembangan jaman. Dengan demikian jika kita mencermati hubungan antara
Proklamasi Kemerdekaan dengan Pembukaan UUD 1945 yang merupakan hubungan suatu
kesatuan bulat, serta hubungan antara Pembukaan UUD 1945 dengan Batang Tubuh UUD 1945
yang merupakan hubungan langsung, maka dapat disimpulkan bahwa Proklamasi Kemerdekaan
mempunyai hubungan yang erat, tidak dapat dipisahkan dan merupakan satu kesatuan dengan
Undang-Undang Dasar 1945.
BAB III

PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Berdasarkan permasalahan-permasalahan yang telah dijawab pada bab sebelumnya, yakni bab
pembahasan. Maka kami menyimpulkan:

a. Pancasila sebagai dasar negara dan ideologi bangsa merupakn sumber dan landasan dari
berbagai produk hukum termasuk UUD 1945
b. Suasana kebatianan UUD1945 dan cita-cita hukum UUD 1945 tidak lain adalah bersumber
kepada atau dijiwai dasar falsafah negara pancasila.
c. Pancasila itu sendiri memancarkan nilai-nilai luhur yang telah mampu memberikan semangat
kepada dan terpancang dengan khidmat dalam perangkat UUD 1945.
d. Dalam melakukan amandemen terhadap UUD 1945 harus sesuai dan berdasar pada pancasila
e. Bagian UUD 1945 yang dapat diamandemen adalah bagian Batang Tubuh.
f. Tata cara pengamandemenan UUD 1945 tertuang dalam pasal 37 ayat 1-4.
g. Tujuan dari amandemen UUD 1945 adalah untuk menyempurnakan UUD yang sudah ada agar
tetap sesuai dengan perkembangan zaman.

3.2 Saran
Untuk dapat mencapai suatu tujuan yang sama, yaitu menjunjung tinggi dan menerapkan nilai-nilai
luhur pancasila di segala bidang kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Maka , “marilah
bersama-sama memahami mendalami ajaran pancasila secara menyeluruh supaya kita paham dan
dapat mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari, dengan tujuan dapat mengurangi sedikit
demi sedikit hal hal yang dapat mengancam dan membahayakan pancasila yang tidak hanya datang
dari luar tetapi juga dari dalam, terlebih lagi di era globalisasi sekarang ini.

Amandemen dirasakan perlu, karena makna dan isi dari UUD 45 itu sendiri agar bisa sesuai dengan
perkembangan zaman. Dan selain itu juga agar UUD 45 dapat terus dijadikan sebagai sumber hukum
tertinggi di Indonesia.
DAFTAR PUSTAKA
MKD IAIN Sunan Ampel surabaya, pendidikan pancasila. Surabaya, IAIN SA press, 2011

Trianto dan Triwulan Tutik, falsafah negara dan pendidikan kewarganegaraan.Jakarta: prestasi
pustaka,2007

Kaelan, pendidikan pancasila, yogyakarta: paradigma offset,2004

Winarno Dwi, paradigma baru pendidikan kewarganegaraan, jakarta: bumi aksara,2006

Anda mungkin juga menyukai