Anda di halaman 1dari 24

BAHAYA TENAGA KERJA TANPA SYARAT BAHASA

DI LINGKUNGAN KERJA (BUMN).

Nama : SAMSUL MA’ARIF


Kelas : V.558
NIM : 181010650070
Mata Kuliah : BAHASA INDONESIA

PROGRAM SARJANA S1/ SASTRA INGGRIS


UNIVERSITAS PAMULANG
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG MASALAH

syarat bahasa indonesia kerap dianggap menghambat investor masuk indonesia. tanpa syarat itu TKA
atau buruh migran yang terbawa arus investasi mengalir lebih deras. pada bulan maret 2018 tercatat di
kementrian ketenaga kerjaan ada 126.000 tenaga kerja asing. buruh migran itu diakui mayoritas
berasal dari negara cina.

Hal ini dikarenakan para sarjana ini tidak mempunyai keahlian lain. keahlian lain ini dapat di
peroleh melalui pendidikan non formal. pendidikan nor formal tidak hanya didapat melalui jalur
sekolah saja melainkan juga di dapat secara otodidak/pengalaman-pengalaman. peroses
pembelajar/pendidiakan akan terus berlangsung selama kita hidup. pendidikan non formal itu antara
lain, kemampuan berbasa asing dan menguasai atau setidak tidaknya mengetahui sistem teknologi dan
informasi yang ada sekarang ini.

kewajiban berbahasa indonesia pernah diatur melalui permanekertans no 12/2013 dan


sebelumnya melalui keputusan menakertrans no kep-20/men/lll/2004. bahasa negara ini wajib sebab
ada keharusan alih ilmu dan teknologi (iptek) dari kehadiran pekerja asing. kewajiban itu mulai
dihapus dalam tata cara penggunaan tenaga kerja asing dengan terbitnya permenaker no 16/2016,
penghapusan syarat bahasa itu agaknya tidak relevan dengan alasan menaker hanif dhakiri
(kompas.com, 30/8/2015): kita harus menciptakan iklim bisnis yang sejuk." kesejukan iklim berusaha
dan bekerja tentu sangat terukur dengan seberapa jauh standar dapat terpenuhi. termasuk standar
pengurusan ijin usaha/kerja.

kedatanga tenaga kerja asing yang tidak kompeten itu tidak hanya berpengaruh buruk namun
juga membuat malapetaka di dalam lingkungan kerja, begitu juga lingkungan kehidupan masyarakat
indonesia mudah tercemar dari sisis langkap bahasanya akibat dari ketidak mampuan para pekerja
asing untuk berbahas indonesia. inilah mengapa kita sebagai pemilik asli negeri ini harus lebih pokus
tentang BAHAYA TENAGA KERJA TANPA SYARAT BAHASA DI LINGKUNGAM KERJA
(BUMN). BUMN adalah salah satu badan usaha yang banyak menggunakan TENAGA KERJA
ASING .makada dari lingkungan inilah kita akan memulain penelitian
1.2 RUMUSAN MASALAH

berdasarkan uraian yang telah saya sampaikan diatas, maka rumus masalah dari penelitian ini adalah
sebagai berikut :

1. Apa itu tenaga kerja asing?

2. Seberapa penting peran bahasa Indonesia bagi para TKA?

3. Adakah pengaruh bahasa terhadap TKA?

4. Apa dampak atau bahaya jika TKA tanpa syarat bahasa dilingkungan kerja?

1.3 TUJUAN PENELITIAN

tujuan dari penelitian ini adalah memberikan deskripsi secara jelas tentang bahaya TKA tanpa syarat
bahasa dilingkungan kerja ( BUMN ) dan juga untuk mengetahui apakah bahasa Indonesia berperan
penting bagi para TKA yang berada dilingkungan kerja BUMN.

1.4 MANFAAT PENELITIAN

Manfaat dari penelitian ini adalah diharapkan mampu memberikan suatu kontribusi khasanah ilmu
pengetahuan terhadap kajian peran bahasa bagi TKA yang bekerja di Indonesia. Selain itu manfaat
penelitian bagi masyarakat menyediakan refrensi, informasi, dan wawasan mengenai isus-isu sosial
dan politik yang tengah terjadi sehingga masyarakat dapat lebih berpikir kritis dan analistis terhadap
dampak-dampak dari suatu perubahan kebijakan yang akan di hadapi.

bagi penulis sebagai pembelajaran akademis serta melengkapi rasa keingin tahuan. dan sebagai
produsen ilmu pengetahuan untuk penelitian selanjutnya
BAB II

LANDASAN TEORI

2.1. PENGERTIAN TENAGA KERJA

Dalam hidup tentu membutuhkan suatu pekerjaan agar dapat berlangsung sesuai dengan apa yang
kamu rencanakan, dengan memiliki pekerjaan kehidupan pun akan berlangsung lebih baik. Oleh sebab
itu banyak perusahaan yang membutuhkan tenaga kerja untuk membangun perusahaannya agar
perusahaan tersebut dapat mencapai tujuan yang diingkan, tapi apa sih pengertian tenaga kerja yang
sebenarnya?

Tenaga kerja adalah seorang penduduk yang memiliki usia kerja. Berdasarkan UU No. 13 Tahun 2003
Bab I Pasal 1 Ayat 2 yang menyebutkan bahwa seorang tenaga kerja meruapakan seseorang yang
mampu melakukan suatu pekerjaan guna menghasilkan barang atau jasa untuk memenuhi
kebutuhannya sendiri ataupun untuk masyarakat sekitar. Secara keseluruhan penduduk dalam suatu
pemerintahan atau negara memiliki dua kelompok yaitu tenaga kerja dan bukan tenaga kerja. Usia
yang ditentukan oleh pemerintah Indonesia berumur 15 sampai 64 Tahun. Jadi setiap orang yang
mampu atau bisa bekerja disebut sebagai tenaga kerja.

Pengertian Tenaga Kerja Menurut Para Ahli

a. EENG AHMAN & EPI INDRIANI


Tenaga kerja adalah seluruh jumlah penduduk yang dianggap dapat bekerja dan sanggup bekerja jika
ada permintaan kerja. Ada banyak pendapat mengenai usia dari para tenaga kerja ini. Menurutnya,
anak-anak jalanan sudah termasuk tenaga kerja.

b. ALAM. S
Tenaga kerja adalah penduduk yang berusia 15 tahun keatas untuk negara negara berkembang seperti
Indonesia. Sedangkan di negara-negara maju, tenaga kerja adalah penduduk yang berumur antara 15
hingga 64 tahun.

c RITA HANAFIE
Tenaga kerja adalah angkatan kerja yang terdiri dari penduduk usia kerja.

d. NANA SUPRIATNA, MAMAT RUHIMAT


Tenaga kerja adalah jumlah penduduk yang memasuki usia kerja.
2.2. JENIS-JENIS TENAGA KERJA

Tenaga kerja merupakan salah satu hal penting dan faktor produksi dalam suatu negara, karena tenaga
kerja mampu memberikan pengaruh terhadap perekonomian suatu negara. Tenaga kerja juga mampu
memberikan dampak yang buruk bagi perekonomian negara, misalnya jumlah tenaga kerja yang
sangat banyak dan tidak selaras dengan banyaknya lapangan kerja yang tersedia maka akan
mengakibatkan bertambahnya jumlah pengangguran sehingga pada akhirnya akan berdampak buru
bagi kehidupan sosial suatu masyarakat.

