Anda di halaman 1dari 8

Pengertian Besaran

Besaran adalah segala sesuatu yang dapat diukur atau dihitung, dinyatakan dengan angka dan
mempunyai satuan. Dari pengertian ini dapat diartikan bahwa sesuatu itu dapat dikatakan sebagai
besaran harus mempunyai 3 syarat yaitu
1. dapat diukur atau dihitung
2. dapat dinyatakan dengan angka-angka atau mempunyai nilai
3. mempunyai satuan
Bila ada satu saja dari syarat tersebut diatas tidak dipenuhi maka sesuatu itu tidak dapat
dikatakan sebagai besaran. Besaran berdasarkan cara memperolehnya dapat dikelompokkan
menjadi 2 macam yaitu :
1. Besaran Fisika yaitu besaran yang diperoleh dari pengukuran. Karena diperoleh dari
pengukuran maka harus ada alat ukurnya. Sebagai contoh adalah massa. Massa merupakan
besaran fisika karena massa dapat diukur dengan menggunakan neraca. Besaran Fisika sendiri
dibagi menjadi 2
1. Besaran Pokok adalah besaran yang ditentukan lebih dulu berdasarkan kesepatan para ahli
fisika. Besaran pokok yang paling umum ada 7 macam yaitu Panjang (m), Massa (kg), Waktu (s),
Suhu (K), Kuat Arus Listrik (A), Intensitas Cahaya (cd), dan Jumlah Zat (mol). Besaran pokok
mempunyai ciri khusus antara lain diperoleh dari pengukuran langsung, mempunyai satu satuan
(tidak satuan ganda), dan ditetapkan terlebih dahulu.
2. Besaran Turunan adalah besaran yang diturunkan dari besaran pokok. Besaran ini ada banyak
macamnya sebagai contoh gaya (N) diturunkan dari besaran pokok massa, panjang dan waktu.
Volume (meter kubik) diturunkan dari besaran pokok panjang, dan lain-lain. Besaran turunan
mempunyai ciri khusus antara lain : diperoleh dari pengukuran langsung dan tidak langsung,
mempunyai satuan lebih dari satu dan diturunkan dari besaran pokok.
Saat membahas bab Besaran dan Satuan maka kita tidak akan lepas dari satu kegiatan yaitu
pengukuran. Pengukuran merupakan kegiatan membandingkan suatu besaran dengan besaran
sejenis yang ditetapkan sebagai satuan. Pengertian Satuan Satuan didefinisikan sebagai
pembanding dalam suatu pengukuran besaran. Setiap besaran mempunyai satuan masing-masing,
tidak mungkin dalam 2 besaran yang berbeda mempunyai satuan yang sama. Apa bila ada dua
besaran berbeda kemudian mempunyai satuan sama maka besaran itu pada hakekatnya adalah
sama. Sebagai contoh Gaya (F) mempunyai satuan Newton dan Berat (w) mempunyai satuan
Newton. Besaran ini kelihatannya berbeda tetapi sesungguhnya besaran ini sama yaitu besaran
turunan gaya. Untuk melihat berbagai rumus dalam bab besaran dan satuan silakan
2. Besaran non Fisika yaitu besaran yang diperoleh dari penghitungan. Dalam hal ini tidak
diperlukan alat ukur tetapi alat hitung sebagai misal kalkulator. Contoh besaran non fisika adalah
Jumlah.
Besaran berdasarkan arah dapat dibedakan menjadi 2 macam
1. Besaran vektor adalah besaran yang mempunyai nilai dan arah sebagai contoh besaran
kecepatan, percepatan dan lain- lain.
2. Besaran sekalar adalah besaranyang mempunyai nilai saja sebagai contoh kelajuan, perlajuan
dan lain-lain. Besaran yang digunakan dalam fisika dibedakan menjadi dua, yaitu besaran pokok
(Base Quantities) dan besaran turunan (Derived Quantities). Besaran pokok adalah besaran
adalah besaran yang satuannya didefinisikan terlebih dahulu dan tidak dapat dijabarkan dari
besaran lain. Besaran pokok (base Quantities) ada tujuh buah.
1. Standar dan Alat Ukur Panjang Panjang adalah jarak antara dua titik di dalam ruang. Menurut
satuan SI, besaran panjang dinyatakan dalam meter. Satu meter sama dengan jarak yang
ditempuh oleh cahaya dalam ruang hampa selama 1/299.792.458 sekon. Besaran panjang diukur
dengan menggunakan mistar , stikmeter (meteran gulung), jangka sorong, dan mikrometer skrup.
