Anda di halaman 1dari 30

Tugas Kelompok 7

Pendahuluan Fisika
Dosen Dr.Arifin.MT

“Pendahuluan Fisika”

Disusun Oleh:

1. Rahmatullah Salama NIM : H021191049


2. Yoriska Patrisia NIM : H021910151
3. Agus Salim NIM : H021191054
4. Faisal Sumantri NIM : H021191055
5. Yusri NIM : H021191057

Jurusan Fisika
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Universitas Hasanuddin
2019/2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat dan
rahmat-Nya penyusun dapat menyelesaikan makalah yang bertemakan "Pendahuluan Fisika".
Makalah ini disusun sebagai salah satu tugas mata kuliah Fisika. Meskipun banyak hambatan
yang penyusun alami dalam proses pengerjaannya, namun akhirnya kami berhasil
menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya.

Makalah ini disusun agar pembaca dapat mengetahui tentang besaran dan satuan,
dimensi, rumusan dimensi, pengukuran, dan matematika pendahuluan ( fungsi,
differensial/integral, dan vector ) kami sajikan makalah ini dari berbagai sumber.

Kami menyadari bahwa dalam menyusun makalah ini masih jauh dari kata sempurna,
untuk itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun guna
sempurnanya makalah ini. Penyusun berharap semoga makalah ini bisa bermanfaat bagi
penyusun khususnya dan bagi pembaca.

Page | ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ......................................................................................................... i

KATA PENGANTAR ....................................................................................................... ii

DAFTAR ISI ...................................................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN ................................................................................................. 1

1.1 Latar Belakang Masalah .................................................................................... 1


1.2 Rumusan Masalah .............................................................................................. 2
1.3 Tujuan penulisan ................................................................................................ 2

BAB II PEMBAHASAN .................................................................................................. 5

2.1 Definisi Besaran dan Satuan............................................................................... 5


2.2 Dimensi .............................................................................................................. 7
2.3 Pengukuran ......................................................................................................... 11
2.4 Matematika Pendahuluan .................................................................................. 14

BAB III PENUTUP .......................................................................................................... 26

3.1 Kesimpulan ........................................................................................................ 26


3.2 Saran .................................................................................................................. 27

DAFTAR PUSTAKA

Page | iii
Makassar, 25 Agustus 2019

Penyusun

Page | iv
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah


Fisika merupakan salah satu cabang ilmu pengetahuan alam yang pada
hakikatnya mempelajari aktivitas – aktivitas fisik manusia dengan alam disekitarnya.
Dengan mempelajari ilmu fisika, kita dapat mengetahui apa sebenarnya yang kita alami
selama kita hidup didunia.
Contoh kongkretnya adalah disaat kita menarik tuas rem pada kendaraan, seketika
itu pula kendaraan kita akan berhenti secara langsung atau berangsur-angsur melambat
hingga berhenti. Hal itu disebabkan karena terjadi reaksi antara roda kendaraan dengan
tuas rem yang kita tarik tersebut, yang disebut gaya (dalam hal ini adalah gaya gesek).
Pada kesempatan kali ini, kami telah menyusun makalah untuk memenuhi tugas
mata kuliah Fisika. Kami mengangkat topik pembahasan yaitu “Pendahuluan Fisika”.

1.2 Rumusan Masalah

1.2.1 Apa definisi dari Besaran dan Satuan?


1.2.2 Apa definisi dari Dimensi?
1.2.3 Apa definisi dari Pengukuran?
1.2.4 Apa definisi dari Matematika Pendahuluan ( fungsi, differensial/integral, vector )?

1.3 Tujuan Penulisan

1.3.1 Mengetahui definisi dari Besaran dan Satuan.


1.3.2 Mengetahui definisi dari Dimensi
1.3.3 Mengetahui definisi dari Pengukuran
1.3.4 Mengetahui definisi dari Matematika Pendahuluan ( fungsi, differensial/integral,
vector )

Page | 5
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Definisi Besaran dan Satuan

Besaran adalah suatu yang dapat diukur dan dinyatakan dengan angka dan nilai yang
memiliki satuan.