Tenaga kerja secara umum dapat dibagi menjadi beberapa golongan, diantaranya menurut sifatnya,
kualitasnya, dan lain sebagainya. Untuk lebih jelasnya, dibawah ini merupakan jenis-jenis tenaga kerja
yang ada di dalam masyarakat :

1. Menurut Kemampuannya

Di bawah ini jenis-jenis tenaga kerja menurut kemampuannya adalah sebagai berikut :

1. Tenaga kerja terdidik

Tenaga kerja terdidik adalah tenaga kerja yang memiliki riwayat pendidikan yang tinggi. Pendidikan
tertinggi pada tenaga kerja terdidik ialah maksimal lulusan S1 (sarjana). Contoh dari tenaga kerja
terdidik adalah guru, dokter, insinyur, polisi, dan lain sebagainya.

2. Tenaga kerja terlatih

Tenaga kerja terlatih adalah tenaga kerja yang mengandalkan keterampilan atau kemampuan khusus
yang dimilikinya. Tenaga kerja terlatih ini tidak harus orang-orang yang memiliki riwayat pendidikan
yang tinggi namun mampu menguasai keterampilan tertentu dan memiliki daya tangkap yang
baik.Contoh tenaga kerja terlatih adalah akuntan, teknisi, sopir dan lain sebagainya.

3. Tenaga kerja tidak terdidik

Tenaga kerja tidak terdidik adalah tenaga kerja yang tidak memiliki riwayat pendidikan yang tinggi
dan tidak memiliki keterampilan atau kemampuan tertentu, misalnya hanya sampai lulusan SMP
ataupun SD. Contoh dari tenaga kerja tidak terdidik adalah kuli bangunan, buruh cuci, buruh rongsok,
dan lain sebagainya.

2. Menurut Sifatnya

Dibawah ini jenis-jenis tenaga kerja menurut sifatnya adalah sebagai berikut :
1. Tenaga kerja rohani

Tenaga kerja rohani adalah tenaga kerja yang lebih memanfaatkan dan menggunakan kemampuan otak
atau pikirannya dibandingkan dengan tenaganya. Tenaga kerja rohani ini biasanya orang-orang yang
bekerja di daerah yang bersih, berpenampilan baik dan sopan. Contoh dari tenaga kerja rohani adalah
direktur, manajer, kepala devisi, kepala cabang, dan lain sebagainya.

2. Tenaga kerja jasmani

Tenaga kerja jasmani adalah tenaga kerja yang lebih mengandalkan tenaganya dibandingkan
kemampuan otak atau pikirannya. Biasanya jumlah tenaga kerja jasmani ini sangat banyak
dibandingkan tenaga kerja rohani. Contoh dari tenaga kerja jasmani adalah buruh pabrik.

3. Menurut Hubungan dengan Produk

Dibawah ini jenis-jenis tenaga kerja menurut hubungannya dengan produk adalah sebagai berikut :

1. Tenaga kerja langsung

Tenaga kerja langsung adalah tenaga kerja yang biasanya terjun langsung terhadap suatu barang atau
produk. Contoh tenaga kerja langsung adalah tenaga kerja yang berada dibagian produksi barang.

2. Tenaga kerja tidak langsung

Tenaga kerja tidak langsung adalah tenaga kerja yang ada hubungannya dengan suatu barang atau
produk namun tidak terjun langsung terhadap produk tersebut. Contoh tenaga kerja tidak langsung
adalah tenaga kerja yang mendesain suatu produk yang akan dipasarkan.

4. Menurut Jenis Pekerjaannya

Dibawah ini jenis-jenis tenaga kerja menurut pekerjaannya adalah sebagai berikut :

1. Tenaga kerja lapangan

Tenaga kerja lapangan adalah tenaga kerja yang langsung terjun dilapangan. Contoh tenaga kerja
lapangan adalah marketing lapangan.

2. Tenaga kerja pabrik

Tenaga kerja pabrik adalah tenaga kerja yang biasanya bekerja disuatu pabrik. Contoh tenaga kerja
pabrik adalah buruh pabrik yang bekerja dibagian produksi.

3. Tenaga kerja kantor


Tenaga kerja kantor adalah tenaga kerja yang bekerja dalam suatu kantor atau perusahaan.
Contoh tenaga kerja kantor adalah tenaga administrasi atau keuangan perusahaan.

5. Menurut Fungsi Pokok dalam Perusahaan

Dibawah ini jenis-jenis produksi menurut fungsi pokok dalam suatu perusahaan adalah sebagai berikut
:

1. Tenaga kerja bagian produksi

Tenaga kerja bagian produksi adalah tenaga kerja yang pekerjaannya membuat produk atau barang-
barang yang akan dipasarkan. Contoh tenaga kerja bagian produksi adalah buruh pabrik yang bekerja
pada bagain produksi barang atau produk.

2. Tenaga kerja bagian pemasaran

Tenaga kerja bagian pemasaran adalah tenaga kerja yang bekerja pada bagian marketing atau
pemasaran. Jenis tenaga kerja ini biasanya bertanggung jawab dalam memasarkan produk atau barang
yang telah dibuat. Contoh tenaga kerja bagian pemasaran adalah marketing.

3. Tenaga kerja bagian umum dan administrasi

Tenaga kerja bagian umum dan administrasi adalah tenaga kerja yang bekerja dalm hal mengurus
surat-menyurat dan kepentingan lainnya diluar kepentingan pemasaran dan kepentingan produksi.
Contoh tenaga kerja bagian umum dan administrasi adalah sekretaris.

2.3. CIRI-CIRI TENAGA KERJA

1. Angka ketergantungan (Dependency Ratio = DR) tinggi

Angka ketergantungan di Indonesia sangat tinggi, dan ini akan membuat semakin buruk tingkat beban
yang harus ditanggung setiap penduduk produktif. Angka ketergantungan ini disebut juga dengan
Dependency Ratio, bisa dikatakan ketergantungan seseorang yang tidak bekerja terhadap seseorang
lainnya yang bekerja. Dependency Ratio memiliki rumus :

DR = Penduduk Luar Usia Kerja (PDUK) : Penduduk usia kerja (PUK)

2. Tenaga kerja terdidik (profesional) dan tenaga kerja terlatih (skilled labour) jumlahnya lebih
sedikit dibandingkan dengan tenaga yang tidak terlatih.
Hal ini akan mempersempit pasaran kerja di Indonesia, maksudnya tenaga kerja dari Indonesia agak
sulit bekerja di luar negeri, dan mungkin banyak perusahaan Indonesia yang memperkerjakan tenaga
dari asing. Hal ini akan membuat tingkat pengangguran di Indonesia menjadi meningkat.

3. Jumlah penduduk di Indonesia sangat banyak dan pengangguran banyak.

Populasi penduduk di Indonesia bisa dikatakan cukup padat, terutama di kota besar atau provinsi
seperti Jakarta, Jawa Tengah dan lain sebagainya. Dengan jumlah yang besar ini, masalahnya tidak
diimbangi dengan ketersediaan lapangan pekerjaan yang memadai. Akibatnya banyak masyarakat
yang tidak bekerja (menganggur).

4. Persebaran penduduk di Indonesia tidak merata dengan baik

Hal ini dapat terlihat dari kepadatan populasi di pulau jawa, jumlah penduduk terbesar di Indonesia
berada di Pula Jawa.