Adapun ketelitian dari masing masing alat tersebut adalah sebagai berikut : Mistar (ruler)
memiliki ketelitian 1 mm stikmeter (measuring tape) memiliki ketelitian 1 mm Jangka sorong
(Vernier Calipers) ketelitiannya 0,1 mm Mikrometer Skrup (micrometer screw gauge)
ketelitiannya 0,01 mm

2. Standar dan Alat Ukur Massa Massa suatu benda adalah banyak zat yang dikandung benda
tersebut. Menurut satuan SI, satuan massa adalah kilogram (kg). Dalam kehidupan sehari hari,
kita sering menggunakan istilah berat. Misalnya, berat badan Budi 55 kg. Menurut fisika
ungkapan tersebut tidak tepat, karena 55 kg adalah massa badan Budi. Berat dalam fisika
memiliki pengertian yang berbeda dengan berat dalam kehidupan sehari hari.Menurut fisika,
berat adalah gaya yang dialami oleh suatu benda yang mempunyai massa yang diakibatkan
karena adanya gaya tarik bumi. Sesuai dengan pengertian ini, maka berat suatu benda di tempat
tempat yang berlainan mungkin berbeda beda tergantung besarnya gaya grafitasi di tempat
tersebut. Satu kilogram didefinisikan sebagai massa dari suatu silinder yang dibuat dari
campuran platina-iridium yang disebut kiligram standar, yang disimpan di Lembaga berat dan
ukuran Internasional di Paris, Perancis. Alat ukur yang digunakan untuk mengukur besaran
massa adalah neraca. Terdapat beberapa jenis neraca, antara lain neraca duduk, neraca elektronik,
dan neraca lengan.
3. Standar dan Alat Ukur Waktu Satuan standar untuk waktu adalah seko atau detik. Satu sekon
didefinisikan sebagai selang waktu yang diperlukan oleh atom cesium-133 untuk melakukan
getaran sebanyak 9.192.631.770 kali. Alat ukur yang digunakan untuk mengukur besaran waktu
antara lain arloji dan stopwatch.
4. Standar dan Alat Ukur Suhu Suhu merupakan derajat panas dinginnya suatu benda. Satuan
standar untuk suhu adalah Kelvin. Satuan lain yang sering digunakan di Indonesia adalah derajat
Celcius, sedangkan di Amerika dan Inggris pada umumnya menggunakan derajat fahrenheit. Alat
untuk mengukur suhu adalah termometer. Untuk mengetahui lebih jauh tentang suhu, akan
dibahas lebih rinci pada artikel berikutnya. Besaran turunan adalah besaran yang satuan
satuannya diturunkan dari satuan-satuan besaran pokok. Jumlah besaran turunan sangat banyak,
semakin berkembangnya ilmu fisika, dimungkinkan akan muncul lagi besaran turunan yang
baru. Contoh besaran turunan yang sekarang dikenal dapat kamu lihat pada tabel berikut ini.
Alat Ukur Besaran Turunan Pada pembahasan alat ukur sebelumnya, seluruhnya termasuk alat
ukur besaran pokok. Saat ini banyak besaran turunan yang dapat diukur secara langsung, artinya
sudah ada alat ukurnya. Misalnya, tekanan udara diukur dengan barometer, gaya diukur dengan
dinanometer. Dan volume air diukur dengan gelas ukur. Sementara itu untuk mengukur luas atau
volume suatu benda yang bentuknya beraturan kita dapat menggunakan rumus matematika
Fisika sebagai induk mekanika- mekanika fluida-hidrolik-alat berat memerlukan pengukuranpengukuran yang sangat teliti agar gejala yang dipelajari dapat dijelaskan (dan bisa diramalkan)
dengan akurat. Sebenarnya pengukuran tidak hanya mutlak bagi fisika, tetapi juga bagi bidangbidang ilmu lain termasuk aplikasi dari ilmu tersebut. Dengan kata lain, tidak ada teori, prinsip,
maupun hukum dalam ilmu pengetahuan alam yang dapat diterima kecuali jika disertai dengan
hasi l-hasil pengukuran yang akurat.
Besaran adalah sesuatu yang dapat diukur dan dinyatakan dengan angka atau nilai dan memiliki
satuan. Satuan adalah pembanding di dalam pengukuran. Pengukuran adalah membandingkan
sesuatu dengan sesuatu yang lain yang dianggap sebagai patokan. Jadi dalam pengukuran
terdapat dua faktor utama yaitu perbandingan dan patokan (standar). Di kelas 1 SMP kita telah
mempelajari pokok bahasan pengukuran. Disini kita hanya akan mengulangi sebagian saja, untuk
menyegarkan pemahaman kita tentang apa-apa saja yang terdapat dalam pengukuran. Besaran
Pokok dan Satuan Standar 1. Besaran Pokok Besaran-besaran dalam fisika dapat dikelompokkan
menjadi dua macam, yaitu besaran pokok dan besaran turunan. Besaran pokok adalah besaran
yang satuannya didefinisikan atau ditetapkan terlebih dahulu, yang berdiri sendiri, dan tidak
tergantung pada besaran lain. Para ahli merumuskan tujuh macam besaran pokok, seperti yang
ditunjukkan pada Tabel Besaran Pokok dan Satuannya. 2. Satuan Standar (Satuan Sistem
Internasional: SI)
Satuan merupakan salah satu komponen besaran yang menjadi standar dari suatu besaran.
