Anda di halaman 1dari 23

BESARAN POKOK DAN BESARAN TURUNAN

Dosen Pengampuh
Eka Maryam, M.Pd.Si

Disusun Oleh
Az Zahra Putri Rachmania (21.03.02.0005)

FAKULTAS PERTANIAN
PROGRAM STUDI ILMU PERIKANAN
UNIVERSITAS BINA INSAN LUBUKLINGGAU
2022
KATA PENGANTAR

Assalaamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatu

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, saya
panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya yang telah melimpahkan rahmat, hidayah,
serta inayah-Nya kepada saya. Sehingga saya dapat menyelesaikan makalah mata pelajaran
Fisika ini dengan sebuah pembahasan tentang “Besaran Pokok dan Besaran Turunan”.

Makalah ini telah saya susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari
berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu saya
menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam
pembuatan makalah ini. Serta ucapan terima kasih kepada guru pembimbing mata pelajaran
Fisika, dimana atas bimbingan beliau kami dapat menyelesaikan makalah ini.

Terlepas dari semua itu, saya menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan
baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan
terbuka saya menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki
makalah ini.

Akhir kata saya berharap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat serta
referensi pembelajaran maupun inpirasi terhadap pembaca.

Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatu

Lubuklinggau, 30 Maret 2022

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penulisan

BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Besaran
B. Pengertian Satuan
C. Besaran Satuan
D. Dimensi Besaran
E. Alat Ukur

BAB III SOAL DAN PEMBAHASAN MATERI

BAB IV PENUTUP

DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULAN

A. Latar Belakang
Sifat-sifat dari suatu benda atau kejadian yang kita ukur, misalnya panjang benda,
massa benda, lamanya waktu lari mengelilingi sebuah lapangan disebut besaran, besaran apa
saja yang bisa kita ukur dari sebuah buku. Pada sebuah buku, kita bisa mengukur massa,
panjang, lebar, dan tebal buku. Bagaimanakah kita menyatakan hasil pengukuran panjang
buku?
Misalnya panjang buku sama dengan 25 sentimeter. sentimeter disebut satuan dari
besaran panjang. Massa buku sama dengan 1 kilogram; kilogram disebut satuan dari besaran
massa. Jadi satuan selalu mengikuti besaran, tidak pernah mendahuluinya.
Dimasyarakat kita kadang-kadang terdapat satuan-satuan yang tidak standar atau tidak
baku, misalnya satuan panjang dipilih depa atau jengkal. Satuan tersebut tidak baku karena
tidak mempunyai ukuran yang sama untuk orang yang berbeda. Satu jengkal orang
dewasa lain dengan satu jengkal anak-anak. Itulah sebabnya jengkal dan depan
tidak dijadikan satuan yang standar dalam pengukuran fisika.
Oleh karena alasan-alasan itulah para ilmuan mengadakan penelitian besar-besaran
yaitu General Conference on Weights and Measures of the International Academy of Science
pada tahun 1960. Dalam sistem satuan ini, terdapat tujuh besaran yang disebut sebagai
besaran pokok.

B. Rumusan Masalah
Dari pemaparan latar belakang masalah di atas maka rumusan masalahnya adalah
sebagai berikut:
1. Apa pengertian Besaran?
2. Apa pengertian Satuan?
3. Apa Pengerian Turunan?

C. Tujuan Penulisan
Maksud dan Tujuan dari pembuatan makalah ini sebagai berikut :
1. Dapat Mengidentifikasi perbedaan besaran pokok dan besaran turunan
2. Dapat mengetahui macam-macam besaran dan satuannya dalam system internasional.
BAB II
PEMBAHASAN

Jenis-Jenis Neraca

Fisika adalah ilmu yang fundamental yang mencakup semua sains dan benda-benda
hidup (biologi, zoologi, dan lain-lain) maupun sains fisika (astronomi, kimia, fisika). Fisika
pada dasarnya membahas tentang materi dan energi adalah akar dari tiap bidang sains dan
mendasari semua gejola.
Fisika juga dapat diartikan sebagai ilmu pengetahuan tentang pengukuran, sebab
segala sesuatu yang kita ketahui tentang dunia fisika dan tentang prinsip-prinsip yang
mengatur prilakunya telah dipelajari melalui pengamatan-pengamatan terhadap gejala alam.
Tanpa kecuali gejala-gejala itu selalu mengikuti atau memahami sekumpulan prinsip umum
tertentu yang disebut hukum-hukum fisika.

A. Pengertian Besaran
Besaran adalah sesuatu yang dapat diukur, serta dapat dinyatakan dengan angka dan
memiliki satuan. Dari pengertian ini dapat diartikan bahwa sesuatu itu dapat dikatakan
sebagai besaran harus mempunyai 3 syarat yaitu :
1. dapat diukur atau dihitung
2. dapat dinyatakan dengan angka-angka atau mempunyai nilai
3. mempunyai satuan

Besaran berdasarkan cara memperolehnya dapat dikelompokkan menjadi 2 macam yaitu:


 Besaran Fisika yaitu besaran yang diperoleh dari pengukuran. Karena diperoleh dari
pengukuran maka harus ada alat ukurnya. Sebagai contoh adalah massa. Massa
merupakan besaran fisika karena massa dapat diukur dengan menggunakan neraca.
 Besaran non Fisika yaitu besaran yang diperoleh dari penghitungan. Dalam hal ini
tidak diperlukan alat ukur tetapi alat hitung sebagai misal kalkulator. Contoh besaran
non fisika adalah Jumlah.