2.4.TENAGA KERJA ASING

A. PENGERTIAN TENAGA KERJA ASING

Tenaga kerja asing akhir-akhir ini jadi isu fundamental yang diperbicangkan dikalangan masyarakat.
Menyadari kenyataan bahwa Indonesia sejauh ini masih membutuhkan investor asing telah membuka
kesempatan masuknya tenaga kerja asing. Untuk mengantisipasi hal tersebut diharapkan ada
kelengkapan peraturan yang mengatur persyaratan tenaga kerja asing, serta pengamanan penggunaan
tenaga kerja asing. Peraturan tersebut harus mengatur aspek-aspek dasar dan bentuk peraturan yang
mengatur tidak hanya di tingkat menteri, dengan tujuan penggunaan tenaga kerja asing secra selektif
dengan tetap memprioritaskan TKI.

Oleh karenanya dalam mempekerjakan tenaga kerja asing, dilakukan melalui mekanisme dan
prosedur yang sangat ketat, terutama dengan mewajibkan bagi perusahaan atau korporasi yang
memepergunakan tenaga kerja asing yang bekerja di Indonesia dengan membuat rencana penggunaan
tenaga kerja asing ( RPTKA ) sebagaimana diatur dalam peraturan Menteri nomor
per.02/MEN/III/2008 Tentang tata cara penggunaan tenaga kerja asing.

Pengertian tenaga kerja asing sebenarnya dapat ditinjau dari segala segi, dimana salah satunya yang
menentukan kontribusi terhadap daerah dalam bentuk retribusi dan juga menentukan status hukum
serta bentuk-bentuk persetujuan dari pengenaan retribusi. Tenaga Kerja Asing adalah tiap orang bukan
warga negara Indonesia yang mampu melakukan pekerjaan, baik di dalam maupun di luar hubungan
kerja, guna menghasilkan jasa atau barang untuk memenuhi kebutuhan masyarakat. Pengertian tenaga
kerja asing ditinjau dari segi undang-undang (Pengertian Otentik), yang dimana pada Pasal 1 angka 13
UU No 13 Tahun 2013 tentang Ketenagakerjaan di jelaskan bahwa: “Tenaga kerja asing adalah warga
negara asing pemegang visa dengan maksud bekerja di wilayah Indonesia”.

Mempekerjakan TKA adalah suatu hal yang ironi, sementara di dalam negeri masih banyak
masyarakat yang menganggur. Akan tetapi, karena beberapa sebab, mempekerjakan TKA tersebut
tidak dapat dihindarkan.

Tenaga kerja asing adalah warga negara asing pemegang visa dengan maksud bekerja di wilayah
Indonesia. Kebijakan pemerintah dalam penggunaan tenaga kerja asing hanyalah bersifat sementara,
berhubung karena keterbatasan atau kekurangan tenaga ahli. Namun, kebijakan pemerintah dalam
pembangunan tetap diarahkan pada perluasan kesempatan kerja bagi tenaga kerja Indonesia.

Dengan demikian, penggunan tenaga kerja asing secara bertahap akan dibatasi. Di sisi lain, di dalam
pertimbangan penggunaan tenaga kerja asing diperlukan peningkatan investasi atau perluasan ekspor
dan ahli teknologi kepada tenaga kerja Indonesia. Dalam wawancara dengan staff Direktorat Intelijen
Keimigrasian Bapak Feri Hermawan mengatakan bahwa :

“Proses permohonan orang asing yang ingin masuk ke wilayah Indonesia untuk keperluan bekerja
harus mengajukan visa serta persyaratan-persyaratan yang harus dilengkapi dari Kementrian
Ketenagakerjaan atau dari instansi-instansi yang terkait, setelah dapat persetujuan maka orang asing
tersebut masuk melalui TPI ( tempat pemeriksaan Imigrasi ). Selanjutnya diberikan jangka waktu
selama 30 hari untuk menguru KITAS ( kartu izin tinggal terbatas ), jika lebih dari waktu yang telah
ditentukan maka akan dikenakan overstay serta akan menjadi pertimbangan apakah izin tinggalnya
akan disetujui atau tidak oleh Direktoran Jendral Imigrasi”

Saat ini Indonesia tidak bisa menghindar dari persaingan ekonomi global. Hal tersebut terjadi seiring
dengan telah diberlakukannya perdagangan bebas di kawasan Asia Tenggara, bahkan dunia. Dalam era
globalisasi dan pasar bebas saat ini, pergerakan investasi, modal, dan tenaga kerja antar negara tidak
dapat terhindarkan. Konsekuensi adanya investasi asing, otomatis akan ada penggunaan tenaga kerja
asing. Disinilah peran penting imigrasi didalam melakukan pengawasan keimigrasian terhadap
keberadaan Tenaga Kerja Asing (TKA) yang bekerja di tanah air.

Indonesia sebagai suatu negara yang merdeka dan berdaulat juga mempunyai suatu Konstitusi, yaitu
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 sebagai landasan untuk berpijak
dalam membuat kebijaksanaan pemerintahan. Oleh karena itu diperlukan suatu aturan atau hukum
yang mengatur mengenai lalu lintas orang masuk dan keluar wilayah Indonesia, atau biasa disebut
hukum imigrasi.

Keimigrasian sebagaimana ketentuan dalam Pasal 1 angka 1Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2011
tentang Keimigrasian, adalah hal ihwal lalu lintas orang yang masuk atau keluar wilayah Wilayah
Indonesia serta pengawasannya dalam rangka menjaga tegaknya kedaulatan negara. Hukum
Keimigrasian sendiri merupakan bagian dari sistem hukum yang berlaku di Indonesia, bahkan
merupakan sub sistem dari Hukum Administrasi Negara. Karena keimigrasian merupakan bagian dari
penyelenggaraan kekuasaan eksekutif, yakni penyelenggaraanadministrasi pemerintahan.

Keimigrasian merupakan bagian dari perwujudan pelaksanaan penegakan kedaulatan atas Wilayah
Indonesia dalam rangka menjaga ketertiban kehidupan berbangsa dan bernegara menuju masyarakat
yang adil dan makmur berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia
Tahun 1945.

Perkembangan global dewasa ini mendorong meningkatnya mobilitas penduduk dunia yang
menimbulkan berbagai dampak, baik yang menguntungkan maupun yang merugikan kepentingan dan
kehidupan bangsa dan negara Republik Indonesia, sehingga diperlukan peraturan perundang-undangan
yang menjamin kepastian hukum yang sejalan dengan penghormatan, pelindungan, dan pemajuan hak
asasi manusia.