Sebuah besaran tidak hanya memiliki satu satuan saja. Besaran panjang ada yang menggunakan
satuan inci, kaki, mil, dan sebagainya. Untuk massa dapat menggunakan satuan ton, kilogram,
gram, dan sebagainya. Adanya berbagai macam satuan untuk besaran yang sama akan

menimbulkan kesulitan. Harus dilakukan penyesuaian-penyesuaian tertentu untuk memecahkan


persoalan yang ada. Dengan adanya kesulitan tersebut, para ahli sepakat untuk menggunakan
satu sistem satuan, yaitu menggunakan satuan standar Sistem Internasional, disebut Systeme
Internationale Unites (SI). Satuan Internasional adalah satuan yang diakui penggunaannya
secara internasional serta memiliki standar yang sudah baku. Satuan ini dibuat untuk
menghindari kesalahpahaman yang timbul dalam bidang ilmiah karena adanya perbedaan satuan
yang digunakan. Pada awalnya, Sistem Internasional disebut sebagai Metre Kilogram Second
(MKS). Selanjutnya pada Konferensi Berat dan Pengukuran Tahun 1948, tiga satuan yaitu
newton (N), joule (J), dan watt (W) ditambahkan ke dalam SI. Akan tetapi, pada tahun 1960,
tujuh Satuan Internasional dari besaran pokok telah ditetapkan yaitu meter, kilogram, sekon,
ampere, kelvin, mol, dan kandela. Sistem MKS menggantikan sistem metrik, yaitu suatu sistem
satuan desimal yang mengacu pada meter, gram yang didefinisikan sebagai massa satu
sentimeter kubik air, dan detik. Sistem itu juga disebut sistem Centimeter Gram Second (CGS).
Satuan dibedakan menjadi dua jenis, yaitu satuan tidak baku dan satuan baku. Standar satuan
tidak baku tidak sama di setiap tempat, misalnya jengkal dan hasta. Sementara itu, standar satuan
baku telah ditetapkan sama di setiap tempat.
A. Satuan Standar Panjang Satuan besaran panjang berdasarkan SI dinyatakan dalam meter (m).
Ketika sistem metrik diperkenalkan, satuan meter diusulkan setara dengan sepersepuluh juta kali
seperempat garis bujur bumi yang melalui kota Paris. Tetapi, penyelid ikan awal geod esik
menunjukkan ketidakpastian standar ini, sehingga batang platina- iridium yang asli dibuat dan
disimpan di Sevres dekat Paris, Prancis. Jadi, para ahli menilai bahwa meter standar itu kurang
teliti karena mudah berubah. Para ahli menetapkan lagi patokan panjang yang nilainya selalu
konstan. Pada tahun 1960 ditetapkan bahwa satu meter adalah panjang yang sama dengan
1.650.763,73 kali panjang gelombang sinar jingga yang dipancarkan oleh atom-atom gas
kripton-86 dalam ruang hampa pada suatu loncatan listrik. Definisi baru menyatakan bahwa
satuan panjang SI adalah panjang lintasan yang ditempuh cahaya dalam ruang hampa selama
selang waktu 1/299.792.458 sekon . Angka yang sangat besar atau sangat kecil oleh ilmuwan
digambarkan menggunakan awalan dengan suatu satuan untuk menyingkat perkalian atau
pembagian dari suatu satuan. Singkatan sistem metriksnya dapat dilihat pada Tabel Singkatan
Sistem Metriks Satuan berikut:
B. Satuan Standar Massa Satuan standar untuk massa adalah kilogram (kg). Satu kilogram
standar adalah massa sebuah silinder logam yang terbuat dari platina iridium yang disimpan di
Sevres, Prancis. Silinder platina iridium memiliki diameter 3,9 cm dan tinggi 3,9 cm. Massa 1
kilogram standar mendekati massa 1 liter air murni pada suhu 4C.
C. Satuan Standar Waktu Satuan SI waktu adalah sekon (s). Mula-mula ditetapkan bahwa satu
sekon sama dengan 1/86400 rata- rata gerak semu matahari mengelilingi Bumi. Dalam
pengamatan astronomi, waktu ini ternyata kurang tepat akibat adanya pergeseran, sehingga tidak
dapat digunakan sebagai patokan.Selanjutnya, pada tahun 1956 ditetapkan bahwa satu sekon
adalah waktu yang dibutuhkan atom cesium-133 untuk bergetar sebanyak 9.192.631.770 kali.
