Anda di halaman 1dari 14

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Terlahirnya Pancasila sebagaimana tercatat dalam sejarah kemerdekaan bangsa
Indonesia, merupakan sublimasi dan kristalisasi dari pandangan hidup (way of life) dan
nilai-nilai budaya luhur bangsa yang mempersatukan keanekaragaman bangsa kita
menjadi bangsa yang satu, Indonesia. Berbeda dengan Jerman, Inggris, Perancis, serta
negara-negara Eropa Barat lainnya, yang menjadi suatu negara bangsa (nation state)
karena kesamaan bahasa. Atau negara-negara lainnya, yang menjadi satu bangsa karena
kesamaan wilayah daratan. Latar belakang historis dan kondisi sosiologis, antropologis
dan geografis Indonesia yang unik dan spesifik seperti, bahasa, etnik, atau suku bangsa,
ras dan kepulauan menjadi komponen pembentuk bangsa yang paling fundamental dan
sangat berpengaruh terhadap realitas kebangsaan Indonesia saat ini.
Pancasila, yang sejak tahun 1945 telah dinyatakan sebagai dasar Negara
Republik Indonesia, mungkin memang masih memerlukan pengembangan dan
pendalaman konseptual agar dapat menjadi sebuah paradigma yang andal. Pengembangan
dan pendalam ini amat urgen, oleh karena amat sukar membayangkan akan adanya
sebuah Indonesia, yang dalam segala segi amat majemuk, tanpa dikaitkan dengan
Pancasila. Mempelajari Pancasila lebih dalam menjadikan kita sadar sebagai bangsa
Indonesia yang memiliki jati diri dan harus diwujudkan dalam pergaulan hidup sehari-
hari untuk menunjukkan identitas bangsa yang lebih bermartabat dan berbudaya tinggi.
Dengan demikian, Pancasila sebagai dasar filsafat Negara Indonesia harus
diketahui dan dipahami oleh seluruh bangsa Indonesia agar menghormati, menghargai,
menjaga, dan menjalankan nilai-nilai serta norma-norma positif yang terkandung dalam
sila-sila Pancasila hingga menjadi bangsa yang kuat dalam menghadapi kisruh dalam
berbagai aspek sosial, ekonomi, politik baik nasional maupun internasional seperti yang
sedang kita alami belakangan ini.

1
B. Rumusan Masalah
Dengan memperhatikan latar belakang tersebut, agar penulis memperoleh hasil
yang diinginkan, maka penulis mengemukakan rumusan masalah yang antara lain :
1. Apakah landasan filosofis Pancasila ?
2. Apakah fungsi utama Pancasila bagi bangsa dan negara Indonesia?

C. Pendekatan Masalah
Dalam mengkaji mengenai pembahasan Pancasila sebagai dasar filsafat negara,
maka akan digunakan digunakan metode yuridis normatif. yaitu mengkaji hukum tertulis
dari berbagai aspek, yaitu aspek teori, sejarah, filosofi, perbandingan, struktur dan
komposisi, lingkup dan materi, konsistensi, penjelasan umum dan pasal demi pasal,
formalitas dan kekuatan mengikat serta undang-undang, serta bahasa hukum yang
digunakan.

2
BAB II

PANCASILA SEBAGAI DASAR FILSAFAT NEGARA

2.1 Landasan Filosofis Pancasila

Sebelum membahas mengenai landasan filosofis Pancasila, akan dibahas terlebih


dahulu mengenai apa yang dimaksud dengan filsafat dan Pancasila. Secara etimologis
istilah filsafat atau bahasa Inggrisnya disebut philosophi berasal dari bahasa Yunani
philien (cinta) dan sophos (hikmah/kearifan) atau bisa juga diartikan cinta
kebijaksanaan. Makna menurut beberapa tokoh filsafat yaitu :