Dalam perkembangan selanjutnya, maraknya Tenaga Kerja Asing (TKA) khususnya yang
berasal dari China yang masuk ke Indonesia menimbulkan persoalan terkait aktivitas mereka selama
berada di wilayah Indonesia. Bahkan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia (Menkumham)
Yasonna H Laoly menegaskan bahwa isu serbuan 10 juta TKA asal China tidak benar, karena jumlah
TKA asal China yang tercatat di Indonesia melalui Kementerian Ketenagakerjaan (Kemnaker)
Republik Indonesia hanya berjumlah 21 ribu dari keseluruhan TKA di Indonesia yang berada di
kisaran angka 70 ribuan. Sedangkan terkait data yang tercatat di Keimigrasian dimana terdapat 31 ribu
TKA China, semua itu lantaran imigrasi turut mencatat seluruh perlintasan para TKA China tersebut.
Namun Kapolri Jenderal Tito Karnavian mengatakan bahwa isu TKA tidak berizin asal China sudah
selesai dan sudah diklarifikasi oleh pihak kementerian dan instansi terkait sehingga tidak perlu
dikhawatirkan. Kementerian Ketenagakerjaan RI (Kemnaker) mencatat bahwa sepanjang tahun

2016 ada 74.183 TKA di Indonesia (per Novermber 2016). Dimana TKA asal China menjadi yang
terbesar, yakni sebanyak 21.271 TKA diikuti oleh Jepang sebanyak 12.490 TKA dan Republik Korea
sebanyak 8.424 TKA. Bahkan berdasarkan hasil pemeriksaan penggunaan TKA yang dilakukan oleh
Kemenaker di pusat dan daerah periode Januari 2016 s.d Desember 2016, dari 69 perusahaan yang
diperiksa, maka ditemukan terjadinya pelanggaran TKA (pusat dan daerah) sebanyak 1.324 orang
(Tanpa IMTA = 794 orang, dan Penyalahgunaan Jabatan = 530 orang.3

Sejak tahun 2011, jumlah TKA yang ada di Indonesia pun relatif berada di angka 70 ribu tiap
tahunnya. Tahun 2011 ada 77.307 TKA di Indonesia, tahun 2012 ada 72.427 TKA, tahun 2013 ada
68.957 TKA, tahun 2014 ada 68,762 TKA, dan tahun 2015 sebanyak 69.025 TKA.4 Menteri tenaga
kerja (Menaker), Hanif Dakhiri memaparkan, keberadaan TKA ilegal merupakan salah satu persoalan
yang terjadi pada banyak negara-negara dunia di tengah dinamika ekonomi global yang semakin
terbuka saat ini. Indonesia sendiri sudah menerapkan regulasi yang jelas dan ketat dalam hal
penggunaan jasa TKA oleh perusahaan, baik dari sisi pengendalian maupun dari sisi pengawasan.
Oleh karenanya, investasi asing di Indonesia tidak bisa secara serta merta dipandang sebagai keran
kedatangan TKA dalam jumlah yang besar. Sekalipun investasi asing dapat menyertakan tenaga kerja
dari luar negeri, sekali lagi Menaker mengingatkan bahwa pekerja dari luar negeri dibatasi pada aturan
jabatan dan waktu. Ia juga menambahkan, investasi asing yang ditarik ke Indonesia adalah sepenuhnya
untuk kesejahteraan masyarakat Indonesia. Hal ini terlihat dari gini ratio tahun 2016 sebesar 0,397
yang mengalami penurunan dari tahun 2015 sebesar 0,402. Kemudian penduduk

B. TUJUAN PENEMPATAN TENAGA KERJA ASING DI INDONESIA

Mempekerjakan TKA adalah suatu hal yang ironi, sementara di dalam negeri masih banyak
masyarakat yang menganggur. Akan tetapi, karena beberapa sebab, mempekerjakan TKA tersebut
tidak dapat dihindarkan.

Menurut Budiono, ada beberapa tujuan penempatan TKA di Indonesia, yaitu :

1.Memenuhi kebutuhan tenaga kerja terampil dan profesional pada bidang-

bidang tertentu yang belum dapat diisi oleh TKI.

2. Mempercepat proses pembangunan nasional dengan jalan mempercepat

proses alih teknologi atau alih ilmu pengetahuan,terutama di bidang industri.

3. Memberikan perluasan kesempatan kerja bagi TKI.

4. Meningkatkan investasi asing sebagai penunjang modalpembangunan di Indonesia.


Tujuan penggunaan tenaga kerja asing tersebut adalah untukmemenuhi kebutuhan tenaga kerja yang
terampil dan professional pada bidang tertentu yang belum dapat diduduki oleh tenaga kerja lokal serta
sebagai tahapan dalam mempercepat proses pembangunan nasional maupun daerah dengan jalan
mempercepat alih ilmu pengetahuan dan teknologi dan meningkatkan investasi asing terhadap
kehadiran TKA sebagai penunjang pembangunan di Indonesia walaupun pada kenyataannya
perusahaan-perusahaan yang ada di Indonesia baik itu perusahaan-perusahaan swasta asing ataupun
swasta nasional wajib menggunakan tenaga ahli bangsa Indonesia sendiri.

C. SYARAT TANAGA KERJA ASING YANG INGIN BEKERJA DI INDONESIA

Setiap warga negara asaing yang mau bekerja di wilayah Negara Republik Indonesia harus memenuhi
syarat-syarat ketenagakerjaan dan ketentuan keimigrasian sesuai dengan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.

Tenaga Kerja Asing yang mau masuk ke wilayah Indonesia wajib memenuhi syarat-syarat sebagi
berikut.

1. memiliki pendidikan dan latar belakang pengalaman kerja, sekurang-kurangnya 5 (lima) ahun
dan sesuai dengan jabatan yang akan didudukinya.

2. Bersedia membuat pernyataan unuk mengalihkan keahliannya kepada tenaga kerja Warga
Negara Indonesia (WNI), khususnya tenaga kerja Indonesia pendamping.

3. Dapat berkomunikasi dalam bahasa Indonesia dan bersedia untuk diuji kemampuannya.

Selain hal itu, syarat lain yang harus dipenuhi oleh seorang calon Tenaga Kerja Asing adalah
sebagi berikut :

1. Izin bekerja (izin memperkerjakan tenaga kerja warga negara asing).

2. Perizinan keimigrasian seperti : visa, izin masuk, dan izin keimigrasian lainnya.

Khusus unuk tenaga kerja asing sebagai pemandu nyanyi atau karaoke, pemberi kerja yang
memperkeakan Tenaga Kerja Asing harus memperkejakan Tenaga Kerja Warga Indonesia (TKWNI)
pendamping sebanyak lima kali dari jumlah pemandu nyayi/karaoke tenaga kerja asing. Tenaga Kerja
Asing Pendamping adalah tenaga kerja Indonesia yang ditunjuk dan dipersiapakan sebagai
pendamping dan atau calon pengganti Tenaga Kerja Asing (TKA).

D. POSISI YANG TIDAK DIPERBOLEHKAN BAGI TENAGA KERJA ASING


Pada tanggal 29 Februari 2012, Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi, Drs. H.A Muhaimin
Iskandar, M.Si memutuskan jabatan-jabatan tertentu yang dilarang diduduki oleh Tenaga Kerja dari
luar negeri (Aasing) yaitu :

1. Direktur Personalia
2. Manajer Hubungan Internasional
3. Manajer Personalia
4. Supervisor Pengembangan Personalia
5. Supervisor Perekrutan Personalia
6. Supervisor Penempatan Personalia
7. Supervisor Pembinaan Karir Pegawai
8. Penata Usaha Personalia
9. Kepala Eksekutif Kantor
10. Ahli Pengembangan Personalia dan Karir
11. Spesialis Personalia
12. Penasehat Karir
13. Penasehat Tenaga Kerja
14. Pembimbing dan Konseling Jabatan
15. Perantara Tenaga Kerja
16. Pengadministrasi Pelatihan Pegawai
17. Pewawancara Pegawai
18. Analisis Jabatan
19. Penyelenggara Keselamatan Kerja Pegawai

E. FAKTOR PENYEBAB TKA DATANG KE INDONESIA

Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) ikut angkat suara mengenai isu serbuan tenaga kerja
asing (TKA) asal China di Indonesia. LIPI memandang ada beberapa hal membuat TKA China banyak
masuk ke Indonesia.