Dari pengertian ini dapat diartikan bahwa sesuatu itu dapat dikatakan sebagai besaran harus
mempunyai 3 syarat yaitu :

1. dapat diukur atau dihitung

2. dapat dinyatakan dengan angka-angka atau mempunyai nilai

3. mempunyai satuan

Bila ada satu saja dari syarat tersebut diatas tidak dipenuhi maka sesuatu itu tidak dapat
dikatakan sebagai besaran.

Besaran berdasarkan cara memperolehnya dapat dikelompokkan menjadi 2 macam yaitu :

1. Besaran Fisika yaitu besaran yang diperoleh dari pengukuran. Karena diperoleh dari
pengukuran maka harus ada alat ukurnya. Sebagai contoh adalah massa. Massa merupakan
besaran fisika karena massa dapat diukur dengan menggunakan neraca.

2. Besaran non Fisika yaitu besaran yang diperoleh dari penghitungan. Dalam hal ini tidak
diperlukan alat ukur tetapi alat hitung sebagai misal kalkulator. Contoh besaran non fisika
adalah Jumlah.

Dalam fisika besaran ada dua yaitu besaran pokok dan besaran turunan.

Besaran pokok adalah besaran yang satuannya telah ditetapkan terlebih dahulu dan tidak
diturunkan dari besaran lain.

Besaran pokok yang paling umum ada 7 macam yaitu :

Tabel besaran pokok


NO Besaran Pokok Satuan Satuan Sistem Singkatan
SI/MKS Singkatan CGS
1 Panjang Meter M Centimeter Cm
2 Massa Kilogram Kg Gram G
3 Waktu Sekon S Detik S
4 Suhu Kelvin K Kelvin K
5 Kuat arus listrik Ampere A Stat ampere statA
6 Intensitas Cahaya Candela Cd Candela Cd
7 Jumlah Zat Kilo mol Kmol Mol Mol

Page | 6
Besaran pokok mempunyai ciri khusus antara lain diperoleh dari pengukuran langsung,
mempunyai satu satuan (tidak satuan ganda), dan ditetapkan terlebih dahulu.

Besaran turunan adalah besaran yang satuannya diturunkan dari besaran pokok. Jika suatu
besaran turunan merupakan perkalian besaran pokok , satuan besaran turunan itu juga
merupakan perkalian satuan besaran pokok, begitu juga berlaku didalam satuan besaran
turunan yang merupakan pembagian besaran pokok. Besaran turunan mempunyai ciri khusus
antara lain : diperoleh dari pengukuran langsung dan tidak langsung, mempunyai satuan lebih
dari satu dan diturunkan dari besaran pokok.

Tabel Besaran Turunan

Satuan adalah sebagai pembanding dalam suatu pengukuran besaran. Setiap besaran
mempunyai satuan masing-masing, tidak mungkin dalam 2 besaran yang berbeda mempunyai
satuan yang sama. Apa bila ada dua besaran berbeda kemudian mempunyai satuan sama
maka besaran itu pada hakekatnya adalah sama. Sebagai contoh Gaya (F) mempunyai satuan
Newton dan Berat (w) mempunyai satuan Newton. Besaran ini kelihatannya berbeda tetapi
sesungguhnya besaran ini sama yaitu besaran turunan gaya.

a. Satuan Baku

Satuan baku adalah satuan yang telah diakui dan disepakati pemakaiannya secara
internasional tau disebut dengan satuan internasional (SI).

Contoh: meter, kilogram, dan detik.