a. Socrates : peninjauan dalam diri yang bersifat reflektif atau berupa perenungan
terhadap azas-azas dari kehidupan adil dan bahagia.
b. Plato : filsuf adalah pencinta pandangan tentang kebenaran (vision of truth). Dalam
pencarian dan menangkap pengetahuan mengenai ide yang abadi dan tak berubah.
Wawasan filsafat terdiri dari beberapa aspek, yaitu Aspek Ontologi (eksistensi),
Epistemologi (Metode/cara), dan Aksikologi (nilai dan estetika). Aliran filsafat juga
terbagi atas beberapa sifat yaitu Materialisme (kebendaan), Idealisme / Spiritualisme (ide
dan spirit), Realisme (Realitas).

Istilah Pancasila telah dikenal di Indonesia sejak zaman majapahit abad XIV, yaitu
terdapat pada buku Negara Kertagama karangan Empu Prapanca dan dalam buku
Sutasoma karangan Empu Tantular. Tetapi baru dikenal oleh bangsa Indonesia sejak
tanggal 1 Juni 1945, yaitu pada waktu Ir. Soekarno mengusulkan Pancasila sebagai dasar
negara dalam sidang Badan Penyidik Usaha-Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia.

1.Dari Segi Etimologi

Pancasila berasal dari bahasa Sansekerta yang artinya

a.Panca = Lima

b.Sila /syila= batu sendi, alas atau dasar

3
Jadi, Pancasila adalah lima batu sendi Atau Panca = lima Sila / syila = tingkah laku yang
baik Jadi, Pancasila adalah lima tingkah laku yang baik.

2.Dari segi Terminologi

Istilah Pancasila di dalam Filsafat Negara Indonesia mempunyai pengertian sebagai


nama dari 5 dasar negara RI, yang pernah diusulkan oleh Bung Karno atas petunjuk Moh.
Yamin pada tanggal 1 Juni 1945, yaitu pada saat bangsa Indonesia sedang menggali apa
yang akan dijadikan dasar negara yang akan didirikan pada waktu itu. Lima dasar negara
yang diberikan nama Pancasila oleh Bung Karno, ialah:

1. Kebangsaan
2. Prikemanusiaan

3. Mufakat

4. Kesejahteraan Sosial

5. Ketuhanan Yang Maha Esa

Setelah bangsa Indonesia memproklamasikan kemerdekaan pada tanggal 17 Agustus


1945, disusunlah suatu UUD pada 18 Agustus 1945 yang di dalam pembukaannya
tercantum lima dasar Negara R.I. Ia, Pancasila adalah lima dasar negara yang tercantum
dalam pembukaan UUD 1945, yaitu dasar:

1. Ketuhanan Yang Maha Esa


2. Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab

3. Persatuan Indonesia

4. Kerakyatan Yang Dipimpin Oleh Hikmat Kebijaksanaan Dalam Permusyawaratan /


Perwakilan

5. Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia

4
Secara ringkas Filsafat Pancasila dapat didefinisikan sebagai refleksi kritis dan
rasional Pancasila sebagai dasar negara dan kenyataan budaya bangsa, dengan tujuan
untuk mendapatkan pokok-pokok pengertiannya secara mendasar dan menyeluruh
Pancasila adalah kekayaan bangsa Indonesia yang tidak ternilai harganya.
Pancasila merupakan rangkuman dari nilai-nilai luhur yang digali Bung Karno dari akar
budaya bangsa yang mencakup seluruh kebutuhan dan hak-hak dasar manusia secara
universal, sehingga dapat djadikan landasan dan fasafah hidup bangsa Indonesia yang
majemuk baik dari segi agama, etnis, ras, bahasa, golongan dan kepentingan. Karena itu,
bangsa Indonesia sudah seharusnya mengembangkan dan mengamalkan nilai-nilai
tersebut sebagai dasar kehidupan berbangsa dan bernegara untuk mewujudkan cita-cita
bangsa.
Adalah merupakan suatu fakta historis yang sukar dibantah, bahwa sebelum
tanggal 1 Juni 1945 yang disebut sebagai tanggal lahirnya Pancasila Ir. Soekarno yang
diakui sebagai tokoh nasional yang menggali Pancasila pernah berbicara atau menulis
tentang Pancasila, baik sebagai pandangan hidup maupun, atau apalagi, sebagai dasar
negara. Dalam pidato yang beliau sampaikan tanpa konsep pada tanggal tersebut, beliau
menjelaskan bahwa gagasan tentang Pancasila tersebut terbersit bagaikan ilham setelah
mengadakan renungan pada malam sebelumnya. Renungan itu beliau lakukan untuk
mencari jawaban terhadap pertanyaan Dr Radjiman Wedyodiningrat, Ketua BPUPKI,
tentang apa dasar negara Indonesia yang akan dibentuk. Lima dasar atau sila yang beliau
ajukan itu beliau namakan sebagai filosofische grondslag.
Pancasila dikenal sebagai filosofi Negara Indonesia. Nilai-nilai yang tertuang
dalam rumusan sila-sila Pancasila adalah landasan filosofis yang dianggap, dipercaya dan
diyakini sebagai sesuatu (kenyataan, norma-norma, nilai-nilai) yang paling benar, paling
adil, paling bijaksana, paling baik dan paling sesuai sebagai dasar Negara Kesatuan
Republik Indonesia.
Menurut Prof. Drs. Notonagoro : Susunan Pancasila itu adalah suatu kebulatan
yang bersifat hirarkis dan piramidal yang mengakibatkan adanya hubungan organis di
antara 5 sila negara kita. Pernyataan dan pendapatnya tersebut kemudian diterima dan
dikukuhkan oleh MPRS dalam Ketetapan No. XX/MPRS/1960 jo. Ketetapan No.
V/MPR/1973. Pernyataan tersebut diperkuat juga oleh Ketetapan MPR No.

5
XI/MPR/1978, Pancasila itu merupakan satu kesatuan yang bulat dan utuh dari kelima
silanya. Dikatakan demikian, karena masing-masing sila dari Pancasila itu tidak dapat
dipahami dan diberi arti secara sendiri-sendiri. Memahami atau memberi arti setiap sila-
sila secara terpisah dari sila-sila lainnya akan mendatangkan pengertian yang keliru
tentang Pancasila.
Dengan demikian, landasan Filsafat Pancasila merupakan harmonisasi dari nilai-
nilai dan norma-norma utuh yang terkandung dalam sila-sila Pancasila, yang bertujuan
untuk mendapatkan pokok-pokok pengertiannya secara mendasar dan menyeluruh agar
menjadi landasan filsafat yang sesuai dengan keperibadian dan cita-cita Bangsa.

Adapun bentuk Filsafat Pancasila sendiri digolongkan sebagai berikut :

a. Bersifat religius yang berarti dalam hal kebijaksanaan dan kebenaran mengenal
adanya kebenaran mutlak yang berasal dari Tuhan Yang Maha Esa (kebenaran
religius) dan sekaligus mengakui keterbatasan kemampuan manusia.
b. Memiliki arti praktis yang berarti dalam proses pemahamannya tidak sekedar mencari
kebenaran dan kebijaksanaan, serta hasrat ingin tahu, tapi hasil pemikiran yang
berwujud filsafat Pancasila tersebut dipergunakan sebagai pedoman hidup sehari-hari
(way of life) agar mencapai kebahagiaan lahir dan bathin, dunia maupun akhirat
(Pancasilais).
Secara yuridis Pancasila sebagai dasar filasafat negara tertuang dalam pembukaan
UUD 1945 alinea IV yang berbunyi :.... maka disusunlah Kemerdekaan Kebangsaan
Indonesia itu dalam suatu Undang-undang Dasar Negara Indonesia, yang terbentuk dalam
suatu susunan Negara Republik Indonesia yang berkedaulatan rakyat dengan berdasarkan
kepada: Ketuhanan Yang Maha Esa, Kemanusiaan yang adil dan beradab, Persatuan
Indonesia, dan Kerakyatam yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
Permusyawaratan/Perwakilan.... Melihat dari rumusan tersebut yang dimaksud ... dengan
berdasar kepada ... Adalah dalam pengertian sebagai dasar filsafat negara Indonesia.
Pancasila disebut sebagai dasar filsafat negara, philosifische Gronslag dari negara
mengandung konsekuensi bahwa dalam setiap aspek penyelenggaraan negara harus
sesuai dengan nilai-nilai Pancasila. Hal ini meliputi segala peraturan perundang-