Peneliti Ketenagakerjaan P2K LIPI, Devi Asiati menerangkan, pertama semakin besarnya jumlah
investasi China masuk ke Indonesia berjalan beriringan dengan semakin banyaknya TKA China yang
masuk ke Indonesia. Sebab pemerintah China memiliki kebijakan bahwa penanaman investasi di luar
negaranya harus diikuti dengan ekspor tenaga kerja.
"Itu berdasarkan kebijakan law of the control of the exit and entry citizen pada 1986 yang mendorong
tenaga kerja ke luar negeri seiring dengan investasinya. Karena di negaranya terjadi surplus tenaga
kerja," tuturnya di Gedung Widya Graha LIPI, Jakarta, Selasa (8/5/2018).

Faktor lainnya, hubungan kerjasama investasi Indonesia dengan China semakin erat dengan adanya
kerjasama Joint Statement on Strenghtening Comprehensive Strategic Partnership di 2015.
Implementasi kerjasama itu terlihat dari kemitraan pembangunan infrastruktur di Indonesia.

Ketiga, adanya kebijakan pemerintah tentang bebas visa. Tujuan pemerintah adalah meningkatkan
kunjungan para turis. Kebijakan itu tertuang dalam Perpres No 69 tahun 2015 tentang Bebas Visa
Kunjungan bagi 45 yang kemudian ditambah menjadi 169 negara yang diubah dalam Perpres No 21
Tahun 2016.

"Implikasi kebijakan itu memunculkan isu atas membanjirnya TKA termasuk dari China. Tujuannya
memang untuk meningkatkan turis yang masuk tapi ternyata banyak pekerja yang masuk ke Indonesia
dengan visa turis," tambah devi

2.5. PENGARUH KEBERADAAN TENAGA KERJA ASING DI INDONESIA

Persaingan adalah salah satu hal yang semakin meluas dan dapat kita temui di berbagai bidang
kehidupan dan di berbagai wilayah, hingga ke tingkat antar negara. Persaingan tidak hanya di bidang
prestasi saja, namun juga pengembangan teknologi, pendidikan, perdagangan, transportasi dan lain
sebagainya. Persaingan yang ketat membuat setiap negara harus mengembangkan potensi yang
dimilikinya dan berupaya dengan keras untuk dapat bertahan di dunia internasional dan dengan
negara- negara lain. Dari persaingan yang ketat itulah maka kemudian timbulah perdangan bebas dan
perekonomian bebas. Tidak hanya perdaganagn barang dan jasa antar negara saja yang bebas, namun
juga di bidang sumber daya manusianya.

Persaingan sumber daya manusia adalah perkara yang tidak dapat disepelekan. Bebas keluar masuk
bagi tenaga kerja dari suatu negara ke negara lain membuat setiap individu mau tidak mau harus
memacu semangat untuk memperbaiki diri. Keluar masuknya tenaga kerja dari negara lain juga terjadi
di Indonesia. Tenaga kerja yang berasal dari luar negeri kita sebut sebagai tenaga kerja asing. Tenaga
kerja asing yang datang ke Indonesia terjadi di berbagai bidang, seperti bidang pendidikan, konstruksi,
manager, hingga buruh. Hampir di berbagai bidang pekerjaan sekarang ini sudah didatangi oleh tenaga
kerja asing, meskipun jumlahnya tidaklah banyak. Tentunya kedatangan tenaga kerja asing di
Indonesia akan membawa berbagai dampak bagi Indonesia, baik dampak positif maupun dampak
negatif. Berikut ini dampak datangnya tenaga asing ke Indonesia
Dampak Positif

Tenaga kerja asing yang datang ke Indonesia membawa berbagai dampak, ada dampak positif ada
dampak negatif. Beberapa dampak positif yang timbul karena adanya tenaga kerja asing di Indonesia
antara lain sebagai berikut:

1. Masuknya ilmu dan teknologi baru di sebuah bidang pekerjaan

Dengan adanya tenaga kerja asing, maka kita akan mendapatkan ilmu baru di sebuah bidang
pekerjaan. Ilmu baru ini bisa kita dapatkan dari tenaga kerja asing yang mungkin biasa dilakukan di
negara asalnya. Dengan adanya ilmu baru ini maka menambah inovasi di Indonesia. Tidak hanya ilmu
baru saja, namun juga teknologi baru. Tenaga kerja asing membawa teknologi yang digunakan dari
negara asalnya untuk diterapkan di Indonesia. Hal ini akan sangat menguntungkan apabila tenaga kerja
asing berasal dari negara maju di bidangnya.

2. Pengembangan suatu bidang menjadi lebih cepat

Pengembangan suatu bidang pekerjaan sangat didukung oleh sumber daya manusia yang berkualitas
dan ahli. Penggunaan tenaga kerja asing yang sudah berpengalaman di suatu bidang akan dapat
menjadi sarana pengembangan yang baik di suatu bidang pekerjaan. Dan pengalaman yang baik ini
bisa ditularkan untuk orang- orang lokal Indonesia.

3. Adopsi teknologi baru cepat terjadi

Adopsi teknologi akan mudah dilakukan apabila ada tenaga yang ahli di bidangnya. Teknologi dari
negara maju akan mudah dilakukan apabila didukung oleh seseorang yang berpengalaman, apalagi
dari negara asal teknologi tersebut.

4. Terjadinya peningkatan investasi di Indonesia

Dengan adanya tenaga kerja asing yang datang di Indonesia maka diperkirakan akan adanya
peningkatan investasi di Indonesia. Hal ini juga didapatkan dari hasil perekrutan tenaga kerja asing
tersebut.

5. Memicu produktivitas tenaga kerja lokal

Persaingan tenaga kerja asing dan lokal pastinya akan memicu semangat tenaga kerja lokal untuk terus
memacu dirinya agar dapat tetap bertahan dalam persaingan.
Nah itulah beberapa dampak positif mengenai masuknya tenaga kerja asing ke wilayah negara
Indonesia. Selain dampak positif, selanjutnya ada pula dampak negatif dari masuknya tenaga asing di
Indonesia.

Dampak Negatif

Adanya peraturan pemerintah mengenai penggunaan tenaga kerja asing memang menuai banyak
kotroversi di kalangan masyarakat. Hal ini karena mempertimbangkan kemungkinan dampak negatif
yang bisa ditimbulkan dari masuknya tenaga kerja asing di Indonesia antara lain sebagai berikut:

1. Mempersempit kesempatan kerja tenaga kerja lokal

Dampak negatif masuknya tenaga kerja asing yang paling terasa adalah terasa menyempitnya lapangan
pekerjaan di dalam negeri. Hal ini karena jumlah tenaga kerja akan bertambah banyak. Jika tidak
diimbangi dengan peningkatan usaha di dalam negeri maka lapangan pekerjaan akan terasa semakin
sempit.

2. Menjadi ancaman bagi tenaga kerja lokal yang tidak memiliki keterampilan lebih

Kedatangan tenaga kerja asing ke Indonesia menjadi ancaman tersendiri bagi tenaga kerja lokal,
terlebih yang tidak mempunyai keterampilan sama sekali. Jika tidak diasah, maka tenaga kerja lokal
tidak akan bisa bersaing dengan tenaga kerja asing.

3. Menimbulkan peluang pengangguran

Hadirnya tenaga kerja asing apabila tidak diimbangi dengan penambahan lapangan pekerjaan maka
hanya akan menimbulkan banyak pengangguran. Seagai satu solusi maka penambahan lapangan
pekerjaan harus pula dilakukan.