Sistem satuan internasional dibagi menjadi dua, yaitu:

1. Sistem MKS (Meter Kilogram Sekon)

2. Sistem CGS (Centimeter Gram Second

Page | 7
Besaran Pokok Satuan MKS Satuan CGS
Massa kilogram (kg) gram (g)
Panjang meter (m) centimeter (cm)
Waktu sekon (s) sekon (s)
Kuat Arus ampere (A) statampere (statA)
Suhu kelvin (K) kelvin (K)
Intensitas Cahaya candela (Cd) candela (Cd)
Jumlah Zat kilomole (mol) Mol

b. Satuan Tidak Baku

Satuan tidak baku adalah satuan yang tidak diakui secara internasional dan hanya digunakan
pada suatu wilayah tertentu.

Contoh: depa, hasta, kaki, lengan, tumbak, bata dan langkah.

2.2 DIMENSI

Dimensi suatu besaran adalah penggambaran atau cara penulisan suatu besaran dengan
menggunakan simbol (lambang) besaran pokok. Hal ini berarti dimensi suatu besaran
menunjukkan cara besaran itu tersusun dari besaran-besaran pokok. Apapun jenis satuan
besaran yang digunakan tidak mempengaruhi dimensi besaran tersebut, misalnya satuan
panjang dapat dinyatakan dalam m, cm, km, ft, keempat satuan ini mempunyai dimensi yang
sama yaitu L.
Pada sistem satuan internasional (SI), ada tujuh besaran pokok yang berdimensi, sedangkan
dua besaran pokok tambahan tidak berdimensi. Cara penulisan dimensi dari suatu besaran
dinyatakan dengan lambang huruf tertentu dan diberi kurung persegi.

2.2.1 Fungsi Dimensi

Jika dipahami dengan seksama, dapat diambil kesimpulan beberapa fungsi dari dimensi,
yaitu:
1. Dimensi digunakan untuk membuktikan kebenaran suatu persamaan.

Page | 8
Pembelajaran ilmu fisika banyak bentuk-bentuk penjelasan sederhana untuk memudahkan
seperti persamaan fisika. Bagaimana cara membuktikan kebenarannya? Salah satunya adalah
dengan analisa dimensional.

2.2.2 Analisis Dimensional

Analisis dimensional adalah suatu cara untuk menentukan satuan dari suatu besaran turunan,
dengan cara memperhatikan dimensi besaran tersebut. Salah satu manfaat dari konsep
dimensi adalah untuk menganalisis atau menjabarkan benar atau salahnya suatu persamaan
(fungsi dimensi). Metode penjabaran dimensi atau analisis dimensi menggunakan aturan :
 Dimensi ruas kanan sama dengan dimensi ruas kiri
 Setiap suku berdimensi sama

2. Dimensi digunakan untuk menurunkan persamaan suatu besaran dari besaran-besaran yang
mempengaruhinya.
Untuk membuktikan hukum-hukum fisika dapat dilakukan prediksi-prediksi dari besaran
yang mempengaruhinya. Dari besaran-besaran ini dapat ditentukan persamaan dengan analisa
dimensional. Bahkan hubungan antar besaran dari sebuah eksperimen dapat ditindak lanjuti
dengan analisa ini.
3. Berfungsi untuk menunjukkan kesetaraan beberapa besaran

2.2.3 Rumus Dimensi Beberapa Persamaan

BESARAN RUMUS DIMENSI

LUAS (L) pxl [ L][L] = [L]²

VOLUME (V) Pxlxt [ L][L][L] = [L]3

MASSA JENIS m / V [M]/[L]3 = [M][L]ˉ³


(ρ)

Page | 9
KECEPATAN (V) s / t [L] / [T] = [L][T]ˉ¹

PERCEPATAN v / t [L][T]ˉ¹/[T]=[L][T]ˉ²
(a)

GAYA (F) m x a [M][L][T]ˉ²

USAHA (W) F x s [M][L][T]ˉ².[L] =


[M][L]²[T]ˉ²

DAYA (P) W / t [M][L]²[T]ˉ²/[T]=[M][


L²][T]ˉ³

TEKANAN (P) F / A(luas [M][L][T]ˉ²/[L]²=[M][


bidang) L]ˉ¹[T]ˉ²

MOMENTUM (p) m x v [M][L][T]ˉ¹

MOMEN m x r² [M][L]²
INERSIA (I)