6
undangan dalam negara, pemerintahan dan aspek-aspek kenegaraan yang lainnya.
Pancasila sebagai dasar filsafat negara pada hakikatnya merupakan suatu sumber nilai
bagi bangsa dan negara Indonesia. maka seluruh aspek dalam penyelenggaraan negara
didasarkan dan diliputi oleh nilai-nilai Pancasila. Sehingga Pancasila sebagai dasar
filsafat negara pada hakikatnya merupakan asas kerohanian negara.
Bilamana kita rinci secara sistematis kedudukan Pancasila sebagai asas kerohanian
negara dapat disusun secara bertingkat seluruh kehidupan negara sebagai penjelmaan
Pancasila. Unsur-unsur ini terkandung dalam pembukaan UUD 1945 alinea IV. Susunan
tersebut menunjukan bahwa Pancasila pada hakikatnya merupakan dasar, rangka, dan
suasana bagi negara dan tertib hukum Indonesia. hal ini dapat drinci sebagai berikut :
a. Pancasila merupakan dasar filsafat negara (asas kerohanian negara), pandangan hidup
dan filsafat hidup
b. Di atas basis (dasar) itu berdirilah negara Indonesia, dengan asas politik negara
(kenegaraan) yaitu berupa Republik yang berkedaulatan rakyat
c. Kedua-duanya menjadi basis penyelenggaraan kemerdekaan kebangsaan Indonesia,
yaitu pelaksanaan an penyelenggaraan negara sebagaimana tercantum dalam hukum
positif Indonesia, termuat dalam Undang-Undang Dasar Negara RI tahun 1945
d. Selanjutnya diatas Undang-undang dasar (yaitu sebagai basis) maka berdirilah bentuk
susunan pemerintahan dan keseluruhan peraturan hukum positif lainnya, yang
mencakup segenap bangsa Indonesia dalam suatu kesatuan hidup bersama yang
berasas kekeluargaan
e. Segala sesuatu yang disebutkan di atas adalah demi tercapainya suatu tujuan bersama,
yaitu tujuan bangsa Indonesia dalam bernegara tersebut, yaitu kebahagiaan bersama,
baik jasmani maupun rohaniah.

2.2 Fungsi Utama Pancasila Bagi Bangsa dan Negara Indonesia

Tujuan mencantumkan Pancasila dalam pembukaan UUD 1945 adalah untuk


dipergunakan sebagai dasar negara RI, yaitu landasan dalam mengatur jalannya
pemerintahan di Indonesia Pancasila merupakan jiwa dan kepribadian bangsa, karena
unsur-unsurnya telah berabad-abad lamanya terdapat dalam kehidupan bangsa Indonesia.

7
Oleh karena itu, Pancasila adalah pandangan hidup atau filsafat hidup bangsa yang
sekaligus merupakan tujuan hidup bangsa Indonesia Ketetapan MPR No. 11/MPR/1978
tertanggal 22 Maret 1978 tentang pedoman penghayatan dan pengamalan Pancasila (Eka
Prasetia Pancakarsa) antara lain Sesungguhnya sejarah telah mengungkapkan bahwa
Pancasila adalah jiwa seluruh rakyat Indonesia yang memberikan kekuatan hidup kepada
bangsa Indonesia serta membimbingnya dalam kehidupan lahir batin yang makin baik,
dalam masyarakat Indonesia yang adil dan makmur Bahwasanya Pancasila yang telah
diterima dan ditetapkan sebagai dasar negara seperti yang telah diuji kebenarannya,
keampuhan dan kesaktiannya sehingga tidak ada suatu kekuatan manapun juga yang
mampu memisahkan Pancasila dari kehidupan bangsa Indonesia.