Besaran Fisika sendiri dibagi menjadi 2, yaitu besaran pokok dan besaran turunan.
 Besaran Pokok adalah besaran yang ditentukan lebih dulu berdasarkan kesepakatan
para ahli fisika. Besaran pokok yang paling umum ada 7 macam. Selain itu, terdapat
dua besaran tambahan yang tidak memiliki dimensi, yakni sudut datar dan sudut
ruang (tiga dimensi).
Tabel Besaran Pokok
Besaran Satuan Lambang Satuan
Panjang Meter M
Massa Kilogram Kg
Waktu Sekon S
Suhu Kelvin K
Kuat Arus Ampere A
Intensitas Cahaya Candela Cd
(Integritas Cahaya)
Jumlah Zat (Molekul Zat) Mol Mol

Tabel Besaran Tambahan


Besaran Tambahan Satuan Lambang Satuan
Sudut Datar Radian Rad
Sudut Ruang Steradian Sr

 Besaran turunan adalah besaran yang diturunkan dari besaran pokok. Besaran ini ada
banyak macamnya.
Tabel Besaran Turunan dan Satuannya
Besaran Turunan Nama Satuan Lambang Satuan
Kecepatan meter/sekon m/s
3
Massa jenis kilogram/meter kg/m3
Luas meter2 m2
Volume meter3 m3
Gaya Newton N
Energy Newton.meter = joule N.m = j

Selain itu, berdasarkan ada tidaknya arah, besaran juga dikelompokkan menjadi dua,
yaitu besaran skalar dan besaran vector.
1. Besaran skalar yaitu besaran yang mempunyai besar dan satuan saja tanpa memiliki
arah. Contoh : panjang, massa, waktu
2. Besaran vektor yaitu besaran yang memiliki besar (nilai), satuan dan arah.
Contoh : kecepatan, gaya, perpindahan,dll.

B. Pengertian Satuan
Satuan adalah suatu pembanding dalam pengukuran atau membandingkan besaran
dengan yang lain yang dipakai oleh patokan. Satuan merupakan salah satu komponen besaran
yang menjadi standar dari suatu besaran. Adanya berbagai macam satuan untuk besaran yang
sama akan menimbulkan kesulitan. Kalian harus melakukan penyesuaian-penyesuaian
tertentu untuk memecahkan persoalan yang ada. Dengan adanya kesulitan tersebut, para ahli
sepakat untuk menggunakan satu sistem satuan, yaitu menggunakan satuan standar Sistem
Internasional, disebut Systeme Internationale d’Unites (SI).
Satuan Internasional adalah satuan yang diakui penggunaannya secara internasional
serta memiliki standar yang sudah baku. Satuan ini dibuat untuk menghindari
kesalahpahaman yang timbul dalam bidang ilmiah karena adanya perbedaan satuan yang
digunakan. Pada awalnya, Sistem Internasional disebut sebagai Metre – Kilogram – Second
(MKS). Selanjutnya pada Konferensi Berat dan Pengukuran Tahun 1948, tiga satuan yaitu
newton (N), joule (J), dan watt (W) ditambahkan ke dalam SI. Akan tetapi, pada tahun 1960,
tujuh Satuan Internasional dari besaran pokok telah ditetapkan yaitu meter, kilogram, sekon,
ampere, kelvin, mol, dan kandela.
Sistem MKS menggantikan sistem metrik, yaitu suatu sistem satuan desimal yang
mengacu pada meter, gram yang didefinisikan sebagai massa satu sentimeter kubik air, dan
detik. Sistem itu juga disebut sistem Centimeter – Gram – Second (CGS). Satuan dibedakan
menjadi dua jenis, yaitu satuan tidak baku dan satuan baku. Standar satuan tidak baku tidak
sama di setiap tempat, misalnya jengkal dan hasta. Sementara itu, standar satuan baku telah
ditetapkan sama di setiap tempat.

No Besaran MKS CGS


1 Panjang M Cm
2 Massa Kg gram, ons, pounds
3 Waktu Detik menit, jam, hari
4 Gaya Newton Dyne
5 Energi Joule kalori, erg
6 Suhu Kelvin Celcius, Fahrenheit, Reamur

Sistem Satuan Internasional (SI) : Sistem satuan yang berlaku secara internasional
(mendunia). Sistem Satuan Internasional (SI) di bagi menjadi dua, yaitu:
a) Sistem MKS : (Meter, kilogram, sekon, atau detik).
b) Sistem CGS : (Sentimeter, gram, sekon, atau detik).

C. Besaran Turunan

Besaran turunan adalah besaran yang diturunkan dari besaran pokok. Besaran ini ada
banyak macamnya sebagai contoh gaya (N) diturunkan dari besaran pokok massa, panjang
dan waktu. Volume (meter kubik) diturunkan dari besaran pokok panjang, dan lain-lain.
Besaran turunan mempunyai ciri khusus antara lain : diperoleh dari pengukuran langsung dan
tidak langsung, mempunyai satuan lebih dari satu dan diturunkan dari besaran pokok.
Suatu besaran turunan merupakan perkalian besaran pokok, satuan besaran turunan itu
juga merupakan perkalian satuan besaran pokok, begitu juga berlaku didalam satuan besaran
turunan yang merupakan pembagian besaran pokok. Misalnya adalah luas yang merupakan
hasil turunan satuan panjang dengan satuan meter persegi atau m pangkat 2 (m2). Luas
didapat dari mengalikan panjang dengan panjang Berikut ini adalah berbagai contoh besaran
turunan sesuai dengan sistem internasional / SI yang diturunkan dari system MKS (meter-
kilogram-sekon/second)
Besaran turunan merupakan besaran yang diperoleh dari turunan besaran-besaran
pokok. Besaran turunan ini sangat banyak dan bervariasi.