GAYA F.r²/m1.m2 [M][L][T]ˉ².[L]²/[M]²=


GRAFITASI (G) [M]ˉ¹.[L³].[T]ˉ²

F.L/A.∆L [M][L][T]ˉ²[L]/[L]²[L]
MODULUS =[M][L]ˉ¹[T]ˉ²
YOUNG (E)

Page | 10
IMPULS (I) F x ∆t [M][L][T]ˉ²[T]=[M][L]
[T]ˉ¹

PANJANG
GELOMBANG vxt [L][T]ˉ¹[T]=[L]
(λ)

TETAPAN GAS F / s [M][L][T]ˉ²/[L]=[M][T


(k) ]ˉ²

PERIODE (T) 1/f [T]-2

GAYA F.r²/m1.m2 [M]-1[L]3[T]2


GRAVITASI (G)

KELAJUAN v/R [L][T]-1


LINIER (V)

ENERGI ½ m . v2 [M][L]2[T]-2
KINETIK (Ek)

ENERGI m.g.h [M][L]2[T]-2


POTENSIAL (Ep)

Page | 11
2.3 PENGUKURAN

Pengukuran adalah penentuan besaran, dimensi, atau kapasitas, biasanya terhadap suatu
standar atau satuan pengukuran. Pengukuran tidak hanya terbatas pada kuantitas fisik, tetapi
juga dapat diperluas untuk mengukur hampir semua benda yang bisa dibayangkan, seperti
tingkat ketidakpastian, atau kepercayaan konsumen. Pengukuran ada beberapa macam alat
yaitu: mistar,micrometer sekrup,jangka sorong, dll

2.3.1 Jenis-jenis alat ukur dan fungsinya

1.Mistar

mistar yaitu alat yang digunakan untuk mengukur dimensi panjang, lebar, dan tebal.
Ketelitiannya adalah ± 0,5 mm.

Dalam membaca skala pada mistar, mata harus tegak lurus dengan skala yang akan dibaca.

Cara penggunaanya:

- Rapatkan benda ukur pada landasan tumpuan atau balok landas.

- Letakkan mistar baja diatas benda ukur, letakkan titik nol atau ujung mistar baja pada balok
landas.

- Baca dimensi atau ukuran panjang benda ukur.

2.Micrometer sekrup

micrometer sekrup ini biasanya digunakan untuk mengukur ketebalan suatu benda, diameter,
dll. Misalnya mengukur ketebalan kertas dan mengukur diameter kawat.

Page | 12
Cara Penggunaanya:

- Pastikan pengunci dalam keadaan terbuka

- Buka rahan dengan cara memutar kekiri pada skala putar hingga benda dapat masuk
kerahang.

- Letakkan benda yang diukur pada rahang, dan putar kembali sampai tepat

3.Jangka sorong

jangka sorong ialah suatu alat ukur yang digunakan untuk mengukur panjang suatu benda
dengan ketelitian hingga 0,1mm.

kegunaan jangka sorong adalah:

- untuk mengukur suatu benda dari sisi luar dengan cara diapit,

- untuk mengukur sisi dalam suatu benda yang biasanya beruapa lubang( pada pipa, maupun
yang lainnya) dengan cara di ulur,

- untuk mengukur kedalaman celah/lubang pada suatu benda dengan cara menancapkan atau
menusukkan di bagian pengukur.

2.3.2 Kaidah angka penting

Angka penting adalah semua angka yang diperoleh dari hasil pengukuran.
Jadi apa saja yang termasuk ke dalam angka penting? Ya, sejatinya, angka 1,2,3,4,5,6,7,8,9
adalah angka penting. Tapi ingat, 0 itu juga termasuk angka. Lalu, apakah 0 termasuk ke
dalam angka penting?