Pancasila merupakan pandangan hidup, kesadaran cita-cita moral yang meliputi


kejiwaan dan suatu kebudayaan yang mengajarkan bahwa hidup manusia akan mencapai
kebahagiaan jika dapat dikembangkan keselarasan dan keseimbangan baik dalam hidup
manusia sebagai pribadi, dalam hubungan manusia dengan masyarakat, dalam hubungan
manusia dengan alam, dalam hubungan manusia dengan Tuhannya, maupun dalam
mengejar kemajuan lahiriah dan kebahagian rohaniah. Bangsa Indonesia lahir dari sejarah
dan kebudayaannya yaitu melalui gemilangnya kerajaan Sriwijaya, Majapahit dan
Mataram, kemudian mengalami masa penderitaan penjajahan sepanjang 3,5 abad sampai
akhirnya Indonesia memproklamirkan kemerdekaannya pada tanggal 17 Agustus 1945.

Sejarah perjuangan bangsa Indonesia untuk merebut kemerdekaan nasionalnya


sama tuanya dengan sejarah penjajahan itu sendiri. Berbagai bab sejarah telah dilampaui
dan berbagai jalan telah ditempuh dengan cara yang berbeda-beda, mulai dengan cara
yaitu lunak sampai cara yagn lurus, mulai dari gerakan kaum cendekiawan yang terbatas
sampai gerakan yang menghimpun kekuatan rakyat banyak, mulai bidang pendidikan,
kesenian daerah, perdagangan sampai kepada gerakan-gerakan politik. Bangsa Indonesia
lahir sesudah melampaui perjuangan yang sangat panjang, dengan memberikan segala
pengorbanan dan menahan segala macam penderitaan bangsa Indonesia lahir menurut
cara dan jalan yang ditempuhnya sendiri yaitu, merupakan hasil antara proses sejarah
dimasa lampau, tantangan perjuangan dan cita-cita hidup dimasa datang yang secara
keseluruhan membentuk kepribadiannya sendiri, yang bersamaan dengan lahirnya bangsa

8
dan negara itu, kepribadian tersebut ditetapkan sebagai pandangan hidup dan dasar
negara Pancasila.

Karena itu, Pancasila lahir melalui proses yang panjang dan dimatangkan oleh
sejarah perjuangan bangsa kita sendiri, dengan melihat pengalaman bangsa-bangsa lain,
dengan diilhami oleh gagasan besar dunia, dengan tetap berakar pada kepribadian bangsa
kita sendiri dan gagasan besar bangsa kita sendiri. Karena Pancasila merupakan
pandangan hidup yang berakar dalam kepribadian bangsa, maka ia diterima sebagai dasar
negara yang mengatur hidup ketatanegeraan. Hal ini tampak dalam sejarah bahwa
meskipun dituangkan dalam rumusan yang agak berbeda, namun dalam 3 buah UUD
yaitu dalam pembukaan UUD45, dalam mukadimah konstitusi RIS dan dalam
mukadimah UUDS RI (1950). Pancasila tetap tercantum di dalamnya. Pancasila yang
selalu dikukuhkan dalam kehidupan konstitusional itu dan menjadi pegangan bersama
pada saat-saat terjadi krisis nasional dan ancaman terhadap ekosistem bangsa kita,
merupakan bukti sejarah bahwa Pancasila memang selalu dikehendaki oleh bangsa
Indonesia sebagai dasar kehormatan Indonesia, yaitu sebagai dasar negara, hal ini karena
telah tertanam dalam kalbunya rakyat dan dapat mempersatukan seluruh rakyat
Indonesia.