2.6. PERKEMBANGAN TENAGA KERJA ASING DI INDONESIA

Jumlah tenaga kerja asing ( TKA) yang bekerja di Indonesia terus bertambah setiap tahunnya. Meski
demikian, secara nominal penambahan tenaga kerja tidak naik signifikan sampai akhir 2018 lalu.
Direktur Jenderal Pembinaan Penempatan Tenaga Kerja dan Perluasan Kesempatan Kerja
Kementerian Ketenagakerjaan (Kemnaker) Maruli Apul Hasoloan menjelaskan, jumlah TKA sampai
akhir 2018 lalu mencapai 95.335 orang. Angka ini meningkat 10,88 persen dibanding sepanjang 2017
lalu yang mencapai 85.974 orang.

Dia menyebutkan, jumlah TKA yang bekerja di Indonesia itu masih dalam level tenaga profesional
bukan buruh kasar yang tidak memiliki skill. Baca juga: Dalam 5 Tahun, Jepang Bakal Kebanjiran
345.000 Pekerja Asing "Kenaikan tenaga kerja asing di Indonesia seiring dengan peningkatan
investasi asing juga," kata Maruli di kantornya, Jumat (11/1/2018).

Adap Adapun jika dilihat dari negara asalnya, sampai 2018 TKA yang bekerja di Indonesia masih
didominasi dari China dengan jumlah 32.000 orang. Setelah itu berturut-turut, Jepang 13.897 orang,
Korea 9.686 orang, India 6.895 orang, dan Malaysia 4.667 orang. "Per tahunnya siklus negara-negara
tersebut saja yang mendominasi di Indonesia," ujarnya. Di tahun 2019 ini, Maruli tak memungkiri
jumlah TKA akan kembali meningkat. Hanya saja, peningkatan itu tentu tidak akan langsung meroket
dan masih dalam angka yang normal. Ini dikarenakan dengan meningkatnya investasi asing ke dalam
negeri.

Sampai awal tahun ini, Maruli bilang sudah ada yang mengajukan perpanjangan masa kerja TKA yang
masuk, namun ia tidak merinci secara detil jumlahnya. Baca juga: Tenaga Kerja Asing Bertambah,
Pekerja Asal China Paling Banyak Saat ini Kemenaker sendiri tengah fokus menggenjot kualitas
sumber daya manusia (SDM). Berbagai program kerja yang menjadi prioritas seperti memperbanyak
pelatihan kerja calon pekerja migran Indonesia (CPMI), kegiatan pemagangan dan peningkatan
infrastruktur Balai Latihan Kerja (BLK).

Sekedar informasi, pada tahun lalu, Kemnaker membentuk satuan tugas (satgas) pengawasan TKA.
Satgas ini berfungsi untuk menjembatani aspirasi dari masyarakat terkait pelanggaran yang terjadi.
Dengan begitu, pengawasan akan lebih terintegrasi karena melibatkan kementerian dan lembaga
terkait lainnya. "Bentuk proteksi kami terhadap tenaga kerja asing yang masuk ke Indonesia yaitu kita
izinkan yang memberikan nilai tambah kepada suatu perusahaan, sehingga si pekerja dalam negeri
bisa belajar," kata Maruli Lebih lanjut, menurut Maruli sebetulnya jumlah tenaga kerja asing yang
masuk ke dalam negeri kebanyakan bersifat sementara dan jarang yang menetap seumur hidup di
Indonesia. Maka itu, pekerja dalam negeri dinilianya tak perlu banyak khawatir akan isu gempuran
tenaga kerja asing yang masuk.

2.7. PENGERTIAN BAHASA

Bahasa adalah kemampuan yang dimiliki manusia untuk berkomunikasi dengan manusia lainnya
menggunakan tanda, misalnya kata dan gerakan. Atau alat untuk beriteraksi dan berkomunikasi, dalam
arti alat untuk menyampaikan pikiran, gagasan, konsep atau perasaan.

Kajian ilmiah bahasa disebut ilmu linguistik. Dalam studi sosiolinguistik, arti bahasa adalah sebagai
sebuah sistem lambang, berupa bunyi, bersifat arbitrer, produktif, dinamis, beragam dan manusiawi.
Perkiraan jumlah bahasa di dunia saat ini beragam, yaitu antara 6.000–7.000 bahasa. Namun,
perkiraan tepatnya bergantung pada suatu perubahan sembarang yang mungkin terjadi antara bahasa
dan dialek.

Bahasa alami adalah bicara atau bahasa isyarat, tetapi setiap bahasa dapat disandikan ke dalam media
kedua menggunakan stimulus audio, visual, atau taktil, sebagai contohnya, tulisan grafis, braille, atau
siulan. Hal ini karena bahasa manusia bersifat independen terhadap modalitas.

Sebagai konsep umum, “bahasa” bisa mengacu pada kemampuan kognitif untuk dapat mempelajari
dan menggunakan sistem komunikasi yang kompleks, atau untuk menjelaskan sekumpulan aturan
yang membentuk sistem tersebut atau sekumpulan pengucapan yang dapat dihasilkan dari aturan-
aturan tersebut. Semua bahasa bergantung pada proses semiosis untuk menghubungkan isyarat dengan
makna tertentu.

Pengertian bahasa secara umum adalah sistem lambang bunyi ujaran yang digunakan untuk
berkomunikasi oleh masyarakat pemakainya. Bahasa yang baik berkembang berdasarkan suatu sistem,
yaitu seperangkat aturan yang dipatuhi oleh pemakainya. Bahasa sendiri berfungsi sebagai sarana
komunikasi serta sebagai sarana integrasi dan adaptasi.

Bahasa juga merupakan alat komunikasi yang berupa sistem lambang bunyi yang dihasilkan alat ucap
manusia. Bahasa terdiri atas kata-kata atau kumpulan kata. Masing-masing mempunyai makna, yaitu,
hubungan abstrak antara kata sebagai lambang dengan objek atau konsep yang diwakili kumpulan kata
atau kosakata itu oleh ahli bahasa disusun secara alfabetis, atau menurut urutan abjad, disertai
penjelasan artinya dan kemudian dibukukan menjadi sebuah kamus.

2.8 PENGERTIAN BAHASA INDONESIA

Bahasa Indonesia adalah bahasa Melayu yang dijadikan sebagai bahasa resmi Republik
Indonesia dan bahasa persatuan bangsa Indonesia. Bahasa Indonesia diresmikan penggunaannya
setelah Proklamasi Kemerdekaan Indonesia, tepatnya sehari sesudahnya, bersamaan dengan mulai
berlakunya konstitusi. Di Timor Leste, bahasa Indonesia berstatus sebagai bahasa kerja.

Dari sudut pandang linguistik, bahasa Indonesia adalah salah satu dari banyak ragam bahasa
Melayu. Dasar yang dipakai adalah bahasa Melayu Riau (wilayah Kepulauan Riau sekarang) dari abad
ke-19. Dalam perkembangannya ia mengalami perubahan akibat penggunaanya sebagai bahasa kerja
di lingkungan administrasi kolonial dan berbagai proses pembakuan sejak awal abad ke-20. Penamaan
"Bahasa Indonesia" diawali sejak dicanangkannya Sumpah Pemuda, 28 Oktober 1928, untuk
menghindari kesan "imperialisme bahasa" apabila nama bahasa Melayu tetap digunakan. Proses ini
menyebabkan berbedanya Bahasa Indonesia saat ini dari varian bahasa Melayu yang digunakan di
Riau maupun Semenanjung Malaya. Hingga saat ini, Bahasa Indonesia merupakan bahasa yang hidup,
yang terus menghasilkan kata-kata baru, baik melalui penciptaan maupun penyerapan dari bahasa
daerah dan bahasa asing.