Ada 6 syarat dalam aturan penulisan angka penting:

1. Semua angka yang bukan nol adalah angka penting.

Contoh: 7,18 (dari deretan angka ini, terdapat 3 angka penting)

Page | 13
7712 (ada 4 angka penting)

2. Angka nol yang terletak di belakang angka bukan nol bukan angka penting

Contoh: 77120 (4 angka penting)

3. Angka nol yang terletak di belakang penting (DALAM DESIMAL) adalah angka penting

7,1800 (5 angka penting)

4. Angka nol yang ada di depan angka penting (DALAM DESIMAL ) bukan angka penting

Contoh: 0,0000718 (3 angka penting)

5. Angka nol di belakang angka penting (DALAM DESIMAL) adalah angka penting

Contoh: 0,000007180 (4 angka penting)

6. Angka nol di antara angka penting adalah angka penting

Contoh: 71800,7001 (9 angka penting)

Intinya, angka 0 dikatakan penting apabila dia terletak di depan angka penting, atau di
belakang (DALAM DESIMAL).

2.3.3 Aturan pembulatan dalam fisika

Ada beberapa hal yang harus diketahui saat pembulatan. Hal paling sederhana adalah,
pembulatan ke atas dan ke bawah. Angka yang berada di bawah 5, akan selalu dibulatkan ke
bawah (23,4 dibulatkan menjadi 23). Sementara angka di atas 5, akan dibulatkan ke atas (23,7
dibulatkan menjadi 24).

Lalu, bagaimana dengan 23,5?

Harus kita bulatkan menjadi apa 24,5?

untuk kasus pembulatan dengan angka 5, kita harus liat apakah angka itu merupakan bilangan
ganjil atau genap.

Apabila bilangan ganjil, pembulatannya dilakukan ke atas (23,5 dibulatkan menjadi 24).

Apabila bilangan genap, pembulatannya dilakukan ke bawah (24,5 dibulatkan menjadi 24).

2.3.4 Notasi ilmiah

Page | 14
Notasi ilmiah adalah cara kita menuliskan notasi angka dalam bentuk yang berbeda. Seperti
misalnya, angka 0.0004. Apabila kita ubah ke dalam bentuk notasi ilmiah akan menjadi: 4 x
10-4

rumus notasi ilmiah

Satu hal yang perlu kamu ingat adalah, angka depan (a) dari notasi ilmiah "harus berada di
antara 1 sampai 9.9"

Itu artinya, angka 23000, tidak bisa kamu ganti menjadi 23 x 103, tetapi harus ditulis menjadi
2,3 x 104.

2.4 FUNGSI

 Nama lain untuk fungsi adalah pemetaan atau transformasi.

 A disebut daerah asal (domain) dari f dan B disebut daerah hasil (Kodomain) dari f.

Domain Kodomain

Df = domain fungsi f

Rf = range kodomain

Definisi : Misalkan A dan B dua himpunan takkosong. Fungsi dari A ke B adalah aturan yang
mengaitkan setiap anggota A dengan tepat satu anggota B.

ATURAN : 1. Setiap anggota A harus habis terpasang dengan anggota B.

Page | 15
2. Tidak boleh membentuk cabang.

2.4.1 ILUSTRASI FUNGSI

 Fungsi
 Bukan fungsi, sebab ada elemen A yang mempunyai 2 kawan.
 Bukan fungsi, sebab ada elemen A yang tidak mempunyai kawan

CONTOH :

Page | 16
 Pada gambar 1, 3 dan 4 setiap anggota himpunan A mempunyai pasangan tepat satu
anggota himpunan B. Relasi yang memiliki ciri seperti itu disebut fungsi atau
pemetaan.
 Pada gambar 2 bukan fungsi karena ada anggota A yang punya pasangan lebih dari
satu anggota B.