Besaran berdasarkan arah dapat dibedakan menjadi 2 macam

1. Besaran vektor adalah besaran yang mempunyai nilai dan arah sebagai contoh besaran
kecepatan, percepatan dan lain-lain.
2. Besaran sekalar adalah besaran yang mempunyai nilai saja sebagai contoh kelajuan,
perlajuan dan lain-lain.

D. Dimensi Besaran

Dimensi besaran adalah cara penulisan suatu besaran dengan menggunakan simbol
(lambang) besaran pokok. Hal ini berarti dimensi suatu besaran menunjukkan cara besaran itu
tersusun dari besaran-besaran pokok. Apa pun jenis satuan besaran yang digunakan tidak
memengaruhi dimensi besaran tersebut, misalnya satuan panjang dapat dinyatakan dalam m,
cm, km, atau ft, keempat satuan itu mempunyai dimensi yang sama, yaitu L.

Dimensi Besaran Pokok dan Besaran Turunan


Di dalam mekanika, besaran pokok panjang, massa, dan waktu merupakan besaran
yang berdiri bebas satu sama lain, sehingga dapat berperan sebagai dimensi. Dimensi besaran
panjang dinyatakan dalam L, besaran massa dalam M, dan besaran waktu dalam T.
Persamaan yang dibentuk oleh besaran-besaran pokok tersebut haruslah konsisten secara
dimensional, yaitu kedua dimensi pada kedua ruas harus sama. Dimensi suatu besaran yang
dinyatakan dengan lambang huruf tertentu, biasanya diberi tanda [ ].

 Tabel Lambang Dimensi Besaran Pokok


Dimensi dari besaran turunan dapat disusun dari dimensi besaran-besaran pokok seperti pada
tabel berikut.
 Tabel Dimensi Besaran Turunan

Analisis Dimensi Besaran


Setiap satuan turunan dalam fisika dapat diuraikan atas faktor-faktor yang didasarkan pada
besaran-besaran massa, panjang, dan waktu, serta besaran pokok yang lain. Salah satu
manfaat dari konsep dimensi adalah untuk menganalisis atau menjabarkan benar atau
salahnya suatu persamaan. Metode penjabaran dimensi atau analisis dimensi menggunakan
aturan-aturan:
1. dimensi ruas kanan = dimensi ruas kiri,
2. setiap suku berdimensi sama.
Sebagai contoh, untuk menganalisis kebenaran dari dimensi jarak tempuh dapat dilihat
persamaan berikut ini.
Jarak tempuh = kecepatan x waktu
s=v.t
Dari tabel diatas tentang dimensi beberapa besaran turunan dapat diperoleh:
 dimensi jarak tempuh = dimensi panjang = [ L]
 dimensi kecepatan = [ L][ T ]-1
 dimensi waktu = [T]
Maka dimensi jarak tempuh dari rumus s = v . t , untuk ruas kanan:
[ jarak tempuh] = [ kecepatan] × [waktu]
[ L] = [L][ T ]-1 × [ T ]
[ L] = [L]
Dimensi besaran pada kedua ruas persamaan sama, maka dapat disimpulkan bahwa
kemungkinan persamaan tersebut benar. Akan tetapi, bila dimensi besaran pada kedua ruas
tidak sama, maka dapat dipastikan persaman dimensi besaran tersebut salah.

F. Alat Ukur

Alat Ukur adalah sesuatu yang digunakan untuk mengukur suatu besaran. Berbagai
macam alat ukur memiliki tingkat ketelitian tertentu. Hal ini bergantung pada skala terkecil
alat ukur tersebut. Semakin kecil skala yang tertera pada alat ukur maka semakin tinggi
ketelitian alat ukur tersebut. Beberapa contoh alat ukur sesuai dengan besarannya, yaitu:

a. Alat Ukur Panjang

 Mistar (Penggaris)

Mistar adalah alat ukur panjang dengan ketelitian sampai


0,1 cm atau 1 mm. Pada pembacaan skala, kedudukan mata
pengamat harus tegak lurus dengan skala mistar yang di baca.
Fungsi penggaris ini adalah digunakan untuk mengukur
benda-benda yang berbidang datar dan juga berdimensi kecil misalnya gambar atau ubin.
 Adapun bagian-bagian penggaris adalah:
1. Skala, biasanya terdapat 2 skala dalam penggaris, satu dalam cm dan yang lainnya
dalam inci
2. Angka, yang berfungsi untuk menunjukkan hasil pengukuran
3. Satuan, untuk mengingatkan tentang satuan dari penggaris

 Cara Menggunakan Mistar Penggaris:


1. Langkah pertama yaitu menempatkan skala nol pada penggaris yang sejajar dengan
salah satu ujung benda yang akan diukur.
2. Setelah itu perhatikan ujung benda lainnya dan kemudian bacalah skala pada mistar
penggaris tersebut yang memang sejajar dengan ujung benda.
3. Untuk bisa membaca hasilnya dengan benar, Anda harus melihat bagian tegak lurus
dengan tanda garis skalanya. Pastikan untuk lebih teliti dalam melihat hasilnya agar
tidak terjadi kesalahan dalam pengukuran.