D. Satuan Standar Arus Listrik Satuan standar arus listrik adalah ampere (A). Satu ampere
didefinisikan sebagai arus tetap, yang dipertahankan untuk tetap mengalir pada dua batang
penghantar sejajar dengan panjang tak terhingga, dengan luas penampang yang dapat diabaikan
dan terpisahkan sejauh satu meter dalam vakum, yang akan menghasilkan gaya antara kedua
batang penghantar sebesar
E. Satuan Standar Suhu Suhu menunjukkan derajat panas suatu benda. Satuan standar suhu
adalah kelvin (K), yang didefinisikan sebagai satuan suhu mutlak dalam termodinamika yang
besarnya sama dengan 1/273,16 1dari suhu titik tripel air. Titik tripel menyatakan temperatur dan
tekanan saat terdapat keseimbangan antara uap, cair, dan padat suatu bahan. Titik tripel air adalah
273,16 K dan 611, 2 Pa. Jika dibandingkan dengan skala termometer Celsius, dinyatakan sebagai
berikut:
F. Satuan Standar Intensitas Cahaya Intensitas cahaya dalam SI mempunyai satuan kandela (cd),
yang besarnya sama dengan intensitas sebuah sumber cahaya yang memancarkan radiasi

monokromatik dengan frekuensi Hz dan memiliki intensitas pancaran 1/683 watt per steradian
pada arah tertentu.
G. Satuan Standar Jumlah Zat Satuan SI untuk jumlah zat adalah mol. Satu mol setara dengan
jumlah zat yang mengandung partikel elementer sebanyak jumlah atom di dalam kg karbon-12.
Partikel elementer merupakan unsur fundamental yang membentuk materi di alam semesta.
Partikel ini dapat berupa atom, molekul, elektron, dan lain-lain.
3. Satuan Tidak Standar dan Konversi Satuan Televisi di rumah berukuran 14 inci. Truk itu
mengangkut 500 ton beras. Inci dan ton merupakan contoh satuan tidak standar masing-masing
untuk besaran panjang dan besaran massa. Satuan tidak standar seperti ini perlu dikonversi ke
satuan standar sehingga satuannya konsisten. Konversi satuan dilakukan dengan menyisipkan
faktor konversi yang cocok yang membuat satuan lain ditiadakan, kecuali satuan yang kita
kehendaki. Faktor konversi merupakan perbandingan dua satuan besaran sehingga sama dengan
satu. Berikut ini beberapa contoh konversi satuan untuk besaran panjang, massa, dan waktu.
Ilmu Fisika adalah ilmu pengetahuan alam yang berorientasikan pada pengukuran secara
kuantitatif dan observasi. Hukum fisika yang dinyatakan sebagai hubungan matematis antara
jumlah fisik. Lord Kelvin (Willian Thomson) mengatakan bahwa bila Anda bisa mengukur apa
yang Anda amati,
dan mengekspresikannya dalam angka. Anda harus tahu tentang sesuatu hal itu, tetapi ketika
Anda tidak dapat mengungkapkannya dalam angka, maka pengetahuan Anda adalah sedikit dan
tidak memuaskan. Dalam kaidah mekanika terdapat 3 satuan utama yaitu : panjang, massa, dan
waktu. Hukum Newton yang menjadi dasar dari mekanika dalam ilmu fisika.
1. Panjang Pada Tahun 1120 Raja Inggris memutuskan bahwa standar panjang di negara itu akan
diberi nama yard (3 kaki) dan akan tepat sama dengan jarak dari ujung hidungnya ke ujung
lengan. Standar hukum panjang di Prancis menjadi meter, yang didefinisikan sebagai satu
sepuluh juta dari jarak khatulistiwa ke Kutub Utara di sepanjang satu garis longitudinal tertentu
yang melewati Paris. Pada tahun 1960 panjang 1 meter jarak antara dua garis pada batang
platinum-iridium khusus yang disimpan pada kondisi yang terkendali di Prancis. Pada tahun
1960 hingga 1970 panjang 1 meter sama dengan 1 650 763,73 panjang gelombang cahaya
orange- merah yang dipancarkan dari lampu 86 kripton. Pada oktober 1983 panjang 1 meter
sama dengan jarak yang ditempuh oleh cahaya dalam vakum selama waktu 1 / 299 792.458
detik.
2. Massa. Pada satuan SI (Standar Internasional) massa dinyatakan dalam satuan kilogram (kg),
didefinisikan sebagai massa sebuah silinder platina-iridium tertentu disimpan di Biro
Internasional Poids et Mesures di Svres, Perancis. Standar ini ditetapkan pada tahun 1887.
Penggunaan bahan platinum-iridium sebagai standar 1 kilogram karena merupakan bahan yang
stabil.
3. Waktu Pada tahun 1967, perangkat yang dikenal sebagai jam atom, yang menggunakan
frekuensi karakteristik dari atom cesium-133 sebagai referensi jam, yaitu sama dengan 9 192
631.770 kali periode getaran radiasi dari atom cesium.