Meskipun dipahami dan dituturkan oleh lebih dari 90% warga Indonesia, Bahasa Indonesia
bukanlah bahasa ibu bagi kebanyakan penuturnya. Sebagian besar warga Indonesia menggunakan
salah satu dari 748 bahasa yang ada di Indonesia sebagai bahasa ibu. Penutur Bahasa Indonesia kerap
kali menggunakan versi sehari-hari (kolokial) dan/atau mencampuradukkan dengan dialek Melayu
lainnya atau bahasa ibunya. Meskipun demikian, Bahasa Indonesia digunakan sangat luas di
perguruan-perguruan, di media massa, sastra, perangkat lunak, surat-menyurat resmi, dan berbagai
forum publik lainnya, sehingga dapatlah dikatakan bahwa bahasa Indonesia digunakan oleh semua
warga Indonesia.

2.9. PENGARUH BAHASA TERHADAP KEBERADAAN TENAGA KERJA ASING DI


INDONESIA

Peraturan Presiden tentang penggunaan tenaga kerja asing menjadi ramai dibicarakan karena dianggap
tenaga kerja asing wajib berbahasa Indonesia jika ingin mendapatkan izin kerja. Pasal 26 Peraturan
Presiden RI Nomor 20 Tahun 2018 menyatakan bahwa setiap pemberi kerja TKA (Tenaga Kerja
Asing) wajib memfasilitasi pendidikan dan pelatihan Bahasa Indonesia kepada TKA.Jadi, seperti
ditegaskan oleh juru bicara Kepresidenan Johan Budi, "tidak ada kewajiban bagi TKA yang bekerja di
Indonesia itu bisa atau mengerti tentang bahasa Indonesia". "Yang wajib itu adalah fasilitas
pendidikannya dan pelatihannya," kata Johan Budi.

Sebuah kecelakan kerja pernah terjadi pada bulan Maret 2017. Sudah pecah bentrok fisik antara tenaga
kerja asing (TKA) dan pekerja warga asli Indonesia di Konawe. Menurut laporan, insiden baku
hantam dalam industri pertambangan di Sulawesi Tenggara itu tidak bisa tuntas ditangani oleh pihak
kepolisian. Pasalnya, pekerja asing dimaksud tidak mampu berbahasa Indonesia sehingga sulit
diperiksa.

Presiden Joko "Jokowi" Widodo telah memberi instruksi kepada Menteri Ketenagakerjaan untuk
menghapus aturan yang mewajibkan tenaga kerja asing (TKA) harus menguasai bahasa Indonesia bila
hendak bekerja di dalam negeri. Namun keputusan ini dinilai sejumlah pengamat tidak tepat karena
dapat melemahkan proteksi terhadap tenaga kerja Indonesia sendiri.
"Bukankah masih banyak pengangguran di Indonesia yang membutuhkan pekerjaan? Sehingga
sebenarnya sebuah syarat yang cukup proteksionis masih diperlukan," kata Ketua Umum Organisasi
Kesejahteraan Rakyat (ORKESTRA) yang juga mantan Anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR)
Komisi Ketenagakerjaan, Poempida Hidayatullah, Jumat, 21 Agustus.

Sebelumnya pada pekan ini, demi mendorong laju investasi asing, pemerintah memutuskan untuk
menghapus syarat penguasaan bahasa Indonesia bagi TKA di tanah air.

Penghapusan syarat bahasa itu agaknya tidak relevan dengan alasan Menaker Hanif Dhakiri
(Kompas.com, 30/8/2015): "Kita harus menciptakan iklim bisnis yang sejuk." Kesejukan iklim
berusaha dan bekerja tentu sangat terukur dengan seberapa jauh standar dapat terpenuhi, termasuk
standar pengurusan izin usaha/kerja.

Dalam hal standar kompetensi kerja, ukuran baku yang sudah ditentukan badan perburuhan dunia
tersebut perlu diterapkan dalam konteks nasional di Indonesia. Peristiwa tragis di Konawe itu sudah
membunyikan lonceng penanda bahaya akibat dari diabaikannya ketentuan seperti itu.

Betapa menyeramkan dunia kerja dan dunia usaha/industri yang tidak terisi dengan para pekerja yang
kompeten. TKA yang bersikap ”main-pukul” itu dapat dipastikan bahwa yang bersangkutan tidak
terampil mengelola tugas dan—terhadap orang Indonesia di sekitarnya--tidak mampu beradaptasi
dengan lingkungan kerja.

Keterampilan terkait lingkungan kerja bisa dikembangkan apabila para pekerja asing sudah siap
berbahasa Indonesia. Kemudahan TKA masuk ke Indonesia terfasilitasi dengan Peraturan Presiden
Nomor 20 Tahun 2018 (Pasal 26), yang mewajibkan adanya pembelajaran bahasa Indonesia kepada
pemberi kerja, bukan kepada pekerja asing sebagai syarat kompetensi kerja. Deregulasi aturan itu bisa
mendatangkan mara bahaya karena memberi peluang TKA tak-kompeten itu mengalir berdatangan ke
Indonesia.

Kedatangan tenaga kerja asing yang tidak kompeten itu tidak hanya berpengaruh buruk membuat
malapetaka di dalam lingkungan kerja, tetapi di luar itu dampak negatifnya juga tampak jelas.
Lingkungan kehidupan masyarat Indonesia mudah tercemar dari sisi lanskap bahasanya akibat
ketidakmampuan para pekerja asing untuk berbahasa Indonesia.

Jika kita telusuri kasus TKA di Konawe itu lebih lanjut. Di sana, akan ditemukan lingkungan
permukiman (di Morosi) yang tidak menggunakan bahasa Indonesia sebagai bahasa utama di ruang
publik. Posisi dan fungsi bahasa negara ini sudah tergeser dan cenderung akan tergantikan dengan
bahasa asing yang dibawa pekerja migran itu.

Tata ruang berbahasa yang diatur dalam UU No. 24 sebagai rancangan induk lanskap bahasa (simbol)
nasional tidak diindahkan. Penunjuk/rambu umum, spanduk, dan alat informasi lain dipasang dengan
bahasa tuturan TKA: tanpa bahasa Indonesia yang tertulis di atas bahasa asing itu. Kerusakan bahasa
ruang publik yang semula sangat parah terjadi di Jakarta sudah merembet dan menjalar ke daerah lain.

Masih di wilayah Sulawesi Tengara, selain kasus Konawe itu, ada pula kasus bahasa di Bau-Bau,
Buton. Bahasa Cia-Cia yang awalnya bahasa khas daerah itu diubah menjadi berkarakter asing: bahasa
(Hangeul) Korea. Bahasa asing itu dibiarkan merusak lanskap bahasa Indonesia dengan dalih
pembiaran yang sama demi kemudahan investasi.

Memang perlu mendorong investasi hijau. Investasi yang ramah lingkungan pernah dipesankan dalam
film pendekNature is Speaking. Video itu sempat diputar pada acara Konferensi Tingkat Tinggi
Lanskap Tropis (Tropical Lanscapes Summit) pada tahun 2015 di Jakarta. Hadir pada acara itu Wapres
Jusuf Kalla, yang turut memberikan dorongan investasi hijau. Menurut isi pesan film itu, setiap model
investasi yang berpotensi merusak lingkungan mutlak perlu dicegah.