Fungsi dapat disajikan dalam berbagai bentuk, diantaranya:

1. Himpunan pasangan terurut. Seperti pada relasi.

2. Formula pengisian nilai (assignment) .Contoh: f(x) = 2x + 10, f(x) = x2, dan f(x)
= 1/x.

2.4.2 FUNGSI SURJEKTIF (ONTO)

Fungsi f dikatakan dipetakan pada (onto) atau surjektif (surjective) jika setiap elemen
himpunan B merupakan bayangan dari satu atau lebih elemen himpunan A.
Dengan kata lain seluruh elemen B merupakan jelajah dari f. Fungsi f disebut fungsi
pada himpunan B.

Page | 17
2.4.3 FUNGSI BIJEKTIF

Fungsi f : A → B dikatakan berkoresponden satusatu atau bijektif bila ia injektif dan


surjektif. Pada fungsi bijektif, setiap anggota B mempunyai tepat satu pra-bayangan di
A.

2.4.4 KOMPOSISI FUNGSI

(g o f)(x) = g(f(x)) , artinya: f(x) masuk ke g(x)

2.4.5 FUNGSI INVERS

Jika f adalah fungsi berkoresponden satu-ke-satu dari A ke B, maka kita dapat


menemukan balikan (invers) dari f.
Balikan fungsi dilambangkan dengan f-1. Misalkan a adalah anggota himpunan A dan
B adalah anggota himpunan B, maka f-1(b) = a jika f(a) = b.

Page | 18
Fungsi yang berkoresponden satu-ke-satu sering dinamakan juga fungsi yang
invertible (dapat dibalikkan), karena kita dapat mendefinisikan fungsi balikannya.
Sebuah fungsi dikatakan not invertible (tidak dapat dibalikkan) jika ia bukan fungsi
yang berkoresponden satu-ke-satu, karena fungsi balikannya tidak ada.

DIFERENSIAL ( TURUNAN)

Definisi turunan fungsi

Fungsi f : x → y atau y = f(x) mempunyai turunan yang dinotasikan y’ = f’(x)


𝑑𝑦 𝑑𝑓(𝑥)
Atau 𝑑𝑥 = didefiniskan :
𝑑𝑥

Page | 19
Teorema-Teorema Turunan fungsi :

1. Turunan Fungsi Konstan


Jika f(x) = a, dimana a adalah konstanta maka:

2. Jika f(x) merupakan fungsi aljabar dan bukan fungsi konstan, a bilangan real dan n
adalah bilangan rasional maka :

3. Turunan perkalian dua fungsi aljabar

Jika f(x) merupakan fungsi hasil perkalian dua fungsi, maka :

4. Turunan hasil perkalian tiga fungsi aljabar

Jika f(x) merupakan fungsi hasil perkalian tiga fungsi u(x), v(x) dan w(x) maka :

Page | 20
5. Turunan hasil pembagian dua fungsi aljabar

Jika f(x) merupakan fungsi hasil bagi fungsi u(x) oleh fungsi v(x) maka :

6. Turunan fungsi berpangkat


Jika f(x) merupakan fungsi hasil dari u(x) pangkat n, dimana n adalah bilangan
rasional maka:

7. Turunan Aturan Rantai


Jika f(x) merupakan fungsi hasil komposisi antara u(x) dan g(x) dinama u(x) dan g(x)
mempunyai turunan maka :

Pengertian Integral

Integral merupakan bentuk operasi matematika yang menjadi kebalikan (invers) dari operasi
turunan dan limit dari jumlah atau suatu luas daerah tertentu. Berdasarkan pengertian tersebut
ada dua hal yang dilakukan dalam integral sehingga dikategorikan menjadi 2 jenis integral.
Pertama, integral sebagai invers/ kebalikan dari turunan disebut sebagai Integral Tak Tentu.
Kedua, integral sebagai limit dari jumlah atau suatu luas daerah tertentu disebut integral
tentu.