 Contoh soal:
Hasil pengukuran dengan mistar adalah…
A. 3,0 cm B. 3,5 cm
C. 4,0 cm D. 4,5 cm
Pembahasan:
Skala mistar bagian pangkal adalah 4 cm sedangkan skala bagian ujung menunjukkan angka
7,5 cm. Dengan demikian hasil pengukuran adalah 7,5 cm – 4 cm = 3,5 cm.

 Jangka Sorong

Jangka sorong dipakai untuk mengukur suatu benda dengan panjang yang kurang dari
1 mm. Skala terkecil atau tingkat ketelitian pengukurannya sampai dengan 0,01 cm atau 0,1
mm.
Umumnya, jangka sorong digunakan untuk mengukur panjang suatu benda, diameter bola,
tebal uang logam, dan diameter bagian dalam tabung.

 Secara standar, jangka sorong terdiri dari enam bagian penting, yaitu:
1. Sekrup pengunci
Bagian pertama adalah pengunci yang mempunyai fungsi untuk menahan bagian-bagian yang
bergerak saat berlangsungnya proses pengukuran misal rahang dan Depth probe.
2. Rahang luar

Terdiri dari rahang geser dan rahang tetap. Rahang luar memiliki fungsi untuk mengukur
diameter dalam atau sisi bagian dalam sebuah benda misalnya diameter hasil pengeboran atau
diameter sebuah lubang.

3. Rahang dalam

Terdiri dari rahang geser dan rahang tetap. Rahang dalam memiliki fungsi untuk mengukur
dimensi luar atau sisi bagian luar sebuah benda misal tebal, lebar sebuah benda kerja, atau
diameter luar sebuah kaleng.

4. Depth probe atau pengukur kedalaman

Bagian ini umumnya terletak bagian ujung jangka sorong. Depth probe memiliki fungsi untuk
mengukur kedalaman sebuah benda.

5 .Skala Utama (dalam cm dan inchi)

Skala utama dalam bentuk satuan cm memiliki fungsi untuk menyatakan ukuran utama dalam
bentuk centimeter (cm) yang disebut juga metric scale, dan dalam bentuk satuan inchi untuk
menyatakan ukuran utama dalam bentuk inci yang disebut juga imperial scale.
6. Skala nonius (vernier)

Skala nonius dalam bentuk milimeter berfungsi sebagai skala pengukuran fraksi dalam
bentuk mm. Skala nonius dinamakan juga skala Vernier, untuk menghormati nama
penemunya Piere Vernier, ahli teknik berkebangsaan Prancis. Panjang 10 skala nonius adalah
9 mm. Jadi, 1 bagian skala nonius (jarak antara dua garis skala nonius yang berdekatan) sama
dengan 0,9 mm. Untuk ukuran inci, garis skalanya ada pada bagian atasnya.

 Cara menggunakan jangka sorong untuk mengukur suatu benda

1. Langkah pertama, kendurkan baut pengunci dan geser bagian rahang geser, pastikan
rahang geser bekerja dengan baik. Jangan lupa untuk memeriksa atau cek ketika rahang
tertutup harus menunjukkan angka nol.

2. Bersihkan permukaan benda dan permukaan rahang agar tidak ada benda yang menempel
yang bisa menyebabkan ketidaktepatan hasil pengukuran.

3. Selanjutnya, tutup geser rahang hingga mengapit benda yang diukur. Ketahui hasilnya
dengan membaca skalanya utama dan skala noniusnya.

4. Jika kita ingin mengukur diameter bagian dalam sebuah benda (misalnya diameter cincin),
maka pengukuran menggunakan rahang atas. Rapatkan rahang atas lalu tempatkan benda
(misal cincin) yang akan diukur diameternya. Tarik rahang geser hingga kedua rahang
menempel dan menekan bagian dalam benda. Pastikan bahwa dinding bagian dalam benda
tegak lurus dengan skala, dalam artian benda jangan sampai miring.

 Contoh Cara Menghitung dan Membaca Hasil Pengukuran Jangka Sorong

Dalam membaca hasil pengukuran jangka sorong, kita akan melihat dua jenis skala, yaitu
skala utama dan skala nonius (vernier). Skala utama terdiri dari deretan angka 0, 1, 2, 3, 4, 5
cm, dan seterusnya yang berada pada bagian tetap. Ada juga skala utama dalam satuan inci
pada bagian atasnya, sama seperti penggaris mistar. Kemudian pada bagian yang bisa digeser
adalah skala nonius untuk menunjukkan satuan 0,1 mm.
Untuk lebih memahami cara membaca hasil pengukuran jangka sorong, perhatikan contoh
gambar di bawah ini:
Nah, pada gambar di atas ini diumpamakan sebuah benda kecil (merah) yang akan
diukur ketebalannya. Kita akan membaca dan mengetahui ketebalan bola merah ini. Untuk
membaca dan mengetahui ukuran benda merah tersebut, pertama kita lihat dulu angka yang
tertera pada skala utama (main scale). Lihatlah bagian garis dari skala utama yang terdekat
dengan angka 0 pada skala vernier. Ternyata bagian skala utama yang terdekat dengan angka
0 (nol) pada skala vernier adalah 1,1 cm atau 1 cm lebih 1 mm atau 11 mm. Setelah itu,
langkah selanjutnya adalah kita lihat dua garis skala pada skala utama dan skala vernier yang
sejajar atau paling lurus atau paling berhimpitan. Ternyata dua garis skala yang sejajar lurus
tersebut terletak di antara angka 6 dan 7, atau artinya 0,65 mm.
Nah, untuk mengetahui ukuran ketebalan benda merah yang kita ukur tersebut, caranya
dengan menjumlahkan kedua angka yang sudah kita peroleh pada skala utama (11 mm) dan
skala vernier (0,65 mm)
11 mm + 0,65 mm = 11,65 mm
Jadi hasil pengukuran benda merah tersebut adalah 11,65 mm atau 1,165 cm.