Besaran pokok si
1. Satuan Intensitas Cahaya (Candela ) Awalnya, setiap negara memiliki sendiri, dan agak buruk
direproduksi, Satuan intensitas cahaya, maka perlu menunggu sampai 1909 untuk melihat awal
unifikasi di tingkat internasional, ketika laboratorium nasional Amerika Serikat, Perancis, dan
Inggris memutuskan untuk mengadopsi lilin internasional yang diwakili oleh lampu filamen
karbon. Jerman, pada saat yang sama, tinggal dengan lilin Hefner, ditetapkan oleh standar api,
dan setara dengan sekitar sembilan-persepuluh lilin internasional. Tapi standar berdasarkan
lampu pijar, dan akibatnya bergantung pada stabilitas mereka, tidak akan pernah memuaskan dan
oleh karena itu bisa hanya sementara, di sisi lain, sifat hitam yang disediakan solusi secara
teoritis sempurna dan, pada awal 1933, prinsip diadopsi bahwa unit fotometrik baru akan

didasarkan pada emisi bercahaya hitam di suhu beku platina (2045 K). Satuan intensitas cahaya
berdasarkan standar filamen api atau pijar digunakan di berbagai negara sebelum tahun 1948
awalnya digantikan oleh lilin baru berdasarkan luminansi radiator Planckian (hitam a) pada
suhu beku platinum. Modifikasi ini telah disiapkan oleh Komisi Internasional tentang
Penerangan (KIE) dan oleh CIPM sebelum 1937, dan telah diumumkan oleh CIPM pada tahun
1946. Saat itu diratifikasi pada tahun 1948 oleh CGPM 9 yang mengadopsi nama internasional
baru untuk unit ini, yang candela (simbol cd), di tahun 1967 CGPM ke-13 memberikan versi
perubahan dari definisi 1946. Pada tahun 1979, karena kesulitan eksperimental dalam
mewujudkan radiator Planck pada suhu tinggi dan kemungkinan- kemungkinan baru yang
ditawarkan oleh radiometri, yaitu pengukuran daya radiasi optik, CGPM 16 (1979) mengadopsi
definisi baru candela
2. Satuan Jumlah Zat ( Mol) Mol adalah satuan dasar SI yang mengukur jumlah zat. [1] Istilah
mol pertama kali diciptakan oleh Wilhem Ostwald dalam bahasa Jerman pada tahun 1893,[2]
walaupun sebelumnya telah terdapat konsep massa ekuivalen seabad sebelumnya. Istilah mol
diperkirakan berasal dari kata bahasa Jerman Molekl. Nama gram atom dan gram molekul juga
pernah digunakan dengan artian yang sama dengan mol, namun sekarang sudah tidak digunakan.
Satu mol didefinisikan sebagai jumlah zat suatu sistem yang mengandung entitas elementer
(atom , molekul, ion , elektron) sebanyak atom-atom yang berada dalam 12 gram karbon-12. [1]
Sehingga: satu mol besi mengandung sejumlah atom yang sama banyaknya dengan satu mol
emas ; satu mol benzena mengandung sejumlah molekul yang sama banyaknya dengan satu mol
air ; jumlah atom dalam satu mol besi adalah sama dengan jumlah molekul dalam satu mol air.
Terdapat miskonsepsi yang umum bahwa mol didefinisikan menurut tetapan Avogadro (juga
disebut bilangan Avogadro). Namun kita tidak perlulah mengetahui jumlah atom ataupun
molekul yang ada dalam suatu zat untuk menggunakan satuan mol, [3] dan sebenarnya pula
pengukuran jumlah zat dilakukan pertama kali sebelum adanya teori atom modern. [4] Definisi
mutakhir mol disepakati pada tahun 1960-an. [1] [3] Sebelumnya, definisi mol didasarkan pada
berat atom hidrogen , berat atom oksigen, dan massa atom relatif oksigen-16. Keempat definisi
ini memiliki tingkat perbedaan yang lebih kecil dari 1%. Metode yang paling umum untuk
mengukur jumlah zat adalah dengan mengukur massanya dan kemudian membagi nilai massanya
dengan massa molar zat tersebut. [5] Massa molar dapat dihitung dengan mudah dari nilai
tabulasi bobot atom dan tetapan massa molar (didefinisikan sebagai 1g/mol). Metode lainnya
meliputi penggunaan volume molar ataupun pengukuran muatan listrik.