Pancasila memberikan corak yang khas kepada bangsa Indonesia dan tak dapat
dipisahkan dari bangsa Indonesia serta merupakan ciri khas yaitu membedakan bangsa
Indonesia dari bangsa lain. Terdapat kemungkinan, bahwa tiap-tiap sila secara terlepas
dari yang lain, bersifat universal yang juga dimiliki bangsa-bangsa lain di dunia ini, akan
tetapi ke-5 sila yang merupakan satu kesatuan yang tidak terpisah pula itulah yang
menjadi ciri khas bangsa Indonesia. Kenyataan sehari-hari yang kita lihat dalam
masyarakat bangsa Indonesia antara lain :

1. Bangsa Indonesia sejak dahulu sebagai bangsa yang religius, percaya akan adanya
zat yang maha kuasa dan mempunyai keyakinan yang penuh, bahwa segala sesuatu
yang ada dimuka bumi ini akan ciptaan Tuhan. Dalam sejarah nenek moyang, kita
ketahui bahwa kepercayaan kepada Tuhan itu dimulai dari bentuk dinamisme (serba
tenaga), lalu animisme (serba arwah), kemudian menjadi politeisme (serba dewa)

9
dan akhirnya menjadi monoteisme (kepercayaan akan adanya Tuhan YME) sisanya
dalam bentuk peninggalan tempat-tempat pemujaan dan peribadatan upacara-
upacara ritual keagamaan.
2. Sejak dahulu, bangsa Indonesia berkeyakinan bahwa pada hakekatnya semua
manusia dilahirkan sama, dan karena itu yang hidup dan menikmati kehadapan
sepenuhnya watak mesti bangsa Indonesia yang sebenarnya, tidak menyukai
perbedaan perihal martabat yang disebabkan karena perbedaan warna kulit, daerah,
dan keturunan

3. Karena pengaruh keadaan geografisnya yang terpencar antara satu wilayah dengan
wilayah yang lainnya, antar satu pulau dengan pulau lainnya maka Indonesia
terkenal mempunyai banyak perbedaan yang beraneka ragam sejak dari perbedaan
bahasa daerah, suku bangsa, adat istiadat, kesenian dan kebudayaannya (bhineka),
tetapi karena mempunyai kepentingan yang sama, maka setiap ada bahagian yang
mengancam dari luar selalu menimbulkan kesadaran bahwa dalam kebhinekaan itu
terdapat ketunggalan yang harus diutamkana kesadaran kebangsaan yang berbeda
yaitu sebagai bangsa Indonesia.

4. Ciri khas yang merupakan kepribadian bansga dari berbagai suku, bangsa Indonesia
adalah adanya prinsip musyawarah diantara warga masyarakat sendiri dalam
mengatur tata kehidupan mereka. Sedang kepala desa, kepala suku, dan sebagainya
hanya merupakan pamong (pembimbing mereka yang dipilih dan dari antara mereka
sendiri, prinsip musyawarah dan masyarakat yang merupakan inti dari kerakyatan
telah dipraktikkan dalam kehidupan masyarakat adat seperti : desa, marga, kurnia,
nagori, banua, dsb.

5. Salah satu bentuk khusus dari kerakyatan ialah kerakyatan dibidang ekonomi, yang
dirumuskan sebagai keadilan atau kesejahteraan sosial bagi rakyat Indonesia, asas
ini sudah dikenal berabad-abad lamanya yang sisanya masih dapat kita jumpai dalam
masyarakat terutama di desa, yaitu kebiasaan tolong menolong antara sesama
masyarakat, gotong royong dalam mengusahakan kepentingan bersama atau
membantu (menolong seseorang yang sangat membutuhkan seperti materialistik,

10
kapitalisme dan individualisme sama sekali tidak disukai oleh bangsa Indonesia,
karena tidak memungkinkan tercapainya keadilan / kesejahteraan sosial.