 Mikrometer Sekrup

Mikrometer sekrup merupakan alat


ukur panjang dengan tingkat
ketelitian terkecil yaiu 0,01 mm atau
0,001 cm. Mikrometer sekrup
digunakan untuk mengukur diameter
benda bundar dan plat yang sangat
tipis.

img by physicsmax.com
 Ada sekitar 7 bagian micrometer antara lain :

1.Frame, merupakan rangka micrometer yang dijadikan pegangan kita saat memegang
micrometer.
2. Anvil, poros tetap berukuran kecil yang digunakan sebagai tumpuan tetap terhadap benda
yang akan diukur.
3.Spindle, poros yang dapat digerakan ke kanan dan kekiri sesuai ketebalan benda yang
diukur.
4.Lock, pengunci untuk mengunci pergerakan spindle, sehingga pembacaan hasil pengukuran
bisa lebih akurat.
5.Sleeve, poros yang memiliki skala utama untuk membaca hasil pengukuran.
6.Thimble, poros pemutar yang memiliki skala nonius untuk menentukan nilai decimal
dengan ketelitian 0,01 mm.
7.Rachet, komponen untuk menggerakan spindle agar menjepit benda yang akan diukur.

 Cara pengukuran benda


1. Pertama putar thimble kebalikan
arah jarum jam. Ini akan
membuat spindle bergerak
menjauhi anvil.
2. Masukan benda yang akan diukur diantara anvil dan
spindle.
3.Putar rachet searah jarum jam, ini akan menggerakan
spindle agar menjepit benda yang akan diukur.
4. Kalau spindle sudah mentok maka akan terdengar bunyi
pada rachet ketika anda memutarnya.
5. Putar lock untuk mengunci spindle
6. Lalu lihat dan baca hasil pengukuran
 Cara membaca micrometer

1. Pada contoh pertama, skala utama menunjukan garis yang kedua, artinya skala utama
menunjukan hasil pengukuran 2,00 mm. Sementara pada skala nonius, garis yang
lurus dengan skala utama adalah garis dengan nilai 0,38 mm. (anda bisa
menghitungnya dari titik 35).Maka hasil pengukuran milimeter tersebut tinggal
ditambahkan 2,00 + 0,38 = 2,38 mm.

2. Untuk contoh yang kedua, thimble juga berhenti pada garis yang kedua, namun
thimble melewati garis dibagian bawah skala utama. Itu bisa dibaca skala utama
dengan nilai 2,50 mm.Sementara untuk skala nonius, masih tetap sama menunjukan
nilai 0,38 mm. Maka hasil pengukurannya tinggal ditambahkan, 2,50 + 0,38 = 2,88
mm.
 Mikroskop
Mikroskop merupakan alat bantu penglihatan untuk mengamati objek berukuran renik
sehingga objek kelihatan lebih besar dan jelas.

 Cara Menggunakan Mikroskop Cahaya


1. Membawa mikroskop dengan cara tangan kanan memegang bagian lengan mikroskop dan
tangan kiri memegang kaki mikroskop.
2. Letakkan mikroskop di tempat yang datar, kering, dan memiliki cahaya yang cukup.
3. Pasang lensa okuler dengan lensa yang memiliki ukuran perbesaran sedang.
4. Putar revolver untuk memilih lensa objektif dengan perbesaran paling kecil.
5. Putar makrometer untuk menjauhkan lensa objektif dengan meja mikroskop.
6. Aturlah diafragma agar lensa mendapatkan cahaya yang cukup.
7. Aturlah cermin yang sesuai dengan kondisi cahaya ruangan. Cermin datar digunakan jika
kondisi ruangan cukup terang, sedangkan cermin digunkan saat ruangan redup.
8. Siapkan preparat yang akan diamati, letakkan pada gelas benda di atas lubang meja
mikroskop,
9. Putar makrometer perlahan-lahan sehingga lensa objektif berada pada posisi terdekat dengan
meja mikroskop.
10. Amati preparat melalui lensa okuler sambil memutar makrometer untuk menemukan
bayangan. Untuk mengatur fokus, gunakan mikrometer sehingga diperoleh bayangan yang
jelas.
11. Jika letak preparat belum tepat, gelas benda dapat digeser dengan lengan yang berhubungan
dengan penjepit. Jika tidak tersedia, preparat dapat digeser secara langsung.
12. Gunakan perbesaran lensa objektif yang lebih kuat untuk mengamati preparat dengan lebih
jelas.