Page | 21
Integral Tak Tentu

Integral tak tentu seperti sebelumnya dijelaskan merupakan invers/kebalikan dari turunan.
Turunan dari suatu fungsi, jika diintegralkan akan menghasilkan fungsi itu sendiri.
Perhatikanlah contoh turunan-turunan dalam fungsi aljabar berikut ini:

 Turunan dari fungsi aljabar y = x³ adalah y' = 3x


 Turunan dari fungsi aljabar y = x³ + 8 adalah y' = 3x²

Seperti yang sudah dipelajari dalam materi turunan, variabel dalam suatu fungsi mengalami
penurunan pangkat. Berdasarkan contoh tersebut, diketahui bahwa ada banyak fungsi yang
memiliki hasil turunan yang sama yaitu y' = 3x². Fungsi dari variabel x³ ataupun fungsi dari
variabel x³ yang ditambah atau dikurang suatu bilangan misal contoh +8 memiliki turunan
yang sama. Jika turunan tersebut dintegralkan, seharusnya adalah menjadi fungsi-fungsi awal
sebelum diturunkan. Namun, dalam kasus tidak diketahui fungsi awal dari suatu turunan,
maka hasil integral dari turunan tersebut dapat ditulis:

Dengan nilai C bisa berapapun. Notasi C ini disebut sebagai konstanta integral. Integral tak
tentu dari suatu fungsi dinotasikan sebagai:

Pada notasi tersebut dapat dibaca integral terhadap x”. notasi disebut integran. Secara umum
integral dari fungsi f(x) adalah penjumlahan F(x) dengan C atau:

Karena integral dan turunan berkaitan, maka rumus integral dapat diperoleh dari rumusan
penurunan. Jika turunan:

Maka rumus integral aljabar diperoleh:

Page | 22
dengan syarat n ≠ 1

Sebagai contoh lihatlah integral aljabar fungsi-fungsi berikut:

Integral Trigonometri

Integral juga bisa dioperasikan pada fungsi trigonometri. Pengoperasian integral trigonometri
juga dilakukan dengan konsep yang sama pada pada integral aljabar yaitu kebalikan dari
penurunan. Sehingga dapat simpulkan bahwa:

Selain rumus dasar diatas, ada rumus lain yang bisa digunakan pada pengoperasian integral
trigonometri yaitu:

Page | 23
Sifat-sifat dari integral yaitu:

(Dengan k adalah konstanta)

Definisi Vektor

Vector merupakan besaran yang mempunyai nilai dan arah. Vector dapat digambarkan seperti
berikut

Panjang garis sebagai nilai vektor dan anak panah menunjukkan arahnya

Contoh vektor yaitu perpindahan, gaya, kecepatan dan lain lain

Page | 24
Resultan merupakan hasil penjumlahan vektor.

1. Segaris dan searah


Jika segaris dan searah boleh langsung dijumlahkan saja seluruh resultannya. Contoh :

F1 F2

R = F1 + F2

2. Segaris tapi berlawanan arah


Jika segaris namun berlawanan arah tetap sama dengan segaris dan searah namun
garis yang berlawanan arah kekiri memiliki nilai negatif

F1 F2

F2 F1

R = F1 + (-F2)

3. Vektor yang membentuk sudut 90°


Jika membentuk sudut siku-siku dapat digunakan rumus phytagoras. Perlu diketahui
bahwa garis dapat dipindahkan jika tanpa merubah nilai dan arah. Contoh :

F1

F2

Cara menentukan resultannya dengan memindahkan garis tanpa merubah nilai dan
arah

F2

F1 R F1

F2

Page | 25
R2 = F12 + F22

4. Vektor yang membentuk sudut <90°


Jika kurang dari 90°, cara yang sama menggunakan phytagoras namun berbeda sedikit
dengan vektor siku-siku karena berkaitan dengan trigonometri pada rumusnya