Merupakan musibah besar ketika lingkungan tempat hidupnya bahasa pembentuk bangsa Indonesia
pun rusak. Banjirnya buruh migran atau TKA tanpa syarat bahasa itu sudah membuat kerusakan alam
bahasa Indonesia di depan pelupuk mata.

2.10. HIPOTESIS PENELITIAN

Dari ulasan diatas maka hipotesa yang diambil oleh peneliti dari “ bahaya TKA tanpa syarat bahasa “
adalah setiap TKA yang masuk ke Indonesia harus memahami dan mempunyai kecakapan dalam
berbahasa Indonesia.

2.11. ANALISIS HASIL PENELITIAN

Perihal dihapusnya persyaratan dalam peraturan menteri tenaga kerja (permenaker) beberapa tahun
lalu soal tenaga kerja asing (TKA) wajib dapat berkomunikasi dalam bahasa Indonesia kembali
mengemuka belakangan ini. Hal tersebut mencuat setelah Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 20
Tahun 2018 tentang Penggunaan Tenaga Kerja Asing (TKA) diterbitkan pada 26 Maret 2018.

Sebelumnya, persyaratan TKA wajib bisa berbahasa Indonesia tercantum dalam Peraturan Menteri
Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor 12 Tahun 2013. Kemudian, permenaker itu direvisi menjadi
Permenaker Nomor 16 Tahun 2015 tentang Tata Cara Penggunaan TKA yang isinya menghilangkan
persyaratan TKA tersebut.

Padahal jika kita cermati WNA tersebut akan bekerja di Indonesia dalam waktu yang lama. Dengan
begitu, persaingan kesempatan kerja bukan lagi dengan tenaga kerja Indonesia, tetapi juga dengan
tenaga kerja asing. Fungsi bahasa di sini juga bisa diterapkan sebagai proteksi agar tidak terjadi
benturan budaya akibat kendala bahasa. Para WNA juga merasa perlu belajar bahasa Indonesia untuk
mempermudah komunikasi dengan rekan kerja dan WNI yang akan sering ditemui dalam kehidupan
sehari-hari, seperti saat mereka memesan makanan di restoran, pesan taksi, pergi ke bandara, belanja,
liburan, dan lain sebagainya.

Persoalan dihapusnya persyaratan wajib bisa berkomunikasi dalam bahasa Indonesia untuk TKA
beberapa tahun lalu sempat menjadi polemik. Perpres Nomor 20 Tahun 2018 tentang Penggunaan
Tenaga Kerja Asing (TKA) yang ditandatangani Presiden Jokowi pada 26 Maret 2018 menjawab hal
itu dengan kembali memberi aturan soal bahasa Indonesia untuk TKA pada Pasal 26.

Isi dari aturan baru dalam perpres tersebut, yakni pemberi kerja wajib memfasilitasi pendidikan dan
pelatihan bahasa Indonesia untuk TKA. Hal ini kemudian menjadi tugas pemberi kerja untuk
bertanggung jawab menfasilitasi TKA. Pemerintah pun tetap harus mengawasi dan memastikan
apakah aturan ini dijalankan oleh pencari kerja.

Dengan diwajibkannya pemberi kerja untuk memberi fasilitas pendidikan dan pelatihan bahasa
Indonesia bagi TKA pada perpres baru tersebut, maka TKA tetap harus belajar bahasa Indonesia.

Hilangnya persyaratan TKA wajib bisa berkomunikasi dalam bahasa Indonesia tidak sejalan dengan
kampaye pengutamaan dan politik bahasa Indonesia yang diserukan Badan Bahasa. Padahal,
persyaratan tersebut dapat menjadi alat untuk menyeleksi TKA yang akan bekerja di Indonesia.

Dapat dikatakan pula, pemerintah melemahkan aturan yang berkaitan dengan eksistensi bahasa
Indonesia. Salah satunya soal UU Nomor 24 Tahun 2009 tentang Bendera, Bahasa, dan Lambang
Negara serta Lagu Kebangsaan yang menitipkan ikhtiar menjadikan bahasa Indonesia sebagai bahasa
internasional.

Dari ulasan diatas maka setiap TKA yang masuk ke Indonesia harus memahami dan mempunyai
kecakapan dalam berbahasa Indonesia.

Hal ini berkaca pada kasus Sebuah kecelakan kerja pernah terjadi di konawe pada bulan Maret 2017.
Dimana teradi bentrok fisik antara tenaga kerja asing (TKA) dan pekerja warga asli Indonesia di
Konawe. Insiden baku hantam dalam industri pertambangan di Sulawesi Tenggara itu tidak bisa
tuntas ditangani oleh pihak kepolisian. Pasalnya, pekerja asing dimaksud tidak mampu berbahasa
Indonesia sehingga sulit diperiksa.

Masih di wilayah Sulawesi Tengara, selain kasus Konawe itu, ada pula kasus bahasa di Bau-Bau,
Buton. Bahasa Cia-Cia yang awalnya bahasa khas daerah itu diubah menjadi berkarakter asing: bahasa
(Hangeul) Korea. Bahasa asing itu dibiarkan merusak lanskap bahasa Indonesia dengan dalih
pembiaran yang sama demi kemudahan investasi.

BAB III

PENUTUP

3.1. KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian ini dapat disimpulkan beberapa hal mengenai “ Bahaya TKA tanpa syarat
bahasa “ diantaranya :

1. TKA yang bekerja di Indonesia wajib mempunyai pemahaman dan kecakapan bahasa
Indonesia.

2. pemberi kerja wajib memberikan fasilitas pendidikan dan pelatihan bahasa Indonesia bagi
TKA

3. Jika penghapusan syarat bahasa bagi TKA maka kepentingan nasional bisa terganggu, besok-
besok seluruh sektor dan jenis pekerjaan di dalam negeri akan dikuasai tenaga kerja asing.

4. Penghapusan syarat bahasa bagi TKA juga bisa memicu hilangnya bahasa lokal tergantikan
dengan bahasa asing yg dibawa oleh para TKA

5. Hadirnya tenaga kerja asing apabila tidak diimbangi dengan penambahan lapangan pekerjaan
maka hanya akan menimbulkan banyak pengangguran.

3.2. SARAN
Berdasarkan kesimpulan yang dibuat oleh peneliti maka peneliti merekomendasikan saran diantaranya
:

1. Pemerintah diharapkan lebih bijak dalam membuat keputusan tentang TKA yang bekerja di
Indonesia supaya tenaga kerja lokal tidak tergerus dengan masuknya TKA.

2. Indonesia mempunyai sumber daya manusia yang berpotensi alangkah baiknya jika pemerintah
lebih mengutamakan tenaga kerja lokal di setiap sektor pekerjaan.

3. TKA wajib menguasai bahasa Indonesia karena bahasa Indonesia adalah bahasa lokal yang
mencerminkan jati diri bangsa

4. Penambahan lapangan pekerjaan yang diperuntukan bagi tanaga kerja lokal.

http://badanbahasa.kemdikbud.go.id/lamanbahasa/artikel/2618/bahaya-tka-tanpa-syarat-bahasa

https://economy.okezone.com/read/2019/09/05/320/2100909/aturan-baru-pemerintah-tambah-posisi-
jabatan-untuk-tenaga-kerja-asing

https://uangteman.com/blog/blog/pengertian-tenaga-kerja/

Anda mungkin juga menyukai