 Contoh soal

Perbesaran total sebuah mikroskop adalah 100x, jika perbesaran yang dibentuk lensa objektif
5x, berapakah perbesaran lensa okulernya?
Penyelesaian:
Diketahui: M = 100x dan mob = 5x
Ditanyakan: mok
Jawab:
M = mob × mok
M 100
Mok = = = 20
mob 5
Jadi, perbesaran lensa okuler mikroskop tersebut adalah 20x.

b. Alat Ukur Massa

Alat ukur yang digunakan untuk mengukur massa suatu benda adalah neraca. Berikut
merupakan jenis-jenis neraca yang digunakan, antara lain ialah sebagai berikut.
Neraca Ohaus

Neraca ohaus digunakan untuk menimbang massa suatu benda dalam praktik
laboratorium. Neraca ini sering digunakan dalam pengukuran laboratorium karena memiliki
tingkat ketelitian yang tinggi yaitu mencapai 0,01 gram.
Neraca ohaus ada tiga macam, yaitu neraca 2 (dua) lengan, neraca 3 (tiga) lengan, dan neraca
4 (empat) lengan. Pengukuran massa di laboratorium biasanya menggunakan neraca ohaus
yang memiliki 3 lengan atau 4 lengan. Neraca tiga lengan umumnya memiliki kapasitas 610
gram dengan ketelitian 0,1 gram. Setiap lengan pada neraca memiliki skala dengan beban
geser (anting) sebagai kilogram standar.
Lengan pertama (depan) memuat angka satuan dan sepersepuluhan yaitu 0 – 10 gram. Lengan
kedua (tengah) memuat angka ratusan yaitu 0 – 500 gram. Dan lengan ketiga (belakang)
memuat angka puluhan yaitu 0 – 100 gram dengan skala terkecil 0,1 gram.

 Fungsi dari kelima bagian neraca ohaus di atas adalah sebagai berikut.

■ Tombol kalibrasi, merupakan sebuah sekrup atau knop yang digunakan untuk
mengenolkan atau mengkalibrasi neraca ketika neraca akan digunakan.
■ Tempat beban, merupakan sebuah piringan logam yang digunakan untuk meletakkan
benda yang akan diukur massanya.
■ Pemberat (anting), merupakan sebuah logam yang menggantung pada lengan yang
berfungsi sebagai penunjuk hasil pengukuran. Pemberat dapat digeser-geser dan setiap lengan
neraca memilikinya.
■ Lengan Neraca, merupakan plat logam yang terdiri dari skala dengan ukuran tertentu.
Jumlah lengan pada neraca bisa 2, 3 atau 4 bergantung jenisnya. Masing-masing lengan
menunjukkan skala dengan satuan yang berbeda.
■ Garis kesetimbangan (titik nol), digunakan untuk menentukan titik kesetimbangan pada
proses penimbangan atau pengukuran massa benda.
 Adapun langkah-langkah menggunakan neraca ohaus tiga lengan adalah sebagai
berikut.

1. Posisikan skala neraca pada posisi nol dengan menggeser pemberat (anting) pada lengan
depan, tengah, dan belakang ke sisi kiri dan dan putar tombol kalibrasi sampai garis
kesetimbangan mengarah pada angka nol.
2. Periksa bahwa neraca pada posisi setimbang.
3. Letakkan benda yang akan diukur massanya di tempat yang tersedia pada neraca (tempat
beban).
4. Geser ketiga pemberat diurutkan dari pemberat yang paling besar ke yang terkecil yaitu
dimulai dari lengan yang menunjukkan skala ratusan, puluhan, dan satuan sehingga tercapai
keadaan setimbang.
5. Bacalah massa benda dengan menjumlahkan nilai yang ditunjukkan oleh skala ratusan,
puluhan, dan satuan atau sepersepuluhan.
 Cara Membaca Skala Hasil Pengukuran Neraca Ohaus

Pada neraca ohaus, setelah sistem kesetimbangan tercapai, selanjutnya kalian tinggal
membaca skala hasil penimbangan untuk mengetahui berapa massa benda yang ditimbang.
Perhatikan contoh soal berikut.
“Sekantong plastik gula pasir ditimbang dengan neraca O’Hauss tiga lengan. Posisi lengan
depan, lengan tengah, dan lengan belakang dalam keadaan setimbang ditunjukkan pada
gambar di bawah ini. Tentutakanlah massa gula pasir tersebut!”

Jawab: Skala Lengan Depan = 2,4 Gram

Skala Lengan Tengah = 500 Gram

Skala Lengan Belakang = 40 gram


+
542,4 Gram
Dengan demikian, massa sekantong plastik gula pasir tersebut adalah 542,4 gram.

c. Alat Ukur Waktu

Satuan internasional untuk waktu adalah detik atau sekon. Satu sekon standar adalah
waktu yang dibuuhkan oleh atom Cesium-133 untuk bergetar sebanyak 9.192.631.770 kali.
Salah satu contoh alat ukur waktu adalah stopwatch.
Stopwatch adalah sebuah arloji genggam yang di rancang untuk mengukur jumlah
waktu yang telah berlalu dari waktu tertentu ketika di aktifkan sampai dengan stopwatch
tersebut di non aktifkan. Contohnya saja menghitung berapa lama sebuah mobil dapat
mencapai jarak 60 km, atau berapa waktu yang dibutuhkan seorang pelari yang dapat
mencapai jarak 100 meter. Fungsi stopwatch juga hadir sebagai fungsi tambahan pada jam
tangan digital, ponsel, pemutar musik portabel, dan komputer.
Jenis stopwatch ada dua jenis yaitu stopwatch analog dan stopwatch digital. Dan kedua
stopwatch tersebut mempunyai fungsi yang sama yaitu untuk mengukur lama waktu. Tetapi
ada perbedaan yang hanya terletak pada komponen penyusunnya dan tampilan
pembacaannya.