Kedudukan dan fungsi pancasila harus dipahami sesuai dengan, misalnya Pancasila
sebagai pandangan hidup bangsa Indonesia, sebagai dasar filsafat negara Republik
Indonesia, sebagai ideologi bangsa dan negara Indonesia. seluruh kedudukan dan fungsi
Pancasila itu bukanlah berdiri sendiri secara sendiri-sendiri namun bilamana
dikelompokan maka akan kembali pada dua kedudukan dan fungsi Pancasila yaitu
sebagai dasar filsafat negara dan pandangan hidup bangsa Indonesia.

Pancasila pada hakikatnya adalah sistem nilai (value system) yang merupakan
kristalisasi nilai-nilai luhur kebudayaan bangsa indonesia sepanjang sejarah yang berakar
dari unsur-unsurkebudayaan luar yang sesuai sehingga secara keseluruhannya terpadu
menjadi kebudayaan bangsa Indonesia. hal ini bisa dilihat dari proses terjadinya Pancasila
yaitu melalui proses yaitu melalui suatu proses yang disebut kausa materialisme karena
nilai-nilai dalam Pancasila sudah ada dan hidup sejak jaman dulu yang tercermin dalam
kehidupan sehari-hari. Pandangan yang diyakini kebenarannya itu menimbulkan tekad
bagi bangsa Indonesia untuk mewujudkan dalam sikap dan tingkah laku serta
perbuatannya. Di sisi lain, pandangan itu menjadi motor penggerak bagi tindakan dan
perbuatan dalam mencapai tujuannya. Dari pandangan inilah maka dapat diketahui cita-
cita yang ingin dicapai bangsa, gagasan kejiwaan apa sajayang akan coba diwujudkan
dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara

Dari pernyataan diatas dapat diambil suatu rumusan bahwa fungsi utama dari Pancasila
bagi bangsa dan negara Indonesia adalah :
1. Filsafat Pancasila Sebagai Pandangan Hidup Bangsa Indonesia.
Sebagaimana yang ditujukan dalam ketetapan MPR No. II/MPR/1979, maka
Pancasila itu adalah jiwa seluruh rakyat Indonesia, pandangan hidup bangsa Indonesia
dan dasar negara kita. Setiap bangsa yang ingin berdiri kokoh dan mengetahui dengan
jelas arah serta tujuan yang ingin dicapainya sangat memerlukan nilai-nilai luhur yang
dijunjung sebagai pandangan/filsafat hidup. Dalam pergaulan hidup terkandung
konsep dasar mengenai kehidupan yang dicita-citakan oleh suatu bangsa, terkandung

11
pikiran-pikiran yang terdalam dan gagasan sesuatu bangsa mengenai wujud
kehidupan yang dianggap baik. Pada akhirnya pandangan hidup sesuatu bangsa
adalah kristalisasi dari nilai-nilai yang dimiliki bangsa itu sendiri, yang diyakini
kebenarannya dan menimbulkan tekad pada bangsa itu untuk mewujudkannya
menjadi negara yang sejahtera.
2. Filsafat Pancasila Sebagai Dasar Negara Republik Indonesia.
Pancasila dalam kedudukannya ini sering disebut sebagai Dasar Filsafat atau Dasar
Filsafat Negara (Philosofische Grondslag) dari negara, ideologi negara atau
(Staatsidee). Dalam pengertian ini Pancasila merupakan suatu dasar nilai serta norma
untuk mengatur pemerintahan negara atau dengan kata lain Pancasila merupakan
suatu dasar untuk mengatur penyelenggaraan negara. Pancasila merupakan sumber
dari segala sumber hukum, Pancasila merupakan sumber kaidah hukum negara yang
secara konstitusional mengatur negara Republik Indonesia beserta seluruh unsur-
unsurnya yaitu rakyat, wilayah serta pemerintahan negara. Dalam Ketetapan MPRS
No. XX/MPRS/1966 ditegaskan, bahwa Pancasila itu adalah sumber dari segala
sumber hukum yang antara lain sumber hukum formal, undang-undang, kebiasaan,
traktat, jurisprudensi, hakim, ilmu pengetahuan hukum.
3. Pancasila Sebagai Jiwa Dan Kepribadian Bangsa Indonesia
Menurut Dewan Perancang Nasional, yang dimaksudkan dengan kepribadian
Indonesia ialah : Keseluruhan ciri-ciri khas bangsa Indonesia, yang membedakan
bangsa Indonesia dengan bangsa-bangsa lainnya. Keseluruhan ciri-ciri khas bangsa
Indonesia adalah pencerminan dari garis pertumbuhan dan perkembangan bangsa
Indonesia sepanjang masa. Keperibadian bangsa tetap berakar dari keperibadian
individual dalam masyarakat yang Pancasilais serta gagasan-gagasan besar yang
tumbuh dan sejalan dengan filsafat Pancasila.