3. Satuan Arus Listrik ( Ampere) Arus listrik adalah banyaknya muatan listrik yang mengalir
melalui suatu titik dalam sirkuit listrik tiap satuan waktu. [1] Arus listrik dapat diukur dalam
satuan Coulomb / detik atau Ampere .[1] Contoh arus listrik dalam kehidupan sehari-hari
berkisar dari yang sangat lemah dalam satuan mikroAmpere (? A ) seperti di dalam jaringan
tubuh hingga arus yang sangat kuat 1-200 kiloAmpere (kA) seperti yang terjadi pada petir.[2][3]
Dalam kebanyakan sirkuit arus searah dapat diasumsikan resistansi terhadap arus listrik adalah
konstan sehingga besar arus yang mengalir dalam sirkuit bergantung pada voltase dan resistansi
sesuai dengan hukum Ohm .[1] Arus listrik merupakan satu dari tujuh satuan pokok dalam satuan
internasional. [4] Satuan internasional untuk arus listrik adalah Ampere ( A ). [4] Secara formal
satuan Ampere didefinisikan sebagai arus konstan yang, bila dipertahankan, akan menghasilkan
gaya sebesar 2 x 10-7 Newton / meter di antara dua penghantar lurus sejajar, dengan luas
penampang yang dapat diabaikan, berjarak 1 meter satu sama lain dalam ruang hampa udara.
Bilangan Avogadro (lambang: L, ata N A ), juga dinamakan sebagai tetapan Avogadro atau
konstanta Avogadro , adalah banyaknya entitas (biasanya atom atau molekul) dalam satu mol
[1][2] , yang merupakan jumlah atom karbon-12 dalam 12 gram (0,012 kilogram ) karbon-12
dalam keadaan dasarnya. Perkiraan terbaik terakhir untuk angka ini adalah: [3]
N A = (6.02214179 0.00000030) x 10 23 mol-1
Nilai angka ini pertama kali diperkirakan oleh Johann Josef Loschmidt, yang pada 1865
menghitung jumlah partikel dalam satu sentimeter kubik gas dalam keadaan standar. Tetapan
Loschmidt karena itu lebih tepat sebagai nama untuk nilai terakhir ini, yang dapat dikatakan

berbanding lurus dengan bilangan Avogadro. Namun dalam kepustakaan berbahasa Jerman
tetapan Loschmidt digunakan baik untuk nilai ini maupun jumlah entitas dalam satu mol.
4. Satuan Massa (Kilo gram )
Massa adalah suatu sifat fisika dari suatu benda yang digunakan untuk menjelaskan berbagai
perilaku objek yang terpantau. Dalam kegunaan sehari-hari, massa biasanya disinonimkan dengn
berat. Namun menurut pemahaman ilmiah modern, berat suatu objek diakibatkan oleh interaksi
massa dengan medan gravitasi . Sebagai contoh, seseorang yang mengangkat benda berat di
Bumi dapat mengasosiasi berat benda tersebut dengan massanya. Asosiasi ini dapat diterima
untuk benda-benda yang berada di Bumi. Namun apabila benda tersebut berada di Bulan, maka
berat benda tersebut akan lebih kecil dan lebih mudah diangkat namun massanya tetaplah sama.
Tubuh manusia dilengkapi dengan indera- indera perasa yang membuat kita dapat merasakan
berbagai fenomena-fenomena yang diasosiasikan dengan massa. Seseorang dapat mengamati
suatu objek untuk menentukan ukurannya, mengangkatnya untuk merasakan beratnya, dan
mendorongnya untuk merasakan gaya gesek inersia benda tersebut. Penginderaan ini merupakan
bagian dari pemahaman kita mengenai massa, namun tiada satupun yang secara penuh dapat
mewakili konsep abstrak massa. Konsep abstrak bukanlah berasal dari penginderaan, melainkan
berasal dari gabungan berbagai pengalaman manusia. Konsep modern massa diperkenalkan oleh
Isaac Newton dalam penjelasan gravitasi dan inersia yang dikembangkannya. Sebelumnya,
berbagai fenomena gravitasi dan inersia dipandang sebagai dua hal yang berbeda dan tidak
berhubungan. Namun, Isaac Newton menggabungkan fenomena-fenomena ini dan berargumen
bahwa kesemuaan fenomena in disebabkan oleh adanya keberadaan massa.
5. Satuan Panjang ( Meter) Panjang adalah dimensi suatu benda yang menyatakan jarak antar
ujung. Panjang dapat dibagi menjadi tinggi, yaitu jarak vertikal, serta lebar, yaitu jarak dari satu
sisi ke sisi yang lain, diukur pada sudut tegak lurus terhadap panjang benda. Dalam ilmu fisika
dan teknik , kata panjang biasanya digunakan secara sinonim dengan jarak, dengan simbol
l atau L (singkatan dari bahasa Inggris length ). Panjang adalah ukuran satu dimensi,
sedangkan luas adalah ukuran dua dimensi (pangkat dua dari panjang) dan volume adalah ukuran
tiga dimensi (pangkat tiga dari panjang). Dalam hampir semua sistem pengukuran , panjang
adalah satuan fundamental yang digunakan untuk menurunkan satuan-satuan lainnya.