 Stopwatch Analog
Jenis stopwatch ini merupakan jenis stopwatch manual yang
menggunakan jarum penunjuk sebagai penunjuk hasil
pengukuran, jarum penunjuk tersebut seperti pada arloji.

 Berikut ini adalah bagian-bagian stopwatch analog dan


fungsinya yaitu :

1.Pada tombol start/stop berfungsi sebagai tombol untuk memulai


pengukuran (tombol start) dan untuk mengakhiri pengukuran
waktu (tombol stop). Tombol ini terletak menjadi satu.

2.Tombol kalibrasi/ pembuat posisi nol berfungsi untuk


mengkalibrasi sebelum pengukuran dan pembuat posisi jarum menunjukkan angka nol. Dan
stopwatch analog ini ada yang berjenis tombol start/stop dan kalibrasi/pembuat nol dipisah,
ada pula yang digabung.

3.Jarum penunjuk menit berfungsi untuk menunjukkan hasil pembacaan dalam menit dan
jarum penunjuk detik untuk menunjukkan hasil pembacaan dalam detik.

4.Skala pengukuran dalam menit dan dalam detik merupakan ruas atau selang antara detik
dengan satu detik diatasnya atau dibawahnya, ruas atau selang antara menit dengan satu
menit diatasnya atau dibawahnya.

 Berikut adalah prinsip kerja stopwatch analog yaitu :


1. Pada saat tombol start ditekan penahan pegas pertama akan terbuka sehingga gerigi
berputar dan pegas pertama akan terkalibrasi secara periodik. Sehingga jarum
bergerak.
2. Kemudian pada saat yang sama pegas kedua tertekan sehingga tercipta kombinasi
kerja secara mekanik. Jarum akan berhenti dan menunjukkan waktu yang telah dilalui
sejak penekanan pegas pertama.
3. Dan pada saat kalibrasi penekan pegas akan membuat pegas kedua terkalibrasi
sehingga pegas pertama kembali tertekan seperti semula. Dan jarum kembali ke posisi
nol.

 Contoh soal

Arsy berlari mengelilingi lapangan sepak bola


dengan waktu ditunjukkan stopwach. Lamanya
Arsy berlari adalah...
a.632 detik c. 1.230 detik
b. 206 detik d. 86 detik

Pembahasan :
Dik. waktu = 30 detik
= 20 menit = 1200 detik
Dit. Total waktu =...?
Jawab :
Total waktu = 30 + 1200
= 1230 detik
Jawaban = c

 Stopwatch Digital
Stopwatch Digital adalah jenis stopwatch yang menggunakan
layar/monitor sebagai penunjuk hasil pengukuran. Dan waktu dari hasil
pengukuran dapat kita baca hingga satuan detik. Stopwatch ini dalah
suatu jenis stopwatch yang menggunakan layar atau juga monitor sebagai
penunjuk hasil pengukuran, seperti jam digital yang dimana perhitungan
waktu berdasarkan perhitungan elektronik. Selain itu juga, stopwatch
digital otomatis peka terhadap cahaya dan dapat di buat dengan
menggunakan sensor cahaya sebagai saklar elektronik untuk menentukan awal dan akhir
pencatatan rangkaian pencacah digital dengan ketelitian 0,0001 sekon. Maka dengan
stopwatch digital otomatis peka cahaya dapat di lakukan suatu pengukuran waktu tempuh
pelari dengan ketelitian dan ketepatan yang dapat di andalkan. Satu hal yang perlu di ketahui
oleh pengguna bahwa stopwatch baik digital maupun analog sama-sama mengunakan baterai
tetapi ada pula yang menggunakan energy surya.

 Berikut ini adalah bagian-bagian dan fungsi dari stopwatch digital yaitu :

1. Layar/monitor sebagai media penampilan pembacaan atau hasil pengukuran secara


elektrik berupa angka-angka.
2. Kemudian tombol start/stop untuk memulai pengukuran (tombol start) dan untuk
mengakhiri pengukuran (tombol stop).
3. Lalu tombol kalibrasi sebagai tombol untuk mengkalibrasi ke angka nol.
4. Dan pada stopwatch digital ada juga stopwatch yang terdapat tombol untuk mereplay
hasil pengukuran yang telah dilakukan.

 Berikut ini adalah langkah-langkah yang dapat dilakukan dalam penggunaan


stopwatch yaitu :

1. Menyiapkan stopwatch yang akan digunakan untuk mengukur.


2. Memastikan bahwa keadaan stopwatch dalam keadaan nol atau telah terkalibrasi.
3. Menekan tombol start untuk memulai pengukuran waktu.
4. Menekan tombol stop untuk mengakhiri pengukuran waktu.
5. Membaca hasil pengukuran.
6. Lalu untuk mengulangi pengukuran maka menekan tombol start/stop 1 kali dan jarum
akan kembali ke nol kemudian tekan tombol start lagi untuk melakukan pengukuran
kembali dan stop untuk mengakhiri.