12
BAB III
PENUTUP

III. 1. KESIMPULAN

Setelah memperhatikan isi dalam pembahasan di atas, maka dapat penulis tarik
kesimpulan sebagai berikut:
1. Filsafat Pancasila adalah hasil berpikir/pemikiran yang sedalam-dalamnya dari bangsa
Indonesia yang dianggap, dipercaya dan diyakini sebagai sesuatu (kenyataan, norma-
norma, nilai-nilai) yang paling benar, paling adil, paling bijaksana, paling baik dan
paling sesuai bagi bangsa Indonesia.

2. Fungsi utama Pancasila bagi bangsa dan negara Indonesia yaitu:


a) Filasafat Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa Indonesia
b) Filsafat Pancasila sebagai dasar negara Republik Indonesia
c) Filsafat Pancasila sebagai jiwa dan kepribadian bangsa Indonesia

III.2. SARAN
1. Warganegara Indonesia merupakan sekumpulan orang yang hidup dan tinggal di
negara Indonesia Oleh karena itu sebaiknya warga negara Indonesia harus lebih
meyakini atau mempercayai, menghormati, menghargai menjaga, memahami dan
melaksanakan segala hal yang telah dilakukan oleh para pahlawan khususnya dalam
pemahaman bahwa Pancasila adalah sebagai dasar filsafat negara Indonesia. Sehingga
kekacauan yang sekarang terjadi ini dapat diatasi dan lebih memperkuat persatuan
dan kesatuan bangsa dan negara Indonesia ini.

13
2. Untuk menghadapi setiap permasalahan yang melanda bangsa Indonesia, maka
sebaiknya dalam setiap usaha menyelesaikan masalah tersebut, sebaiknya bangsa
Indonesia berpedoman kepada Pancasila, karena fungsi utama dari Pancasila adalah
sebagai pandangan hidup bangsa dan merupakan dasar dari setiap penyelengaraan
negara. Sehingga diharapkan setiap permasalahn yang dihadapi dapat terselesaikan
dengan baik.
DAFTAR PUSTAKA

Kaelan, 2002, Filsafat Pancasila Pandangan Hidup Bangsa Indonesia, Paradigma,


Yogyakarta.

Kaelan, 2004, Pendidikan Pancasila, Paradigma, Yogyakarta.

Notonagoro, 1971, Pancasila Secara Ilmiah Populer, Bumi Aksara, Jakarta.

Poespowardojo, Soejanto, 1994, Filsafat Pancasila, Sebuah Pendekatan Sosial Budaya,


Gramedia, Jakarta

Wesnawa, I.B.S dan I.B Kumara Adi Adnyana, 1991, Pancasila Dasar dan Falsafah
Negara Republik Indonesia, Upada Sastra, Denpasar.

14

Anda mungkin juga menyukai