6. Satuan Waktu ( Second) Pada awalnya, istilah second dalam bahasa Inggris dikenal sebagai
second minute (menit kedua), yang berarti bagian kecil dari satu jam. Bagian yang pertama
dikenal sebagai prime minute (menit perdana) yang sama dengan menit seperti yang dikenal
sekarang. Besarnya pembagian ini terpaku pada 1/60, yaitu, ada 60 menit di dalam satu jam dan
ada 60 detik di dalam satu menit. Ini mungkin disebabkan oleh pengaruh orang- orang
Babylonia, yang menggunakan hitungan sistem berdasarkan sexagesimal (basis 60). Istilah jam
sendiri sudah ditemukan oleh orang- orang Mesir dalam putaran bumi sebagai 1/24 dari mean
hari matahari . Ini membuat detik sebagai 1/86.400 dari mean hari matahari . Di tahun 1956,
International Committee for Weights and Measures (CIPM), dibawah mandat yang diberikan
oleh General Conference on Weights and Measures (CGPM) ke sepuluh di tahun 1954,
menjabarkan detik dalam periode putaran bumi disekeliling matahari di saat epoch, karena pada
saat itu telah disadari bahwa putaran bumi di sumbunya tidak cukup seragam untuk digunakan
sebagai standar waktu. Gerakan bumi itu digambarkan di Newcombs Tables of the Sun (Daftar
matahari Newcomb), yang mana memberikan rumusan untuk gerakan matahari pada epoch di
tahun 1900 berdasarkan observasi astronomi dibuat selama abad ke delapanbelas dan
sembilanbelas. Dengan demikian detik didefinisikan sebagai 1/31.556.925,9747 bagian dari
tahun matahari di tanggal 0 Januari 1900 jam 12 waktu ephemeris.Definisi ini diratifikasi oleh
General Conference on Weights and Measures ke sebelas di tahun 1960. Referensi ke tahun 1900
bukan berarti ini adalah epoch dari mean hari matahari yang berisikan 86.400 detik. Melainkan
ini adalah epoch dari tahun tropis yang berisi 31.556.925,9747 detik dari Waktu Ephemeris .
Waktu Ephemeris (Ephemeris Time - ET) telah didefinisikan sebagai ukuran waktu yang
memberikan posisi obyek angkasa yang terlihat sesuai dengan teori gerakan dinamis Newton.
Dengan dibuatnya jam atom, maka ditentukanlah penggunaan jam atom sebagai dasar

pendefinisian dari detik, bukan lagi dengan putaran bumi. Dari hasil kerja beberapa tahun, dua
astronomer di United States Naval Observatory (USNO) dan dua astronomer di National
Physical Laboratory (Teddington, England) menentukan hubungan dari hyperfine transition
frequency atom caesium dan detik ephemeris. Dengan menggunakan metode pengukuran
common-view berdasarkan sinyal yang diterima dari stasiun radio WWV, mereka menentukan
bahwa gerakan orbital bulan disekeliling bumi, yang dari mana gerakan jelas matahari bisa
diterka, di dalam satuan waktu jam atom. Sebagai hasilnya, di tahun 1967, General Conference
on Weights and Measures mendefinisikan detik dari waktu atom dalam International System of
Units (SI) sebagai Durasi sepanjang 9.192.631.770 periode dari radiasi sehubungan dengan
transisi antara dua hyperfine level dari ground state dari atom caesium -133. Ground state
didefinisikan di ketidak- adaan (nol) medan magnet. Detik yang didefinisikan tersebut adalah
sama dengan detik ephemeris. Definisi detik yang selanjutnya adalah disempurnakan di
pertemuan BIPM untuk menyertakan kalimat Definisi ini mengacu pada atom caesium yang
diam pada temperatur 0 K. Dalam prakteknya, ini berarti bahwa realisasi detik dengan ketepatan
tinggi harus mengkompensasi efek dari radiasi sekelilingnya untuk mencoba mengextrapolasikan
ke harga detik seperti yang disebutkan di atas.