 Contoh soal

Dapat kita ketahui bahwa angka di sebelah kiri titik dua “ : “


adalah menit dan disebelah kanan nya adalah detik. Maka
didapatkan hasil 8 menit 36,48 detik.
BAB III

SOAL DAN PEMBAHASAN MENGENAI MATERI BESARAN POKOK DAN


BESARAN TURUNAN

1) Sebuah sepeda motor bergerak dengan kecepatan sebesar 72 km/jam jika dinyatakan
dalam satuan Internasional (SI) maka kecepatan sepeda motor adalah …

 Pembahasan

72 km = 72 x 1.000 m= 72.000 m

1 jam = 1 x 3.600 sekon = 3.600 s

72 km/jam = 72.000 m : 3.600 s = 20 m/s

Jadi, kecepatan sepeda motor yang dinyatakan dalam SI adalah 20 m/s

2) Luas suatu Bujur sangkar adalah 26,5 cm2, mka panjang salah satu sisinya adalah…

 Pembahasan

luas = s x s

26,5 cm² = s²

s =√26,5

s= 5,15 cm

3) Seorang siswa mengukur diameter sebuah lingkaran hasilnya adalah 8,50 cm.
Keliling lingkarannya dituliskan menurut aturan angka penting adalah … (π = 3,14).

 Pembahasan

r = 8,50 / 2 = 4,25

keliling = 2Πr

2 × 3,14 × 4,25= 26,69 = 26,7

4) Tentukan dimensi dari kecepatan (Speed)!

 Pembahasan

Kecepatan (v) = Jarak/Waktu = s/t = [L]/[T]-1


BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan
Besaran adalah sesuatu yang dapat diukur, serta dapat dinyatakan dengan angka dan
memiliki satuan. Besaran berdasarkan cara memperolehnya dapat dikelompokkan menjadi 2
macam yaitu:
1. Besaran Fisika yaitu besaran yang diperoleh dari pengukuran.
2. Besaran non Fisika yaitu besaran yang diperoleh dari penghitungan.

Besaran Fisika sendiri dibagi menjadi 2, yaitu besaran pokok dan besaran turunan.
1. Satuan adalah suatu pembanding dalam pengukuran atau membandingkan besaran dengan
yang lain yang dipakai oleh patokan. Satuan merupakan salah satu komponen besaran yang
menjadi standar dari suatu besaran.
2. Besaran Turunan adalah besaran yang diturunkan dari besaran pokok

B. Saran
Semoga setelah membaca makalah ini para pembaca lebih memahami lagi apa itu
Besaran, Satuan, dan Turunan. Dan makalah ini masih jauh dari kata sempurna untuk itu saya
meminta kritik dan saran nya yang bersifat relevan.
DAFTAR PUSTAKA

Petunjuk Praktikum Fisika Dasar. Dirjen Dikti


Depdiknas.
Tim Seqip. (2003). Buku IPA Guru Kelas VI. Dirjen Dikdasmen Depdiknas, Jakarta
http://software-comput.blogspot.com/search/label/Artikel. [Dikutip 27 Juni 2019]

Azgiara.2019.” Pengertian Stopwatch, Jenis Dan Prinsipnya”.(online).


https://www.idpengertian.com/pengertian-stopwatch/ . (diakses pada tnggal 17 Agustus
2019)
Editor. 2019.” Cara Membaca Jangka Sorong, Lengkap dengan Contoh Gambar”.(online).
https://www.diedit.com/cara-membaca-jangka-sorong/.(diakses pada tanggal 17 Agustus
2019)
Edra, Rabia. 2018.” Besaran, Satuan, Dimensi dalam Pengukuran Fisika”.(online).
https://blog.ruangguru.com/besaran-satuan-dimensi-dalam-pengukuran-fisika. (diakses pada
tanggal 17 Agustus 2019)
Mandiri, Andaru P. 2019.” Timbangan Analitik – Pengertian, Fungsi, Jenis, Bagian-
bagian”.(online). https://andarupm.co.id/timbangan-analitik/. (diakses pada tanggal 17
Agustus 2019)
Muchta, Amrie. 2018.” Cara Menggunakan Micrometer Sekrup + Cara Membacanya”.
(online). https://www.autoexpose.org/2018/02/cara-menggunakan-micrometer.html.(diakses
pada tanggal 17 Agustus 2019)
Pengertian, Sumber. 2018.” Pengertian Besaran dan Satuan, Macam-Macam, dan Alat
Ukurnya !”.(online). http://www.sumberpengertian.id/pengertian-besaran-dan-satuan.
(diakses pada tanggal 17 Agustus 2019)
Posted, Achmadi. 2019. “Penggaris : Pengertian, Fungsi, Macam, Dan Cara
Penggunaannya “.(online). https://www.pengelasan.net/penggaris/ . (diakses pada tanggal
22 Agustus 2019).
Senior, Guru. 2017.” Cara Menggunakan dan Membaca Skala Neraca Ohaus dengan Benar
(Materi SMP)”.(online). https://juniorsciences.blogspot.com/2017/11/mengukur-massa-
dengan-neraca-ohaus.html . (diakses pada tanggal 17 Agustus 2019)
Unknown. 2012.” PENGUKURAN, BESARAN DAN SATUAN”.(online).
http://memetmulyadi.blogspot.com/2012/07/pengukuran-besaran-dan-
satuan.html#ixzz5wsHfdJZm. (diakses pada tanggal 17 Agustus 2019)
Unknown. 2017.” Mikroskop dan Cara Penggunaannya”.(online).
http://pustakauntuksemua.blogspot.com/2017/02/mikroskop-dan-cara-penggunaannya.html .
(diakses pada tanggal 17 Agustus 2019)

Anda mungkin juga menyukai