Menurut aturan cosinus dalam segitiga,


OR2 = OP2 + PR2 – 2(OP)(PR)cos(180-α)
OR2 = OP2 + PR2 – 2(OP)(PR)-(cos α)
OR2 = OP2 + PR2 + 2(OP)(PR)cos α
Jika OP = A, PR = B, dan Resultan ‘R’=OR
Maka didapat persamaan
R2 = A2 + B2 + 2AB cos α

Page | 26
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Besaran adalah suatu yang dapat diukur dan dinyatakan dengan angka dan nilai yang
memiliki satuan. Besaran berdasarkan cara memperolehnya dapat dikelompokkan menjadi 2
macam yaitu besaran fisika dan besaran non fisika. Satuan adalah sebagai pembanding dalam
suatu pengukuran besaran.Satuan terbagi 2 yaitu satuan baku dan satuan tidak baku
Dimensi suatu besaran adalah penggambaran atau cara penulisan suatu besaran dengan
menggunakan simbol (lambang) besaran pokok.Fungsi dimension terbagi 3 yaitu dimensi
digunakan untuk membuktikan kebenaran suatu persamaan, Dimensi digunakan untuk
menurunkan persamaan suatu besaran dari besaran-besaran yang mempengaruhinya,
Berfungsi untuk menunjukkan kesetaraan beberapa besaran

Pengukuran adalah penentuan besaran, dimensi, atau kapasitas, biasanya terhadap suatu
standar atau satuan pengukuran.Pengukuran memiliki berbagai macam alat seperti
mistar,mikrometer sekrup,jangka sorong,dsb
Nama lain untuk fungsi adalah pemetaan atau transformasi.Fungsi terbagi menjadi 4
yaitu fungsi surjektif ( onto ), fungsi bijertif, komposisi fungsi,dan fungsi invers

Turunan terbagi menjadi 6 yaitu turunan fungsi konstan, turunan perkalian dua fungsi
aljabar, turunan hasil perkalian tiga fungsi aljabar, turunan hasil pembagian dua fungsi
aljabar, turunan fungsi berpangkat , turunan aturan rantai

Integral merupakan bentuk operasi matematika yang menjadi kebalikan (invers) dari
operasi turunan dan limit dari jumlah atau suatu luas daerah tertentu.Integral terbagi 2 yaitu
integral tentu dan integral tak tentu.

Vector merupakan besaran yang mempunyai nilai dan arah.Vektor terbagi menjadi 4
yaitu vektor segaris dan searah,vector segaris namun berlawanan arah,vektor membentuk
sudut 90°,dan vektor membentuk sudut kurang dari 90°

Page | 27
3.2 Saran

Kami sadar dalam pembuatan makalah ini masih sangat jauh dari kesempurnaan, baik
dalam penulisan dan kata kata yang ada didalam makalah ini. kami berharap para
pembaca dapat memahami dan mengerti semua pembahasan yang kami paparkan dalam
makalah ini. selain itu kritik dan saran kami perlukan untuk membangun dalam
pembuatan makalah kami untuk kedepannya.

Page | 28
DAFTAR PUSTAKA

https://www.softilmu.com/2015/12/Pengertian-Rumus-Fungsi-Dimensi-Fisika-Adalah.html

http://fisika-esbach.blogspot.com/2012/04/analisis-dimensi.html

https://khairulfaiq.files.wordpress.com/2011/11/modul-turunan-fungsi.pdf

http://adydaryanto.staff.gunadarma.ac.id/downdloads/files/50380/4,+fungsi.pdf

https://gmst-nn.blogspot.com/2014/11/makalah-pengukuran.html

https://blog.ruangguru.com/angka-penting

https://www.studiobelajar.com/integral/

https://rumushitung.com/2013/06/14/besaran-vektor-fisika-sma/

https://kurniarita.wordpress.com/ipa1/besaran-dan-satuan-2/materi-besaran-dan-satuan/

Page | 29
Page | 30

Anda mungkin juga menyukai