7. Satuan Temperatur ( Kelvin) Skala Kelvin (simbol: K) adalah skala suhu di mana nol absolut
didefinisikan sebagai 0 K. Satuan untuk skala Kelvin adalah kelvin (lambang K ), dan
merupakan salah satu dari tujuh unit dasar SI . Satuan kelvin didefinisikan oleh dua fakta: nol
kelvin adalah nol absolut (ketika gerakan molekuler berhenti), dan satu kelvin adalah pecahan
1/273,16 dari suhu termodinamik triple point air (0,01 C ). Skala suhu Celsius kini didefinisikan
berdasarkan kelvin. Kelvin dinamakan berdasarkan seorang fisikawan dan insinyur Inggris,
William Thomson, 1st Baron Kelvin . Perkataan kelvin sebagai unit SI ditulis dengan huruf kecil
k (kecuali pada awal kalimat), dan tidak pernah diikuti dengan kata derajat, atau simbol , berbeda
dengan Fahrenheit dan Celsius . Ini karena kedua skala yang disebut terakhir adalah skala ukuran
sementara kelvin adalah unit ukuran . Ketika kelvin diperkenalkan pada tahun 1954 (di
Konferensi Umum tentang Berat dan Ukuran (CGPM) ke-10, Resolusi 3, CR 79), namanya
adalah derajat kelvin dan ditulis K ; kata
derajat dibuang pada 1967 (CPGM ke-13, Resolusi 3, CR 104). Perhatikan bahwa simbol unit
kelvin selalu menggunakan huruf besar K dan tidak pernah dimiringkan. Tidak seperti skala suhu
yang menggunakan simbol derajat, selalu ada spasi di antara angka dan huruf K-nya, sama
seperti unit SI lainnya. Faktor konversi Dalam sistem termodinamika, energi yang dibawa
partikel sebanding dengan suhu absolut, serta melibatkan konstanta proporsionalitas yang
dikenal sebagai konstanta Boltzmann . Dengan demikian, suhu partikel dapat dikoversi menjadi
kandungan energi atau, sebaliknya, menghitung energi partikel pada suhu tertentu di bawah ini:
elektronvolt ke Kelvin eV x 11.605

Fisika adalah ilmu yang mempelajari benda-benda dan fenomena yang terkait dengan bendabenda tersebut. Untuk mendeskripsikan keadaan suatu benda atau suatu fenomena yang terjadi
pada benda, maka didefnisikan berbagai besaran-besaran fisika. Besaran-besaran fisika ini selalu
dapat terukur dan memiliki nilai (dapat dinyatakan dalam angka-angka) yang merupakan hasil
pengukuran. Contoh besaran-besaran fisika adalah panjang, jarak, massa, waktu, periode, gaya,
kecepatan, temperatur, intensitas cahaya, dan sebagainya. Terkadang nama dari besaran-besaran
fisika tadi memiliki kesamaan dengan istilah yang dipakai dalam keseharian, tetapi maknanya
dalam Fisika tidak selalu memiliki pengertian yang sama dalam bahasa keseharian. Seperti
misalnya istilah gaya, usaha, dan momentum, yang memiliki makna yang berbeda dalam

keseharian, misalnya, \Anak itu bergaya di depan kaca", Ia berusaha keras menyelesaikan soal
ujiannya",Momentum perubahan politik sangat tergantung pada kondisi ekonomi negara".
Besara-besaran fisika didefnisikan secara khas, sebagai suatu istilah fysika yang memiliki makna
tertentu. Terkadang suatu besaran fisika hanya dapat dimengerti dengan menggunakan bahasa
matematik, walau terkadang juga dapat diuraikan dengan bahasa sederhana. Untuk mengetahui
nilai dari suatu besaran fisika harus dilakukan pengukuran. Mengukur adalah membandingakan
antara dua hal, dengan salah satunya menjadi pembanding atau alat ukur, yang besarnya harus
distandarkan. Ketika mengukur jarak antara dua titik, kita membandingkan jarak dua titik
tersebut dengan jarak suatu standar panjang, misalnya panjang tongkat meteran. Ketika
mengukur berat suatu benda, kita membandingkan berat benda tadi dengan berat benda standar.
Singkatnya, dalam mengukur kita membutuhkan suatu standar sebagai pembanding besar sesuatu
yang akan diukur. Standar tadi kemudian dinyatakan memiliki nilai satu dan dijadian sebagai
acuan satuan tertentu. Walau standar ukur dapat ditentukan sekehendak kita, tetapi tidak ada
artinya bila standar tadi tidak sama di seluruh dunia, karena itu perlu diadakan suatu standar
internasional agar manusia dapat saling berkomunikasi dalam bahasa satuan standar yang sama".
Di samping itu, sebuah standar tersebut haruslah praktis dan mudah diproduksi ulang di
manapun di dunia ini (atau bahkan di alam semesta) serta tidak bergantung pada kondisi atau
keadaan lingkungan tertentu. Sistem standar internasional untuk ukuran saat ini sudah ada, dan
dikenal dengan Sistem Internasional (SI). Bersamaan dengan sistem standar, juga terdapat satuan
SI untuk setiap besaran fisika. Antara besaran fisika yang satu dengan besaran fisika yang lain,
mungkin terdapat hubungan. Untuk memudahkan memahami hubungan-hubungan tersebut,
besaran-besaran fisika disimbolkan dengan simbol-simbol (alfabetik), sehingga hubungan antara
besaran-besaran fisika ini dapat dinyatakan dengan mudah sebagai persamaan-persamaan
matematis. Karena besaran-besaran fisika tersebut ada yang saling terkait, maka ada bebeapa
besaran fisika yang dapat dinyatakan dalam kombinasi matematis (perkalian) besaran-besaran
fisika yang lain. Sehingga seluruh besaran fisika yang ada dapat dinyatakan dalam beberapa
besaran-besaran fisika yang disebut sebagai besaran-besaran dasar.

Anda mungkin juga menyukai